Laporan Praktikum Analisis Granulometri Alji
Laporan Praktikum Analisis Granulometri Alji
ANALISIS GRANULOMETRI
Di susun oleh :
FAISAL SANGAJI
131.10.1101
Puji dan syukur penyusun haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan perlindungannya penyusun dapat menyelesaikan laporan praktikum
sedimentologi ini dengan baik. Penyusun pun tidak lupa mengucapkan terima kasih
kepada para staf asisten soft rock dan teman-teman yang telah membantu penyusun
selama menyusun laporan ini. Laporan sedimentologi ini di buat sebagai pelengkap
tugas praktikum yang telah di laksanakan di Laboratorium Sedimentologi maupun di
luar Laboratorium Sedimentologi Jurusan Teknik Geologi Institut Sains & Teknologi
AKPRIND Yogyakarta.
Namun penyusun menyadari bahwa tentunya masih terdapat beberapa
kekuangan dalam penyusunan laporan ini, baik dalam secara penyajian maupun yang
lainnya yang kurang memuaskan bagi para pembaca.
Akhirnya penyusun berharap semoga laporan praktikum sedimentologi ini
dapat bermanfaat bagi kita semua, terutama para pembaca.
Penyusun
ii
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
ANALISIS GRANULOMETRI
I.I Pendahuluan
I.1. 1 Latar belakang
Sedimentologi adalah cabang ilmu geologi yang khusus mempelajari batuan
sedimen secara menyeluruh, mulaidari cara terbentuknya sampai lingkungan
pengendapannya. Di dalam ilmu sedimentologi terdapat beberapa cabang metode
analisianya salah satunya adalah granulometri.
Granulometri adalah metode analisis batuan sedimen menggunakan analisis
pada ukuran butir batuan sedimen tersebut, umumnya digunakan untuk batuan
sedimen klastik.
1
berupa material rombakan endapan sungai dari arah hulu oleh proses transportasi
dan batuan yang ada di sekitar sungai sudah mengalami pelapukan kuat.
2
3
Q1
SO=
√ Q3
3. Nilai dari kepencengan atau skewness sebuah kurva dapat ditentukan dengan
rumus:
6
Q1 x Q 2
SK=
( Q 2 )2
Setelah semua data-data tersebut didapat maka dapat dibuat suatu diagram
histogram. Bila dalam diagram histogram tersebut terdapat satu puncak disebut
unimodal dan bila terdapat dua puncak disebut bimodal. Pada daerah endapan
pantai, endapan sungai yang halus, serta endapan gurun, pada umunya mempunya
grafik histogram yang unimodal. Selain itu kita pun harus membuat kurva
kumulatif yang merupakan hubungan antara %kumulatif dengan diameter(mm).
Secara garis besar mekanisme dalam melakukan granulometri atau analisa
ukuran butir yaitu dengan melakukan pelepasan komponen pasir dari semennya,
setelah itu dilakukan splitting. Splitting yaitu melakukan pengambilan sample
yang representatif, sehingga dapat mewakili seluruh butir yang akan dianalisa.
Selanjutnya dilakukan tahap pengayakan. pengayakan menggunakan alat pengayak
7
yang terdiri dari “pan” yang berukuran diameter bermacam-macam. Setiap hasil
ayakan kemudian ditimbang, dari yang berukuran kasar, hingga “bottompan”.
Dalam hal ini, kehilangan berat conto tidak boleh lebih dari 0,25% dari berat
mula-mula.
1. Mechanical disaggregation
karet. Periksalah apakah komponen pasir tersebut telah bebas dari bahan
8
komponen pasir ini tidak berjalan sempurna,maka contoh pasir ini direndam
2. Sample Splitting
menggunakan karton yang disilangkan saling tegak lurus dan corong. Contoh pasir
dan kwadran yang berlawanan dicampur dan akan didapatkan, 2 bagian. Jadi
kwadran I dicampur dengan kwadran III, II dengan IV. Salah satu percampuran ini
digunakan untuk analisis. Hasil dari splitting ini kemudian ditimbang sesuai
dengan berat yang diinginkan untuk analisis, kurang lebih 100 gram dengan
neraca.
9
3. Pengayakan
dibersihkän terlebih dahulu dari kotoran atau butir-butir yang menempel dalam
kawat saringan. Cara membersihkannya ialah dengan menyikat memakai kuas atau
merata. Pilihlah saringan mulai dari mesh skala yang terkecil sampai mesh skala
lebih besar. Tumpukkan secara berurut saringan-saringan itu mulai dari bawah
yang terkecil skala meshnya dengan bottompan sebagai alasnya, kemudian ayakan
yang telah disusun tersebut dipasang pada mesin pengayak, dan contoh pasir
dituangkan pada ayakan yang teratas lalu ditutup. Kemudian mesin pengayak
dijalankan.
Pengambilan fraksi butir dilakukan mulai dari saringan terkasar sampai yang
menyikat kawat saringan dengan kuas. Diusahakan. agar tidak ada butir-butir yang
tertinggal pada kawat saringan. Kehilangan berat tidak boleh lebih dari 0,5 %.
10
Selanjutnya fraksi butir yang diperoleh ditimbang dan disimpan dalam tabung
gelas/kantong plastik yang diberii nomer contoh dan tanda ukuran butir fraksinya.
Hasil dan penimbangan fraksi butir dicatat pada catatan dengan kolom-kolom
yang berisi :
a. Nomer urut
c. Diameter ayakan
f. Persentase berat
g. Frekuensi kumulatif
Diamete Berat
Mes Ukuran Butir
r Tertampung % Berat % Komulatif
h (mm)
(mm) (gr)
10 2 2 7,36 7,39 7,39
16 1,18 1,18 – 2 3,94 3,95 11,34
30 0,6 0,6 - 1,18 5,35 5,37 16,71
40 0,423 0,423 - 0,6 4,64 4,66 21,37
60 0,250 0,250 - 0,423 10,16 10,20 31,57
100 0,150 0,150 - 0,250 18,82 18,91 50,48
140 0,106 0,106 - 0,150 17,75 17,83 68,31
200 0,075 0,075 - 0,106 13,60 13,66 81,97
>200 < 0.075 < 0.075 17,90 17,98 99,95
99,52
3. Nilai kepencengan
Q1 x Q 2 0,35 x 0,15
SK= = =2,33(Kepencengan sangat positif)
( Q 2 )2 ( 0,15 )2
4. Nilai kurtosis
Diketahui bahwasanya nilai P 10 adalah 1,50 dan P 90 adalah 0,052
Q 3−Q 1 0,092−0,350 −0,258
K= = = =0,089
2 ( P 90−P 10 ) 2 ( 0,052−1,50 ) −2,896
Diamete Berat
Mes Ukuran Butir
r Tertampung % Berat % Komulatif
h (mm)
(mm) (gr)
10 2 2 2,22 2,23 2,23
16 1,18 1,18 – 2 3,57 3,57 5,82
30 0,6 0,6 - 1,18 6,97 7,02 12,84
40 0,423 0,423 - 0,6 11,35 11,44 24,28
60 0,250 0,250 - 0,423 34,10 34,38 58,66
100 0,150 0,150 - 0,250 30,07 30,31 88,97
140 0,106 0,106 - 0,150 7,40 7,46 96,43
200 0,075 0,075 - 0,106 2,55 2,57 99,0
>200 < 0.075 < 0.075 0,95 0,95 99,95
99,18
Nilai Q3 = 0,195
2. Nilai sortasi
Q1 0,42
SO=
√ √
Q3
=
0,195
=1,46 (pemilahan baik)
3. Nilai kepencengan
Q1 x Q 2 0,42 x 0,275
SK= = =1,527(Kepencengan sangat positif)
( Q 2 )2 ( 0,275 )2
4. Nilai kurtosis
Diketahui bahwasanya nilai P 10 adalah 0,7 dan P 90 adalah 0,45
Q 3−Q 1 0,95−0,420 −0,225
K= = = =0,22
2 ( P 90−P 10 ) 2 ( 0,45−0,7 ) −1,01
I.3.3. Hasil Analisis Sampel Bagian Bawah (Bottom)
a. Diagram Hasil Analisis Sampel Bagian Bottom
Diamete Berat
Mes Ukuran Butir
r Tertampung % Berat % Komulatif
h (mm)
(mm) (gr)
10 2 2 0,45 0,45 0,45
16 1,18 1,18 - 2 0,60 0,60 1,05
30 0,6 0,6 - 1,18 0,70 0,70 1,75
40 0,423 0,423 - 0,6 1,10 1,10 2,85
60 0,250 0,250 - 0,423 14,65 14,77 17,62
100 0,150 0,150 - 0,250 38,07 38,31 55,93
140 0,106 0,106 - 0,150 19,90 20,06 75,99
200 0,075 0,075 - 0,106 13,47 13,58 89,57
>200 < 0.075 < 0.075 10,23 10,31 99,88
99,17
Nilai Q2 = 0,154
Nilai Q3 = 0,108
2. Nilai sortasi
Q1 0,235
SO=
√ √
Q3
=
0,108
=1,47(pemilahan baik)
3. Nilai kepencengan
Q1 x Q 2 0,235 x 0,154
SK= = =1,526 (Kepencengan sangat positif)
( Q 2 )2 ( 0,154 )2
4. Nilai kurtosis
Diketahui bahwasanya nilai P 10 adalah 0,315 dan P 90 adalah 0,074
Q 3−Q 1 0,108−2,555
K= = =0,263
2 ( P 90−P 10 ) 2 ( 0,074−0,315 )
15