Anda di halaman 1dari 175

BUKU AJAR

MEDIA KOMUNIKASI
PEMBELAJARAN
(UNTUK TENAGA KESEHATAN GIGI)

TIM PENYUSUN :
1. M.H.TAUFIK ADIKO, S.Si.T.
2. DEDEH RUHIBAH, S.Si.T., S.Pd.
3. HJ. ASNI AM., S.Si.T.
4. MUHAMMAD FAISAL, S.Si.T., M.Kes.
5. BAMBANG SUTOMO, S.Si.T.
6. IDA DAHLIA SARI, S.Si.T., M.Pd.
7. I NYOMAN GEJIR, S.Si.T., M.Kes.
8. ISA INSANUDDIN, S.Si.T., M.Kes.
9. SUHARJONO, S.Si.T., S.Pd., M.Kes.
10. JEAN HENRY RAULE, S.Pd.,M.Kes.
11. Drg. MIFTAH TRI ABADI, M.Kes.
12. Drg. RATNASARI D.P.
13. EMINI, S.Si.T.
14. SISCA MARDELITA, S.Si.T.

FORUM KOMUNIKASI JURUSAN KESEHATAN GIGI


POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES RI
2008

1
PENGANTAR

2
DAFTAR ISI

BAB. I Pendahuluan
A. Latar belakang
B. Pengertian Media Komunikasi Pembelajaran
C. Landasan Teoritis Penggunaan Media Komunikasi Pembelajaran
D. Perkembangan Media komunikasi pembelajaran
E. Ciri-ciri Media Komunikasi Pembelajaran Peran Media Komunikasi
Pembelajaran
F. Manfaat Media Komunikasi Pembelajaran
G. Peran dan Fungsi Media Komunikasi Pembelajaran dalam Promosi
Kesehatan
H. Kriteria Pemilihan Media Komunikasi Pembelajaran dalam Promosi
Kesehatan
I. Pedoman Pengunaan Media Komunikasi Pembelajaran
BAB II. Klasifikasi Media Komunikasi Pembelajaran
A. Menurut Anderson (1976)
B. Menurut T. Tosti dan John R. Ball (1976)
C. Menurut Rudy Brezt (1976)
D. Menurut Haney dan Ulmer (1981)
E. Menurut Seels dan Glasgow (1990)
F. Menurut Wiryokusumo (2008)

BAB III. Media Komunikasi Pembelajaran yang Tidak Diproyeksikan


A. Pengertian Media Grafis
B. Unsur-Unsur Media Grafis
C. Prinsip-Prinsip Desain Grafis
D. Bentuk-Bentuk Media Grafis
E. Aplikasi Media Grafis dalam Promosi Kesehatan Gigi
BAB IV. Media Komunikasi Pembelajaran yang Diproyeksikan
A. Pengertian Media Komunikasi Pembelajaran yang Diproyeksikan
B. Jenis Media Komunikasi Pembelajaran yang Diproyeksikan
C. Aplikasi Media Komunikasi Pembelajaran yang diproyeksikan dalam
Promosi Kesehatan Gigi

3
BAB V. Media Komunikasi Pembelajaran Tiga Dimensi
A. Pengertian Media Tiga Dimensi
B. Karakteristik Media Tiga Dimensi
C. Media Tiga Dimensi Jenis Model
D. Media Tiga Dimensi Jenis Boneka
E. Media Tiga Dimensi Jenis Benda Nyata
F. Aplikasi Media Tiga Dimensi dalam Promosi Kesehatan Gigi
BAB VI. Media Komunikasi Pembelajaran Cetak
A. Pengertian Media Cetak
B. Kelebihan dan Kekurangan Media Cetak
C. Jenis-Jenis Media Cetak
D. Aplikasi Media cetak dalam Promosi Aplikasi Media cetak dalam Promosi
Kesehatan Gigi
BAB VII. Multi Media
A. Pengertian Multimedia
B. Tujuan Penggunaan Multimedia
C. Penggunaan Multimedia dalam Proses Pembelajaran
D. Pemanfaatan Komputer dalam Multimedia
E. Multimedia Kit dalam Proses Pembelajaran
F. Contoh Multimedia (Slide-suara)
G. Aplikasi Multi Media dalam Promosi Kesehatan Gigi

4
BAB I
PENDAHULUAN

Tujuan Khusus :
Setelah membaca buku ajar ini mahasiswa dapat :
1. Menjelaskan beberapa pengertian media komunikasi pembelajaran
2. Menjelaskan landasan teori penggunaan media komunikasi pembelajaran
3. Menjelaskan perkembangan media komunikasi pembelajaran
4. Menyebutkan beberapa ciri media komunikasi pembelajaran
5. Menjelaskan beberapa fungsi media komunikasi pembelajaran dalam
penyuluhan kesehatan
6. Menjelaskan peran media komunikasi pembelajaran dalam penyuluhan
kesehatan
7. Menjelaskan manfaat media komunikasi pembelajaran dalam penyuluhan
kesehatan
8. Menjelaskan kriteria pemilihan media komunikasi pembelajaran dalam
penyuluhan kesehatan
9. Menjelaskan beberapa pedoman dalam menggunakan media komunikasi
pembelajaran.

A. Latar Belakang

Kemajuan ilmu pengetahuan teknologi dan seni, membawa pengaruh


yang cukup berarti dalam perkembangan proses pembelajaran. Hal ini dapat
dilihat dari ketersediaan media komunikasi yang semakin mutakhir dan inovatif.
Ketersediaan media tersebut sudah tentu menuntut para pendidik untuk
mengenal, memahami, dan menggunakan media-media tersebut dengan
sewajarnya.
Perkembangan yang paling nampak adalah dengan masuknya pengaruh
teknologi audio pada sekitar pertengahan abad XX. Kehadiran media audio
dapat melengkapi media visual, sehingga sampai saat ini dikenal sebagai media
Audio-Visual Aids (AVA). Selanjutnya akhir-akhir ini perkembangan media
komunikasi telah mengarah ke teknik komputasi yang dilengkapi dengan alat
bantu proyeksi. Kehadiran media-media canggih tersebut sangat membantu
kelancaran proses pembelajaran, seperti : OHP, Slide, Computer, LCD,

5
Internet, dan lain-lain. Namun keberadaan media tersebut belum dapat
sepenuhnya mengesampingkan media tradisional seperti papan tulis dan media
grafis. Untuk itulah media tradisional ini masih dianggap perlu untuk dipahami
oleh para pendidik, baik karakteristik maupun cara pemanfaatannya.
Upaya promotif dalam bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk
proses pembelajaran, karena upaya tersebut bertujuan untuk merubah perilaku
masyarakat menuju pola hidup sehat. Mengingat hal tersebut, maka
keberadaan media komunikasi sebagai alat bantu pembelajaran mutlak
diperlukan oleh para tenaga kesehatan. Ketersediaan media yang disalurkan
oleh pemerintah mungkin sangat terbatas dan belum merata, maka dari itu
para tenaga kesehatan diharapkan di samping mampu menggunakan media
komunikasi dalam penyuluhan diharapkan pula mampu memproduksi media-
media sederhana.
Media komunikasi yang mungkin dapat diproduksi sendiri oleh para
tenaga kesehatan antara lain : 1) media grafis, seperti : poster, kartun, flash
card, plif chart, dan lain-lain, 2) media audio seperti rekaman pada pita
magnetik, 3) media proyeksi, seperti : OHT, Microsoft Power Point, dan Sound-
Slide, dan 4) Media tiga dimensi seperti model. Di samping memproduksi
diharapkan juga perawat gigi mampu merencanakan pemanfaatan media-media
tersebut sesuai dengan permasalahan yang dihadapi.

B. Pengertian Media Komunikasi

Istilah media komunikasi pembelajaran dapat diartikan sebagai


seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh pendidik dalam
rangka berkomunikasi dengan peserta didik. Alat bantu yang digunakan tersebut
dikatakan sebagai media, sedangkan komunikasi merupakan cara
penyampaiannya (Danim, 1995). Kata “media” berasal dari bahasa Latin
“Medius” yang secara harafiah berarti “tengah atau perantara” dari pemberi
pesan kepada penerima pesan.
Menurut Association of Education and Commonication Technology
(AECT, 1997), media merupakan segala bentuk saluran yang digunakan untuk
menyampaikan pesan atau informasi. Di samping sebagai penyampai atau
pengantar pesan, media sering diganti dengan istilah mediator, yang menurut
Fleming (1987) media merupakan penyebab atau alat yang turut campur dalam

6
mendamaikan dua pihak. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa, media
dapat mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak, yaitu guru dengan
siswa. Sedangkan, National Education Associaton (1969) mengungkapkan bahwa
media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun
pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.
Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran,
seperti :
1. Menurut Gerlach and Ely (1971, cit. Arsyad, 1995), media apabila
dipahami secara garis besarnya adalah manusia, materi, atau kejadian
yang membangun kondisi yang membuat peserta didik mampu
memperoleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
2. Brown (1973) mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan
dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektivitas
pembelajaran.
3. Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah
teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan
pembelajaran.
4. Briggs (1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik
untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video
dan sebagainya.
Dari pendapat - pendapat di atas disimpulkan bahwa media komunikasi
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat
merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat
mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.

C. Landasan Teoritis Penggunaan Media Komunikasi Pembelajaran

Perubahan perilaku yang berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan


terjadi karena adanya interaksi antara pengalaman baru dengan pengalaman
yang telah diperoleh sebelumnya. Proses pembelajaran dengan melibatkan
lebih banyak indera akan lebih mudah diterima dan diingat oleh para siswa,
misalnya dengan indera pandang-dengar akan lebih baik daripada indera
pandang saja.

Salah satu gambaran yang paling banyak dijadikan acuan sebagai


landasan teori penggunaan media dalam proses pembelajaran adalah Dale’s

7
Cone of Experience (Kerucut pengalaman Dale, 1969). Kerucut tersebut
menunjukkan bahwa hasil belajar seseorang diperoleh dari pengalaman
langsung (konkret), kenyataan yang ada di lingkungan kehidupan seseorang,
kemudia melalui benda tiruan, sampai kepada lambing verbal (abstrak).
Semakin atas semakin abstrak, seperti gambar berikut ini :

Kerucut Pengalaman Edgar Dale

Dasar pengembangan kerucut di atas bukanlah tingkat kesulitan,


melainkan tingkat keabstrakan, jumlah dan jenis indera yang berperan dalam
penerimaan pesan. Pengalaman langsung akan memberikan kesan paling utuh
dan paling bermakna mengenai informasi dan gagasan yang terkandung dalam

8
pengalaman tersebut, karena melibatkan lebih banyak indera, baik
penglihatan, pendengaran, perasaan, penciuman, dan perabaan. Belajar
melalui pengalaman inilah yang dikenal dengan learning by doing.

D. Perkembangan Media Komunikasi Pembelajaran

Pada mulanya media komunikasi hanya dianggap sebagai alat bantu


dalam mengajar (teaching aids). Alat bantu yang digunakan tersebut dapat
berupa media visual seperti : gambar, model, obyek-obyek tertentu, yang pada
intinya bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
Pada pertengahan abad ke-20 mulai masuk teknologi audio-visual,
sehingga mampu meningkatkan pemahaman siswa menuju ke arah lebih
konkrit. Alat inilah selanjutnya dikenal dengan Audio-Visual Aids (AVA). Pada
akhir tahun 1950, teori komunikasi mulai mempengaruhi alat bantu audio-visual
tersebut, sehingga selain sebagai alat bantu media juga berfungsi sebagai
penyalur pesan atau informasi belajar. Sejak saat itulah alat audio-visual bukan
dianggap sebagai alat bantu semata, melainkan juga sebagai penyalur pesan
atau media.
Seiring perjalanan waktu, maka pada kisaran tahun 1960-1965, orang
mulai memperhatikan bahwa siswa sebagai obyek belajar merupakan komponen
yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Menurut Skinner dalam Teori
tingkah laku (behaviourism theory) menyatakan bahwa, siswa harus mendapat
perhatian yang maksimal dalam proses pembelajaran, dan mendidik menurut
teori ini merupakan proses merubah tingkah laku. Mengingat pentingnya
perubahan tingkah laku tersebut maka media mulai dimanfaatkan secara
maksimal dalam proses pembelajaran. Di samping teori tersebut, pada kisaran
tahun 1965 – 1970, kegiatan pembelajaran mengacu kepada sistem pendekatan,
yang selanjutnya juga mengarah kepada pemanfaatan media.

E. Ciri-Ciri Media Komunikasi Pembelajaran

Ciri-ciri khusus media pembelajaran berbeda menurut tujuan dan


pengelompokanya. Ciri-ciri media dapat di lihat menurut kemampuanya
membangkitkan rangsangan pada indera penglihatan, pendengaran, perabaan,
penciuman, dan pengecapan. Maka ciri-ciri umum media pembelajaran adalah

9
bahwa media itu dapat diraba, dilihat, didengar, dan diamati melalui panca
indera. Di samping itu ciri-ciri media dapat dilihat menurut lingkup sasarannya
serta kontrol oleh pemakai, dan tiap-tiap media mempunyai karakteristik yang
perlu dipahami oleh penguna.

Ciri-ciri media pembelajaran diantaranya:

1. Penggunaan yang dikhususkan atau dialokasikan pada kepentingan tertentu.


2. Alat untuk menjelaskan apa yang ada di buku pelajaran baik berupa kata-
kata simbol atau bahkan angka-angka.
3. Media pembelajaran bukan hasil kesenian
4. Pemanfaatan media pembelajaran tidak sebatas pada suatu keilmuwan
tertentu tapi digunakan pada seluruh keilmuwan.

Menurut Gerlach and Ely, media memiliki tiga ciri yang merupakan
petunjuk mengapa media digunakan dan apa saja yang dapat dibantu oleh
penggunaan media tersebut. Ciri-ciri media dalam hal ini adalah : ciri fiksatif,
ciri manipulatif, dan ciri distributif. Maksud dari masing-masing ciri tersebut
adalah sebagai berikut :

1. Ciri Fiksatif (Fixatif Property), yaitu sebuah ciri yang menggambarkan


bahwa media memiliki kemampuan merekam, melestarikan, dan
merekonstruksi suatu peristiwa. Suatu peristiwa dapat disusun kembali
sesuai urutannya dengan media-media tertentu, seperti : fotografi, video
tape, audio tape, disket komputer, film, dan lain-lain. Dengan ciri ini
menunjukkan pula bahwa sebuah media dapat mentransfer kejadian-
kejadian pada waktu tertentu.
2. Ciri Manipulatif (Manipulatif), dengan ciri ini memungkinkan sebuah media
mentransformasi suatu kejadian atau obyek tertentu. Kejadian yang
memerlukan waktu berhari-hari, dengan media dapat disajikan ke dalam
beberapa menit, misalnya media tentang proses terbentuknya kupu-kupu
dari larva. Sebaliknya media juga mampu memperlambat suatu kejadian
atau peristiwa, dengan cara memperlambat penayangan hasil suatu
rekaman. Kemampuan media dari ciri manipulatif memerlukan perhatian
sungguh-sungguh karena apabila terjadi kesalahan dalam pengaturan, atau

10
pemotongan bagian-bagian tertentu akan dapat mngakibatkan salah
penafsiran dari sasaran.
3. Ciri Distributif (Distributive Property), dengan ciri ini memungkinkan media
mentransformasikan suatu kejadian melalui ruang, dan secara bersamaan
kejadian tersbeut dapat disajikan kepada sejumlah besar sasaran dengan
stimulus pengalaman yang relatif sama.

F. Fungsi dan Manfaat Media Komunikasi Pembelajaran dalam Penyuluhan


Kesehatan

Penggunaan media komunikasi dalam pendidikan ataupun penyuluhan


bertujuan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan komunikasi, hal ini dapat
dilihat dari beberapa keuntungan dalam penggunaan media komunikasi, seperti
:

1. Dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh sasaran


penyuluhan kesehatan.

2. Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Banyak hal yang tidak mungkin
dialami secara langsung oleh sasaran penyuluhan tentang suatu obyek,
yang disebabkan, karena : (a) obyek terlalu besar; (b) obyek terlalu kecil;
(c) obyek yang bergerak terlalu lambat; (d) obyek yang bergerak terlalu
cepat; (e) obyek yang terlalu kompleks; (f) obyek yang bunyinya terlalu
halus; (f) obyek mengandung berbahaya dan resiko tinggi. Melalui
penggunaan media yang tepat, maka semua obyek itu dapat disajikan
dengan lebih mudah.

3. Memungkinkan adanya interaksi langsung antara sasaran penyuluhan


dengan lingkungannya.

4. Dapat mengurangi verbalisme, dan meletakkan dasar-dasar berpikir secara


lebih nyata.

5. Memperbesar perhatian sasaran, lebih menarik, membangkitkan minat,


dan motivasi sasaran.

6. Pembelajaran lebih interaktif, dengan cara meningkatkan partisipasi


sasaran.

11
7. Mengembangkan sikap belajar mandiri.

8. Waktu pembelajaran dapat lebih diperpendek, sehingga dapat


melanjutkan kepada materi yang lain.

G. Peran Media Komunikasi Pembelajaran


Dalam proses komunikasi, media hanyalah satu dari empat komponen
yang harus ada, komunikasi dapat terjadi bila keempat komponen terpenuhi,
yaitu: sumber informasi, informasi, penerima informasi, komponen keempat
adalah media. Jika salah satu dari empat komponen ini tidak ada, maka proses
komunikasi tidak akan terjadi. Media mempunyai makna jika ketiga komponen
ada secara praktis tidak ada dan tidak perlu dibicarakan. Dapat digambarkan,
interaksi dan saling ketergantungan empat komponen seperti di bawah ini:

Sumber Informasi Media Penerima Informasi


Penerima Informasi Formasi Sumber Informasi
Gambar 1.
Gambar di atas menunjukkan konsep sumber informasi atau penerima
informasi adalah relatif, suatu saat bisa berperan sebagai sumber informasi,
pada saat yang lain bisa juga sebagai penerima informasi. Namun tidak semua
informasi bisa berlangsung dua arah atau timbal balik, komunikasi bisa
berlangsung satu arah, panah informasi bisa tunggal.
Dalam dunia pendidikan konteks komunikasi, dalam konteks
instruksional atau proses pembelajaran, sumber informasi adalah guru/ dosen,
siswa maupun mahasiswa, orang lain, bahan bacaan dan sebagainya, penerima
pesan juga bisa dosen/ guru, siswa, mahasiswa atau orang lain. Dalam hal ini
media dapat didefinisikan lebih khusus, yaitu “Teknologi pembawa pesan
(informasi) yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan dosen” (Schramm, 1977),
atau “sarana fisik untuk menyampaikan isi materi dosennya” (Briggs, 1977).
Media pendidikan di saat terjadi proses belajar mengajar dapat digambarkan
secara berikut :

12
Methoda Informasi

Sumber Informasi Media Penerima Informasi


Penerima Informasi Formasi Sumber Informasi

Metode Instruksional
Gambar 2.

H. Kriteria Pemilihan Media Komunikasi Pembelajaran dalam Penyuluhan


Kesehatan

Media yang digunakan dalam proses pembelajaran memerlukan


perencanaan yang baik. Meskipun telah diketahui demikian, pada kenyataannya
di lapangan menunjukkan bahwa seorang memilih media cenderung atas
pertimbangan-pertimbangan seperti : 1) merasa akrab dengan media yang
telah tersedia, 2) merasa bahwa media yang dipilih dapat menggambarkan
dengan lebih baik daripada dirinya sendiri, 3) media yang dipilihnya dianggap
dapat menarik perhatian sasaran, serta menuntunnya pada penyajian yang
lebih terstruktur dan terorganisir.

Henich et all (1982 cit. Arsyad, 1997), mengajukan model perencanaan


penggunaan media yang efektif, yang dikenal dengan istilah ASSURE (Analyze
learner chracteristic, State objective, Select or modify media, Utilize,
Requere learner response, and Evaluate). Model ini mengenalkan enam
kegiatan utama dalam perencanaan pembelajaran, sebagai berikut :

Analize learner characteristic (A)


Menganalisis karakteristik kelompok sasaran, baik dari segi tingkat pendidikan,
usia, maupun menganalisis karakteristik khusus yang meliputi tingkat
pengetahuan, keterampilan, maupun sikap yang mereka miliki.

13
State objective (S)
Merumuskan tujuan pembelajaran, yaitu perilaku apa yang dominan akan
dibentuk atau dirubah. Tujuan ini juga akan mempengaruhi pemanfaatan jenis
media yang akan digunakan.
Select or modify media (S)
Memilih, memodifikasi, atau merancang dan mengembangkan materi dan media
yang tepat. Pada prinsipnya media yang akan digunakan tersebut dapat
menghemat biaya, waktu, dan tenaga. Di samping itu yang perlu diperhatikan
adalah apakah media tersebut diperkirakan mampu membangkitkan minat
sasaran, memiliki informasi yang tepat, memiliki kualitas yang baik,
memberikan kesempatan pada sasaran untuk berpartisipasi, dan lain-lain.
Utilize (U)
Setelah memilih media yang tepat, diperlukan persiapan dalam menggunakan
materi atau media, yang meliputi lama waktu penggunaan, persiapan ruangan,
fasilitas yang tersedia, dan lain-lain yang harus dipersiapkan sebelumnya.

Requere learner response (R)

Melalui media tersebut, pendidik hendaknya mampu mendorong sasaran untuk


mampu memberikan tanggapan atau respon dan umpan balik.
Evaluate (E)
Tujuan utama mengevaluasi adalah untuk mengetahui tingkat pencapaian
tujuan pembelajaran, efektivitas media, pendekatan, dan pendidik itu sendiri.

Menurut Widodo (1991), pada umumnya beberapa prinsip yang perlu


dipertimbangkan dalam memilih media, antara lain adalah :
1. Mengetahui dengan jelas untuk apa memilih media tersebut
2. Tidak didasarkan atas kesenangan pribadi.
3. Menyadari bahwa tiap media memiliki kelebihan dan kekurangan, sehingga
dapat dikatakan tidak semua media dapat dipakai untuk semua tujuan.
4. Media yang dipilih disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan.
5. Pemakai harus memahami ciri-ciri media sehingga antara media dengan
metode yang digunakan sesuai.
6. Pemilihan media disesuaikan dengan kondisi lingkungan.
7. Pemilihan media juga didasarkan atas tingkat kemampuan sasaran.

14
Kriteria pemilihan media bersumber dari konsep bahwa media
merupakan bagian dari sistem instruksional secara keseluruhan. Ada beberapa
kriteria yang patut diperhatikan dalam memilih media, yaitu :

1. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, apakah untuk mengubah ranah
kognitif, afektif, atau psikomotor.
2. Tepat untuk mendukung materi yang sifatnya konsep, prinsip, ataupun
fakta.
3. Praktis, luwes dan tahan lama, dan yang perlu diperhatikan media yang
mahal belum tentu efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran.
4. Pemakai menguasai cara penggunaannya.
5. Sesuai dengan kelompok sasaran.
6. Media yang dipilih cukup lengkap, sehingga dapat memberikan persepsi yang
lebih baik kepada sasaran.
7. Apabila menggunakan media dengan suara, harus disesuaikan dengan suara
aslinya.
8. Media yang dipilih disesuaikan dengan waktu yang tersedia.

Berikut ini disajikan contoh pemilihan media dalam visualisasi konsep


dari Rahardjo (1991 dalam Arsyad 1997).

No Konsep Visual Yang Dipilih


1 Proses, prosedur, siklus Bagan alir (flowchart)
2 Fakta, data Tabel, matriks, daftar
3 Data perbandingan Grafik (balok, cakram, kurva,
koordinat)
4 Hubungan ruang Peta
5 Hubungan dalam struktur Bagan, skema, diagram
6 Hubungan waktu Jadual, Ganttchart
7 Hubungan keluarga Silsilah

Kriteria pemilihan media komunikasi pembelajaran adalah suatu cara,


alat, atau proses yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari sumber pesan
kepada penerima pesan yang berlangsung dalam proses pendidikan.
Ramiszowski mengungkapkan “media” as the carriers on messages, from some

15
transmitting source which may be a human being or inanimate object), to the
receiver of the message (which in our case is the learner).
Penggunaan media komunikasi pembelajaran dapat membangkitkan
minat dan motivasi, serta rangsangan-rangsangan kegiatan belajar, bahkan
membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap sasaran.
Menurut Wilkinson, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
memilih media komunikasi pembelajaran, antara lain :
1. Media yang dipilih hendaknya menunjang tujuan pembelajaran yang
dirumuskan. Tujuan yang dirumuskan ini adalah kriteria yang paling
cocok, sedangkan tujuan pembelajaran yang lain merupakan kelengkapan
dari kriteria utama.
2. Jika materi yang akan dipelajari adalah bagian-bagian yang penting dari
benda, maka gambar seperti bagan dan slide dapat digunakan. Apabila
yang dipelajarai adalah aspek-aspek yang menyakut gerak, maka media
film atau video akan lebih tepat. Wilkinson menyatakan bahwa
penggunaan bahan-bahan yang bervariasi menghasilkan dan meningkatkan
pencapain akademik.
3. Media akan efektif digunakan apabila tidak tergantung dari beda
interindividual antara siswa. Msialnya kalau siswa tergolong tipe
auditif/visual maka siswa yang tergolong auditif dapat belajar dengan
media visual dari siswa yang tergolong visual dapat juga belajar dengan
menggunakan media auditif.
4. Walaupun suatu media dinilai sangat tepat untuk mencapai tuuan
pembelajaran, media tersebut tidak dapat digunakan jika tidak tersedia.
Menurut wilkinson, media merupakan alat mengajar dan belajar,
peralatan tersebut harus tersedia ketika dibutuhkan untuk memenuhi
keperluan siswa dan guru.
5. Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan menggunakan media,
hendaknya benar-benar seimbang dengan hasil-hasil yang akan dicapai.
Menurut Canei, R. Springfield, dan Clark., C. (1998 : 62) dasar
pemilihan alat bantu visual adalah memilih alat bantu yang sesuai dengan
kematangan, minat dan kemampuan kelompok, memilih alat bantu secara tepat
untuk kegiatan pembelajaran, mempertahankan keseimbangan dalam jenis alat
bantu yang dipilih, menghindari alat bantu yang berelebihan, serta
mempertanyakan apakah alat bantu tersebut diperlukan dan dapat

16
mempercepat pembelajaran atau tidak.

I. Penggunaan Media Komunikasi Pembelajaran

Supaya media yang digunakan benar-benar dapat mencapai tujuan yang telah
dirumuskan, maka media yang dipilih harus digunakan secara tepat. Pedoman
yang dapat diikuti dalam menggunakan media adalah sebagai berikut :

1. Penggunaan media hanya sebagai alat yang membantu efisiensi dan


efektivitas pembelajaran, bukan menggantikan peran pendidik.
2. Media tertentu sebaiknya digunakan untuk materi tertentu pula.
3. Penggunaan media tidak terlepas dari komponen-komponen pembelajaran.
4. Penggunaan media hendaknya bervariasi dan berimbang.
5. Penggunaan media hendaknya melibatkan partisipasi sasaran.
6. Penggunaan multi media sangat dianjurkan, tetapi dalam batas kewajaran.
7. Sebelum menggunakan media diperlukan persiapan yang matang, perlu
dipertimbangkan sebelum, selama, dan sesudah menggunakan suatu media.

RANGKUMAN

Upaya promotif dalam bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk


proses pembelajaran, karena upaya tersebut bertujuan untuk merubah perilaku
masyarakat menuju pola hidup sehat. Mengingat hal tersebut, maka
keberadaan media komunikasi sebagai alat bantu pembelajaran mutlak
diperlukan oleh para tenaga kesehatan. Ketersediaan media yang disalurkan
oleh pemerintah mungkin sangat terbatas dan belum merata, maka dari itu
para tenaga kesehatan diharapkan di samping mampu menggunakan media
komunikasi dalam penyuluhan diharapkan pula mampu memproduksi media-
media sederhana.
Dari pendapat dapat disimpulkan bahwa media komunikasi
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat
merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat
mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik. Dengan
memahami pengertian-pengertian media seperti yang telah diungkapkan, sudah

17
tentu media memiliki fungsi, manfaat, serta peran yang cukup signifikan dalam
meningkatkan kualitas hasil penyuluhan kesehatan kepada masyarakat.
Media yang digunakan dalam proses pembelajaran memerlukan
perencanaan yang baik. Meskipun telah diketahui demikian, pada kenyataannya
di lapangan menunjukkan bahwa seorang memilih media cenderung atas
pertimbangan-pertimbangan seperti : 1) merasa akrab dengan media yang
telah tersedia, 2) merasa bahwa media yang dipilih dapat menggambarkan
dengan lebih baik daripada dirinya sendiri, 3) media yang dipilihnya dianggap
dapat menarik perhatian sasaran, serta menuntunnya pada penyajian yang
lebih terstruktur dan terorganisir.

Henich et all (1982 cit. Arsyad, 1997), mengajukan model


perencanaan penggunaan media yang efektif, yang dikenal dengan istilah
ASSURE (Analyze learner chracteristic, State objective, Select or modify
media, Utilize, Requere learner response, and Evaluate). Wilkinson, Canei, R.
Springfield, dan Clark., C juga mengungkapkan beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam memilih media komunikasi pembelajaran, namun pada
intinya teknik pemilihan media yang diungkapkan tidak jauh berbeda dengan
yang lain.

EVALUASI
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar !

1. Jelaskan tiga pengertian media komunikasi pembelajaran !


2. Jelaskan alasan-alasan Saudara menggunakan media komunikasi
pembelajaran dalam penyuluhan kesehatan !
3. Jelaskan perkembangan pemanfaatan media komunikasi dalam proses
pembelajaran !
4. Coba Saudara jelaskan perbedaan antara ciri fiksatif, ciri manipulatif, dan
ciri distributif dari media komunikasi pembelajaran !
5. Sebutkan sekurang-kurangnya enam manfaat dan fungsi media komunikas
pembelajaran !
6. Jelaskan peran media komunikasi pembelajaran dalam proses pendidikan !
7. Jelaskan kriteria pemilihan media berdasarkan model ASSURE !

18
8. Jelaskan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih media
komunikasi pembelajaran menurut Wilkinson !
9. Sebutkan sekurang-kurangnya lima pedoman dalam menggunakan media
komunikasi pembelajaran dalam penyuluhan kesehatan !

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, A., 1997, Media Pengajaran, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Danim, S., 1995, Media Komunikasi Pendidikan, Pelayanan Profesional


Pembelajaran dan Mutu Hasil Belajar, Bumi Aksara, Jakarta.

Sadiman, A., Rahardjo, Haryono, 1996, Media Pendidikan, Pengertian,


Pengembangan dan Pemanfaatannya, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Sudrajat, A, 2005, Media Pembelajaran, http://www.geogle.co.id , diakses


tanggal 25 Mei 2008

Warkitri, Wiryawan, S.A., Chasiyah, Legowo, E., 1990, Penilaian Pencapaian


Hasil Belajar, Karunika, Jakarta.

Widodo, R., 1991, Pengembangan Kurikulum dan Bahan Belajar II, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, UT, Jakarta.

Yusuf, M.P., 1990, Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Instruksional,


Remadja Rosdakarya, Bandung.

19
BAB II

KLASIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM:


Pada BAB II ini akan membahas tentang klasifikasi media komunkasi
pembelajaran dan diharapkan saudara dapat memahami tentang keragaman
dari macam-macam dan jenis media.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Selesai membahas BAB II ini diharapkan saudara mampu:
1. Mengidentifikasi jenis media komunikasi pembelajaran.
2. Mengelompokkan media komunikasi pembelajaran menurut beberapa
ahli.
3. Menjelaskan klasifikasi media yang berhubungan dengan media penyaji
4. Menjelaskan klasifikasi media yang berhubungan dengan media objek
5. Menjelaskan klasifikasi media yang berhubungan dengan media
interaktif

Macam-Macam Klasifikasi
A. Anderson (1976) mengelompokkan media menjadi 10 golongan sebagai
berikut:
1. Audio; kaset audio, siaran radio, CD, telephone
2. Cetak; buku pelajaran, modul, brosur, leaflet, gambar.
3. Audio cetak; kaset audio yang dilengkapi behan tertulis
4. Proyeksi visual diam; overhead transparansi/ OHT, slide/ film bingkai
5. Proyeksi audio visual diam; film bingkai bersuara
6. Visual gerak; film bisu
7. Audio visual gerak; film gerak bersuara, video/VCD dan televise
8. Objek fisik; benda nyata, model, specimen.
9. Manusia dan lingkungan; guru, pustakawan, laboran
10. Computer; CAI (Computer Assisted Instructional=pembelajaran
berbantuan komputer).

20
B. Menurut T. Tosti dan John R. Ball (1976)
Media penyaji meliputi sebagian besar media yang populer, dan
merupakan salah satu dari kategori pokok media yang sedang kita bahas.
Menurut bentuk informasi yang digunakan, kita dapat memisahkan dan
mengklasifikasi media penyaji dalam lima kelompok besar, yaitu media visual
diam, media visual gerak, media audio, media audio visual diam, dan media
audio visual gerak. Kemudian dapat kita teliti media ini untuk membedakan
proses yang dipakai untuk menyajikan pesan, bagaimana suara dan atau gambar
itu kita terima, apakah melalui penglihatan langsung, proyeksi optik, proyeksi
elektronik atau telekomunikasi.

C. Menurut Rudy Brezt (1976)


Ada tiga unsur pokok, yaitu:visual (gambar, cetakan, grafik garis), suara,
dan gerakan. Karena masing-masing mewakili bentuk penyampaian
informasi yang berbeda-beda, kita akan menyebutnya sebagai bentuk
penyajian.Karena itu semua media yang menyampaikan pesan melalui
bentuk-bentuk ini akan disebut media penyaji. Adapun klasifikasi
medianya yaitu:
1. Media audio; kaset
2. Media cetak; buku
3. Media visual diam; OHT
4. Media visual gerak; Film bisu
5. Media audio semi gerak
6. Media semi gerak; slide
7. Media audio visual diam; slide bersuara
8. Media audio visual gerak; film

Dengan menganalisis media melalui bentuk penyajian dan cara


penyajiannya, kita mendapatkan suatu format klasifikasi yang meliputi tujuh
kelompok media penyaji, yaitu :
1. Kelompok kesatu; grafis, bahan cetak, dan gambar diam
2. Kelompok kedua; media proyeksi diam
3. Kelompok ketiga; media audio

21
4. Kelompok keempat; media audio visual diam
5. Kelompok kelima; media gambar hidup/film
6. Kelompok keenam; media televisi dan
7. Kelompok ketujuh; multi media.

Perlu kita ingat bahwa masih ada media lain yang tidak termasuk media
penyaji, yaitu media objek dan media interaktif. Kedua media ini akan
dibicarakan secara khusus setelah selesai membahas masing-masing ketujuh
kelompok media penyaji.
A. MEDIA PENYAJI

KELOMPOK KESATU : MEDIA GRAFIS, BAHAN CETAK DAN GAMBAR DIAM

1. MEDIA GRAFIS
Media grafis adalah media visual yang menyajikan fakta, ide atau gagasan
melalui penyajian kata-kata, kalimat, angka-angka, dan simbol/gambar. Grafis
biasanya digunakan untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, dan
mengilustrasikan fakta-fakta sehingga menarik dan diingat orang.
Yang termasuk media grafis antara lain :
a. Grafik, yaitu penyajian data berangka melalui perpaduan antara angka,
garis, dan simbol.
b. Diagram, yaitu gambaran yang sederhana yang dirancang untuk
memperlihatkan hubungan timbal balik yang biasanya disajikan melalui
garis-garis simbol.
c. Bagan, yaitu perpaduan sajian kata-kata, garis, dan simbol yang
merupakan ringkasan suatu proses, perkembangan, atau hubungan-
hubungan penting.
d. Sketsa, yaitu gambar yang sederhana atau draft kasar yang melukiskan
bagian-bagian pokok dari suatu bentuk gambar.
e. Poster, yaitu sajian kombinasi visual yang jelas, menyolok, dan menarik
dengan maksud untuk menarik perhatian orang yang lewat.
f. Papan Flanel, yaitu papan yang berlapis kain flanel untuk menyajikan
gambar atau kata-kata yang mudah ditempel dan mudah pula dilepas.
g. Bulletin Board, yaitu papan biasa tanpa dilapisi kain flanel. Gambar-
gambar atau tulisan-tulisan biasanya langsung ditempelkan dengan
menggunakan lem atau alat penempel lainnya.

22
2. MEDIA BAHAN CETAK
Media bahan cetak adalah media visual yang pembuatannya melalui
proses pencetakan/printing atau offset. Media bahan cetak ini menyajikannya
pesannya melalui huruf dan gambar-gambar yang diilustrasikan untuk lebih
memperjelas pesan atau informasi yang disajikan.
Jenis media bahan cetak ini diantaranya adalah :
a. Buku Teks, yaitu buku tentang suatu bidang studi atau ilmu tertentu
yang disusun untuk memudahkan para guru dan siswa dalam upaya
mencapai tujuan pembelajaran. Penyusunan buku teks ini disesuaikan
dengan urutan (sequence) dan ruang lingkup (scope) GBPP tiap bidang
studi tertentu.
b. Modul, yaitu suatu paket progaram yang disusun dalam bentuk satuan
tertentu dan didesain sedemikian rupa guna kepentingan belajar siswa.
Satu paket modul biasanya memiliki komponen petunjuk guru, lembaran
kegiatan siswa, lembaran kerja siswa, kunci lembaran kerja, lembaran
tes, dan kunci lembaran tes.
c. Bahan Pengajaran Terprogram, yaitu paket program pengajaran
individual, hampir sama dengan modul. Perbedaannya dengan modul,
bahan pengajaran terprogram ini disusun dalam topik-topik kecil untuk
setiap bingkai/halamannya. Satu bingkai biasanya berisi informasi yang
merupakan bahan ajaran, pertanyaan, dan balikan/respons dari
pertanyaan bingkai lain.

3. MEDIA GAMBAR DIAM


Media gambar diam adalah media visual yang berupa gambar yang
dihasilkan melalui proses fotografi. Jenis media gambar ini adalah foto.
KELOMPOK KEDUA : MEDIA PROYEKSI DIAM
Media proyeksi diam adalah media visual yang diproyeksikan atau media
yang memproyeksikan pesan, dimana hasil proyeksinya tidak bergerak atau
memiliki sedikit unsur gerakan.

Jenis media ini diantaranya : OHP/OHT, Opaque Projector, Slide, dan


Filmstrip.
1. MEDIA OHP DAN OHT

23
OHT (Overhead Transparency) adalah media visual yang diproyeksikan
melalui alat proyeksi yang disebut OHP (Overhead Projector). OHT terbuat dari
bahan transparan yang biasanya berukuran 8,5 X 11 inci.
Ada 3 jenis bahan yang dapat digunakan sebagai OHT, yaitu :
a. Write on film (plastik transparansi), yaitu jenis transparansi yang dapat
ditulisi atau digambari secara langsung dengan menggunakan spidol.
b. PPC transparency film (PPC= Plain Paper Copier), yaitu jenis
transparansi yang dapat diberi tulisan atau gambar dengan
menggunakan mesin photocopy.
c. Infrared transparency film, yaitu jenis transparansi yang dapat diberi
tulisan atau gambar dengan menggunakan mesin thermofax.
OHP (Overhead Projector) adalah media yang digunakan untuk
memproyeksikan program-program transparansi pada sebuah layar. Biasanya
alat ini digunakan untuk menggantikan papan tulis.
Ada dua jenis model OHP, yaitu :
a. OHP Classroom, yaitu OHP yang dirancang dan dibuat secara permanen
untuk disimpan di suatu kelas atau ruangan. Biasanya memiliki bobot
yang lebih berat dibandingkan dengan OHP jenis portable.
b. OHP Portable, yaitu OHP yang dirancang agar mudah dibawa kemana-
mana, sehingga ukuran dan bobot beratnya lebih ringkas.

2. MEDIA OPAQUE PROJEKTOR


Opaque Projector atau proyektor tak tembus pandang adalah media
yang digunakan untuk memproyeksikan bahan dan benda-benda yang tidak
tembus pandang, seperti buku, foto, dan model-model baik yang dua dimensi
maupun yang tiga dimensi. Berbeda dengan OHP, opaque projector ini tak
memerlukan transparansi, tapi memerlukan penggelapan ruangan. Opaque
projector biasanya dapat pula digunakan untuk memproyeksikan film
bingkai/slide akan tetapi tidak dilengkapi dengan tape recorder.
3. MEDIA SLIDE
Media slide atau film bingkai adalah media visual yang diproyeksikan
melalui alat yang disebut dengan proyektor slide. Slide atau film bingkai
terbuat dari film positif yang kemudian diberi bingkai yang terbuat dari karton
atau plastik. Film positif yang biasa digunakan untuk film slide adalah film
positif yang ukurannya 35 mm dengan ukuran bingkai 2 x 2 inchi. Sebuah

24
program slide biasanya terdiri atas beberapa bingkai yang banyaknya
tergantung pada bahan/ materi yang akan disampaikan.
4. MEDIA FILMSTRIP
Filmstrip atau film rangkai atau film gelang adalah media visual proyeksi
diam, yang pada dasarnya hampir sama dengan media slide. Hanya filmstrip ini
terdiri atas beberapa film yang merupakan satu kesatuan (merupakan gelang,
dimana antara ujung yang satu dengan ujung yang lainnya bersatu). Jumlah
frame atau gambar dari suatu filmstrip ada yang berjumlah 50 buah dan ada
pula yang berjumlah 75 buah dengan panjang 100 sampai dengan 130 cm.

KELOMPOK KETIGA :MEDIA AUDIO


Media audio adalah media yang penyampaian pesannya hanya dapat
diterima oleh indera pendengaran. Pesan atau informasi yang akan disampaikan
dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif yang berupa kata-kata, musik,
dan sound effect.
Jenis media audio ini diantaranya :
1. MEDIA RADIO
Radio adalah media audio uang penyampaian pesannya dilakukan
melalui pancaran gelombang elektromagnetik dari suatu pemancar.
Pemberi pesan (penyiar) secara langsung dapat mengkomunikasikan
pesan atau informasi melalui suatu alat (microfon) yang kemudian
diolah dan dipancarkan ke segenap penjuru melalui gelombang
elektromagnetik dan penerima pesan (pendengar) menerima pesan atau
informasi tersebut dari pesawat radio di rumah-rumah atau para siswa
mendengarkannya di kelas-kelas.
2. MEDIA ALAT PEREKAM PITA MAGNETIK
Alat perekam pita magnetik atau kaset tape recorder adalah media yang
menyajikan pesannya melalui proses perekaman kaset audio. Tidak
seperti radio yang menggunakan gelombang elektromagnetik sebagai
alat pemancarannya.

KELOMPOK KEEMPAT : MEDIA AUDIO VISUAL DIAM


Media audiovisual diam adalah media yang penyampaian pesannya dapat
diterima oleh indera pendengaran dan indera pengelihatan, akan tetapi gambar
yang dihasilkannya adalah gambar diam atau sedikit memiliki unsur gerak.

25
Jenis media ini antara lain media sound slide (slide suara), film strip
bersuara, dan halaman bersuara.

KELOMPOK KELIMA : FILM (MOTION PICTURES)


Film disebut juga gambar hidup (motion pictures), yaitu serangkaian
gambar diam (still pictures) yang meluncur secara cepat dan diproyeksikan
sehingga menimbulkan kesan hidup dan bergerak. Film merupakan media yang
menyajikan pesan audiovisual dan gerak. Oleh karenanya, film memberikan
kesan yang impresif bagi pemirsanya.
Ada beberapa jenis film, diantaranya film bisu, film bersuara, dan film
gelang yang ujungnya saling bersambungan dan proyeksinya tak memerlukan
penggelapan ruangan.

KELOMPOK KEENAM : TELEVISI


Televisi adalah media yang dapat menempilkan pesan secara audiovisual
dan gerak (sama dengan film). Jenis media televisi diantaranya: televisi
terbuka (open boardcast television), televisi siaran terbatas/TVST (Cole Circuit
Televirion/CCTV), dan video-cassette recorder (VCR).
1. MEDIA TELEVISI TERBUKA
Media televisi terbuka adalah media audio-visual gerak yang
penyampaian pesannya melalui pancaran gelombang elektromagnetik dari satu
stasiun, kemudian pesan tadi diterima oleh pemirsa melalui pesawat televisi.
2. MEDIA TELEVISI SIARAN TERBATAS (TVST)
TVST atau CCTV adalah media audiovisual gerak yang penyampaian
pesannya didistribusikan melalui kabel (bukan TV kabel). Dengan perkataan
lain, kamera televisi mengambil suatu objek di studio, misalnya guru yang
sedang mengajar, kemudian hasil pengambilan tadi didistribusikan melalui
kabel-kabel ke pesawat televisi yang ada di ruangan-ruangan kelas.
3. MEDIA VIDEO CASSETTE RECORDER (VCR)
Berbeda dengan media film, media VCR perekamannya dilakukan dengan
menggunakan kaset video, dan penayangannya melalui pesawat televisi;
sedangkan media film, perekaman gambarnya menggunakan film selluloid yang
positif dan gambarnya diproyeksikan melalui proyeksi ke layar.
Secara umum, kelebihan media VCR sama dengan kelebihan yang
dimiliki oleh media televisi terbuka. Selain itu, media VCR ini memiliki

26
kelebihan lainnya yaitu programnya dapat diulang-ulang. Akan tetapi
kelemahannya adalah jangkauannya terbatas.

KELOMPOK KETUJUH : MULTI MEDIA


Pengertian multi media sering dikacaukan dengan pengertian multi
image. Multi media merupakan suatu sistem penyempaian dengan menggunakan
berbagai jenis bahan belajar yang membentuk suatu unit atau paket.
Contohnya suatu modul belajar yang terdiri atas bahan cetak, bahan audio, dan
bahan audiovisual. Sedangkan multi image merupakan gabungan dari beberapa
jenis proyeksi visual yang digabungkan lagi dengan komponen audio yang kuat,
sehingga dapat diselenggarakan pertunjukan besar yang cocok untuk penyajian
di suatu auditorium yang luas.

A. MEDIA OBJEK

Media objek merupakan media tiga dimensi yang menyampaikan


informasi tidak dalam bentuk penyajian, melainkan melalui ciri fisiknya sendiri,
seperti ukurannya, bentuknya, beratnya, susunannya, warnanya, fungsinya, dan
sebagainya.
Media objek ini dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu media objek
sebenarnya dan media objek pengganti. Media objek sebenarnya dibagi dua
jenis, yaitu media objek alami dan media objek buatan.
Media objek alami dapat dibagi ke dalam dua jenis yaitu oblek alami
yang hidup dan objek alami yang tidak hidup/ objek buatan. Sebagai contoh
objek alami yang hidup adalah ikan, burung elang, singa, dan sebagainya.
Sedangkan objek alami yang tidak hidup adalah batu-batuan, kayu, air, dan
sebagainya. Objek buatan, yaitu buatan manusia, contohnya gedung, mainan,
jaringan transportasi dan sebagainya.
Media objek buatan terdiri atas benda-benda tiruan yang dibuat untuk
mengganti benda-benda yang sebenarnya. Objek-objek pengganti dikenal
dengan sebutan replika, model, dan benda tiruan. Replika dapat didefinisikan
sebagai reproduksi statis dari suatu objek dengan ukuran yang sama dengan
benda yang sebenarnya. Model merupakan sebuah reproduksi yang kelihatannya
sama, tapi biasanya diperkecil atau diperbesar dalam skala tertentu. Benda
tiruan ada dua macam, yaitu pertama merupakan bangunan yang dibuat kurang

27
lebih menyerupai suatu benda yang besar, misalnya bagian dari sebuah kapal
terbang (sayap). Bentuk benda tiruan yang kedua ialah bentuk yang
menggambarkan mekanisasi kerja suatu benda, misalnya sistem pembakaran
automobil.
B. MEDIA INTERAKTIF

Karakteristik terpenting kelompok media ini adalah bahwa siswa tidak


hanya memperhatikan media atau objek saja, melainkan juga dituntut untuk
berinteraksi selama mengikuti pembelajaran. Sedikitnya ada tiga macam
interaksi. Interaksi yang pertama ialah yang menunjukkan siswa berinteraksi
dengan sebuah program, misalnya siswa diminta mengisi blanko pada bahan
belajar terprogram. Bentuk interaksi yang kedua ialah siswa berinteraksi
dengan mesin, misalnya mesin pembelajaran, simulator, laboratorium bahasa,
komputer, atau kombinasi diantaranya yang berbentuk video interaktif. Bentuk
interaksi ketiga ialah mengatur interaksi antara siswa secara teratur tapi tidak
terprogram; sebagai contoh dapat dilihat pada berbagai permainan pendidikan
atau simulasi yang melibatkan siswa dalam kegiatan atau masalah, yang
mengharuskan mereka untuk membalas serangan lawan atau kerjasama dengan
teman seregu dalam memecahkan masalah. Dalam hal ini siswa harus dapat
menyesuaikan diri dengan situasi yang timbul karena tidak ada batasan yang
kaku mengenai jawaban yang benar. Jadi permainan pendidikan dan simulasi
yang berorientasikan pada masalah memiliki potensi untuk memberikan
pengalaman belajar yang merangsang minat dan realistis. Oleh karena itu, guru
menganggapnya sebagai sumber terbaik dalam urusan media komunikasi.

Menurut Haney dan Ulmer (1981)

Taksonomi media pembelajaran pada dasarnya ada beberapa cara yang


dapat digunakan dalam pengklasifikasian yaitu:
1. Dengan menekankan: pada teknik yang dipergunakan dalam
pembuatan media tersebut. Sebagai contoh, seperti gambar, fotografi,
rekaman audio, dan sebagainya.
2. Ada pula yang dilihat dari cara yang dipergunakan untuk mengirimkan
pesan. Contoh, ada penyampaian yang disampaikan melalui siaran
televisi dan melalui optik.

28
Masih banyak ciri yang membedakan media yang satu dengan yang lain,
sehingga tidaklah mudah untuk menyusun klasifikasi tunggal yang mencakup
semua jenis media. Faktor lain yang juga mempersulit klasifikasi ini ialah untuk
menentukan apa yang termasuk dan apa yang tidak termasuk media. Sebagai
contoh, beberapa ahli membedakan antara media komunikasi dan alat bantu
komunikasi. Yang menjadi dasar utama dari pembedaan ini ialah apakah suatu
sarana komunikasi dapat menyampaikan program secara lengkap atau tidak.
Berdasarkan pembedaan ini, film dapat digolongkan sebagai media, karena film
dapat menyampaikan pesan yang lengkap selama waktu putarnya. Sedangkan
overhead transparansi (OHT) digolongkan sebagai alat bantu saja, karena OHT
tidak dapat berdiri sendiri. Hal tersebut hanya dapat digunakan oleh instruktur
untuk membantu menerangkan pembelajarannya. Walaupun pendapat ini
masuk akal, tetapi di sini kita akan membahas media dalam perspektif yang
lebih luas, yaitu semua alat atau bahan yang dapat digunakan untuk kegiatan
pembelajaran.
Selain alat-alat pembelajaran yang sederhana, masih ada beberapa
teknik atau sistem pembelajaran yang sedemikian kompleks, sehingga jauh
melebihi pengertian media yang biasa kita gunakan. Sebagai contoh, simulator,
pengajaran dengan bantuan komputer, mesin pembelajaran, dan permainan
pendidikan. Oleh karena itu untuk mengembangkan suatu sistem klasifikasi
yang dapat mencakup berbagai macam sarana komunikasi, kita harus
menggunakan pandangan yang luas mengenai pengertian media, yaitu dengan
memasukkan segala sesuatu yang dapat diambil manfaatnya oleh seorang
instruktur untuk meningkatkan pembelajaran. Kita ingin mengembangkan
pandangan bahwa tidak ada satu carapun yang baku dalam pembelajaran dan
ingin mendorong para instruktur agar menganggap berbagai bentuk media itu
sebagai pilihan-pilihan untuk digunakan dalam meningkatkan kegiatan belajar.
Memang, seringkali media hanya digunakan untuk membantu menghidupkan
keterangan yang diberikan oleh seorang instruktur. Akan tetapi diharapkn untuk
masa sekarang dan masa yang akan datang, pemanfaatan media oleh
instruktur/guru tersebut akan lebih imajinatif dan lebih bermanfaat.

29
Menurut Seels dan Glasgow (1990)

Media dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu media tradisional dan
media mutakhir.
Yang termasuk media tradisional antara lain:
1. Visual diam yang diproyeksikan; opaque, overhead projector, slides,
film strip.
2. Visual yang tidak diproyeksikan; gambar, poster, foto, charts, grafik,
papan info.
3. Audio; rakaman kaset, radio.
4. Multimedia; slide suara.
5. Visual dinamis yang diproyeksikan; film, televise, video.
6. Bahan cetak; buku teks, modul, majalah, hand out
7. Permainan; games.
8. Realita

Yang termasuk media mutakhir antara lain:


1. Media berbasis telekomunikasi; teleconferences, E-learning
2. Media berbasis mikroprosesor; permainan computer, hypermedia,CAI,
hypertext

Menurut Wiryokusumo (2008)

Media pembelajaran dapat dibagi dalam beberapa macam:


1. Berdasarkan dimensinya
a. Satu dimensi dan dua dimensi, contohnya gambar, foto, kliping, film,
slide, peta, papan flannel dan lain-lain.
b. Tiga dimensi; model, boneka, specimen, kubus, mock up.

2. Berdasarkan Elekktronik dan non elektronik


a. Elekronik; video, film, slide, radio/ audio, computer, program
televise dan lain-lain.
b. Non elektronik; peta, globe, gambar, denah, boneka, dan lain-lain

3. Berdasarkan Audio Visual dan non audio visual


a. Audio visual; program televisi, program radio, slide dan film.

30
b. Non audio visual; papan tulis, majalah, buku, gambar, foto,
specimen, boneka dan lain-lain.

Apabila disebut seluruhnya sebagai berikut: buku teks, ensiklopedia,


majalah dan Koran, kliping, film, tv, radio, tape, gambar, foto, slide, film
strip, film mikro, poster, denah, model irisan atau skema boneka,
spesiments, papan flannel, papan tulis, dan lain-lain

31
32
RANGKUMAN
Dengan keragaman dari macam dan jenis media yang ada, maka terbagilah
media menjadi beberapa klasifikasi sesuai dengan pendapat para ahlinya. Di
sini kita membahas beberapa klasifikasi yaitu: menurut Anderson (1976),,

33
menurut T. Tosti dan John R. Ball (1976), menurut Rudy Brezt (1976) , menurut
Haney dan Ulmer (1981), menurut Seels dan Glasgow (1990), dan menurut
Wiryokusumo (2008) serta menganalisis media melalui bentuk penyajian dan
cara penyajiannya.

DAFTAR PUSTAKA

Ishak, Abdulhak., 1993, Kedudukan Media Dalam Pembelajaran, IKIP Bandung


Syaeful Bahri, Djamarah dan Aswan, Zeil., 2002, Strategi Belajar Mengajar,
Rineka Cipta, Jakarta
Situmorang, Robinson., Suparma, Atwi., dan Susilana, Rudi., 2004, Design
Pembelajaran, Pusat Penerbit Universitas Terbuka, Jakarta
Wiryokusumo, Iskandar, 2008, Media Komunikasi Pembelajaran, UNIPA Surabaya

LATIHAN SOAL
1. Identifikasikanlah jenis media komunikasi media pembelajaran.
2. Kelompokkanlah media komunikasi pembelajaran sesuai dengan
pendapat para ahlinya.
3. Jelaskan salah satu klasifikasi media komunikasi pembelajaran yang
berhubungan dengan media penyaji.
4. Jelaskan salah satu klasifikasi media komunikasi pembelajaran yang
berhubungan dengan media objek.
5. Jelaskan salah satu klasifikasi media komunikasi pembelajaran yang
berhubungan dengan media interktif.

34
BAB III
MEDIA KOMUNIKASI PEMBELAJARAN YANG TIDAK DIPROYEKSIKAN

Tujuan Umum

Pada bab ini akan membahas tentang media komunikasi pembelajaran


non proyeksi,macam-macam media non proyeksi, dan diharapkan saudara dapat
mengidentifikasi dan memilih media komunikasi, serta mengplikasikan
dilapangan untuk keberhasilan tujuan pendidikan/ penyuluhan untuk
menungkatkan pengetahuan masyarakat baik secara umum maupun untuk
peningkatan pengetahuan tentang kesehatan di masyarakat. Dengan tujuan
saudara mampu menggunakan serta membuat media komnikasi pembelajaran
baik secara mamnual maupupn sesuai perkembangan IPTEK.
Pada bab ini juga membahas media pameran dan papan peragaan dengan
harapan saudara dapat meningkatkan, keterampilan, kreatifitas sehinnga
menghasilkan media komunikasi pembelajaran sesuai kompetensi

Tujuan Khusus

Setelah selesai membahas Bab III diharapkan saudara mampu :


1. Mampu menerangkan jenis-jenis media komunikasi secara benar !
2. Mengidentifikasi macam-macam media komunikasi Pembelajaran non
proyeksi !
3. Mampu menjelaskan jenis-jenis media komunikasi pembelajaran media
grafis
4. Mampu menerangkan cara penggunaan media komunikasi
pembelajaran media grafis sekurangnya 4 macam
5. Mampu meningkatkan kreatifitas dalam pembuatan media komunikasi
pembelajaran media grafis sesuai kemampuanya !
6. Mampu mengaplikasikan macam-macam media komunikasi
pembelajaran non proyeksi
7. Mampu membuat media komunikasi pembelajara Flip Chart dengan
benar
8. Mampu membuat media komunikasi pembelajaran Flash Card, Chart,
Poster

35
9. Mampu membuat media komunikasi pembelajaran Chart, Poster
10. Mampu membuat media komunikasi pembelajaran , Poster

Salah satu bentuk dari media visual yang tidak diproyeksikan adalah media
grafis.

1. Pengertian Media Grafis


Grafis asal katanya “graphikos” (Yunani) yang artinya
melukis atau menggambarkan dengan garis – garis. Sebagai kata sifat,
graphios diartikan sebagai penjelasan yang hidup, penjelasan yang kuat
atau penyajian yang efektif.

Grafis sebagai media pengajaran dapat mengkombinasikan fakta –


fakta, gagasan – gagasan secara jelas dan kuat melalui perpaduan antara
ungkapan kata – kata dan gambar, yang dimaksud gambar mencakup foto.
Selanjutnya yang dimaksud dengan media grafis ialah media visual
yang tidak diproyeksikan untuk mengkomunikasikan fakta dan atau gagasan
melalui tulisan, gambar dan lambang.
Nilai media grafis terletak pada kemampuan dalam menarik perhatian,
minat dalam menyampaikan jenis informasi tertentu secara cepat. Peran
utamanya adalah menvisualisasikan fakta – fakta dan gagasan – gagasan
dalam bentuk yang ringkas dan padat.
Dengan kata lain, media grafis dapat didefinisikan sebagai media yang
mengkombinasikan fakta dan gagasan secara jelas, kuat dan terpadu,
melalui kombinasi pengungkapan kata – kata dan gambar. Media ini sangat
tepat untuk tujuan menyampaikan informasi dalam bentuk rangkuman yang
dipadatkan.
Media grafis yang baik hendaknya mengembangkan daya imajinasi atau
citra anak didik. Daya imajinasi dapat ditimbulkan dengan menata dan
menyusun unsur – unsur visual dalam materi pengajaran.

36
2. Unsur – unsur Media Grafis
Media grafis memiliki unsur tulisan dan atau gambar.
a. Unsur Tulisan
Yang terpenting adalah kata – katanya yang singkat dan tepat serta
bentuk huruf yang digunakan hendaknya mudah dibaca dan sesuai dengan
sifat pesan. Supaya mudah di baca dapat digunakan huruf yang baku,
yaitu yang banyak dipakai oleh percetakan. Hanya ada sedikit kelemahan
huruf baku ini, yaitu kurang menarik karena terlalu biasa dan sering kita
temui. Bila ingin memberi tekanan pada daya tariknya kita gunakan huruf
yang agak bebas, tidak terikat pada pembakuan. Media grafis memiliki
kemungkinan yang banyak untuk membuat bentuk bebas, sebab dibuat
tidak menggunakan cetakan. Dengan kata lain, media grafis dapat dibuat
lebih artistik. Bila huruf baku maupun huruf bebas dapat dikelompokkan
dalam bentuk klasik dan bentuk modern.
Bentuk modern biasanya lebih sederhana dari pada bentuk klasik. Bentuk
klasik biasanya ditambah bentuk pemanis atau penghias. Terdapat pula
pengelompokan atas bentuk huruf cetak dan huruf tulis. Untuk media
grafis lebih leluasa untuk menggunakan huruf apapun selama berguna
untuk menyampaikan suatu ide (gagasan), tidak tergantung kepada
percetakan.
b. Unsur Gambar
Terdapat beberapa macam gambar, diantaranya ialah : sket,
geometris, silhouet, dekoratif, distorsi, lambang – lambang, penampang,
peta, dsb.
Gambar Skets, adalah gambar buatan tangan, menggunakan potlot atau
pena, dibuat tanpa bantuan mistar, jangka, dan sebagainya. Peranannya
adalah menggambarkan garis besar yang diperlukan dari suatu benda.
Gambar Silhout, adalah gambar datar berwarna tunggal (monoton) seperti
bayang – bayang.
Gambar Dekoratif, adalah gambar yang berperan sebagai penghias,
dengan banyak mengulangi (melakukan pengulangan)
Bentuk yang sama.
Gambar Deformasi, adalah gambar yang dibuat menyimpang dari bentuk
yang sebenarnya. Hal ini dibuat untuk memberikan penekanan pada
tertentu yang diutamakan. Gambar deformasi sering kita temui pada

37
karikatur atau anekdot. Karikatur biasanya berupa kritikan – kritikan
pedas melalui bentuk yang dilebihkan sehingga bentuknya menjadi lucu.
Gambar yang mengutamakan kelucuan disebut anekdot.
Gambar Distorsi, adalah gambar yang bentuknya diputar balikan. Misalnya
gambar kepala orang dilihat dari samping tapi matanya terlihat kedua –
keduanya.
Gambar Lambang, adalah gambar yang mengambil bentuk abstrak, atau
juga bentuk kongkrit dan diberi arti menurut perjanjian.
Gambar Penampang, adalah gambar yang memperlihatkan bagian – bagian
benda menurut hasil belahan atau potongannya.

3. Prinsip – prinsip Desain Grafis


Media grafis sering disebut media visual dasar.
Dalam merancang media pengajaran perlu memperhatikan beberapa
prinsip umum yaitu :

1) Kesederhanaan :
Peta gambar maupun diagram yang cocok untuk media cetak belum tentu
cocok untuk media proyeksi, karena biasanya syarat dengan informasi.
Bahan untuk media grafis harus ringkas, sederhana dan dibatasi pada hal –
hal yang penting saja. Konsepnya harus tergambar jelas serta mudah
dipahami. Tulisan harus sederhana, cukup tebal dan mudah dibaca.
Jangan menggunakan huruf – huruf yang artistik yang akan
membingungkan. Pakailah kata – kata dengan huruf sederhana, kalimat –
kalimatnya ringkas tetapi padat dan mudah dipahami.

2) Kesatuan :

38
Yang dimaksud dengan kesatuan adalah jalinan yang harmonis antara
bagian – bagian visual dalam kesatuan fungsinya secara keseluruhan.
Hal itu dapat dicapai dengan mempergunakan unsur – unsur yang saling
tumpang tindih, penggunaan panah – panah penunjuk arah dan unsur –
unsur visual lain misalnya garis, bentuk, tekstur, warna dan ruang.

3) Penekanan :
Meskipun media grafis dibuat berdasarkan gagasan tunggal, didesain
menurut prinsip – prinsip kesederhanaan dan mempunyai kesatuan
fungsional, kadang – kadang masih diperlukan penekanan pada bagian
tertentu untuk dijadikan pusat perhatian. Penekanan tersebut dapat
dilakukan dalam berbagai cara memperbesar, memperjelas, memberi
warna, atau ruang pada bagian tertentu.

4) Keseimbangan :

39
Ada dua macam keseimbangan, yaitu keseimbangan formal dan
keseimbangan informal. Suatu desain diketahui mempunyai keseimbangan
formal apabila dapat dibayangkan ada suatu proses yang membagi bentuk
visual secara simetris. Keseimbangan formal memberi kesan statis. Hal ini
sering digunakan dalam mendesain “caption” dan judul. Suatu desain
yang mempunyai keseimbangan informal, unsur – unsur visual ditata
sedemikian rupa seimbang tetapi tidak simetris. Hal tersebut dapat
memberi kesan dinamis dan biasanya mempunyai daya tarik yang lebih
kuat.
Menyusun data letak media visual informal, perlu keberanian dalam
merancang dan menciptakan kreativitas. Judul – judul untuk
keseimbangan simetris huruf – hurufnya bersifat formal, disertai
penempatan huruf yang tepat untuk menjaga agar keseimbangan bisa
dapat tetap dipertahankan. Sedangkan susunan yang informal bila
judulnya dipadukan dengan sket atau gambar, dapat menonjolkan judul
sehingga menarik perhatian, selain itu mengurangi masalah titik tengah
yang tidak perlu diperhatikan. Untuk memperoleh komposisi yang bagus,
cobalah berbagai unsur visual ditata, sebelum huruf – huruf, keterangan,
tanda – tanda lain
dituliskan.

40
Disamping keempat prinsip tadi masih ada unsur lain yang perlu
diperhatikan dalam mendesain media grafis, seperti garis, bentuk, warna,
tekstur, dan ruang.
a. Garis
Dalam pesan – pesan visual dapat berfungsi untuk menghubungkan
berbagai unsur bersama – sama, serta mengarahkan pengamat dalam
mempelajari unsur visual dalam urut – urutan khusus. Fungsi garis
sebagai unsur visual adalah sebagai penuntun bagi para pengamat 9
siswa), dalam mempelajari rangkaian konsep, gagasan, makna atau isi
pelajaran yang tersirat di dalam media visual yang dipertunjukkan.

b. Bentuk
Suatu bentuk yang aneh dan menarik akan membangkitkan perhatian
khusus kepada suatu yang divisualisasikan. Media pengajaran semacam
ini mampu menarik minat para siswa secara efektif.

41
c. Warna
Untuk kebanyakan visual warna merupakan unsur tambahan yang
penting. Akan tetapi hal tersebut harus digunakan secara hati – hati
sekali. Usahakanlah agar warna yang dipakai jangan terlalu banyak
yang terbaur satu sama lain. Usahakanlah batas warna dengan jelas.
Pergunakanlah dua atau tiga warna saja untuk suatu visual. Karena
warna yang terlalu banyak dan saling berbaur akan melelahkan mata.
Pakailah warna dengan maksud memberikan kesan pemisahan,
penekanan keterpaduan unsur – unsur visual. Pilihlah warna – warna
yang memberikan kesan harmonis. Sebaliknya bila mempergunakan
warna – warna yang kumuh akan sangat mengganggu pengamatan
siswa, sehingga dapat mengalihkan perhatian mereka dari pesan
penting yang seharusnya disimak.
Pada dasarnya ada lima macam warna pokok, yaitu merah, biru,
kuning, hitam dan putih. Untuk memperoleh warna yang harmonis bisa
dikerjakan dengan cara mendekatkan warna – warna tertentu, misalnya
warna merah dengan violet, kuning dengan hijau, biru tua dengan biru
muda dan seterusnya. Menurut teori warna, ada beberapa warna yang
memberi kesan dekat misalnya warna merah, sebaliknya warna biru
memberi kesan jauh, dan ruang yang berwarna gelap atau kusam
memberi kesan lebih kecil dari ukuran yang sebenarnya. Dengan
demikian dalam memilih warna untuk keperluan materi pengajaran,
perlu perhitungan secermat mungkin.

42
d. Tekstur
Adalah unsur visual yang memungkinkan timbul suatu kesan kasar atau
halusnya permukaan. Tekstur juga bisa dipergunakan seperti warna
dalam hal penekanan, aksentuasi, serta dapat menambah kesan
keterpaduan.
e. Ruang
Ruang terbuka disekeliling unsur visual akan mencegah kesan
berdesakan. Tata ruang yang digunakan dengan cermat agar unsur –
unsur dalam desain menjadi efektif.
4. Bentuk – bentuk Media Grafis
Terdapat beberapa bentuk media grafis, diantaranya diuraikan sebagai
berikut
A. Gambar atau foto
Gambar atau foto merupakan media yang umum dipakai untuk
berbagai macam kegiatan belajar. Gambar yang baik dapat digunakan
untuk melatih berfikir serta dapat mengembangkan imajinasi siswa.
Contohnya diberikan kepada siswa sebuah gambar kemudian mereka
disuruh menceritakan kejadian yang nampak pada gambar sesuai dengan
persepsinya.
Kelebihan suatu gambar adalah :
1. Gambar mudah diperoleh, bisa digunting dari majalah, atau dapat
dibuat sendiri, mudah menggunakannya, tidak memerlukan alat
tambahan
2. Penggunaan gambar merupakan hal yang wajar dalam proses belajar
tanpa memberi kesan “show” seperti yang dituduhkan kepada
penggunaan slide atau film
3. Koleksi gambar dapat diperbesar terus
4. Mudah mengatur pilihan untuk suatu pelajaran, untuk penyajian
jumlah gambar dapat disesuaikan dengan besarnya koleksi
5. Gambar bersifat konkrit, melalui gambar siswa dapat melihat dengan
jelas sesuatu yang sedang dibicarakan / didiskusikan dalam kelas

6. Gambar mengatasi batas waktu dan ruang, gambar disini dapat


digunakan untuk menunjukkan benda – benda yang tidak mungkin

43
dilihat karena terlalu jauh, misalkan gambar candi borobudur, gambar
sphinx di Mesir, gambar salju, dll
7. Gambar mengatasi kekurangan daya mampu panca indera manusia
misalnya, benda – benda kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata
dibuat fotografinya dan dibesarkan sehingga dapat dilihat dengan
jelas, misalnya kuman
8. Gambar dapat digunakan untuk menjelaskan sesuatu masalah, hal,
misalnya kita menggambar penampang gigi
Selain kelebihan – kelebihan tersebut media foto atau gambar
mempunyai kelemahan – kelemahannya diantaranya :
1. Foto gambar merupakan media visual yang hanya mengandalkan indera
mata, oleh sebab itu media ini tidak dapat memberikan informasi yang
mendalam tentang sesuatu hal, serta hanya digunakan oleh orang –
orang yang mempunyai penglihatan yang normal / sehat.
2. Tidak seluruh bahan pembelajaran dapat disajikan dengan media ini.
Bahan – bahan mengenai suatu proses atau gerakan atau cara kerja
suatu alat, kurang efektif disajikan melalui gambar atau foto.
Hal – hal yang perlu dipertimbangkan dalam pembuatan gambar
atau foto yang dijadikan media adalah :
1. Gambar atau foto sebagai media pengajaran sebaiknya di susun atau
dibuat tidak hanya mempertimbangkan unsur seninya, tetapi yang
lebih penting adalah kesesuaian dengan tujuan yang ingin dicapai.
Gambar yang indah belum tentu cocok digunakan sebagai media
pembelajaran.
2. Gambar yang dibuat harus menggambarkan benda aslinya jangan
ditambah atau dikurangi, walaupun dipandang dari sudut seni dianggap
kurang artistik
3. Gambar atau foto harus mampu menunjukkan bagian – bagian yang
dianggap penting. Gambar yang tidak jelas dapat mengakibatkan
kesalahan persepsi siswa. Contohnya, siswa yang belum tahu besarnya
kapal terbang, tidak akan mampu menangkap bagaimana besarnya
benda tersebut, hanya dengan melihat gambarnya saja. Oleh sebab itu
untuk menggambarkan perbandingan perlu diambil unsur lain sebagai
informasi:

44
4. Gambar yang dibuat hendaknya gambar yang hidup, yaitu
gambar yang sedang menunjukkan aktivitas. Hal ini sangat perlu terutama
untuk mengembangkan daya imajinasi siswa

5. Hendaklah gambar dibuat dengan sederhana, jangan terlalu kompleks.


Apabila dibuat terlalu kompleks akan membingungkan siswa
B. Grafik
Beberapa literatur menjelaskan adanya persamaan maksud tentang
istilah diagram grafik / graphs, walaupun ada spesifikasi dari kedua istilah
tersebut.
Pada uraian ini penulis tidak membedakan kedua istilah media tersebut
untuk lebih menyederhanakan penjelasan media diagram atau grafik.
Grafik adalah media visual berupa garis atau gambar yang dapat
memberikan informasi mengenai keadaan perkembangan sesuatu
berdasarkan data secara kuantitatif atau bilangan. Melalui grafik siswa
dapat menangkap gambaran secara lebih mudah tentang data – data
statistik. Contoh grafik tentang perkembangan penduduk, perkembangan
jumlah siswa dan sebagainya. Dengan grafik seseorang dapat dengan
segera dapat mengadakan analisa, interprestasi dan perbandingan antar
data yang disajikan.
Sebagai suatu media grafik mempunyai beberapa kelebihan
diantaranya :
1. Dapat memudahkan kita dalam memahami data kuantitatif yang
berhubungan dengan suatu perkembangan
2. Data statistik yang sulit dapat dengan mudah disajikan melalui grafik,
sehingga siswa dapat cepat menginterprestasikan atau melihat
hubungan – hubungan mengenai data tersebut
3. Pembuatannya sederhana
Perlu diingat bahwa tujuan untuk membuat grafik adalah untuk
memperlihatkan perbandingan, informasi kualitatif dengan cepat serta
sederhana. Bila sebuah grafik ruwet dan sulit dibaca berarti akan
kehilangan manfaatnya yang berharga. Konsep – konsep yang ruwet akan
lebih efektif diperlihatkan, bila dituangkan ke dalam sebuah rangkaian
grafik yang lebih sederhana dari pada susunan grafik yang ruwet.

45
Prinsip dasar membuat grafik
1. Sederhana, dapat dibaca dan dipahami. Grafik yang ruwet kadang –
kadang diperlukan dalam membangun berbagai faktor, tetapi grafik –
grafik semacam itu mengorbankan keefektifan komunikasi
2. Grafik yang paling efektif menyoroti satu atau dua gagasan
3. Harus ada perbandingan atau hubungan
Tanpa perbandingan atau hubungan yang memberikan arti, sedikit
sekali gunanya di dalam menggambarkan statistik secara grafis
4. Dalam pembuatan grafik yang baik ada informasi dari jumlah – jumlah
yang persis harus ditunjukkan. Sebuah grafik dimaksudkan untuk
bercerita sekilas, menggambarkan perbandingan – perbandingan,
kecenderungan – kecenderungan serta hubungan – hubungan. Rincian
yang lebih kecil tidak perlu, karena menyebabkan keruwetan dari
grafik serta mengurangi keefektifannya
Ada beberapa macam grafik dan yang paling umum digunakan
adalah grafik – grafik garis, batang, lingkaran dan grafik bergambar.
Masing – masing jenis mempunyai cara penyusunan dan manfaat tertentu.
Terdapat bermacam – macam grafik yang biasa digunakan yaitu :
1. Grafik Garis
Grafik garis adalah yang paling tepat dari semua grafik,
terutama dalam melukiskan kecenderungan – kecenderungan atau
menghubungkan dua rangkaian data. Suatu grafik garis hendaknya
digunakan bial data itu berkesinambungan. Dengan melihat arah atau
langkah dalam grafik dapat dipelajari fluktuasi maupun perkembangan
sesuatu yang diteliti dari waktu ke waktu.

46
Sejumlah variasi serta kombinasi dari grafik garis dapat dilukiskan,
termasuk bayangan permukaan grafik dari berbagai bentuk.

47
Gambar berikut memperlihatkan berbagai macam bentuk kombinasi dari
grafik garis (line graph), grafik bidang tunggal (single surface graph).
Kombinasi grafik garis dengan grafik bidang (combination surface ang line
graph), grafik bidang ganda atau grafik strata (multiple surface or “strata
graph”), grafik kolom (column graph), kombinasi grafik garis dan grafik
kolom (combination column and line graph), grafik silhuet (silhoutte
graph), dan grafik sektor atau grafik piring (sector or pie graph).

48
Berbagai macam jenis informasi dapat divisualisasikan dengan melalui
berbagai macam kombinasi grafik semacam ini, namun pemakaiannya
yang efektif harus disesuaikan dengan karakteristik gambaran informasi
masing – masing yang akan k

49
2. Grafik Batang
Apabila kita ingin menyuguhkan informasi tentang perbandingan suatu
obyek atau peristiwa yang sama dalam waktu yang berbeda, maka hal
tersebut dapat dibuat dalam bentuk grafik batang.
Grafik batang mungkin yang paling sederhana daripada semua jenis
grafik. Grafik batang sangat mudah dibuat. Seperti halnya grafik garis,
grafik batang pun pada dasarnya menggunakan garis vertikal dan
horizontal. Namun untuk menggambarkan perkembangan dan
perbandingan obyek, tidak ditarik garis lurus, melainkan dibuat seperti
batang.
Tiap kelompok data yang dibagan, digambarkan oleh sejumlah batang,
baik secara vertikal maupun secara horizontal. Panjangnya batang
melukiskan besarnya persentase data; semua batang dengan ukuran yang
sama lebarnya. Grafik batang paling bermanfaat bilamana sejumlah nilai
yang akan diperbandingkan relatif sedikit, umumnya tidak lebih dari
delapan atau enam jalur. Kadang – kadang sejumlah besar batang
digunakan, namun dibutuhkan bagian – bagian seperti warna, atau
penyajian gambar – gambar supaya grafik lebih mudah dibaca serta
menarik.

3. Grafik Lingkaran

50
Grafik lingkaran adalah grafik yang dibuat untuk menggambarkan bagian –
bagian dari suatu keseluruhan serta porsentase perbandingan bagian –
bagian tersebut.
Bilamana ingin menggambarkan suatu hubungan kualitas individual
tertentu terhadap keseluruhan tampaknya adalah grafik piringlah yang
paling alamiah dan mudah dipahami dalam pemakaian. Dari hasil
penelitian menunjukkan bahwa grafik lingkaran paling tepat dibaca dari
semua bentuk grafik bila dipakai untuk memperbandingkan bagian –
bagian dari suatu keseluruhan.
Untuk lebih menarik setiap bagian yang menggambarkan perbandingan
dalam grafik lingkaran dapat diberi warna yang berbeda.

C. Bagan (Chart)
Bagan adalah media grafik yang didesain untuk menyajikan ringkasan
visual secara jelas dari suatu proses, perbandingan, pengelompokan dan
pengembangan, pertentangan dan sebagainya.
Agar pesan yang ingin disampaikan melalui bagan dapat dimengerti dan
mudah dipahami, maka biasanya dalam bagan disertai dengan media
grafis lainnya seperti gambar, diagram, foto atau lambang – lambang
verbal lainnya. suatu bagan dianggap baik seandainya berbentuk
sederhana, tidak rumit atau berbelit – belit.
Tujuan penggunaan Media Chart
Bagan atau chart sebagai alat bantu mengajar bertujuan untuk :
- Menerangkan sesuatu secara simbolis
- Menerangkan suatu keterangan atau uraian
- Memperlihatkan hubungan yang satu dengan yang lainnya

51
- Memperlihatkan pertumbuhan suatu struktur dengan memakai garis –
garis, lambang – lambang dan gambar – gambar
Bagan ini diperlukan dalam mengajarkan bidang studi atau mata
pelajaran IPA, IPS, Bahasa, Keterampilan, Olah Raga, dan lain – lain.

Jenis – jenis Bagan (Chart)


Berbagai bentuk bagan yang disesuaikan dengan kebutuhan khusus, yaitu :
a. Bagan waktu, menunjukkan data di dalam urutan yang teratur
Contoh Jadwal Pelajaran
Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at Sabtu
Waktu

07.30 – Upacara KPD B. Inggris Exodonti Penjas Konserva


07.45 a si
07.45 – MKGM KPD Agama Exodonti Penjas Diagnosti
08.30 a k
08.30 – MKGM KPD DHE PMP B. Ind Statistik
09.15
09.15 – Prev. KPD Praktek Praktek Statistik Praktek
10.00 Dent
10.00 – Praktek Praktek Praktek Praktek DHE Praktek
10.45
10.45 – Praktek Praktek Praktek Praktek Praktek
11.30
11.30 – Praktek Praktek Praktek Praktek Praktek
12.15
12.15 – Praktek Praktek Praktek Praktek Praktek
13.00

b. Bagan Pohon (Tree Chart)


Adalah bagan yang menggambarkan hubungan dari fakta – fakta dengan
melukiskan sesuatu yang berpangkal dari batang dan berakhir pada
bagian – bagian yang kecil yaitu cabang dan ranting. Bagan pohon
biasanya digunakan untuk menggambarkan atau menerangkan silsilah
atau keturunan atau juga struktur organisasi.

BIRO

KABAG KABAG KABAG


52

KA. SUBAG KA. SUBAG KA. SUBAG KA. SUBAG KA. SUBAG KA. SUBAG
c. Bagan Akar (root chart)
Adalah bagan yang menggambarkan suatu proses, yang
dimulai dari bawah (cabang – cabang) menuju batang, misalkan kita ingin
menggambarkan proses pemilihan umum, yang dimulai dari daerah untuk
memilih perwakilan tingkat kabupaten, kemudian tingkat propinsi, sampai
pemilihan tingkat pusat.

TK. II TK. II TK. II TK. II TK. II TK. II TK. II TK. II TK. II

TK. I TK. I TK. I

PUSAT
d. Bagan arus (flow chart)
Adalah bagan yang menerangkan tentang urutan – urutan atau langkah
– langkah suatu proses atau alur kerja unit – unit atau lembaga
tertentu.

53
e. Bagan pandangan tembus
Adalah bagan yang menerangkan keadaan suatu di dalam
benda dengan tidak merubah gambaran bentuk luarnya. Misalnya bagan
struktur tubuh manusia, binatang atau bagian tentang pesawat terbang.

f. Bagan, perbandingan, atau perbedaan, yang mengikhtisarkan dengan


lambang – lambang sederhana untuk memperlihatkan dua atau lebih
kumpulan data di dalam kolom
g. Bagan tabel
Urutan hubungan seperti yang terdapat pada tabel waktu dapat
dipertunjukkan pada bagan tabel. Satu nilai yang unik dari bagan tabel
adalah kemampuannya dalam mempertunjukkan hubungan.
Gambar berikut adalah bagan tabel yang memvisualisasikan kebijakan
pemerintah dalam upaya pembangunan kelistrikan selama Repelita III.
Prinsip untuk membuat suatu chart
1. Perlu adanya suatu gagasan pokok
2. Buatlah dulu sketsa tata letak (lay out) nya
a. Gunakan suatu judul sederhana dalam ukuran yang sesuai
b. Gunakan lambang visual yang sesuai dengan kemampuan audience
c. Buatlah menarik, harmonis dan berwarna
d. Hindari penyajian yang rumit
e. Hindari penjelasan yang mendetail
3. Pindahkan skets dengan menggunakan transparansi untuk OHT

54
Ditinjau dari sudut bentuk dalam rangka penyajiannya ada empat jenis
bagan, yaitu :
a. Pin – up chart : bagan yang disematkan di muka kelas dengan
peniti atau jarum
b. Flip – chart : bagan yang lepas dibendel menjadi satu,
sehingga membaliki seperti buku
c. Hinged – card chart : bagan yang mempergunakan kartu yang
digantungkan pada bagan itu
d. Hiden chart : bagan dimana pokok – pokok yang belum
waktunya diperlihatkan ditutup dahulu
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pemakaian bagan (chart)
1. Gunakan bagan (chart) sedemikian rupa sehingga siswa dapat melihat
dengan jelas
2. Bagan harus dapat menjelaskan ide yang disampaikan
3. Penggunaan warna harus benar – benar memperjelas bukan
membingungkan
Flip Chart
Pengertian :
Flip chart ini berupa gambar yang dibuat di atas sehelai kertas tebal. Cara
menggunakan chart ini dengan jalan melemparkan / menepiskan ke
belakang. Pada chart ini digunakan gambar – gambar tunggal. Chart ini
berguna untuk membantu dalam interaksi proses belajar mengajar di
kelas atau umum. Kegunaan flip chart untuk membantu menyajikan suatu
informasi bahan pelajaran yang berurutan (sequensial) yang ternyata
sukar diperlihatkan pada satu lembar.
Bahan yang diperlukan untuk membuat flip chart
1. Kertas karton tebal – duplex
2. Kertas gambar putih – padalarang / sejenisnya
3. Kertas berwarna – buffallo papper
4. Car plakat / cat air macam – macam warna
5. Pensil, penghapus, jangka, penggaris, spidol berwarna, kwas, tempat
cat, double sided tape, lem
6. Gunting, cellow tape, cutter, ruggos, puncher
7. Tali rami, jepitan baju, gantungan baju
8. Standar gambar, kawat dll

55
Cara membuat Flip Chart
1. Carilah suatu topik untuk flip chart
2. Jabarkan / perinci topik tersebut menjadi bagian – bagian penting yang
akan diterangkan
3. Bagian inilah yang digambarkan pada kertas gambar besar
4. Gambarkanlah bagian tersebut pada kertas gambar putih atau
berwarna
5. Bila flip chart akan diperbanyak dengan cara mencetak sebaiknya
bentuk – bentuk yang dipergunakan agar sederhana, warna jangan
terlalu banyak agar ongkos tidak mahal
6. Buatlah terlebih dahulu sketsa – sketsa dari gambar yang diinginkan
diatas kertas putih biasa
7. Setelah diperoleh gambar – gambar yang jitu, untuk mengungkapkan
ide kita lalu gambarlah sekali lagi bentuk – bentuk tersebut diatas
kertas gambar dengan ukuran yang sebenarnya untuk flip chart
8. Ukuran flip chart bisa bermacam – macam, dari yang kecil sampai
ukuran besar, sesuaikanlah dengan jarak dari penonton / pirsawan atau
siswa misalnya 45 x 60 cm
9. Buatlah dalam sehelai kertas gambar pengungkapan dari suatu ide
saja, agar tidak membingungkan siswa. Gambar tersebut dibuat dengan
pensil berupa sketsa saja, kemudian baru diberi warna. Gunakan cat
air, cat plakat, spidol berwarna dsb
10. Apabila perlu teks, letakanlah teks tersebut secara harmonis, artinya
tidak mengganggu gambar pokok, atau keseimbangan seluruh gambar

11. Agar tidak cepat rusak oleh sentuhan tangan atau dimakan sinar atau
waktu, gambar tersebut dapat dilaminating

12. Gunakan flip chart dengan :

a. Standart khusus untuk flip chart dari besi, flip chart digantungkan

b. Atau standart berdiri, bisa dari kayu atau dari karton

c. Digantung dengan penggantung baju. Ini suatu yang sederhana sekali dan
dapat dibuat sendiri. (contoh flip chart terlampir)

56
13. Bila mengajar dengan menggunakan flip chart, tepiskanlah setiap
lembaran chart yang dibutuhkan

14. Berdirilah pada tempat yang tidak mengganggu audience, bila saudara
menjelaskan chart tersebut

Hidden Chart

1. Bahan

a. Kertas manila atau kertas gambar

b. Koran bekas atau kertas lain yang tidak tembus pandang

c. Selo tape

d. Majalah

2. Alat

a. Pensil, spidol

b. Gunting, silet

3. Cara membuat :

a. Kertas dipotong sesuai dengan kebutuhan. Bisa


berbentuk persegi panjang, bisa juga memanjang

b. Tulislah atau gambarlah sesuai dengan out line


yang telah dibuat

c. Gunting koran sebesar bagian – bagian tulisan /


gambar yang akan ditutup

d. Tempelkan guntingan – guntingan tadi dengan


menggunakan selotape di sisi atas. Usahakanlah agar bagian yang
akan ditutup itu tertutup benar

e. Dengan demikian siaplah chart untuk diuji


cobakan. Cara penggunaannya adalah dengan menempelkan kertas
dasarnya pada papan tulis / papan tempel atau tembok

D. Flash Card

57
Adalah sebuah alat peraga yang terbuat dari karton
merupakan suatu rangkaian cerita yang tersusun dan mempunyai ukuran
normal 25 x 30 cm.

Cerita ditulis di belakang setiap gambar, tetapi cerita


tersebut tidak menuliskan langsung pada gambar yang bersangkutan, akan
tetapi gambar yang berikutnya menceritakan gambar yang didepannya
atau pertama.

Flash card ini biasanya digunakan didalam


pertemuan kelompok yang beranggotakan 30 orang, apabila jumlah
anggota lebih banyak lagi, maka biasanya kurang cocok, karena tidak
semua orang dapat melihat dengan jelas gambar / cerita kita tersebut.

Flash card mempunyai suatu keuntungan untuk kita


pakai karena :

1. Bisa disimpan dengan gampang

2. Tidak membutuhkan tempat yang khusus

3. Mudah dibawa kemana – mana

4. Pokok pembicaraan mudah diingat, karena


disajikan dalam bentuk cerita bergambar

Persiapan sebelum penggunaan Flash Card, yaitu :

1. Mempersiapkan diri dengan materi yang akan


diberikan

2. Melakukan percobaan supaya tidak terjadi


kekeliruan

3. Mempersiapkan flash card

- Menyusun cerita tersebut, dengan memberi


nomer pada setiap gambar

- Mengurut cerita tersebut

4. Mempersiapkan tempat untuk penyajian

- Kelompok kita perhatikan dulu / audience sudah siap / belum

58
- Penerangannya, karena kalau malam hari kita pakai jangan sampai
flash card membelakangi lampu

5. Mempersiapkan audience

- Jangan ada yang membelakangi


- Usahakan agar semua dapat memusatkan perhatian kepada kita
- Hindarkan suasana yang kaku, berlakulah santai
Cara menggunakan flash card

1. Susunlah kartu – kartu tersebut secara berurutan

2. Peganglah kumpulan kartu tersebut setinggi


dada kita dengan gambar menghadap audience

3. Kalau menyajikan flash card harus tuntas


sampai dengan selesai ceritanya

4. Apabila sudah selesai, ulanglah apabila masih


ada yang belum mengerti

5. Beri kesempatan audience untuk melihat cerita


kita

6. Berikanlah kesempatan untuk tanya jawab

Cara pembuatan Flash Card

1. Siapkan dulu materi cerita yang akan dibuat

2. Potong karton menurut banyaknya gambar


dalam cerita yang telah kita siapkan

3. Salinlah gambar – gambar yang telah kita


siapkan ke karton yang sudah kita potong – potong

4. Beri warna dengan baik dan rapi

5. Beri nomor menurut setiap gambar sesuai cerita

6. Beri keterangan cerita pada belakang gambar


tersebut untuk gambar pertama cerita pada gambar terakhir dan begitu
untuk selanjutnya

E. Poster

59
Poster adalah media yang digunakan untuk
menyampaikan suatu informasi, saran atau ide – ide tertentu, sehingga
dapat merangsang keinginan yang melihatnya untuk melaksanakan isi
pesan tersebut. Misalnya, poster tentang keluarga berencana, poster
tentang kebersihan dan sebagainya.

Oleh karena itu poster harus memiliki daya tarik


pandang yang kuat jika ingin menarik perhatian dan mempunyai pengaruh
cukup kuat dalam menyampaikan pesan, sebagai alat penyampai yang
terus menerus sehingga dapat menimbulkan kesan tidak mudah dilupakan.

Ciri – ciri poster :

1. Berupa suatu gambaran atau lukisan yang


mempunyai daya visual yang besar dan maksimal

2. Dapat menyampaikan suatu pesan atau ide

3. Memberikan kesan yang kuat dan menarik


perhatian

4. Menangkap penglihatan yang seksama terhadap


orang lewat, dapat dibaca dalam waktu singkat, 7 detik

5. Merangsang orang yang melihat untuk


melaksanakan maksud poster

Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam


penggunaan poster

1. Untuk siapakah poster itu digunakan atau


dipertunjukkan, apakah untuk anak – anak, dewasa laki – laki, wanita, atau
untuk semua orang

2. Sebuah poster tidak boleh terlalu lama


terpancang pada tempatnya, sebab akan menghilangkan nilai, fungsi serta
arti poster itu

Cara pembuatan poster

1. Merencanakan gambar dengan sket kasar

60
Sesudah mempunyai ide tentang poster yang
digambar buatlah sketsa – sketsa kecil banyak – banyak sehingga dapat
diketahui berbagai kemungkinan yang dapat diketahui berbagai
kemungkinan yang dapat dibuat. Pembuatan sketsa dalam ukuran kecil ini
banyak memberikan keuntungan, sebab :

- tidak banyak makan waktu untuk


membuatnya

- tidak banyak bahan atau alat yang digunakan


- dapat melihat komposisi dengan mudah
Kemudian dari sketsa – sketsa itu dipilih untuk
diperbesar

2. Memperbesar sketsa menurut ukuran yang


dikehendaki. Salah satu cara yang mudah untuk memperbesar ialah dengan
mempergunakan skala

3. Memberi warna

Agar dapat memperoleh komposisi warna yang


sebaik – baiknya hendaknya dicolba pula membuat kombinasi warna pada
kertas sketsa yang berukuran kecil. Salah satu yang terbaik dari berbagai
kombinasi warna yang terbaik tadi dipilih.

4. Syarat – syarat dalam pembuatan poster

- Ilustrasi jangan terlalu banyak, tetapi menarik dan mudah dipahami


- Teks yang dicantumkan hendaknya ringkas, jelas dan bermakna
- Antara ilustrasi dan teks harus ada kesinambungan dan
keseimbangan
- Dapat dibaca dalam waktu singkat
- Warna gambar dan kata – kata harus kontras dengan warna dasarnya
- Harus , mempunyai daya tarik dan daya guna yang maksimal

PAPAN FLANEL

Flanel board, felt board, visual board adalah papan yang


dilapisi dengan kain flanel dapat juga dengan kain lain yang berbulu, dimana
padanya dapat diletakkan potongan gambar – gambar atau simbol lain.

61
Gambar atau simbol – simbol itu biasa disebut “item” (butir – butir). Dengan
butir – butir dapat menerangkan atau menjelaskan mengenai suatu masalah.
Agar butir – butir itu dapat melekat pada flanel, maka dibelakang butir –
butir itu ditempelkan potongan – potongan flanel atau kertas ampelas.

Kegunaan Papan Flanel :


a. Dapat dipakai pada semua tingkat sekolah, mulai dari Taman Kanak – kanak
sampai Perguruan Tinggi
b. Dapat dipakai pada berbagai situasi belajar
c. Dapat dipakai untuk menerangkan perbandingan perkembangan atau
persamaan secara sistematis sambil menambah butir yang satu pada yang
lain
Keuntungan Papan Flanel :
a. Dapat dibuat sendiri oleh guru atau guru bersama murid
b. Dapat dipersiapkan lebih dahulu dengan teliti
c. Dapat memusatkan perhatian murid kepada masalah yang sedang
dibicarakan
d. Memungkinkan guru menyiapkan bahan yang sesuai dengan kebutuhan murid
pada suatu saat
e. Dapat menghemat waktu dan tenaga bagi guru dengan hanya tinggal
menerangkan hal – hal yang perlu saja, karena anak dapat melihat sendiri
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pemakaian papan flanel :
a. Letakkan papan flanel setinggi garis mata anak
b. Butir harus cukup besar, jelas dan cukup diterangi
c. Jangan terlalu banyak menempelkan butir pada suatu saat, agar jangan
mengacaukan dan membingungkan. Letakkan butir yang penting saja dan
letakkan secara sistematis
d. Adakan persiapan sebaiknya, agar pelajaran dapat berjalan lancar, persiapan
meliputi : pengaturan, pemberian nomer, penempelan dalam amplop –
amplop dan sebagainya
e. Adakan percobaan dan penilaian sebelum dipakai di muka kelas

Agar pemakaian papan flanel benar – benar efisien, perlu diperhatikan


siapa yang akan menerima pelajaran terutama mengenai tingkat
pendidikannya dan materi yang akan dibawakan.

62
Selain papan flanel, orang menggunakan pula papan magnet, yaitu
papan yang dibuat dari logam, sedang butir – butir yang ditempelkan diberi
magnet agar dapat menempel pada papan.

Pembuatan Papan Flanel :


Untuk membuat sebuah papan flanel diperlukan bahan – bahan sebagai
berikut ini :
a. Kain flanel / felf
b. Tripleks
c. Kertas yang tebal (karton 3 mm)
d. Paku payung atau paku kayu kecil
e. Kertas berwarna
f. Kertas gambar putih
g. Kertas ampelas yang halus
h. Lem dari kanji atau yang biasa dijual di toko – toko
i. Perlengkapan menggambar
j. Cat poster / plakat macam – macam warna
k. Engsel
l. Sign pen / felt macam – macam warna
m. Gunting
n. Majalah – majalah bekas
o. Sumber – sumber gambar yang lain
Kain flanel kita gunting sedikit lebih besar dari tripleks yang
disediakan. Permukaan tripleks kita beri lem, kemudian tempelkanlah kain
flanel itu. Kain flanel disebelah belakang dipaku dengan paku payung atau
paku kayu kecil. Papan flanel tersebut adapt pula diberi bingkai alumunium
agar rapi tampaknya. Kemudian berilah tempat penggantung pada sebelah
belakang papan flanel. Jangan membuat papan flanel terlalu kecil, sehingga
anak yang duduk jauh ke belakang akan sukar membaca tulisan maupun
melihat bentuk yang ditempelkan pada papan flanel. Agar mudah dibawa
kemana – mana, maka buatlah papan flanel yang dapat dilipat – lipat.
Biasanya papan flanel dipergunakan untuk jarak tidak begitu jauh
sekitar 5 meter dan untuk kelompok belajar yang jumlahnya sedikit, maka
ukuran papan flanel 90 x 120 cm sudah cukup. Tapi bila ruangan kelas besar

63
serta anak – anak banyak, sebaiknya membuat papan flanel yang lebih besar
pula.

CARA MEMBUAT KARYA GRAFIS UNTUK PAPAN FLANEL :


Terlebih dahulu carilah topik yang akan diceritakan. Perhatikanlah
beberapa macam bentuk yang akan dibuat dan berapa jumlahnya. Bila telah
diketahui maka mulailah merencanakan bentuk – bentuk itu. Andai kata yang
dibutuhkan itu ialah gambar serta bentuk dari seekor kupu – kupu dan setangkai
bunga ros.
Buatlah diatas kertas gambar yang putih sketsa – sketsa beberapa posisi
dari seekor kupu – kupu. Juga demikian halnya dengan bunga ros. Bila telah
diperoleh bentuk yang diinginkan, buat sekali lagi pada kertas gambar putih,
tetapi dengan ukuran sebenarnya. Lalu beri warna atau sign pen, setelah
selesai diwarnai, guntinglah bentuk kupu – kupu dan bunga tersebut. Kemudian
tempelkan dengan lem ke atas sehelai karton yang agak tipis. Bila kertas
gambar yang kita pakai untuk membuat tadi cukup tebal, seperti karton manila
atau karton buffalo, maka tidak perlu ditempelkan di karton lagi.
Kalau kita tidak pandai menggambar maka bentuk yang kita butuhkan
dapat kita buat dari kertas berwarna, dengan mengguntingnya. Gambar dari
majalah dan dari foto dapat pula dipergunakan.
Setelah bentuk yang diinginkan tertempel di atas karton dengan baik, lalu
balikkanlah bentuk – bentuk tersebut. Tempelkan pada bagian sebelah belakang
potongan kecil kertas ampelas.
Kertas ampelas ini akan melekat bila diletakkan pada kain flanel, dan
dapat dilepaskan kembali bila diangkat.
Demikianlah sambil guru menerangkan pelajaran kepada murid, ia dapat
menempel dan mencopot gambar – gambar pada papan flanel.
C. Papan Peragaan (Display Board) dan Papan Buletin (Buletin Board)
Papan peragaan atau display board, papan ini juga dapat disebut
“Planel”. Ialah suatu papan yang dipakai dengan memperagakan foto –
foto, gambar – gambar, diagram, grafik dengan angka – angka statistik
beserta keterangan yang pendek “caption”.
Jadi papan peragaan ini merupakan suatu rangkaian visual yang
jelas tentang suatu masalah yang pernah dibahas atau bagian dari suatu
proyek yang sedang digarap / hasil suatu studi / widiawisata.

64
Syarat – syarat untuk suatu papan peragaan yang baik :
1. Dibatasi pada suatu persoalan saja
2. Menghindari hiasan yang tidak diperlukan
3. Beri ilustrasi / sesuatu yang bersifat menerangkan atau
mempertunjukkan
4. Semua yang dipasang di papan harus menunjang ide untuk menuju
kepada suatu penjelasan dari tujuan peragaan
5. Yang diperagakan harus sesuai dengan kecerdasan orang yang akan
melihatnya
6. Peragaan harus menarik dan efektif tak perlu merupakan karya seni
7. Penyajian visual harus bagus, singkat dan jelas
8. Memperhatikan komposisi gambar dan caption sedemikian rupa,
sehingga dapat membentuk suatu kesatuan yang menyenangkan untuk
dipandang
9. Huruf untuk judul dan caption harus singkat dan mudah dibaca oleh
orang yang membacanya
Huruf : sejenis, sederhana, cukup jelas
10. Ukuran gambar / foto tak boleh terlalu kecil, minimal 18 x 24 cm
11. Pergunakan tanda – tanda, untuk menuntun perhatian orang kepada
pokok persoalan
- gambar anak panah dari karton
- pita dan kain
12. Warna papan sebaiknya tidak gelap

TAHAP – TAHAP PEMBUATAN PAPAN PERAGAAN / PAPAN BULETIN YAITU :


Membuat rencana pekerjaan serta mengerjakan rencana yang dibuat.
Langkah – langkahnya :
1. Menentukan satu subyek. Yang merupakan satu kesatuan tentang suatu
ide atau suatu masalah. Rumuskan dalam bentuk pernyataan berupa
komposisi tertulis yang menarik
2. Membuat suatu judul. Membuat judul atau thema karangan yang
menarik. Dapat berupa pertanyaan, dengan slogan atau dengan
pertanyaan, dengan slogan atau dengan pertanyaan singkat
3. Mengumpulkan bahan – bahan. Mengumpulkan bermacam – macam
gambar, carton, obyek – obyek kecil, buku, pamplet, dan sebagainya.

65
Dengan sendirinya untuk melakukan kegiatan ini diperlukan berbagai
alat, seperti gunting, alat perekat, dan sebagainya.
4. Merencanakan susunan. Susunan ini hendaknya bersifat artistik. Bahan
disusun secara teratur dan jangan sampai campur aduk. Pada langkah
ini sebaiknya juga direncanakan penggunaan dan pengaturan warna
agar display menarik
5. Merencanakan pemberian huruf. Huruf – huruf biasanya ditempelkan
melekat pada papan buletin. Harus diperhatikan tentang spacing style,
warna dan bahan dari huruf tersebut.
Labelnya harus jelas dan sederhana. Huruf – huruf dapat dibuat dari kayu,
boar metal atau plastik. Selain dari itu huruf dari tinta, kapur dan
sebagainya.
6. Melaksanakan dan menilai. Setelah kelima langkah diatas dilalui dengan
seksama, maka sampailah pada langkah keenam yakni melaksanakan
pemasangan dengan melekatkannya bersama – sama. Dan selanjutnya,
sebaiknya dilakukan penilaian apakah telah memenuhi syarat – syarat
yang diperlukan, baik kearsitekannya, teknik maupun nilai pendidikannya.
Proses display ini dapat juga dilanjutkan pada langkah berikutnya.
Kita menjadikan display yang telah selesai ini sebagai tahapan pertama.
Dan selanjutnya berdasarkan tahapan ini kita merencanakan tahapan
display sebagai kegiatan lanjutan. Dengan demikian proses display sebagai
alat akan berjalan secara kontinu dan kelak menjadi suatu rangkaian
pelajaran tertentu.

FAEDAH MEMBUAT PAPAN PERAGAAN BERSAMA :


1. Menghidupkan, memantapkan perhatian kepada suatu masalah / suatu
bahan studi atau hasil suatu widia wisata
2. Memupuk rasa tanggung jawab pada suatu tugas
3. Memupuk rasa setia kawan dalam kelompok
4. Menghidupkan daya kreasi dan rasa keindahan
5. Merasakan kepuasan dalam menyelesaikan suatu tugas bersama – sama
6. Untuk mempertunjukkan hasil pekerjaan siswa

66
PETUNTUK – PETUNJUK LEBIH LANJUT

Disamping teknik yang telah kita kemukakan diatas, supaya


diperhatikan pula persyaratan – persyaratan khusus atau ciri – ciri khusus
dari pada teknik penggunaan dan pelaksanaan bulletin board.
Menempatkan bulletin board. Penempatan suatu bulletin board
hendaknya disesuaikan dengan fungsinya, terang tidaknya pemasangan, tingkat
penghilatan anak. Bulletin board dapat ditempatkan dalam ruangan kelas,
didepan kantor, di depan tiap bagian, di depan kelas, di dekat tangga, di jalan
keluar masuk ruangan. Jadi sangat erat hubungannya dengan arsitek dan situasi
bangunan itu sendiri.
Konstruksi. Bulletin yang menarik dan bermanfaat dapat terbuat dari
bahan – bahan, misalnya : cork, linoleum, soft wood, composition board, dan
dari coarse – texture cloth. Ada juga yang terbuat dari flanel mounted atau
flanel backed. Tetapi dapat juga dibuat dari bahan – bahan sederhana yang
mudah di dapat di lingkungan sekolah itu.
Cahaya. Bulletin board, harus terlihat terang. Karena itu perlu mendapat
cahaya yang cukup baik dari sinar matahari atau oleh lampu sorot.
Luas bulletin board. Ukuran dan luas bulletin board pada dasarnya tidak
ada ketentuan yang khusus akan tetapi senantiasa disesuaikan dengan
kebutuhan dan kemungkinan bahannya. Luasnya dapat pendek tetapi dapat
dibuat sepanjang dinding kelas. Bahkan ada kencenderungan pada sekolah
modern untuk mengurangi ruang papan tulis dan menambah ruang untuk
bulletin board.
Alat – alat dan perlengkapan. Untuk membuat bulletin board hendaknya
disesuaikan dengan alat dan perlengkapan yang ada. Berhasilnya pembuatan
bulletin board dan pemasangan display banyak tergantung pada alat – alat dan
perlengkapan tadi. Tentu saja tiap jenis pemasangan display memerlukan alat
secara khusus pula.
Improvisasi. Pada suatu waktu bilamana diperlukan, guru dapat membuat
bulletin board dengan bahan apa saja, tanpa terlalu banyak memperhitungkan
soal - soal administratif seperti syarat atau tuntutan – tuntutan yang telah kita
kemukakan diatas. Berbagai bahan dan barang – barang tertentu atau pada
tempat tertentu dapat saja dijadikan tempat sebagai bulletin board : misalnya

67
pada dinding, di meja dan sebagainya. Yang penting dalam hal ini ialah adanya
inisiatif dari guru bekerja sama dengan siswa untuk membuat bulletin board
demi kepentingan pendidikan. Dengan kata lain, masalah kesempurnaan adalah
masalah kedua. Manfaatkanlah bahan – bahan yang ada sebaik – baiknya.
Untuk itu kita sebagai guru perlu pula menguasai berbagai teknik
perencanaan, pelaksanaan, pembuatan dan teknik penggunaan alat – alat itu
dengan memperhatikan prinsip – prinsip dan kriteria – kriteria sebagai
persyaratan, agar diperoleh alat yang baik, efektif dan memuaskan.

68
Pameran
Pameran berarti mengajarkan, memperkenalkan, mempertunjukan,
mempromosikan atau bahkan ingin mepengaruhi pengunjung tentang suatu
proses atau produk dari proses tertentu. Suatu penyelenggaraan pameranpun
sering mengandung, gagasan-gagasan, pengertian,pesan atau nilai tertentu
yang ingin dikomunikasikan oleh penyelenggara kepada pihak pengunjung.
Sebagai bentuk suatu media komunikasi dan sistem informasi yang terpusat,
pameran akan memberikan penjelasan-penjelasan secara visual (penglihatan),
audio dan sentuhan-sentuhan. Namun demikian, dalam peristiwa dan
pengalaman sehari-hari suatu wujud pameran sering memberikan makna dan
pengertian yang berbeda-beda. Karena hal ini biasanya merujuk kepada
pengertian-pengertian. Sehingga fungsi dan tujuan pameran dapat bervariasi
tergantung pada motivasi penyelenggara tentang aspek apanya yang ingin
ditonjolkan. Namun secara umum kita dapat melihat fungsi dan tujuan tersebut
ditinjau dari dua aspek yaitu :
- Ditinjau dari pihak penyelenggara media pameran berfungsi sebagai
sarana untuk berkomunikasi dengan publik/pengunjung melalui materi
pamerannya, memberi kan informasi-informasi yang pada prinsipnya
bertujuan untuk mempengaruhi publik.
- Ditinjau dari sudut pengunjung pameran berfungsi sebagai media
untuk mendapatkan informasi –informasi secara audio maupun visual,
dimana pengunjung ingin memperolehpengetahuan atau sekadar
sebagai sarana rekreatif.
Dalam penyelenggaraan suatu pameran yang komunikasi, yang ditekankan
adalah bahwa obyek atau materi pameran itu sendiri harus dapat
berkomunikasi dengan pengunjung. Benda-benda pamer harus dapat
menjelaskan tentang pesan apa yang terkandung oleh dirinya sehingga
pengunjung jadi mengerti. Penanganan penyelenggaraan suatu pameran yang
profesional apalagi yang berskala besar, biasanya melibatkan berbagai unsur
dengan lingkup tugas dan tanggung jawab masing-masing. Disamping pihak
penyelenggara yang memiliki hajat dan tujuan tertentu. Pihak pihak lain yang
biasanya terlibat dalam suatu penyelenggara pameran adalah : konsultan
pameran, perencana,kontraktor, dewan kurator/ kolektor/konsevator, pihak
sponsor dan sebagainya.
Sarana pameran sebagai media pembelajaran

69
Arena pameran sesungguhnya sangat relevan difungsikan sebagai salah satu
media komunikasi pembelajaran. Penyelenggaraan pameran semacam ini dapat
sekaligus mengandung makna edukatif, informatif,sugestif dan akhan rekreatif
melalui arena pameran dapat dikemas pesan-pesan pendidikan . Dalam hal ini
media komunikasi pembelajaran tidak harus selalu bagi peserta didik dari
lembaga perkuliahan pendidikan formal, tetapi juga dapat bermanfaat sebagai
sumber belajar bagi masyarakat umum maupun sasaran lapisan tertentu
masyarakat.
Bagaimana karakteristik dan jenis pameran yang tepat ditampilkan sebagai
media komunikasi pembelajaran., hendaknya diawali oleh riset dan melalui
perencanaan memadai serta memenuhi kebutuhan tertentu. Majori East dalam
bukunya Display for Learning mengatakan bahwa setipa pameran dapat
membantu proses pembelajaran dengan alasan berikut :
1. Dapat memusatkan minat dan perhatian
2. Mempertunjukan suatu struktur dasar tentang suatu ide dan gagasan
3. memperjelas ide-ide yang abstrak dengan jalan meghubungkan dengan
benda konkrit
4. Menghimpun berbagai ide yang beraneka ragan menjadi konsep baru
5. Membentuk ide menjadi kata-kata, gambar dan wujud benda
6. Mendorong tumbuhnya ekspresi dan kreatifitas baru

Merencanakan pameran
Suatu penyelengaraan pameran yang dianggap berhasil dan efektif haruslah
dipersiapkan dengan baik dan direncanakan dengan matang. Ada beberapa
tahap persiapan yang seharusnya, dirumuskan dan dikelola dengan baik guna
memperoleh hasil optimal dalam penyelengaraan suatu even pameran . Tahap
tersebut yang terpenting antaranya adalah diantaranya adalah :
a. Merumuskan tujuan pelaksanaan pameran
b. Menentukan sasaran pameran
c. Menentukan sikap/karakteristik pameran
d. Mempersiapkan benda pameran
e. Menentukan bentuk dan lay out ruang pameran
f. Menata penempatan benda pameran dalam ruang pameran

Merumuskan tujuan pelaksanaan pameran

70
Pihak penyelenggara pameran perlu terlebih dahulu menetapkan secara spesifik
tentang tujuan penyelenggaraan pameran. Perumusan tujuan inmi penting
karena menjadi titik tolak dalam merencanakan dan mengkoordinasikan aspek
lainnya. Disamping itu merumuskan tujuan yang dilakukan khusus dan mantap
akan mampu mengantisipasi setiap kemungkinan yang dapat terjadi ketika dan
setelah pameran berlangsung
Beberap pertanyaan, misalnya yang mengacu pada rumusan tujuan pameran
antara lain untuk. maksud apa pameran tersebut diselenggarakan apakan ada
tujuan sampingan selain tujuan utama ? perolehan apa yang didapatkan oleh
pihak penyelenggara setelah pameran usai ? aspek serta nilai-nilai apa pula
yang mungkin diperoleh pengunjung
Setelah menyaksikan pameran,siapa saja yang diundang atau dapat diajak
berperan serta mendukung penyelenggaraan pameran ? secara demikian pihak
penyelenggara haruslah melakukan optimasi dalam membuat perencanaan
pameran. Berbagai potensi yang dimiliki penyelenggara serta kendala yang
mungkin dihadapi perlu dikaji secara kritis.

Menentukan sasaran publik atau pengunjung


Hampiar setiap cenderung menyenangi mengunjungi event pameran, apalagi
untuk jenis peragaan yang belaum pernah disaksikan. Hal demikian tentu
didorong oleh rasa ingin tahu (cureosity) terutama terhadap hal yang baru,
yang ada dalam diri setiap orang. Namun masalah tidak semua jenis pameran
diperuntukan bagi semua lapisan pengunjung. Terutama bagi pamera yang
bersifat promosi, dagang atau arena bisnis pihak penyelengara. Pihak
penyelenggara biasanya cenderun ingin meraih perhatian keolm[pok tertentu.
Hal ini bisa terjadi juga pada penyelenggaraan pameran jenis lainnya. Demi
efektifitas penyelenggaraan pameran, meskipun sukar memilah-milah
pengunjung ayang datang namun sasaran publik penginjung pameran sebaiknya
ditetapkan dapat dibedakan berdasarkan tingkat usia, tingkat pendidikan, atau
tingkat sosial ekonomi dalam masyarakat.
Damping itu , perlu juga meperkirakan jumlah pengunjung efektif yang
sebaiknya datang, terutama dikaitkan dengan antisipasi luas dan daya tampung
pameran. Jumlah pengunjung yang melebihi kapasitas ruang, tidak saja
mengurangi kenyamanan dalam ruangan , tetapi juga dapat membawa resiko
gangguan kenyamanan.

71
Menentukan sifat atau karakteristik pameran
Sifat dan karakteristik perlu ditetapkan untuk memberikan kejelasan kepada
berbagai pihak yang terlibat dalam pameran. Bagi pengunjung dapat memberi
kepastian kepada dirinya suatu pameran terakait dengan kepentingan atau
tidak. Demikian juga penyelenggara akan memudahkan merancang dan
mengkoordinasikan teknis penyelenggaran dan untuk bentuk acara pameran.
Suatu pameran diadakan apakah bersifat informat, rekreatif, bernilai edukatif
atau mungkin bersifat sugesti. Demikian pula apakah suatu pameran merupakan
pameran pendidikan, pameran seni atau promosi dagang. Berdasarkan bentuk-
bentuk tersebut dapat dirumuskan lebih jauh bagaimana lingkup materi
pameran. Dalam bentuk benda berap lama pameran diselenggarakan ? berapa
jam dalam sehari apakan kegiatan-kegiatan lain yang secara simultan
diselenggarakan sekaligus mendukung pameran, seperti forum ceramah
seminar, demontrasi dsb. Manakah pameran merupakan promosi dagang, sejauh
mana dimungkinkan terjadi transaksi diarena pameran ?

Mempersiapkan benda-benda pameran


Benda yang terjadi obyek pameran tentu adalah merupakan variabel utama
dalam suatu pameran. Karena melalui benda-benda itulah komunikasi antar
pihak penyelenggara dan pengunjung pameran sangat beragam baik sifat,
bentuk, ukuran nmaupun karakteristik lainnya tergantung tujuan dan tema
pameran. Namun benda tersebut dapat diklasifikasikan kepada obyek berupa:
model, pesan, bahan, alat, teknik maupun setting tertentu. Demikian pula jika
dilihat dari perlakuan yang diberikan terhadap benda pameran, tentu ada yang
digantungkan ,diletakan diatas lantai diatas meja khusus, dalam lemari, ada
yang memerlukan kondisi udara/suhu khusus atau teknik pencahayaan tertentu
dan jenis perawatan lainnya. Identifikasi ini perlu dilakukan guna menentukan
bentuk perlakuan tertentu terhadap benda benda pameran.
Benda pameran diperoleh dari berbagai sumber, baik yang bersifat dipinjam,
dibeli dihibahkan, atau sengaja dibuat atau dipesan untuk keperluan pameran.
Kolektor barang seni atau konsevator barang barang langka biasanya bersedia
meminjamkan barang koleksinya untuk keperluan pameran.
Biasanya tidak semua barang-barang dapat diperagakan oleh karena alasan
tertentu karena keterbatasan tempat, sistem pengaman dsb. Setelah semua

72
benda untuk keperluan pameran berhasil dikumpulkan harus melalui tahap
seleksi dan klasifikasi lebih lanjut. Perlu diperhatikan agar tidak menampilkan
benda yang sama walaupun diperoleh dari sumber yang berbeda, karena hanya
akan mengurangi aspek efektifitas dan efisiensi pameran. Semua benda
pameran yang berhasil dikumpulkan sebaiknya dicatat dan diberi kode tertentu
untuk menghindari kehilangan dan salng tertukar. Dalam hal ini sangat dituntut
kecermatan ketika melakukan pendataan terhadap barang pameran.

Menentukan bentuk dan lay out ruang pameran


Sebuah ruang pameran boleh jadi merupakan bangunan tersendiri, musium,
showroom, ruang display atau ruangan yang merupakan bagian dari suatu
bangunan. Untuk pameran yang bersifat temporer dan bila tidak tersedia
ruangan khusus pameran maka kita dapat pula memodifikasi ruangan tertentu
yang berfungsi sebagai ruang pameran. Sebuah arena pameran tidak harus sh
terhadap selalu diselenggarakan diruangan tertutup. Penyelenggaraan pameran
dilakukan dilapangan terbuka, dihalaman sekolah, diteras atau serambi atau
lobi kantor. Namun demikian, ada beberapa persyaratan tertentu yang
sebaiknya dipenuhi untuk mendapatkan suasana dan kondisi ruang pameran
yang optimal.
1. Luas ruang tersebut cukup memdai yang dapat menampung benda
koleksi pameran sesuai ukuran dan tuntutan dan perlakuan masing-
masing, dan demikian pula hendaklah mampu menampung perkiraan
jumlah pengunjung. Faktor kapasitas ruangan perlu diperhatikan karena
dengan sendirinya berpengaruh terhadap aspek kenyaman kemudahan
penataan barang dan pertimbangan keamanan. Lokasi bangunan atau
ruang pameran dipilih tempat yang strategis, mudah terjangkau dan
diketahui oleh publik. Pada pintu utama atau pintu masuk sebaiknya
dibuat rancangan bentuk tertentu yang menarik sebagai ciri bahwa
sedang diselenggarakan event pameran. Sirkulasi pengunjung didalam
ruangan dapat diatur sedemikian rupa dengan merancang lay out dan
penataan peletakan benda pameran. Untuk pertimbangan kenyaman dan
keamanan sebaiknya pintu masuk dibedakan dengan pintu keluar.
Alternatif pengaturan sirkulasi bisa merupakan suatu flow searah atau
flow menyebar. Sirkulaqsi lebih terkontrol bila obyek atau materi suatu
urutan cerita. Sirkulasi bebas bila materi peragaan tidak mempunyai

73
urutan cerita. Namun biasanya pengaturan arah sirkulasi pengunjung
yang terkendali mengikuti alur tema kronologis gagasan yang terkandung
pada pesan-pesan materi pameran membantu memudahkan pengunjung
mengidentifikasi dan memahami materi pameran. Disamping itu
kontiunitas visual menjadi penting karena dapat menjadi salah satu daya
tarik. Untuk obyek obyek tertentu yang harus dinikmati dari segala
posisi, pengaturan sirkulasi ruang haruslah menjadi pertimbangan
tersendiri pula.
Pengaturan ruang lay out yang baik memungkinkan memberikan
kenyamanan optimal bagi pengunjung. Hal ini dapat pula dilakukan
dengan berbagai tehnik pendekatan yaitu pemilihan tata warna yang
menarik, tehnik tata lampu, pengaturan sirkulasi udara dsb. Benda-
benda pameran untuk tentu membutuhkan tehnik pencahayan secara
khusus untuk mendramatisir susasana menimbulakan efek khusus.
Namun demikian yang diperhatikan adalah bagaimana mengantisipasi
pemantulan cahaya pada penglihatan pengamatan.

Menata penempatan benda pameran


Penataan benda pameran didalam ruang pameran terutam ditentukan
oleh pertimbangan aspek efektifitas penglihatan , pencapaian maupun
keamanan. Dalam menetapkan suatu rancangan pola penataan benda
pameran, hendaklah lebih dulu diketahui faktor karakteristik benda
yaitu jenis, ukuran, bentuk, kebutuhan perlakukan khusus maintenance.
Dari sudut pengunjung perlu pula dipertimbangkan sistem peragaan yang
ditampilkan hendaklah mudah dihayati dan dimengerti oleh berbagai
macam pengunjung.
Sebaiknya materi pameran atas dasar tema tertentu dan merupakan
satu kesatuan upayakan penataan sedramatis mungkin agar menarik.
Gunakan warna poster rambu atau tanda tanda lain tetapi jangan terlalu
ramai agar tidak membingungkan pengunjung. Demikian pula penyajian
obyek pameran yang terlalu padat akan berkesan kurang menarik.
Biasanya perhatian pengunjung akan lebih besar bila bagian tertentu
diperagakan secara langsung yaitu mendemonstrasikan prose bekerjanya
suatu alat sistem. Pada tempat tertentu spesimen atau model. Susunlah
arena pameran dalam penempatan obyek ada benda yang bergerak.

74
Pengaturan jarak pengamat terhadap obyek seharusnya dirancang secara
tepat memenuhi prinsip penginderaan dan antropometri. Dalam kaitan
ini perlu dipertimbangkan porposi anatar besarnya obyak dengan jarak
penglihatan.
Untuk benda yang sulit dimengerti hendaklah diberi keterangan, namun
harus diingat bahwa keterangan pada benda pameran hendaknya singkat
tetapi komunikatif. Yang lebih diutamakan seharusnya benda itu sendiri
yang menjelaskan tentang dirinya. Didalam ruangan hendaklah
diutamakan obyek pameran terlihat menonjol. Dekorasi yang
berlebihan akan mengaburkan daya tarik dan pesan yang terkandung
oleh obyek pameran. Demikian pula bagi penyelenggaraan pameran
tetap maka diperlukan inisiatif penggantian materi yang merupakan
salah satu cara untuk menarik perhatian umum

Rangkuman
Media komunikasi pemebelajaran grafis dapat dibuat secara manual
maupun secara elektronik atau sublimasi, dan setiap orang bisa membuat
sesuai kebutuhan Media komunikasi pembelajaran dalam pembuatan media
grafis sangat mudah dan banyak digunakan dilapangan, cara pembuatanpun
dapat dilakukan sesuai kebutuhan lapangan , media komunikasi pemebelajaran
grafis dapat dipakai dilapangan pendidikan maupun operasional. Media
komunikasi pemebelajaran grafis, dapat dilihat dari jenis seperti antara lain:
bagan, carta, poster, kartun dan foto. Media grafis mempunyai pengertian yang
lebih luas bukan hanya sekedar menggambar, dalam bahasa Yunani grafikos
mengandung pengertian melukiskan atau menggambarkan garis-garis. Sebagai
kata sifat, grapics sebagai penjelasan yang hidup, uraian yang kuat atau
penyajian yang efektif.
Media grafis dapat mengkomunikasikan fakta-fakta, gagasan-gagasan
secara kuat melalui perpaduan ungkapan kata-kata dan gambar. Dapat berupa
bentuk diagram, sket atau grafik. Kata-kata dan angka sebagai judul dan
penjelasan grafik, bahan, diagram, poster, kartun, komik. Sedangkan sket,
lambang dan bahkan foto dipergunakan pada media grafis untuk mengartikan
fakta, pengertian dan gagasan yang pada hakikatnya penyampaian presentasi
grafis. Jadi media graphics, meliputi berbagai bentuk visual, terutama gambar.

75
Menurut Webster mendefinisikan graphics sebagai seni dan ilmu
menggambar, dan juga penggambaran mekanik, dalam mengartikan media
visual. Graphics atau graphic materials mempunyai arti yang lebih luas, bukan
hanya sekedar menggambar. Grapihikos dalam bahasa Yunani mempunyai
pengertian melukiskan atau menggambarkan garis-garis. Graphikos sebagai kata
sifat diartikan penjelasan yang hidup, uraian yang kuat, atau penyajian yang
efektif. Pengertian praktis media grafis dapat mengkomunikasikan fakta-fakta
dan gagasan secara jelas dan kuat melalui perpaduan antara pengungkapan
kata-kata dan gambar. Media grafis selain berfungsi secara umum tersebut,
juga berfungsi secara khusus yaitu untuk menarik perhatian, memperjelas
sajian, ide mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat
dilupakan atau diabaikan, bila tidak digrafiskan. Media grafis selain sederhana,
juga mudah untuk membuatnya, media grafis selain murah dari segi biaya.
Menurut Gerladh dan Ely (1971), bahwa media apabila dipahami secara
garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang
membuat mahasiswa belajar mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan
atau sikap, dalam hal ini, dosen, buku teks dan lingkungan di sekolah adalah
media, secara pengertian khusus media dalam proses belajar mengajar
cenderung diartikan sebagai alat grafis, photo grafis, atau elektronika untuk
menangkap, memproses dan menyusun kembali pesan visual atau verbal. AETC
(Association of Education and Communication tchnology, 1977), memberikan
batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk
menyampaikan informasi. Begitu pula media kelompok non proyeksi dalam hal
ini media grafis untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam proses
belajar mengajar.
Media komunikasi grafis Gambar merupakan alat visual yang penting dan
mudah didapat, pada gambar akan memberikan informasi konkrit tentang
masalah, gambar akan memudahkan orang menangkap ide atau informasi
dengan jelas, lebih jelas dari pada yang dapat diungkapkan dengan kata-kata,
baik yang ditulis maupun yan media grafis yang lainnya, bagan atau chart
termasuk media grafis, fungsi pokok adalah menyajikan ide-ide atau konsep-
konsep yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis atau lsian secara
visual. Bagan juga mampu memberikan ringkasan butir-butir penting dari suatu
presentasi. diucapkan. Media gambar dapat digunakna terus secara efektif.
Sebagai salah satu media visual, grafik adalah gambaran sederhana yang

76
menggunakan titik-titik, garis atau gambar. Untuk melengkapinya sering kali
simbol-simbol verbal digunakan pula di situ. Fungsinya adalah untuk
menggambarkan data kuantitatif secara teliti, menerangkan perkembangan
atau perbandingan sesuatu obyek atau peristiwa yang menerangkan
perkembangan atau perbandingan sesuatu obyek ssatau peristiwa yang saling
berhubungan secara singkat dan jelas.
Sebagai salah satu media visual, grafik adalah gambaran sederhana yang
menggunakan titik-titik, garis atau gambar. Untuk melengkapinya sering kali
simbol-simbol verbal digunakan pula di situ. Fungsinya adalah untuk
menggambarkan data kuantitatif secara teliti, menerangkan perkembangan
atau perbandingan sesuatu obyek atau peristiwa yang menerangkan
perkembangan atau perbandingan sesuatu obyek atau peristiwa yang saling
berhubungan secara singkat dan jelas.
Kartun sebagai salah satu bentuk komunikasi grafis adalah suatu gambar
interaktif yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan suatu pesan
secara cepat dan ringkas atau sesuatu sikap terhadap orang, situasi atau
kejadian-kejadian tertentu. Cheret (dalam Nana Sudjana dan Ahmad Rivai,
1991: 51-54), adalah seorang lithografer bangsa Perancis yang dipercayakan
oleh Sarah Bernhardt pada tahun 1860, untuk menyiapkan beberapa ilustrasi
dengan skala besar untuk iklan dalam memperkenalkan penampilannya di
panggung kota Paris. Dari situlah poster dilahirkan, bersumber dari gagasan
nona Bernhardt. Kemudian angkatan darat Perancis mengutip gagasan poster
itu untuk maksud panggilan militer.
Komposisi, warna, dan teknik adalah unsur pokok di dalam penyajian
poster yang efektif. Unsur-unsur ini pun dapat dipakai pada gambar datar,
bagan-bagan, papan rencana, dan papan pengumuman yang pada dasarnya
diperuntukan bagi sarana gambar. Akan tetapi sebagai salah satu alat perantara
mempunyai sifat unik tertentu. Oleh sebab itu, poster memiliki keperluan cara
pengerjaan tertentu yang berbeda dengan kebanyakan media lainnya. Seperti
sebuah foto atau lukisan, poster yang baik memerlukan pusat perhatian.
Flip chart adalah suatu alat peraga yang terdiri dari beberapa lembaran
kertas yang dijepit pada bagian atasnya hingga mudah dibolak-balik dan
berisikan tulisan atau gambaran pokok yang disusun secara sistematis yang
mempunyai hubungan satu sama lain dari suatu masalah yang dibicarakan.

77
Dibandingkan dengan alat-alat lain, flip chart termasuk alat peraga yang
sederhana dan mudah membuatnya.

Latihan Soal
1. Apa yang saudara ketahui tentang media komunikasi grafis ?
2. Sebutkan 4 jenis media komunikasi pembelajaran grafis ?
3. Seandainya saudara menemukan masalah dilapangan tentang kasus yang
berhubungan kesehatan gigi dan mulut pada pasien yang berusia pra
sekolah !
Pertanyaan ?
Anak Usia Pra Sekolah media komunikasi pembelajaran apakah yang
sesuai ?

4. Bila saudara hendak penyuluhan di POSYANDU yang terdiri dari ibu hamil
yang berjumlah 30 orang media komunikasi pembelajran grafis apakah
yang saudara pilih?
5. Jelaskan cara pembuatan media komunikasi grafis Flip Chart, Flash card,
poster ?
6. Apa perbedaan bagan dan Chart ?

DAFTAR PUSTAKA
BAB III
Arsyad, A., 2002, Media Pembelajaran, PT. Raja Grafindo, Jakarta.

Anderson, R., 1994, Pemilihan dan Pengembangan Media Pembelajaran,


Universitas Terbuka, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

78
Danim, 1996, Media Komunikasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.

Depkes RI., Pembuatan dan Penggunaan Alat Peraga, Sekolah Pengatur Rawat
Gigi Tasikmalaya dan Depkes RI., Jakarta.

_________, Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut, Jakarta.

Dahlan, Dahlan, 1989, Model-model Mengajar, Dipenogoro, Bandung.

Oemar Hamalik, 1986, Media Pendidikan, PT. Alumni, Bandung.

Prasetyo Irawan, Trini Prasasti, 1994, Media Instruksional, Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan, Universitas Terbuka, Jakarta.

Svasti,T, Herijulianti,E,1996, Media Pembelajaran, Bandung

79
BAB IV

MEDIA VISUAL YANG DIPROYEKSIKAN

PENDAHULUAN

Materi bab ini membahas tentang media


komunikasi visual yang diproyeksikan meliputi pengertian, jenis dan macamnya,
serta cara pembuatan dan penggunaannya.

Tujuan instruksional secara umum pada bab ini adalah peserta didik mampu
menerapkan media komunikasi visual yang diproyeksikan dalam pemecahan
berbagai masalah kesehatan.

PENGERTIAN

Media visual yang diproyeksikan adalah media yang


dapat digunakan dengan bantuan proyektor. Berbeda dengan media grafis,
media ini harus menggunakan alat elektronik, untuk menampilkan informasi
atau pesan. Oleh sebab itu media ini dapat digunakan apabila tersedia fasilitas
yang dibutuhkan untuk itu. Namun demikian, seperti halnya media grafis,
media yang tergolong kepada media proyeksi sama – sama menggunakan
rangsangan visual.

JENIS-JENIS

Media visual yang diproyeksikan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa


jenis, yaitu:

A. Slide / film bingkai

B. Overhead transparan

C. Opaque proyektor

D. Film strip

E. Televisi

F. Komputer

80
G. Dasar-Dasar Pemotretan

Slide

Slide adalah gambar atau film transparan dalam


bentuk positif karya fotografi atau tangan sendiri berukuran 35 mm yang
diberi bingkai yang terbuat dari karton tebal / plastik, ditampilkan dengan
cara diproyeksikan dengan alat khusus yaitu slide proyektor.

Terdapat bermacam – macam ukuran untuk bingkai slide yaitu :

2 x 2 inci dan 3 x 4 inci, namun yang populer digunakan adalah slide yang
berukuran 2 x 2 inci.

Macam pengoperasian slide :

1. Film slide yang tanpa suara; dimana penjelasan setiap


slide / bingkai dilakukan oleh instruktur atau pembicara

2. Film slide bersuara (sound slide); dimana penjelasan


setiap slide atau bingkai diberikan melalui kaset

Alat penampil slide bisa berupa salah satu dari


beberapa jenis screen slide proyektor atau beberapa jenis slide viewer
pemasangan slide pada proyektor bisa dilakukan dengan pemasangan satu
persatu atau pada bentuk magazine memanjang atau bulatan.

Panjangnya program dan banyaknya bingkai dalam suatu bahasan tergantung


pada tujuan dan materi yang ingin dicapai, namun dengan demikian untuk
sound slide, baik jumlah bingkai maupun suaranya sebaiknya dirancang tidak
lebih dari 30 menit.

Beberapa kelebihan penggunaan slide :

1. Film slide dapat dibuat sendiri yang materinya


disesuaikan dengan kebutuhan sasaran oleh instruktur yang bersangkutan

2. Dapat disajikan untuk sasaran kelompok atau


individual

81
3. Teknik penyajian film slide dapat dilakukan sambil
melakukan diskusi karena tahap – tahap penyajian slide dapat diatur
secara manual oleh pembicara

4. Slide yang merupakan media yang tersusun dan


diproyeksikan setiap frame satu persatu secara berurutan, memungkinkan
pembicara dapat menjelaskan setiap frame sesuai dengan kebutuhan,
frekuensi dan kecepatan penayangan setiap frame dapat ditentukan oleh
pembicara, mungkin saja satu frame ditayangkan lebih lama dibandingkan
dengan frame yang lain

5. Melalui film slide dapat menghasilkan keseragaman


pengamatan setiap sasaran, sebab perhatian sasaran dipusatkan pada
suatu sasaran yang spesifik

6. Media film slide tahan lama untuk digunakan berulang


– ulang dan urutannya dapat disusun sesuai dengan kebutuhan

7. Dapat diproyeksikan dari belakang penonton dengan


menggunakan layar dinding atau kertas lebar putih

8. Mudah diganti susunannya

9. Peralatan slide sangat praktis, mudah di bawah


kemana – mana asal tersedia fasilitas listrik dan mudah dalam
penggunaannya

10. Materi atau gambar slide dapat diambil dari majalah, buku gambar, atau
obyek langsung

11. Dapat mewakili obyek yang besar atau obyek asli yang sulit dibawa ke
ruangan

12. Obyek yang kecil dapat diperbesar dengan pembesaran proyeksi sewaktu
pemotretan

13. Dapat dipergunakan untuk setiap tingkatan usia

Kelemahan slide baik dalam produksi atau penggunaannya :

1. Memproduksi film slide memerlukan keterampilan fotografi

82
2. Untuk pembuatan gambar yang memerlukan peralatan khusus seperti
close up atau reproduksi, memerlukan keterampilan lebih

3. Bingkai slide yang terbuat dari karton sering menimbulkan kemacetan


saat diproyeksikan dan akan mengganggu situasi belajar

4. Susunan bingkai slide mudah tertukar atau terbalik penyusunannya

5. Sajian film slide yang digabungkan dengan rekaman suara memerlukan


peralatan yang dibutuhkan serta penanganan yang tepat

6. Film slide yang tidak tersimpan dengan baik, mudah terkena debu atau
sidik jari. Penyimpangan serta pemeliharaan yang tidak baik dapat
mengakibatkan kerusakan total

7. Ditinjau dari segi ekonomis dan waktu, memproduksi program media film
slide, membutuhkan biaya dan waktu yang cukup banyak

Nilai slide bagi pembelajaran

Nilai slide bagi pembelajaran dapat dirinci seperti berikut di bawah ini :

1. Penyajiannya merupakan suatu kesatuan yang bulat

2. Dapat menimbulkan dan mempertinggi minat siswa

3. Siswa dapat melihat gambar yang sama dan pada waktu yang sama

4. Dapat merangsang diskusi kelas

5. Dapat ditayangkan pada ruangan yang setengah gelap

6. Lebih efisien karena gambar lebih banyak nyata dan terproyeksikan lebih
jelas

7. Dapat digunakan hampir disetiap bidang studi dan tingkatan usia

Saat ini banyak slide yang diperoleh oleh


perusahaan secara profesional untuk keperluan komersil, hanya yang
menjadi masalah adalah apakah slide tersebut sesuai atau tidak dengan yang
kita harapkan untuk pencapaian tujuan kita karena seri program slide yang
diproduksi secara komersil tidak dipersiapkan untuk keperluan sasaran didik
secara spesifik tetapi hanya berisi informasi – informasi yang bersifat umum.

83
Sebenarnya kita dapat memproduksi slide sendiri
walaupun hanya mempunyai keterampilan, peralatan dan keuangan yang
relatif minim. Dengan memproduksi sendiri, visualisasi ide yang akan
disajikan dirancang khusus sesuai dengan kebutuhan sasaran yang kita
harapkan. Untuk kelancaran dan keberhasilan produksi sebaiknya dibentuk
suatu team yang mengkoordinasikan tugas – tugas produksi serta rencana
pembiayaan produksi, termasuk di dalamnya penulis naskah, ahli bidang
studi, juru gambar, fotografer dan pengisi suara apabila kita memproduksi /
bila kita akan memprogram sound slide (slide suara).

Dengan perencanaan yang matang dan cermat, memungkinkan situasi


instruksional akan lebih efektif. Slide dapat mengilustrasikan materi yang
kompleks, menyimpulkan unit – unit materi pelajaran dalam proses belajar
mengajar, dan berbagai aktifitas kelas.

Beberapa petunjuk agar produksi program slide


dapat berhasil baik :

1. Sebaiknya visualisasi ide / gagasan dibuat dalam langkah – langkah yang


pendek, sehingga dapat dimengerti dengan mudah oleh sasaran

2. Setiap bingkai slide hanya mengungkapkan satu ide atau langkah saja

3. Dalam penampilannya setiap bingkai slide disiapkan dalam waktu yang


cukup, dengan selang waktu yang bervariasi

4. Sebaiknya seri slide berisi variasi – variasi pengambilan gambar atau


pemotretan seperti CU, MS, LS dan lain – lainnya dirancang sesuai dengan
kebutuhan

5. Pemilihan / penyeleksian gambar slide disesuaikan dengan kebutuhan


sehingga mampu menghilangkan bagian – bagian slide yang tidak perlu
untuk ditayangkan

6. Secara teknis gambar harus jelas

7. Untuk program slide suara, suara, baik musik maupun narasi sebaiknya
menyertai seluruh visualisasi program

Perencanaan Produksi

84
Langkah – langkah perencanaan produksi slide :

1. Merumuskan tujuan

2. Menentukan kerangka materi

3. Membuat sinopsis

4. Membuat / menyusun treatmen

5. Membuat / menulis skrip

1. Merumuskan tujuan

Merumuskan tujuan pada dasarnya adalah mengembangkan sebuah konsep


yang akan diilustrasikan dari pesan – pesan yang akan disajikan untuk
sasaran yang sudah ditetapkan, baik secara khusus atau terhadap sasaran
yang tertentu saja. Kemudian merumuskan tingkah laku operasional
sasaran yang diharapkan setelah melihat dan mendengarkan penyajian
seri slide.

Merumuskan tujuan merupakan hal yang penting karena dapat


memberikan arah kepada tindakan produksi selanjutnya. Selain itu juga
dapat dijadikan dasar untuk mengukur apakah tindakan produksi ini betul
atau salah, berhasil atau tidak, melalui kriteria keberhasilan yang dicapai
oleh sasaran didik / sasaran latih.

Tujuan instruksional khusus dinyatakan dengan kata kerja yang


operasional, yaitu kata kerja yang menunjukkan perbuatan yang dapat
diamati “observabel” dan dapat diukur “measureble”.

Ada dua jenis tujuan instruksional, yaitu :

- Instruksional umum
- Instruksional khusus

2. Menentukan kerangka materi

Pada tahap ini penyusunan kerangka materi didasarkan pada analisis


kegiatan belajar untuk setiap tujuan yang telah ditetapkan. Materi
disusun secara garis besar berurutan prerekuisit dan atau secara terpisah
antara satu bagian dengan bagian lainnya. penentuan materi atau bahan

85
harus mencakup seluruh materi yang diperlukan demi pencapaian semua
tujuan instruksional. Dengan kata lain penentuan materi merupakan
penjabaran dari tujuan instruksional. Penetapan pokok dan sub pokok
bahasan merupakan kebutuhan materi yang akan disampaikan melalui
media slide.

3. Treatment

Bila tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional khusus telah


dirumuskan, langkah selanjutnya adalah merencanakan urutan penyajian
program atau disebut treatmen. Treatmen yaitu uraian yang
menggambarkan alur penyajian program yang disesuaikan dengan urutan
kegiatan belajarnya. Dalam penyajian slide diperlukan adanya suatu alur
penyajian agar tahap – tahap penyajian baik bingkai slide maupun materi
program tersusun dengan baik. Dengan membaca treatmen kita
memperoleh gambaran tentang urutan adegan juga memberikan
gambaran suasana dari program yang kita buat. Di dalam penulisan
treatmen tidak termasuk bentuk shoot atau bentuk pemotretan.

4. Membuat story board card

Setelah gagasan dituangkan ke dalam treatmen, maka langkah


selanjutnya adalah menjabarkannya ke dalam bentuk papan cerita atau
story board yaitu kartu berukuran 10 x 15 cm yang didalamnya berisikan
gambar atau penjelasan visual yang akan diambil oleh kamera dengan
disertai keterangan bentuk – bentuk pengambilan visual tersebut.

Bial pesan atau informasi yang akan disajikan sudah dibuat atau
ditetapkan seluruhnya, maka kartu – kartu tersebut disusun diatas meja
atau papan display untuk melihat apakah urutannya sudah sesuai atau
tidak dengan treatment. Dengan cara ini kita akan mudah memindah –
mindahkan kartu bila susunannya kurang tepat atau menggantikannya jika
informasi yang akan disampaikan dianggap kurang tepat. Isi keseluruhan
dan informasi atau pesan yang akan disampaikan dapat dikelompokkan ke
dalam tiga bagian, yaitu :

a. Bagian pendahuluan : berisi tentang


lembaga yang mengembangkan, judul atau

86
pokok bahasan dan rencana pembahasan secara
keseluruhan

b. Bagian isi : terdiri


atas tahapan – tahapan cerita atau program
sesuai dengan perencanaan yang ditetapkan

c. Bagian penutup : berisi


rangkuman atau kesimpulan yang bersifat
menutup uraian dan tanda selesai keseluruhan
pembahasan / program

87
5. Penulisan Skrip

Tahap akhir perencanaan produksi adalah penulisan naskah atau skrip dari
susunan story board yang telah ditetapkan. Pada tahap inilah kreativitas
penulis naskah sangat memegang peranan agar penyajian materi benar –
benar komunikatif. Naskah harus dapat menjelaskan secara terperinci
mengenai jenis – jenis visual yang akan digunakan. Pesan yang akan
disampaikan dalam bentuk visual harus dapat menyampaikan gagasan,
konsep, peristiwa dan sebagainya dalam bentuk gambar sejelas mungkin.

Berikut adalah beberapa istilah teknik yang biasa


digunakan di dalam penulisan naskah slide :

Visual :

Close Up (CU) : pengambilan gambar


dari jarak dekat, sehingga jelas detail dari obyek
yang akan diambil, misalnya pengambilan gambar
orang hanya bagian mukanya saja

Extreme Close Up : pengambilan gambar lebih


dekat daripada close up, yang masuk kamera hanya
bagian tertentu saja, misalnya jika muka orang
hanya hidungnya saja, sehingga segala detail dari
hidungnya jelas untuk dipelajari atau diamati

Medium Shoot (MS) : suatu obyek diambil dari


jarak sedang, misalnya jika obyeknya orang hanya
separuh badannya yang diambil. Cara ini untuk
mendapatkan kesan bentuk saja, tidak pada
detailnya

Long Shoot (LS) : pengambilan gambar


dari jarak jauh, sehingga terlihat keseluruhan
dengan latar belakang obyek juga terbawa. Cara
ini untuk menggambarkan obyek dengan
lingkungannya

Extreme Long Shoot : pengambilan gambar yang


jaraknya lebih jauh dari long shoot, sehingga latar

88
belakang atau lingkungan sekitar obyek akan
terlihat secara luas, dengan demikian dapat
diketahui posisi atau kondisi – kondisi obyek
terhadap lingkungannya

Low Angle : gambar diambil dari bawah


mata obyek, untuk memperoleh gambar yang berkesan
berwibawa, kuat dan dominan (kesan emosional)

High Angle : gambar diambil dari atas


mata obyek untuk memperoleh kesan kecil (kesan
emosional)

Eye Level : kamera berada setinggi mata


yang difoto, sehingga berkesan wajar

Istilah – istilah lain

Caption : susunan tulisan grafis yang


merupakan satuan penjelasan konsep atau ide

Credit Title : sederetan caption yang


menyatakan judul program penulis naskah sutradara
pengambil gambar pembaca naskah dan lain sebagainya

Life : pengambilan gambar obyek


hidup

Grafis : pengambilan gambar obyek


grafis

Lamanya waktu perencanaan produksi akan


tergantung pada luasnya materi yang akan disajikan serta tingkat kesukaran
teknik produksi yang akan dilaksanakan. Tanpa perencanaan akan
menyulitkan terhadap pengembangan materi konsep, ilustrasi, visual,
memilih dan mengorganisasi program pada tahap penyusunan urutan
kegiatan dalam mengkoordinasikan informasi baik verbal maupun visual pada
waktu persentasi.

Pelaksanaan Produksi

89
Pada tahap produksi, skrip merupakan acuan
terhadap tugas – tugas lanjutan yang harus dikerjakan oleh pelaksana
produksi. Oleh karena itu penulisan skrip harus betul – betul memberikan
gambaran yang jelas terhadap bentuk - bentuk visual yang akan disajikan,
serta tugas – tugas yang harus dikerjakan oleh tim produksi. Visualisasi
mungkin akan terdiri dari gambar – gambar atau grafis yang harus dibuat
terlebih dahulu atau diambil dari ilustrasi buku, mungkin juga secara life dan
sebagainya.

Oleh karena itu pembuatan daftar identifikasi


bahan – bahan yang akan dituangkan ke dalam bingkai slide baik itu berupa
gambar / grafis, caption, tempat dan bahan yang akan diprotret, disusun
dalam matrik jadwal atau urutan pengambilan seperti di bawah ini.

Dari daftar di atas dapat terlihat bingkai – bingkai sama yang harus dibuat
grafis, bentuk caption atau life. Bingkai no. 1 dan no. 6 yang harus dibuat
dalam bentuk grafis. Selanjutnya bingkai 2 dan 3 adalah caption. Bingkai 5
dikebun binatang, dan seterusnya. Daftar matrik ini pada akhirnya akan
berfungsi sebagai daftar pemotretan. Bingkai yang sudah dilakukan
pemotretannya diberi tanda grafis silang diagonal.

90
OVERHEAD PROYEKTOR

Over head transparan termasuk media proyeksi yang memerlukan bahan


transparan untuk di proyeksikan dan memerlukan perangkat untuk
memproyeksikan media pengajaran transparan yang disebut dengan over
head proyektor.

Over head proyektor merupakan jenis perangkat keras yang sangat


sederhana, terdiri atas sebuah kotak dengan bagian atasnya sebagai
landasan yang luas untuk meletakkan materi pengajaran. Cahaya yang amat
terang dari lampu proyektor akan kuat menyorot dari dalam kotak kemudian
dibiaskan oleh sebuah lensa khusus, yaitu lensa fresnell, melewati sebuah
transparan ukuran 20 x 25 cm yang diletakkan diatas landasan tersebut.

Ada dua hal pokok mengapa over head proyektor


(OHP) banyak digunakan :

1. Karena OHP didesain untuk ditempatkan di depan kelas yang


memungkinkan penyaji dapat bertatap muka dan kontak mata yang terus
menerus selama penyajian

91
2. Karena OHP mempunyai sistem penyinaran yang kuat sehingga dapat
digunakan dalam ruang kelas yang terang (tidak perlu digelapkan).

Komponen dasar dari sistem OHP adalah penyaji, transparan, proyektor,


layar dan sasaran.

Dengan menggunakan OHP, kegiatan proses penyajian materi melalui


transparan, baik sekuen maupun isinya dapat dikontrol oleh penyaji
termasuk respon sasaran.

Beberapa karakteristik OHP :

92
1. OHP dapat ditempatkan beberapa meter saja di depan sasaran, tidak
seperti alat – alat proyeksi lainnya. kontak mata antara penyaji dan
sasaran berlangsung selama penyajian.

2. OHP dapat digunakan pada ruangan yang cukup terang karena sinar lampu
OHP yang sangat kuat

3. OHP dapat digunakan sebagai papan tulis, dengan menulis langsung diatas
transparansi saat penyajian

4. Mudah mereview materi atau mencobanya dalam penyajian materi yang


ada pada transparansi

5. Materi ada transparansi dapat dipersiapkan dengan cepat dan dibuat


berbagai teknik dalam penyajiannya

6. Transparansi over head dapat dibuat sendiri walaupun dengan keahlian


dan peralatan yang minim

7. OHP cocok digunakan untuk kelompok kecil, sedang / kelas dan kelompok
besar

8. OHP mudah dipersiapkan, mudah dioperasikan serta relatif ringan dalam


pemeliharaan

9. Memberi kemungkinan pada penerima pesan untuk mencatat

10. Mempunyai variasi teknik penyajian yang menarik dan


tidak membosankan

11. Memungkinkan penyajian dengan berbagai alternatif


kombinasi warna

12. Dapat digunakan berulang – ulang

13. Dapat disusun kembali berdasarkan urutan – urutan


atau sekuens belajar

14. Dapat dihentikan pada setiap sekuens belajar yang


dikehendaki

15. Tidak diperlukan operator pembantu khusus

Kekurangan media OHP

93
1. Media ini memerlukan perangkat keras yang khusus untuk
memproyeksikan pesan yang ada pada transparan

2. Memerlukan persiapan yang matang dan terencana, terutama bila


dipergunakan teknik – teknik penyajian yang kompleks

3. Dalam penggunaannya diperlukan keterampilan khusus

4. Menuntut penataan ruang yang baik

5. Menuntut perhatian untuk menghilangkan distorsi proyeksi

6. Menuntut cara kerja yang sistematis dan terarah

7. Membutuhkan keterampilan menuliskan pesan yang baik pada transparan


sehingga mudah dicerna oleh penerima pesan

Pengoperasian OHP dapat secara optimal dapat dilakukan dengan cara :

1. Menempatkan OHP dengan permukaan yang sejajar dengan meja tulis


atau dibuat meja khusus meja penyimpangan OHP

2. Menempatkan OHP tepat didepan layar dan dengan sampai terjadi


keystoning pada jarak kurang lebih 2,5 m (8 feet)

3. Simpan transparansi diatas kaca OHP dalam posisi yang tepat

94
4. Hidupkan proyektor dan atur fokusnya hingga gambar pada layar kelihatan
tajam

5. Atur pengontrol ketinggian proyeksi, agar gambar / proyeksi tidak terlalu


rendah atau terlalu tinggi

6. Atur jarak yang tepat antara layar dan OHP. Proyeksi pada layar mungkin
terlalu dekat atau terlalu jauh fokus kembali bila terjadi pergeseran
jarak

95
Layar OHP

Layar OHP ditempatkan di tengah – tengah depan atau di sudut sebelah kiri
di depan kelas. Adanya kekurang tepatan penempatan layar dengan OHP
akan menimbulkan terjadinya KEYSTONING baik vertikal keystoning maupun
horizontal keystoning.

Untuk menghindari terjadinya vertikal keystoning usahakan posisi layar


sejajar dengan lensa kepala OHP atau key stone eliminator.

Secara teknis layar OHP mempunyai permukaan yang berbeda – beda.

96
Ada tiga kategori permukaan layar :

1. Matte screen

2. Glass beaded screen

3. Lenticular screen

Layar yang baik digunakan untuk proyeksi OHP adalah jenis matte screen
karena layar ini mempunyai kemampuan dapat dilihat di tempat yang lebar,
bisa dari jarak jauh serta menyajikan detail yang baik dari hasil proyeksi
transparansi maupun alat – alat proyeksi lainnya.

Merancang media OHP

Langkah – langkah disain media OHP dalam proses belajar mengajar :

1. Telaah TIK pokok bahasan yang akan diajarkan

2. Telaah materi pelajaran untuk menentukan jenis media yang diperlukan

3. Telaah keadaan siswa untuk mempertimbangkan kesulitan pelajaran,


kecepatan penyerapan, tingkat perbendaharaan kata yang dipakai,
penggunaan media yang paling tepat

4. Buatlah media transparansi

Beberapa prinsip umum untuk desain program media, yaitu :

- Kesederhanaan (simplicity)
- Kekompakan (unity)
- Penonjolan (emphasis)
- Keseimbangan (balance)

97
Kesederhanaan (simplicity)

Untuk OHP, maka peta gambar maupun diagram harus disederhanakan dan
dibatasi pada hal – hal yang penting saja. Konsep materinya (isi pesan) harus
mudah ditangkap dan dipahami. Tulisannya harus mudah dibaca, mudah
ditangkap dan mudah dipahami. Kalimat sederhana tapi bermakna.

Oleh karena huruf yang dipakai biasanya huruf yang sederhana tetapi jelas
dan bukan huruf artistik tetapi dapat membingungkan.

Kekompakan (unity)

Kekompakan mengandung makna ada jalinan yang harmonis antara bagian –


bagian visual dalam kesatuan fungsinya secara keseluruhan. Jalinan
hubungan bagian dapat dinyatakan dalam bentuk tanda – tanda penunjuk
seperti panah, dan tanda – tanda visual seperti garis, bentuk, warna dan
ruangan.

Penonjolan (emphasis)

Kadang – kadang diperlukan penonjolan tertentu sehingga terjadi pusat


perhatian. Ini dapat dilakukan dengan berbagai cara misalnya dengan
memperbesar, memperjelas, mewarnai, menghilangkan informasi pada unsur

98
atau bagian lain. Dalam teknik penyajian hal ini juga menutup bagian yang
lain, meletakkan pointer dan sebagainya.

Keseimbangan (balance)

Ada dua bentuk keseimbangan, yaitu keseimbangan formal dan


keseimbangan informal. Suatu desain dikatakan mempunyai keseimbangan
formal bila dapat dibayangkan adanya garis as yang membagi bentuk visual
secara simetris. Keseimbangan formal memberi kesan statis dan resmi.
Karena untuk menata huruf pada caption atau titling. Desain yang
mempunyai keseimbangan informasi biasanya menganut pola asimetris atau
diagonal. Keseimbangan informasi memberikan kesan dinamis dan biasnya
mempunyai daya penarik perhatian yang lebih kuat.

Tehnik pembuatan OHT ( Overhead Transparancy )

99
Ada dua tehnik pembuatan OHT, yaitu pembuatan secara langsung dan
pembuatan secara tidak langsung. Cara langsung adalahh dengan
mengerjakan langsung pada bahan transparansi yang ada. Sedangkan proses
tidak langsung adalah dengan memindahkan gambar yang sudah ada atau
yang telah dipersiapkan pada bahan lain dengan cara membuat kopinya
terlebih dahulu.

Proses Langsung

1. Mempergunakanfelpen khusus transparansi. Ada dua macam pena


transparansi, yaitu yang mudah dihapus dan larut dalam air, lainnya
sukar dihapus dan bersifat lebih.
Perlengkapan yang perlu diperhatikan :

- Film OHT
- Pena Transparansi
- Alkohol
- Rotring Pena
- Tinta Gambar
- Penggaris
- Cutter
- Masking Tape
- Mounting Frame
- Kertas Milimeter
2. Mempergunakan letterpress atau lettraset. Perlengkapan sama dengan
yang dipergunakan felpen khusus untuk transparansi, kecuali dengan
menambahkan letterpress darimecanorma dan alat penggosoknya agar
huruf dapat melekat pada transparansi

Hand Made Transparancy

Hand made transparancy adalahh cara pembuatan dengan ditulis tangan


langsung pada transparansi. Bahan yang digunakan adalah Write On Trans,
yang diproduksi secara khusus oleh perusahaan dengan berbagai merek dan
ukuran ( 22 x 27 cm atau 22 x 30 cm ). Selain jenis ini dapat pula digunakan

100
plastik transparan yang dijual di pasaran dalam bentuk meteran. Kita tinggal
memotong-motong sesuai ukuran transparan yang kita inginkan.

Dalam pembuatan hand made transparancy, langkah-langkahnya adalah :

1. Siapkan sketsa pada selembar kertas. Sebaiknya gambar dibuat pada posisi
horisontal karena pada posisi ini membuat sasaran melihat lebih baik
karena level bahan yang diproyeksikan berada dibawah mata.

Dalam mendesian bahan hendaknya dicek kembali sehingga materi akan


disajikan secara benar.

2. Evaluasi dan perbaikan sketsa sehingga gambar atau ilustrasi menjadi


lengkap.
3. Bila perlu diteliti kembali hingga ilustrasi benar-benar sesuai yang
diharapkan.
4. Tempatkan transparansi kosong diatas sket kemudian dijiplak dengan OHP
pen, bila perlu pewarnaan yang bidangnya besar dengan titik-titik, strip
atau garis-garis menghilang.

101
5. Transparansi dibingkai dengan karton atau bingkai plastik. Apabila
transparansi akan digunakan berulang kali dalam waktu lama, berilah
lapisan pelindung pada kedua permukaan transparansi.

Penulisan Pada Transparansi

Ukuran minimal besarnya huruf yang digunakan untuk tulisan diatas


transparansi adalah 3/16 inch ( 4,5 mm ) atau lebih. Ada beberapa tehnik
pembuatan atau penulisan transparansi, namun perlu diperhatikan faktor-
faktor yang harus dipertimbangkan seperti misalnya : harga, kemudahan
penggunaan dan kualitasdari akhir produksi. Tentu saja apabila
menggunakan metode bahan yang mahal akan menuntut keahlian yang lebih
dari pembuatannya. Dan faktor yang paling penting untuk menentukan
kualitas dalam bentuk tehnimk ini adalah kemuan yang tinggi untuk lebih
mengembangkan keahliannya melalui praktek atau latihan. Dalam penulisan
transparansi hendaknya diperhatikan untuk spacing dan kelurusan atau
kerapihan huruf.

Ada dua macam spasi yaitu spasi optikal dan spasi mekanikal.

Untuk keperluan penulisan ini digunakan spasi optikal. Beberapa cara untuk
meluruskan tulisan. Coba gunakan salah satu cara berikut :

1. Garis lurus yang kemudian bisa dihapus setelah selesai penulisan

102
2. Menempelkan huruf.
Cara yang mudah namun akan memperoleh hasil yang baik yaitu dengan
menggunakan lembaran huruf tempel yang dapat ditempel langsung ke
transparansi seperti misalnya rugos, glory atau merk lain dengan kualitas
atau tipe huruf yang berbada-beda. Apabaila pembuatan transparansi
dengan menggunakan proses thermal, huruf sebaiknya ditempel atau
disusun pada selembar kertas.

3. Templates atau letter sablon


Letter sablon dapat digunakan sebagai alat bantu dalam menulis atau
dalam mendesain master untuk transparan. Beberapa saran dalam
penggunaan letter sablon agar mendapatkan hasil yang baik :

a. tempelkan kertas alas dengan menggunakan solatape agar tidak


bergeser.
b. Gunakan penggaris agar letter sablon mudah digeser-geser dan
tiap baris akan lurus.
c. Buatkan penggaris pada alas.

103
4. Scriber
Sebuah sistem penulisan terdiri dari sebuah letter sablon atau templates
dan alat penulis yang dapat digunakan sebagai penuntun bentuk, model
huruf yang dinginkan. Alat ini dirancang secara profesional untuk
mendapatkan hasil yang sangat baik dan lebbih dan membutuhkan
banyak latihan dalam penggunaannya.

5. Lettering Machines
Sebuah alat untuk membuat tulisan yang tercetak pada pita. Huruf-huruf
yang sudah tercetak pada pita ini kemudian bisa disusun atau
ditempelkan pada kertas, karena pada pita ini sudah dilapisi lem untuk
merekatkannya.

Tehnik Pewarnaan

Pewarnaan dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya :

1. OHP pen atau spidol berwarna yang lain


2. Adhesive color sheet. Lembaran transparan dengan bernbagai variasi
warna yang menarik yang dapat ditempelkan langsung pada transparan.

104
3. Menempelkan huruf ( letter press) yang berwarna langsung pada
transparan.
4. Warna dapat disiapkan pada lembaran-lembaran transparansi tambahan
( Over lay ) untuk mewarnai bidang yang perlu diwarnai pada saat
presentasi dilakukan.

PROSES TIDAK LANGSUNG

A. Reproduksi Process Transparancy


1. Thermal Transparancy
Proses produksi dengan cara thermal adalah proses mengcopy dari
master yang kita buat ke dalam lembaran transparansi. Gambar atau
master harus mengandung karbon. Oleh karenanya master yang kita
buat itu difoto copy dahulu sebelum diproses ke thermal. Transparansi
yang digunakan adalah jenis Infra red, sejenis plastik yang sudah dilapisi
dengan bahan perekam gambar.

Infra red transparansi diproduksi dengan ditandai pada salah satu


sudutnya dipotong.

Beberapa lembar copy transparancy dibuat dari master yang sama. Tiap
jenis transparansi ini umumnya dapat menghasilkan :

a. Gambar yang berwarna dengan dasar atau latar belakang yang


bersih atau bening.
b. Gambar berwarna dengan dasar atau latar belakang yang berwarna.
Tipe ini dapat menghasilkan gambar yang hitam atau abu-abu pada
dasar yang berwarna. Warna dasar yang transparan adalah biru,
hijau atau merah pada latar belakang yang berwarna hhitam atau
berwarna lain.
c. Gambar negatif pada transparansi hasilnya bervariasi dan gambar
film negatif akan menghasilkan gambar berwarna putih, kuning, biru
atau merah pada latar belakang yang berwarna hitam atau berwarna
lain.
Ada dua jenis pembuatan master, yaitu :

105
a. Master dibuat secara langsung yang membentuk gambar yang utuh
dalam satu lembar jenis ini, disebut dengan sinle surface master.
b. Master dibuat dari beberapa potongan gambar yang disusun pada
sehelai kertas dan disebut dengan istilah “ paste up master “.

Beberapa hal yang penting dalam mempersiapkan gambar master untuk


master thermal trasnparancies :

a. Gamnbar dibuat pada kertas yang putih bersih tidak mudah


terhapus, dan jangan menggunakan yang permukaannya tidak rata.
b. Garis yang tegas / cukup tebal. Garis-garis yang tipis atau kurang
jelas tidak akan terekam dengan baik.
c. Dibuat dalam ilustrasi yang sederhana
d. Desain master dibuat horisontal.
e. Master harus mengandung karbon yang tinggi (Pensil 2 B, 4 B, hasil
foto copy tinta india, pita mesin ketik).

Proses Pembuatan :

a. Siapkan infra red transparansi dan masternya, kemudian tempelkan


infra red dengan posisi diatas master. Sudut transparansi berada di
sebelah kanan atas.

106
b. Masukkan bahan tersebut ke dalam mesin thermal ( thermolfak )
dalam beberapa detik hasil reproduksi akan dapat kita lihat.
Gunakan alat pengontrol ketebalan agar waktu pencahayaan tepat.

2. Diazo Transparancies
Transoparansi dapat dibuat dengan proses diazo, yaitu proses transfer
gambar atau master kedalam film diazo melalui penguapan amoniak.
Gambar atau amster dibuat diatas kertas yang tembus cahaya ( misalnya
kertas kalkir ) atau plastik, transparan. Gambar harus betul-betul pekat
agar sinar ultra violet tidak tembus.

107
Proses Pembuatan :

a. Ambil diazo dari kotak pembungkusnya, letakkan film tersebut dibawah


master ( jangan kena sinar matahari langsung).
b. Sinar film tersebut dengan sinar matahari selama 3 – 5 menit.
c. Pisahkan film diazo dari masternya dan uapkan film tersebut dengan
amoniak dengan cara memasukkannya kedalam wadah atau stoples
besar (agar film bisa masuk) dan tutup rapat-rapat. Dalam beberapa
detik akan muncul gambar yang kita inginkan.

3. Electrostatic ( Foto Copy Transparancies )


Banyak model alat foto copi kertas yang banyak beredar yang dapat
digunakan untuk produksi transparansi. Bahan yang akan difoto copy dapat
dibuat atau didesain sendiri atau diambil dari buku atau majalah.

Tehnikm pembuatannya sama dengan tehnik thermal namun gambar :

a. Tidak perlu mengandung karbon


b. Apabila master menggunakan cara paste up gambar atau garis-garis yang
tidak perlu dapat ditutup dengan cairan koreksi berwarna putih pekat.

B. Colour Lifting Transparancies


Dengan menggunakan tehnikl colour lift proces, bahan-bahan ilustrasi dari
majalah dapat divisualkan melalui overhead proyektor. Bahan gambar dari
majalah adalah gambar yang kertasnya dilapisi lilin. Cara untuk mengetesnya

108
adalah dengan menggosok daerah pinggiran gambar (bordir area) berwarna
putih dengan tangan yang dibasahi.

Cara Pembuatannya :

1. Siapkan gambar dari majalah, kemudian halaman yang akan dibuat


transparansi dilaminating (tidak bolak-balik).
2. Siapkan tempat yang besarnya melebihi ukuran transparansi yang kita
buat, kemudian diisi air dan campuran satu sendok makan detergen
sampai betul-betul larut.
3. Masukkan halaman yang dilaminating kedalam air deterjen, rendam
selama 3 – 5 menit.
4. Lepaskan kertas`dari plastik laminating, biasanya akan dengan mudah
terlupas apabila waktu perendaman sudah cukup.
5. bersihkan sisa-siia kertas atau lilin yang menempel pada plastik atau
transparan dengan hati-hati. Gunakan penggosok yang halus seperti
kapas, gambar yang menempel tidak rusak (tergores).
6. Ganti air rendaman dan tuangkan kembali satu sendok deterjen lalu
melanjutkan pembersihan sampai benar-benar bersih.
7. Cuci tangan air bersih kemudian keringkan.
Untuk menghindari kerusakan gambar sebaiknya permukaan gambar tadi
dilapisi dengan menyemprotkan bahan clear acrylic.

C. Photography Process Transparancy


Pembuatan transparansi dengan tehnik fotography adalah proses yang dilakukan
dengan cara pemotretan bahan yang akan disajikan, baik dari buku, majalah,
foto life, atau sumber-sumber lain. Memotret film yang digunakan untuk film

109
hitam putih asa 100 (cukup untuk mendapatkan kekontrasan gambar yang
tinggi).

Untuk bahan transparansi digunakan kodalith ortho film. Film ini dapat
diperoleh pada toko-toko atau studio foto dalam ukuran kekontrasan yang
berbeda tergantung kebutuhan.

Ortho film dibuat dalam ukuran besar ( 50 x 60 cm). jadu untuk kebutuhan
transparansi kita dapat memotongnya sesuai dengankebutuhan.

Proses pembuatan :

1. Lakukan pemotretan, kemudia cucilah film. Kita sudah mendapatkan


film negatif untuk ditransfer ke ortho film.

2. Pekerjaan reproduksi dalam kamar gelap. Lakukan pembesaran gambar


dengan menggunakan cularger, kemudian lakukan proses pengembangan
sampai pada tahap pengeringan.

Kekontrasan gambar tidak hanya dipengaruhi oleh ortho film yang


digunakan tapi juga bahan pengembang (developer).

110
Untuk mendapatkan tingkat warna hitam pada hasil pengembangan,
dapat digunakan bahan pengembang untuk keperluan cetak foto hitam
putih misalnya minigrain (yang banyak dipasaran) atau merk-merk lain.

Apabila diperlukan kekontrasan yang tinggi, gambar hanya


membutuhkan tingkat warna hitam dan putih yang pekat, pengembang
yang digunakan adalah Hi-Kithodol denganaturan-aturan yang khusus.

3. cacat pada ortho film ( hasil cetakan) biasa didapat dan perlu
memperbaiki atau menutup gambar yang tidak perlu.

4. Pekerjaan terakhir adalah pembingkaian. Bingkai dibuat dari kartun atau


plastik dengan ukuran dalam bingkai yang berbeda sesuai dengan besar
besar film yang diproses.

Mounting dan Masking Transparancy (Memberi Bingkai dan Menutup)

Bingkai untuk transparansi terbuat dari karton tebal yang diproduksi secara
khusus dengan kualitas yang baik. Atau dapat pula membuat sendiri dengan
ukuran bingkai bagian luar 22 x 29 cm dan ukuran 18 x 22 cm. Sudah tentu
tidak ada keharusan untuk memberi bingkai setiap transparansi, tetapi
apabila berbingkai mempunyai banyak keuntungan antara lain :

a. Tidak mudah sobek dan mudah pemakaiannya.

111
b. Bisa menyususn beberapa transparansi sekaligus dalam satu bingkai,
sehingga mempersingkat waktu dalam penyajiannya (overlay).
c. Mudah dalam penyimpanan, meskipun berhimpitan tidak akan melekat
satu sama lain.
d. Memudahkan dalam pembautan klasiffikasi dan katalog dari
transparansi, yang bisa membedakan mata kuliah, topik, sub bahasan
dan lain-lain untuk pemakaian berikutnya.

Cara membingkai :

A. Untuk Transparansi Tunggal (Single Transparancy)


1. tempatkan transparansi dengan permukaannya dengan
menghadap kebawah diatas bingklai.
2. Pada sudut berlawanan (secara diagonal) kuatkan transparansi
dengan menggunakan selotip pada bingkai agar transparansi
merentang dengan baik pada bingkainya.
3. Kuatkan seluruh pinggiran transparansi dengan selotip.
B. Jika transparansi terdiri atas transparansi film dasar denga lebih dari
satu gambar ganda tempelah lembaran dasar atau pertama dibagian
bawah bingkai dan lembar ganda atas bingklai, dan seterusnya.
Usahakanlah agar dengan mudah dibuka dan ditutup, jadi yang direkat
hanya satu sisinya saja. Berilah tanda (kode) pada tiap-tiap lembar film
transparansi untuk memudahkan dalam penggunaannya. Empat lembar
transparansi berganda (overlay transparancy) bisa ditempelkan dalam
satu bingkai.

112
Dalam prakteknya penggunaaan transparansi film dapat diganti dengan
plastik bening yang murah harganya, yang biasa digunakan orang untuk
taplak meja. Sudah barang tentu plastik semacam itu tidak dapat
dipergunakan untuk merekam bahan perkuliahan yang dikutip dari buku,
teks dengan cara memfoto copy. Untuk itu diperlukan transparansi khusus.

Masking ( Tehnik Menutup )

Menutup sebagian transparansi untuk memperlihatkan langkah-klangkah suatu


proses, akan dapat mengarahkan perhatian mahasiswa atau hadirin kebagaian
yang sedang diterangkan.

1. Tehnik jendela (Spot Mask). Penutupnya dibuat dari karton manila, yang
ditempelkan pada kedua sisinya , dua bagian atau lebih.

113
Tehnik spot masking sesuai dengan tehnik penyajian yang memusatkan
terhadap bidang, konsep atau gagasan pokok masing-masing berbeda. Disini
para mahasiswa dituntun oleh dosen untuk memusatkan ( spot ) perhatian
terhadap satu konsep saja yang dibicarakan secara bertahap. Satu demii
satu persoalan yang berbeda-beda itu dibicarakan oleh dosen dan apabila
sudah lalu dituutp, kemudian dilanjutkan dengan konsep berikutnya dan
kalau sudah diterangkan kemudian ditutup, sampai selesai seluruhnya.
Kemudian seluruh pentutuonya dibuka untuk memberikan kesemapatan
kepada mahasiswa memperbandingkan selutruh konsep yang berbeda-beda
itu.

2. Tutup yang bisa digeser ( Sliding mask). Pada tehnik tutup bergeser ini
dapat diperlihatkan baris demi barius sesuai dengan apa yang diterangkan
sehinga perhatian mahasiswa terarah.

114
Tehnik sliding mask ini sangat sesuai dengan tehnik penyajian bahan
perkulaihan yang disampaikan secara bertaha, mengemukakan urutan-
urutan pola pikir, gagasan pokok atau sistematika konsep dasar.

Tehnik ini tidak bertujuan untuk menjelaskan rincian gagasan, konsep, atau
pola pikir secara cermat. Dalam pada itu tehnik sliding mask membimbing
mahasiswa memusatkan perhatian kepada pokok-pokok pembicaran sesuai
dengan urutan yang diperlihatkan oleh dosen. Terus sebaliknya apabila
kepada mahasiswa diperlihatkan seluruh konsep, langkah-langkah, gagasan
atau pokok-pokok pikiran itu sekaligus, maka perhatian mereka akan
bercabang, mengembara kemana-mana dengan demikian maka perhtian dan
konsentrasi mereka terhadap perkuliahan yang sedang dihadapi akan
tergangu.

Tehnik Penyajian

Apabila kita menyajiakan bahan visual melalui OHP, kita dapat membuat
presentasi kita semakin efektif, yaitu dengan menggunakan tehnik-tehnik
berikut :

1. Penyajian gambar dan diagram dengan menggunakan alat penunjuk


diatas transparansi. Hal-hal yang perlu mendapat perhatian secara
mendetail akan ditunjukkan secara langsung.

115
2. Melengkapi materi sajian dengan cara menulis secara langsung diata
transparan yang sedang di proyeksikan.

3. Materi ayng harus disajikan dengan cara berurutan dapat disajikan satu
persatu dengan cara menutup transparansi dengan kertas atau kartun
terhadap bahan atau materi yang belum disajikan.

4. menggambungkan beberapa lembar transparansi ehingga menjadi


sebuah gambar yang utuh. Biasanya untuk menyajikan materi yang
mengemukakan suatu proses.

116
5. Sajian yang perllu bergerak dapat dilakukan dengan menambah
lembaran atau elemen yang dapat digeser atau digerakkan.

6. Materi yang digunakan kedalam transparansi dapat difoto copi untuk


dibagikan kepada mahasiswa atau audiens, agar audiens bersama dosen
atau penyajidapat bersama-sama mengamati atau mengerjakannya.

7. Menyajikan materi dengan menggunakan OHP dapat digabung dengan


alat proyeksi lain seperti slide untuk melengkapi sajian.

117
FILM STRIP

Filam strip adalah gambar yang diproyeksikan dapat dilihat dengan mudah oleh
seluruh sasaran bersama-sama. Ukuran film strip ada dua jenis, yaitu : single
pframe dan double frame. Kedua-duanya menggunakan film 3,5 mm seperti
halnya film yang digunakan untuk pembuatan slide. Single frame berukuran ¾ x
1 gambar, proyeksikan secara vertikal. Sedangkan double frame berukuran 1 ½
x berputar secara horizontal.

Pada umumnya untuk satu putaran berisi 50 sampai 75 buah gambar. Pada
prinsipnya antara film strip dengan slide hampir sama, hanya ada perbedaan
pada saat penyajiannya. Perbedaan antaraslide dengan film strip :

Slide hanya mempertunjukan satu gambar saja, tehnisnyapun hanya satu demi
satu. Tetapi beberapa slide bisa disusun dalan susunaan yang teratur.
Sedangkan film strip tersusun dalan seri gambar-gambar, sequencer dan
keteraturan telah ditentukan berurutan sesuai dengan langka-langkah yang
pasti.

OPAQUE PROYEKTOR

Alat proyeksi ini dalam masa lampau mempunyai banyak kegunaan. Alat
proyeksi ini disebut opaque proyektor, karena yang diproyeksikan bukan
transparansi tetapi bahan opaque yang sebenarnya.

Keuntungannya :

1. Mempunyai kemampuan untuk menyorotkan setiap halaman dari buku


langsung.
2. Dokumentasi asli yang tidak tembus sinar.
3. Benda-benda berdimensi 3 dengan cetak timbul atau bersifat relief
dengan ketebalan 2 ½ inch.
4. Warna dan anyaman dapat diproyeksikan
5. Biaya operasi murah dan gampang menanganinya.

118
6. Dapat digunakan untuk semua mata kuliah yang ada di kurikulum.
7. Dapat memperbesar gambar kecil menjadi sebesar papan.

Bahan yang semula hanya untuk individu jadi seluruh kelas.

Kelemahan dari opaque proyektor adalah harus digunakan diruangan yang


gelap.

Berhubung sifatnya yang reflektif yaitu sinar yang disorotkan gambar itu
adalah hasil dari pantulan sinar yang mengenai benda yang diproyeksikan
maka intensitasnya tidak sebesar yang sampai pada layar. Untuk
mendapatkan kecerahan proyeksi secara maksimum lampu sorot yang
dikenakan kepada benda yang diproyeksikan harus cukup kuat. Kekuatan
lampu itu membuat panas dan suhu panas ini dapat membahayakan benda-
benda yang tidak tahan panas.

TELEVISI

Pengertian Televisi
Televisi adalah suatu perlengkapan elektronis, pada dasarnya sama
dengan gambar hidup yang meliputi gambar dan suara. Dengan demikian
peranannya baik sebagai gambar hidup maupun sebagai radio yang dapat dilihat
dan didengar pada waktu yang sama.

Manfaat televisi dalam pendidikan :


1. Televisi bersifat langsung dan nyata, dapat menyajikan peristiwa yang
sebenarnya pada waktu terjadinya
2. Televisi memperluas tinjauan kelas
3. Televisi dapat menciptakan kembali semua peristiwa masa lampau, baik
melalui film atau drama
4. Televisi dapat mempertunjukkan banyak hal dan banyak segi beraneka
ragam
5. Banyak mempergunakan sumber – sumber masyarakat
6. Televisi menarik minat, baik terhadap anak maupun terhadap orang dewasa
7. Televisi melatih guru

119
Jenis Program
Program televisi dapat digolongkan menjadi empat jenis, yaitu :
1. Program tentang mengajar di kelas yang berkenaan dengan guru dan siswa
2. Program tentang penggunaan sumber masyarakat, dimana orang luar ikut
berpartisipasi
3. Program tentang public relation
4. Program tentang in service teacher training

Penyusunan program televisi untuk sekolah, harus berdasarkan pada hal – hal
sebagai berikut :
1. Harus dapat dilihat dengan jelas, sesuai dengan sifatnya sebagai medium
visual, jangan sampai sasaran mengalami kekeliruan dalam menanggapinya
2. Program hendaknya sederhana, langsung, mudah dan cepat dimengerti oleh
penontonnya. Kita mengetahui bahwa gambar – gambar di televisi bergerak
dengan cepat dalam waktu yang singkat, karena itulah diperlukan
kesederhanaan
3. Apabila dalam program ini dipergunakan para siswa sebagai pelaku, maka
hendaknya mereka itu peranannya sedang bekerja atau membuat sesuatu
benda dan bukan mempertunjukkan suatu benda
4. Anak hendaknya berlaku secara spontan, bukan dibuat – buat apalagi kalau
kelakuannya sifatnya kaku
5. Apabila terjadi kekeliruan, anak – anak harus segera memperbaikinya dengan
cara halus tetapi jelas. Jangan sampai kekeliruan itu diteruskan atau
pertunjukan terhenti atau anak – anak tertawa sehingga pertunjukan itu
kelihatannya terganggu
6. Program yang efektif apabila menggunakan bahasa yang sederhana, mudah
dipahami, bukan bahasa yang berbelit atau bahasa yang kaku
7. Pengetahuan tentang pengajaran harus dipertimbangkan
8. Pada umumnya program akan memuaskan, apabila tersusun secara berurutan
pada garis – garis besarnya saja, dan tidak memberikan perincian kata demi
kata
9. Kadang – kadang penyajian program akan lebih menarik apabila
mempertunjukan kembali peristiwa – peristiwa dan terjadinya secara
berurutan dengan menggunakan dialog

120
10. Gunakan model yang hidup, oleh sebab lebih efektif jika dibandingkan
dengan benda – benda yang indah
11. Dalam skrip televisi biasanya terbagi dua bagian, yakni bagian visual dan
bagian audio

Jenis – jenis siaran pendidikan.

Siaran pendidikan melalui televisi, pada umumnya dilaksanakan dengan


cara :
1. Ceramah biasa
2. Ceramah dengan alat peraga
3. Wawancara
4. Diskusi
5. Program cerdas tangkas
6. Sandiwara
7. Wayang
8. Cerita bergambar

Keuntungan :
1. Televisi dapat memancarkan berbagai jenis bahan audio visual termasuk
gambar diam, film, obyek speciemen, dan drama.
2. Televisi dapat menyajikan model dan contoh-contoh yang baik bagi
mahasiswa.
3. televisi dapat membuat dunia nyata kerumah dan ke kelas-kelas, seperti
orang, tempat-tempat, dan peristiwa-peristiwa memlaui penyiaran langsung
atau rekaman.
4. Televisi dapat memberikan kepada mahasiswa peluang untuk melihat dan
mendengar diri sendiri.
5. televisi dapat menyajikan p-rogram-program yang dapat dipahami oleh
siswa dengan usia dan tingkatan pendidikan yang berbeda-beda
6. Televisi dapat menyajikan visual dan suara yang amat sulit diperoleh pada
dunia yang nyata. Misalnya ekspresi wajah, dental operation, dan lain-lain.
7. Televisi dapat menghemat waktu dosen dan mahasiswa misalnya dengan
merekam siaran pelajaran yang disajikan dapat diputar ulang jika
diperlukan tanpa harus memerlukan proses kembali. Disamping itu televisi

121
merupakan cara yang ekonomis untuk menjangkau sejumlah besar
mahasiswa pada lokasi yang berbeda-beda pada penyajian yang bersamaan.

Keterbatasan :

1. Televisi hanya mampu menyajikan komunikasi satu arah.


2. Televisi pada saat disiarkan akan berjalan terus menerus dan tidak ada
kesempatan untuk memahami pesan-pesannya sesuai dengan
kemampuan individual mahasiswa.
3. Mahasiswa tidak memilki kesemoatan untuk merivisi film sebelum
disiapkan.
4. Layar pesawat televisi tidak mampu menjangkau kelas besar sehinga
sulit bagi bahasiswa untuk melihat secara rinci gambar yang disiapkan.
5. Kekhawatiran muncul bahwa mahasiswa tidak memiliki hubungan pribadi
dengan dosen dan mahasiswa dapat bersifat pasif selama penayangan.

FILM DAN VIIDEO

Film atau gambar hidup merupakan gambar-gambar dalam frame, dima frame
demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehinga
dilayar terlihat gambar itu hiudp. Film bergerak dengan cepat dan pbergantian
sehingga memberikan visual yang kontinyu. Sama haknya dengan film, video
dapat mengggambarkan suatu obyek yang bergerak bersama-sama dengan suara
alamiah atau suara yang sesuai. Kemampuan film dan video melukiskan gambar
hidup dan memberinya daya tarik tersendiri. Kedua jenis media ini pada
umumnya digunakan tujuan-tujuan hiburan, dokumentasi, dan pendidikan.
Mereka dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-
konsep yang rumit, mengajarkan ketrampilan, menyingkat atau
memperpanjang waktu dan mempengaruhi sikap.

Keuntungan Film dan Video

1. Film dan video dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari


mahasiswa ketika mereka membaca, berdiskusi, berpraktek, dan lain-lain.

122
Film merupakan pengganti alam sekitar dan bahkan dapat menunjukkan
obyek yang secara normal tidak dapat dilihat seperti cara kerja jantung
ketika berdenyut.
2. Film dan video dapat menggambarkan suatu proses secara tepat yang dapat
disaksikan secara berulang-ulang jika dipandang perlu. Misalnya langkah-
langkah dan cara yang benar dalam berwudlu.
3. Disamping mendorongkan motivasi film dan video menanamkan sikap dan
segi efektif lainnya. Misalnya film kesehatan yang menyajikan proses
terjangkitnya penyakit disre atau atau eltor dapat membuat mahasiswa
sadar terhadap pentingnya kebesihan makanan dan lingkungan.
4. Film dan video yang mengandung nilai-nilai positif dapat menggunakan
pemikiran dan pembahasan kelompok mahasiswa. Bahkan, film dan video,
seperti slogan seperti yang sering didengar membawa dunia kedalam kelas.
5. Fil dan video dapat menyajikan peristriwa yang berbahaya apabila dilihat
secara langsung, seperti gunung berapi atau perilaku binatang buas.
6. Film dan video dapat ditunjukan kedalam kelopok besar atau kelompok
kecil, kelompok yang heterogen, maupun perorangan.
7. Dengan kemampuan dan tehnik pengambilan gambar frame demi frame,
film dalam kecepatan normal memakan waktu satu minggu dapat
ditampilkan dalam satu atau dua menit. Misalnya, bagaimana kejadian
mekarnya kembang mulai dari lahirnya kuncup sehingga kuncup itu mekar.

Keterbatasan :

1. pengadaan film danvideo umumnya memerlukan biaya mahal dan waktu


yang banyak
2. Pada saat film dipertunjuukkkan gambar-gambar bergerak terus
sehingga tidak semua mahasiswa mampu mengikuti informasi yang ingin
disampaikan melalui film tersebut.
3. Film dan video yang tersedia tidak selalu sesuai dengan tujuan dan
kebutuhan belajar yang dinginkan, kecuali film dan video itu dirancang
dan diproduksi untuk kebutuhan sendiri.

PENGERTIAN TEKNIS PERALATAN VIDEO

123
Apakah VTR itu ?
VTR singkatan dari Video Tape Recorder. Alat ini seperti halnya alat
perekam audio, yaitu alat untuk merekam signal getaran suara yang
dirubah menjadi signal kemagnitan pada seutas pita yang kekuatannya
naik turun / berubah – ubah, sesuai dengan perubahan getaran signal
suara yang masuk. Begitu pula kejadiannya pada alat perekam video
(VTR) yang dirubah adalah getaran signal gambar atau cahaya.
Ada dua jenis Video Recorder : 1) VTR dengan format pitanya
dikemas dalam reel, dan 2) VCR dengan format pitanya dikemas dalam
cassete.
Dalam Video Recorder sebenarnya ada 3 jenis signal yang direkam
dalam pitanya, yaitu : 1) signal video, 2) signal audio, dan 3) signal CTL
(control track location). Ketiga signal ini adalah signal pokok yang ada
pada pita video. Ada signal – signal lainnya, yang biasanya digunakan
untuk keperluan pengembangan operasi peralatan yang lebih tinggi
teknologinya dan kualitasnya.
Signal audio bergetar pada frekuensi antara 20 Hz ………20KHz, dan
signal video sampai dengan kurang lebih 200 x signal audio.
Fungsi perekaman dalam audio maupun vide kurang lebih caranya
sama, perbedaan utamanya pada :
1) Selain signal audio, pada video rekorder direkam dan diplayback signal
video yang mempunyai frekuensi 200 x kan kembali rekaman frekuensi
tinggi ini memerlukan panjang pita yang melewati “head” 200x lebih
panjang dan lebih cepat
Secara mekanis, kemungkinan untuk mempercepat jalannya pita dan
panjangnya pita sangat terbatas, karena akan memerlukan pita yang
makin panjang dan menjadi boros. Pemecahannya adalah dengan
menggunakan kecepatan pita yang disesuaikan dengan kondisi signal
audio, dan untuk alat perekam signal video dengan menggunakan
‘helical – rotary – head – system’ (system kepala rekaman berputar)
secara berlawanan arah putarnya dengan arah jalannya pita. Dengan
demikian bila dalam satu detik signal audio dapat merekam sepanjang
9,5 cm, maka signal video akan mampu direkam sama dengan panjang
pita sepanjang 11 meter. Unit helical – rotary – head ini disebut /
dinamakan drum head.

124
2) Permukaan pita hanya akan berimpit setengah dari lingkaran ‘drum
head’. Jalannya head – video pada pita bergerak secara ‘helical’ atau
miring dan membuat suatu sudut yang kecil terhadap arah jalannya
pita. Jejak head video pada pita akan dimulai dari susut atas dan
diakhiri pada susut bagian bawah, karena gerakannya berlawanan
dengan arah jalannya pita. Jejak head video ini membuat seperti garis
yang sangat tipis (0,0085 mm). Panjang satu garis dari jejak head
perekam ini sama dengan setengah lingkaran drum head. Satu frame
(bingkai gambar) akan direkam dalam satu garis tersebut. Dan sewaktu
play back head – video harus tepat pada garis yang telah terbuat
sewaktu rekaman. Bila tidak terjadi tepat pada garis rekaman. Bila
tidak terjadi tepat pada garis rekaman, maka gambar akan mengalami
gangguan atau rusak atau bahkan tidak akan nampak sama sekali.
3) Seperti telah dikemukakan diatas bahwa perekaman dan play back
video memerlukan ketepatan yang tinggi, seperti tepatnya jalannya
head video pada garis signal yang sangat tipis. Untuk tujuan ini
diperlukan sistem ‘servo’ yang akan mengatur ketepatan dimaksud
pada posisinya dalam kecepatan yang tinggi. Servo ini dikontrol oleh
signal CTL yang direkam bersama – sama ketika melakukan ‘recording’
signal gambar. Signal ini akan sangat penting pula pada waktu proses
editing pita video.

Bagaimana signal video terjadi ?


Seperti telah dikemukakan diatas, obyek signal yang direkam, yaitu
signal video dan signal audio. Getaran audio yang merambat diudara
ditangkap oleh alat yang disebut mikrophone, dan getaran ini dirubah
menjadi getaran elektronik untuk diteruskani kealat perekam head – suara
dan disimpannya pada pita daerah audio secara magnetis.
Getaran video atau sinar / cahaya yang merambat di udara
ditangkap oleh kamera video, dan getaran ini dirubah menjadi getaran
elektronik untuk diteruskan ke alat perekam drum – video – head dan
disimpannya pada daerah video secara magnetic pula.
Getaran electric video dan audio berbeda.
a. Getaran audio
b. Getaran video

125
Ada 2 jenis – signal utama yang diperlukan untuk memproduksi
getaran video (gambar), yaitu : 1) frekuensi informasi gambar dan 2)
sistem scannning sinkronisasi signal video. Pada video B/W, hanya
terdapat sinkronisasi field atau bingkai gambar dan blanking saja.
Sedang pada video berwarna fasilitas ini ditambah dengan scanning
sinkronisasi warna.
Kenapa ketiga jenis signal sinkronisasi ini diperlukan pada signal
video sedang pada audio tidak. Jawaban sementara karena signal audio
dibentuk dalam getaran analog saja, sedang pada signal video dibentuk
dalam campuran getaran analog untuk gambar dan digital sinkronisasi,
untuk bisa dilihat.
Getaran analog terdiri dari signal luminance, yaitu getaran untuk
kualitas terang – gelap dan signal chrominance, yaitu getaran signla
warna. Pada video B/W, signal obyek gambar hanya berupa signal
luminance saja. Sedang pada video warna, signal obyek ini, terdiri dari
: signal luminance dan signal chrominance.
Perpaduan dari kedua jenis signal, analog dan digital, disebut
signal composite atau chroma.

COMPUTER

Secara umum pembelajaran berbasis komputer dapat dimasukkan dalam dua


kategori yaitu komputer mandiri (standalone) dan komputer dalam jaringan.
Perbedaan yang utama antara keduanya terletak pada aspek interaktivitas.
Dalam pembelajaran melalui komputer mandiri, interaktivitas peserta ajar
terbatas pada interaksi dengan materi ajar yang ada dalam program
pembelajaran.

Pada pembelajaran dengan komputer dalam jaringan, interaktivitas peserta


ajar menjadi lebih banyak alternatifnya. Pada pembelajaran dengan komputer
dalam jaringan dikenal dua jenis fungsi komputer, yaitu komputer server dan
komputer klien. Interaksi antara peserta ajar dengan tenaga pengajar dilakukan
melalui ke dua jenis komputer tersebut.

126
Institusi penyelenggara pendidikan jarak jauh menyediakan komputer server
untuk melayani interaksi melalui website server, e-mail server, mailinglist
server, chat server, sedangkan peserta ajar dan tenaga pengajar memakai
komputer klien yang dilengkapi dengan browser (misalnya Netscape atau
Internet Explorer), e-mail client (misalnya Eudora), dan chat client. Browser
adalah program komputer yang berfungsi untuk membaca isi website. Sekarang
ini, browser sudah banyak yang dilengkapi dengan e-mail client

Selain berinteraksi dengan program pembelajaran, peserta ajar dapat pula


berinteraksi dengan nara sumber dan peserta ajar lain yang dapat dihubungi
melalui jaringan dengan memanfaatkan e-mail atau mailinglis, serta mereka
dapat mengakses program pembelajaran yang relevan dari sumber lain dengan
mengakses website yang menawarkan program pembelajaran secara gratis.

Aspek yang menjadikan masalah bagi penerapan pembelajaran berbantuan


komputer di Indonesia adalah masalah aksesibilitas, baik dalam arti akses fisik,
maupun kemampuan memanfaatkan komputer untuk kegiatan pembelajaran
oleh tenaga pengajar dan peserta ajar. Dari sisi akses fisik, penetrasi komputer
di Indonesia pada tahun 2001 sebesar 0.56 % atau satu komputer untuk 176
pemakai. (Santiago, 2001). Sedangkan dari sumber lain diperoleh penetrasi
internet di Indonesia sebesar baru sekitar 1% (Arbi, 2001)

Sekalipun angka-angka penetrasi tersebut di atas menimbulkan pesimisme akan


pemanfaatkan komputer sebagai media pembelajaran, namun kehadiran
warposnet, warnet, dan WARINTEK 9000, menimbulkan dapat mengurangi
pesimisme atau bahkan menimbulkan optimisme baru.

Warposnet dan warnet

Warposnet adalah jasa akses ke Internet yang disediakan oleh PT Pos Indonesia
bagi masyarakat umum yang tidak mempunyai sambungan Internet, baik di
rumah ataupun di kantor. Sekarang ini warposnet hadir di 116 kota di seluruh
Indonesia. Warnet adalah juga layanan akses ke Internet namun
diselenggarakan oleh perusahaan swasta. Sekarang ini jumlah warnet di
Indonesia tak kurang dari 2500 buah (Widodo, 2002). Dari sumber yang sama,

127
dalam 2500 warnet ini terdapat kurang lebih 250.000 pengguna internet. Tarif
akses internet melalui warnet dan warposnet ini sangat kompetitif yang
berkisar antara Rp 5000 sampai Rp 6000 per jam (Kompas, 2001). Namum,
banyak wartel yang menghitung biaya pemakaian per menit atau per lima belas
menit, sehingga lebih membuat biaya pemakaian lebih murah.

Melalui warposnet dan warnet tersebut, masyarakat dapat mencari informasi


yang ada di Internet, termasuk didalamnya program pembelajaran yang
disediakan oleh institusi pendidikan jarak jauh. Disamping itu mereka juga
dapat membuat alamat surat elektronik yang gratis yang tersedia di berbagai
server misalnya boleh.mail.com yahoo.com atau hotmail.com. Dengan surat
elektronik tersebut mereka dapat melakukan korespondensi dengan institusi
penyelenggaran pendidikan jarak jauh baik untuk keperluan informasi umum
mengenai program pendidikan, administrasi atau untuk bantuan layanan
akademis.

WARINTEK 9000

Warintek adalah warung informasi teknologi yang mulai beroperasi sejak 1998
merupakan program kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi, Republik
Indonesia, bekerja sama dengan Myoh.com. Angka 9000 di atas menunjukkan
target jumlah Warintek pada tahun 2004 dimana dinginkan ada satu warintek
di setiap kecamatan di Indonesia yang berjumlah kurang lebih 8000 dan 1000
sisanya direncanakan dibuka di wilayah yang padat penduduknya (Warintek,
2002). Pada bulan September 2001, jumlah Warintek telah mencapai 100 buah
(Natnit, 2001). Salah satu layanan dari Warintek 9000 adalah akses ke Internet.
Dengan demikian, apa yang dapat dilakukan oleh pelanggan di warnet dan
warposnet dapat dilakukan juga di Warintek.

Layanan lain dari Warintek adalah akses informasi atau database lokal off-line
baik bibliografi maupun teks penuh yang dikemas dalam CD-ROM. Pada saat ini
dalam telah tersedia data base dalam bidang lingkungan, teknologi tepat guna
dalam budidaya peternakan, pengolahan pangan, alat pengolahan, pengelolaan
air dan sanitasi, institusi penelitian dan pengembangan di Indonesia, Katalog
induk jaringan kerjasama sebelas perpustakaan, materi pelatihan untuk

128
digitalisasi perpustakaan, bahkan tersedia kumpulan resep masakan Indonesia.
Masyarakat umum dapat datang ke Warintek untuk mengakses semua basis data
tersebut di atas, mencetaknya dan membawa pulang untuk dipelajari lebih
lanjut. Dari sini dapat diartikan bahwa Warintek dalam hal ini telah
menerapkan pembelajaran berbantuan komputer secara mandiri. Mengingat
Warintek juga menjalin kerjasama dengan berbagai institusi, salah satunya
adalah Universitas Terbuka (UT), maka tidak tertutup kemungkinan suatu saat
nanti materi ajar UT dapat diakses secara off-line masyarakat melalui Warintek
yang tersebar di seluruh kecamatan di indonesia. Dengan demikian aksesibilitas
pembelajaran melalui komputer baik secara mandiri maupun dalam jaringan
akan meningkat. Walaupun peserta pendidikan jarak jauh harus pergi ke
warnet, warposnet, ataupun Warintek, karena tersedia sampai pada level
kecamatan maka pengurangan fleksibilitas dari sisi tempat akses tidaklah
terlalu signifikan pada umumnya. Namun karena informasi dan program
pembelajaran selalu tersedia, kecuali ada kerusakan pada jaringan atau
komputer server penyedia informasi dan program pembelajaran, maka tidak
terjadi penurunan pada taraf fleksibilitas waktu. Hal ini tentu sangat berbeda
dengan kasus telekonferensi baik audio maupun video, siaran radio dan televisi.

Melihat perkembangan aksesibilitas komputer dan jaringan komputer di atas,


maka salah satu kesimpulan studi kasus yang diselenggarakan ITU mengenai
prospek e-ASEAN, yaitu “Digital divide is not an infrastructure problem but an
affordability and awareness problem” (ITU, 2001). Digital divide adalah
kesenjangan akses pada informasi digital yang disebabkan oleh adanya dua
kelompok anggota masyarakat dimana yang satu mempunyai akses pada
jaringan informasi digital sedang kelompok yang lain tidak. Kesenjangan ini
mempunyai dampak yang serius karena masyarakat yang tidak mempunyai akses
pada jaringan informasi akan tertinggal.

Keuntungan :
8. Komputer dapat mengakomodasi mahasiswa yang lamban menerima
pelajran, karena ia dapat memberikan iklim yang lebih bersifat afektif
dengan cara yang lebih individual, tidak pernah lupa, tidak pernah bosan,

129
sangat sabar dalam menjalankan instruksi seperti yang diinginkan program
yang digunakan.
9. Komputer dapat merangsang mahasiswa untuk mengembangkan latihan,
melakukan kegiatan laboratorium atau simulasi karena tersedianya animasi
grafik, warna, dan musik yang dapat menambah realisme.
10. Kendali berada di tangan siswa sehingga tingkat kecepatan belajar
mahasiswa dapat disesuaikan dengan tingkat penguasaannya. Dengan kata
lain komputer`dapat berinteraksi dengan mahasiswa misalnya dengan
bertanya dan menilai jawabannya.
11. Kemampuan merekam aktifitas mahasiswa selama menggunakan suatu
program pengajaran memberi kesempatan lebih baik untuk pemebelajaran
secara perorangan dan kerkembangan setiap mahasiswa selalu dpat
dipantau.
12. Dapat berhubungan dengan, dan mengendalikan, peralatan lain seperti
compact disc, video tape, dan lain-lain dengan program pengendali dari
komputer.

Keterbatasan :
1. Meskipun harga perangkat keras komputer dan cenderung semakin
menurun (murah), pengembangan perangkat lunaknya masih relatif
mahal.
2. Untuk menggunakan komputer diperlukan pengetahuan dan ketrampilan
khusus tentang komputer.
3. Keragaman model komputer (perangkat keras) sering menyebabkan
program (soft ware) yang tersedia satu model tidak cocok (kompaitible)
dengan model lainnya.
4. Program yang tersedia saat ini belum memperhitungkan kreativitas
mahasiswa, sehingga hal tersebut tentu tidak dapat mengembangkan
kreativitas mahasiswa.
5. komputer hanya efektif apabila digunakan oleh satu orang atau
beberapa orang dalam kelompok kecil, Untuk kelompok besar
diperlulkan bahan peralatan lainnya yang mampu memproyeksikan
pesan-pesan dimonitor kelayar lebih besar

130
DASAR-DASAR MEMOTRET

Pendahuluan

Pekerjaan memotret yang biasa dilakukan


mengandung pengertian bila kita ingin mengabadikan sesuatu atau
peristiwa dengan menggunakan alat potret atau kamera foto / foto
tustel. Lain halnya kalau kita hendak membuat potret, sebab potret yang
kata asingnya POTRAIT, mengandung pengertian yang khusus. Ia hanya
menyajikan gambar manusia dengan perwatakannya. Membuat pas foto
tidak dapat dikatakan sebagai potret, karena foto tersebut hanya
menampilkan ciri – cirinya saja.

Ekspresi wajah pada potret (potrait) bisa


macam – macam bisa seram, kejam, keras hati, lembut sensitif, keibuan,
senyum dan lain – lain.

Untuk mendapatkan hasil pemotretan yang baik


(dalam arti pekerjaan memotret tersebut di atas), disamping keahlian
seorang pemotret dalam memilih obyek, juga dituntut untuk terampil
memilih jenis kamera yang digunakan serta penanganan berbagai
komponen pelengkap pada kamera tersebut.

Jenis – jenis Kamera

1. VIEW FINDER CAMERA

Jenis kamera ini banyak digunakan karena cara


penggunaannya yang relatif mudah. Apalagi dengan teknologi yang semakin
tinggi, jenis ini banyak diproduksi sehingga pemakai semakin ringan
pekerjaannya, tinggal memasang film saja dan langsung bidik dengan
menekan tombolnya tanpa harus memutar film karena motor winder sudah
siap didalamnya. Celah penglihat (view finder) jenis ini tembus kedinding
depan kamera yang terpisah dari lensa penangkap gambar ke film.

Oleh karena itu pada jarak – jarak tertentu


besar kemungkinan bidang obyek yang kita potret akan bergeser atau tidak
persis sama dengan hasil pemotretan.

131
2. SINGLE LENS REFLECT CAMERA (SLR)

Gambar atau obyek yang kita lihat melalui


viewfinder datang melalui lensa yang menerima gambar itu ke film
melalui cermin proyeksi dan prima pada viewfinder (celah penglihat).
Jenis ini dirancang untuk keperluan khusus yang memerlukan ketajaman
serta pengaturan lain yang benar – benar dapat dikontrol.

3. TWIN LENS REFLECT CAMERA

Pada jenis kamera ini terdapat dua buah lensa


penerima gambar. Lensa yang pertama (no. 1) menerima gambar ke
viewfinder melalui cermin proyeksi, sedangkan lensa kedua (no. 2)
menerima gambar yang langsung diterima film. Kamera jenis ini
mempunyai viewfinder yang menghadap ke atas. Film yang digunakan
berukuran besar yaitu 6 x 6 cm atau 16 kali pemotretan dalam satu nol.

4. VIEW CAMERA

Kamera jenis ini tidak mempunyai viewfinder


(celah penglihat) seperti halnya kamera – kamera yang dijelaskan diatas.
Kita melihat obyek yang akan dipotret melalui bingkai tempat film
disimpan. Film yang akan digunakan berada pada bingkai yang tertutup
rapat sehingga tidak kena sinar. Film ini dipasang pada kamera bila obyek
yang akan difoto sudah betul – betul siap. Jenis ini biasa digunakan di
dalam studio – studio foto dengan ukuran film yang dapat disesuaikan
dengan kebutuhan.

Komponen Kamera

Beberapa jenis komponen kamera yang perlu


diketahui untuk mendapatkan hasil pemotretan yang baik.

1. Lensa

Kualitas gambar yang kita potret sangat


bergantung pada ketajaman lensa menerima gambar. Tingginya kualitas
lensa akan menghasilkan gambar yang semakin baik. Ukuran – ukuran yang

132
terdapat pada lensa biasanya ditunjukkan dengan huruf f (focal length).
Misalnya f 50 mm, ini berarti jarak focus dari film ke lensa 50 mm. Untuk
jenis kamera SLR banyak sekali variasi ukuran lensa yang digunakan ini.
Misalnya f 28 mm, 35 mm, 50 mm, dan seterusnya. Lensa yang berukuran f
50 mm adalah lensa normal bagi kamera yang menggunakan film berukuran
35 mm (yang biasa kita gunakan)/

2. Aperture / Diagframa

Aperture atau Diagframa adalah salah satu alat


untuk mengatur atau mengontrol besar kecilnya lubang sinar yang
masuk ke film.

Indikator bukaan lobang diagframa ditulis


dengan huruf f/angka, misalnya : f/1,4 – 2,8 – 4 – 5,6 – 8 – 11 – 16 –
22………………………… angka diagframa paling besar lobang
diagframanya paling kecil. Atau sebaliknya angka diagframa paling
kecil lobang diagframanya paling besar.

3. Shutter Speed (Kecepatan Rana)

Shutter adalah alat yang terbuat dari lempengan


/ plat – plat tipis yang satu sama lain berhubungan melingkar
membentuk lubang. Besarnya lubang ini diatur oleh alat pengatur
bukaan lubang diagframa. Jadi antara Shutter dan diagframa
bekerjasama untuk mendapatkan jumlah sinar dan lamanya sinar
yang masuk ke film.

Shutter Speed berfungsi untuk mengontrol


berapa lama sinar yang akan diterima film melalui lubang
diagframa. Shutter Speed / kecepatan bukaannya biasanya ditunjuk
dengan angka : 1, 2, 4, 7, 15, …………2000.

Huruf ‘B’ yang terdapat pada cakra putaran


/ kontrol Speed ini menunjukkan bahwa pada titik ini (B = Buel),
kecepatan bukaan diagframa tergantung dari lamanya menekan
tombol Shutter (bisa 2 detik atau 3 detik, tergantung kebutuhan).
Sedangkan bila kita menentukan Shutter Speed misalnya pada angka
1, ini berarti film ini menerima sinar dalam waktu 1 detik. Atau
pada angka 2, artinya ½ detik film mendapatkan sinar.

133
4. Light Mater

Alat ini berfungsi untuk mengontrol


ketepatan cahaya yang masuk ke film yang dapat diatur melalui
pengatur bukaan diagframa dan Shutter Speed / kecepatan.

Pada setiap jenis kamera indikator


penunjuk Light Meter ini berbeda – beda. Ada yang menggunakan
jarum, lampu atau huruf. Dengan menggunakan Light Meter, kita
akan terhindar dari keragu – raguan pencahayaan yang tepat pada
waktu memotret.

5. Pengatur Fokus / Jarak

Alat ini berfungsi untuk mengatur


ketajaman gambar atau ketepatan jarak dari alat potret / kamera
ke obyek. Pada beberapa kamera dari jenis viewfinder, biasanya
tidak dilengkapi dengan alat pengatur seperti ini. Lensa kameranya
sudah dirancang untuk mendapatkan jangkauan jarak atau fokus
dari setiap obyek yang akan dipotret.

Pada kamera jenis SLR selain menggunakan


alat pengatur fokus, biasanya dilengkapi dengan indikator daerah
ketajaman obyek yang dipotret yang disebut dengan istilah DEPTH
OF FIELD.

Indikator ini menunjukkan seberapa jauh


jangkauan ketajaman gambar atau obyek yang kita inginkan ke
daerah depan atau ke belakang dari obyek yang kita potret. Depth
Of Field ditentukan oleh besarnya bukaan lubang diagframa setelah
kita menentukan fokus dari obyek.

Semakin kecil bukaan diagframa


(misalnya f/8, f/11) akan semakin jauh bidang atau daerah
ketajaman obyek. Indikasi penunjuk ini berada di daerah alat
pengatur jarak / fokus dan alat pengatur bukaan diagframa.

Pada gambar diatas, jarak obyek


dengan kamera menunjukkan angka 8 m. bukaan diagframa
ditetapkan pada angka (f/4). Daerah ketajaman gambar akan

134
berada antara 7 dan 10 m. Akan lain dengan kita menggunakan
bukaan f/16. Daerah gambar yang tajam berada pada daerah antara
dan meter.

Untuk mendapatkan daerah


ketajaman yang maksimum jangan menggunakan diagframa yang
kecil misalnya f/11. Depth Of Field juga erat hubungannya dengan
focal length atau panjang lensa. Pada jarak yang sama dan bukaan
diagframa yang sama antara 2 buah lensa yang berbeda panjangnya
(misalnya lensa yang mempunyai f = 25 mm dan f = 75 mm) maka
luas daerah ketajaman gambar akan berbeda.

RANGKUMAN

Media visual yang diproyeksikan adalah media yang dapat digunakan dengan
bantuan proyektor.

Media visual yang diproyeksikan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa


jenis, yaitu :

A. Slide / film bingkai

B. Overhead transparan

C. Opaque proyektor

D. Film strip

E. Televisi

F. Komputer

DAFTAR PUSTAKA

1. Media pendidikan, Dr. Oemar hamalik, 1989


2. Media pengajaran, Dr. Nana Sudjana dan Achmad Rivai, 1981
3. Produksi media Slide Suara, Dr. H. Ashak Abdulak, Drs. Van a. Syauqani,
Dra. Hennny Sumartini, Drs. Sa’an Nurwikata, 1995
4. Audio Visual, Prof. Dr. R.M. Soelarko, 1980.

135
BAB V
MEDIA TIGA DIMENSI

Tujuan Intruksional Umum :


Setelah mempelajari materi mengenai media tiga dimensi, sasaran
diharapkan dapat memahami media tiga dimensi.
Tujuan Instrusional Khusus :
1. Setelah mendapatkan materi mengenai karakteristik media tiga dimensi
diharapkan sasaran dapat menyebutkan karakteristik media tiga dimensi
2. Setelah mendapatkan materi mengenai klasifikasi media tiga dimensi
diharapkan sasaran dapat menjelaskan klasifikasi media tiga dimensi
3. Setelah mendapatkan materi mengenai cara pembuatan media tiga
dimensi diharapkan dapat membuat media tiga dimensi.
4. Setelah mepelajari materi mengenai cara penggunaan media tiga dimensi
sasaran diharapkan dapat menggunakan media tiga dimensi

A. Karakteristik Media Tiga Dimensi


Media tiga dimensi merupakan salah satu jenis media yang digunakan
dalam pembelajaran, dimana apabila kita lihat dari kategorinya termasuk jenis
media bantu lihat (visual aids). Disebut media tiga dimensi karena jenis media
ini bisa dilihat dari tiga sudut pandang yaitu depan, samping, dan atas. Berbeda
dengan media satu dimensi yang hanya bisa dilihat dari satu sudut pandang,
contohnya gambar foto, slide, peta, papan flanel dan lain-lain. Bagaimanapun,
obyek bagian depan dan belakang atau samping tidak akan sama. Oleh karena
itu perlu menggambar sket imbuhan pandangan dari bagian belakang,
membiarkan bagian samping dan mungkin perlu bagian pandangan bawahnya.
Gambaran media ini dimaksudkan untuk membantu para pembuat model dalam
menetapkan penyediaan bahan – bahan yang diperlukan.

Jika dilihat dari cara penggunaanya termasuk kategori non proyeksi, non
elektronik. Sehingga pemanfaatan jenis media ini termasuk kategori media
sederhana yang tidak membutuhkan tenaga listrik. Walaupun demikian media

136
ini mampu menciptakan kegiatan pembelajaran menjadi lebih hidup dan lebih
menarik.

Media tiga dimensi merupakan representasi dari benda asli. Adakalanya


didalam proses pembelajaran kita perlu memberikan contoh bentuk benda-
benda tertentu yang menyerupai benda aslinya. Sebagai contoh, kerangka
anatomi tubuh manusia, bentuk tulang rahang, bentuk jantung, ginjal, dan
sistem peredaran darah, sistem pencernaan dan lain-lain. Dengan memberikan
contoh-contoh yang konkrit tersebut sasaran atau peserta didik akan lebih
mudah dalam menerima materi, karena langsung mempunyai gambaran yang
jelas mengenai wujud dari suatu benda yang sedang dijelaskan.
Pemanfaatan media pembelajaran tiga dimensi memerlukan keahliahan
khusus untuk proses produksinya yaitu mulai dari pembuatan desain,
penyediaan/pemilihan bahan sampai dengan proses produksi. Sebagai contoh
untuk jenis media tiga dimensi yang cara pembuatannya dicor, kita harus
mempersiapkan dahulu master untuk mengecor, belum proses lagi proses
pengecoranya memerlukan keahlihan khusus. Jika dilihat dari aspek biaya
pengadaan bahan untuk jenis bahan-bahan tertentu memang relatif mahal,
contoh bahan cor dari acrilic, resin dan fiber gllas. Untuk jenis-jenis bahan
yang menggunakan bahan yang tersedia dimasyarakat sebenarnya relatif murah
dan terjangkau, seperti bahan dari kayu, tanah liat dan bubur kertas.
Penyimpanan media tiga dimensi memerlukan tempat atau wadah khusus,
hal ini kadang membuat seorang pengguna model sedikit repot karena tidak
sepraktis kalau menempatkan atau menyimpan model yang lebih simple seperti
poster, flip chart, flah card.

B. Klasifikasi Media Tiga Dimensi


Media tiga dimensi yang sering digunakan dalam pengajaran adalah model
dan boneka, dan benda nyata.
1. Model
Model adalah tiruan tiga dimensional dari beberapa obyek nyata yang terlalu
besar, terlalu jauh, terlalu kecil, terlalu mahal, terlalu jarang, atau terlalu
ruwet untuk dibawa ke dalam kelas dan dipelajari siswa dalam wujud
aslinya.
2. Boneka

137
Boneka merupakan jenis model yang dipergunakan untuk memperlihatkan
permainan. Apabila dengar kata boneka, didalam benak kita terbersit
ingatan mainan yang didominasi anak-anak perempuan. Dalam media
pembelajaran pengertian boneka mempunyai makna yang lebih luas, tidak
hanya sekedar menjadi alat maianan tetapi bisa digunakan dalam
mempermudah penerimaan materi dalam proses pembelajaran. Adanya
anggapan bahwa boneka merupakan alat maianan anak ternyata memberikan
dampak positip dalam pemanfaatan model tiga dimensi jenis media boneka,
yaitu sangat efektif untuk proses pembelajaran dengan sasaran anak. Proses
penyampaian model tiga dimensi jenis boneka memerlukan keahliahan
khusus, dimana seorang komunikan atau pemberi pembelajaran harus bisa
bermaian peran. Penyajian pembelajaran dengan menggunakan media tiga
dimensi jenis boneka akan sangat menarik jika disajikan dalam bentuk
dialog, bisanya dalam bentuk sandiwara boneka.
3. Benda Nyata.
Menggunakan benda-benda nyata dan makhluk hidup dalam pembelajaran
seringkali paling baik, dlam menampilkan benda-bendanyata tentang ukuran,
suara, geraka-gerik permuklaan, bau, serta manfaatnya. Para siswa akan
lebih banyak belajar, misalnya tentang ayam hutan yang dukandangkan di
kelas untuk dipelajari dibandingkan sekedar melihatnya digambar. Para
siswa akan lebih terkesan .

C. Media Tiga Dimensi Jenis Model


1. Penggolongan Media Tiga Dimensi
Media tiga dimensi jenis model dikelompokkan ke dalam enam kategori
yaitu :
- Model padat (solid model)
- Model penampang (cutwway model)
- Model susun (build – up model)
- Model kerja (working model)
- Mock – up
- Diorama

138
Masing – masing kategori model tersebut ada kemungkinan mempunyai
ukuran yang persis sama dengan ukuran aslinya atau mungkin dengan skala
lebih besar atau lebih kecil dari pada obyek yang sesungguhnya.

a. Model padat (solid model)


Suatu model padat biasanya memperlihatkan bagian permukaan luar
dari pada obyek dan acapkali membuang bagian – bagian yang
membingungkan gagasan – gagasan utamanya dari bentuk, warna dan
susunanya.

Kegiatan membuat model oleh para penyaji dalam proses pembelajaran


sangat bermanfaat dalam mengembangkan konsep realisme bagi dirinya.
Melalui kegiatan konstruksi, mencipta dan membentuk obyek tertentu
mereka ditantang untuk memecahkan masalah – masalah pengajaran
dalam berbagai bidang studi yang mereka pelajari. Melalui transformasi
sederhana, menggunakan bahan – bahan murah para siswa menciptakan
berbagai bentuk obyek studi, sehingga hasil belajar lebih mendalam dan
lebih mantap.

b. Model Penampang (cutway model)


Model penampang memperlihatkan bagaimana sebuah obyek itu
tampak, apabila bagian permukaannya diangkat untuk mengetahui
susunan bagian dalamnya. Kadang – kadang model ini dinamakan model X
ray atau model Crossection yaitu model penampang memotong.

139
Model ini sangat berguna untuk pembelajaran bidang ilmu
kesehatan, dan biologi karena fungsinya dapat menggantikan obyek
sesungguhnya. Media ini sangatlah tepat, sebagai contoh saat penyaji
menjelamemperlihatkan bentuk asli sebuah organ jantung pada manusia,
oleh karena itu untuk mskan bagian-bagian jantung, penyaji tidak
mungkin bisa memberikan gambaran konkrit kepada audience atau
peserta didik perlu adanya media yang dalam hal ini berupa model
penampang yang lengkap memberikan contoh gambaran nyata sampai
struktur didalamnya, tidak hanya bagian luarnya saja.
Selain itu model penampang bisa memperjelas obyek yang
sebenarnya karena bisa diperbesar atau diperkecil. Sebagai contoh saat
kita berkeinginan menjelaskan mengenai penampang gigi, perlu adanya
model dengan ukuran yang lebih besar dibanding dengan benda aslinya
dengan memperilhatkan bagian dalam lapisan-lapisan gigi. Kita tidak
mungkin menjelaskan lapisan-lapisan gigi dengan menggunakan benda
aslinya, karena dengan benda asli yang relatif berukuran kecil akan
sangat berpengaruh pada visualisasi seseorang karena keterbatasan indra
penglihatan manusia.
Yang perlu diperhatikan dalam bentuk model penampang adalah,
hanya bagian – bagian terpenting saja yang harus ditonjolkan, biasanya
dibubuhi warna – warna yang kontras, sedangkan rincian yang tidak begitu
penting dihilangkan.

c. Model susun (build – up model)


Model susun terdiri dari beberapa bagian obyek yang lengkap, atau
sedikitnya suatu bagian penting dari obyek itu.

140
d. Model kerja (working model)
Model kerja adalah tiruan dari suatu obyek yang memperlihatkan
bagian luar dari obyek asli, dan mempunyai beberapa bagian dari benda
yang sesungguhnya. Gambar berikut menunjukkan peralatan untuk
menimbang benda – benda yang erat kaitannya dengan prinsip gaya berat
bumi. Sambil mempelajari sistem tata surya dan gaya berat bumi, para
siswa tertarik kepada berbagai metode menimbang berat benda.

Disamping itu, mereka tidak hanya mempelajari cara memakai


timbangan komersial saja, tetapi merekapun mencoba untuk membuatnya
dengan ukuran sendiri yang dibuat dari berbagai bahan, misalnya kayu,
kawat dan piring kertas.

e. Mock – up
Mock – up adalah suatu penyederhanaan susunan bagian pokok dari
suatu proses atau sistem yang lebih ruwet. Susunan nyata dari bagian –
bagian pokok itu diubah sehingga aspek – aspek utama dari suatu proses
mudah di mengerti siswa. Para siswa sedang berlatih mengendarai mobil
dengan mempergunakan mock-up.

f. Diorama
Diorama adalah sebuah pemandangan tiga dimensi mini bertujuan
untuk menggambarkan pemandangan sebenarnya. Diorama biasanya
terdiri atas bentuk – bentuk sosok atau obyek – obyek ditempatkan
dipentas yang berlatar belakang lukisan yang disesuaikan dengan
penyajian. Diorama sebagai media pengajaran terutama berguna untuk
mata pelajaran ilmu bumi, ilmu hayat, sejarah bahkan dapat diusahakan
pula untuk berbagai macam mata pelajaran.

141
2. Teknik Produksi Model dengan Sistem Tempel
a. Produksi Model dengan bahan Kertas dan Karton
Dengan menggunakan bahan kertas dan kardus kita dapat
memproduksinya dengan sistem tempel, karena untuk mempertemukan
bebrapa potongan diperlukan teknik penggabungan dengan cara
menempelkan. Model dengan bahan dari kertas atau karton bisa kita
manfaatkan untuk membuat jenis – jenis model seperti : miniatur –
miniatur mebeler rumah, tenda, pohon dsb. Proses perencanaan sebuah
model yang terbaik bagi calon pengguna model, pertama – tama adalah
mengumpulkan foto – foto, gambar – gambar serta gambaran keseluruhan
dari obyek asli atau meneliti obyek aslinya. Berdasarkan data itulah
mereka membuat sket model yang akan mereka rencanakan
pembuatannya. Alat dan bahan yang digunakan adalah kertas, kardus,
gunting, selotip, kawat, lem, tali dan sebuah stapler.

Contoh :
Kita ingin membuat miniatur rumah, maka langkah-langkahnya : dalam
kertas
1. Mencari contoh bentuk rumah yang kita inginkan.
2. Membuat desian dalam lembar kertas. Desain dibuat dari tiga sudut
pandang.
3. Proses produksi :
a. Siapkan kotak kardus sebagai dasar dari bangunan untuk model
rumah.
b. Hiasi kotak kardus tersebut dengan kertas warna sesuai bentuk
rumah yang kita tiru, dengan cara menempelkan dengan lem.
c. Sempurnakan bentuk model ini sampai benar-benar
menyerupai bentuk aslinya.

142
b. Produksi Model dengan bahan potongan kayu
Dengan berbekal potongan-potongan kayu dari bekas peti yang tidak
terpakai kita bisa memanfaatkanya dengan menempelkan atau
mengabung-gabungkan potongan tersebut sesuai dengan model ayang
akan kita buat. Alat dan bahan yang diperlukan selain potongan kayu
adalah paku, lem, gergaji, hamer, dan pisau.

Contoh :
Kita berkeinginan ingin membuat gajah, maka langkah-langkahnya:
1. Buat desain model berupa gambar gajah dari tiga sudut pandang.
2. Gambarkan desain potongan badan pada potongan kayu yang
berupa balok bulat.
3. Gergaji potongan kayu sesuai desain.
4. Gambar desain lainnya pada papan yang lain, untuk menyiapkan
leher, belalai, ekor dan kaki-kaki.
5. Gergaji potongan papan tersebut sesuai bentuk desain
6. Gabungkan beberapa potongan ini sesuai desain dengan
menggunakan paku atau lem.
7. Rapikan potongan-potongan yang kini sudah terbentuk gajah
8. Beri warna sesuai bentuk warna slinya.

1. Beri warna sesuai warna jantung untuk bagian luar, dan warna-
warna bagian dalam disesuaikan

143
3. Teknik Produksi Model dengan Sistem Bentukan
a. Produksi Model dengan Bahan Bubur Kertas
Teknik pembuatan model dengan bahan ini termasuk kategori
”dibentuk”, karena proseses nya dengan cara membentuk sedikit demi
sedikit. Bubur kertas bisa digunakan dalam membuat peta timbul dan
untuk menciptakan bola dunia. Juga bermanfaat untuk membuat daratan
pedesaan, permukaan gunung berapi atau model binatang, buah – buahan
pada sebuah dasar rangka kawat.

Langkah pembuatan diawali dengan membuat adonan bubur kertas,


setelah bubur kertas siap baru kita membuat model dengan cara
”membuat bentuk” yaitu dengan cara mengepal bubur kertas yang sudah
siap menjadi bentuk model. Ciri bubur kertas yang baik dan siap dibentuk
mempunyai konsistensi seperti tanah liat.
Cara 1 :
Rendamlah sobekan kertas kecil – kecil di dalam air panas selama
beberapa jam, kemudian keringkanlah serta aduk. Campurkan bubur ini
dengan lem perekat kertas tembok yang telah dicampur air. Bilamana
mau menambahkan lebih banyak bahan perekat, tambahkan bahan
perekatnya sebelum bubur dituangkan. Kini telah siap untuk membuat
model yang dikehendaki.
Cara 2 :
Sobekkan kertas yang serupa dapat dibuat sebagai berikut : sobeklah
kertas koran kecil – kecil tanpa menggunakan gunting. Sejumlah kertas
harus disobek, sebab akan mengendap tertekan bila direndam.
Masukanlah sobekan – sobekan kertas itu dalam ember yang telah diisi air.
Bubuhkanlah sesendok makan garam dapur, dan biarkan kertas itu
semalam. Pada hari berikutnya, buanglah airnya dan angkat kertas

144
tersebut lalu aduklah bubur itu dengan lebih lumat. Kemudian campurkan
kira – kira dua belas sendok serbuk flour untuk setiap setengah dari
campuran kertas. Bila bubur menjadi pekat merata serta bisa dituangkan
sebaik – baiknya. Yang terbaik adalah tidak menambahkan atau
membubuhkan lagi serbuk flour kepada kertas, karena akan menyebabkan
cepat rusak.
Cara 3 :
Campuran lain yang menghasilkan bahan yang bisa dituangkan seperti
tanah liat dibuat dengan cara : sobeklah kecil – kecil kertas krep
berwarna, masukanlah ke dalam ember atau panci besar, tambahkan
secangkir serbuk flour dan setengah gelas garam. Sebaiknya untuk
membuat bubur kertas ini jangan menggunakan kertas yang licin.
Pekerjaan ini sebaiknya dilakukan pada saat terik matahari, cuaca terang,
saat pemanasan terjadi dalam ruangan gedung. Pada cuaca basah,
dimusim penghujan benda – benda yang dibuat dari bubur kertas akan
sangat lama mengeringnya.

b. Produksi Model dengan Bahan Tanah liat


Ada dua jenis tanah liat yang khusus dipergunakan membuat model
yaitu : tanah liat alami atau dengan bahan pelarut air yang kemudian
menjadi keras bilamana kering, dan tanah liat dengan pelarut minyak
atau malam yang tidak bisa kering dan mengeras. Tanah – tanah alami ini
dipergunakan untuk membuat model sosok binatang atau manusia,
pencakar langit dll. Tanah liatpun berfaedah untuk membuat cetakan
yang kedalamnya dituangkan cairan perekat untuk membuat adonan, dan
mencetak bentuk wajah kepada topeng bubur kertas. Tanah liat dapat
dibeli di toko – toko seni atau toko bahan kimia. Untuk menyiapkan
pembuatan model, sediakanlah ember, atau kaleng dan isi setengahnya
dengan air bersih. Taburkanlah tepung tanah liat ke dalam air, sekepal
demi sekepal sehingga mencapai tinggi melebihi permukaan air yang
meremnya. Biarkan direndam sejenak, kemudian aduklah dengan jari
tangan tambahkan tanahnya sampai galau betul – betul serta kental
merata. Pada tahap ini tanah liat itu biasanya terlalu lengket, tidak dapat
dipergunakan dengan baik, untuk itu biarkanlah semalam dalam sebuah
kaleng; pagi harinya buanglah air yang ada diatasnya. Bila terlalu lengket

145
untuk bentuk model, tambahkanlah tepung tanah liat sedikit – sedikit
atau ratakan gumpalan tanah liat itu pada sebidang papan sampai cukup
kering untuk dipergunakan. Bila pada waktu membuat model – model kita
tidak bisa mengerjakan sekaligus, maka model yang belum selesai serta
sisa tanah liat harus sebungkus / ditutup dengan kain basah serta
letakkan di tempat tertutup seperti gentong, atau sebuah peti terbuat
dari metal atau kayu sampai waktu pengerjaan kembali. Benda kerja yang
tidak diletakkan di tempat lembab akan terlalu cepat mengering dan
retak, atau terlalu keras dikerjakan pada hari berikutnya. Benda kerja
harus dikeringkan secara bertahap, setelah lewat beberapa hari. Hal itu
dilakukan dengan cara membungkusnya dalam kain lembab pada malam
pertama serta mengeringkannya ditahap kedua. Lalu biarkan beberapa
hari di dalam wadah tertutup, tetapi tidak lagi dibungkus dengan kain.
Bila kita membentuk suatu model, tetapi ternyata model itu lebih tebal
dari jari tangan, hendaknya dikurangi tebalnya disaat benda kerja sedang
mengering. Pengikisan tebalnya tanah dapat menyebabkan pengeringan
dinding bagian dalam dan luar, sehingga hal itu dapat mencegah
keretakan benda kerja tersebut. Bilamana benda kerja diraba sudah mulai
agak kering, berarti sudah cukup kering untuk dicat atau dibakar. Tanah
liat yang belum kering benar selama proses pembakarannya akan pecah
atau meledak. Bila tanah liat menjadi kering untuk melunakannya
kembali, tohokkan kawat kaku atau tongkat kedalam tanah, lalu
masukkan air, dan biarkan satu hari lamanya sebelum dikerjakan kembali.
Lempengan tanah liat berisi air serta dilunakkan kembali, untuk
dipergunakan lagi, atau dimasukkan ke dalam bak kering dan kemudian
ditimbuni tepung (ditempatkan di dalam karung goni dan tumbuklah
dengan palu kayu) untuk dipergunakan lagi.

c. Produksi Model dengan Bahan Malam atau Plasticine


Malam biasa atau plasticine, dengan berbagai warna dijual di toko –
toko peralatan seni, toko – toko hobi, dan toko – toko lainnya. Disebabkan
malam itu tidak bisa mengeras maka bahan ini paling cocok untuk
pembuatan obyek yang bersifat sementara, bahan ini bisa dipergunakan
lagi berkali – kali.

146
4. Teknik Produksi Model dengan Sistem Grafir
a. Produksi Model dengan Bahan Kayu
Untuk membuat model dengan bahan kayu dengan teknik grafir
diperlukan kayu yang mempunyai serat halus dan tidak mudah pecah atau
retak. Bahan kayu keras yang bisa digunakan seprti kayu mahoni dan kayu
nangka, untuk bahan kayu yang lunak seperti kayu albasia. Sediaan kayu
sebaiknya dalam bentuk balok persegi panjang, jangan berupa
gelondongan atau bulatan utuh. Alat yang diperlukan berupa pahat,
ampelas, alat menggambar seperti pensil dan kertas gambar.

Contoh:
Kita berkeinginan ingin membuat wajah manusia maka langkah-
langkahnya :
2. Buat desain model berupa wajah nmanusis dari tiga sudut
pandang.
3. Salin desain tersebut pada balok kayu dari dua sudut pandang
dulu, misalkan dari sisi depan dan belakang.
4. Grafir dengan menggunakan pahat sesuai lekukan model.
5. Salin desain model dengan menggambar pada balok kayu dari sisi
samping kanan atau kiri.
6. Grafir dengan menggunakan pahat sesuai lekukan model
7. Salin desain model dengan menggambar pada balok kayu dari sisi
atas.
8. Grafir dengan menggunakan pahat sesuai lekukan model.
9. Haluskan sudut – sudut yang masih kasar
10. Haluskan seluruh permukaan dengan menggunakan ampelas kasar
dan halus.
11. Beri warna sesuai warna wajah.

147
c. Produksi Model dengan Bahan Styrofoam
Styrofoam merupakan produk dengan nama dagang styrene, dengan
nama kimia monomer. Monomer bergabung menjadi satu sama lain
menjadi polistyrene/polyfoaam (suatu bentuk polimer). Contoh bentuk
polimer selain styrofoam adalah plastik, nilon, dan DNA. Sifat styrofoam
berwarna putih, ringan dan efisien (murah dan banyak manfaat).
Media tiga dimensi model dengan bahan dasar styrofoam merupakan
bentuk model tiga dimensi yang digrafir/di ukir. Teknik pembuatannya
setelah terbentuk modelnya kemudian dilapisi dempul. Alat yang
diperlukan berupa pisau/cater, kertas gambar, pensil, styrofoam,
cata/pewarna.

Langkah-langkahnya ;
1. Buat desain pada kertas kemudian pindahkan desain tersebut pada
permukaan styrofoam sisi depan dan belakang.
2. Potonglah dengan menggunakan piasau mengikuti desain dari dua sisi
terlebih dahulu.
3. Paindahkan desain pada dua sisi yang lain samping kanan dan kiri.
4. Potonglah sesuai desain dari dua sisi.
5. Pindahkan dan gambarkan desain dari sisi atas.
6. Potonglah sesuai desain.
7. Rapikan tepi-tepi potongan yang masih sudut.
8. Haluskan dengan ampelas kasar dan halus.
9. Lapisi seluruh permukaan styrofoam yang sudah halus dengan
menggunakan lem kayu dan potongan kertas sampai sebanyak lima
lapisan.
10. Setelah lima lapis kertas terakhir lumari seluruh permukaan dengan
lem kayu samapai terlihat licin atau mengkilat.
11. Dempul seluruh permukaan dengan mencampur antar dempul dan
katalis. Dalam keadaan dempul mstengah kering mulai diampelas
dengan ampelas kasar.
12. Haluskan seluruh permukaan dengan ampelas halus sampai benara
halus tidak terlihat porinya.

148
13. Beri warna dasar.
14. Beri warna akhir sesuai benda aslinya

Yang perlu diperhatikan dalam pembuatan model dengan bahan


dasar styrofoaam perlu diingat bahwa styrofoam akan mudah hancur/larut
terhadap bahan minyak/tiner. Untuk itu pastikan seluruh permukaan
tertutup oleh lapisan kertas, makanya kita sampai buata minimal lima
lapis. Untuk mendapatkan hasil yang optimal saat proses pemberian
dempul sebaiknya jangan terlalu banyak katalis, sebab apabila
kebanyakan katalis akan berakibat dempul cepat keras dan berdampak
pada saat pengampelasan. Pemberian warna sebaiknya dengan sistem
smprot untuk mendapatkan hasil yang optimal.

5. Pembuatan Model Sistem Cor


Dengan model sistem cor ini mempunyai keuntungan prosentase
kemiripan yang tinggi dengan benda aslinya karena kita benar-benar
melakukan duplikasi. Pembuatan model dengan bahan ini memerlukan
langkah dua kali tahapan yaitu diawali dengan pembuatan master cetakan
dan langkah pengecoran model.
a. Membuat Master Cetakan.
Bahan yang sering digunakan untuk master cetakan adalah bahan yanga
memp[unyai sifat elastisitas tinggi dan berdaya tahan kuat. Salah satu
bahan yang bisa digunakan adalah Silicon rubber (karet silikon). Bahan ini
mempunyai sifat yang fleksibel dan kuat, lentur dan mampu mencetak
model dengan lekukan yang dalamserta tekstur yang beragam, mulai dari
ukuran kecil sampai besar, dari model yang sedrhana sampai model yang
rumit.
Silikon rubber mempunyai kelebihan:
➢ Mereproduksi permukaan model dengan sempurna dan mendetail
hingga berukuran 1 mikron.
➢ Memudahkan pengelepasan beragam jenis permukaan model dari
cetakans sehingga cetakan masih bisa digunakan kembali.
➢ Bisa untuk mengecor model dari bahan dasar lilin atau logam.
➢ Mempunyai daya tahan panas yang tinggi sampai dengan suhu 4000 C
Kekurangan :

149
➢ Harga relatif mahal
➢ Tidak mampu menahan panas lebih dari 5000 C.
Alat dan bahan untuk mencetak adalah wadah pebgaduk silikon Sebaiknya
dari plastik dengan pengaduk dari logam, untuk ketepatan pengulkuran
katalis harus menggunakan pipet, silikon dan katalis dengan perbandingan
1000 ml ; 25-40 ml, karton tebal untuk membuat kotak cetakan, vaselin.
Proses membuat cetakan ;
1) Siapkan kotak cetakan dari karton tebal, dengan bagian atas yang
terbuka.
2) Aduk bahan silikon dengan memberikan campuran katalis.
3) Isikan adukan kedalam kotak cetakan sampai seperempat bagian.
4) Masukan benda yang akan ditiru, bisa benda asli, bisa tiruan, dengan
dilapisi vaselin
5) Masukkan seluruah adukan silikan samapai kotak cetakan penuh
6) Biarakan adukan sampai mengeras, dengan durasi waktu sekitar 10 –
15 menit.
7) Setelah mengeras buka kotak karton cetakan.
8) Guntinglah bagain atas cetakan.
9) Keluarkan benda dari didalam cetakan.
10) Silikon siap untuk menjadi master pengecoran

Saat proses pengadukan silikon harus diperhatiakan campuran antar


katalis dan silikon. Semakin banyak jumlah katalis, karet silikon akan
semakin cepat mengeringdan hasil yang didapat adalah cetakan karet
yang pejal dan tidak lentur, semakin sedikit jumalh katalis akan semakin
lama proses pengeringan, dan hasil yang didapat karet silikon semakin
lentur. Cetakan yang lentur makin mudah penggunaannya dan dapat
dipakai berulang-ulang karena tidak mudah sobek.

b. Proses Pengecoran Model.


Bahan yang bisa digunakan untuk pembuatan model dengan sistem cor
banyak macamnya seperti : fiber glass, acrylik dan resin. Bahan y.ang
sering digunakan adalah fiber glass.

150
Langkah-langkahnya :
1) Siapakan master cetakan.
2) Aduk bahan fiber glass dengan mencampurnya dengan katalis.
3) Masukan bahan adaukan kedalam master cetakan
4) Tunggu bahan cetahan sampai mengeras.
5) Setelah mengeras keluarkan model dari dalam cetakan.
6) Lakukan poleshing dengan menghilangkan sisa adukan yang tidak
terpakai.
7) Beri warna sesui benda aslinya.

Bahan fiber glass akan mengeras dengan ditandai resksi panas karena
adanya persenyawaan antara bahan fiber glass dengan katalis. Untuk
melihat adukan sudah mengeras atau belum bisa dengan melihat sisa
adukan dalam mangkok. Semakin banyak katalis semakin cepat mengeras,
tetapi ada kemungkinan terjadi kegagalan karena terjadi porus.

D. Media Tiga Dimensi Jenis Boneka


1. Pembuatan Boneka
Secara umum boneka dibagi atas dua macam yaitu boneka marionette
dan Boneka tangan. Boneka marionete adalah boneka yang antara tubuh,
lengan dan kaki digerakan dengan tali-tali atau kawat-kawat halus.
Sedangkan boneka tangan adalah boneka yang digerakan dari bawah oleh
seorang yang tangannya dimasukan kebawah pakaian boneka. Secara umum
boneka lebih mudah dibuat dan dimainkan.

151
Bagaimanapun, gerakan-gerakanya lebih banyak terbatas daripada
marionette. Sekali-kali boneka tangan marionete bisa dimainkan bersama-
sama. Kedua jenis ini boneka tanganlah yang paling sederhana, sebab dapat
merupakan berbagai macam kantung kertas.
Sebuah kantung kertas yang dimasuki tangan, dan bagian yang terbuka
diikat erat-erat sekeliling pergelangan oleh karet gelang atau sepotong tali.
Bentk wajah yang dilukis pada kantung itu atau di sket dengan krayon
kadang-kadang bisa juga membuat lubang disampnmgnya sebagai daun
telingan atau membuata belahan sebagai mulutnya, dan sebuah jari tangan
bisa digeser sebagai lidah jika boneka itu berbicara. Benang atau tali
direkatkan kekepala sebagai rambut dan dalam beberapa menit saja siaplah
satu set boneka kartu kantung kertas yang menggambarkan binatang atau
orang yang dapat dibuat oleh anak-anak pada setiap tingkat usia sekolah.
Boneka kertas bisa dibuat tanpa lengan atau kaki dan memliki kemampuan
dramatis yang terbatas.
Jenis boneka sederhana lainnya yang memiliki kemungkinan berperan
secara terbatas adalah wayang. Terdiri atas suatu bentuk potongan kartun
yang diikatkan pada sebuah batang atau tongkat. Gerakan-gerakannya
terbatas pada suatu gerakan dari suatu tempat ketempat lain pada satu
panggung sambil bercerita. Kesederhanaan pada pembuatan dan permaianan
menyebabkan wayang mudah diadaptasikan dalam penggunaannya ditingkat
pertama sekolah dasar.
Sebuah bola tenis bekas atau bola karet dapat melengkapi bentuk
kepala yang sederhana ketika membuat boneka tangan. Yang pertama
mebuat lubang pada bola itu sehingga memudahkan jari tangan pemain
untuk menggerakan kepala boneka, selanjutnya wajah digambar atau dilukis
pada bagian muka bola tenis. Jika permukaan bola telah dicukur maka
permukaannya mudah untuk dilukis. Rambut bisa dilukiskan dan sebuah topi
kertas diikatkan kepadanya, dapat juga tali atau benang kita rekatkan
sebagai rambut. Tak terhitung banyaknya sosok ntubuh yang dipergunakan
pada boneka bola tenis itu. Yang paling sederhana adalah sehelai Sapu
tangan atau serbet yang diliitkan pada jari tangan pertama sebelum
dimasukan dalam kepala boneka. Tentu saja boneka itu tidak mempunyai
tangan, maka untuk menyempurnakan kekurangannya dapat diikuti oleh
perckapan yan g hidup disertai anggukan kepala.

152
Berbagai jenis boneka dari bubur kertas dapat dibuat dengan variasi
bentuk wajah boneka yang lebih banyak dibandingkan jenis boneka lainnya.
Pembuatan satu jenis kepala boneka, letakaknlah bentuk silider kecil dari
kardus yang melingkari jari tangan yang akan dipergunakanuntuik
memainkan kepala itu. Silinder tersebut disimpulkan oleh sepotong tali
(karet gelang). Selanjutnya pita kertas handuk dicelup[kan kedalam
campuran lem kerta stembok yang mirip dengan krim yang lengket.
Pita kertas basah itu dilitkan sekeliling sampai diatas silinder sehingga
membentuk sebuah bola yang membesar secara berangsur-angsur. Setelah
beberapa kertas dililitkan kepala itu akan mejadi lemba dan belum
terbentuk cukup, oleh karena itu perlu dikeringkan sartu atau dua hari,
sebelum llilitan dari kertas ditambah lagi prses ini terus dilanjutkan, sampai
ukluran yang dikenhendaki tercapai. Tahap akhir pembuatan gumpalan
kepala dari kertas berperekat selanjutnya bisa dibentuk telinga, hidung,
bibir, ceruk mata, dagu, selembar pita panjang menyelubungi kepala ini
menjadi bentuk yang tetap. Bilamana telah kering cat poster bisa digunakan
untuk mendekornya. Pakaian boneka bisa dijahitkan dengan benang yang
kuat ataui ditempelakan pada bagian silinder karton yang menonjol tempat
pegangan tangan. Apabila lengan diperlukan dpat dibuat dengan bubur
kertas, dijahitkan atau ditempelkan pada lengan baju bagian belakang
pakaian dibiarkan terbuka untuk lengan operator. Pada umumnya membuat
dan memainkan marionete lebih sulit daripada boneka tangan. Jenis umum
dari marionete terdiri atas sebuah kepala, tubuh dan anggota badan dari
kayu, keseluruhannya dipegang oleh kaitan-kaitan kawat atau kepala-kepala
skrup. Sehingga bagian –bagian yang bebrbeda dari boneka itu dapat
bergerak dengan bebas.
Marionete lebih mudah dan sederhana yang dibuat dari bubur kertas
dan kawat dibandingkan dengan dibuat dari kayu. Kepoala boneka dibuat
drai bahan yang sama sepert kepala boneka tanag yang terbuat dari kertas.
Sebuah keranggka kawata yang membentuk sosok tubuh, dan bbur kerta
smenyeliputi anggota badan dari kawat. Tali temali untuk setiap anggota
tubuh, bagian belakang tubuh dan puncak kepala diikatkan pada sebuah
rangka kayu kecil berbentuk H, maka dengan bantuan alat tersdebut
operator dapat mengendalikan gerakan-gerakan marionet dari atas
panggung.

153
2. Pembuatan Panggung Boneka
Panggung bisa bermacam-macam bentuknya dari yang paling sederhana
hingga yang komplek. Mungkin jenis yang paling mudah untuk boneka
tongkat (wayang golek, atau boneka tanganadalah terdiri atas sebuah
bangku yang rata atau meja, dengan shelai kain yang menutupi bagian atas
kemuka sehingga opertor tidak bisa dilihat ketika membeungkukkan tubuh
dibelakngnya, atau berlutuut dibelakang meja sehingga tubuh atau kepala
operator tidak tampak memegang boneka yang dimanikan daiatas
permukaan meja. Panggung boneka yang lebih realistis mudah diciptakan
yang terbuat dari kotak kardus, kotak kardus itu dibuka sisinya dnegan
bagian yang terbuka dihadapkan penonton. Pada bagian atas kotak menjadi
bagaian belakang panggung, dimana dekor digambar tau dilukis pada kertas
putih yang ditempelkan. Tepat dimuka dekor, yaitu dibagian kotak yang kini
menjadi lantai panggung dibuat sebuah lubang unjtukm nlengan operator
yang menahan boneka –boneka berdiri dipermukaan panggung temapat
mereka dpertunjukan. Apbila panggumg berdsiri cukupmtinggi, maka para
operator dapat bediri tegak dibelakangnya. Bnayak jenis panggung lain yang
dilenghkapi dengan layar yang bis aditarikmdengan tari penarik dan disertai
lampu-lampu sorot dan bateray untuk tenaga pemusatan cahaya.

E. Penggunaan Benda-benda nyata

Adalah penggunaan model dengan benda nyata atau aslinya. Benda-


benda nyata dapat memegang peran penting dalam memperbaiki proses
belajar mengajar.

154
Dalam mempergunakan benda-benda nyata untuk tujuan penbelajaran,
hendaknya mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
1. Benda-benda atau makhluk hidup apakah yang mmungkin dimanfaatkan
dikelas secar efisien.
2. Dengan cara yang bagaiamana agar semu8a benda tersebut bhersesuaian
sekali terhadap pola belajar siswa.
3. Dari sumber yang manauntuk memperoleh benda itu.
Beberapa contoh fungsi dari benda-benda nyata yang digunakan dalam
pembelajaran adalah dengan cara memperkenalkan unit, penjelasan proses,
menjawab pertanyaan , melengkapi perbandingan dan unit akhir.

Rangkuman :
1. Media tiga dimensi lebih memberikan pengalaman konkrit kepada audience
2. Media tiga dimensi jenis model mempunyai tingkat kemiripan yang tinggi
dibanding jenis media lain.
3. Media tiga dimensi dikalsifikasikan atas model, boneka dan bentuk nyata.
4. Pembuatan Model banyak caranya mulai dari dibentuk, digrafir, dan di cor.
5. Media tiga dimensi jenis boneka efektif untuk pembelajaran pada kelompok
anak-anak.
6. Diperlukan keahlihan yang khusus dan perlu beberapa langkah tahapan
untuk mendapatkan hasil media tiga dimensi yang optimal

Latihan :
1. Sebutkan bebrapa manfaat pemakain media tiga dimensi.
2. Berikan 3contoh Model Penampang (cutway model)
3. Untuk menjelaskan sistem peredaran darah dari jantung keseluruh tubuh
melalui pembuluh darah, sebaiknya menggunakan model jenis apa
4. Sebutkan langkah langkah membuat model cor dengan bahan fiber glass.
5. Sebutkan keuntungan dan kekurangan membuat master cetakan dengan
bahan silikonLebberikan pengalaman konkrit kepada audience

155
Daftar Pustaka ;
1. Nana Sudjana,N., dkk., 2007, Media Pembelajaran, Senoer Baru
Algensindo, Bandung
2. Arsyad, 2007, Media Pembelajaran, Radja Grafindo Persada, Jakarta
3. Rohani, 1997, Media Instruksional Edukatif, Rineka Cipta, Jakarta

156
BAB VI
PEMBUATAN DAN PENGGUNAAN
MEDIA KOMUNIKASI PEMBELAJARAN CETAK

Tujuan Instruksional Umum :


Mahasiswa mamahami pembuatan dan penggunaan media komunikasi
pembelajaran cetak
Tujuan Instruksional Khusus:
1. Mahasiswa mampu menjelaskan kelebihan media cetak
2. Mahasiswa mampu menjelaskan kelemahan media cetak
3. Mahasiswa mampu membuat media cetak
4. Mahasiswa mampu menggunakan media cetak

Media cetak adalah media visual yang pembuatannya melalui proses


pencetakan/printing atau offset. Media bahan cetak ini menyajikan pesannya
melalui huruf dan gambar-gambar yang diilustrasikan untuk lebih memperjelas
pesan atau informasi yang disajikan.

Kelebihan Media Cetak


9. Dapat menyajikan pesan atau informasi dalam jumlah yang banyak.
10. Pesan atau informasi dapat dipelajari oleh siswa sesuai dengan kebutuhan,
minat, dan kecepatan masing-masing.
11. Dapat dipelajari kapan dan dimana saja karena mudah dibawa.
12. Akan lebih menarik apabila dilengkapi dengan gambar dan warna.
13. Perbaikan/revisi mudah dilakukan.

Kelemahan Media Cetak


1. Proses pembuatannya membutuhkan waktu yang cukup lama.
2. Bahan cetak yang tebal mungkin dapat membosankan dan mematikan minat
siswa untuk membacanya.
3. Apabila jilid dan kertasnya jelek, bahan cetak akan mudah rusak dan sobek.
Media cetak didalam proses belajar mengajar paling banyak dan paling
sering digunakan. Media ini termasuk kategori media visual non proyeksi
yang berfungsi untuk menyalurkan pesan dari pemberi ke penerima pesan

157
(dari guru kepada siswa). Pesan yang dituangkan dalam bentuk tulisan,
huruf-huruf, gambar-gambar dan simbol-simbol yang mengandung arti
disebut “Media Grafis”. Media grafis termasuk media visual diam,
sebagaimana halnya dengan media lain media grafis mempunyai fungsi
untuk menyalurkan pesan dari guru kepada siswa. Saluran yang dipakai
menyangkut indera penglihatan yang dituangkan ke dalam simbol-simbol
yang menarik dan jelas. Media ini termasuk media yang relatif murah dalam
pengadaannya bila ditimbang dari segi biaya. Macam-macam media grafis
adalah: gambar/foto, diagram, bagan. Grafik, poster, media cetak, buku.

Jenis media bahan cetak ini diantaranya adalah :


Pamflet
Menurut kamus Purwadaminta Pamflet dapat diartikan “selebaran”.
Dalam hal ini pamflet merupakan media grafis berupa kertas yang berisi pesan-
pesan atau informasi yang lengkap dan biasanya disertai gambar ilustrasi.
Syarat-syarat dalam membuat sebuah pamflet antara lain :
1. Terdiri dari 200 sampai 400 kata
2. Ukuran 20 cm x 30 cm
3. Isi mudah ditangkap dan dimengerti
Untuk memperoleh efektivitas dalam pemanfaatan pamflet, maka ada
tiga cara yang umum digunakan, yaitu :
1. Membagikan pamflet kepada semua sasaran, kalau jumlah pamflet yang
tersedia cukup. Dengan cara ini memungkinkan sasaran untuk dapat
membaca kembali di rumah.
2. Dalam jumlah terbatas, pamflet dapat diletakkan pada sebuah kotak atau
tempat tertentu sehingga mudah dicapai oleh sasaran. Dengan cara ini
memungkinkan bagi sasaran yang menganggap perlu akan mengambil dan
membawa pulang, atau mungkin mengembalikan lagi ke tempat tadi.
3. Apabila jumlah pamflet sangat sedikit, maka dapat ditempelkan pada
tempat-tempat yang strategis.

Leaflet
Leaflet adalah salah satu bentuk media grafis yang menyerupai surat
dengan ukuran kecil, dapat dilipat menjadi beberapa lipatan. Dalam lembar

158
tersebut tertera informasi-informasi, yang biasanya disertai ilustrasi gambar.
Leaflet memiliki kelebihan dan kelemahan sama seperti pamflet.
Kelebihan leaflet antara lain : 1) menjadi alat penghubung yang efektif
dari pemberi pesan kepada penerima pesan, 2) memungkinkan untuk
mempelajari dan mengingat kembali lebih banyak, 3) mudah dalam
pengadaannya. Kelemahannya adalah mudah hilang, karena sering diabaikan.
Penggunaan Leaflet : 1) Untuk mengingatkan kembali tentang hal – hal
yang pernah diajarkan / diceramahkan, 2) Biasanya leaflet diberikan kepada
sasaran setelah selesainya pelajaran / ceramah atau dapat juga diberikan
sewaktu kampanye untuk memperkuat ide yang disampaikan,
Keuntungan leaflet : 1) Dapat disimpan lama, kalau lupa bisa dilihat
kembali dapat dipakai sebagai bahan bacaan rujukan. 2) Isi dipercaya karena
dicetak atau dikeluarkan oleh instansi resmi. 3) Jangkauannya jauh dan dapat
membantu jangkauan media lain. 4) Jika perlu dicetak ulang. 5) Dapat dipakai
untuk bahan diskusi pada kesempatan berbeda.
Kerugian Leaflet : 1) Bila cetakannya tidak menarik, orang segan
menyimpannya. 2) Kebanyakan orang segan membacanya, apalagi bila hurufnya
terlalu kecil dan susunannya tidak menarik. 3) Leaflet tidak bisa digunakan oleh
individu yang kurang lancar membaca atau buta huruf

Booklet
Booklet merupakan salah satu media yang dibuat dalam bentuk buku
kecil. Pada masing-masing halaman buku tersebut diisi materi-materi yang
disertai dengan ilustrasi gambar. Untuk menghasilkan sebuah booklet yang baik
hendaknya mengambil beberapa kepustakaan yang terkait. Di samping itu,
dalam menyusun sebuah booklet materi maupun gambar-gambar yang
ditampilkan sebaiknya disesuaikan dengan kelompok sasaran.

Flash Card
Flash card merupakan sebuah media sejenis gambar yang dibuat pada
beberapa potongan kertas (10 sampai 12 lembar) dengan ukuran masing-masing
gambar kurang lebih 20 cm x 30 cm. Gambar-gambar tersebut sebaiknya tanpa
keterangan. Perlu diingat bahwa dalam menuliskan keterangan harus
disesuaikan dengan urutan materi, dalam artian untuk gambar pertama belum
tentu di balik gambar merupakan penjelasan gambar tersebut. Sebagai contoh
sebuah flash card terdiri dari 12 gambar, maka keterangan gambar pertama
akan ditulis di balik gambar ke-12. Tujuan penulisan tersebut adalah agar
pengguna dapat menjelaskan gambar sambil membaca keterangan pada gambar
terakhir.

159
Modul
Modul yaitu suatu paket progaram yang disusun dalam bentuk satuan
tertentu dan didesain sedemikian rupa guna kepentingan belajar siswa. Satu
paket modul biasanya memiliki komponen petunjuk guru, lembaran kegiatan
siswa, lembaran kerja siswa, kunci lembaran kerja, lembaran tes, dan kunci

Buku Teks
Buku Teks, yaitu buku tentang suatu bidang studi atau ilmu tertentu
yang disusun untuk memudahkan para guru dan siswa dalam upaya mencapai
tujuan pembelajaran. Penyusunan buku teks ini disesuaikan dengan urutan
(sequence) dan ruang lingkup (scope) GBPP tiap bidang studi tertentu.

Bahan Pengajaran Terprogram


Bahan Pengajaran Terprogram, yaitu paket program pengajaran
individual, hampir sama dengan modul. Perbedaannya dengan modul, bahan
pengajaran terprogram ini disusun dalam topik-topik kecil untuk setiap
bingkai/halamannya. Satu bingkai biasanya berisi informasi yang merupakan
bahan ajaran, pertanyaan, dan balikan/respons dari pertanyaan bingkai lain.

Sablon atau printing atau pencapan


Sablon atau printing atau pencapan, yaitu suatu proses pelekatan cat
warna pada kertas atau kain, yang tak bercorak menjadi bercorak. Pada
pencapan, pelekatan cat warna lebih banyak secara finis mekanis (alat-alat
mesin).
Dalam pencapan, bermacam-macam golongan cat warna dapat
dikenakan bersama-sama dalam satu kain tampansaling mempengaruhi warna
aslinya.

160
BAB VII
MULTI MEDIA

Tujuan Intruksional Khusus :


Setelah mempelajari bab ini mahasiswa dapat :
1. menjelaskan multimedia komputer dalam proses pembelajaran
2. menjelaskan multimedia kit dalam proses pembelajaran
3. menjelaskan teknik pembuatan slide – suara (sound-slide)

A. Pengertian Multimedia
Meskipun definisi multimedia masih belum jelas, secara sederhana
diartikan sebagai lebih dari satu media. Ia bisa merupakan kombinasi antara
teks, gambar, grafik, animasi, suara dan video yang ditampilkan melalui layar
koputer. Penggabungan ini merupakan satu kesatuan yang secara bersama-sama
menampilkan informasi, pesan, atau isi pelajaran.

Konsep penggabungan ini dengan sendirinya memerlukan beberapa jenis


peralatan perangkat keras yang masing-masing tetap menjalankan fungsi
utamanya sebagaimana biasanya, dan komputer merupakan pengendali seluruh
peralatan itu.
Informasi yang disajikan melalui multimedia ini berbentuk dokumen yang hidup,
dapat dilihat dilayar monitor atau ketika diproyeksikan kelayar lebar melalui
overhead projector, dan dapat didengar suaranya,dilihat gerakannya ( video
atau animasi )

B. Tujuan Penggunaan Multimedia


Multimedia bertujuan untuk menyajikan informasi dalam bentuk yang
menyenangkan, menarik, mudah dimengerti, dan jelas. Informasi akan mudah
dimengerti karena sebanyak mungkin indra, terutama telinga dan mata
digunakan untuk menyerap informasi itu. Multimedia berbasis komputer ini
sangat menjanjikan untuk penggunaannya dalam bidang pendidikan. Meskipun
saat ini penggunaan media ini masih dianggap mahal, dalam beberapa tahun
mendatang biaya itu akan semakin rendah dan dapat terjangkau sehingga dapat
digunkan secara meluas diberbagai jenjang sekolah ( Arsyad,2002 )

161
C. Penggunaan Multimedia dalam Proses Pembelajaran

Pemakaian multi media dalam proses pembelajaran untuk tujuan :


1. Tujuan Kognitif
Peranan multimedia dalam proses ini dapat mengontrol interaksi
pengajaran mandiri untuk mrngajarkan konsep, aturan, prinsip, langkah
dalam proses, dan kalkulasi yang kompleks. Kemampuan multi media
untuk pengajatran individual terutama didasarkan pada kemampuan
pengembangan dan keterbatasan yang digunakan

2. Tujuan Psikomotor
Multimedia dalam proses ini sangat bagus untuk mrngajarkan
programming dan kecakapan mahasiswa, multimedia dapat
mensimulasikan bermacam-macam proses sehingga seolah-olah
menciptakan kondisi dunia yang sebenarnya. Beberapa contoh seperti :
simulasi pendaratan pesawat terbang, melabuhkan kapal laut, atau
berbagai latihan darurat. Dalam beberapa hal, seperangkat model, atau
barang tiruan dapat digunakan agar mahasiswa dapat melihatnya.

3. Tujuan Afektif
Multimedia dalam proses ini sangat berguna bila digunakan seperti yang
diungkapkan dalam tujuan Psikomotor atau digunakan untuk bahan-
bahan film dan video.

D. Pemanfaatan Komputer dalam Multimedia


Komputer multimedia adalah penggabungan teknologi komputer dengan
berbagai sumber materi baik dalam bentuk teks,gambar,grafik dan suara yang
ditampilkan melalui layer komputer.Teknologi komputer memungkinkan
konfigurasi bentuk penyajian dalam sebuah multimedia memunculkan
penamaan yang berbeda misalnya : Hypermedia, video interaktif, CD-ROM,
digital video interaktif, dan virtual reality. Tiap – tieap bentuk multi media
tersebut memiliki keunggulandan keterbatasan masing-masing.

Hypermedia

162
Hypermedia merupakan computer software yang menggunakan teks,
grafik,video dan audio yang saling berkait dan dihubungkan sedemikian rupa,
sehingga informasi-informasi yang ada dapat dengan mudah digunakan sesuai
dengan keinginan pengguna.

Interaktif video
Interaktif video merupakan salah satu bentuk multimedia yang
memadukan rekaman video yang disajikan secara interaktif dengan
menggunakan teknologi komputer. Pengguna interaktif video tidak hanya dapat
melihat dan mendengar, tetapi dapat juga memberikan respon secara
aktif.Interaksi yang terjadi antara pengguna dengan media ini akan berdampak
langsung pada tempo,kecepatan serta urutan penyajian materinya.

Walaupun pemanfaatan interaktif video sangat baik digunakan secara


individual, tetapi dapat pula digunakan dalam kelompok kecil, maupun
kelompok besar. Pemanfaatan secara individual memungkinkan mahasiswa
berinteraksi langsung dengan materi pelajaran sesuai dengan kemampuan dan
kecepatan belajarnya. Sedangkan pemanfaatan dalam kelompok kecil maupun
besar dapat dilakukan dengan menggunakan layar yang lebih lebar, namun
tentu saja akan menghilangkan sifat self-paced study.

CD-ROM
CD-ROM adalah bentuk disc yang berkapasitas lebih dari 650 megabytes
mampu menyimpan berbagai bentuk informasi digital seperti teks, grafik,
photo, animasi, dan audio. Pemanfaata CD-ROM ditemukan dalam bentuk
ensiklopedi atau digunakan dalam penelitian data base.

Virtual Reality ( VR )
Virtual reality merupakan bentuk terbaru penggunaan teknologi
computer dalam tiga dimensi yang memungkinkan penggunanya berpartisipasi
aktif. Pemanfaatan virtual

163
reality yang cukup menonjol adalah dalam bidang arsitektur. VR dalam bidang
ini mampu memecahkan masalah kontruksi secara elektronik sebelum
pembangunan sebenarnya dilakukan ( Pribadi dan Putri, 2005 ).

E. Multimedia Kit dalam Proses Pembelajaran

Multimedia Kit diartikan sebagai paket bahan ajar yang terdiri dari
beberapa jenis media yang digunakan untuk menjelaskan suatu topik/materi
tertentu, yang dilengkapi dengan study guide, lembar kerja yang moduler.
Multimedia Kit biasanya digunakan dalam mata kuliah Fisika, Kimia, dan Biologi
yang siap digunakan oleh dosen untuk menyajikan perkuliahannya. Multimedia
Kit juga dapat digunakan langsung oleh mahasiswa baik secara kelompok atau
individual dalam melakukan eksperimen mengenai prinsip dan mekanisme kerja
suatu benda.
Multimedia Kit untuk meteri-meteri tertentu dapat dibeli sebagai paket lengkap
yang siap pakai, tetapi dosen dapat pula mempersiapkan paket Multimedia Kit
yang sesuai dengan dana yang tersedia dan tujuan instrusional yang ingin
dicapai.
Penggunaan Multimedia Kit yang beredar dipasaran maupun yang
dirancang sendiri oleh dosen perlu memperhatikan tujuan utama dari
pengunaanya yaitu :
1. Memberikan kesempatan mahasiswa untuk belajar secara langsung
untuk mengamati
2. Melakukan eksperimen
3. Meningkatkan rasa ingin tahu
4. memberikan suatu keputusan terhadap apa yang telah diuji cobakan.
( Pribadi dan Putri, 2005 )

F. Contoh Multimedia
Salah satu contoh multimedia yang cukup dikenal adalah slide-suara
(Sound-Slide). Slide adalah suatu film yang memiliki ukuran sama dengan film

164
rangkai yaitu 35 mm, selanjutnya diberi bingkai yang ukurannya 2 x 2 inchi.
Beberapa keuntungan penggunaan Slide antara lain :
1. Urutan gambar dapat diubah-ubah sesuai kebutuhan.
2. Gambar pada slide tertentu dapat ditayangkan lebih lama apabila dianggap
penting dan menarik.
3. Cahaya ruangan yang digunakan tidak perlu harus digelapkan, dan tidak
mesti ditayangka pada layar khusus.
4. Slide dapat ditayangkan dengan disertai suara (sound slide).
5. Dapat menyajikan peristiwa di masa lalu atau peristiwa di tempat lain.
Bererapa keterbatasan penggunaan slide antara lain :
1. Gambar grafik visual yang disajikan tidak dapat bergerak, sehingga daya
tariknya tidak sebagus media proyeksi gerak.
2. Slide tidak menjadi satu rangkaian atau terlepas-lepas, sehingga
memerlukan teknik penyimpanan yang cukup rumit agar tidak hilang.
3. Memerlukan laboratorium khusus untuk mencetak slide tersebut.

Langkah-Langkah Memproduksi Slide dengan Suara (Sound-Slide)


Ada tiga langkah utama dalam memproduksi Sound-Slide, yaitu : langkah
perencanaan, langkah produksi, dan langkah evaluasi. Berikut akan disajikan
contoh dalam memproduksi Sound-Slide.

Menyusun Identitas dan Tujuan Sound-Slide


Judul : Cara-Cara Menyikat Gigi yang Baik
Sasaran : Siswa SD Kelas V dan VI
Waktu : 25 menit
Tujuan Umum : Setelah diberi penyuluhan dengan media Sound-
Penyuluhan Slide siswa dapat memahami cara-cara menyikat
gigi yang baik.

Tujuan khusus : 1. Setelah diberi penyuluhan dengan media


Penyuluhan Sound-Slide siswa dapat menjelaskan 3 guna
menyikat gigi.
2. Setelah diberikan penyuluhan dengan media
Sound-Slide siswa dapat membedakan antara
sikat gigi yang baik dan yang tidak baik.

165
3. dan seterusnya.

Kerangka Materi : 1. Guna menyikat gigi


2. Alat-alat untuk menyikat gigi
3. Bentuk-bentuk sikat gigi
4. dan seterusnya

Menyusun Treatment
Treatment merupakan uraian yang menggambarkan alur penyajian
program Sound-Slide, yang disusun sebelum menyusun script. Diharapkan
dengan membaca treatment produser mempunyai gambaran tentang urutan
visual yang akan disajikan pada media dan narasi yang akan menyertai gambar.
Treatment ini biasanya digunakan oleh pemesan naskah dan penulis naskah
dalam mencari kesesuaian pendapat mengenai alur media Sound-Slide yang
akan diproduksi.
Contoh Treatment berkaitan dengan judul di atas :
Setelah penyangan judul, tampak seorang anak yang memegang pipinya
karena sakit gigi (Narator menjelaskan keadaan anak tersebut, dan penyebab
gigi anak tersebut sakit). Selanjutnya ditunjukkan dengan jelas keadaan gigi
anak tersebut dan nampak jelas ada lubang pada salah satu giginya. (Narator
menjelaskan salah satu penyebab gigi anak tersebut berlubang adalah karena
malas menyikat gigi, serta menjelaskan penyebab-penyebab lain gigi terjadinya
gigi berlubang). Dan seterusnya ...

Menulis Naskah (Script)


Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menulis naskah Sound-Slide
yaitu : bahasa, musik pengiring yang akan digunakan, keterbatasan daya
konsentrasi, dan istilah-istilah dalam penulisan naskah.

A. Bahasa

Bahasa yang digunakan dalam menulis naskah adalh bahasa percakapan


bukan bahasa tulisan, dengan sedapat mungkin menggunakan kalimat tunggal.

B. Musik

166
Musik yang digunakan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu :
1. Musik tema, adalah musik yang menggambarkan watak atau situasi yang
akan ditayangkan. Musik ini niasanya diperdengarkan berkali-kali dalam
sebuah penayangan.
2. Musik transisi, digunakan sebagi penghubung antara adegan yang satu
menuju adegan berikutnya. Namun dalam hal ini sering pula digunakan
musik tema.
3. Musik jembatan (bridge), merupakan bentuk khusus dari musik transisi yang
berfungsi menjembatani dua adegan. Misalnya musik yang dapat
mengantarkan dari suasan sedih menjadi suasana gembira.
4. Musik latar belakang, digunakan untuk mengiringi pembacaan teks atau
percakapan, sehingga percakapan yang didengar sasaran lebih menancap.
5. Musik smash, adalah musik yang digunakan untuk membuat sebuah kejutan
atau tekanan. Musik ini digunakan dengan singkat tetapi tepat pada
saatnya.
C. Keterbatasan Daya Konsentrasi
Berdasarkan hasil penelitian (dalam Sadiman, dkk, 2002) daya
konsentrasi orang dewasa untuk mendengarkan berkisar antara 25 sampai 45
menit, sedangkan pada anak-anak antara 15 sampai 25 menit. Oleh karena itu
dalam membuat program Sound-Slide janganlah terlalu panjang.
J. Istilah-istilah dalam Penulisan Naskah
Annauncer (ANN) : Penyiar memberitahukan suatu acara yang akan
disampaikan.

Narrator (Nar) : Hampir sama dengan Ann, tetapi mungkin


menyampaikan pokok-pokok bahasan, tugas
lainnya adalah menarasikan hubungan antar
adegan.

Musik : Menunjukkan kepada sutradara kapan harus


diselipkan musik. Dapat berupa : Background,
samsh, thema, bridge, dan transisi.

Sound Efect (FX) : Suara-suara yang akan dimasukkan dalam


program untuk mendukung situasi tertentu,

167
misalnya bunyi-bunyi binatang.

Fade in : Petunjuk bagi sutradara dan pemain untuk


menciptakan situasi seolah-olah ada sesuatu yang
mendekat.

Fade out : Kebalikan dari fade in

Off mike : Menciptakan situasi seolah-olah ada orang yang


berbicara dari jauh.

Cross fade : Dua bunyi yang berpapasan, bunyi pertama


makin melemah dan bunyi kedua makin menguat.

In-up-down-out (music) : Musik dimasukkan dengan lemah, suara


diperkuat, musik turun lagi, akhirnya hilang
dengan halus.

In-up-down-under : Setelah musik diperlemah ditahan terus untuk


(music) melatarbelakangi adegan

Contoh Naskah (Script)


Musik : Pembukaan (in-up-down-under)
ANN : Terimalah persembahan kami Mahasiswa Jurusan
Kesehatan Gigi Poltekkes Denpasar

Musik :
Up-down-out

Narator : Selamat berjumpa anak-anak yang kami cintai, kali ini


kami hadir akan membawakan sebuah pesan tentang
cara-cara menyikat gigi yang baik.

Musik sisipan :
In-up-down-out

168
Narator :
Setelah menyaksikan tayangan ini kami berharap
agar anak-anak :

1. Dapat menyebutkan guna menyikat gigi


2. Dapat menyebutkan alat-alat menyikat gigi
3. Dapat membedakan sikat gigi yang baik dan
kurang baik
4. dst

FX :
Suara burung berkicau

Doni :
Aduuuh .... gigiku sakiiit sekali, tadi malam gak
bisa tidur, makan juga susah. Mamaaa ... mamaaa
tolong aku ma...

Mama Doni :
Lho kenapa Nak ? kok kamu pegang pipi ?

Dan seterusnya

Musik :
Penutup (in-up-down-under)

Narator :
Demikianlah anak-anak, cerita tentang si Doni yang
menderita sakit gigi. Dan itulah akibatnya kalau
kita tidak rajin menyikat gigi.

Musik :
Up-down-out

ANN :
Sampai di sini perjumpaan kita kali ini, apabila
ada sumur di ladang boleh kita menumpang mandi,
kalau ada umur yang panjang boleh kita berjumpa
lagi.

Membuat Shooting Script dan Story Board Script

169
Ada dua naskah dalam media film bingkai, yaitu Shooting script dan
Story board script. Perbedaan kedua naskah tersebut dapat dilihat pada contoh
berikut ini :

Shooting Script

No Visual Audio
1 ......... Musik
2 Judul
3 Gambar rumah dan seorang anak sedang sakit
gigi (long shoot)
4 Gambar anak sedang memegang pipi (medium Suara anak mengeluh
shoot) kesakitan
5 Dan seterusnya

Story Board Script

No Visual Audio
1 Musik

3
Gambar rumah dan
anak sedang sakit
gigi
(long shoot)

170
4 Suara anak mengeluh kesakitan

Anak memegang
pipi
(Medium shoot)

5 Dan seterusnya

Sering kali naskah story board tidak berupa lembar kertas yang dibagi
menjadi dua bagian, namun dapat berupa kartu-kartu seukuran kartu post.
Dengan kartu-kartu tersebut diharapkan urutan atau rangkaian penyajian dapat
diubah-ubah dengan mudah.Untuk mengatur kartu kartu tersebut dapat
dijajarkan di atas meja, maupun dibuatkan papan khusus. Dengan cara ini kartu
dapat ditukar-tukar bahkan diganti sesuai kebutuhan penyaji.
Istilah-istilah lain yang perlu dikenal dalam pembuatan film bingkai
adalah mengenai teknik pengambilan gambar (pemotretan), yaitu :

1. Close Up (CU) : Gambar diambil dari


jarak dekat, biasanya
hanya sebagian kecil
dari obyek yang masuk
dalam kamera. Misalnya
hanya wajah saja, atau
dari dada ke atas, dan
lain-lain.

2. Extreme Close Up : Lebih dekat daripada


(ECU) CU, mungkin yang
diambil hanya gigi saja,
atau bagian-bagian
tertentu saja.

171
3. : Gambar diambil dari
Medium shot (MS)
jarak sedang, sehingga
mungkin akan terlihat
sebagian atau setengah
dari obyek, misalnya
orang tampak setengah
badan.

4. Long Shot (LS) : Gambar diambil dengan


jarak yang lebih jauh,
sehingga obyek di sekitar
obyek utama mungkin
akan terlihat.

5. Extreme Long Shot : Gambar diambil lebih


jauh lagi, yang
dipentingkan dalam hal
ini bukan obyeknya,
melainkan latar
belakang obyek itu
sendiri.

172
6. Low Angle : Diambil dari bawah, dilakukan untuk memperoleh
kesan yang lebih berwibawa.
7 Hihg Angle : Diambil dari atas, diambil untuk memperoleh
kesan yang lebih kecil.
8 Eye level : Kamera setinggi mata, sehingga obyek diambil
memberi kesan sewajarnya.
9. Caption : Tulisan grafis yang perlu dipotret untuk untuk
penjelasan.
10. Credit title : Sederet caption yang menyatakan : judul
program, penulis naskah, pengambilan gambar,
pembaca naskah, dan lain-lain.

Rangkuman

Multimedia bertujuan untuk menyajikan informasi dalam bentuk yang


menyenangkan, menarik, mudah dimengerti, dan jelas. Informasi akan mudah
dimengerti karena sebanyak mungkin indra, terutama telinga dan mata
digunakan untuk menyerap informasi itu. Multimedia berbasis komputer ini
sangat menjanjikan untuk penggunaannya dalam bidang pendidikan.

Pemakaian multi media dalam proses pembelajaran untuk tujuan :


1. Tujuan Kognitif
2. Tujuan Psikomotor
3. Tujuan Afektif

Komputer multimedia adalah penggabungan teknologi komputer dengan


berbagai sumber materi baik dalam bentuk teks,gambar,grafik dan suara yang
ditampilkan melalui layer komputer.Teknologi komputer memungkinkan
konfigurasi bentuk penyajian dalam sebuah multimedia memunculkan
penamaan yang berbeda misalnya : Hypermedia, video interaktif, CD-ROM,
digital video interaktif, dan virtual reality. Tiap – tieap bentuk multi media
tersebut memiliki keunggulandan keterbatasan masing-masing.

173
Multimedia Kit diartikan sebagai paket bahan ajar yang terdiri dari
beberapa jenis media yang digunakan untuk menjelaskan suatu topik/materi
tertentu, yang dilengkapi dengan study guide, lembar kerja yang moduler.
Multimedia Kit biasanya digunakan dalam mata kuliah Fisika, Kimia, dan Biologi
yang siap digunakan oleh dosen untuk menyajikan perkuliahannya. Multimedia
Kit juga dapat digunakan langsung oleh mahasiswa baik secara kelompok atau
individual dalam melakukan eksperimen mengenai prinsip dan mekanisme kerja
suatu benda.
Penggunaan Multimedia Kit yang beredar dipasaran maupun yang
dirancang sendiri oleh dosen perlu memperhatikan tujuan utama dari
pengunaanya yaitu :
1. Memberikan kesempatan mahasiswa untuk belajar secara langsung
untuk mengamati
2. Melakukan eksperimen
3. Meningkatkan rasa ingin tahu
4. memberikan suatu keputusan terhadap apa yang telah diuji cobakan.

EVALUASI

1. Jelaskan tujuan penggunaan multimedia dalam proses pembelajaran.


2. Jelaskan tujuan penggunaan multimedia kit dalam proses pembelajaran
3. Jelaskan teknik-teknik pembuatan slide-suara, mulai dari perencanaan
sampai produksi

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, A., 1997, Media Pengajaran, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Pribadi Benny Agus dan Putri Dewi Padmo, 2005, Ragam Media Dalam
Pembelajaran, Pusat Antar Universitas Untuk Peningkatan dan Pengembangan
Aktivitas Instruksional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen
Pendidikan Nasional, Jakarta.

174
Pujianto, 2005, Desain Grafis Komputer ( Teori Grafis Komputer ), Andi,
Yogyakarta.
Yusuf, M.P., 1990, Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Instruksional,
Remadja Rosdakarya, Bandung.

175

Anda mungkin juga menyukai