Anda di halaman 1dari 8

Tugas Drama Bahasa Indonesia

Nama: Amar Luthfi H


Aziiz Dwika A
Dindha Farnisya R
Fatin Hilatun Nisa’
M. Zaky Sulistya
Pramudya Kusuma A

Mamon dan Wortelnya

Pada suatu saat ada seorang anak kecil bernama Mamon. Ia adalah anak
yang mandiri dan pekerja keras. Ia bekerja sebagai penjual koran untuk
membiayai sekolahnya. Mamon biasa berjualan sebelum berangkat sekolah. Lalu
di suatu hari, pagi-pagi sekali ia berpamitan kepada ibunya.
Mamon : Bu, saya pamit kerja dulu ya. Doakan korannya laku banyak,
syukur bisa habis
Ibu Mamon : Iya, nak. Hati-hati dijalan. Semoga koranmu bisa laku. Aamiin

Mamon pun berangkat ketempat ia biasa berjualan, yaitu perempatan


bogem. Dalam perjalanannya, ia bertemu dengan seorang nenek yang sudah
sangat tua. Lalu tiba-tia...
Nenek : Aduh, aku jatuh kebawah(terjatuh)
Mamon : Ada apa gerangan? Jatuhnya sudah nyaman?
Nenek : Tolong nenek, cu. Lutut nenek sakit sekali
Mamon : Tenang nek, biar Mamon obati. Tahan ya, nek
Nenek : Terimakasih cu, kalau tidak ada kamu pasti nenek sudah
tergeletak tak berdaya seperti ikan asin. Ini yang bisa nenek
berikan kepada kamu. Mungkin suatu saat kamu akan
membutuhkannya(sambil memberikan sebuah wortel misterius)

Setelah selesai berjualan koran Mamon pun siap-siap berangkat ke


sekolah. Di sekolah Mamon dikenal sebagai anak yang rajin (menonton Bodha
Akbar) sehingga menjadi bodoh, Akan tetapi sebenarnya dia adalah anak yang
pandai.
Budi : Hai Mamon. Kamu sudah belajar belum? Kamu inget kan, nanti
ada ulangan!
Mamon : Mati aku. Aku belum, tadi malam kan aku nonton Bodha Akbar.
Budi : Kamu sih jadi orang nontonnya kayak gituan. Itukan enggak
bagus untuk anak dibawah umur
Mamon : Tapikan aku suka nonton itu. Lagian pemerannya ganteng-
ganteng
Budi : Yaudah deh, terserah kamu aja. Yang penting aku sudah
mengingatkan

Beberapa jam kemudian, bel istirahat pun berbunyi. Mamon pun mulai
lapar, karena kelaparan Mamon pun memutuskan untuk memakan wortel
misterius pemberian nenek tadi.
Ucok : Kamu makan apa Mon?
Mamon : Wortel, Cok. Mau minta?(memajukan wortelnya)
Ucok : Enggak, Mon. Aku alergi sama wortel. Kata mamaku wortel
enggak baik untuk mata
Mamon : Beneran Cok?
Ucok : Coba aja masukin kemata, nanti matamu bisa buta

Lalu setelah beberapa saat kemudian bel masuk pun berbunyi. Mamon
sangat khawatir, karena ia belum belajar. Lalu ketika soal ulangan dibagikan...
Pak Guru : Awas ya Mamon, kalau sampai nilai kamu jelek, Bapak akan
memberikan hukuman buat kamu
Mamon : Apa hukumannya pak?
Pak Guru : Kamu harus menghafalkan Al-Bayyinah!
Mamon : Alhamdulillah... Semoga hukuman bapak dapat bermanfaat bagi
saya
Pak Guru : Aamiin. Sudah kerjakan sekarang!!
Mamon : Baik pak

Setelah itu Mamon mulai mengerjakan soal yang dibagikan. Anehnya


Mamon merasa soalnya sangat mudah, padahal ia tidak belajar semalam. Lalu
setelah 5 menit kemudian Mamon mengumpulkan kertas ulangan tersebut. Lalu
Pak Guru sangat terkejut.
Mamon : Alhamdulillah... . Ini pak saya sudah selesai
Pak Guru : Kamu sudah selesai Mon! Tidak mungkin kamu pasti nyontek ini
ya!
Mamon : Tidak pak, buktinya yang lain belum selesai
Pak Guru : Yasudah sini bapak liat!

Setelah beberapa menit kemudian...


Pak Guru : Apa benar ini pekerjaan kamu Mon?
Mamon : Iya pak, saya mengerjakan sendiri
Mamon : Yasudah, kamu duduk aja lagi

Momon pun duduk kembali ketempatnya


Ucok : Mon, kamu kok sudah selesai? Pasti kamu nyontek kami ya?
Budi : Iya, pasti kamu nyotek kita kan?!
Mamon : Ya enggak lah, buktinya aku sudah selesai duluan dari pada kalian
Ucok : O iya ya?

Keesokan harinya nilai ulangan pun dibagikan, dan Mamon mendapat


nilai tertinggi.
Pak Guru : Ucok 70, Budi 74, dan Mamon... 100
Budi & Ucok : Apa!!
Budi : Bagaimana kamu bisa mendapatkan nilai 100 Mon! Bukannya
kemarin malam kamu nonton Bodha Akbar?! Kok kamu pinter
sekali sih?
Mamon : Iya dong! Mamon gitu loh...(berjalan pergi meninggalkan Budi
dan Ucok)
Ucok : Bud, Bud. Aku curiga deh sama Mamon
Budi : Iya, Cok. Aku curiga deh sama Mamon. Kita selidiki yuk!
Ucok : Siap 86!

Bel pulang sekolah pun berbunyi, Mamon bergegas pulang. Sesampainya


dirumah, Ia memberitahu ibunya bahwa ia mendapatkan nilai 100.
Mamon : Ibu! Ibu!
Ibu Mamon : Iya nak, ada apa?
Mamon : Mamon... Mamon...
Ibu Mamon : Mamon kenapa nak?
Mamon : Ulangan Mamon dapet 100 bu!
Ibu Mamon : Ulangan? Memangnya kapan ulangan?
Mamon : Kemarin bu! Kemarin!
Ibu Mamon : Sini! Ibu liat kertas ulangannya!
Mamon : Ini bu
Ibu Mamon : Wah ternyata bener kamu dapat nilai 100, Ibu bangga sekali Mon
Mamon : Iya dong bu
Ibu Mamon : Tapi kok bisa sih Mon?
Mamon : Iyalah bu... Mamon tadi mendapat wortel misterius dari seorang
nenek yang sudah Mamon Tolong. Lalu pada saat istirahat Mamon
memakan wortel itu, anehnya wortel it tidak bisa habis padahal
Mamon sudah makan banyak dan anehnya lagi bu, setelah
memakan wortel itu Mamon menjadi pintar

Setelah itu Mamon pergi ke kamarnya, sedangkan Ibu mamon masih


heran tetapi juga bahagia karena anaknya sekarang sudah pintar.
Keesokan harinya Mamon berangkat ke sekolah. Sesampainya di
sekolah , banyak teman Mamon yang bertanya tentang pelajaran kepada
Mamon.
Budi :Hai, Mamon
Mamon : Hai bud
Ucok : Eh Mamon, sini Mon, kita butuh bantuan kamu nih. Tolong dong
Mon..
Mamon : Bantuan apa ya?
Budi : Jadi gini Mon, kita mau tanya tentang ulangan yang kemarin itu
Mon
Ucok : Iya Mon ulangan minggu lalu kan nilai kamu 100. Sedangkan kita
Cuma 70 an
Budi : Iya nilai kita rendah banget, padahal kita udah ngerjain susah
bangeeettt..
Ucok : Bener banget kata Budi. Sekarang tolongin kita dong Mon,
tolong ajarin bagaimana caranya ngerjain ulangan yang kemarin..
Budi : Iya Mon please. Dulu kan kita selalu ngajarin kamu, padahal
kamu susah dong nya
Mamon : O jadi gitu, tapi maaf ya.. . Aku males banget nih kalau ngajarin
kalian. Mending aku main aja. Percuma kalau ngajarin kalian,
kalian juga gak bakal ngedong
Ucok : Ayolah Mon.. . Tolong kita, bukannya kita udah sering bantuin
kamu dulu
Budi : Iya Mon, apa kamu gak inget? Kamu dulu kan sering tanya sama
kita.
Ucok : Iya, apalagi waktu ulangan, kamu kan selalu tanya ke kita
Mamon : Kalian ngomong apa sih? Aku gak denger. Mending kalian
ngomong aja sama tangan akau nih!
Budi : Tolong dong Mon, kamu kok sombong sekali sih sekarang. Kamu
liat aja ya Mon. Kita gak akan bantuin kamu lagi!
Ucok : Kamu jangan terlalu sombong Mon. Inget ya! Kamu akan kena
batunya nanti! Aku juga gak akan bantuin kamu lagi
Mamon : Inget ya Cok, Bud. Aku gak akan butuh bantuan kalian sampai
kapanpun
Pak Guru : Pagi anak-anak. Ada keributan apa ini, sudah Ucok dan Budi
kalian diem
Ucok & Budi : Selamat Pagi pak!

Setelah beberapa jam kemudian, Sebelum pulang sekolah. Pak Guru


mengumumkan sesuatu yang sangat penting.
Pak Guru : Anak-anak dengarkan bapak!, Minggu depan akan ada ujian
sekolah
Budi : Apa pak!, ulangan yang kemarin saja susah sekali. Masak minggu
depan ujian sekolah
Ucok : Iya pak, kita kan belum bisa. Bagaimana kalau ulangan kita
nilainya jelek pak..
Mamon : Siap pak!. Jangankan minggu depan, besok pun saya siap
ulangan. Pasti nilai saya yang tertinggi
Ucok : Iya nilai kamu pasti tinggi. Tapi percuma saja Mon kalau ilmu
kamu tidak mau dibagikan
Budi : Aku yakin, pasti ilmu mu itu tidak berkah Mon. Kamu ingat saja
perkataanku itu dengan baik-baik!
Mamon : Percuma saja aku mendengarkan kalian. Tidak ada gunanya,
lebih baik kalian itu belajar saja untuk ujian sekolah. Kalau aku kan
sudah pintar, jadi tidak perlu belajar
Pak Guru : Ucok! Budi! Mamon! Sudah diam!. Dari tadi pagi kalian ribut
saja! Saya pusing mendengarnya
Mamon : Iya pak
Budi : Baik pak
Ucok : Iya pak, maafkan kami
Pak Guru : Ya sudah, bapak maafkan. Tapi lain kali jangan diulangi. Baik
anak-anak untuk mengakhiri pelajaran hari ini, berdoa mulai
Ucok :... (berdoa)
Budi :... (berdoa)
Mamon : Pulaaang... (berlari keluar)

Mamon bergegas pulang kerumah. Sesampainya dirumah...


Mamon : Assalamualaikum bu!
Ibu Mamon : Waalaikum salam. Eh Mamon, sudah pulang nak. Sana makan
dulu
Mamon : Tidak bu, nanti saja

Lalu Mamon pergi ke kamarnya dan mencari wortel ajaib miliknya itu.
Lalu tiba-tiba...
Mamon : Minggu depan adalah usek. Kalau begitu aku akan memakan
wortelku saja. Agar aku dapat nilai tinggi(mencari)

Setelah beberapa saat ia mencari wortelnya, ternyata tidak ketemu.


Mamon kaget karena tiba-tiba wortelnya hilang. Lalu ia menanyakan hal itu ke
ibunya.
Mamon : Ibu! Ibu!
Ibu Mamon : Iya Mamon, ada apa? Jangan teriak-teriak. Memangnya ada apa
sampai kamu memanggil ibu seperti itu?
Mamon : Itu bu, itu...(menangis)
Ibu Mamon : Ada apa Mon? Kenapa kamu sampai menangis seperti ini?
Tenang dulu.
Mamon : Iya bu
Ibu Mamon : Sekarang ceriakan kepada ibu. Kenapa kamu sampai panik dan
menangis seperti ini
Mamon : Itu bu, tadi kan Mamon pergi ke kamar untuk mencari wortel.
Karena minggu depan akan ada ulangan. Tapi setelah Mamon cari
wortel itu tidak ada bu
Ibu Mamon : -
Mamon : Apa ibu menyimpannya? Dimana bu? Tolong Mamon bu, Mamon
sangat membutuhkan wortel itu
Ibu Mamon : Tidak Mamon, Ibu tidak menyimpannya. Ibu saja tidak tau seperti
apa wortel itu
Mamon : Dari tadi pagi kan, yang di rumah ini hanya ibu. Apa ibu tidak
melihatnya sama sekali
Ibu Mamon : Tidak Mon. Ibu kan sudah bilang

Mamon pun sangat sedih dan terpukul, Karena ia tau kepintarannya itu
karena wortel ajaib itu. Ia malu kalau sampai ia mendapat nilai yang jelek,
karena ia sudah bersikap sangat sombong. Ia juga malu jika akan bertanya
kepada temannya. Tidak hanya itu saja, ia juga sangat sedih karena tidak ada
orang yang mau berteman dengannya.

Seminggu kemudian, ulangan pun berlangsung. Mamon tidak tahu apa


yang harus dikerjakan, karena dia tidak pernah belajar ditambah lagi wortel
ajaib miliknya hilang. Lalu keesokan harinya saat nilai diumumkan...
Pak Guru : Baik anak-anak. Bapak akan mengumumkan hasil dari ujian
sekolah kemarin. Dengarkan baik-baik ya
Budi : Iya pak, aduh aku takut nih
Ucok : Iya sama
Mamon : (berbicara dalam hati) aduh aku malu banget, pasti nilaiku 0. Aku
kan tidak bisa mengerjakan sama sekali
Pak Guru : Budi 95, Ucok 100 dan Mamon 0. Kenapa kamu bisa mendapat
nilai segini Mon?
Mamon : Iya pak saya tidak tahu
Pak Guru : Bukannya nilai kamu minggu kemarin tertinggi ya.
Mamon : Iya benar pak
Pak Guru : Kamu kenapa memangnya Mon?
Budi : Itulah pak kalau anak yang sombong, dan tidak membagi
ilmunya!
Ucok : Benar pak, ilmu yang dia miliki tidak akan berkah.Padahal kami
saja seing membantunya dulu
Pak Guru : Ucok, Budi apa maksud kamu?
Budi : Jadi begini pak, semenjak dia pintar dia berubah menjadi anak
yang sombong. Dia tidak mau membagi ilmunya dengan kami,
padahal kami dulu selalu membantu setiap dia kesulitan. Nah
kemarin saat kita kesulitan dia malah tidak mau mengajari kami,
dan malah bersikap sangat sombong
Pak Guru : Apa benar itu Mon, yang dikatakan Budi?
Mamon : Iya pak
Pak Guru : Makanya Mon kamu tidak boleh sombong. Kalau begini kan
kamu yang rugi. Kamu tidak punya teman, dan satu lagi kamu saya
nyatakan tidak naik kelas
Mamon : Maafkan saya pak, saya sangat menyesal. Ucok, Budi tolong
maafIn aku. Aku khilaf
Budi : Iya Mon kita maafin kamu
Ucok : Iya Mon gak papa. Walaupun kamu gak naik kelas. Kita tetep
temen kamu kok

Lalu setelah kejadian tersebut, Mamon pun berjanji kepada dirinya


bahwa dia tidak akan pernah sombong dan akan belajar dengan giat setiap
malam sebelum film Bodha Akbar mulai

Anda mungkin juga menyukai