Pada suatu saat ada seorang anak kecil bernama Mamon. Ia adalah anak
yang mandiri dan pekerja keras. Ia bekerja sebagai penjual koran untuk
membiayai sekolahnya. Mamon biasa berjualan sebelum berangkat sekolah. Lalu
di suatu hari, pagi-pagi sekali ia berpamitan kepada ibunya.
Mamon : Bu, saya pamit kerja dulu ya. Doakan korannya laku banyak,
syukur bisa habis
Ibu Mamon : Iya, nak. Hati-hati dijalan. Semoga koranmu bisa laku. Aamiin
Beberapa jam kemudian, bel istirahat pun berbunyi. Mamon pun mulai
lapar, karena kelaparan Mamon pun memutuskan untuk memakan wortel
misterius pemberian nenek tadi.
Ucok : Kamu makan apa Mon?
Mamon : Wortel, Cok. Mau minta?(memajukan wortelnya)
Ucok : Enggak, Mon. Aku alergi sama wortel. Kata mamaku wortel
enggak baik untuk mata
Mamon : Beneran Cok?
Ucok : Coba aja masukin kemata, nanti matamu bisa buta
Lalu setelah beberapa saat kemudian bel masuk pun berbunyi. Mamon
sangat khawatir, karena ia belum belajar. Lalu ketika soal ulangan dibagikan...
Pak Guru : Awas ya Mamon, kalau sampai nilai kamu jelek, Bapak akan
memberikan hukuman buat kamu
Mamon : Apa hukumannya pak?
Pak Guru : Kamu harus menghafalkan Al-Bayyinah!
Mamon : Alhamdulillah... Semoga hukuman bapak dapat bermanfaat bagi
saya
Pak Guru : Aamiin. Sudah kerjakan sekarang!!
Mamon : Baik pak
Lalu Mamon pergi ke kamarnya dan mencari wortel ajaib miliknya itu.
Lalu tiba-tiba...
Mamon : Minggu depan adalah usek. Kalau begitu aku akan memakan
wortelku saja. Agar aku dapat nilai tinggi(mencari)
Mamon pun sangat sedih dan terpukul, Karena ia tau kepintarannya itu
karena wortel ajaib itu. Ia malu kalau sampai ia mendapat nilai yang jelek,
karena ia sudah bersikap sangat sombong. Ia juga malu jika akan bertanya
kepada temannya. Tidak hanya itu saja, ia juga sangat sedih karena tidak ada
orang yang mau berteman dengannya.