Time History Analysis PDF
Time History Analysis PDF
1. Model Struktur
Struktur dummy dengan Sistem CBF, parameter sebagai berikut:
‐ Struktur 2 dimensi
‐ Jumlah tingkat 5
‐ Tinggi tiap tingkat 4m
‐ Struktur CBF berfungsi sebagai building core
‐ Semua elemen berperilaku elastis pada kondisi ultimit, hanya link beam yang
berperilaku inelastik
‐ Definisi sendi plastis masing‐masing elemen:
• Link Beam : Shear Hinge di tengah bentang
• Coupling Beam : Moment Hinge di ujung elemen
• Braced : Axial Hinge di tengah bentang
• Column : P‐M2‐M3 Hinge di ujung elemen
‐ Balok CBF didefinisikan dengan moment release
2. Pembebanan Struktur
‐ Struktur diberikan eksitasi gempa Landers yang sudah Match dengan Response
Spectrum Jakarta untuk kondisi Tanah Lunak
‐ Peak Ground Acceleration 0.357g
‐ Untuk melihat respon maksimal dari struktur diberikan beban gempa riwayat waktu
dengan skala 1x, 1.25x, 1.50x, 1.75x, dan 2.00x
‐ Beban‐beban gravitasi (Beban Mati Tambahan & Beban Hidup)
3. Analisis Struktur
‐ Analisa struktur dengan menggunakan software ETABS versi 16.3.0
‐ Analisis dengan Nonlinear Direct Integration History
‐ Total step Riwayat Waktu 3693 dengan delta 0.01s
4. Hasil Analisa
‐ Perilaku struktur pada kondisi berakhirnya riwayat waktu
TH‐4 TH‐5
‐ Top Displacement vs Time (THA‐1), max : 42.903 mm
‐ Top Displacement vs Time (THA‐2), max : 53.634mm
‐ Top Displacement vs Time (THA‐3), max : 64.747mm
‐ Top Displacement vs Time (THA‐4), max : 75.529mm
‐ Top Displacement vs Time (THA‐5), max : 85.18mm
‐ Hysteretic Curve (V‐) dari Link Beam Story 4 (THA‐1)
‐ Hysteretic Curve (V‐) dari Link Beam Story 4 (THA‐2)
‐ Hysteretic Curve (V‐) dari Link Beam Story 4 (THA‐3)
‐ Hysteretic Curve (V‐) dari Link Beam Story 4 (THA‐4)
‐ Hysteretic Curve (V‐) dari Link Beam Story 4 (THA‐5)
Cummulative Energy Component (THA‐1)
Cummulative Energy Component (THA‐2)
Cummulative Energy Component (THA‐3)
Cummulative Energy Component (THA‐4)
Cummulative Energy Component (THA‐5)
Rangkuman Hasil analisa
5. Pembahasan
• Dari eksitasi beban gempa dengan skala 1.00 kali, struktur masih berperilaku elastis.
Sampai berakhirnya riwayat waktu, sendi plastis belum terbentuk pada elemen. Link
beam yang berfungsi sebagai fuse perilakunya tetap elastik, hal ini terlihat dari kurva
histeresis dari Link beam. Energi gempa diserap struktur melalui energi kinetik,
energi potensial dan global damping, dalam hal ini link beam belum memberikan
kontribusi dalam hal penyerapan energi gempa. Global damping yang paling
dominan dalam mendisipasi energi gempa.
• Dari eksitasi beban gempa dengan skala 1.25 kali, struktur baru mulai berperilaku
inelastis. Sampai berakhirnya riwayat waktu, sendi plastis belum terbentuk pada
elemen link beam, yang mana berfungsi sebagai fuse dan perilakunya mulai
inelastik. Energi gempa diserap struktur melalui melalui energi kinetik, energi
potensial dan global damping yang masih dominan mendisipasi energi, dalam hal ini
link beam baru memberikan kontribusi dalam hal penyerapan energi gempa, namun
masih sangat kecil dengan ditunjukkan juga kurva histeresisnya yang terlihat
inelastik dan dari prosentase disipasi energi baru 0.446%
• Dari eksitasi beban gempa dengan skala 1.50 kali, struktur berperilaku inelastis.
Sampai berakhirnya riwayat waktu, sendi plastis terbentuk pada beberapa elemen
link beam, yang mana berfungsi sebagai fuse dan perilakunya sudah inelastik. Energi
gempa diserap struktur melalui melalui energi kinetik, energi potensial, global
damping dan hysteresis dari link beam. Dalam hal ini link beam baru memberikan
sedikit kontribusi dalam hal mendisipasi energi gempa baru 3.164%
• Dari eksitasi beban gempa dengan skala 1.75 kali, struktur berperilaku inelastis.
Sampai berakhirnya riwayat waktu, sendi plastis terbentuk pada beberapa elemen
link beam, yang mana berfungsi sebagai fuse dan perilakunya sudah inelastik. Energi
gempa diserap struktur melalui melalui energi kinetik, energi potensial, global
damping dan hysteresis dari link beam. Dalam hal ini link beam sudah memberikan
sedikit kontribusi dalam hal mendisipasi energi gempa sebesar 7.913%.
• Dari eksitasi beban gempa dengan skala 2.00 kali, struktur berperilaku inelastis.
Sampai berakhirnya riwayat waktu, sendi plastis terbentuk pada semua elemen link
beam, yang mana berfungsi sebagai fuse dan perilakunya sudah inelastik. Energi
gempa diserap struktur melalui melalui energi kinetik, energi potensial, global
damping dan hysteresis dari link beam. Dalam hal ini link beam sudah memberikan
kontribusi dalam hal mendisipasi energi gempa sebesar 13.195%.