Anda di halaman 1dari 14

Makalah Sistem Reproduksi

Bab I

Pendahuluan

1.1           Latar Belakang

Sistem reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk berkembang biak. Terdiri dari testis,
ovarium dan bagian alat kelamin lainnya. Pengetahuan tentang Anatomi dan Fisiologi sistem
reproduksi pada manusia merupakan ilmu yang paling dasar/basic bagi setiap pelaku
kesehatan reproduksi khususnya para wanita. Dalam makalah ini akan dibahas dua hal yaitu 
tentang  ANATOMI dan FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI yang menerangkan tentang
Anatomi Saluran Reproduksi Laki-laki dan Anatomi Saluran Reproduksi Wanita.

Reproduksi atau perkembangbiakan merupakan bagian dari ilmu faal(fisiologi). Reproduksi


secara fisiologis tidak vital bagi kehidupan individual dan meskipun siklus reproduksi suatu
manusia berhenti, manusia tersebut masih dapat bertahan hidup, sebagai contoh saat
mencapai menopause dan andropouse tidak akan mati. Pada umumnya reproduksi baru dapat
berlangsung setelah manusia tersebut mencapai masa pubertas atau dewasa kelamin, dan hal
ini diatur oleh kelenjar-kelenjar endokrin dan hormon yang dihasilkan dalam tubuh manusia.
Reproduksi juga merupakan bagian dari proses tubuh yang bertanggung jawab terhadap
kelangsungan suatu generasi.

1.2           Rumusan Masalah

1.      Bagaimana anatomi dan fisiologi sistem reproduksi pria ?

2.      Bagaimana pembentukan sperma pada pria?

3.      Bagaimana anatomi dan fisiologi sistem reproduksi wanita ?

4.      Bagaimana pembentukan ovum pada wanita?

5.      Bagaimana terjadinya menstruasi pada wanita?

6.      Bagaimana terjadinya pembuahan pada wanita?

7.      Bagaimana terjadinya kehamilan pada wanita?

8.      Bagaimana terjadinya menopouse pada wanita?

9.      Apa saja penyakit pada sistem reproduksi?

1.3           Tujuan
1.      Mahasiswa mengetahui anatomi dan fisiologi sistem reproduksi pria

2.      Mahasiswa mengetahui anatomi dan fisiologi sistem reproduksi wanita

3.      Mahasiswa mengetahui hormon-hormon yang bekerja pada sistem reproduksi

Bab II

Isi

2.1           Dasar Teori

·       Organ reproduksi membentuk traktus genetalis yang berkembang setelah traktus
urinarius. Kelamin laki-laki maupun wanita semenjak lahir sudah dapat ditentukan, tetapi
sifat-sifat kelamin belum dapat dikenal (Syaifudin,1997).

·       Organ kelamin luar wanita memiliki 2 fungsi, yaitu sebagai jalan masuk sperma ke
dalam tubuh wanita dan sebagai pelindung organ kelamin dalam dari organisme penyebab
infeksi.Saluran kelamin wanita memiliki lubang yang berhubungan dengan dunia luar,
sehingga mikroorganisme penyebab penyakit bisa masuk dan menyebabkan infeksi
kandungan. mikroorganisme ini biasanya ditularkan melalui hubungan seksual. (evelyn
pearce, 2002).

·       Cara oragan reproduksi sangat menakjubkan. Sel benih testis pada orang laki-laki,
maupun sel benih ovarium pada perempuan tampak pada awal kehidupan janin. Kejadian,
bagaimana sel  reproduksi ini digerakkan ke daerah tempat yang telah ditentukan, yaitu
ovarium dan testis, merupakan suatu rahasia agung dan indah. (evelyn pearce, 2002) 

·       Organ reproduksi perempuan terbagi atas organ genetalia eksterna dan organ genetalia
interna. Organ genatalia eksterna dan vagina adalah bagian untuk sanggama, sedangkan
organ genetalia interna untuk ovulasi,tempat pembuahan sel telur,translasi
blastokis,implantasi, dan tumbuh kembang janin. Endometrium adalah lapisan epitel yang
melapisi rongga rahim. Permukaannya terdiri atas selapis sel kolumnar yang bersilia dengan
kelenjar sekresi mukosa rahim yang berbentuk invaginasi ke dalam stroma selular. Kelenjar
dan stroma mengalami perubahan yang siklik, bergantian antara pengelupasan dan
pertumbuhan baru setiap sekitar 28hari. Dalam terjadi kehamilan harus ada spermatozoa,
ovum,pembuahan ovum(kontasepsi), dan nidasi (implantasi) hasil konsepsi. Setiap
spermatozoaterdiri atas tiga bagianyaitu kaput(kepala) yang berbentuk lonjong agak gepeng
dan mengandung bahan nukleus,ekor dan bagian yang silindrik(leher) yang menghubungkan
kepala dengan ekor. Dengan getaran spermatozoa dapat bergerak cepat. (Sarwono
Prawirohardjo, 2012)

·       Masa reproduksi adalah masa pada perempuan umur 15-45 tahun. Selama masa
reproduksi akan terjadi maturasi folikel yang khas, termasuk ovulasi dan pembentukan
korpus luteum. Proses ini terjadi akibat interaksi hipotalamus-hipofisis-gonad dimana
melibatkan filokel dan korpus luteum, hormone steroid, gonadotropin hipofisis dan faktor
autokrin ataupun parakrin bersatu menimbulkan ovulasi. Proses fertilisasi dan kesiapan
ovarium untuk menyediakan hormon, memerlukan pengaturan endokrin, autokrin,
parakrin/intrakrin , neuron dan system immun. (  Buku Ilmu Kandungan Edisi Ketiga
Sarwono Prawirohardjo , tahun 2011)
·       Anatomi sistem reproduksi wanita terbagi menjadi 2 bagian yaitu ;

Organ-organ eksternal,berfungsi kopulasi,terdiri dari: Vulva,mons pubis,labia mayora, labia


minora,clitoris,vestibulum,introitus/orificium vagina,vagina,prineum. Organ-organ interna
berfungsi untuk ovulasi,fertilisasi ovum,transpoertasi blastocyst,implantasi,pertumbuhan
fetus,dan kelahiran terdiri dari: Uterus , servik uteri, corpus uteri, ligamentum penyangga
uterus. (Buku Perawatan Ibu Bersalin, tahun 2008)

BAB III

Pembahasan

3.1     Anatomi dan fisiologi sistem reproduksi pria

·         Anatomi sistem reproduksi pria

Struktur luar dari sistem reproduksi pria terdiri dari : penis, skrotum (kantung zakar)    dan
testis (buah zakar).

1.     Penis

Penis terdiri jaringan kavernosa (erektil) dan dilalui uretra. Ada dua permukaan yaitu
permukaan posterior penis teraba lunak (dekat uretra) dan permukaan dorsal.  Ujung penis
disebut glans. Penis berfungsi sebagai penetrasi. Penetrasi pada wanita memungkinkan
terjadinya deposisi semen dekat serviks uterus. 2 rongga yang berukuran lebih besar disebut
korpus kavernosus, terletak bersebelahan. Rongga yang ketiga disebut korpus spongiosum,
mengelilingi uretra. Jika rongga tersebut terisi darah, maka penis menjadi lebih besar, kaku
dan tegak (mengalami ereksi).

Penis terdiri dari:

- Akar (menempel pada didnding perut)


- Badan (merupakan bagian tengah dari penis)

- Glans penis (ujung penis yang berbentuk seperti kerucut).

2.     Skrotum

Skrotum pada dasarnya merupakan kantung kulit khusus yang melindungi testis dan
epididimis dari cedera fisik dan merupakan pengatur suhu testis. Spermatozoa sangat
sensitive terhadap suhu karena testis dan epididimis berada di luar rongga tubuh, suhu di
dalam testis biasanya lebih rendah daripada suhu di dalam abdomen.

3.      Testis

Testis berbentuk lonjong dengan ukuran sebesar buah zaitun dan terletak di dalam skrotum.
Biasanya testis kiri agak lebih rendah dari testis kanan.

Testis merupakan sepasang struktur berbentuk oval,agak gepeng dengan panjang sekitar 4 cm
dan diameter sekitar2.5 cm. Testis berada didalam skrotum bersama epididimis yaitu kantung
ekstraabdomen tepat dibawah penis. Dinding pada rongga yang memisahkan testis dengan
epididimis disebut tunika vaginalis.

Duktus Duktuli

1.      Epididimis

Merupakan suatu struktur berbentuk koma yang menahan batas posterolateral testis.
Epididimis terdiri dari kepala yang terletak di atas katup kutup testis, badan dan ekor
epididimis sebagian ditutupi oleh lapisan visceral, lapisan ini pada mediastinum menjadi
lapisan parietal.

Saluran epididimis dikelilingi oleh jaringan ikat, spermatozoa melalui duktuli eferentis
merupakan bagian dari kaput (kepala) epididimis. Duktus eferentis panjangnya ± 20 cm,
berbelok-belok dan membentuk kerucut kecil dan bermuara di duktus epididimis tempat
spermatozoa disimpan, masuk ke dalam vas deferens

Fungsi dari epididimis yaitu sebagai saluran penhantar testis, mengatur sperma sebelum di
ejakulasi, dan memproduksi semen.

2.     Duktus Deferens


Merupakan kelanjutan dari epididimis ke kanalis inguinalis, kemudian duktus ini berjalan
masuk ke dalam rongga perut terus ke kandung kemih, di belakang kandung kemih akhirnya
bergabung dengan saluran vesika seminalis dan selanjtnya membentuk ejakulatorius dan
bermuara di prostate. Panjang duktus deferens 50-60 cm.

3.     Uretra.

Uretra berfungsi 2 fungsi:

- Bagian dari sistem kemih yang mengalirkan air kemih dari kandung         kemih

- Bagian dari sistem reproduksi yang mengalirkan semen.

Struktur dalam organ reroduksi pria terdiri dari :  vas deferens, uretra, kelenjar prostat dan
vesikula seminalis.

1.      Vas deferens

Vas deferens merupakan lanjutan langsung dari epididimis. Panjangnya 45 cm yang berawal
dari ujung bawah epididimis, naik disepanjang aspek posterior testis dalam bentuk gulungan-
gulungan bebas, kemudian meninggalkan bagian belakang testis, duktus ini melewati korda
spermatika menuju abdomen.

2.      Uretra

Uretra berfungsi 2 fungsi:

- Bagian dari sistem kemih yang mengalirkan air kemih dari kandung         kemih

- Bagian dari sistem reproduksi yang mengalirkan semen.

3.      Kelenjar prostat

Kelenjar prostat, merupakan suatu kelenjar yang terdiri dari 30-50 kelenjar yang terbagi atas
4 lobus yaitu:

-         Lobus posterior


-         Lobus lateral

-         Lobus anterior

-         Lobus medial

Fungsi Prostat:

Menambah cairan alkalis pada cairan seminalis yang berguna untuk menlindungi
spermatozoa terhadap sifat asam yang terapat pada uretra dan vagina. Di bawah kelenjar ini
terdapat Kelenjar Bulbo Uretralis yang memilki panjang 2-5 cm. fungsi hampir sama dengan
kelenjar prostat.

4.      Vesikula Seminalis

Prostat dan vesikula seminalis menghasilkan cairan yang merupakan sumber makanan bagi
sperma. Cairan ini merupakan bagian terbesar dari semen. Cairan lainnya yang membentuk
semen berasal dari vas deferens dan dari kelenjar lendir di dalam kepala penis.

Fungsi Vesika seminalis :

Mensekresi cairan basa yang mengandung nutrisi yang membentuk sebagian besar cairan
semen

·         Fisiologi sistem reproduksi pria 

1.      Hormon pada pria

a.     FSH
Menstimulir spematogenesis.

b.    LH
Menstimulir Sel Interstitiil Leydig untuk memproduksi Testosteron.

c.      Testosteron
Bertanggung jawab dalam perubahan fisik laki-laki terutama organ seks sekundernya.

Efek hormon testoteron pada pria:

Sebelum lahir:

a. Maskulinasi saluran reproduksi dan genital eksterna


b. Mendorong penurunan testis ke skrotum

Efek reproduksi

c. Pertumbuhan dan pematangan organ reproduksi

d. Penting dalam spermatogenesis

e. Pertumbuhan tanda kelamin sekunder

2.2.      Spermatogenesis

                                               

Spermatogenesis adalah perkembangan spermatogonia menjadi spermatozoa. Berlangsung 64


hari. Spermatogonia berkembang menjadi spermatozit primer. Spermatozit primer menjadi
spermatozit sekunder. Spermatozit sekunder berkembang menjadi spermatid. Tahap akhir
spermatogenesis adalah pematangan spermatid menjadi spermatozoa. Ukuran spermatozoa
adalah 60 mikron. Spermatozoa terdiri dari kepala, badan dan ekor.

2.3 Anatomi dan Fisioligi Sistem reproduksi Wanita

·        Anatomi sistem reproduksi wanita

Yang terdiri dari:

a. Tundun (Mons veneris)


Bagian yang menonjol meliputi simfisis yang terdiri dari jaringan dan lemak, area ini mulai
ditumbuhi bulu (pubis hair) pada masa pubertas. Bagian yang dilapisi lemak, terletak di atas
simfisis pubis

b. Labia Mayora

Merupakan kelanjutan dari mons veneris, berbentuk lonjong. Kedua bibir ini bertemu di
bagian bawah dan membentuk perineum. Labia mayora bagian luar tertutp rambut, yang
merupakan kelanjutan dari rambut pada mons veneris. Labia mayora bagian dalam tanpa
rambut, merupakan selaput yang mengandung kelenjar sebasea (lemak). Ukuran labia mayora
pada wanita dewasa à panjang 7- 8 cm, lebar 2 – 3 cm, tebal 1 – 1,5 cm. Pada anak-anak dan
nullipara à kedua labia mayora sangat berdekatan.

c. Labia Minora

Bibir kecil yang merupakan lipatan bagian dalam bibir besar (labia mayora), tanpa rambut.
Setiap labia minora terdiri dari suatu jaringan tipis yang lembab dan berwarna
kemerahan;Bagian atas labia minora akan bersatu membentuk preputium dan frenulum
clitoridis, sementara bagian. Di Bibir kecil ini mengeliligi orifisium vagina bawahnya akan
bersatu membentuk fourchette

d. Klitoris

Merupakan bagian penting alat reproduksi luar yang bersifat erektil. Glans clitoridis
mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf sensoris sehingga sangat sensitif.
Analog dengan penis pada laki-laki. Terdiri dari glans, corpus dan 2 buah crura, dengan
panjang rata-rata tidak melebihi 2 cm.

e. Vestibulum (serambi)

Merupakan rongga yang berada di antara bibir kecil (labia minora). Pada vestibula terdapat 6
buah lubang, yaitu orifisium urethra eksterna, introitus vagina, 2 buah muara kelenjar
Bartholini, dan 2 buah muara kelenjar paraurethral. Kelenjar bartholini berfungsi untuk
mensekresikan cairan mukoid ketika terjadi rangsangan seksual. Kelenjar bartholini juga
menghalangi masuknya bakteri Neisseria gonorhoeae maupun bakteri-bakteri patogen

f. Himen (selaput dara)

Terdiri dari jaringan ikat kolagen dan elastic. Lapisan tipis ini yang menutupi sabagian besar
dari liang senggama, di tengahnya berlubang supaya kotoran menstruasi dapat mengalir
keluar. Bentuk dari himen dari masing-masing wanita berbeda-beda, ada yang berbentuk
seperti bulan sabit, konsistensi ada yang kaku dan ada lunak, lubangnya ada yang seujung
jari, ada yang dapat dilalui satu jari. Saat melakukan koitus pertama sekali dapat terjadi
robekan, biasanya pada bagian posterior

g. Perineum (kerampang)

Terletak di antara vulva dan anus, panjangnya kurang lebih 4 cm. Dibatasi oleh otot-otot
muskulus levator ani dan muskulus coccygeus. Otot-otot berfungsi untuk menjaga kerja dari
sphincter ani.

3.4     Siklus Oogenesis.

3.5            Proses Terjadinya Menstruasi.

Proses menstruasi mengalami 4 fase yakni;

·        Fase Menstruasi

·        Fase praovulasi

·        Fase ovulasi

·        Fase pasca-ovulasi

A.   Fase Menstruasi : Bila sel telur tidak dibuahi,maka setelah berusia tertentu korpus
lenteum tertentu yang merupakan pemproduksi hormon estrogen dan progresteron
menghentikan aktifitasnya,akibat kadar hormon tersebut di dalam darah mengalami reduksi
mendadak. Peristiwa ini terjadi 5hari awal menstruasi. Turunya kadar estrogen dan
progesteron secara mendadak berakibat lepasnya ovum dan robeknya endoterium yang
menebal. Robek dan hancurnya endoterium menyebabkan tipisnya dinding rahim.

B.   Fase praovulasi : turunnya progesteron memungkinkan hipofisis mensekresi FSH


merangsang volikel dalam ovarium untuk memproduksi hormon estrogen. Esterogen ini akan
menghambat hipofisis memproduksi FSH tetapi memacu hipofisis memproduksi LH. Di
samping ini esterogen juga merangsang penebalan endometerium rahim.
C.   Fase ovulasi : Terhentinya produksi FSH oleh hipofisis akibat pengaruh tingginya kadar
esterogen, memungkinkan hipofisis menghasilkan hormone LH. Hormone LH merangsang
pematangan ovum dan meninggalkan folikel. Peristiwa ini disebut ovulasi. Folikel yang
ditinggalkan telur akan mengerut dan berubah menjadi karpus luteum(badan berwarna
kuning). Badan ini berfungsi memproduksi progesteron. Fase ini terjadi pada sekitar hari ke-
14 dari waktu menstruasi yang berkisar 24-35hari (28hari).

D.   Fase pasca-ovulasi : fase ini adalah antara fase ovulasi dengam menstruasi berikutnya.
Jadi berlangsung dari hari ke 15 hingga hari ke 28. Hormone yang berperan pada fase ini
adalah hormone progestron dan estrogen yang dihasilkan korpus luteum. Bila, tidak terjadi
pembuahan korpus luteum akan berubah menjadi korpus albikans ‘9badan berwarna
putih)yang kemampuan memproduksi esterogen dan progestron rendah. Akibatnya, kadar
kedua hormone ini di dalam dareah menurun. Keadaaan ini menyebabkan hipofisis aktif
memproduksi FSH dan selanjutnya LH. Fase menstruasi ini bersambung dengan fase
berikutnya, sehiingga terjadi siklus menstruasi.

3.6            Siklus  kehamilan.

Pada fase ini hormone-hormone yang bekerja adalah;

a)      Esterogen dan progestron hingga kehamilan trimester ke-1 hormone ini di produksi oleh
korpus luteum. Secara berangsur-angsur fungsi korpus luteum diganti oleh plasenta.

b)      Prolaktin, yakni hormone yang merangsang kerja kelenjar susu, sehingga pada saat
diperluka sudah siap berfungsi. Hormone ini juga berfungsi mengatur metabolisme ibu dapat
dikurangi dan dialirkan ke janin. Hormone ini di produksi oleh plasenta.

a.       Perkembanagn janin.

Apabila di tuba falopi terjadi pembuahan dan dihasilkan zigot, maka zigot yang terbentuk ini
akan bergerak ke arah rahim untuk menempel pada dinding rahim. Di rahim zigot akan
berkembang menjadi embrio dan kemudian menjadi janin. Agar dapat tumbuh dan
berkambang janin membutuhkan maknan. Maknan tersebut berasal dari tubuh induk dengan
perantara plasenta.

Embrio yang berkembang di dalam rahimdibungkus oleh bermacam-macam selaput. Selaput


itu berfungsi untuk;

a)      Melindungi embrio terhadap kekeringan dan goncangan

b)      Membantu proses pernapasan dan ereksi dan fungsi-fungsi lainya selama kehidupan di
dalam rahim.

Selaput pembungkus embrio ini terdiri atas amnion, korion, sakus, sikus vitelinus,dan
alantois.
Sakus vitelinus (kantong kuning telur) yang terletak anatara amnion dan plasenta, merupakan
tempat pemunculan sel-sel darah dan pembulu-pembuulu darah yang pertama.

Amnion merupakan selaput yang membatasi ruang amnion dimana terdapat embrio. Dinding
amnion menghasilkan getah ketuban yang berguna untuk menjaga embrio tetap basah dan
tahan goncangan.

Korion merupakan selaput yang berada di sebelah luar amnion. Koroin dan alantois akan
tumbuh keluar membentuk jonjot dan akan

beberberhubungan dengan dinding rahim. Di dalamnya terdapat pembulu-pembulu darah


yang berhubungan dengan peredaran darah induknya,dengan perantara plasenta.

Alantois terdapat di dalam tali pusat. Jaringan epitelnya menghilan dan yang menetap
pembulu-pembulu darah yang berfungsi untuk menghubungkan sirkulasi embrio dan
plasenta. Plasenta dan embrio dihubungkan oleh tali pusat. Didalmnya terdapat dua buah
pembulu nadi dan sebuah pembulu balik yang berhubungan dengan pembulu-pembulu darah
didalam plasenta. Pengangkutan sari-sari makanan dan oksigen berlangsung dari pembulu
darah induknya melalui plasenta ke tali pusat selanjutnya ke pembulu darah embrio.
Sedangkan, zat sisa (limba) dan CO2 berlangsung dari pembulu darah embrio ke pusat terus
ke plasenta dan akhirnya kembali di alirkan ke pembulu darah ibu.

                                                     

 
3.7            Siklus Kelahiran.

Setelah tumbuh didalam rahim lebih kurang selama 40minggu, maka bayi dalam rahim sudah
sempurna dan siap lahir. Hormone yang berperan dalam proses kelahiran ini adalah ;

a)      Hormone relaksian, mempengaruhi peregangan otot pada sinfisis pubis.

b)      Hormone esterogen, berperan mengatasi pengaruh hormon progrestron yang


menghambat kontraksi dinding rahim.

c)      Hormon protaglaudin, berperan mangatasi pengaruh hormon progrestron. Hormon ini
diproduksi oleh semua sel.

d)     Hormon aksitosin, berpengaruh pada kontraksi dinding utera.

3.8            Siklus Menopose.

Pada menopouse atau masa klimakterium dalam hidup seorang wanita terjadi kira-kira umur
45-50tahun. Tetapi juga bisa lebih awal atau lebih kemudian. Menstruasi berhenti biasanya
diiringi gejala-gejala tertentu seperti perubahan vasomotorik dengan banyak keringat, muka
rasa panas. Jaringan buah dada sering mengkerut,tetapi bila terjadi kencenderungan menjadi
gemuk, jaringat tersebut bisa diganti dengan lemak. Perubahan ke arah senil terjadi di dalam
ovarium, yaitu menjadi kecil dan hormon tidak dibuat lagi.

3.9      Penyakit pada sistem reproduksi.

Gonorhea (kencing nanah)

•         Penyebab: bakteri Neisseria gonorrhoeae, ditularkan melalui hubungan seksual.

•         Akibat: radang pada organ reproduksi yang menyebabkan kemandulan, mata,
persendian dan selaput otak pada bayi

•         Tanda dan gejala: terdapat nanah pada ujung saluran kencing dan terasa panas
(terbakar) saat buang air kecil

Sifilis

•         Penyebab: bakteri Treponema pallidum ditularkan melalui hubungan seksual

•         Akibat: kerusakan organ reproduksi. Pada stadium lanjut, sifilis menyerang
hati,susunan syaraf dan otak

Herpes genital 

•         Penyebab: virus herpes simpleksserotipe 2 ditularkan melalui hubungan seksual 


•         Akibat: gangguan pada organ reproduksi, kulit dan menyebabkan kanker rahim

Keputihan (fluor albus)

•          Penyebab: parasit seperti jamur Candida albicans, protozoa Trichomonas vaginalis,
bakteri dan virus. Candida albicans menyukai lingkungan yang mengandung gula dan hangat,
sering ditemukan pada wanita hamil dan penderita diabetes melitus. Akibat: gangguan pada
organ reproduksi wanita

Aids (Acquired Immune Deficiency Syndrome) 

•         Penyebab: virus HIV (Human Immunodedeficiency Virus)

•         Akibat: hilangnya daya kekebalan tubuh terhadap penyakit karena virus ini menyerang
sel-sel darah putih

•          Penyebaran: kontak cairan tubuh dengan penderita AIDS. Orang yang terinfeksi virus
HIV akan menderita AIDS setelah 6 bulan atau lebih tergantung daya tahan tubuh

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan.

Anatomi sistem reproduksi wanita terbagi menjadi 2 bagian yaitu ; Organ-organ


eksternal,berfungsi kopulasi,terdiri dari: Vulva,mons pubis,labia mayora, labia
minora,clitoris,vestibulum,introitus/orificium vagina,vagina,prineum. Organ-organ interna
berfungsi untuk ovulasi,fertilisasi ovum,transpoertasi blastocyst,implantasi,pertumbuhan
fetus,dan kelahiran terdiri dari: Uterus , servik uteri, corpus uteri, ligamentum penyangga
uterus. Cara oragan reproduksi sangat menakjubkan. Sel benih testis pada orang laki-laki,
maupun sel benih ovarium pada perempuan tampak pada awal kehidupan janin. Kejadian,
bagaimana sel  reproduksi ini digerakkan ke daerah tempat yang telah ditentukan, yaitu
ovarium dan testis, merupakan suatu rahasia agung dan indah

Saran.

      Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan pengetahuan
serta kekurangan dalam penulisan. Hal tersebut terjadi karena penulis masih dalam tahap
pembelajaran sehingga diharapkan untuk kritik dan saran dari Ibu Greace untuk dapat
membimbing dan membantu pembelajaran lebih lanjut.
 

Daftar Pustaka.

Prawirohartono slamet, 1999 Sains Biologi-2b Jakarta Bumi Aksara.

Pearce Evelyn,2008 Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis jakarta PT.Gramedia.

Prawirohardjo Sarwono, 2012 Ilmu Kebidanan Jakarta PT.Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.

Prawirohardjo Sarwono, 2012 Ilmu Kandungan  Jakarta PT.Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai