Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PEMBORAN

TUGAS AKHIR
TEKNIK PEMBORAN
SEKSI : 69654

“ LAPORAN PERENCANAAN PEMBORAN GOSSAN ”

DOSEN :
MULYA GUSMAN, ST ., MT

Oleh:
Richo Arie Setiawan
03408 / 08
Program studi Teknik Pertambangan

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2011

A. LOKASI DAERAH EKSPLORASI

Berdasarkan data survey yang di dapat sebelumnya yaitu bahwa lokasi daerah eksplorasi secara
atministaratif terletak di daerah,Kabupaten Tanah Datar ,Provinsi Sumatera Barat dan lokasi eksplorasi
secara geografis terletak pada koordinat 1000 38’ 50” – 1000 45’ 77” E dan 00 02’ 61” S - 00 08’ 78” S.
Dimana lokasi ini dapat di tempuh melalui Kota Sawahlunto maupun dari Batu Sangkar menuju Talawi ,
dan dari talawi ke lokasi dapat di tempuh melalui jalat yang beraspal ke kolok , dan dari kolok bisa di
tempuh denngan jalan kaki sejauh 18 km sampai ke lokasi eksplorasi.

B. KONDISI MORFOLOGI
Kondisi topografi daerah penyelidikan (Gambar 1) merupakan daerah perbukitan dengan ketinggian
maksimum berada pada elevasi 2880 m dpl. Puncak maksimum ini berada di daerah selatan dan akan
melandai ke arah utara. Daerah utara merupakan daerah dengan morfologi yang relatif datar. di bagian
utara dari bukit terdapat jalan kendaran roda empat dan bisa menuju desa terdekat.
Aliran sungai mempunyai bentuk dendritik dengan arah aliran menuju ke arah utara. Pada peta
topografi dapat dilihat adanya gossan yang membentang pada arah utara-selatan dari daerah penelitian
dengan ketinggian berada pada elevasi 2800 – 2820 m dpl. Pada daerah penelitian terdapat 2 buah
lokasi penandaan, dimana satu kotak penandaan berdimensi lebih kecil (Woodlawn Test Grid) dan lebih
terkonsentrasi pada daerah gssan.
Gambar 1 .Peta Topograf
Gambar 2. Morfologi Daerah Survey
Gambar 3. Peta Geologi Daerah Penelitian

C. Gossan
Merupakan endapan akibat oksidasi dan pengkayaan supergen. Pada mulanya suatu lapisan batuan
tertutupi oleh lapisan tanah penutup dan oleh karena adanya faktor erosi maka batuan tersebut
tersingkap dan mengalami proses pelapukan. Jika yang tersingkap tersebut mineral sulfida maka mineral
tersebut akan mengalami oksidasi dan pelarutan oleh air hujan. Adanya komposisi asam sulfat pada air
hujan akibat pelarutan sebagian unsur mineral atau yang berasal dari pencemaran udara menyebabkan
air hujan tersebut akan melarutkan mineral-mineral lain pada bjih sehingga akan tercuci dan air
pelarutan ini akan mengalir terus kebawah sehingga akan mempekaya lapisan lapisan bijih pada bagian
bawah sampai pada batas muka air tanah, yaitu bagian yang tidak terjangkau oleh zona oksidasi.
Bagian yang terokdisasi disebut zona oksidasi, sedangkan bagian yang berada dibawah muka air tanah
disebut sebagai zona pengkayaan sekunder. Bagian deposit bijih yang masih utuh disebut sebagai zona
primer atau zona hipogen.
Pengaruh oksidasi terhadap mineral yaitu pelapukan dan bagian mineral yang terlarut pada media air
hujan akan membentuk endapan baru pada bagian bawah. Teksturnya menjadi rusak dan tidak utuh lagi
sedangkan bijih sisanya yaitu yang tidak terlarut akan menjadi berongga-rongga. Limonit yang terbentuk
akan memberikan warna karat pada singkapan mineralnya yang dikenal dengan nama gossan (Gambar
4).

Gambar 4 Posisi Singkapan

D. Tujuan Pemboran
Tujuan Pemboran Eksplorasi pada daerah prospek ini adalah untuk mendapakan data-data yang akan
digunakan untuk :
• perhitungan cadangan
• perhitungan kadar
• keperluan geoteknik, dan
• mengetahui kondisi muka air tanah

E. Ringkasan kondisi
Berdasarkan data-data yang ada di atas di dapat bahwa data-data yang perlu di perhatikan dalam
melaksanakan perancanaan pemboran yaitu :
• ketingian lokasi pengeboran Gossan berada pada elevasi 2800 – 2820 m dpl
• ketinggian maksimum perbukitan berada pada elevasi 2880 m dpl ,
• kekerasan batuan lokasi sedang-keras
• kondisi Morfologi yaitu bagian selatan lokasi memiliki puncak maksimum dan ke- arah utara keadaan
morfologinya relative melandai
• menuju ke lokasi relative agak sulit namun kendraan roda 4 masih bisah lewat

F. Persiapan Pemboran Eksplorasi


1. Penentuan Lokasi titik pemboran
Dalam melakukan pengeboran terlebih dahulu di plotkan ke dalam bentuk peta sehinga perencanaan
pemboran akan lebih jelas.

Gambar 5 Peta Rancana Penetapan Titik Pemboran


Dalam perencanaan pemboran ini sistem pengeboranya mengunakan sistem pola segitiga sebab
berdasarkan lokasi topografi nya yang bergelombang, sehinga agak menyulitkan melakukan pengeboran
dan dalam mengunakan pola segitinga ini, akan memudahkan melakukan pengeboran pada titik-titik
perencanaan pengeboran tersebut . jarak antar lubang bora adalah 30 m sampai 50 m.
Penempatan titik pemboran di lapangan mungkin tidak sesuai dengan apa yang di plotkan pada peta ,itu
bisa saja terjadi karena kemungkinan hal yang tidak di inginkan. Penyebaran lubang bor di intensivkan
kearah utara karna kea rah sealatan merupakan perbukitan agak terjal sehinga lebih mempermudah
pengeboran. Dan sarana transporetasi.

2. Base camp

Base camp merupakan hal yang sangat penting sekali dalam perencanaan pengeboran ini. Base camp itu
sendiri terdiri dari dua jenis yaitu base camp permanen dan temporary, base camp permanen yaitu base
camp yang merupakan kanor utama di lapangan.Base camp ini di temnpatkan tidak jauh dari akses jalan
roda empat namun juga di usahakan tidak jauh juga dari lokasi pengeboran. Dalam rencana pemboran
ini base camp permanen di dirikan ke arah utara dari singkapan gosaan karena di arah utara keadaan
morfologinya relative datar dan dekat dari jalan dan masalah kebutuhan akan air maka di base camp
permanen tersebut di buat air sumur dangkal sebab lokasinya relative rendah dan tidak terlalu di
perbukitan.
Base camp temporary adalah base camp yang berpindah pindah karena selalu ada di dekat lokasi titik
pemboran dan base camp ini berfungsi untu tempat penginapan halpper dan juga tempat alat mesin bor
dan juga tempat peralatan pemboran yang merasa di perlukan untuk melakukan pengeboran pada
lokasi- lokasi titik bor dan yang terutama penting sekali base came temporary harus dekat dengan
sumber air yang bersih. Sehinga base came tersebut di bangun atau didirikan dekat pada aliran sungai
atau anak sungai yang berada di dekat rencana pemboran.

3. Peralatan Pemboran
Peralatan pemboran yang akan di gunakan adalah peralatan pemboran yang sesuai dengan keadaan di
lapangan agar nantiknya tidak menyulitkan pekerjaan pemboran dan tujuan nya adalah untuk pemboran
ekplorasi detail . berikut ini adalah perlengkapan – perlengkapan pemboran yaitu
a) Peralatan utama
Mesin bor
Merk / Type : Yosida Portable Drilling / FT-200
Jenis Rig : Hydraulic Top – Drive / Skid mounted
- transmission : 1 : 2
- rotary speed max. : 200 Rpm
- lifting torque : 240 kgf
- rotary torque : 140 kgf
Kedalaman pemboran :170 m

Gambar 6. Mesin Bor Yang Akan di Gunakan


Pompa lumpur
Merk / Type : SP – 700 / Horizontal Double Cylinder Reciprocated
Discharge capacity : 320 L/min
Max discharge Pressure : 3 (Mpa)
Suction bore : 75 mm
Horse power : 20 HP
Cylinder diameter : 110 mm
Piston stroke :80 mm

Gambar 6. Pomapa Lumpur Yang Di Gunakan

Wireline rods
Merk / Type : Yoshida
Ukuran dia. : BQ
Panjang rods : 3 meter

Gambar 7. Wireline Rods

Wireline core barrels


Merk / Type : Goldfields / Q-series
Gambar 8. Wireline Core Barrels

Core bits
Merk / Type : Altas Capco / CMC
Jenis : Tungsten Core Bits
Ukuran : BQ

Gambar 9. Core Bits

Core barrels
Merk / Type : Goldfields / N-series
Jenis : Double Tube Stationery Inner Tube Core Barrels
Ukuran Dia. : BQ
Panjang Core : 1,5 meters

Gambar 10. Wireline Core Barrels


Water swivels
Merk / Type : Yoshida / TMA
Carrying Capacity : 5769 kg
Max. Rec. Working Speed : 2300 rpm

Gambar 11. Water Swivels

Hoisting plugs
Merk : Yoshida
Carrying Capacity : 5789 kg

Gambar 12. Hosting Plugs

b) Peralatan tambahan
Adapun beberapa peralatan tambahan yang di rasa di perlukan nantiknya di lapangan dalam proses
pemboran yaitu :
• Safety foot clamps
alat ini berguna untuk menahan batang bor pada saat menurun dan menaikan rangkaian batang bor.
Gambar 13. Safety foot clamps

• Penyambung rood
Alat ini berguna untuk penyambung rangkaian batang bor dan juga untuk penyambung batang bor
dengan alat lainnya.

Gambar 14. Penyambung rood

• Fishing tools (pemancing)


di gunakan untuk menangkap batang bor atau tabung penginti yang tertinggal di dalam lubang bor.jenis-
jenis fishing tools yaitu.
Rod Recovering taps dipergunakan
Bell Taps
• Kunci pipa
Adapun jenis-jenis kunci pipa yang di pergunakan dalam kegiatan pemboran ini yaitu :
a. Pipe Wrenches ( kunci inggris )

Pemasangan dan membuka pipa


Gambar 15. Pipe Wrenches
b. Chain Pipe Tongs

Gambar 16. Chain Pipe Tongs


c. Full grip wrenches

Gambar 17. Full grip wrenches


d. Parmalee wrenches

Gambar 18. Parmalee wrenches


• Pompa air
Berfungsi untuk memompa air dari sungai

• Dan peralatan penunjang lainnya


4. Peralatan logging
Dalam perencanaan pemboran ini yang mana tujuan nya adalah untuk mencari endapan berharga maka
jenis Log yang di gunakan yaitu jenis Log Lithologi.
Log litologi yaitu log yang bertujuan untuk mengetahui lotilogi yang tertembus oleh lubang bor. Log
litologi yang akan di pergunakaan yaitu :
a. Log Spontanneous Potebtial ( SP )
b. Log Gamma Ray
c. Log Caliper
Merk / Series : Caliper Chronograph / TAG 
Panjang Kabel : 250 mete
5. Personil Pelaksana
Adapun personil yang di butuhkan dalam kegiatan pembiran explorasi Gosaan ini adalah yaitu :
• Manager Projecek
• Atministrasi keuangan
• Ahli geofisika
• Ahli geologi
• Ahli eksplorasi
• Super visor
• mechanic
• driller
• halpper

Gambar 19. Struktur Organisasi Pekerjaan pemboran

G. Pelaksanaan Pemboran
1. Mobilisasi Peralatan dan Personil

Lokasi rencana pemboran tidak bisa di tempuh dengan kendaran roda empat namun kendaraan
tersebut hanya bisa sampai ke desa kolok sedangkat untuk berikutnya harus mengunakan alat berat
untuk sampai ke lokasi pemboran, maka perencanaan masalah mobilisasi peralatan ini yaitu peralatan
pemboran di angkut dengan alat transportasi berupa mobil truk bak tertutup dari gudang perusahaan ke
lokasi, melalui desa talawi dan mobil truk tersebut hanya bisa sampai ke desa Kolok untuk seterusnya
peralatan - peralatan pemboran tersebut di angkat dengan alat berat yaitu dozer kelokasi serta dengan
alat berat Dozer ini bisa sekaligus membuat jalan ke lokasi pemboran , untuk peralatan yang lainnya bisa
mengunakan tenaga manusia dengan memperkerjakan masyarakat yang ada di sekitar lokasi sekaligus
bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat local.

2. Setting Peralatan Pemboran, Pembuatan Bak lumpur, Pengadaan air supply pemboran

lokasi rencana pemboran termasuk lokasi yang agak sulit karna keadan morfologi kearah selatan dari
singkapan relative tidak datar , dan mungkin ada yang tidak sesuai titik pemborannya dengan apa yang
telah di rencanakan pada peta titik pemboran sebab lokasi titik pemboran ada yang terjal yang tidak
memungkinkan melakukan pemboran namun bisa di pindahkan lokasinya tidak jauh dari rencana titik
pemboran tersebut.

Untuk seting peralatan pemboran ada hal-hal yang perlu di lakukan yaitu :

a. Pembutan sarana jalan ke titik pemboran


Sebelum melakukan pemboran pada titik pemboran pertama maka terlebih dahulu di buat sarana jalan
yang memadai untu alat pemboran ke lokasi titik pemboran.

b. Penyetingan peralatan pemboran


Setelah sampai ke lokasi titik pemboran maka alat pemboran dirikan pada lokasi titik pemboran tersebut
namun terlebih dahulu bersihkan dan ratakan tanah pada sekitar rencana titik yang akan di bor dan juga
untuk alat pompa juga tempatkan pada lokasi yang di pastikan aman dan peralatan lainya. Unuk
kemiringan pemboran di dalam rencana pemboran ini tidak di gunakan namun hanya melakukan
pemboran vertikal lurus ke bawah permukaan tanah.

c. Pembuatan kolam penampungan lumpur ( mud pit )


Pertama – tama hal yang perlu di lakukan yaitu pembebasan lokasi dari vegetasi dan setelah itu lakukan
perataan pada lokasi yang akan di buat kolam penampungan lumpur ( mud pit ) setelah itu buat dua
buah kolam penampungan yaitu kolam pengendapan untuk pengendapan hasil pemboran sebelum
lumpur masuk ke kolam penampungan dan satu lagi kolam penampungan yang mana fungsinya yaitu
lumpur darai kolam pengendapan akan di masukan ke kolam penampungan.
Untuk ukuran kolam pengendapan yaitu 1m x 1m dengan kedalaman 0,5 m dan untuk kolam
penampungan ukuran yang akan di buta yaitu 2m x 2m sedangkan untuk kedalamannya 1,5 m. Dinding
dari kolam tersebut di baluti dengan plastik ukuran tebal sehinga tidak jadi kebocoran dan tidak merusak
lumpur hasil pemboran tersebut.
d. Persiapan sumber air untuk pemboran
Untuk persiapan air untuk pemboran yaitu dari sungai atau anak sugai yang terdekat dari titik pemboran
dengan menggunakan pompa air suplai , namun jika tidak memungkinkan maka di siapkan bak
penampungan air atau tangki penyimpan air.
Yang terutama sekali dalam penempatan alat bor yaitu harus di letakan pada lokasi yang memadai untuk
alat tersebut dan ciptakan lingkungan pekerjaan yang rapi dan layak , sehinga pekerjaan menjadi lebih
nyaman dan nyaman.

3. Metoda Pemboran

Dalam rencana pemboran ini, mesin yang di gunakan yaitu mesin rotary drilling rings dan metoda
pemboran yang di gunakan yaitu metoda rotary-hydroulic dengan pengerak top driver.tujuan utama dari
pemboran ini yaitu untuk mendapatkan inti core .dan untk panjang core barel yaitu 1,5 m otomatis hasil
core yang di dapat juga 1,5 m .
Untuk pengangkatan core atau inti bor pada core barrel di gunakan tali kawat atau wireline core barrel
melalui lobang pipa dengan kabel sehinga core barrel terangkat ke atas dengan menarik kabel line tadi
setelah itu inti bor di ambil dan pemboran bisa di lanjutkan lagi.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pemboran ini adalah
• Perhatikan terus hasil dari pemboran tersebut yang mana bertujuan untuk mendapatkan informasi-
informasi dari pemboran tersebut , salah satunya yaitu melihat warna ,material dan yang lainya.
• Masalah penaganan core yang kurang baik
• Inklinasi lubang bor yang tidak sesuai dengan kemiringan lapisan
• Tekanan hydroulic tidak boleh terlalu ditekan, karena hal ini akan mengakibatkan patahnya inti bor,
selain itu jika tekanan terlalu besar, akan mengakibatkan deviasi lubang bor.
• Putaran dari stang bor jangan terlalu cepat tetapi juga jangan terlalu lambat. Jika terlalu cepat akan
mengakibatkan patahnya inti bor atau bahkan stang bor. Jika terlalu lambat juga tidak disarankan,
karena kemajuan dari pemboran akan lambat.
• Dan juga yang perlu di amati yaitu Core recovery yang mana di usahakan Total core recovery (TCR) nya
yaitu 90%

H. Penanganan Sample
untuk masalah penaganan sampel ini harus di lakukan dengan secermat mungkin karena apabila hal ini
terjadi kesalahan maka kemungkinan hal yang terjadi yaitu nya
• Kesalahan dalam penentuan kedalaman zona endapan
• Kesalahan dalam penentuan ketebalan endapan
• Kesalahan dalam penentuan kadar atau kualitas endapan
• Terjadinya salting yaitu terjadinya peningkatan kadar akibat masuknya material lain
• Terjadinya dilution yaitu terjadinya pengurangan kadar akibat masuknya pengotor

Dari kegiatan pemboran ini hal yang utama di perlukan yaitu inti bor atau inti core karna dari inti core ini
nantiknya bisa melakukan estimasi sumberdaya yang ada baik bersifat kualitatif maupun kuantitatif
serta juga bisa mendapatkan sebaran endapan tersebut . untuk penaganan sampel maka di perlukan
core box untuk penyimpanan sampel tersebut , karna sampel yang di dapat berupa silinder padat yang
panjang nya sampai 1,5 sehinga midah untuk patah atau hancur. Hal yang perlu di perhatikan dalam
penyimpanan sampel dengan core box yaitu pertama tiap core box haruslah di beri kode tiap satu
lubang bor dan tiap kedalaman lubang bor yang di ambil corenya sehinga memudahkan dalam
pendataan sampel dan penyimpananya atau pun dalam pengujian di laboratorium.

Gambar 20. Core Box

Untuk penaganan sampel hasil cutting yaitu dengan mgumpulkannya dalam kantong- kantog sampel
yang mana cutting di hitung tiap 1 m kedalaman peboran dan kantong sampel cutting tersebut di beri
tanda atau kode tiap- tiap sampel satu lubang bor dan kedalamannya.
Dalam penganbilan sampel ini mengunakan pola acak (random) sebab di sesuaikan dengan keadan
morfologi lingikungan memboran yang relative tidak datar dan ada permukaan yang terjal serta curam ,
tergantung pada titik pemborannya . Pola acak ini lebih memudahkan dalam pengambilan sampel.

I. Pengujian Geofisika

Informasi geofisika di interperetasikan berkaitan dengan pola-pola geologi seperti jenis batuan
,struktur ,urutan stratigrafi, dan mineralisasi bijih. Metoda geofisika bekerja berdsarkan kondisi atau
sifat fisik bahwah permukaan bumi .beberapa metoda logging yang di gunakan pada kegiatan ini yaitu

a. Log Spontanneous Potebtial ( SP )


Yaitu pencatatan perbedaan potensial antara elektrode tetap di permukaan dengan electrode yang
bergerak di dalam lubang bor.

Gambar 21. Contoh hasil Log SP


Kegunaan log ini yaitu untuk :
• mengidentifikasi lapisan-lapisan permeable
• memberikan indikasi kualitatif lapisan serpih
• menentukan nilai resistivitas air formasi
b. Log Gamma Ray
Log ini berupa kurva dimana kurva tersebut menunjukan besaran intensitas radioaktif yang ada dalam
formasi .
Adapun kegunaan gamma ray yaitu :
• Evaluasi kandungan serpih
• Menentukan lapisan permeable
• Evaluasi biji mineral yang mengandung unsure radioaktif
• Korelasi antar sumur
• Evaluasi lapisan mineral yang bukan radioaktif

Gambar 22. Contoh hasil Log Gamma Ray dan peralatan Gamma Ray

c. Log Calliper
Log ini berfungsi untuk mengetahui diameter lobang bor dan juga dengan log ini juga dapat
mengidentifikasi rekahan serta juga membedakan formasi keras dan lunak. Serta juga bisa menunjukan
lapisan endapan berharga di bawah permukaan tanah. Log caliper ini mengunakan sinar gamma.

Gambar 23. Contoh hasil Log Caliper dengan Log Density dan Log Neutron

Dalam log caliper ini ada terdapan kelemahanya maka dapat di imbangi atau di tutupi dengan Log
Density dan Log Neutron sehinga menghasilkan data yang lebih bagus dan sempurna. Log Density adalah
log yang menunjukan kurva besarnya densitas dari batuan yang di tembus lubang bor. Sedangkan Log
Neutron yaitu menembakkan partikel neutron berenergi tinggi ke dalam formasi secara teris menerus
dan konstan dari suatu sumber radioatif yaitu sinar gamma .

J. Perkiraan Estimasi Biaya

Untuk estimasi biaya dalam perencanaan pemboran ini sepertinya lumayan besar dana yang akan di
keluarkan oleh perusahaan yang akan melakukan kegiatan pemboran ini. Adapun langkah pertama
untuk melakukan estimasi biaya yaitu di tentukan dulu kira-kira berapa bulan kegiatan pemboran ini di
laukan dan berapa pekerja-pekerja yang terlibat dalam kegiatan pemboran ini , harga sewa alat berat
dozer , alat perangkat pemboran serta biaya tak terduga lainya.
a. Lama kegiatan penambangan
Berdasarkan jumlah rencana titik pemboran yaitu 33 titik dan untuk target 1 titik lubang bor di butuhkan
kira-kira 5 hari kurang lebih yang mana di dalamnya meliputi kegiatan ke lokasi titik
pemboran,pembersihan lahan,pendirian alat bor dan pembutan Base camp temporary dan lain-lainnya.

Jam kerja = 1 hari 8 jam,1 bulan 29 hari,1 tahun 12 bln


Jadi lama kegiatan pemboran untuk 33 titik = 33 x 5 hari = 165 hari = 5,67 bln
Di genapkan jadi 6 bulan.

b. Alat berat dozer


untuk peralatan dozer tidak perlu menyewa karna perusahaan telah ada alat berat sendiri (dozer) hanya
membutuhkan biaya perawatan dan minyak BBM
biaya kira-kira untuk 6 bln yaitu Rp 14.000.000 ,00 sudah di lakukan hitung-hitungan minyak BBM dan
perawatan termasuk Oli

c. Biaya pemboran
Untuk biaya pemboran di hitung berdasarkan per satu meter
Biaya pemboran per 1m yaitu Rp 50.000,00
Untuk 1 titik bor di perkirakan memiliki kedalaman 100 m pemboran
Maka 33 titik x 100 m = 3300 m
Biaya keseluruhan pemboran = 3300m x Rp 50.000 ,00 = Rp 165.000.000 ,00
Untuk biaya inti cor = Rp 70.000 di hitung setelah di ketahui jumlah inti cor yang di dapat dalam satuan
meter .
Untuk biaya pemboran ini nantiknya apa yang tertulis di kertas kemungkinan tidak sama seperti apa
yang kenyataan di lapangan. Ini bisa terjadi akibat kemungkinan beberapa factor salah satunya factor
keadan geologi dan lain-lainnya

d. Biaya pekerja
untuk biaya pekerja yaitu :
• Ahli geofisika biaya kontarak nya kira-kira untuk 6 bulan = Rp. 70.000.000
• Ahli geologi biaya kontarak nya kira-kira untuk 6 bulan = Rp. 60.000.000
• Ahli eksplorasi biaya kontarak nya kira-kira untuk 6 bulan = Rp. 70.000.000
• Super visor biaya kontarak nya kira-kira untuk 6 bulan = Rp. 40.000.000
• Mechanic biaya kontarak nya kira-kira untuk 6 bulan = Rp. 28.000.000
• Driller biaya kontarak nya kira-kira untuk 6 bulan adalah = Rp. 28.000.000
• Halpper yang bekerja kira-kira 6 orang dan gaji per hari Rp. 50.000 jadi biaya untuk 6 bulan = 174 hari x
Rp. 50.000 = Rp. 8.700.000
Jadi keseluruhan biaya pekerja selama 6 bulan adalah Rp. 322.700.000

e. Biaya konsumsi
Biaya konsumsi untuk 6 bulan kira-kira = Rp 35.000.000
f. Biaya tidak terduga
Untuk biaya tidak terduga kira-kira =Rp 20.000.000 selama 6 bulan pekerjaan di lapangan.

Jadi estimasi dan perkiraan biya keseluruhan adalah : biya BBM dan perawatan serta oli untuk 6 bulan +
biaya pemboran + biaya pekerja selama 6 bulan + Biaya konsumsi selama 6 bulan + biaya tak terduga =
Rp 14.000.000 + Rp 165.000.000 + Rp. 322.700.000 + Rp 35.000.000 + Rp 20.000.000 
= Rp 556.700.000 ,00
Total estimasi biaya keseluruhan yaitu Rp 556.700.000 ,00 

Total biaya keseluruhan yang berdasarkan hitung - hitungan di atas kertas ini hanyalah perkiraan atau
hanya biaya kotornya saja , dan kemungkinan nantiknya pada kenyataan di lapangan tidak sesuai
dengan perkiraan estimasi biaya ini. Namun kemungkinan besar biaya kenyataan nantik di lapangan
mungkin tidak jauh dari hitung-hitungan perkiraan estimasi biaya ini, dan sebaiknya nantik setelah
kegiatan pemboran ini selesai, di lakukan lagi hitung-hitungan estimasi biayanya sehinga lebih jelas dan
bisa di lihat dana tepat sasaran atau tidak. Maka dari pada itu di lakukanlah perhitungan perkiraan biaya
estimasi selama kegiatan pemboran ini untuk meminimalisir hal-hal yang tidak di inginkan tersebut.

http://richozoa.blogspot.com/2011/03/makalah-pemboran.html

http://eprints.undip.ac.id/34326/3/1965_PRELIMINARY.pdf

SISTEM PEMBORAN
Filed under: umum — Tinggalkan Komentar

2 Januari 2011

Metode pemboran yang digunakan bergantung kepada asumsi letak dan ketebalan
target yang akan di bor berdasarkan pada informasi atau data yang permukaannya
diperoleh, dengan melakukan pemboran, maka dapat dievaluasi kembali konsep  dan
prediksi geologi (Interpretasi) yang telah ada sebelumnya (Data Geologi). Pembuatan
lubang secara vertikal digunakan untuk kondisi dimana zona mineralisasi diperkirakan
pada kedalaman yang dangkal.
Metode pemboran dipakai tidak terlepas dari beberapa faktor utama terhadap endapan
yang akan di eksploitasi. Diantaranya adalah litologi dan struktur geologi serta biaya
dan waktu yang tersedia disamping itu pula ketrampilan opertaor bor. Metode yang
dipakai pada kegiatan ekplorasi PT. Antam unit Geomin adalah Single Drill,
dikarenakan endapan yang dicari adalah Nikel Laterit, yang kita tahu bahwa endapan
Nikel Laterit kekerasannya tidak terlalu keras atau lunak (3-4).
Pemboran dilakukan untuk dapat menentukan batas (outline) dari beberapa endapan
dan juga kemenerusan dari endapan tersebut yang berfungsi untuk perhitungan
cadangan. Metode pemboran yang akan digunakan bergantung pada akses
permukaan. Lubang bor pertama digunakan untuk proyeksi dip dan anomali bawah
permukaan. Pada daerah yang tidak mengalami kendala akses, pola pemboran yang
digunakan adalah persegi panjang dan bentuk teratur. Program berikutnya
direncanakan setelah melihat hasil dari sejumlah lubang bor pada daerah target.
 
 
 
3.1.3 Tipe Alat Bor Yang di Pakai
Perencanaan pemboran yang akan dilaksanakan pada dasarnya harus memperhatikan
hal-hal yang berkaitan dengan jalannya aktifitas. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi dalam pemilihan tipe atau model alat bor, yaitu:
1)     Tujuan dari pemboran
2)     Topografi dan geografi (Keadaan Medan, Sumber Air)
3)     Litologi dan struktur geologi (Kedalaman Pemboran, Pemilihan Mata Bor)
4)     Biaya dan waktu yang tersedia
5)     Peralatan dan ketrampilan
Dilihat dari faktor yang mempengaruhi pemilihan alat bor diatas, maka PT. ANTAM
Tbk. Unit Geomin menggunakan alat bor tipe TDC 1 dan YPM 05, yang dipakai untuk
kegiatan pemboran di Pulau Pakal, sedangkan di daerah Mornopo sendiri kegiatan
pemboran saat ini dikerjakan oleh kontraktor pemboran                CV. KASAM yang
bekerjasama dengan PT. Antam Tbk, unit Geomin. CV. KASAM juga memiliki beberapa
alat bor dengan sistim kerja Hydrolic, sebanyak 16 unit, namun yang dioperasikan
hanya 10 unit.
Tipe-tipe alat tersebut adalah: TDC I, YPM 05, OE 2L, KOKEN, TOHU dan TONEY. Tidak
ada perbedaan yang menonjol dari keenam tipe alat diatas hanya saja pada ukuran alat
tersebut.
3.1 Strategi Penentuan titik bor
Adapun jarak antara lubang bor yang satu dengan yang lain telah ditetapkan atau di
plot oleh tim pengukuran dengan diberi tanda patok. Proses aktifitas pengeboran pada
awalnya dilakukan dengan jarak atau spasi 500 m, kemudian bila hasilnya diharapkan
ada maka spasinya lebih diperkecil hingga 100 m. Pada jarak atau spasi 100 m ini,
analisa kadar dari hasil pemboran baik dilihat secara megaskopis atau uji laboraturium
terindikasi kadarnya tinggi maka dilanjutkan terus hingga pada spasi 12,5 m.
Temuan dilokasi, aktifitas pemboran yang dikerjakan baru pada jarak atau spasi 50 m
yaitu pada daerah transit, sedangkan pada lokasi mornopo (MBT/Mining Blok Test)
yang telah ditambang untuk perbandingan analisis kadar hasil pemboran dengan kadar
hasil penambangan awalnya dikerjakan pemboran dengan spasi 12.5 m.
Spasi lubang bor didasarkan pada antisipasi ukuran target atau pengalaman
sebelumnya terhadap endapan yang sejenis dari sejumlah kegiatan pemboran dilokasi
tersebut. Lokasi pemboran dan orientasi titik bor selanjutnya didasarkan pada sukses
pemboran pada lubang pertama. Apabila pemboran awal tidak memberikan keyakinan
geologi yang pasti maka target lain harus dicoba dan masih dalam wilayah kontrak
perusahan. Suatu endapan paling tidak sudah didefinisikan arah kemenerusan dan
zona mineralisasinya. Spasi lubang bor bergantung pada tipe mineralisasi dan arah
kemenerusan tipe.
Pada rencana kerja pemboran yang dibuat, telah ditentukan Blok-blok mana yang
didahulukan untuk kegiatan pemboran selanjutnya. Hal ini berkaitan dengan hasil
analisis kadar pada pemboran spasi sebelumnya, sebagai contoh pada  Mornopo.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
5.2.3          Analisa BiayaPemboran
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi jumlah biaya dalam pemboran Yaitu :
1.     Personil (crew)
2.     Teknik pemboran yang digunakan
3.     Peralatan yang dipakai
4.     Lokasi dan kondisi daerah.
-        Faktor-faktor yang berkaitan dengan personil (crew) meliputi :
1.     Kemampuan Teknis
2.     Kemampuan fisik
3.     Kemempuan menajemen
4.     Kemampuan bersosialisasi
-        Faktor peralatan yang digunakan dan metode pemboran
Dalam pekerjaan pemboran, peralatan dan metode pemboran yang dipilih sangat
sangat mempengaruhi jumlah biaya yang akan digunakan. Adapun peralatan dan
metode pemboran yang digunakan sangat dipengaruhi oleh beberapa hal, berikut :
1.     Kondisi Geologi (Formasi Yang Ada)
2.     Besar lubang yang direncanakan
3.     Kedalaman Pemboran
4.     Keahlian Kru Bor dalam mengoperasikan alat
-        Lokasi dan kondisi daerah
Kondisi lokasi pekerjaan pemboran mempunyai pengaruh yang sangat penting
terhadap jumlah biaya yang dibutuhkan. Yaitu sebagai berikut :
1.     Keadaan topografi daerah pemboran ( Ketersediaan jalan untuk trnsport)
2.     Kondisi Medan (jenis transportasi yang ada seperti darat, laut dan sungai)
3.     Sarana pendukung yang ada pada daerah lokasi ( sarana trnsport yang ada,
material).
Faktor-faktor yang mempengaruhi biaya pemboran tersebut diatas dapat dibedakan
menjadi 2(dua) yaitu :
 
-        Faktor biaya yang dapat diubah (variable Factor)
Yang meliputi :
a.      Kemampuan mesin
b.     Kemampuan personil
c.      Sifat lumpur bor
d.     Jenis mata bor.
-        Faktor yang tidak dapat diubah (fixed factor)
Yang meliputi :
a.      Kekerasan Batuan
b.     Type dan tekanan pori formasi
 
 
1. Pengontrolan Biaya Pemboran
Untuk mencegah agar biaya pemboran tidak melebihi target yang direncanakan
(rencana Anggaran biaya), maka perlu adanya beberapa perencanaan, pengawasan dan
analisa sebelum pekerjaan dimulai atau saat pemboran dilakukan. Bebrapa
pengontrolan yang dapat dilakukan. Adalah sebagai berikut :
-        Perencanaan yang baik terdiri atas :
a.      Penganalisisan sasaran pemboran dan merumuskan hal-hal yang harus
dikerjakan untuk mencapai sasaran.
b.     Memutuskan siapa yang akan dipilih untuk mengerjakan tugas dan
menginstruksikan bagaimana dan kapan tugas itu mesti dikerjakan.
 
 

Jumlah
No. Uraian Satuan Volume Harga (Rp)
(Rp)

Transportasi
   
Mobilisasi, Demobilisasi Is
  - - -
I. dan perpindahan  antar
Is -    
lokasi alat bor
1.   2  x  0,5 - -
Material
  Orang 2  x  0,5    
Personil :
2. Orang - -
a.  Udara
3. - -
b.  Darat

Jumlah  I.

II. Persiapan dan Pemboran

1. Persiapan lapangan
a.  Pemasangan balok Lokasi 1      x     1 - -
 
landasan Lokasi 1       x     1 - -
 
  b.  Pengesetan mesin dan
  lokasi
 
  Pemboran  pilot dia. 6” – Jumlah II.1               -
2. 8”
  a.    0      -      50 Metrer 1      x      50 - -
  b.   50     -      100 Metrer 1      x      50 - -
  c.  100    -      150 Metrer 1      x      50 - -
  d.  150    -      200 Metrer 1      x      50 - -
 
  Logging Jumlah II.2 -
3.
a.       Resistivity Metrer 1      x      200 - -
b.       SP Metrer 1      x      200 - -

Jumlah II.3 -
Reaming Dia.  10”  -  12”
a.    0      -      50
b.   50     -      100 Metrer 1      x      50 - -
c.  100    -      150 Metrer 1      x      50 - -
  Metrer 1      x      50 - -
  d.  150    -      200
Metrer 1      x      50 - -
 
  Sub Jumlah II.4 -
 
4. Jumlah  II -

Konstruksi dan Devolopmen Metrer 1     x       60 - -


Metrer 1    x    116 - -
Pengadaan dan Metrer 1    x      48 - -
pemasangan material Metrer 1    x      24 - -
a.    Pipa dia. 6” Buah 1     x      1 - -
III. b.    Pipa dia. 4” Buah 1      x      3 - -
c.    Pipa piezometer dia. Buah 1     x        1 - -
1. 1” m³ 1     x       6 - -
  d.    Screen dia. 4” Low Lubang 1     x       1 - -
  carbon
  e.    Reducer dia. 6” –  4” Sub Jumlah III. 1 -
  f.     Centralizer
  g.    Plenes + tutup 6”
  h.    Gravel
  i.     Gruting cement
2.   Jam 1      x      12 - -
  Jam 1      x      12 - -
Pembersihan sumur Jam 1      x      12 - -
a.    Pengocokan mekanis
b.    Water Jetting
c.    Over pumping

Sub Jumlah III. 2


 
Uji pemompaan
  a.    Recovery test Jumlah  III
IV. b.    Analisa air
   
Jam 1      x      12 - -
Sample 1      x      2 - -
Laporan Jumlah  IV. -
a.       Laporan 
Pemdahuluan
b.       Laporan  bulanan Eksplorasi 0,07   x   6 - -
  c.       Laporan kemajuan Eksplorasi 0,47   x   6 - -
d.       Laporan  akhir Eksplorasi 1   x   6 - -
V.   Eksplorasi 0,07   x   10 - -

Jumlah  V. -

TOTAL BIAYA (I + II + III + IV + V) -


(Devis i Bor, PT. ANTAM Tbk. Unit Geomin ; 2002)
Tabel, 5.2.3
Contoh Rencana Anggaran Biaya Pemboran
Untuk perhitungan core recovery pada tiap lubang bor 90 – 100 % adalah perolehan
sample yang baik. Jika core recovery kurang dari 90 % maka dilakukan pemboran ulang
dengan cara titik bor geser searah dengan line ± 0,5 m.
Berikut adalah contoh perhitungan core recovery yang sesuai target dan tidak sesuai
target :
a.   Hitungan Core Recovery yang sesuai terget
Jika lubang bor yang kedalaman (panjang penetrasi bor) adalah 25 m, dengan
perolehan panjang core 24 m. Maka Core Recovery adalah  :
Panjang core yang diperoleh
Core Recovery      =                                                    x 100 %
Panjang penetrasi bor
24 m
=                  x  100 %
25 m
=    96 %
b.   Hitungan Core Recovery yang tidak sesuai terget
Jika lubang bor yang kedalamannya 25 m dengan perolehan panjang core 22 m. Maka
Core Recovery adalah :
24 m
Core Recovery      =                   x  100 %
25 m
=          88  %
http://lelilef.wordpress.com/2011/01/02/569/

Anda mungkin juga menyukai