Anda di halaman 1dari 8

Pengertian Qalqalah Menurut bahasa dan istilah

Qalqalah secara bahasa berarti gerak, getaran suara, memantul, mengeper. Sedangkan secara istilah
adalah membunyikan dengan suara yang berlebih dari makhraj hurufnya. Qalqalah berlaku bila huruf
qalqalah itu mati, atau mati karena waqaf (dihentikan). Qalqalah Jika kita baca, bunyinya tidak terus
menghilang, melainkan masih terdengar perlahan-lahan.
1. Pengertian Qalqalah Sughra ( ‫)قلقله صغرى‬
Sugra artinya kecil. Qalqalah sugra terjadi apabila huruf qalqalah itu mati (sukun) pada kata asalnya
(pada umumnya terletak ditengah-tengah kata). Cara membaca Qalqalah tersebut yaitu dengan
pantulan tidak terlalu kuat.
Contohnya :
‫ َي ْدع ُْو َن‬- ‫َي ْق َطع ُْو َن – َي ْط َمع ُْو َن – َي ْب ُغ ْو َن – َيجْ َعلُ ْو َن‬
2. Pengertian Qalqalah Kubra ( ‫)قلقله كبرى‬
Kubra artinya besar. Qalqalah kubra, terjadi apabila huruf qalqalah yang mati bukan pada asalnya.
Huruf itu mati karena dihentikan atau diwaqafkan dan berada pada akhir kata. Cara membacanya
harus lebih mantap dengan memantulkan suara dengan pantulan yang kuat.
Contoh :
)2( َ‫اخلَق‬ َ ‫) ِم ْن َشرِّ َم‬1( ‫ قُاْل َع ُْو ُذ ِبر ِّباْل َفلَ ِق‬: ‫ق‬
Gimana sahabat iqbal sudah bisakah memahami tentang hukum bacaan qalqalah sugra dan qubra?
Nah semoga bermanfaat ya dan bisa di amalkan ketika membaca al-qur'an
Nun Iwad adalah nun yang diletakkan sebagai ganti atas sesuatu. Nun iwad sesunggunya tanwin,
karena ia dibaca nun, meski secara tulisan tidak ada.

1. Iwadh dari jumlah. Contoh


‫قمنا و حينئ ٍذ سافرنا‬
Kami berdiri lalu kami pergi
Jumlah lengkapnya:
‫قمنا وحين قمنا سافرنا‬
Kami berdiri setelah kai berdiri lalu kami pergi
Jadi ‫حينئ ٍذ‬Izdin sebagai ganti dari jumlah ‫قمنا‬

2. Iwadh atas kalimat. Iwad seperti ini terletak setelah kata ‫كل‬
Contoh:
‫ك ٌّل قائ ٌم‬
Semua (orang) berdiri
Nun iwadh di sini sebagai ganti atas kalimat yang sesuai. Aslinya (contoh)
‫ك ُّل إنسان قائ ٌم‬.
Hanya saja, kata ‫ إنسان‬dibuang dan dicukupkan dengan tanwin saja.
3. Iwadh dari huruf yang terletak pada isim manqus yang mamnu minasharf. Contoh: ‫(جوار‬jawarin)
ٍ
Aslinya ‫( جواري‬Jawariyu). Sebagai ganti dari huruf ya tadi, ditanwinlah ia. Karena jika tetap ada,
serasa berat di lidah. Untuk meringankan bacaan, ia dibuang dan diganti dengan tanwin. Jadinya
jawarin

Idgham Mutajanisain Lengkap

Di dalam bab Idgham secara umum (dalam kitab tajwid pada umumnya), terdapat pembagian
menjadi 3 jenis idgham yaitu Idgham Mutamatsilain, Idgham Mutajanisain, dan Idgham
Mutaqaribain
Pada artikel kali ini akan membahas mengenai Idgham Mutajanisain secara lengkap. Pembahasan
Idgham Mutajanisain di sini tidak jauh berbeda dengan apa yang pada buku-buku tajwid pada
umumnya, hanya saja terdapat beberapa tambahan yang diharapkan dapat menambah wawasan.

Secara singkat, yang akan dibahas dalam artikel ini adalah mengenai pengertian Idgham
Mutajanisain secara lengkap, kelompok huruf mutajanisain, dan bagaimana contoh-contoh dari
Idgham Mutajanisain. Langsung saja. Berikut ulasannya.

Membedah Pengertian

Secara bahasa, Idgham Mutajanisain terdiri dari 2 kata yakni Idgham dan Mutajanisain. Idgham
artinya memasukkan, sedangkan Mutajanisain artinya 2 huruf yang sejenis. Dilihat dari segi bahasa,
Idgham Mutajanisain adalah memasukkan 2 huruf yang sejenis.

Apa yang dimaksud dengan 2 huruf yang sejenis? Mengenai pengertian Mutajanisain secara rinci,
adalah 2 huruf yang sama makhraj (tempat keluar) nya namun berbeda sifat-sifatnya. Pengertian
Mutajanisain inilah yang paling populer dan dipakai.

Terdapat satu pendapat lain mengenai makna Mutajanisain. Seperti yang dikutip dari kitab "Ghayat
al-Murid", pengertian Mutajanisain ada dua. Yang pertama sudah disinggung sebelumnya. Yang
kedua adalah 2 huruf yang berbeda makhraj tetapi sama sifat-sifatnya.

Dari sini, kita akan lebih fokus pada pengertian Mutajanisain yang pertama (2 huruf yang sama
makhraj tetapi berbeda sifat) karena ini yang lebih populer dan sering dipakai di dalam kitab-kitab
tajwid pada umumnya.

Secara istilah ilmu tajwid, Idgham Mutajanisain adalah memasukkan 2 huruf yang sejenis (sama
makhraj beda sifat), dimana huruf pertama sukun dan huruf kedua hidup. Demikian pengertian
Idgham Mutajanisain yang biasa ada pada buku-buku tajwid.

Apabila kita urai lebih lanjut, pengertian Idgham Mutajanisain sejatinya hanya ada pada kalimat
"memasukkan 2 huruf yang sejenis (sama makhraj beda sifat)", lalu dari mana tambahan pengertian
"huruf pertama sukun dan huruf kedua hidup"?

Dalam kitab-kitab tajwid, pemaknaan kalimat "huruf pertama sukun dan huruf kedua hidup" diambil
dari kata Shaghir (artinya kecil), sehingga nama lengkap dari hukum bacaan Idgham Mutajanisain
adalah Idgham Mutajanisain Shaghir.

Lalu kenapa tambahan nama Shaghir dihilangkan? Kemungkinan ada 2 hal. Pertama untuk
memudahkan pembelajar ilmu tajwid. Kedua, karena dalam bacaan (riwayat Hafsh) yang dipakai di
Indonesia jarang menggunakan jenis Idgham lain yaitu Idgham Kabir atau Idgham Muthlaq, dan lebih
banyak memakai Idgham Shaghir.

Huruf-huruf Mutajanisain
Dari pengertian di atas, kita mengerti bahwa huruf mutajanisain adalah 2 huruf yang sama makhraj
namun berbeda sifat-sifatnya. Lalu apa saja huruf-huruf yang, bisa dikatakan, masuk dalam kategori
Mutajanisain?

Dalam buku-buku tajwid yang beredar, secara jelas, singkat, dan padat dipaparkan ada 3 kelompok
huruf. Namun sebelum masuk ke sana, jika kita mempelajari ilmu makharijul huruf, maka akan ada
beberapa kelompok yang masuk dalam kategori Mutajanisain (sama makhraj beda sifat)

Kelompok Ke-1
‫ءه‬
Kelompok Ke-2
‫حع‬
Kelompok Ke-3
‫خغ‬
Kelompok Ke-4
‫تدط‬
Kelompok Ke-5
‫ثذظ‬
Kelompok Ke-6
‫جشي‬
Kelompok Ke-7
‫صزس‬
Kelompok Ke-8
‫بمو‬

Total terdapat 8 kelompok huruf yang masing-masing sama makhraj tetapi beda sebagian sifat-
sifatnya. Lalu dari ke-8 kelompok huruf di atas, dalam riwayat Hafsh, yang dibaca Idgham hanya ada
3 kelompok. Lalu kemudian dipersempit dari 9 huruf menjadi 8 huruf saja. Yaitu

Kelompok Ke-1
‫تدط‬
Kelompok Ke-2
‫ثذظ‬
Kelompok Ke-3
‫بم‬

Contoh-contoh

Di dalam al-Quran, contoh-contoh Idgham Mutajanisain tidak begitu sering ditemukan. Biasanya,
huruf kedua dari hukum bacaan Idgham Mutajanisain diberi tambahan tanda tasydid, yang
menandakan cara bacanya dimasukkan ke dalam huruf kedua (sesuai dengan praktek Idgham
Mutajanisan).

Apabila ada contoh Idgham Mutajanisain yang huruf keduanya tidak diberi tanda tasydid, maka cara
membacanya masuk kategori Idgham Naqish. Berbeda dengan yang memakai tasydid maka cara
membacanya Idgham Kamil. (Lebih jelasnya, talaqqi)
Berikut ini, kita akan melihat contoh-contoh pasangan huruf Idgham Mutajanisan dan apa contoh-
contoh nya yang ada dalam al-Quran. Berikut contoh-contohnya diurutkan sesuai urutan
kelompoknya :

1. Contoh Kelompok Pertama :

Dalam contoh huruf Mutajanisain kelompok pertama ini, urutan huruf apa bertemu huruf apa tidak
begitu penting. Ada beberapa pasangan huruf yang tidak terdapat dalam al-Quran. Namun,
pasangan huruf kelompok pertama cukup banyak.

Huruf (‫ )ت‬bertemu (‫ )د‬QS Al-A'raf : 189


َ ‫َفلَمَّا أَ ْث َقلَت َّد َع َوا هَّللا‬

Huruf (‫ )ت‬bertemu (‫ )ط‬QS Ali Imran : 72


ِ ‫َو َقالَت َّطا ِئ َف ٌة مِّنْ أَهْ ِل ْال ِك َتا‬
‫ب‬

Huruf (‫ )د‬bertemu (‫ )ت‬QS Al-A'raf : 44


‫َف َه ْل َو َجد ُّتم مَّا َو َع َد َر ُّب ُك ْم‬

Huruf (‫ )د‬bertemu (‫)ط‬


Tidak ada dalam al-Quran

Huruf (‫ )ط‬bertemu (‫ )ت‬QS Al-Maidah : 28


َ ‫لَئِن َب َسطتَ إِلَيَّ َي َد‬
‫ك‬

Huruf (‫ )ط‬bertemu (‫)د‬


Tidak ada dalam al-Quran

2. Contoh Kelompok Kedua :

Dalam contoh huruf Mutajanisain kelompok kedua ini, urutan huruf apa bertemu huruf apa juga
tidak begitu penting. Ada banyak pasangan huruf yang tidak terdapat dalam al-Quran. Sehingga
pasangan huruf kelompok kedua ini cukup ada 2.

Huruf (‫ )ث‬bertemu (‫ )ذ‬QS Al-A'raf : 176


ٰ
َ ِ‫َي ْل َهث ۚ َّذل‬
‫ك َم َث ُل ْال َق ْو ِم‬

Huruf (‫ )ث‬bertemu (‫)ظ‬


Tidak ada dalam al-Quran

Huruf (‫ )ذ‬bertemu (‫)ث‬


Tidak ada dalam al-Quran

Huruf (‫ )ذ‬bertemu (‫ )ظ‬QS An-Nisa : 64


َ ‫إِذ َّظلَمُوا أَنفُ َس ُه ْم َجاء‬
‫ُوك‬

Huruf (‫ )ظ‬bertemu (‫)ث‬


Tidak ada dalam al-Quran

Huruf (‫ )ظ‬bertemu (‫)ذ‬


Tidak ada dalam al-Quran
3. Contoh Kelompok Ketiga :

Dalam contoh huruf Mutajanisain kelompok ketiga ini, urutan huruf apa bertemu huruf apa sangat
penting. Jika dibalik, maka bukan hukum bacaan Idgham Mutajanisain yang muncul. Melainkan
hukum bacaan Ikhfa Syafawi.

Huruf (‫ )ب‬bertemu (‫ )م‬QS Hud : 42


‫َيا ُب َنيَّ ارْ َكب َّم َع َنا‬

Huruf (‫ )م‬bertemu (‫)ب‬


Hukum bacaan Ikhfa Syafawi

Jadi, kesimpulannya pasangan huruf Idgham Mutajanisain yang ada dalam al-Quran ada 7 pasangan
huruf, yaitu : (‫ )ت‬bertemu (‫)د‬, (‫ )ت‬bertemu (‫)ط‬, (‫ )د‬bertemu (‫)ت‬, (‫ )ط‬bertemu (‫)ت‬, (‫ )ث‬bertemu (‫)ذ‬, (‫)ذ‬
bertemu (‫ )ظ‬, dan (‫ )ب‬bertemu (‫)م‬.

Demikian uraian lengkap mengenai Idgham Mutajanisain. Semoga bermanfaat. Silahkan beri
komentar untuk bertanya atau memberi saran positif. Terima kasih. Wallahu a'lam.

Pengertian Mad Iwad

Pengertian mad secara bahasa adalah panjang, sedangkan iwad menurut bahasa artinya pengganti.
Secara istilah mad iwad ialah berhenti (bacaan) pada tanwin fathah di akhir kalimat (Hidayatul
Mustafiq; Halaman 15).

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa yang dinamakan dengan mad iwad adalah bacaan
panjang pada akhir kata (kalimat) sebagai ganti dari suara tanwin fathah yang tidak lagi berbungi lagi
karena bacaan diwaqofkan.

Tanwin fathah yang dimasksudkan adalah tanwin fathah yang tidak terletak pada ta’ marbutohoh (‫)ة‬.
Sedangkan untuk tanwin fathah yang terletak pada la marbuthoh hukumnya bukan mad iwad,
alasannya karena bila ta’ marbuthoh tersebut di waqofkan, suara berubah menjadi ha’ tanpa mad.

Contohnya;

‫ رحمة‬dan ‫جنة‬

Dalam Kitab Nihayatul Qoulil Mufid menyebutkan bahwa yang dinamakan dengan Madd Iwad adalah
Hah’ Dhomir ‫ ـه‬yang mengganti tempatnya Ya’ (‫ )ي‬yang dibuang karena jazem (Istilah dalam Ilmu
Nahwu) , misalnya adalah

‫( نولىه‬Nuwalliha) Dibuang Ya’nya menjadi ‫(نوله‬Nuwaliha)

Ketika masih ada Ya’nya, bacaan pendek. Akan tetapi ketika Ya’nya dibuang, Ha’nya menjadi
panjang. Inilah Definisi Mad Iwan menurut Kitab Nihayatul Qoulil Mufid. Oleh karena itulah madd
iwan ini dibagi menjadi dua, yaitu;
Jenis-Jenis Mad Iwad dan Contohnya

Mad Iwad Tanwin


‫كا َ َن فاَسِ قاًـ‬

Mad Iwad yang Dibuang


‫ نولىه‬Dibaca ‫نوله‬

Contoh Mad Iwad dalam Al-Qur’an

Demikianlah pembahasan mengenai “Mad Iwad” Pengertian dan Contoh [Lengkap]. Semoga dapat
bermanfaat bagi setiap pembaca yang sedang mencba memhami tentang Hukum Tajwid, khususnya
mengenai “Mad Iwad” ini. Trimakasih, jangan lupa baca juga artikel tajwid lainnya;

Pengertian Mad Arid Lissukun

Mad Arid Lissukun merupakan satu dari 13 bagian dari hukum Mad Far’I, seperti halnya Mad Jaiz
Munfashil dan juga Mad Mutthashil, faktor utama untuk menghafal [mengingat] dari hukum Mad
Arid Lissukun yaitu Hukum Mad Thobi’i.

Mad Arid Lissukun yaitu cara untuk memanjangkan suatu bacaan ketika berhenti [wakof] – baik
berhenti di akhir ayatu ataupun juga di tengah ayat Al Qur’an . Berhenti membaca [memutuskan
bacaan Al Qur’an] di tengah ayat disebabkan karena terpaksa disebut dengan WAQOF IDHTHIRARI,
dan berhenti membaca Al Qur’an pada tengah-tengah ayat ketika pertemuan huruf Mad Arid
Lissukun, bukanlah termasuk waqof yang jelek, dan bukanlah waqof yang bisa merusak akan arti
( Waqof Qobih / ‫) وقف قبيح‬. Insya Allah, nantinya akan kami bahas dengan lebih detil pada saat
pembahasan pembagian wakof ( ‫) وقف‬.

Mad maknanya adalah panjang bacaan


Arid maknanya adalah yang bertemu
Lis artinya karena
Sukun berarti mati
Hukum Mad Arid Lissukun terjadi ketika ada huruf Mad Thobi’i ( ‫) ـــــَـــــــ ا ; يْ ـــــــِــــــ ; ْو ـــــــُـــــــ‬
ketemu dengan huruf hijaiyah (hidup) berharokat Fathah, Kasra, Dhammah Fathatain, Kasratain, dan
Dhammatain ( ‫ ) ـــــَـــــــــِــــــــُـــــــــــــًــــــــــــٍـــــــــــٌــــــ‬dan ini ada dalam satu kata/kalimat.

Cara Membaca Mad Arid Lissukun

Panjang bacaan dari Mad Arid Lissukun adalah boleh 1 alif [2 harokat], 2 alif [4 harokat], atau pun 3
alif [6 harakat].
Cara membaca dari Mad Arid Lissukun yaitu dipanjangkan dulu huruf hijaiyah Mad Thobi’i-nya,
setelah itu huruf hijaiyah yang terakhir tersebut mengunci bacaan [dimatikan] atau tidak boleh
didengungkan.

Contoh Mad Arid Lissukun

‫َتعْ لَم ُْو َن‬

tulisan aslinya ta’lamuuna, karan waqof cara membacanya adalah ta’lamuuuuuun

‫مُسْ َتقِي ٍْم‬

tulisan aslinya mustaqiimin, karan waqof cara membacanya adalah mustaqiiiiim

َ ‫اَب ُْو‬
‫ك‬

tulisan aslinya abuuka, karan waqof cara membacanya adalah abuuuuuuk

ِ َ ‫عِ َقا‬
‫ب‬

tulisan aslinya ‘iqoobi, karan waqof cara membacanya adalah ‘iqoooooob

INGAT!

Huruf yang berada paling akhir tersebut mengunci bacaannya (dimatikan), dan tidak boleh
dihidupkan ataupun didengungkan. Hal ini berbeda apabila di atas huruf paling akhir tersebut
terdapat tanda Tasydid, maka hokum yang berlaku yaitu Hukum Mad Lazim Kilmi Mutsaqqal.

Contoh bacaan Mad Arid Lissukun di dalam Al-Quran

1.Surat Al Fiil Aya 1

surat al fiil ayat 1

2. Surat At Tin Ayat 2

surat at tin ayat 2

3. Surat Al Jathiyah Ayat 16

surat al jathiyat ayat 16

Ketika kita membaca suatu ayat di dalam Al Qur’an, kemudian kita ingin berhenti di tengah jalan
sebab terpaksa , misalnya disebabkan karena kita kehabisan nafas, maka ada beberapa hal yang
harus kita ketahui yaitu :

Hukum Mad Arid Lissukun tidaklah berlaku ketika terjadi pertemuan antara Mad Thobi’i dengan
huruf hijaiyah Alif dan juga Hamzah.
Jika Mad Thobi’i ketemu dengan huruf hijiayiah Alif, maka hokum yang berlaku yaitu Hukum Mad
Jaiz Munfashil. Di materi sebelumnya telah dibahas, bahwa kita haruslah berhati-hati pada saat ingin
berhenti [waqof] di hukum Mad Jaiz Munfashil, meskipun itu dalam kondisi yang terpaksa, sebab ini
bisa merubah arti dari bacaan.
Apabila mad thobi’I ini ketemu dengan huruf hijaiyah Hamzah, maka hokum yang berlaku yaitu
waqof [berhenti] dengan menggunakan cara Mad Wajib Muttashil. Walaupun sama-sama 6 harakat
[3 alif], yang menjadikan pembeda yaitu hukum Mad yang dipakai. Mad Arid Lissukun boleh dibaca
dengan panjang 2, 4, atau 6 harakat, sedangkan Mad Wajib Mutthashil haruslah 6 harakat.

Bacaan Isymam dan Penyebabnya.


Salah satu bacaan gharib atau musykilat dalam Al-Qur'an adalah isymam. Dalam postingan kali ini
saya akan memaparkan isymam mulai dari pengertian, contoh, penyebab dan juga isymam dari
berbagi qiraat selain qiraah Imam 'Ashim.

Isymam secara bahasa artinya menggabungkan, memadukan atau mencampurkan. Adapun menurut
istilah adalah:
‫س‬ ٍ ‫ت َو ِب َغي ِْر َت َن ُّف‬ َّ ‫ار ًة ِبال‬
َ ‫ض ِّم ِب َغي ِْر‬
ٍ ‫ص ْو‬ ِ ‫ْن ب َُع ْي َد اإْل ِسْ َك‬
َ ‫ان إِ َش‬ ِ ‫ض ُّم ال َّش َف َتي‬
َ
Artinya: menghimpun dua bibir untuk mengiringi huruf yang sukun sebagai isyarat dhammah dengan
tanpa suara dan nafas.
Dalam qira’ah riwayat Hafsh, Isymam hanya terdapat pada kata ( ‫ )اَل َتأْ َم َّنا‬pada surat Yusuf ayat 11:
َ ‫ك اَل َتأْ َم َّنا َعلَى ي ُْوس‬
‫ُف َوإِ َّنا لَ ُه لَ َناصِ ح ُْو َن‬ َ َ‫َقالُوا َيا أَ َبا َنا َما ل‬
Apabila kita membaca ayat ini dan sampai pada kata ( ‫)اَل َتأْ َم َّنا‬, maka di tengah-tengah dengung nun
bertasydid bibir kita dihimpun/dimoncongkan seakan-akan melafalkan dhammah.
Penyebab diberlakukan isymam karena kata ( ‫ )اَل َتأْ َم َّنا‬berasal dari (‫ )اَل َتأْ َم ُن َنا‬dengan dua nun. Dalam
rasm utsmani ternyata kata ini hanya ditulis dengan satu nun yang bertasydid. Untuk itu, cara
membaca kata ini dengan memadukan keduanya, yakni bunyinya seperti di tulisan rasm utsmani tapi
bibirnya seperti melafalkan ( ‫)اَل َتأْ َم ُن َنا‬.

Alasan lainnya adalah agar tidak ada kesalahfahaman. Ditakutkan ada anggapan bahwa ( ‫ )اَل‬pada ayat
tersebut adalah “nahi” yang fungsinya untuk melarang dan artinya “jangan”. apabila dianggap
sebagai nahi maka nun yang pertama harus disukunkan dan menjadi ( ‫ )اَل َتأْ َم ْن َنا‬dan diidghamkan
menjadi (‫)اَل َتأْ َم َّنا‬. Kata pada ayat tersebut berfungsi sebagai “nafi” yang fungsinya untuk memberikan
arti “tidak”. Sehingga terjemah surat Yusuf ayat 11 adalah:
“Mereka berkata: “Wahai ayah Kami, apa sebabnya kamu tidak mempercayai Kami terhadap Yusuf,
Padahal Sesungguhnya Kami adalah orang-orang yang mengingini kebaikan baginya”.
Adapun dalam qira’ah Imam Ibnu Amir riwayat As-Susy, kata ( ‫ )اَل َتأْ َم َّنا‬diberlakukan idgham kabir,
yaitu bertemunya dua huruf yang sama dan sama-sama hidup lalu melebur menjadi satu huruf yang
bertasydid.
Menurut pendapat lain, isymam adalah membaca harakat dhammah kata yang diwaqaf tanpa ada
suara dengan menghimpun dua bibir setelah disukunkan, seperti ( ُ‫) َنسْ َت ِعيْن‬. Dalam bacaan Imam Ibn
Amir riwayat Hisyam juga mengisymamkan kata seperti ( ‫ )قِ ْي َل‬karena asalnya (‫ )قُ ِو َل‬dengan
mencampur dhammah dan kasrah dalam satu huruf, demikian juga Imam Hamzah membaca isymam
َ ‫ )الص َِّر‬dengan memadukan bunyi antara (‫ )ص‬dan (‫)ز‬.
kata (‫اط‬
Itulah sedikit penjelasan tentang isymam dalam Al-Quran. Semoga menambah khazanah ilmu kita.

Anda mungkin juga menyukai