Anda di halaman 1dari 50

Drg. Rochman Mujayanto, Sp.

PM
Dokter Gigi Spesialis Penyakit Mulut

1. Dosen Ilmu Penyakit Mulut FKG UNISSULA


2. Ketua Unit Kurikulum FKG UNISSULA
3. Pengurus Pusat Ikatan Spesialis Penyakit Mulut Indonesia Bidang CDE & PKM
4. Wakil Ketua Pengurus Wilayah II Ikatan Spesialis Penyakit Mulut Indonesia
5. Rumah Sakit Hermina Pandanaran Semarang
6. Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang
7. Rumah Sakit Islam Gigi & Mulut Sultan Agung Semarang
8. Konselor HIV/AIDS Rumah Sakit Islam Gigi & Mulut Sultan Agung Semarang
Provider Initiated Testing and Counselling HIV/AIDS :
Infeksi Oportunistik HIV/AIDS
Pada Rongga Mulut
Drg. Rochman Mujayanto, Sp.PM
Martins, L. L., Rosseto, J., Andrade, N. S., Franco, J. B., Braz-Silva, P. H., & Ortega, K. L. (2017). Diagnosis of Oral Hairy Leukoplakia: The Importance of EBV In Situ Hybridization. International journal of dentistry, 2017, 3457479. doi:10.1155/2017/3457479
Sharma, G., Oberoi, S., Vohra, P. and Nagpal, A. (2015) ‘Oral manifestations of HIV / AIDS in Asia : Systematic review and future research guidelines’, 7(3). doi: 10.4317/jced.52127.
https://www.ada.org/en/member-center/oral-health-topics/hiv

Manifestasi HIV/AIDS di dalam rongga mulut terjadi pada


60% pasien yang terinfeksi HIV &
80% Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA)
Permasalahan Penanggulangan HIV di Indonesia
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/90/2019
TENTANG PEDOMAN NASIONAL PELAYANAN KEDOKTERAN TATA LAKSANA HIV

1. Perlunya pemahaman masyarakat tentang HIV yang lebih baik mengenai cara
penularan dan penanggulangannya
2. Perlunya peningkatan tes HIV yang dilaksanakan di masyarakat
3. Layanan HIV terintegrasi, tidak terpisah dan esklusif sehingga dapat
menurunkan stigma
4. Dibutuhkan pemahaman semua tenaga kesehatan dan disiplin ilmu dalam
upaya penanggulangan infeksi HIV
5. Distribusi tes HIV serta obat ARV yang tersebar secara merata dan dapat
dijangkau oleh masyarakat
6. Optimasi peran swasta dalam upayan penanggulangan
Transmisi Infeksi HIV/AIDS

Vertikal Transexual Horizontal

Jarum suntik yang


terinfeksi HIV
Tato

Tindik

Transfusi darah
Ibu yang terinfeksi
HIV ke anak Homosexual Transplantasi organ
(selama proses mengandung,
persalinan, & menyusui) Hemodialisis
Heterosexual
Perawatan gigi
2 Binding dan Fusion
1 Virus bebas Virus mengikat CD4 pada
1 dari 2 koreseptor (CCR5 dan CXCR4),
& melebur dengan sel
S
3 Infeksi Reseptor CD4
I
K Virus menembus sel Koreseptor CCR5
L mengosongkan isinya RNA HIV
Koreseptor CXCR4
ke dalam sel DNA HIV
U
S 4 Reverse Transcription DNA man
ssRNA diubah menjadi
dsRNA oleh enzim DNA HIV 6 Transkripsi
H reverse transcriptase Pembentukan protein
I DNA man
rantai panjang
D 5 Integrasi
U DNA virus menyatu
dg DNA sel oleh 8 Budding
P enzim integrase Virus immatur
mendorong ke luar,
H
7 Assembly mengambil sel membran
I Pembentukan rantai protein virus dengan protease
V

10 Maturasi 9 Virus immatur keluar


dari sel terinfeksi

https://www.niaid.nih.gov/diseases-conditions/hiv-replication-cycle
Window Period

https://aidsinfo.nih.gov/understanding-hiv-aids/fact-sheets/19/46/the-stages-of-hiv-infection
Manifestasi Rongga Mulut Infeksi HIV
Infeksi Sel CD4+ Sel CD4+ Sel CD4+
Primer HIV > 500 cells/mm3 500 - 200 cells/mm3 < 200 cells/mm3
• Oral Candidiasis • Oral Candidiasis • Oral Candidiasis • Oral Candidiasis
• Aphtous Ulcer • Aphtous Ulcer • Aphtous Ulcer • Aphtous Ulcer
• Herpes Simplex Virus • Herpes Simplex Virus • Herpes Simplex Virus
• Herpes Zoster Virus • Herpes Zoster Virus • Herpes Zoster Virus
• Oral Hairy Leukoplakia • Oral Hairy Leukoplakia • Cyto Megalo Virus
• Linear Gingival Eritematous • Kaposi’s Sarcoma • Oral Hairy Leukoplakia
• Linear Gingival Eritematous • Kaposi’s Sarcoma
• Necrotizing Gingivitis/ • Non Hodgkin’s Lymphoma
Periodontitis
• Linear Gingival Eritematous
• Salivary gland diseases
• Necrotizing Gingivitis/
Periodontitis/Stomatitis
• Salivary gland diseases

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12110810
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.01.07/MENKES/90/2019
TENTANG PEDOMAN NASIONAL PELAYANAN KEDOKTERAN TATA LAKSANA HIV

Manifestasi Rongga Mulut

1. Kandidiasis Oral
2. Oral Hairy Leukoplakia
3. Rekuren Herpes intraoral & labialis
4. Necotizing Ulcerative Periodontitis & Stomatitis

Kadar sel T CD4 <200 sel/μL dan viral load >10.000 kopi/mL
Apabila Terdapat Lesi Rongga Mulut Tetapi Tidak di Ikuti Gejala Klinis AIDS,
Maka Pasien Tidak Dicurigai Terinfeksi HIV

https://www.ada.org/en/member-center/oral-health-topics/hiv
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGOBATAN ANTIRETROVIRAL
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGOBATAN ANTIRETROVIRAL
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGOBATAN ANTIRETROVIRAL
Pengaruh Infeksi HIV
Terhadap Mukosa Mulut
1. Mempengaruhi produksi sitokin pada mukosa
2. Mempengaruhi jumlah oral microbiota pada rongga mulut
3. Mempengaruhi respon mukosa terhadap adanya infeksi local
4. Mempengaruhi apoptosis sel epitel mukosa mulut
Target Terapi Antiretroviral

Attachment
Inhibitor,
Coreceptor
Antagonist
Fusion Inhibitor
NRTI,
Entry NNRTI
Inhibitor

Reverse PI
Transcriptase
Inhibitor
Integrase Protease
Inhibitor Inhibitor Maturation
Inhibitor 40
OBAT
ANTI RETROVIRAL
(ARV)
EFEK SAMPING
PENGOBATAN HIV/AIDS
PADA RONGGA MULUT
Hyperpigmentation

Obat
Anti Retroviral
(ARV)

Cheilitis
MANAJEMEN
Kelompok Beresiko
PASIEN

PENCEGAHAN & PENGENDALIAN INFEKSI


INFEKSI OPORTUNISTIK HIV/AIDS PADA RONGGA
MULUT

Provider Initiated HIV Counseling and


Testing (PITC)
PRINSIP TES HIV
PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 74 TAHUN 2014
TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KONSELING DAN TES HIV

1. Informed Consent
2. Confidentiality
3. Counseling
4. Correct test results
5. Connections to, care,treatment and prevention services
Cakupan Tes HIV
• Ibu hamil • Tes ulang HIV 6 bulan sekali pada
populasi kunci
• Pasien IMS
• Pengguna napza suntik
• Pasien TB • Pekerja seks
• Pasien Hepatitis B atau C • Laki-laki yang berhubungan seks
dengan laki-laki serta pasangan
• Pasangan ODHA seksualnya
• Waria
Konseling dan Tes HIV( KTHIV)
• Pelayanan untuk mengetahui adanya infeksi HIV di tubuh seseorang.

• KTHIV  dialog antara klien/pasien dan konselor/petugas kesehatan dengan tujuan


memberikan informasi tentang HIV dan AIDS dan meningkatkan kemampuan
pengambilan keputusan berkaitan dengan tes HIV.

• Konseling dan Tes HIV atas inisiatif pemberi layanan kesehatan (KTIP)
 PITC HIV/AIDS ( Provided Initiating Test & Counselling HIV/AIDS)
• Konseling dan tes HIV secara sukarela (KTS)
 VCT HIV/AIDS (Volounter & Counselling Test HIV/AIDS)
TES DIAGNOSIS HIV

Pemeriksaan Serologis Pemeriksaan Virologis


• Tujuan : mendeteksi antibodi saja • Pemeriksaan virologis dilakukan dengan
pemeriksaan DNA HIV dan RNA HIV
(generasi pertama) atau antigen & antibodi
(generasi ketiga dan keempat)
• Pemeriksaan virologis digunakan untuk
mendiagnosis HIV pada :
• bayi berusia dibawah 18 bulan.
• metode pemeriksaan serologis : • infeksi HIV primer
• rapid immunochromatography test (tes cepat) • kasus terminal dengan hasil pemeriksaan antibodi
negative namun gejala klinis sangat mendukung
• EIA (enzyme immunoassay) ke arah AIDS
• Western blot (tidak digunakan sebagai • konfirmasi hasil inkonklusif atau konfirmasi untuk
dua hasil laboratorium yang berbeda.
standar konfirmasi diagnosis HIV di Indonesia)
Tes HIV Positif
• 3 hasil pemeriksaan serologis dengan tiga metode atau reagen berbeda menunjukan
hasil reaktif

• Hasil pemeriksaan anti-HIV :


• Non Reaktif (tes 1 negative)  Apabila pasien memiliki resiko pajanan/resiko tinggi, tes di
ulang 4-6 minggu
• Reaktif (tes 1, 2, 3 Positif)
• Inkonklusif (Salah 1 atau 2 negative  tidak dapat ditentukan)

• Pemeriksaan virologis kuantitatif atau kualitatif terdeteksi HIV.


Penatalaksanaan Kasus
Infeksi Opportunistik HIV/AIDS
Pada Rongga Mulut
Oral Candidiasis o.k HIV/AIDS
• Keluhan :
• Nyeri rongga mulut, disfagia, dehidrasi, malnutrisi
• Pemeriksaan Penunjang :
• Kadar sel T CD4 <200 sel/μL
• viral load >10.000 kopi/mL
• Pengobatan :
• Nystatin suspension 100.000 µ/mL q.i.d 4ml
selama 7-14 hari  kasus ringan
• Flukonazole 200-400mg/hari selama 7-14 hari 
kasus sedang / rekuren
• Flukonazole 3mg/kg/hari selama 7-14 hari
• Denture stomatitis : desinfeksi gigi tiruan
• Pengobatan ARV
Oral Hairy Leukoplakia
• Penyebab : EBV & HIV/AIDS
• Keluhan : Asimptomatis – Nyeri
ringan, perubahan rasa
• Pengobatan ARV
Prinsip Pecegahan & Pengendalian Infeksi
Cuci tangan dengan baik & benar

Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)

Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai

Pengelolaan jarum & alat tajam

Pengelolaan limbah & sanitasi ruangan

Penyuntikan yang aman

PPI Pasien UMUM PPI Pasien HIV/AIDS


MODUL PELATIHAN IDENTIFIKASI LESI RONGGA MULUT DAN PENATALAKSANAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ODHA BAGI TENAGA KESEHATAN GIGI DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Kementerian Kesehatan RI. 2012
Tata Laksana Pasien HIV/AIDS

Pasie kumur antiseptic dan


Pemakaian Alat Pelindung
Cuci tangan lokasi operasi pada tindakan
Diri
operasi diberi antiseptic

Gunakan suction tip untuk 1x Jumlah diagnostic set


Gunakan gelas kumur
pakai dan berdaya hisap minimal ½ jumlah pasien per
disposable
tinggi hari

Pisahkan alat yang sudah Gunakan faceshield , gown &


dan belum disterilkan masker

MODUL PELATIHAN IDENTIFIKASI LESI RONGGA MULUT DAN PENATALAKSANAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ODHA BAGI TENAGA KESEHATAN GIGI DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Kementerian Kesehatan RI. 2012
MODUL PELATIHAN IDENTIFIKASI LESI RONGGA MULUT DAN PENATALAKSANAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ODHA BAGI TENAGA KESEHATAN GIGI DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Kementerian Kesehatan RI. 2012
MODUL PELATIHAN IDENTIFIKASI LESI RONGGA MULUT DAN PENATALAKSANAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ODHA BAGI TENAGA KESEHATAN GIGI DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Kementerian Kesehatan RI. 2012
Manajemen Lingkungan

Bersihkan dan disinfeksi permukaan kontak klinik setelah kegiatan satu pasien
(disinkesi tingkat sedang)

Bersihkan seluruh pemukaan lingkungan (lantai, dinding, meja, trolley) dengan


detergen+air

Segera bersihkan tumpahan darah menggunakan cairan desinfektan

Pada Ruang praktek hindari penggunaan karpet atau bahan kain yang menyerap

MODUL PELATIHAN IDENTIFIKASI LESI RONGGA MULUT DAN PENATALAKSANAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ODHA BAGI TENAGA KESEHATAN GIGI DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Kementerian Kesehatan RI. 2012
PRINSIP PELAYANAN KESEHATAN GIGI MULUT
PASIEN HIV/AIDS
Pilih perawatan untuk mengatasi masalah utama secara tuntas dan cepat

Hindari rencana perawatan yang berlebihan terutama dalam hal penggunaan alat

Hindari perawatan yang berlebihan terutama dalam hal penggunaan alat

Hindari perawatan yang bersifat estetika

MODUL PELATIHAN IDENTIFIKASI LESI RONGGA MULUT DAN PENATALAKSANAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ODHA BAGI TENAGA KESEHATAN GIGI DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Kementerian Kesehatan RI. 2012
Penatalaksanaan umum

Jangan panik !!!

Tapi selesaikan segera


dalam 4 jam pertama
Modul 8a, Halaman 74
Penatalaksanaan umum
Tindakan segera
Eliminasi pajanan
Luka tusuk : bilas air mengalir dan sabun/ antiseptik
Mukosa mulut : ludahkan dan kumur
Mukosa mata : irigasi dengan air/ NaCl 0,9%
Mukosa hidung: hembuskan keluar & bersihkan dengan air
Desinfeksi luka dan daerah sekitar kulit dengan salah satu:
Povidon Iodin 2,5% : selama 5 menit
Alkohol 70% : selama 3 menit
Chlorhexidine cetrimide : (Bekerja melawan HIV, tetapi tidak terhadap HBV)
Dilarang menghisap dengan mulut atau menekan luka

Modul 8a, Halaman 75


Penatalaksanaan umum
Perlakukan keadaan darurat
Perlakukan sebagai keadaan darurat
Berikan obat Profilaksis Pasca Pajanan secepat mungkin
(1-2 jam pertama), sebelum 72 jam
Bila pajanan Risiko Rendah, pemberian obat PPP setelah
72 jam tidak efektif.
Bila pajanan Risiko Tinggi, tetap berikan obat PPP
sebelum 7 hari pertama.

Dasar pertimbangan pemberian PPP


Kategori Pajanan (KP)
Status HIV sumber pajanan (KS HIV)
Ketersediaan obat PPP
Modul 8a, Halaman 76
Penatalaksanaan umum
Laporkan & konseling
Catat dan laporkan
Panitia Penanganan Infeksi di Rumah Sakit (PIRS),
Panitia Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3), dan
Atasan langsung

Konseling
Risiko transmisi HIV & HBV
Profilaksis Pasca Pajanan
Perilaku seksual aman
Bagi petugas yang terpajan dilakukan tes HIV

Modul 8a, Halaman 77


PERAN TENAGA KESEHATAN MUSLIM PADA PASIEN HIV/IDS

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,


menyuruh kepada yang makruf, mencegah dari yang mungkar, dan
beriman kepada Allah......”
(Q.S; Ali Imran 110)

“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian


mereka adalah menjadi penolong bagi sebahagian yang lain.”
(Q.S; At-Taubah :71)
PANDUAN / PEDOMAN
PENANGANAN PASIEN HIV/AIDS

http://tiny.cc/PedomanHIVuntukDokterGigi
TERIMA KASIH
Drg. Rochman Mujayanto, Sp.PM
Dokter Gigi Spesialis Penyakit Mulut

Anda mungkin juga menyukai