Anda di halaman 1dari 10

TUGAS EVALUASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA

RESUME KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH, KEMAMPUAN PENALARAN


DAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS

DOSEN PEMBIMBING: Dr. ALI ASMAR, M.Pd

Disusun oleh:

TAUFIK HIDAYAT NIM. 19205057

PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
PADANG
2020
A. Kemampuan Pemecahan Masalah
Menurut Gagne (dalam Ruseffendi, 1988: 335) menyatakan bahwa, “Pemecahan
masalah adalah tipe belajar yang tingkatnya paling tinggi dan kompleks dibandingkan dengan
tipe belajar lainnya”. Pentingnya kemampuan pemecahan masalah pada siswa, khususnya
dalam matematika, terlihat dalam pernyataan Branca (dalam Sulastri, 2005: 9) yang
menyatakan bahwa:
1. Kemampuan pemecahan masalah adalah tujuan umum dari pembelajaran matematika;
2. Pemecahan masalah meliputi metode, prosedur dan strategi yang merupakan proses inti
dan utama dalam kurikulum matematika;
3. Pemecahan masalah merupakan kemampuan dasar dalam pembelajaran matematika.
Ruseffendi (1984: 238) bahwa, “Dalam pembelajaran matematika salah satu kegiatan
yang dapat memupuk dan mengembangkan sikap kreatif adalah pemecahan masalah”. Dalam
menyelesaikan masalah tersebut, guru juga memiliki peran yang sangat penting. Menurut
Ruseffendi (1989: 538), tugas guru dalam membantu siswa menyelesaikan pemecahan
masalah adalah:
1. Guru harus mengetahui bahwa anak perkembangan mentalnya telah cukup dan telah
memiliki cukup pengetahuan prasyarat untuk menyelesaikan soal tersebut, agar siswa
tidak buntu berpikir karena masalah lain (bahasa dan matematika sukar);
2. Siswa harus mengerti soal tersebut;
3. Siswa harus mengerti apa yang harus dicapai;
4. Siswa supaya mencoba-coba mencari jawaban (membuat strategi), misalnya: menerka
dan mengeceknya, menyederhanakan soal, menggunakan diagram/rumus/tabel, bekerja
mundur, menggunakan kalkulator, dan lain-lain;
5. Membantu siswa mencari cara penyelesaian soal;
6. Mengawasi siswa menyelesaikan soal;
7. Memperhatikan siswa dalam meninjau kembali jawaban, cara, penyelesaian, dan lain-
lain, yang telah dilakukan untuk mencari cara yang lebih baik, menghindarkan
kekeliruan, dan lain-lain;
8. Guru harus berusaha agar pada diri siswa itu selalu ada keinginan (sebagai prasyarat),
ada ketabahan menghadapinya, dan tidak ada keraguan tentang kebenaran jawaban yang
diperolehnya.
Dalam kemampuan komunikasi sistematis ada indikator, rubik penilaian dan contoh
soal, sebagai berikut :
1. INDIKATOR
Menurut Suherman (2008: 7) menyatakan bahwa, Indikator pemecahan masalah
meliputi : Mengamati, Mengidentifikasi, Memahami, Merencanakan, Menduga,
Menganalisis, Mencoba, Menginterprestasi, Menemukan, Menggeneralisasi, Meninjau
kembali.
2. RUBRIK PENILAIAN
RUBRIK PENILAIAN PEMECAHAN MASALAH

Skor Memahami Masalah Membuat Rencana Melakukan Memeriksa Kembali


Pemecahan Masalah Perhitungan
0 Salah Tidak ada rencana, Tidak melakukan Tidak ada
menginterpretasikan/ membuat rencana yang perhitungan pemecahan atau
salah sama sekali tidak relevan tidak ada keterangan
lain

1 Salah Membuat rencana Melaksanakan Ada pemeriksaan


menginterpretasikan pemecahan yang tidak prosedur yang benar tapi tidak tuntas
sebagian soal, dilaksanakan dan mungkin
megabaikan kondisi menghasilkan jawaban
soal yang benar tetapi salah
perhitungan

2 Memahami masalah Membuat rencana yang Melakukan proses Pemeriksaan


soal selengkapnya benar tetapi salah perhitungan benar dan dilakukan untuk
dalam hasil / tidak ada mendapatkan hasil melihat kebenaran
hasil yang benar proses

3 Membuat rencana yang


benar, tetapi belum
lengkap

4 Membuat rencana
sesuai dengan prosedur
dan mengarah pada
solusi yang benar
Skor Maksimal 2 Skor Maksimal 4 Skor Maksimal 2 Skor Maksimal 2

3. CONTOH SOAL
a. Kompetensi Dasar
Menerapkan konsep barisan dan deret aritmatika.
b. Indikator
Menentukan penyelesaian matematika yang berkaitan dengan barisan dan deret
aritmatika.
c. Contoh Soal
Ayah membagikan uang sebesar Rp 100.000,- kepada 5 orang anaknya, semakin
muda usia anak maka semakin kecil jumlah uang yang diterima anak. Jika selisih
uang yang diterima oleh setiap dua anak yang usianya berdekatan adalah Rp 5000,-
dan anak sulung menerima uang paling banyak maka tentukan jumlah uang yang
diterima anak ke 4.
d. Jawaban
Model matematika dari permasalah tersebut adalah
Rumus jumlah n suku pertama adalah
Jumlah uang yang diterima anak ke 4 adalah
Jadi, jumlah uang yang diterima anak ke 4 adalah Rp. 25.000,-
e. Alasan
1. Siswa dapat mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui, yang ditanyakan, dan
kecukupan unsur yang diperlukan
2. Siswa dapat merumuskan masalah matematika atau menyusun model matematika
3. Siswa dapat menerapkan strategi untuk menyelasaikan berbagai masalah (sejenis
dan masalah baru) dalam atau diluar matematika.
4. Siswa dapat menjelaskan atau menginterpretasikan hasil sesuai permasalahan asal
5. Siswa dapat menggunakan matematika secara bermakna.

B. Kemampuan Penalaran Matematika


Menurut Tim Balai Pustaka (dalam Shofiah, 2007) istilah penalaran mengandung tiga
pengertian, di antaranya:
1. Cara (hal) menggunakan nalar, pemikir atau cara berpikir logis
2. Hal mengembangkan atau mengendalikan sesuatu dengan nalar dan bukan dengan
perasaan atau pengalaman.
3. Proses mental dalam mengembangkan atau mengendalikan pikiran dari beberapa fakta
atau prinsip.
Dalam ilmu kognitif menjelaskan bidang penelitian psikologi yang mengurusi proses
kognitif seperti perasaan, pengingatan, penalaran, pemutusan dan pemecahan masalah.
Dengan demikian, kemampuan penalaran termasuk dalam belajar kognitif. Berdasarkan ranah
kognitif yang diungkapkan oleh Benyamin S. Bloom yaitu ranah yang mencakup kegiatan
mental (otak), terdapat enam jenjang proses berpikir yaitu pengetahuan atau ingatan,
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Selama proses berpikir analisis,
kemampuan penalaran di sini sangat diperlukan. Sebelum kegiatan analisis dilakukan, maka
seseorang harus mampu mengajukan dugaan. Dengan demikian, kemampuan mengajukan
dugaan merupakan salah satu indikator dari kemampuan penalaran. Kemampuan penalaran
juga sangat diperlukan dalam memahami suatu konsep materi pokok. Tanpa adanya
kemampuan penalaran, maka peserta didik akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan
suatu permasalahan.
Dalam kemampuan penalaran sistematis ada indikator, rubik penilaian dan contoh soal,
sebagai berikut :
1. INDIKATOR
Indikator-indikator yang menunjukkan kemampuan penalaran matematika antara
lain:
1. Mengajukan dugaan.
2. Melakukan manipulasi matematika.
3. Menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberi alasan terhadap kebenaran solusi.
4. Menarik kesimpulan dari suatu pernyataan.
5. Memeriksa kesahihan suatu argumen.
6. Menemukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat generalisasi.
Sedangkan dalam Asep Jihad dijelaskan beberapa indikator dalam penalaran
matematika yaitu:
1. Menarik kesimpulan logis.
2. Memberikan penjelasan dengan menggunakan model, fakta, sifatsifat, dan hubungan.
3. Memperkirakan jawaban dan proses solusi.
4. Menggunakan pola dan hubungan untuk menganalisis situasi matematika.
5. Menyusun dan menguji konjektur.
6. Merumuskan lawan contoh (counter examples).
7. Mengikuti aturan inferensi, memeriksa validitas argumen.
8. Menyusun argumen yang valid.
9. Menyusun pembuktian langsung, tak langsung dan menggunakan induksi matematika.
Indikator-indikator kemampuan penalaran tersebut sangat diperlukan dalam
mempelajari materi pokok himpunan. Misalnya dalam pembuktian sifat-sifat operasi
himpunan, peserta didik dapat menemukannya dengan pembuktian secara langsung dari
contohcontoh soal yang ada. Selain itu kemampuan mengajukan dugaan dan melakukan
manipulasi matematika juga sangat diperlukan untuk dapat melakukan operasi-operasi
pada himpunan baik operasi irisan, gabungan, selisih, maupun komplemen. Dengan
demikian, kemampuan penalaran sangat diperlukan dalam mempelajari materi pokok
himpunan.
2. RUBRIK PENILAIAN
RUBRIK PENILAIAN PENALARAN

Skor Kategori
0 Bukan jawaban yang sesuai. Tidak menggunakan istilah – istilah dalam bahasa pengukuran,
data dan peluang, aljabar, geometri dan bilangan
1 Jawaban salah, tetapi beberapa alasan dicoba mengemukakan
2 Jawaban benar, tetapi penalarannya tidak lengkap atau tidak jelas
3 Jawaban benar dan penelaran baik. Penjelsannya lebih lengkap dari level 2, tetapi
mengandalkan pada pengetahuna konkret atau visual dari pengetahuan abstrak.
4 Jawaban sempurna, siswa menggunakan pengetahuan dari bahasa pengukuran, aljabar,
geometri dan bilangan.

3. CONTOH SOAL
a. Kompetensi Dasar
Merancang model matematika yang berkaitan dengan barisan dan deret aritmatika.
b. Indicator
Memberikan penafsiran terhadap hasil penyelesaian yang diperoleh.
c. Contoh Soal
Hasil produksi suatu pabrik per tahun mengikuti aturan barisan aritmatika. Produksi
pada tahun pertama sebanyak 400 unit dan produksi pada tahun keempat sebanyak
520 unit. Tentukan pertambahan produksi setiap tahunnya, kemudian tentukan pula
banyak produksi pada tahun kedua puluh.
d. Jawab
Dalam soal telah disebutkan secara tegas bahwa karakteristik masalahnya berkaitan
dengan model matematika yang berbentuk barisan aritmatika. Selanjutnya,
penyelesaian masalah dikerjakan melalui langkah-langkah :
1. Misalkan hasil produksi pada tahun pertama adalah a dan a = 400 unit,
pertambaahan produksi setiap tahun adalah b unit, sedangkan hasil produksi pada
tahun ke n adalah un.
(Menyatakan besaran yang ada dalam masalah sebagai variable-variabel).
2. Hasil produksi pertahun mengikuti aturan barisan aritmatika dengan suku
pertama a dan beda b, sehingga hasil produksi pada tahun ke n ditentukan dengan
rumus .
(Merumuskan model matematika dari masalah yang berbentuk barisan aritmatika)
3. Berdasarkan informasi dalam soal, diketahui bahwa :
Penyelesaian atau solusi dari dua persamaan diatas diperoleh b = 40.
Kemudian suku kedua puluh ditentukan melaui hubungan :
(Menentukan penyelesaian atau solusi dari model matematika)
4. Berdasarkan penyelesaian atau solusi pada langkah 3, dapat disimpulkan bahwa :
a. Pertambahan produksi setiap tahunnya adalah b = 40 unit
b. Hasil produksi pada tahun kedus puluh adalah U20 = 1.160 unit
(Memberikan tafsiran penyelesaian atau solusi yang diperoleh terhadap masalah
semula.)
e. Alasan
Pada soal ini siswa dapat menyelesaikan dengan menggunakan penalaran matematika
dan penafsiran matematika kemudian dibuktikan dengan menggunakan konsep
barisan dan deret.

C. Kemampuan Koneksi Matematika


Kemampuan koneksi matematik adalah kemampuan dalam mengaitkan konsep-konsep
matematika, baik antar konsep matematika itu sendiri maupun dengan bidang lainnya
(dengan mata pelajaran lain dan dengan kehidupan nyata sehari-hari). 
Menurut Suherman (2008: 3), “Kemampuan koneksi dalam matematika adalah
kemampuan untuk mengkaitka konsep/aturan matematika yang satu dengan yang lainnya,
dengan bidang studi lain, atau dengan aplikasi pada kehidupan nyata”. Koneksi matematis
mengacu kepada pemahaman yang mengharuskan siswa dapat mernperlihatkan hubungan
antara topik matematika. Sedangkan hubungan ekstrnal matematika meliputi hubungan antara
matematika dengan bidang studi lain dan dengan kehidupan sehari-hari.
Dalam kemampuan komunikasi sistematis ada indikator, rubik penilaian dan contoh
soal, sebagai berikut :
1. INDIKATOR
Indikator kermampuanpuan koneksi matematik (Sartika, 2010: 20) adalah :
1. Mencari hubungan antar berbagai representatif konsep dan prosedur.
2. Memahami hubungan antar topik matematika.
3. Menggunakan matematika dalam bidang studi lain atau kehidupan sehari-hari.
4. Memahamai representatif ekuivalen konsep yang sama.
5. Mencari koneksi satu prosedur lain dalam representasi yang ekuivalen.
6. Menggunakan koneksi antar topik matematika dan antar topik matematika dengan
topik lain
2. RUBRIK PENILAIAN
RUBRIK PENILAIAN KONEKSI

Skor Kategori Ciri-Ciri Jawaban


4 Jawaban lengkap 1. Jawaban yang dikemukakan lengkap dan benar
3 Jawaban menggambarkan
2. Menggambarkan problem solving, reasoning serta
kopetensi dasar
kemampuan komunikasi.
2 Jawaban sebagian benar
1 Jawaban hanya sekedar 3. Jika respon yang dinyatakan terbuka, semua jawaban
upaya mendapatkan benar.
jawaban 4. Hasil digambarkan secara lengkap
5. Kesalahan kecil, misalnya pembulatan mungkin ada
6. Jawaban yang dikemukakan dan benar
7. Menggambarkan problem solving, reasoning serta
kemampuan komunikasi.
8. Jika respon yang dinyatakan terbuka, hampir semua
jawaban benar.
9. Hasil dijelaskan
10. Kesalahan kecil, yang matematikanya mungkin ada
11. Beberapa jawaban mungkin sudah dihilangkan
12. Menggambarkan problem solving, reasoning serta
kemampuan komunikasi.
13. Terlihat kurangnya tingkat pemikiran yang tinggi.
14. Kesimpulan yang dinyatakan namun tidak akurat
15. Beberapa batasan mengenai pemahaman konsep
matematika digambarkan.
16. Kesalahan kecil yang matematikanya mungkin kecil
3. CONTOH SOAL
a. Kompetensi  Dasar
Menerapkan konsep barisan dan deret aritmatika
b. Indicator
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan barisan dan deret.
c. Contoh Soal
Diketahui matriks  dan adalah suku ke –n barisan aritmatika.
Jika U6 = 18 dan U10 = 30, maka tentukan determinan matriks A !
d. Jawab                                   :
4b = 12
b=3
Substitusikan b = 3 ke (2)
a + 5b = 18
a + 5.3 = 18
a=3
U1 = a = 3
U2 = a + b =3 + 3 = 6
U3 = a + 2b = 3 + 2.3 = 9
U4 = a + 3b = 3 + 3.3 = 12
Maka,
= 36 – 54
= -18
Jadi, det A = -18
DAFTAR PUSTAKA

http://proposalmatematika23.blogspot.co.id/search/label/Kompetensi%20atau
%20Kemampuan//06-10-2015/15:25

http://thsumantri.blogspot.co.id/2014/05/kemampuan-siswa-indikator-
representasi.html//06-10-2015/15:22

Anda mungkin juga menyukai