Anda di halaman 1dari 16

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dengan metode ini, peneliti akan
mendeskripsikan hasil dari penelitian yang telah dilakukan sesuai dengan
temuan-temuan yang didapat di lapangan. Peneliti menggunakan metode
penelitian deskriptif kualitatif untuk melihat kemampuan pemecahan masalah
matematis yang ditinjau dari tingkat self efficacy siswa pada siswa kelas VIII
di MTs Negeri 2 Sumedang. Metode ini cocok dalam memperoleh informasi
deskriptif berdasarkan pengumpulan dari data yang bersifat lisan dan tulisan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Sumedang. Penelitian
dilaksanakan pada tanggal 14 April 2023. Sebelumnya peneliti telah
mengunjungi sekolah untuk observasi awal sekaligus meminta izin penelitian
pada tanggal 8 April 2023. Jika selanjutnya masih terdapat data yang
diperlukan, maka kemungkinan waktu penelitian akan diperpanjang dan
peneliti akan mengunjungi sekolah kembali hingga data yang diperlukan
sudah melengkapi.

C. Subjek dan Objek Penelitian


Subjek dalam penelitian ini adalah 5 siswa dari kelas VIII MTs 2
Sumedang yang terdiri dari siswa kategori self efficacy rendah, cukup rendah,
sedang, cukup tinggi, dan tinggi. Objek dalam penelitian ini adalah
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dan tingkat self efficacy
siswa.
Teknik penentuan subjek dilakukan dengan memberikan lembar angket
self efficacy kepada siswa kelas VIII MTs Negeri 2 Sumedang. Lembar angket
ini mengelompokkan 7 tingkatan self efficacy, yaitu siswa yang memiliki
tingkat self efficacy sangat rendah, rendah, cukup rendah, sedang, cukup
tinggi, tinggi, dan sangat tinggi.
Pemilihan subjek penelitian berdasarkan purposive sampling.
Purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Pemilihan subjek dalam penelitian ini yaitu:
1. Menyiapkan lembar angket self efficacy
2. Memberikan angket kepada seluruh siswa kelas VIII yang menjadi sumber
penelitian
3. Mengelompokan siswa dalam tingkatan self efficacy berdasarkan skor
yang di dapat
4. Memilih subjek penelitian dengan meminta rekomendasi dari guru dan
dari perolehan skor siswa.
Data hasil proses pemilihan tersebut, hanya memenuhi 5 kategori self
efficacy yaitu kategori rendah, cukup rendah, sedang, cukup tinggi, dan tinggi,
sehingga hanya dipilih sebanyak 5 siswa sebagai subjek penelitian.

D. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua
jenis yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang
diperoleh peneliti secara langsung, sementara data sekunder adalah data yang
diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada.
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari
lapangan atau objek penelitian, baik berupa pengukuran, pengamatan
maupun wawancara. Data primer dalam penelitian ini didapatkan dari data
angket dan tes kemampuan pemecahan masalah matematis yang telah
diberikan kepada siwa. Sumber data dalam penelitian ini sebagai berikut :
1) Kepala sekolah MTs Negeri 2 Sumedang
2) Guru pendidikan matematika kelas VIII MTs Negeri 2 Sumedang
3) Siswa kelas VIII MTs Negeri 2 Sumedang
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber
yang telah ada sebelumnya. Data sekunder yang diperoleh oleh peneliti
dapat memperkuat hasil penemuan dan melengkapi data-data penelitian
yang telah dikumpulkan. Adapun yang menjadi sumber data sekunder
dalam penelitian ini yaitu data guru dan siswa, foto/gambar, buku-buku,
serta beberapa dokumen dan catatan pribadi.

E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Intrumen dalam penelitian ini
yaitu soal tes yang digunakan untuk kemampuan pemecahan masalah
matematis, lembar angket yang digunakan untuk mengetahui tingkat self
efficacy, dan pedoman wawancara.
1. Soal tes
Soal tes adalah sekumpulan pertanyaan yang membutuhkan
jawaban dengan tujuan untuk mengukur kemampuan atau hasil belajar
siswa. Dalam penelitian ini, soal tes yang digunakan adalah soal essay.
Tes ini diberikan. untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa.
Penyusunan soal tes yang baik harus memperhatikan beberapa hal,
yaitu harus sesuai dengan materi yang telah diberikan, memuat indikator
variabel yang diteliti, serta memiliki pedoman penskoran. Materi yang
diujikan dalam tes yaitu materi Bangun Ruang Sisi Datar dengan jenis
soal tes essay.
Berdasarkan langkah-langkah pemecahan masalah yang
dirumuskan oleh Poyla, indikator yang diambil oleh peneliti adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.1
Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah Poyla
Langkah-langkah
No Indikator Pemecahan Masalah
Pemecahan Masalah
 Siswa menuliskan kembali unsur apa saja
Memahami masalah
1 yang diketahui yang terdapat pada soal
 Memahami apa yang ditanyakan
Merencanakan atau
 Siswa dapat membuat rencana
merancang strategi
2 penyelesaian berdasarkan yang ditanyakan
pemecahan masalah
pada soal
Melaksanakan
perhitungan  Siswa dapat menyelesaikan soal sesuai
3
dengan rencana yang telah dibuat

Memeriksa kembali
keberhasilan hasil atau  Siswa melihat kembali hasil jawaban yang
4
solusi telah dikerjakan dan membuat kesimpulan

Selain harus memuat indikator variabel yang diteliti, soal tes juga
harus memiliki pendoman penskoran. Pedoman penskoran sangat penting
agar dapat menentukan dan memberikan penilaian yang baik. Berikut
penskroran kemampuan pemecahan masalah dalam penelitian ini:

Tabel 3.2
Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
Aspek yang dinilai Skor Keterangan
Tidak menyebutkan apa yang diketahui dan apa
0
yang ditanyakan
Menyebutkan apa yang diketahui tetapi tidak
1
menyebutkan apa yang ditanyalan, atau sebaliknya
Memahami Masalah
Menyebutkan apa yang diketahui dan apa yang
2
ditanyakan tetapi salah
Menyebutkan apa yang diketahi dan ditanyakan
3
dengan benar
0 Tidak membuat perencanaan penyelesaian
Merencanakan atau Membuat rencana penyelesaian tetapi tidak
merancang strategi 1
berdasarkan apa yang ditanyakan
pemecahan masalah Membuat rencana penyelesaian berdasarkan apa
2
yang ditanyakan
0 Tidak melaksanakan penyelesaian
Menyelesaikan soal sesuai
1 dengan rencana yang telah dibuat tetapi hasil
Melaksanakan jawaban sebagian besar salah
perhitungan Menyelesaikan soal sesuai dengan rencana yang
2 telah dibuat dengan hasil jawaban sebagian kecil
salah
Menyelesaikan soal sesuai rencana yang telah
3
dibuat dengan jawaban yang benar
0 Tidak membuat kesimpuan hasil jawaban
Memeriksa kembali
Menafsirkan hasil jawaban tetapi tidak membuat
keberhasilan hasil 1
kesimpulan
atau solusi
2 Menafsirkan jawaban dan membuat kesimpulan

Hasil tes kemampuan pemecahan masalah siswa yang dianalisis


berdasarkan pedoman penskoran yang telah dibuat. Selanjutnya dihitung
rata-rata presentase setiap tahapan penyelesaian tes kemampuan
pemecahan masalah. Psesentase skor tahapan per butir soal :

Selanjutnya rata-rata presentase setiap tahapan penyelesaian tes


kemampuan pemecahan masalah akan dikualifikasikan menjadi empat
kategori, yaitu tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Berikut tabel
klasifikasi kemampuan pemecahan masalah:

Tabel 3.3
Kualifikasi Kemampuan Pemecahan Masalah
Nilai Kualifikasi
85,00 – 100 Sangat baik
70,00 – 84,99 Baik
55,00 – 69,99 Cukup
40,00 – 54,99 Kurang
0 – 39,00 Sangat Kurang
(Miftahul Ilmiyana, 2018)
2. Lembar angket self efficacy
Angket merupakan daftar pertanyaan atau pernyataan tertulis yang
memuat indikator penelitian serta harus dijawab oleh siswa secara tertulis.
Angket dalam penelitian ini berisi tentang kemampuan self efficacy
siswa. Terdapat tiga dimensi dalam Self efficacy, yaitu level, Generality,
dan Strenght. Dari ketiga dimensi ini, diambil beberapa indikator yang
digunakan dalam penelitian ini.
Berikut indikator self efficacy yang diambil oleh peneliti
berdasarkan dimensi self efficacy menurut Bandura:

Tabel 3.4
Indikator Self Efficacy
Dimensi Indikator
 Keyakinan terhadap kemampuan sendiri
Level  Keyakinan terhadap kemampuan menyelesaikan tugas atau
permasalahan yang sulit
 Keyakinan terhadap solusi yang diambil untuk
menyelesaikan tugas atau permasalahan
Generality
 Keyakinan terhadap kemampuan menyelesaikan tugas atau
permasalahan yang tidak biasa
 Keyakinan terhadap keberhasilan dalam menyelesaikan
Strenght
tugas atau permasalahan

Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket


berstruktur dengan jawaban tertutup atau berupa daftar pernyataan yang
akan menghasilkan data berupa Skala Likert. Pernyataan yang diberikan
berupa kalimat positif dan negatif. Adapun Penskoran Skala Likert sebagai
berikut:
Tabel 3.5
Skor Skala Likert Lembar Angket Self Efficacy
Tidak
Sangat Setuju Netral Sangat Tidak
Pernyataan Setuju
Setuju (SS) (S) (N) Setuju (STS)
(TS)
Positif 5 4 3 2 1
Negatif 1 2 3 4 5
(Lestari, 2022)
Total nilai akhir untuk masing-masing siswa akan dihitung dengan
menggunakan rumus berikut:

Angket ini digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan


dengan self-efficacy siswa dalam pembelajaran matematika khususnya
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa berdasarkan
indikator-indikator self-efficacy. Interpretasi self-efficacy dapat disajikan
dalam kriteria sangat tinggi, tinggi, cukup tinggi, sedang, cukup rendah,
rendah, dan sangat rendah (Yono Sunaryo, 2017). Kriteria self efficacy
dapat disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 3.6
Kriteria Tingkat Self Efficacy
Interval Kriteria
91 – 100 Sangat Tinggi
78 – 90 Tinggi
65 – 77 Cukup Tinggi
52 – 64 Sedang
39 – 51 Cukup Rendah
26 – 38 Rendah
14 – 25 Sangat Rendah

Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh dalam penyusunan


dan pencarian data dengan menggunakan kuisioner adalah sebagai berikut
:
a. Menganalisis variabel yang akan diukur dengan menggunakan
kuisioner.
b. Menentukan kisi-kisi kuisioner dengan membaginya dengan beberapa
aspek yang diukur.
c. Menyusun pertanyaan/pernyataan dengan mengacu kepada kisikisi
yang telah ditentukan.
d. Memeriksa keterpaduan antara pernyataan satu dengan yang lainnya,
kemudian memperbaikinya.
e. Menyebarkan kuisioner kepada peserta didik yang dijadikan sampel
dan yang diberi perlakuan.
f. Memeriksa dan mengolah angket yang telah diberikan.
g. Menerik kesimpulan.
3. Lembar pedoman wawancara
Pedoman wawancara berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus
dijawab oleh responden secara lisan. Pedoman wawancara digunakan agar
setiap pertanyaan yang ingin ditanyakan oleh peneliti lebih terperinci dan
terstruktur serta agar mendapatkan informasi yang mendalam.

F. Analisis Instrumen Tes


Kualitas instrumen penelitian mempengaruhi kualitas hasil penelitian.
Untuk mengetahui kualitas instrumen yang digunakan dalam penelitian ini,
maka harus dilakukan uji validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan indeks
kesukaran pada instrument tes yang digunakan.

1. Uji validitas

Untuk mengetahui tingkat validitas soal maka dilakukan uji


validitas butir soal dengan rumus validitas kolerasi berikut (Lestari,2015)

𝑁 𝑋𝑌 − 𝑋 . 𝑌
𝑟𝑥𝑦
𝑁 𝑋2 − 𝑋 2 . 𝑁 𝑌2 − 𝑌 2

Keterangan :
: Koefisien korelasi
: Banyak Sampel
X : Skor Butir Soal
Y : Total Skor
Interpretasi besarnya koefisien korelasi berdasarkan kriteria
menurut Guiford (1956) dalam (Lestari, 2022) berikut :

Tabel 3.7
Kriteria Koefisien Validitas
Koefisien
Korelasi Interpretasi Reliabilitas
Korelasi
0,90 ≤ ≤ 1,00 Sangat Tinggi Sangat Tetap/Sangat Baik

0,70 ≤ < 0,90 Tinggi Tetap/Baik


0,40 ≤ < 0,70 Sedang Cukup Tetap/Cukup Baik
0,20 ≤ < 0,40 Rendah Tidak Tetap/Buruk
r < 0,40 Sangat Rendah Sangat Tidak Tetap/Sangat Buruk

Setelah i𝑢 g didapatkan dengan mnggunakan rumus di atas, kemudian


tahap selanjutnya adalah menguji taraf signifikasi korelasi dengan
menggunakan rumus berikut :

√ −
√ − 2

Nilai t yang didapat dari perhitungan rumus di atas merupakan i 𝑢 g.

Selanjutnya bandingkan dengan nilai i 𝑢 g tersebut dengan 𝑏 . Dengan


dk = n – 2, dan taraf signifikasi a = 5%. Apabila nilai i 𝑢 g > 𝑏 ,
maka dapat disimpulkan soal tersebut valid dan apabila nilai i 𝑢 g <
𝑏 , maka dapat disimpulkan soal tersebut tidak valid.
2. Uji Reliabilitas
Uji Realibilitas atau keandalan dilakukan untuk mengetahui
sampai sejauh mana soal yang diajukan dapat memberikan hasil yang
tidak berbeda, jika dilakukan pengukuran kembali terhadap subyek yang
sama pada waktu yang berlainan (Paramita, dkk,2021). Instrumen tes yang
digunakan pada penelitian ini adalah soal uraian matematika sebanyak 5
butir soal. Untuk menguji tingkat reliabilitas soal tersebut dapat
menggunakan rumus Alpha Cronbach (Lestari, 2022) sebagai berikut :

𝑛 𝑠𝑖2
𝑟 −
𝑛− 𝑠𝑡2

Keterangan :
r = Koefisien reliabilitas
n = Banyak butir soal
2
= Variansi skor butir soal ke-i
2
= Variansi skor total

Sedangkan untuk menghitung variansi ( 2) dari masing-masing data dapat


dihitung dengan menggunakan rumus berikut :

2
𝑋
𝑋2 − 𝑛
𝑠2
𝑛

Tolak ukur untuk menginterprestasikan derajat reliabilitas instrument


ditentukan berdasarkan kriteria menurut Guiford (1956) berikut :

Tabel 3.8
Kriteria Reliabilitas
Koefisien Korelasi Korelasi Interpretasi Reliabilitas
0,90 ≤ r ≤ 1,00 Sangat Tinggi Sangat Tetap/Sangat Baik
0,70 ≤ r < 0,90 Tinggi Tetap/Baik
0,40 ≤ r < 0,70 Sedang Cukup Tetap/Cukup Baik
0,20 ≤ r < 0,40 Rendah Tidak Tetap/Buruk
r < 0,20 Sangat Rendah Sangat Tidak Tetap/Sangat Buruk
3. Daya Pembeda
Untuk Menghitung daya pembeda pada soal dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus berikut:

𝑋̅𝐴 − 𝑋̅𝐵
𝐷𝑃
𝑆𝑀𝐼

Keterangan :
DP = Daya Pembeda
̅ = Rata-rata Skor Jawaban Siswa Kelompok Atas
̅ = Rata-rata Skor Jawaban Siswa Kelompok Bawah
SMI = Skor Maksimum Ideal
Tinggi atau rendahnya tingkat daya pembeda suatu butir soal dinyatakan
dengan indeks daya pembeda. Berikut kriteria yang digunakan untuk
menginterpretasikan indeks daya pembeda (Lestari, 2022) :

Tabel 3.9
Kriteria Daya Pembeda
Koefisien Korelasi Interpretasi Reliabilitas
0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat Baik
0,40 < DP ≤ 0,70 Baik
0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup
0,00 < DP ≤ 0,20 Buruk
DP ≤ 0,00 Sangat Buruk

4. Indeks Kesukaran
Indeks kesukaran adalah suatu bilangan yang menyatakan derajat
kesukaran pada butir soal. Untuk menguji tingkat indeks kesukaran butir
soal dapat dilakukan dengan menggunakan rumus berikut :

𝑋̅
𝐼𝐾
𝑆𝑀𝐼
Keterangan :
IK = Indeks Kesukaran Butir Soal
̅ = Rata-rata Jawaban Siswa
SMI = Skor MAksimum Ideal
Indeks kesukaran suatu butir soal diinterpretasikan dalam kriteria sebagai
berikut :

Tabel 3.10
Kriteria Indeks Kesukaran
Koefisien Korelasi Interpretasi Reliabilitas
IK = 0,00 Terlalu Sukar
0,00 < IK ≤ 0,30 Sukar
0,30 < IK ≤ 0,70 Sedang
0,70 < IK < 1,00 Mudah
IK = 0,00 Terlalu Mudah

G. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu teknik tes dan non
tes. Teknik Tes melalui tes kemampuan pemecahan masalah. Teknik non tes
melalui observasi, wawancara, angket self efficacy, dan dokumentasi.
1. Teknik Tes
Tes merupakan suatu alat penilaian dalam bentuk tulisan untuk
mencatat atau mengamati prestasi siswa yang sejalan dengan target
penilaian. Tes dilakukan untuk mengetahui kemampuan pemecahan
masalah matematis siswa. Tes ini diberikan kepada peserta didik yang
telah dikelompokkan ke dalam kriteria tingkat self efficacy dan telah
dipilih sebagai subjek penelitian.
2. Teknik Non Tes
a. Observasi
Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan di
lapangan. Peneliti mendatangi langsung lokasi tempat penelitian,
mencatat dan menganalis peristiwa yang terjadi dan temuan lainnya
yang ditemukan.
Peneliti melakukan observasi dengan dua tahapan. Pertama
observasi awal, untuk memastikan tempat penelitian dan mengamati
keadaan lingkungan sekolah. Kedua, observasi mengenai kegiatan
siswa dalam pembelajaran matematika.
b. Wawancara
Peneliti melakukan wawancara dengan siswa kelas VIII dan
guru mata pelajaran matematika di MTs Negeri 2 Sumedang. Peneliti
mewawancarai guru matematika untuk mengetahui bagaimana siswa
dalam pembelajaran matematika dan bagaimana tingkat kemampuan
pemecahan masalah siswa dalam pembelajaran matematika.
Selanjutnya, peneliti mewawancarai siswa kelas VIII. Wawancara ini
dilakukan setelah dilaksanakanya uji tes kemampuan pemecahan
masalah, tujuannya untuk mengetahui apa saja kesulitan-keselulitan
siswa dalam pembelajaran matematika dan faktor apa saja yang
menyebabkan mereka menemukan kesulitan-kesulitan tersebut.
c. Angket Self Efficacy
Angket self efficacy digunakan untuk mengetahui tingkat
keyakinan siswa dalam pembelajaran matematika khususnya dalam
memecahkan masalah. Angket diberikan kepada siswa kelas VIII,
kemudian hasilnya akan dihitung, selanjutnya dikelompokkan
berdasarkan skor yang didapat ke dalam kriteria self efficacy, yaitu
tingkat self efficacy sangat rendah, rendah, cukup rendah, sedang,
cukup tinggi, tinggi, dan sangat tinggi.
d. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan sebagai bukti bahwa peneliti telah
melaksanakan penelitian di sekolah MTs Negeri 2 Sumedang.
Dokumentasi yang dikumpulkan peneliti berupa foto-foto kegiatan
penelitian, data sekolah, dan sebagainya yang mendukung penelitian
ini.
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis
data kualitatif model Miles dan Huburman. Adapun langkah-langkah analisis
data Model Miles dan Huburman sebagai berikut:
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.
Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran
yang lebih jelas, dan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data
selanjutnya, dan mencari bila diperlukan.
Penelitian ini, data hasil yang terkumpul dari teknik pengumpulan
data tes dan non tes, akan dianalisis tingkat kemampuan pemecahan
masalah matematis berdasarkan tingkat self efficacy siswa dengan memilih
dan mengelompokan data kedalam kategori kemampuan pemecahan
masalah dan tingkat self efficacy.
2. Data Display (Penyajian Data)
Setelah data di reduksi, langkah selanjutnya adalah mendisplaykan
data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya.
Mendisplay data akan memudahkan peneliti untuk memahami apa yang
terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah
dipahami.
Penelitian ini, setelah peneliti mengelompokan data yang didapat
dari hasil tes dan wawancara kedalam kategori kemampuan pemecahan
masalah dan self efficacy, kemudian data tersebut disusun sesuai
klasifikasi tingkat kemamampuan masalah dan tingkat self efficacy
sehingga struktuknya dapat dipahami. Setelah dianalisis secara mendalam
ternyata ada hubungan yang interaktif antara dua kategori tersebut.
3. Conclusion Drawing/Verification (Gambaran Kesimpulan/verifikasi)
Langkah terakhir dalam analisis data kualitatif menutut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan dalam
penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya belum
pernah ada.
Kesimpulan awal yang telah dibuat masih bersifat sementara, dan
akan berubah apabila tidak ditemukan bukti-bukti yang valid ketika proses
pengumpulan data dilapangan. Namun, apabila ditemukan bukti-bukti
yang valid ketika peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka
kesimpulan yang telah dibuat merupakan kesimpulan yang kredibel.
Dengan demikian, penarikan kesimpulan dalam penelitian ini didapatkan
dari sajian data yang bertujuan untuk memperoleh kesimpulan tentang
tingkat kemampuan pemecahan masalah matematis siswa ditinjau dari
tingkat self efficacy siswa.

I. Keabsahan Data
Keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan uji kredibilitas
data dengan melalui dua teknik, yaitu meningkatkan ketekunan, dan
triangulasi.
1. Meningkatkan Ketekunan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara
lebih cermat dan berkesinambungan. Hal ini dapat meningkatkan
kredibilitas data karena dengan meningkatkan ketekunan peneliti dapat
mengecek atau memeriksa kembali data-data yang telah ditemukan itu
salah atau tidak. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan
peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.
Peneliti banyak membaca berbagai referensi buku maupun hasil
penelitian atau dokumentasi-dokumentasi yang berkaitan dengan temuan
yang diteliti yaitu tentang analisis kemampuan pemecahan masalah
matematis yang ditinjau dari tingkat self efficacy siswa.
2. Triangulasi
Adapun triangulasi yang digunakan adalah triangulasi teknik.
Triangulasi teknik yaitu menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan
cara mengecek data kepada sumber yang sama namun dnegan teknik yang
berbeda.
Penelitian ini, peneliti membandingkan data hasil tes dengan data
hasil wawancara . Keabsahan data diuji melalui pengecekan data pada
subjek penelitian yaitu siswa kelas VIII dan guru matematika kelas VIII di
MTs Negeri 2 Sumedang. Kedua data dibandingkan untuk dianalisis lebih
lanjut untuk menarik suatu kesimpulan.

Anda mungkin juga menyukai