Anda di halaman 1dari 104

PERENCANAAN

BALOK LENTUR
SI-3212 Struktur Baja
Muhammad Riyansyah, ST., Ph.D.

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 1


Perencanaan Balok – SNI 1729:2015
 Pendahuluan
 Perencanaan balok untuk momen lentur
(Pasal F)
 Perencanaan balok untuk geser (Pasal G)
 Perencanaan balok-kolom (lentur-aksial)
(Pasal H)

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 2


PENDAHULUAN

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 3


Balok
 Definisi balok:
Komponen struktur yang menahan beban
transverse (tegak lurus terhadap sumbu
memanjang komponen struktur)
 Berbagai jenis balok:
 Joist
 Lintels
 Spandrels
 Stringers
 Balok lantai
10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 4
Joists
 Balok-balok dengan jarak berdekatan yang
menopang lantai atau atap

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 5


Lintels
 Balok di atas bukaan (openings) pada
dinding, seperti untuk jendela atau pintu

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 6


Spandrels
 Balok yang menopang dinding

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 7


Stringers
 Balok pada lantai atau tangga yang searah
dengan arah memanjang

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 8


Balok Lantai

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 9


Penampang untuk Balok Lentur
 Profil-I adalah yang paling umum dan
paling efisien digunakan untuk balok
 Profil-C (kanal) biasanya digunakan untuk
balok dengan beban yang kecil (seperti,
purlins). Tahanan lateral profil-C relatif
tidak terlalu baik, diperlukan bracing
(seperti, sag rod)

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 10


Tegangan Akibat Momen Lentur
 Balok yang menerima momen lentur, , maka
tegangan balok, , di setiap titik dapat dihitung
dengan
×
=

dengan,
→ tegangan pada balok, MPa
→ momen lentur, N-mm
→ jarak dari garis netral, mm
→ momen inertia penampang, mm4
10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 11
Tegangan Akibat Momen Lentur
 Untuk balok dengan penampang persegi, dan,
maka garis netral berada di sumbu simetri, dan
= . Sehingga
× ×
= = =
dengan,
→ posisi garis netral, mm
→ modulus penampang, mm3
Catatan:
Tegangan maksimum yang terjadi di bawah tegangan
leleh
10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 12
Tegangan Akibat Momen Lentur

a. Penampang balok d. Tegangan akibat momen lentur


b. Tegangan pada penampang saat menyebabkan sebagian penampang
tegangan maksimum di bawah mengalami leleh
tegangan leleh e. Tegangan akibat momen lentur
c. Tegangan pada penampang saat menyebabkan sebagian penampang
tegangan maksimum mencapai mengalami leleh
tegangan leleh f. Momen lentur menyebabkan seluruh
penampang mengalami leleh

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 13


Tegangan Akibat Momen Lentur

= Momen leleh, Momen plastis,

Faktor penampang (shape factor) →


Contoh: penampang persegi = 1.5
10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 14
Mekanisme Terjadinya Sendi Plastis
 Tegangan pada penampang adalah
tegangan elastis

 Sebagian penampang masih


mengalami tegangan elastis dan
sebagian sudah mengalami tegangan
plastis

 Seluruh penampang pada momen


maksimum sudah mengalami
tegangan plastis

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 15


Mekanisme Terjadinya Sendi Plastis

Kondisi elastis

Kondisi inelastis

Kondisi plastis

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 16


Momen Leleh vs Momen Plastis
Momen Leleh Momen Plastis

 Momen leleh,  Momen plastis,


2
= = == =
4 3 6 2 2 4
*utk penampang persegi *utk penampang persegi

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 17


Contoh 1
 Dari balok dengan penampang profil-T dan =
344.7 MPa berikut:

 Hitung:
 Momen leleh, momen plastis, faktor penampang (shape factor)

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 18


Contoh 1
 Luas penampang,
= 8 1.5 + 6 2 = 24
= 15,483.8
 Centroid,
8 (1.5) 0.75 + (6)(12)(1.5 + 3)
=
24
= 2.625 = 66.675
 Momen inersia,
8 1.5 2 6
= + 8 1.5 1.875 + + 2 6 1.875
12 12
= 122.6 = 51.03 × 10

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 19


Contoh 1
 Modulus elastis,
122.6 122.6
= = =
6 + 1.5 − 2.625 4.875
= 25.1 = 0.41 × 10
Catatan: diambil jarak terbesar
ke serat tarik/tekan terjauh
 Momen leleh,
= = 344.7 0.41 × 10 = 141.3

 Modulus plastis,
= 8 1.5 0.75 + 6 2 3 = 45 = 0.74 × 10
Catatan: posisi garis netral plastis sedemikian sehingga luas
tertekan = luas tertarik, = → di dasar flens

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 20


Contoh 1
 Momen plastis,
= = 344.7 0.74 × 10 = 255.1

 Faktor penampang (shape factor)


0.74 × 10
= = = 1.80
0.41 × 10

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 21


Klasifikasi Penampang
 Penampang plastis
Penampang mampu mencapai momen plastis , dan mampu
memberikan rotasi momen yang cukup utk pada kondisi momen yg
melebihi tanpa tekuk lokal
 Penampang kompak (compact)
Penampang mampu mencapai momen plastis , tapi tekuk lokal
membatasi kemampuan penampang utk memberikan rotasi
momen setelah tercapai
 Penampang nonkompak (non-compact)
Penampang hanya mampu mencapai momen leleh , tekuk lokal
membatasi kemampuan penampang utk mencapai
 Penampang langsing
Penampang tidak mampu mencapai momen leleh krn tekuk
lokal

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 22


Klasifikasi Penampang

PLASTIS

COMPACT

NONCOMPACT

LANGSING

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 23


Klasifikasi Penampang

<

Non-
Plastis Compact Langsing
compact

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 24


Klasifikasi Penampang

Tidak Langsing
Komponen Tekan
Langsing

Compact

Komponen Lentur Noncompact

Langsing

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 25


Klasifikasi Komponen
 Klasifikasi komponen berdasarkan panjang tak terkekang lateral
komponen lentur
 Zone 1 – Komponen plastis atau tanpa tekuk torsi lateral (lateral
torsional buckling atau LTB)
Komponen yang terkekang secara lateral di sepanjang bentang, atau yang
jarak antar kekangan lateralnya cukup dekat, keruntuhan tekuk torsi lateral
tidak terjadi
 Zone 2 – Komponen dengan tekuk torsi lateral inelastik
Komponen yang panjang tak terkekangnya cukup besar, sehingga sebelum
penampang mampu mencapai kapasitas lenturnya (tapi sebagian
penampang sudah mengalami leleh/inelastik), komponen sudah
mengalami keruntuhan tekuk torsi lateral
 Zone 3 – Komponen dengan tekuk torsi lateral
Komponen yang panjang tak terkekangnya terlalu besar, sehingga
penampang belum mengalami leleh (masih elastik), komponen sudah
mengalami keruntuhan tekuk torsi lateral

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 26


Klasifikasi Komponen

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 27


Review 1
 Ada 2 parameter kuat momen lentur pada suatu komponen:
 Momen plastis =
 Momen leleh =
 Kuat momen lentur maksimum yang mungkin diberikan oleh
sebuah penampang adalah momen plastis (seluruh
penampang mengalami leleh/plastis)
 Kuat momen lentur suatu komponen dipengaruhi oleh:
 Klasifikasi penampang: compact, non-compact, langsing
 Klasifikasi komponen: plastis, LTB inelastik, LTB elastik

 Klasifikasi penampang → , , …
 Klasifikasi komponen →
10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 28
PERENCANAAN
KOMPONEN LENTUR

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 29


Asumsi pada Komponen Lentur
 Titik-titik support dari balok terkekang secara lateral
(tidak bisa mengalami perpindahan pada arah lateral dan
tidak bisa mengalami torsi)

Terkekang secara lateral

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 30


Penggunaan Bab F – SNI 1729:2015
 Tabel F1.1

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 31


Penggunaan Bab F – SNI 1729:2015
 Tabel F1.1 (lanjutan)

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 32


Penggunaan Bab F – SNI 1729:2015
 Tabel F1.1 (lanjutan)

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 33


Klasifikasi Penampang – Tabel B4.1b
 Rasio lebar-terhadap-tebal
 , , ,…

 Batasan rasio lebar-terhadap-tebal,


 Penampang kompak (compact) →
 Penampang nonkompak (non-compact) →

 ≤ → penampang kompak
 < ≤ → penampang nonkompak
 > → penampang langsing

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 34


Klasifikasi Penampang – Tabel B4.1b
 Tabel B4.1b

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 35


Klasifikasi Penampang – Tabel B4.1b
 Tabel B4.1b (lanjutan)

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 36


Klasifikasi Penampang – Tabel B4.1b
 Tabel B4.1b (lanjutan)

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 37


Klasifikasi Penampang – Tabel B4.1b
 Lebar pada elemen penampang yang diperkaku
adalah:
 Utk web dari profil canai panas (hot-rolled),
 ℎ (Kasus 15) adalah jarak bersih antara flens, dikurangi
radius sudut pertemuan setiap flens
 ℎ (Kasus 16) adalah dua kali jarak dari centroid ke muka
bagian dalam dari flens tekan, dikurangi radius sudut
pertemuan

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 38


Klasifikasi Penampang – Tabel B4.1b
 Lebar pada elemen penampang yang diperkaku
adalah:
 Utk web dari profil tersusun (built-up)
 ℎ (Kasus 15) adalah jarak antara deretan yg berdekatan dari
pengencang atau jarak bersih antara flens-flens bila las
digunakan
 ℎ (Kasus 16) adalah dua kali jarak dari centroid ke deretan
terdekat dari pengencang pada flens tekan, atau muka
bagian dalam dari flens tekan bila las digunakan
 ℎ (Kasus 16) adalah dua kali jarak dari sumbu netral plastis
ke deretan terdekat pengencang pada flens tekan atau muka
bagian dalam dari flens tekan bila las digunakan
10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 39
Klasifikasi Penampang – Tabel B4.1b
 Lebar pada elemen penampang yang diperkaku
adalah:
 Utk flens dari profil canai panas (hot-rolled) berongga,
 adalah jarak bersih antara web-web, dikurangi radius sudut
bagian dalam pada setiap sisinya
 ℎ adalah jarak bersih antara flens-flens, dikurangi radius
sudut bagian dalam pada setiap sisinya
 Jika radius sudut tidak diketahui, dan ℎ harus diambil
sebagai dimensi terluar dikurangi tiga kali ketebalan.

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 40


PROFIL-I (SIMETRI GANDA)
DAN KANAL – PASAL F2
Web dan Flens adalah Kompak

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 41


Profil-I (Simetri Ganda) dan Kanal – Pasal F2
 Tabel F1.1

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 42


Profil-I (Simetri Ganda) dan Kanal – Pasal F2
 Komponen menahan lentur terhadap sumbu-kuat
 Klasifikasi penampang:
 Web → kompak
 Flens → kompak

 Kuat lentur adalah nilai minimum untuk kondisi


batas di antara:
 Kuat lentur yang dibatasi kuat lentur penampang plastis (web
dan flens adalah penampang kompak) – Pasal F2.1
 Kuat lentur yang dibatasi kuat lentur tekuk-torsi-lateral – Pasal
F2.2
 Faktor reduksi kekuatan = 0.90

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 43


Profil-I (Simetri Ganda) dan Kanal – Pasal F2
 Kuat lentur yang dibatasi kuat lentur penampang plastis –
Pasal F2.1
Pers. F2-1 = =
di mana
→ tegangan leleh, MPa
→ modulus plastis terhadap sumbu-x, mm3

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 44


Profil-I (Simetri Ganda) dan Kanal – Pasal F2
 Kuat lentur yang dibatasi kuat lentur tekuk-torsi-lateral –
Pasal F2.2
 Faktor modifikasi tekuk torsi lateral – Pasal F1
.
Pers. F1-1 =
.
di mana
→ nilai absolut dari momen lentur maksimum yg terjadi pada
segmen tak terkekang secara lateral, Nmm
→ nilai absolut momen lentur pada ¼ bentang, Nmm
→ nilai absolut momen lentur pada tengah bentang, Nmm
→ nilai absolut momen lentur pada ¾ bentang, Nmm
Untuk kantilever atau overhangs yg ujung bebasnya tidak dikekang
secara lateral, = 1.0
10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 45
Profil-I (Simetri Ganda) dan Kanal – Pasal F2
 Batasan panjang tak terkekang

Pers. F2-5 = 1.76

.
Pers. F2-6 = 1.95 + + 6.76
.

di mana

= 1.0 untuk Profil-I simetri ganda

= untuk Kanal

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 46


Profil-I (Simetri Ganda) dan Kanal – Pasal F2
 Klasifikasi panjang tak terkekang
Utk ≤ kuat lentur tidak dibatasi kuat lentur tekuk-torsi-
lateral

Utk < ≤

Pers. F2-2 = − − 0.7 ≤

Utk >
Pers. F2-3 = ≤

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 47


Profil-I (Simetri Ganda) dan Kanal – Pasal F2
Keterangan:
→ panjang tak terkekang, mm

= 1 + 0.078

→ modulus elastisitas, 200,000 MPa


→ konstanta torsi, mm4
→ modulus elastis terhadap sumbu-x, mm3
ℎ → jaarak antara centroid flens atas dan bawah, mm

= utk Profil-I simetris ganda, maka =

juga boleh didekati dgn =

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 48


PROFIL-I (SIMETRI GANDA) –
PASAL F3
Web adalah Kompak dan
Flens adalah Nonkompak atau Langsing

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 49


Profil-I (Simetri Ganda) – Pasal F3
 Tabel F1.1

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 50


Profil-I (Simetri Ganda) – Pasal F3
 Komponen menahan lentur terhadap sumbu-kuat
 Klasifikasi penampang:
 Web → kompak
 Flens → nonkompak atau langsing

 Kuat lentur adalah nilai minimum untuk kondisi


batas di antara:
 Kuat lentur yang dibatasi kuat lentur tekuk-torsi-lateral – Pasal
F2.2
 Kuat lentur yang dibatasi tekuk lokal pada flens – Pasal F3.2
 Faktor reduksi kekuatan = 0.90

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 51


Profil-I (Simetri Ganda) – Pasal F3
 Kuat lentur yang dibatasi kuat lentur tekuk-torsi-lateral –
Pasal F2.2
 Faktor modifikasi tekuk torsi lateral – Pasal F1
.
Pers. F1-1 =
.
di mana
→ nilai absolut dari momen lentur maksimum yg terjadi pada
segmen tak terkekang secara lateral, Nmm
→ nilai absolut momen lentur pada ¼ bentang, Nmm
→ nilai absolut momen lentur pada tengah bentang, Nmm
→ nilai absolut momen lentur pada ¾ bentang, Nmm
Untuk kantilever atau overhangs yg ujung bebasnya tidak dikekang
secara lateral, = 1.0
10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 52
Profil-I (Simetri Ganda) – Pasal F3
 Batasan panjang tak terkekang

Pers. F2-5 = 1.76

.
Pers. F2-6 = 1.95 + + 6.76
.

di mana

= 1.0 untuk Profil-I simetri ganda

= untuk Kanal

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 53


Profil-I (Simetri Ganda) – Pasal F3
 Klasifikasi panjang tak terkekang
Utk ≤ kuat lentur tidak dibatasi kuat lentur tekuk-torsi-
lateral

Utk < ≤

Pers. F2-2 = − − 0.7 ≤

Utk >
Pers. F2-3 = ≤

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 54


Profil-I (Simetri Ganda) – Pasal F3
Keterangan:
→ panjang tak terkekang, mm

= 1 + 0.078

→ modulus elastisitas, 200,000 MPa


→ konstanta torsi, mm4
→ modulus elastis terhadap sumbu-x, mm3
ℎ → jarak antara centroid flens atas dan bawah, mm

= utk Profil-I simetris ganda, maka =

juga boleh didekati dgn =

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 55


Profil-I (Simetri Ganda) – Pasal F3
 Kuat lentur yang dibatasi kuat lentur tekuk lokal pada
flens – Pasal F3.2
Untuk penampang dengan flens non-kompak < ≤

Pers. F3-1 = − − 0.7

Untuk penampang dengan flens langsing >


.
Pers. F3-1 =

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 56


Profil-I (Simetri Ganda) – Pasal F3
Keterangan:

= → rasio lebar-terhadap-tebal dari flens

= → batasan kelangsingan kompak utk flens, Tabel B4.1b


= → batasan kelangsingan nonkompak utk flens, Tabel B4.1b

= dengan batas minimum 0.35 dan batas maksimum 0.76


/

ℎ → jarak seperti yang didefinisikan pada Pasal B4.1b, mm

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 57


PROFIL-I – PASAL F4
Web adalah Kompak atau Nonkompak dan
Flens adalah Kompak, Nonkompak, atau Langsing

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 58


Profil-I – Pasal F4
 Tabel F1.1

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 59


Profil-I – Pasal F4
 Komponen menahan lentur terhadap sumbu-kuat
 Klasifikasi penampang:
 Web → kompak atau nonkompak
 Flens → kompak, nonkompak, atau langsing

 Kuat lentur adalah nilai minimum untuk kondisi batas di antara:


 Kuat lentur yang dibatasi pelelehan flens tekan – Pasal F4.1
 Kuat lentur yang dibatasi tekuk-torsi-lateral – Pasal F4.2 (berbeda
dengan tekuk torsi lateral pada Pasal F2 dan F3)
 Kuat lentur yang dibatasi tekuk lokal pada flens – Pasal F4.3 (berbeda
dengan tekuk lokal pada flens pada Pasal F3)
 Kuat lentur yang dibatasi pelelehan flens tarik – Pasal F4.4
 Faktor reduksi kekuatan = 0.90

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 60


Profil-I – Pasal F4
 Kuat lentur yang dibatasi pelelehan flens tekan – Pasal F4.2
Pers. F4-1 = =
di mana
→ momen leleh pada sayap tekan, Nmm
=
→ modulus penampang elastis utk flens tekan, mm3
→ momen inersia flens tekan terhadap sumbu-y, mm4

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 61


Profil-I – Pasal F4
di mana (lanjutan)
→ faktor plastifikasi web
Utk ⁄ > 0.23, maka

Jika ≤ → = (Pers. F4-9a)

Jika > → = − −1 ≤ (Pers. F4-9b)

Utk ⁄ ≤ 0.23 → = 1.0 (Pers. F4-10)

→ momen plastis, Nmm


= ≤ 1.6

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 62


Profil-I – Pasal F4
Keterangan:

= → rasio lebar-terhadap-tebal dari web

= → batasan kelangsingan kompak utk web, Tabel B4.1b


= → batasan kelangsingan nonkompak utk web, Tabel B4.1b
ℎ → jarak seperti yang didefinisikan pada Pasal B4.1b, mm

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 63


Profil-I – Pasal F4
 Kuat lentur yang dibatasi tekuk-torsi-lateral – Pasal F4.2
 Faktor modifikasi tekuk torsi lateral – Pasal F1
.
Pers. F1-1 =
.

di mana
→ nilai absolut dari momen lentur maksimum yg terjadi pada
segmen tak terkekang secara lateral, Nmm
→ nilai absolut momen lentur pada ¼ bentang, Nmm
→ nilai absolut momen lentur pada tengah bentang, Nmm
→ nilai absolut momen lentur pada ¾ bentang, Nmm
Untuk kantilever atau overhangs yg ujung bebasnya tidak dikekang
secara lateral, = 1.0
10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 64
Profil-I – Pasal F4
 Batasan panjang tak terkekang
Pers. F4-7 = 1.1

Pers. F4-8 = 1.95 + + 6.76

Utk Profil-I dengan flens tekan berbentuk persegi:

Pers. F4-11 =

Pers. F4-12 =

→ lebar flens tekan, mm


→ tebal flens tekan, mm

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 65


Profil-I – Pasal F4
 Batasan panjang tak terkekang
Utk Profil-I dengan cover plate dipasangkan pada flens tekan
berbentuk persegi:
→ jari-jari girasi dari flens tekan ditambah sepertiga dari web
yang tertekan, mm
→ rasio dua kali luas web yang tertekan terhadap luas flens
tekan
= 0.7 jika / ≥ 0.7

= jika ⁄ < 0.7 (dengan batas minimum ≥ 0.5 )


Utk Profil-I dengan flens persegi, Pers. F4-11 bisa didekati dengan

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 66


Profil-I – Pasal F4
 Klasifikasi panjang tak terkekang
Utk ≤ kuat lentur tidak dibatasi kuat lentur tekuk-torsi-
lateral

Utk < ≤

Pers. F4-2 = − −

batas maksimum =

Utk >
Pers. F4-3 = ≤

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 67


Profil-I – Pasal F4
Keterangan:
→ panjang tak terkekang, mm

= 1 + 0.078 (Pers. F4-5)

→ modulus elastisitas, 200,000 MPa


→ konstanta torsi, mm4
utk / ≤ 0.23 → = 0
→ modulus elastis terhadap sumbu-x, mm3

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 68


Profil-I – Pasal F4
 Kuat lentur yang dibatasi tekuk lokal pada flens – Pasal
F4.3
Utk ≤ kuat lentur tidak dibatasi kuat lentur tekuk lokal
pada flens
Utk < ≤

Pers. F4-13 = − −

Utk >
.
Pers. F4-14 =

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 69


Profil-I – Pasal F4
Keterangan:

= → rasio lebar-terhadap-tebal dari flens tekan

→ dihitung dengan Pers. F4-6a dan F4-6b


→ faktor plastifikasi web, dihitung dengan Pers. F4-9
= → batasan kelangsingan kompak utk flens, Tabel B4.1b
= → batasan kelangsingan nonkompak utk flens, Tabel B4.1b

= dengan batas minimum 0.35 dan batas maksimum 0.76


/

ℎ → jarak seperti yang didefinisikan pada Pasal B4.1b, mm

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 70


Profil-I – Pasal F4
 Kuat lentur yang dibatasi pelelehan pada flens tarik –
Pasal F4.4
Utk ≥ kuat lentur tidak dibatasi pelelehan pada flens tarik

Utk <
Pers. F4-15 = =

di mana
Utk ℎ / ≤ → = /

Utk ℎ ⁄ > → = − −1 ≤

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 71


Profil-I – Pasal F4
Keterangan:

= → rasio lebar-terhadap-tebal dari web

= → batasan kelangsingan kompak utk web, Tabel B4.1b


= → batasan kelangsingan nonkompak utk web, Tabel B4.1b
ℎ → jarak seperti yang didefinisikan pada Pasal B4.1b, mm

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 72


PROFIL STRUKTUR
BERONGGA (PSB) PERSEGI
– PASAL F7
Web adalah Kompak atau Nonkompak dan
Flens adalah Kompak, Nonkompak, atau Langsing

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 73


PSB Persegi – Pasal F7
 Tabel F1.1

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 74


PSB Persegi – Pasal F7
 Komponen menahan lentur terhadap sumbu-kuat dan
sumbu-lemah
 Klasifikasi penampang:
 Web → kompak atau nonkompak
 Flens → kompak, nonkompak, atau langsing

 Kuat lentur adalah nilai minimum untuk kondisi


batas di antara:
 Kuat lentur yang dibatasi momen plastis – Pasal F7.1
 Kuat lentur yang dibatasi tekuk lokal pada flens – Pasal F7.2
 Kuat lentur yang dibatasi tekuk lokal pada badan – Pasal F7.3
 Faktor reduksi kekuatan = 0.90
10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 75
PSB Persegi – Pasal F7
 Kuat lentur yang dibatasi momen plastis – Pasal F7.1
Pers. F7-1 = =
di mana
→ modulus plastis penampang, mm3
= jika moment lentur terhadap sumbu-x
= jika moment lentur terhadap sumbu-y

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 76


PSB Persegi – Pasal F7
 Kuat lentur yang dibatasi tekuk lokal pada flens – Pasal
F7.2
 Hanya perlu ditinjau jika flens nonkompak atau langsing
 Untuk flens nonkompak

Pers. F7-2 = −( − ) 3.57 − 4.0 ≤

di mana
→ modulus elastis penampang, mm3
= jika moment lentur terhadap sumbu-x
= jika moment lentur terhadap sumbu-y

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 77


PSB Persegi – Pasal F7
 Kuat lentur yang dibatasi tekuk lokal pada flens – Pasal
F7.2
 Hanya perlu ditinjau jika flens nonkompak atau langsing
 Untuk flens langsing
Pers. F7-3 =
di mana
→ modulus elastis penampang efektif, mm3, yang
perhitungannya menggunakan lebar efektif,

.
Pers. F7-3 = 1.92 1− ≤
/

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 78


PSB Persegi – Pasal F7
 Kuat lentur yang dibatasi tekuk lokal pada web – Pasal
F7.3
 Hanya perlu ditinjau jika penampang web adalah
nonkompak

Pers. F7-5 = −( − ) 0.305 − 0.738 ≤

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 79


PROFIL STRUKTUR
BERONGGA (PSB) BULAT –
PASAL F8

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 80


PSB Bulat – Pasal F8
 Tabel F1.1

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 81


PSB Bulat – Pasal F8
 Berlaku hanya utk PSB bulat dengan ⁄ < 0.45 /
(batasan kelangsingan penampang maksimum)
 Kuat lentur adalah nilai minimum untuk kondisi
batas di antara:
 Kuat lentur yang dibatasi momen plastis – Pasal F8.1
 Kuat lentur yang dibatasi tekuk lokal – Pasal F8.2
 Faktor reduksi kekuatan = 0.90

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 82


PSB Bulat – Pasal F8
 Kuat lentur yang dibatasi momen plastis – Pasal F8.1
Pers. F8-1 = =
di mana
→ modulus plastis penampang, mm3

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 83


PSB Bulat – Pasal F8
 Kuat lentur yang dibatasi tekuk lokal – Pasal F8.2
 Hanya perlu ditinjau jika penampang nonkompak atau
langsing
 Untuk penampang nonkompak
.
Pers. F8-2 = +

di mana
→ modulus elastis penampang, mm3

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 84


PSB Bulat – Pasal F8
 Kuat lentur yang dibatasi tekuk lokal – Pasal F8.2
 Hanya perlu ditinjau jika penampang nonkompak atau
langsing
 Untuk penampang langsing
Pers. F8-3 =
di mana
→ modulus elastis penampang, mm3
.
=

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 85


FAKTOR MODIFIKASI TEKUK
TORSI LATERAL

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 86


Profil-I (Simetri Ganda) – Pasal F3
 Kuat lentur yang dibatasi tekuk-torsi-lateral – Pasal F4.2
 Faktor modifikasi tekuk torsi lateral – Pasal F1
.
Pers. F1-1 =
.

di mana
→ nilai absolut dari momen lentur maksimum yg terjadi pada
segmen tak terkekang secara lateral, Nmm
→ nilai absolut momen lentur pada ¼ bentang, Nmm
→ nilai absolut momen lentur pada tengah bentang, Nmm
→ nilai absolut momen lentur pada ¾ bentang, Nmm
Untuk kantilever atau overhangs yg ujung bebasnya tidak dikekang
secara lateral, = 1.0
10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 87
Faktor Modifikasi Tekuk Torsi Lateral – Pers. F1-1)

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 88


Faktor Modifikasi Tekuk Torsi Lateral – Pers. F1-1)

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 89


Contoh 2
 Pilih penampang utk balok dgn beban seperti berikut

 Dengan:
 = 0.05 ⁄ = 0.73 /
 = 18 = 80.1
 = 40 = 12.2

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 90


Contoh 2
 Step 1 – Hitung kuat perlu,
= 1.2 0.73 = 0.88 /
= 1.6 80.1 = 128.2
0.88 12.2 (128.2)(12.2)
= + = + = 537.7
8 3 8 3
 Step 2 – Pilih penampang ASTM A992 W21x48
= 50 = 344.7
= 65 = 448.2
= 93.0 = 1.52 × 10
= 107 = 1.75 × 10
/2 = 9.47
ℎ⁄ = 53.6

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 91


Contoh 2
 Step 3 – Cek penampang
Flens

= = 9.47
2
Batasan kelangsingan flens (Tabel B4.1b – Kasus 10)

200,000
= 0.38 = 0.38 = 9.15
344.7

200,000
= 1.0 = 0.38 = 24.1
344.7

< < → flens tekan adalah nonkompak

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 92


Contoh 2
 Step 3 – Cek penampang
Web

= = 53.6

Batasan kelangsingan web (Tabel B4.1b – Kasus 15)

200,000
= 3.76 = 3.76 = 90.6
344.7

< → web adalah kompak

Profil-I (simetris-ganda), flens nonkompak, web kompak


→ Pasal F3, kuat lentur dibatasi LTB dan FLB
10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 93
Contoh 2
 Step 4 – Hitung kuat lentur penampang berdasarkan
kondisi yang sesuai
Batasan LTB
Dari soal, balok terkekang secara lateral di sepanjang bentang
(continuous bracing)
Pers. F1-1 = 1.0 (continuous bracing)
→ LTB tidak menentukan

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 94


Contoh 2
 Step 4 – Hitung kuat lentur penampang berdasarkan
kondisi yang sesuai
Batasan FLB (Nonkompak)
Pers. F2-1 = = 344.7 1.75 × 10 = 603.2

Pers. F3-1 = −( − 0.7 )

= 0.9 603.2 × 10 − (603.2 × 10 −


. .
0.7 344.7 1.52 × 10 )
. .
= 538.3

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 95


Contoh 2
 Step 5 – Kesimpulan
Kuat lentur balok ditentukan oleh FLB dengan kuat lentur sebesar
538.3 kNm, memenuhi persyaratan untuk menerima kuat lentur
perlu sebesar 537.7 kNm

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 96


Contoh 3
 Pilih penampang berdasarkan batasan lendutan utk
balok dgn beban seperti berikut

 Dengan:
 = 0.8 ⁄ = 11.7 /
 =2 / = 29.2 /
 = 30 = 9.1
10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 97
Contoh 3
 Step 1 – Hitung kuat perlu,
= 1.2 11.7 + (1.6)(29.2) = 60.8 /
60.8 9.1
= = = 629.4
8 8
 Step 2 – Tentukan lendutan maksimum
5
Δ= ≤ 25.4
384
5 29.2 9.1 × 1000
= = 5.13 × 10
384(200,000)(25.4)

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 98


Contoh 3
 Step 3 – Pilih penampang ASTM A992 W24x55
= 50 = 344.7
= 65 = 448.2
= 1,350 = 5.62 × 10 > = 5.13 × 10
⁄2 = 6.94
ℎ⁄ = 54.6
= 1.87 × 10
= 2.2 × 10

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 99


Contoh 3
 Step 4 – Cek penampang
Flens

= = 6.94
2
Batasan kelangsingan flens (Tabel B4.1b – Kasus 10)

200,000
= 0.38 = 0.38 = 9.15
344.7

200,000
= 1.0 = 0.38 = 24.1
344.7

< → flens tekan adalah kompak

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 100


Contoh 3
 Step 4 – Cek penampang
Web

= = 54.6

Batasan kelangsingan web (Tabel B4.1b – Kasus 15)

200,000
= 3.76 = 3.76 = 90.6
344.7

< → web adalah kompak

Profil-I (simetris-ganda), flens kompak, web kompak →


Pasal F2, kuat lentur dibatasi Y dan LTB
10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 101
Contoh 3
 Step 5 – Hitung kuat lentur penampang berdasarkan
kondisi yang sesuai
Batasan LTB
Dari soal, balok terkekang secara lateral di sepanjang bentang
(continuous bracing)
Pers. F1-1 = 1.0 (continuous bracing)
→ LTB tidak menentukan

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 102


Contoh 2
 Step 5 – Hitung kuat lentur penampang berdasarkan
kondisi yang sesuai
Batasan Y
Pers. F2-1 = = 0.9 344.7 2.2 × 10 = 682.5

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 103


Contoh 2
 Step 5 – Kesimpulan
Kuat lentur balok ditentukan oleh Y dengan kuat lentur sebesar
682.5 kNm, memenuhi persyaratan untuk menerima kuat lentur
perlu sebesar 629.4 kNm

10-Mar-16 SI-3212 – Sem 2 – 2015/2016 - MR 104

Anda mungkin juga menyukai