Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH MATEMATIKA DISKRIT

RELASI REKURSIF (RR)


“Penyelesaian RR dengan Fungsi Pembangkit Biasa”

Disusun Oleh:
Kelompok 3

1. Ela Salsabila (18205054)


2. Herdi Setiawan (18205057)
3. Nanda Priyatno (18205061)
4. Nisail Mardiah (18205025)

Dosen Pembimbing:
Prof. Dr. Ahmad Fauzan, M.Pd, M.Sc

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Matematika Diskrit merupakan cabang matematika yang mempelajari tentang

obyek-obyek diskrit. Diskrit itu sendiri adalah sejumlah berhingga elemen yang berbeda

atau elemen-elemen yang tidak bersambungan. Dimana data diskrit merupakan data yang

satuannya selalu bulat dalam bilangan asli, tidak berbentuk pecahan. Matematika Diskrit

itu sendiri meliputi kombinatorik, relasi dan fungsi, relasi rekursif (relasi berulang),

prinsip sangkar burung merpati dan juga teori graf.

Relasi berulang mendefinisikan sebuah barisan dengan memberikan nilai ke-n

yang dikaitkan dengan suku-suku sebelumnya. Untuk mendefinisikan sebuah barisan,

relasi ulang memerlukan nilai awal yang sudah ditentukan. Relasi rekursif adalah suatu

topik penting dan menarik dalam kombinatorik. Banyak permasalahan matematika,

khususnya kombinatorik yang dapat dimodelkan ke dalam bentuk relasi rekursif.

B. Rumusan Masalah

Adapan rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini yaitu:

a) Bagaimana penyelesaian relasi rekursif dengan fungsi pembangkit biasa?

C. Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah agar para pembaca dapat:

a) Mengetahui penyelesaian relasi rekursif dengan fungsi pembangkit biasa.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Penyelesaian RR dengan Fungsi Pembangkit Biasa

Pada bagian ini akan kita bahas penyelesaian RR dengan Fungsi Pembangkit Biasa.
Agar dapat dibandingkan, kita gunakan contoh yang sama dengan contoh pertama dalam
penyelesaian RR dengan Metode Akar Karakteristik.

Contoh 1

Selesaikan RR berikut dengan Fungsi Pembangkit Biasa.


a 0=0, a 1=−1, dan a n=7 an−1−12 a n−2 , n ≥ 2
Penyelesaian:


n
1) Misalkan P ( x ) =∑ an x
n=0

2) Kalikan setiap suku pada bagian rekursif dengan x n, kemudian ambil sigmanya dari n
= 2 sampai ∞, sehingga diperoleh:

∞ ∞ ∞

∑ an x =¿ ∑ 7 an−1 x −∑ 12 an−2 x n ¿
n n

n =2 n=2 n=2

3) Selanjutnya, kita usahakan untuk merubah setiap ekspresi sigma menjadi ekspresi
yang melibatkan P(x) atau ekspresi-ekspresi lain yang telah kita daftarkan pada Bab
VI. Agar proses perubahan lebih mudah dimengerti, maka kita akan melakukannya
satu persatu.
∞ ∞ ∞
a. ∑ an x =¿ ∑ an x −a0 −a1 x=∑ a n x n−0+ x=P ( x ) + x ¿
n n

n =2 n=0 n=0

∞ ∞ ∞
b.
n
∑ 7 an−1 x =7 x ∑ an−1 x
n =2 n=2
n−1
=7 x [∑
n=1
]
an−1 x n−1−a 0 =7 x [ P ( x )−0 ]=7 xP ( x )

∞ ∞
c. ∑ 12 a n−2 x n=12 x2 ∑ an −2 x n−2=12 x 2 P ( x )
n =2 n=2

Diperoleh:
P ( x ) + x=7 xP ( x )−12 x 2 P ( x )
(1−7 x +12 x2 )P ( x )=−x
−x
P ( x) =
1−7 x+12 x 2
−x
P ( x) =
(1−4 x)(1−3 x )
4) Menggunakan kesamaan fungsi Aljabar, bentuk terakhir dapat kita nyatakan dalam
bentuk:
−x A B
P ( x) = = +
(1−4 x)(1−3 x ) 1−4 x 1−3 x
A ( 1−3 x ) + B ( 1−4 x )
¿
( 1−4 x ) ( 1−3 x )
A−3 Ax+ B−4 Bx
¿
( 1−4 x )( 1−3 x )
(−3 A−4 B ) x +( A +B)
¿
(1−4 x)(1−3 x )
5) Dengan menyelesaikan persamaan untuk koefisien ruas kiri dan ruas kanan, diperoleh
A+ B=0 ×3
−3 A−4 B=−1 ×1
3 A +3 B=0
−3 A−4 B=−1 +
−1 B=−¿1
B=1
Substitusi B=1ke persamaan A+ B=0
A+ B=0
A+1=0
A=−1
6) Setelah diperoleh A=−1dan B=1, maka persamaannya menjadi:
−1 1
P ( x) = +
1−4 x 1−3 x
∞ ∞
P ( x ) =(−1) ∑ 4 x +¿ ∑ 3n x n ¿
n n

n=0 n=0


n
Karena pada awalnya kita memisalkanP ( x ) =∑ an x , maka dari ekspresi terakhir
n=0

diperoleh solusi khusus dari RR, yaitu: a n=−4 n +3n =3n−4n . Setelah melalui proses yang
cukup panjang, diperoleh hasil yang sama dengan contoh menyelesaikan RR
menggunakan Metode Akar Karakteristik.
Sekarang mari kita periksa kebenaran hasil yang diperoleh untuk beberapa nilai n,
dengan membandingkan hasil subsitusi langsung ke solusi khusus RR dan ke RR pada
soal.

Dengan Solusi Khusus RR Dengan RR pada Soal


a 0=30−4 0=0 a 0=0

a 1=31−41=−1 a 1=−1

a 2=32−42=−7 a 2=7 a1−12 a0


¿ 7 (−1 )−12 ( 0 )=−7
Ternyata keduanya memberikan hasil yang sama. Dalam hal ini, pembaca dianjurkan
untuk melakukan pemeriksaan sampai nilai n yang melebihi jumlah kondisi awal RR agar
terhindar dari kesalahan dalam penarikan kesimpulan.

Contoh 2
Selesaikan RR berikut dengan Fungsi Pembangkit Biasa
a 0=1, a 1=0, dan a n−3 an−1 +2 an−2=2n , n ≥ 2
Penyelesaian:

n
1) Misalkan P ( x ) =∑ an x
n=0

2) Kalikan setiap suku pada bagian rekursif dengan x n, kemudian ambil sigmanya dari
n=2sampai ∞, sehingga diperoleh:
∞ ∞ ∞ ∞

∑ an x n −¿ ∑ 3 an−1 x n +∑ 2 an −2 x n=∑ 2n x n ¿
n =2 n=2 n=2 n=2

3) Perubahan dari setiap ekspresi di atas ke bentuk yang familiar bagi kita,
menghasilkan:
∞ ∞ ∞
a. ∑ an x =¿ ∑ an x −a0 −a1 x=∑ a n x n−1−0 x=P ( x )−1 ¿
n n

n =2 n=0 n=0

∞ ∞ ∞
b.
n
∑ 3 an−1 x =3 x ∑ an−1 x
n =2 n=2
n−1
=3 x [∑
n=1
]
a n−1 x n−1−a0 =3 x [ P ( x ) −1 ] =3 xP ( x ) −3 x

∞ ∞
c. ∑ 2 a n−2 x n=2 x 2 ∑ a n−2 x n−2=2 x2 P(x)
n =2 n=2
∞ ∞ ∞
n n n n 0 1
1 n 4 x2
n
d. ∑ 2 x =¿ ∑ 2 x −2 a0−2 a1 =∑ 2 x −1−2 x= −1−2 x= ¿
n =2 n=0 n=0 1−2 x 1−2 x
4) Setelah semua perubahan digabungkan, diperoleh :
2 4 x2
P ( x ) −1−[ 3 xP ( x ) −3 x ] +2 x P ( x ) =
1−2 x
2 4 x2
P x −1−3 xP x +3 x +2 x P x =
( ) ( ) ( )
1−2 x
2
( 1−3 x +2 x 2) P ( x )= 4 x + 1−3 x
1−2 x
10 x2 −5 x +1
P ( x) =
( 1−2 x )2 (1−x )

10 x2 −5 x +1 A B C
P ( x) = 2
= + 2
+
( 1−2 x ) (1−x ) 1−2 x ( 1−2 x ) (1−x)

A−3 A x+ B+ 2 A x 2−Bx+C−4 Cx+ 4 C x 2


¿
( 1−x ) ¿ ¿

( 2 A+ 4 C ) x 2−( 3 A+ B+C ) x +( A +B+ C)


¿
( 1−x ) ¿ ¿

5) Dengan cara yang sama pada contoh 7.10 setelah menyelesaikan SPL, diperoleh : A
= -7, B = 2, dan C = 6
6) Maka persamaannya menjadi:
−7 2 6
P ( x) = + +
1−2 x ( 1−2 x ) ( 1−x )
2

∞ ∞ ∞
P ( x ) =−7 ∑ 2n xn +¿ 2 ∑ (n+1)2n x n+6 ∑ xn ¿
n=0 n=0 n =0

Maka dari ekspresi terakhir diperoleh solusi khusus dari RR, yaitu :

a n=−7 .2n +2(n+1) 2n+ 6

a n=(2 n−5)2n +6

B. Relasi Rekursif Linear Homogen Koefisien Konstanta


Relasi rekursif homogen dengan koefisien konstanta dapat diselesaikan dengan
fungsi pembangkit biasa. Berikut diberikan beberapa contohnya.
Contoh 3
Selesaikan RR berikut a 0=2, a 1=5, dan a n−5 an−1 +6 a n−2 , n ≥2
Penyelesaian :
Untuk menyelesaikan relasi rekursif tersebut akan digunakan fungsi pembangkit biasa
dengan langkah penyelesaian sebagai berikut:
1) Misalkan fungsi pembangkit biasa dari barisan tersebut adalah P ( x ) , maka


P ( x ) =∑ an x n
n=0

2) Kedua ruas bagian rekrusif dikali dengan x n


a n x n−5 a n−1 x n+ 6 an−2 xn =0


karena n ≥ 2maka ∑ an x n
n=2

Sehingga diperoleh :

∞ ∞ ∞

∑ an x −5 ∑ a n−1 x +6 ∑ an−2 x n =0
n n

n =2 n=2 n=2

∞ ∞
P ( X )−2−5 x−5 x ∑ an−1 xn−1 +6 x 2 ∑ a n−2 x n−2=0
n=2 n =2

P ( X )−2−5 x−5 x [ P ( X )−2 ] +6 x 2 P ( X ) =0

P ( X )−2−5 x−5 xP ( X ) +10 x +6 x 2 P ( X ) =0

( 1−5 x +6 x 2 ) P ( X )=2−5 x

2−5 x
P ( X )=
( 1−2 x ) (1−3 x)

∞ ∞
P ( X )=( 2−5 x ) ∑ ( 2 x )n ∑ (3 x)n
n=0 n=0

∞ n
P ( X )=( 2−5 x ) ∑ ∑ 2k 3n−k x n
n=0 k=0

∞ n ∞ n
k n−k
x −5 x ∑ ∑ 2k 3n−k xn
n
P ( X )=2 ∑ ∑ 2 3
n=0 k=0 n=0 k=0
∞ n ∞ n
k n−k
x −5 ∑ ∑ 2k 3 n−1−k x n
n
P ( X )=2 ∑ ∑ 2 3
n=0 k=0 n=0 k=0

Sehingga a nadalah koefisien x n dalam P(X) yaitu :

{ n
2 ∑ 2k 3 n−k x n , n=0
k =0
n
2 ∑ 2k 3 n−k x n−5 ∑ 2k 3n−1−k x n , n ≥ 2
k=0 k=0
,

Dapat juga digunakan dengan cara mempartisi pecahan supaya tidak menghasilkan
perkalian antar sigma sehingga dihasilkan bentuk penyelesaian yang lebih sederhana.

2−5 x 1 1
P ( X )= = +
( 1−2 x ) (1−3 x) ( 1−2 x ) ( 1−3 x )

∞ ∞
P ( X )=∑ 2 x + ∑ 3n x n
n n

n =0 n=0


P ( X )=∑ ¿ ¿¿
n =0

Sehingga Sehingga a nadalah koefisien x n dalam P(X) yaitu :

a n=2n +3n

C. Relasi Rekursif Linear Homogen Koefisien Nonkonstanta


Relasi rekursif homogen dengan koefisien nonkonstanta dapat diselesaikan dengan
fungsi pembangkit eksponensial. Berikut diberikan beberapa contohnya.
Contoh 4
Selesaikan RR berikut a n=5 an−1 +3n , n ≥1
Penyelesaian :
Untuk menyelesaikan relasi rekursif tersebut akan digunakan fungsi pembangkit biasa
dengan langkah penyelesaian sebagai berikut:
1) Misalkan fungsi pembangkit biasa dari barisan tersebut adalah P ( x ) , maka


P ( x ) =∑ an x n
n=0

2) Kedua ruas bagian rekrusif dikali dengan x n


a n x n=(5 an−1 +3n ) x n , n≥ 1

karena n ≥1 maka ∑ an x n
n=1

3) Sehingga diperoleh :
∞ ∞

∑ an x =∑ (5 a n−1+3 n) x n
n

n =1 n=1

∞ ∞ ∞

∑ an x n −a0 x 0=5 x ∑ a n−1 x n +∑ 3n x n


n=0 n=1 n=0

∞ ∞
P ( X )−1=5 x ∑ a n−1 x n−1+ ∑ ¿ ¿
n=1 n=0

1
P ( X )−1=5 xP ( X )+ −1
1−3 x
1
P ( X )=5 xP ( X ) +
1−3 x
1
(1−5 x ) P ( X )=
1−3 x
1 1
P ( X )= .
1−3 x 1−5 x
∞ ∞
P ( X )=∑ 3n x n . ∑ 5n x n
n =0 n=0

∞ n
P ( X ) =∑
n =0
( ∑ 3k 5n−k
k=0
) xn

Jadi solusi RR adalah


n
a n=∑ 3 k 5n−k , n ≥1
k=0
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Relasi rekursif sering disebut relasi berulang. Relasi ini mendefinisikan sebuah
barisan dengan memberikan nilai ke-n yang dikaitkan dengan suku-suku sebelumnya.
Suatu barisan didefinisikan secara rekursif maka kondisi awal barisan diketahui, dan
suku-suku barisan selanjutnya dinyatakan dinyatakan dengan jumlah suku-suku yang
sudah dinyatakan sebelumnya.
Misalkan persamaan karakteristik mempunyai sebuah akar rangkap, katakan x 1 akar
rangkap m (artinya dari ke-k akar-akar terdapat m akar yang masing-masing nilainya x 1).

Maka dapat ditunjukkan bahwa masing-masing dari x 1n, n x 1n, n2 x 1n , … , n m−1 x 1nadalah
penyelesaian dari relasi.

Anda mungkin juga menyukai