Anda di halaman 1dari 3

Rekoleksi IKK

Adorasi Ekarsti

1. Pengantar
- Adorasi Ekaristi merupakan salah satu bentuk Devosi.
- Pengertian Devosi, menurut pengajaran Gereja Katolik, seperti dijabarkan dalam
tulisan CDW (Congregation for Divine Worship), Vatikan dalam dokumennya yang
berjudul Directory on Popular Piety and the Liturgy, adalah:
a. Dalam konteks ini, istilah devosi digunakan untuk menggambarkan praktek
eksternal (doa-doa, lagu- lagu pujian, pelaksanaan suatu kegiatan rohani yang
berkaitan dengan waktu- waktu atau tempat- tempat tertentu, insignia, medali,
kebiasaan- kebiasaan).
b. Dihidupkan oleh sikap iman, praktek- praktek tersebut menyatakan hubungan
yang khusus antara umat beriman dengan Pribadi Allah [Allah Bapa, Putera dan
Roh Kudus]
c. Kepada Perawan Maria yang terberkati, dalam hak- hak istimewanya tentang
rahmat dan segala sebutannya yang mengekspresikan keistimewaan tersebut, atau
dengan para Santo/a di dalam konfigurasi mereka dengan Kristus atau di dalam
peran mereka di dalam kehidupan Gereja.”
- Dengan demikian Adorasi Ekaristi berarti praktek eksternal yang dihidupi oleh sikap
iman untuk menyatakan hubungan yang khusus antara umat beriman dan Pribadi
Allah ( Allah Tritunggal ).
2. Etimologis
- Adorasi berasal dari bahasa latin: adoratio artinya sembah sujud.
- Adorasi Ekaristi: Suatu bentuk penghormatan kepada Sakramen Mahakudus yang
dilaskanakan di gereja/kapel tempat Sakramen Mahakudus disimpan.
3. Latar belakang
- Tanda-tanda kesalehan personal sudah ditemukan di kalangan generasi Kristiani
pertama. (mengulang kalimat teretentu)
- Hingga abad ke-2, bentuk devosi yang muncul karena pengaruh Yahudi, Yunani-
Romawi atau kebudayaan lain secara spontan masuk dalam liturgi. (penghormatan
kepada Martir, kepada Maria. Dll.
- Pada Abad ke-4, hubungan antara liturgi dan kesalehan umat mengarah kepada
penyesuaian dan inkulturasi. 
-  Sampai dengan abad ke-5, cita rasa kekudusan yang berkaitan dengan waktu dan
tempat semakin berkembang.

- Antara Abad ke-7 dan ke-15 mulai terjadi pemisahan tegas antara liturgi dan
kesalehan umat yang secara bertahap menjadi semakin jelas, dan akhirnya bermuara
pada dualisme perayaan. Sebab-sebab perkembangan dualisme ini antara lain :
- Pandangan bahwa liturgi adalah wewenang kaum klerus, sementara dalam liturgi itu
umat beriman tidak lebih dari penonton.
- Perbedaan peran tegas dalam masyarakat Kristiani (klerus, rahib, kaum awam)
memunculkan bentuk-bentuk doa yang berbeda.
- Dalam liturgi dan ikonografi, pertimbangan yang khusus diberikan kepada berbagai
segi dari misteri Kristus yang satu dan sama.
- Kurangnya pengetahuan mengenai Kitab suci menyebabkan sulitnya pemahaman
terhadap struktur dan bahasa simbolis dari liturgi.
- Melimpahnya tulisan-tulisan apokrif yang biasanya lebih menarik perhatian umat,
karena menyentuh imaginasi kaum beriman.
- Tidak adanya kotbah homiletik, menghilanganya kotbah mistagosis, dan miskinnya
pembinaan katekis menyebabkan perayaan liturgi tertutup untuk pemahaman dan
partisipasi aktif kaum beriman.
- Kecenderungan beralegori yang secara keterlaluan mereka-reka teks dan ritus liturgi,
sering menyesatkan kaum beriman dari pemahaman yang tepat mengenai hakikat
liturgi.
4. Berbagai bentuk devosi
a. Devosi kepada Tritunggal Mahakudus
b. Devosi kepada Roh Kudus
c. Devosi Kepada Kristus: Ada 8
i. Devosi kepada Sang Sabda Menjadi Daging
ii. Devosi kepada Kemanusiaan Yesus
iii. Devosi kepada Sengsara Yesus
iv. Devosi kepada Sakramen Mahakudus
v. Devosi kepada Hati Yesus yang Mahakudus
vi. Devosi kepada Yesus Imam Agung yang Abadi
vii. Devosi kepada Kristus Raja
viii. Devosi kepada Yesus “Ibu kita”
d. Devosi kepada Bunda Maria
e. Devosi kepada Para Malaikat dan Para Kudus
f. Devosi kepada jiwa-jiwa di api penyucian
g. Devosi kepada Gereja dan terutama kepada Bapa Suci
h. Dan berbagai devosi lain
5. Adorasi Ekaristi=Devosi kepada Sakramen Mahakudus
- Adorasi merupakan suatu tanda devosi dan penyembahan terhadap Yesus Kristus,
yang dipercaya oleh penganut Katolik sebagai Tubuh, Darah, Jiwa, dan Keilahian-
Nya yang hadir dalam rupa hosti yang telah dikonsekrasi
- Kehadiran Yesus dalam roti menjadi objek penyembahan dan cinta
- Sebagai suatu devosi, rangkaian meditasi, doa, dan adorasi Ekaristi adalah lebih dari
sekadar memandang Hosti Terberkati, namun dipercaya sebagai kelanjutan dari apa
yang dirayakan dalam Perayaan Ekaristi
- Dari sudut pandang teologis, adorasi merupakan suatu bentuk latria, berdasarkan
prinsip Kehadiran Nyata Kristus dalam Hosti Terberkati. Latria adalah suatu istilah
teologis (bahasa Latin: Latrīa, dari bahasa Yunani λατρεία, latreia) yang digunakan
dalam teologi Ortodoks Timur dan Katolik Roma dengan arti adorasi (ibadah atau
penyembahan), yaitu suatu penghormatan mendalam yang ditujukan hanya
kepada Tritunggal Mahakudus. Latria mengandung suatu penekanan pada bentuk
ibadah dari dalam hati (batiniah), bukan sekadar perayaan atau tindakan eksternal
(lahiriah)

Anda mungkin juga menyukai