Anda di halaman 1dari 8

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Judul Modul : AJARAN GEREJA


B. Kegiatan Belajar : Devosi Umat (KB 3)

C. Refleksi

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN


1 Konsep (Beberapa istilah Hakikat Devosi
dan definisi) di KB a. Pengertian
 Istilah devosi berasal dari bhs. Latin devotio (dari kata
kerja: devovere), yang berarti kebaktian, pengorbanan,
penyerahan, sumpah, kesalehan, cinta bakti. Maka
menurut arti katanya, devosi menunjuk sikap hati dan
perwujudannya, dalam mana seseorang mengarahkan
diri kepada seseorang atau sesuatu yang dijunjung
tinggi dan dicintai.
 Devosi pada dasarnya merupakan penghayatan lebih
lanjut dari Misteri Keselamatan yang dirayakan dan
dihadirkan dalam liturgi.
 Kata Latin devotio menggambarkansikap internal:
kepasrahan, dedikasi, kemauan dan kesiapsediaan
mengungkapkan semua yang dimiliki demi pelayanan
Allah (pelayanan Allah kepada manusia dan pelayanan
manusia kepada Allah).
 Devosi memang mencakup aspek internal (kepasrahan
kepada Allah) dan eksternal (rangkaian doa-doa dan
tindakan). Idealnya: keduanya berjalan bersama.
Artinya, sikap batin (internal) mesti menjadi dasar dari
yang lahiriah (eksternal).
b. Wujud Devosi
 Wujud devosi adalah sarana yang mengungkapkan
adanya devosi.
 Nyanyian dan ritme musik serta gerakan ragawi yang
menyertainya merupakan bentuk lahiriah dari gerak
batin dan bagian dari tradisi suku-suku bangsa yang
ditampung dalam devosi.
 Tempat yang umum untuk devosi adalah gedung
gereja, kapel, tempat ziarah.
c. Hubungan Devosi dan Liturgi
 DKUL 58 menegaskan bahwa liturgi dan kesalehan
umat (dalam hal ini devosi umat), meskipun tidak
setara, tetap merupakan dua ungkapan sah dari ibadat
kristiani. Oleh karena itu keduanya tidak bertentangan,
tetapi tidak boleh dipandang sebagai dua hal yang
setara. Oleh karena itu lebih tepat bila keduanya dilihat
dalam keserasian satu sama lain sesuai dengan amanat
Konsili Vatikan II.
 Menurut DKUL, ulah kesalehan umat beriman
merupakan bagian utuh dari ibadat kristiani.
d. Teologi Devosi
 Unsur-unsur indrawi dan afeksi manusia yang memberi
ciri khas devosi, merupakan tanda keinginan dan
kerinduan batiniah umat beriman untuk
mengungkapkan kedekatannya dengan pribadi-pribadi
Allah, Maria bunda Yesus dan orang-orang kudus.
 Walaupun devosi kadang-kadang lebih menampakkan
tindakan manusiawi, namun sesungguhnya devosi
adalah tindakan iman yang digerakkan oleh Roh
Kudus.
 Gereja Katolik memandang cara utama dan istimewa
untuk datang kepada Tuhan adalah melalui liturgi.
 Salah satu ungkapan kesalehan umat adalah devosi.
 Magisterium juga menunjukkan sejumlah sikap batin
dan keutamaan yang sungguh selaras dengan
kesalehan/devosi umat dan terbuka serta dipupuk
olehnya, yaitu: kesabaran, kepasrahan Kristiani dalam
situasi yang sulit, penyerahan diri penuh iman kepada
Allah, kemampuan menerima salib penderitaan dalam
keseharian, kerinduan yang tulus untuk menyenangkan
Tuhan, melakukan tobat dan silih atas pelanggaran
terhadap-Nya, ketidakterikatan terhadap barang-barang
materi, kesetiakawanan dan keterbukaan terhadap
orang lain, persahabatan, kasih dan persekutuan
kekeluargaan.
 Di wilayah-wilayah tertentu, kesalehan/devosi umat
Allah memberi sumbangan penting bagi hidup iman
umat yaitu:
 menjadi penangkal munculnya sekte-sekte dan
menjadi jaminan kesetiaan terhadap amanat
keselamatan
 merupakan sarana Ilahi untuk menjaga iman
orang-orang Kristen dalam situasi di mana
mereka tidak mendapat perhatian pastoral,
 menjadi sarana pengungkapan iman umat di
daerah-daerah yang tidak mendapat evangelisasi
yang baik,
 menjadi titik tolak yang penting dan tak
tergantikan dalam memperdalam iman umat dan
membawanya kepada kedewasaan iman.

Jenis-Jenis Devosi
a. Devosi terkait aspek tertentu dari pribadi Allah
Dalam perjalanan sejarah Gereja, muncul sejumlah devosi
kepada aspekaspek tertentu dari pribadi-pribadi Allah,
seperti: devosi Kerahiman Ilahi, devosi kepada Tubuh dan
Darah Kristus, devosi kepada Sakramen Mahakudus, devosi
kepada Darah Mulia Kristus, devosi kepada Hati Kudus
Yesus, devosi kepada Yesus yang bersengsara, devosi
kepada Yesus sebagai Raja, devosi kepada Roh Kudus,
devosi kepada Tritunggal Mahakudus, dan lain-lain
b. Devosi kepada maria
 Dalam perjalanan sejarah Gereja juga tumbuh dan
berkembang begitu banyak devosi kepada Maria Bunda
Yesus yang kebanyakan terlukis dalam gelargelar yang
dikenakan kepadanya, seperti: Maria Perawan, Maria
Ratu Rosari, Maria Bunda Allah, Maria Bunda
Penolong Abadi, Maria dengan Hati Tak Bernoda, dan
seterusnya.
 Macam-macam devosi kepada Maria Bunda Yesus,
antara lain: Doa Rosario, Doa, Devosi bulan Mei dan
Oktober, Skapulir.
 Doa Rosario dan Doa Angelus merupakan Doa Devosi
yang paling populer.
 Bulan Mei merupakan puncak musim semi di Eropa, di
mana bunga-bunga dan terutama bunga mawar mekar
indah.
c. Devosi Kepada Santo/a
 Sudah sejak awal perkembangan Gereja muncul
penghormatan kepada orang-orang kudus, terutama
kepada para martir. Maka hal itu merupakan kenyataan
gerejawi yang sangat tua, yang berakar dalam Kitab
Suci dan sudah dipraktekkan Gereja sejak Abad II.
 Melalui DKUL 211 Tahta Apostolik/Suci memberikan
penjelasan bahwa ajaran dan liturgi Gereja
menampilkan para santo-santa dan para beato-beata,
yang sudah memandang Allah Tritunggal, kepada
kaum beriman karena mereka adalah:
 saksi historis panggilan universal kepada
kekudusan,
 murid-murid unggul Kristus dan karenanya
menjadi model hidup injili, sebagai model bagi
kaum beriman,
 warga Yerusalem surgawi yang tidak henti-
hentinya melambungkan madah kemuliaan dan
belas kasih Allah,
 sahabat dan pendoa bagi kaum beriman yang
masih berziarah di dunia,
 pelindung GerejaGereja lokal dan pelindung
bangsa-bangsa.
 Sasaran akhir dari penghormatan para kudus adalah
kemuliaan Allah dan pengudusan manusia dengan jalan
menyerasikan sepenuhnya hidup mereka dengan
kehendak ilahi dan dengan mengikuti keutamaan para
murid Tuhan yang unggul.
d. Devosi kepada orang yang sudah meninggal
 Penghormatan kepada orang yang sudah meninggal
bukan seperti penghormatan kepada orang-orang kudus
yaitu memohon bantuan atau pertolongan, tetapi karena
rasa cinta dan hormat kepada sanak keluarga yang
sudah meninggal, maka anggota keluarga yang masih
hidup terus memohonkan kerahiman Allah.
 Tujuannya adalah agar Allah membebaskan mereka
sesegera mungkin dari proses pemurnian di api
penyucian atau purgatorium.

Praktik Devosi
a. Devosi dan Tahun Liturgi
 Sejumlah kesalehan umat yang kebanyakan dalam
bentuk devosi dilaksanakan seiring waktu dalam
lingkaran tahun liturgi, karena terkait dengan misteri-
misteri iman yang dirayakan dalam masa-masa liturgi
sepanjang satu lingkaran tahun liturgi.
 devosi dipuncakkan dalam Perayaan Ekaristi
dilaksanakan pada hari itu disebut Hari Raya, seperti:
Hari Raya Tritunggal Mahakudus, Hari Raya Tubuh
dan Darah Kristus, Hari Raya Maria Diangkat Ke
Surga, Hari Raya Santa Maria Bunda Allah, Hari Raya
Semua Orang Kudus, Hari Raya Kelahiran Santo
Yohanes Pembaptis, Hari Raya Santo Yusuf, Hari Raya
Petrus dan Paulus, dst.
b. Tempat Ziarah, Ziarah dan Devosi
 Dalam perjalanan sejarah Gereja, tumbuh dan
berkembang perjalananperjalanan kunjungan umat
beriman ke tempat-tempat bersejarah dan tempattempat
yang dianggap suci karena dialami oleh umat beriman
sebagai tempat penampakan pihak ilahi (pewahyuan),
Maria Bunda Yesus, atau orang-orang kudus lainnya.
 Ada berbagai kegiatan devosional yang dilakukan umat
beriman dalam rangkaian ziarah, seperti: jalan salib,
doa rosario, doa novena, adorasi, Misa, sakramen
rekonsiliasi, sakramen pengurapan orang sakit, dan
lain-lain.
 Terkait dengan tempat ziarah DKUL 261 menjelaskan
dengan singkat: “Hubungan antara liturgi dan
kesalehan umat barangkali paling jelas pada tempat-
tempat ziarah.
 DKUL 262 menjelaskan: Dari sudut pandangan
teologis, tempat ziarah yang tidak jarang muncul dari
ulah kesalehan umat, adalah tanda kehadiran Tuhan
yang aktif dan menyelamatkan; juga merupakan tempat
persinggahan, di mana Umat Allah, dalam
perjalanannya ke Kota Surgawi (bdk. Ibr. 13:14), dapat
memulihkan kekuatan untuk perjalanan ziarahnya.
 DKUL 263 mengutip pernyataan Paus Yohanes Paulus
II tahun 1981: Tempat-tempat ziarah Kristiani dahulu
dan sekarang tetap menjadi tanda kehadiran Allah dan
campur tangan-Nya dalam sejarah. Masing-masing
merupakan kenangan akan inkarnasi dan penebusan.
c. Devosi Populer di kalangan umat
 Doa Rosario (DKUL 197 – 202)
 Rosario dari bahasa Latin rosarium, artinya
karangan bunga mawar.
 doa Rosario merupakan devosi kepada Santa
Perawan Maria, namun doa Rosario sungguh
memiliki ciri kristologis (artinya ada kaitan
kuatnya dengan Kristus) dan membantu umat
beriman untuk merenungkan misteri karya
penyelamatan melalui Yesus Kristus yang lahir
dari Santa Perawan Maria.
 Doa Novena (DKUL 155 dan 189)
 Novena berasal dari bahasa Latin novem, yang
artinya sembilan.
 Novena merupakan doa atau ibadat yang dilakukan
untuk intensi tertentu selama sembilan hari
berturut-turut pada jam tertentu yang sama atau
juga sembilan hari dengan tenggang waktu antara
satu minggu atau satu bulan.
 Paus Pius XII mengatakan dalam Ensiklik
Miserentissimus Redemptor tahun 1920 bahwa
kalau orang ingin memperbaiki diri dari dosa-
dosanya dapat berdoa kepada Hati Yesus yang
Mahakudus.
 Ibadat Jalan Salib (DKUL 131-135)
 Ibadat jalan salib menurut sejarahnya merupakan
kebaktian umat yang muncul berkaitan dengan
kebiasaan umat mengikuti ziarah perjalanan ke
tanah suci, khususnya Yerusalem, bersama
Kelompok Fransiskan sejak Abad XIV.
 Ibadat jalan salib merupakan salah satu ibadat
devosional yang sangat membantu umat beriman
untuk merenungkan dan menghayati misteri
sengsara dan wafat Yesus Kristus.
 Doa Angelus (DKUL 195-196)
 Nama Angelus diambil dari kata pertama Angelus
Domini (Malaikat Tuhan) menunjuk bentuk
tradisional sebuah doa yang biasanya didoakan
umat beriman untuk mengenangkan kembali
peristiwa inkarnasi Sang Sabda, pemberitaan
kelahiran Yesus oleh Malaikat Gabriel kepada
Maria.
 Nama devosi ini berasal dari kata pertama dari bait
Angelus Domini nuntiavit Mariae (Maria diberi
kabar oleh Malaikat Tuhan).
 Dalam doa Angelus kita mensyukuri Misteri
Agung, yaitu peristiwa Sabda menjadi daging
dalam Rahim Perawan Maria karena kuasa atau
kekuatan Roh Kudus.
 Completorium; Bel dibunyikan sebagai tanda
untuk melakukan doa malam
 Adorasi Ekaristi (DKUL 164-165)
 Kegiatan Devosi atau kebaktian kepada Sakramen
Mahakudus bisa dipandang atau dipahami sebagai
kelanjutan atau perpanjangan dari madah syukur
atas penerimaan diri Kristus dalam komuni.
 Paus Benediktus XVI menyebut Adorasi Ekaristi
sebagai perpanjangan dan pedalaman dari segala
sesuatu yang terjadi dalam Perayaan Ekaristi.
 Adorasi Ekaristi merupakan konsekuensi alami
dari Perayaan Ekaristi yang merupakan tindakan
adorasi paling agung dan luhur.
 Doa Kerahiman Ilahi (DKUL 154)
 Doa Kerahiman Ilahi adalah Salah satu doa
devosional yang lagi banyak dihidupi umat
beriman sekarang ini.
 Devosi Kerahiman Ilahi muncul sejak penampakan
Yesus kepada Santa Faustina Kowalska 22
Februari 1931.
 Doa Kerahiman Ilahi adalah doa Koronka yang
rangkaiannya dimulai pukul tiga sore, pada pada
jam yang ditetapkan sebagai jam Kerahiman Ilahi.
 Doa Kerahiman Ilahi merupakan devosi Katolik
Kepada Allah yang berbelas kasih, teristimewa
untuk jiwa-jiwa dari orang-orang yang sudah
meninggal dan masih membutuhkan kerahiman
ilahi.
 Doa Novena Kerahiman Ilahi, yaitu doa yang
dilaksanakan selama 9 hari berturut-turut
menjelang Hari Minggu Kerahiman Ilahi (Hari
Minggu Paskah II).
 Ziarah (DKUL 279)
 Ziarah adalah pengalaman religius universal dan
ungkapan khas kesalehan umat.
 Umat beriman juga memahami ziarah sebagai
ungkapan iman akan makna Gereja sebagai
peziarah (kaum musafir) yang sedang berjalan
menuju ke tanah air surgawi.
 Pengenangan Orang yang Sudah Meninggal
 Penghormatan kepada orang yang sudah
meninggal bukan seperti penghormatan kepada
orang-orang kudus yaitu memohon bantuan
pertolongan, tetapi karena rasa cinta dan hormat
kepada sanak keluarga yang sudah meninggal,
maka anggota keluarga yang masih hidup terus
memohonkan kerahiman Allah untuk
membebaskan mereka sesegera mungkin dari
pemurnian di api penyucian atau purgatorium.
 Dalam praksisnya, keluarga dari yang
meninggal, biasanya selain melaksanakan
kegiatan ibadat, kadang juga menyelenggarakan
“perjamuan” untuk meneguhkan rasa
kekeluargaan dalam berbagi duka dan dalam
menopang perjalanan orang yang sudah
meninggal menuju ke hadapan Allah.
 Kata devosi kurang lazim untuk penghormatan
orang meninggal, tetapi yang lazim adalah
pengenangan atau peringatan arwah.

Hal-hal yang harus diperhatikan


 Devosi tidak pernah dipandang sebagai pengganti liturgi
resmi.
 Praktek devosi harus dijauhkan dari bahaya praktek
magis.
 Devosi harus tetap sesuai dengan iman Gereja yang
benar (latria; penyembahan), (dulia; penghormatan).
 Devosi bersumber dari liturgi dan mengantar umat ke
liturgi.
a. Bahaya – bahaya Devosi
Y.B. Haryono MSF menulis mengenai bahaya devosi;
Karena kalau devosi tidak dipahami dengan baik dan tidak
dipraktekkan dengan baik pula, maka bisa membahayakan
iman umat.
b. Masalah – masalah di lapangan terkait Praktik Devosi
Tahta Suci/Apostolik memberi penegasan melalui DKUL
13 ; “Perbedaan objektif antara ulah kesalehan dan
kegiatan-kegiatan devosional hendaknya selalu jelas dalam
ungkapan ibadahnya. Maka dari itu, rumusanrumusan yang
khas untuk ulah kesalehan hendaknya tidak
dicampuradukkan dengan kegiatan liturgis. Kegiatan devosi
dan kesalehan umat hendaknya tetap di luar perayaan
Ekaristi kudus dan sakramensakramen lain.”
Materi yang sulit dipahami: Devosi harus tetap sesuai dengan
Daftar materi pada KB iman Gereja yang benar, dimana;
2
yang sulit di pahami  Gereja membedakan antara penyembahan (Latria),
 Gereja membedakan antara penghormatan (Dulia)

Materi yang mengalami Miskonsepsi;


tentang Salve atau Adorasi

(RS 140, bdk ES 6 dan 83) Intruksi Redemptionis Sakramentum


(Sakramen Penebusan) mengatakan: Pada saat perayaan Misa,
pentahtaan harus dihentikan. Sepantasnya adorasi dibuat di
hadapan hosti yang dikonsekrir dalam perayaan Misa
sebelumnya, Hosti itu dimasukkan ke dalam monstrans di atas
Daftar materi yang sering
altar, sesudah Komuni. Adorasi adalah :  Ibadat pujian dan
3 mengalami miskonsepsi
penyembahan terhadap Sakramen Maha-kudus yang
dalam pembelajaran
ditahtakan dalam Monstrans. Ada sebagian orang yang
menyngka bahwa adorasi atau salve adalah sebagai doa untuk
menerima komuni kudus (Hosti), tetapi ternyata adorasi
sebagai Ibadat pujian dan penyembahan terhadap Sakramen
Maha-kudus yang ditahtakan dalam Monstrans. Maka dari hal
seperti ini, sebagai guru PAK wajib menjelaskan apa yang
dimaksud dengan Adorasi atau salve tersebut, agar kelak tidak
mengalami kesalahpahaman tentang adorasi.

Anda mungkin juga menyukai