Anda di halaman 1dari 11

KEDALAMAN HIDUP ROHANI YOHANES PAULUS II DAN

RELEVANSINYA BAGI PENGEMBANGAN IMAN GURU-GURU


KATOLIK DI SD INPRES WEULUN PAROKI SALIB SUCI WEOE

Maria Gaudensiana Luruk


Mahasiswa Sekolah Tinggi Pastoral Santo Petrus Keuskupan Atambua
Kefamenanu-NTT
Program Studi Pedidikan dan Pengajaran Agama Katolik

ABSTRAK
Yohanes Paulus II adalah seorang Paus yang lahir di Wadewice pada
tanggal 18 Mei 1920. Nama aslinya Karol Jozef Wojtyla. Ayahnya bernama
Karol Wojtyla bekerja sebagai opsir pada tentara kekaisaran Habsburg Austria.
Ibunya bernama Emilia Kaczorowka. Yohanes Paulus II, merasakan adanya
panggilan Tuhan ketika ia berada dalam pengasingan terntara NAZI. Niatnya
menjadi imam terjawab pada tahun 1946. Ia menjabat uskup lalu menjadi Paus
Pada tanggal 16 Oktober 1978. Sang paus menghembuskan nafasnya yang
terakhir pada tanggal 2 April 2005. Dan pada tanggal 1 Mei 2012, Paus
Benediktus XVI menggelar proses beatifikasinya. Sehingga kini mendiang Paus
Yohanes II disebut Beato.

Selama masa hidupnya, Paus Yohanes Paulus II dikenal sebagai Paus dan
Pastor dunia yang sangat bertekun untuk memperdalam hidup rohaninya. Beliau
meyakini bahwa doa adalah komunikasi dengan Allah yang digerakkan oleh
Roh Allah sendiri. Ketelatenan Yohanes Paulus II dalam melestarikan hidup
rohaninya ternyata menjadi kisah iman yang diwariskan terus-menerus. Para
guru Katolik di SDI Weulun juga termasuk orang yang mewarisi kisah tentang
kedalaman hidup rohani Yohanes Paulus II. Mereka mengetahui bahwa
Yohanes Paulus II merupakan seorang Paus yang sangat tekun berdoa, bijaksan
dan tulus dalam melayani orang lain. Selanjutnya mereka juga mengatakan
bahwa kedalam hidup rohani Yohanes Paulus II pantas diteladani oleh guru-
guru SDI Weulun. Sebab guru sebagai tenaga yang mendidik dan mengasuh
siswa dalam memiliki spiritualitas terutama dalam melahirkan manusia-manusia
baru yang berkompeten dan bermoral baik.

Apa yang dikatakan oleh para guru di SDI Weulun menjadi fajar baru
yang dapat mencerahi seluruh proses hidup meraka dalam membimbing da
mangasuh para siswa. Hal positif ini menunjuk pula pada kesempatan untuk
berkembang dalam merayakan iman dan mewartakan iman kepada para siswa.
Pengembangan iman ini akan menjadi maksimal ketika diberi tanggung jawab
kepada semua guru untuk mengatus berbagai kegiatan rohani di sekolah atau di
luar sekolah. Dengan cara ini para guru akan lebih termotivasi untuk menjadi
teladan iman bagi para siswa.
I. PENDAHULUAN
“Sia Lodato Ges u Cristo” yang terpujilah Yesus Kristus
merupakan sebuah ungkapan yang mengalir dari mulut Yohanes Paulus
II setelah ia terpilih sebagai Paus. “ Jangan takut! Bukalah pintu lebar-
lebar bagi Kristus, Merupakan ungkapan lain yang dilontarkan Yohanes
Paulus II ketika pertama kali ia berpidato sebagai Paus. Kedua ungkapan
ini tidak hanya sekedar untuk memikat hati segenap umat Katolik tetapi
sungguh-sungguh merupakan militansi Yohanes Paulus II dalam
mewartakan Kristus sebagai jalan keselamatan.
Menurut kesaksian Stanislaw Dziwisz, Yohanes Paulus II adalah
figure yang tidak pernah mengambil jarak dari hidup doa. Setiap hari
Yohanes Paulus II selalu terlihat masuk ke kapela pribadinya untuk
berdialog dengan Allah dan mendengarkan apa yang dikatakan Allah
kepadanya. Selajutnya Stanislaw Dziwisz menulis bahwa kebiasaan
Yohanes Paulus II dalam mempertahankan hidup doa tidak hanya
dilakukan dalam kapela pribadinya. Tetapi dalam kesibukannya di kantor
terutama ketika mempersiapkan teks-teks dokumen atau surat-surat
gembalanya. Demikian kiranya tepat kalau dikatakan bahwa kerja bagi
Yohanes paulus II adalah bentuk doa yang mendalam
Ketelatenan Yohanes Paulus II dalam mempertahankan hidup doa
berdampak pula pada cara penghayatan hidup hariannya di Vatikan.Ia
menjalani hari-hari hidupnya di Vatikan secara amat sederhana. Yohanes
Paulus II mengatakan bahwa yang menjadi pelaku utama dalam doa
sebenarnya adalah Allah Bapa, Allah Putera dan Allah Roh kudus.
Sasaran terjauh dari bangunan doa tidak lain adalah untuk mengejar
hidup kudus. Yohanes Paulus II menempatkan panggilan untuk
kekudusan dalam pembaptisan. Sebagai Paus dan Imam, ia member diri
secara total dalam merayaka dan melayani sakramen-sakramen. Bapa
Suci menulis “Setiap upaya kekudusan, setiap tindakan yang ditempuh
untuk merealisir misi gereja, setiap aktualisasi dari rencana-rencana
pastoral harurs mendapatkan kekuatan dari misteri Ekarista dan dalam
Ekaristi juga harus menjadi puncaknya.
Selain penekannya pada Ekaristi dan sakramen-sakramen, Bapa
Suci juga mempunyai perhatian yang khusus terhadap Bunda Maria.
Yohanes Paulus II menjadikan Perawan Maria sebagai ibunda gereja.
Kedekatan dengan Perawan Maria dapat menjadi jaminan untuk
memperoleh segala rahmat keselamatan.
Salah satu tempat untuk melatih karakter hidup Rohani orang
kristiani adalah sekolah. Sekolah menjadi tempat yang layak sebab
pemberian materi sudah diatur secara efektif dan efisien memalui
kurikulum. Tentang hal ini, Konsili Vatikan II menanndaskan bahwa
Gereja melalui para guru dapat mengajar para siswa malalui kasaksian
hidup mereka. Para siswa juga perlu diajak untuk belajar dari para awam
lain yang pandai dalam bersaksi tentang keselamatan Tuhan. Bertolak
dari tujuan suci pendidikan sebagaimana yang ditegaskan Konsili, maka
dapat dipahami bahwa guru yang bertanggung jawab terhadap
pendidiakan memiliki peran yang amat besar.
Meskipun idealisme pendidik iman di sekolah sudah ditandaskan
secara baik oleh Konsili, namun dalam hidup praksis hidup harian di
lapangan, kadang kala bertolak belakang. Hal ini yang terjadi di SDI
Weulun, banyak kemunduran dalam penghayatan iman terjadi di
lingkungan sekolah ini yang ternyata disebabkan oleh para gurunya
terutama guru-guru katolik. Praktek yang terlihat agak menyimpang
tampak melalui pengajaran iman yang tidak sejalan dengan kesaksian
hidup mereka. Para guru mengajar siswa untuk masuk misa pada hari
Minggu namun mereka sendiri mengikuti perayaan ekaristi. Dan yag
lebih ironis, para guru justru melakukan pengecekan dan yang diketahui
tidak misa aka diberi sanksi.
Dengan demikian, bertolak dari kedalaman hidup rohani Yohanes
Paulus II dan membandingkannya dengan kehidupan iman para guru
katolik di SDI Weulun, maka peneliti merasa perlu untuk membuat
kajian ilmiah terhadap fakta iman guru-guru di SDI Weulun dengan judul
: KEDALAMAN HIDUP ROHANI YOHANES PAULUS II DAN
RELEVANSINYA BAGI PENGEMBANGAN IMAN GURU-GURU
KATOLIK DI SDI WEULUN PAROKI SALIB SUCI WEOE

I. METODE PENELITIAN
Dalam merangkumkan seluruh isi tulisan ini, peneliti
menggunakan metode studi pustaka dan studi lapangan. Yang peneliti
lakukan dalam studi pustaka adalah mengumpulkan berbagai literatur
yang berkaitan dengan kedalaman hidup rohani Paus Yohanes Paulus II
dan pemahaman umum tentang guru-guru Katolik. Sedangkan dalam
situasi lapangan, Peneliti mengumpulkan berbagai informasi terkait
dengan kehidupan iman guru-guru Katolik di SDI Weulun. Untuk
mendapatkan data yang valid dari lapangan, Peneliti menyebarkan daftar
pertanyaan angket dan mewawancarai beberapa informen.

II. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. HASIL
Data hasil penyebaran pertanyaan angket dan wawancara
beberapa informen.
Tabel 1
Hasil penyebaran pertanyaan angket
No Aspek Perolehan Hasil
1 Jawaban yang benar 8
2 Jawaban yang salah 4
3 Jumlah pertanyaan 12 nomor
4 Banyaknya informen yang menjawab dengan benar 8
5 Presentase 77 %

Walaupun secara kwalitatif pelaksanaan penyebaran pertanyaan angket


termasuk kategori baik tetapi hasil jawabannya perlu dibenahi,yang
diduga penyebabnya antara lain :
- Belum optipmalnya pertanyaan yang tidak sesuai dengan kondisi.
Adapun hasil wawancara informen dapat dilihat pada table 2 berikut
ini
Tabel 2
Hasil wawancara informen
No Aspek Perolehan Hasil
1 Jawaban yang benar 10
2 Jawaban yang salah 2
3 Jumlah pertanyaan 12
4 Banyaknya informen yang menjawab dengan 10
benar
5 Presentase 87 %

Adapun beberapa hal yang dapat dilihat pada table 2 ini dengan
prosentase nilai memenuhi indikator pencapaian yang telah
ditetapkan.

B. PEMBAHASAN
1. Kepribadian Paus Yohanes Paulus II
a. Riwayat hidup Paus Yohanes Paulus II.
- Lahir : 18 Mei 1920
- Di :Wadowice Polandia Selatan
- Nama Aslinya : Karol Jozef Wojtyla
- Nama Ayah : Karol Wojtyla
- Nama ibunya : Emilia Kaczorowka
Karol menerima Komuni Pertama pada usia 9 tahun dan Sakramen
Penguatan pada usia 18 tahun
Paus Yohanes Paulus II diangkat menjadi pada usia 58 tahun
Sejak tahun 2001 Sang Paus telah didiaknosa dengan penyakit
Parkinson sehingga pendengaran dan pergerakannya terbatas. Paus
Yohanes Paulus II meninggal pada tanggal 2 April 2005.

b. Karya –karya Paus Yohanes Paulus II.


Dokumen-dokumen utamanya meliputi 14 ensiklik, 15 anjuran
apostolik, 11 konstitusi apostolik dan 45 surat apostolik.
Sri Paus telah memimpin 147 upacara Beatifikasi dan 51 upacara
Kanonisasi. Paus Yohanes Paulus II juga mengadakan 5 Konsistori
dimana ia mengangkat 231 Kardinal.

c. Menyelami Kedalaman Hidup Rohani Yohanes Paulus II.


Hidup rohani menurut Yohanes Paulus II.

Makna ungkapan hidup rohani yang diungkapkan oleh Yohanes


Paulus II sebenarnya sangat sederhana namun memiliki kekuatan
yang luar biasa. Pendapat Yohanes Paulus II secara eksplisit
menegaskan bahwa arah dari pengembangan hidup rohani adalah
menjadi kudus sebagaimana Allah adalah Kudus.
Komitmen penghayatan hidup rohani Yohanes Paulus II sanagt
disiplin dalam menata hidup rohaninya. Misa, pendarasan ibadat
harian, sujud didepan Sakramen Maha Kudus,Pemeriksaan
bathin,devosi,Pengakuan Dosa dan praktek – praktek kesalehan
lainnya merupakan bagian penting dari keseharian hidupnya.
2. Guru
a. Pengertian Guru
Menurut Undang-undang Sistim Pendidikan Nasional Nomor 2
Tahun 1989 Pasal 27 ayat 3 dinyatakan bahwa Guru ialah Tenaga
Pengajar yang merupakan Tenaga Pendidik Khusus yang diangkat
dengan tugas utama mengajar pada jenjang pendidikan Dasar dan
Menengah.
Dalam Kitab Suci Perjanjian Baru, penggunaan kata Guru atau
Rabi hanya dibatasi kepada para Pemimpin agama.Yesus juga
disapa beberapa kali sebagai Rabi oleh orang yang
cacat,perempuan dalam kelompok Kristus ( Yoh 20 : 16) dan
berbeda maknanya dengan yang disandang oleh Nabi-nabi lainnya.
Guru sebagai pendidik karakter/pelaku perubahan. Pernyataan
tersebut menggambarkan bahwa melalui tangan tangan guru
peserta didik dapat berkembang dalam bidang intelkektual dan
mengembangkan kepribadiannya.
b. Tugas dan tanggugjawab Guru dalan Konsili Vatikan II
Para Guru memegang peranan penting dalam melaksanakan
usaha-usaha di sekolah,seperti keahlian mendidik dan
mengajar,semangat merasul dan bertanggungjawab
mengarahkan para siswa agar mampu meneladani hidup
rohaninya sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya.
III. KESIMPULAN DAN SARAN

Kisah hidup mendiang Paus Yohanes Paulus II sarat akan pengalaman


kebersamaan dengan Allah. Sepanjang hidupnya semenjak menjadi
Pastor,Uskup,Kardinal hingga Menjadi Paus, Yohanes Paulus II sangat disipilin
dalam mengatur pengembangan hidup rohaninya. Selain aktif dalam berbagai
kegiatan rohani,Yohanes Paulus II juga sangat aktif dalam melakukan berbagai
kegiatan karitatif seperti melawat orang sakit,mengundang para Pemimpi
Agama di duni untuk berdialog,mengujungi Negara-negara yang bertikai,serta
melaytani orang yang miskin dan papa.

Kedalaman hidup rohaninya menjadi suatu kesaksian yang amat dasyat bagi
seluruk umat Kristiai. Rahasia Hidup Rohaninya terletak dalam keteguhannya
dalam mengakui ekaristi sebagai “Harta Kekayaan” yang tiada tara. Dusini
Penulis berkesimpulan bahwa ketertarikan Para Guru Katolik di SDI Weulun
terhadap Yohanes Paulus II akan menjadi langkah awal bagi mereka untuk
belajar menumbuhka iman mereka akan Tuhan.Selain itu Penulis juga dapat
mengatakan bahwa pengembangan hidup iman para Guru Katolik di SDI
Weulun tidak terlepas dari pengaruh tokoh-tokoh agama di lingkunga sekitarHal
ii Penulis buktikan kewat wawanra terhadap beberapa informan. Dari informasi
yag diperoleh banyak umat yang bersaksi telah mengenal figur Yohanes Pauk

lus II.

Dari kesimpulan di atas Peulis mengusulkan agar pihak sekolah


menjjadwalkan seminar tentang Kedalaman Hidup Rohani Yohanes Paulus
II.Selain itu menambah jumlah kegiatan rohani di sekolah lalu member
epercayaan kepada semua guru untuk mengaturnya sampai tuntas.

Dalam melakukan kegiatan yang dimaksud,sebaiknya pihak dari sekolah


pun harus bekerjasama dengan Pemimpin Agama di wilayah setempat.Dengan
demikian maka Pengembangan hidup rohani akan berkembang secara
menyeluruh.Kerjasama dengan paroki setempat juga akan lebih membantu Para
Guru dan para siswa di SDI Weulun untuk lebih mengalami pegembangan
hidup rohani sebagai sebuah bentuk pewartaan khabar gembira.

DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Alkitab Indonesia, Alkitab Terjemahan Baru, Jakarta : LAI,2007.


Hardawiryana,R(Penerj.), Dokumen Konsili Vatikan II,Jakarta: Obor, 1993.

Konfrensi Wali Gereja Indonesia,Iman Katolik,Jakarta : Obor, 1996.Browning,


W.R.F,A Dictionary Of The Bible,diterjemahkan oleh Dr.Liem Khiem Yang
Bambang Subandrijo dengan judul Kamus Alkitab, Jakarta : PT.BPK Gunung
Mulia,2008 Yohanes Paulus II, Paus, Melintasi Ambang Pintu Harapan, terj.
Penerbit Obor, (Jakarta : Obor, 1995).Arahkalah pandanganmu kepada Maria,
terj.Suster-suster Trappist Gedono,Yokyakarta : Yayasan Pustaka
Nusatama,2011

Anda mungkin juga menyukai