Anda di halaman 1dari 5

Analisis Lereng Tak Hingga

Saifuddin Arief
ariefs1@inco.com

Lereng takhingga adalah suatu lereng yang mempunyai bidang runtuh yang sejajar
dengan permukaan lereng dan kedalaman dari bidang runtuh cukup kecil apabila
dibandingkan dengan panjang lereng. Geometri lereng takhingga hanya terdiri dari
dua parameter yaitu sudut kemiringan lereng (β) dan kedalaman bidang runtuh (h).
Longsoran dengan bentuk bidang runtuh seperti ini biasanya terjadi pada lapisan tanah
yang cukup tipis, seperti lereng timbunan material tak berkohesi, yang dasar
timbunannya adalah material yang sangat kokoh. Asumsi lain yang digunakan yaitu
permukaan air tanah sejajar dengan kemiringan lereng.

Gambar 1. Lereng tak hingga


Analisis Lereng Takhingga - 2

Dengan merujuk pada Gambar 1, dapat diperoleh berat irisan (W) adalah sebagai
berikut:
W = γ sat bhw + γb(h − hw ) [1]
Gaya berat (W) dapat diuraikan kedalam komponen gaya berat dalam arah tegak
lurus, (WN) dan sejajar bidang runtuh (WT) adalah sebagai berikut:
WN = (γ sat bhw + γb(h − hw )) cos β [2]

WT = (γ sat bhw + γb(h − hw )) sin β [3]

Tekanan air pori yang bekerja pada dasar bidang runtuh adalah:
u = γ w hw cos 2 β [4]
Gaya yang diakibatkan oleh tegangan pori yang bekerja sepanjang bidang runtuh yaitu
b
U =u
cos β
b
U = γ w hw cos 2 β = γ w bhw cos β [5]
cos β
Gaya hidrostatik yang bekerja pada sisi kanan dan kiri mempunyai besar yang sama
dan bekerja dalam arah yang berlawanan sehingga resultan dari gaya-gaya tersebut
adalah nol.

Gaya normal efektif yang bekerja pada bidang runtuh yaitu


N ' = WN − U

N ' = (γ sat bhw + γb(h − hw )) cos β − γ w bhw cos β [6]

N ' = ((h − hw )γ + hw (γ sat − γ w )) b cos β [7]

Dengan menggunakan persamaan kesetimbangan dalam arah yang sejajar dengan


bidang runtuh, diperoleh besarnya tahanan geser yang diperlukan (Sm) sehingga tidak
terjadi gelinciran adalah sebagai berikut:
S m = WT

S m = (γ sat bhw + γb(h − hw )) sin β [8]


Analisis Lereng Takhingga - 3

Sesuai dengan persamaan Mohr-Coulomb, tahanan geser maksimum (Sa) yang


dimiliki oleh tanah untuk menahan gelincirian adalah sebagai berikut:
cb
Sa = + N ' tan φ [9]
cos β

Faktor keamanan lereng adalah perbandingan tahanan geser maksimum dengan


tahanan geser yang diperlukan untuk menahan gelinciran.
Sa
F= [10]
Sm
Dengan mensubstitusikan persamaan [7], [8] dan [9] ke dalam persamaan di atas
maka akan diperoleh persamaan sebagai berikut:

F=
c+ [(h − hw )γ + hw (γ sat − γ w )] cos 2 β tan φ [11]
[(h − hw )γ + hwγ sat ]sin β cos β

Beberapa kasus khusus dari persamaan [11] adalah sebagai berikut:


a. Lereng dalam kondisi kering, (hw=0), dengan material yang berupa tanah berbutir
(c=0), maka persamaan [11] akan menjadi
tan φ
F= [12]
tan β
b. Lereng dalam kondisi jenuh, (hw=h), dengan material yang berupa tanah berbutir
(c=0), maka persamaan [11] akan menjadi
(γ sat − γ w ) tan φ
F= [13]
γ sat tan β
c. Lereng dalam kondisi kering, (hw=0), dengan material yang berupa tanah yang
kohesif (c≠0), maka persamaan [11] akan menjadi
c tan φ
F= + [14]
γh sin β cos β tan β
d. Lereng dalam kondisi jenuh, (hw=h), dengan material yang berupa tanah yang
kohesif (c≠0), maka persamaan [11] akan menjadi
c (γ − γ w ) tan φ
F= + sat [15]
γ sat h sin β cos β γ sat tan β
Analisis Lereng Takhingga - 4

Contoh.
Sebuah lereng alami mempunyai sudut kemiringan 12o. Bidang gelinciran
diasumsikan sejajar dengan permukaan lereng dan berada pada kedalaman 5 m dari
permukaan tanah. Parameter geoteknik material yaitu berat satuan 16 kN/m3, berat
satuan jenuh 18 kN/m3, kohesi 10 kN/m2, serta suduk gesek 20o.

Untuk lereng dalam kondisi kering, perhitungan faktor keamanannya adalah sebagai
berikut
c tan φ
F= +
γ h sin β cos β tan β

10 tan 20 o
F= +
16 x 5 x sin 12 o x cos 12 o tan 12 o
F = 2.327

Apabila lereng berada dalam kondisi jenuh, perhitungan faktor keamanannya adalah
sebagai berikut
c (γ − γ w ) tan φ
F= + sat
γ sat h sin β cos β γ sat tan β

F=
10
+
(18 − 9.81) x tan 20 o
18 x 5 x sin 12 o x cos 12 o 18 x tan 12 o
F = 1.325
Analisis Lereng Takhingga - 5

Daftar Pustaka
1. Abramson, L.W., Lee, T.S., Sharma, S., and Boyce, G.M., 1996. Slope Stability
and Stabilization Methods. John Wiley & Sons Inc.
2. Bowles, J.E. 1993. Sifat-Sifat Fisis dan Geoteknis Tanah (Mekanika Tanah)
(Terjemahan), Edisi 2. Erlangga, Jakarta.
3. Craig, R. F. 1995. Soil Mechanics 5th Ed.. Chapman & Hall, London.
4. Das, B.M. 1990. Principles of Geotechnical Engineering, 2nd Ed. PWS-KENT,
Boston.
5. Duncan, J.M., dan Buchignani, A.L. 1975. An Engineering Manual for Slope
Stability Studies, Department of Civil Engineering, Institute of
Transportation and Traffic Engineering, University of California, Berkeley.
6. Huang, Y. H. 1993. Stability Analysis of Earth Slopes. Van Nostrand Reinhold,
New York.
7. Lambe, T.W., dan Whitman, R.V., 1969. Soil Mechanics (SI Version), John Wiley
& Sons, New York

Anda mungkin juga menyukai