Anda di halaman 1dari 12

TB 2 Cairan dahak.

Pada pengobatan bulan ke-


0,2,6. Di cek BTA. Jika setelah pengobatan
selesai, BTA masih ada berarti pengobatan
Kasus gagal. Kemungkinan TB MDR (Multi Drug
Resistant).
Seorang Ibu berumur 28 tahun dengan berat
55 kg dan tinggi 155 cm didiagnosis TB paru NON FARMAKOLOGI
oleh dokter dan tidak resisten terhadap OAT. Makan makanan yang mengandung Vit. K
Setelah 3 minggu mengonsumsi obat TB dan Vit. B6
yang diresepkan, ibu tersebut diketahui hamil
PIL KB
padahal ibu tersebut rutin mengonsumsi pil
KB. - Isi : Estrogen dan Progresteron
- Ada plasebo (penggenap) : Tidak
OBAT
mengandung hormon
Ibu tersebut termasuk pasien TB kategori 1.
Obat yang diberikan : 2(HRZE)/4(HR)3. PNEUMONIA
- Artinya : Selama dua bulan diberikan 4 Kasus
tablet (RHZE = 150/75/400/275) 1x1 Pasien laki-laki berusia 55 tahun datang ke
hari setiap hari. Lalu, 4 bulan berikutnya IGD mengeluhkan sesak nafas dan batuk
diberikan 4 tablet (HR= 75/150) 3x1 produktif selama 3 hari terakhir. Gejala lain
minggu. yang dialami yaitu demam, menggigil, dan
- Obat diberikan sebelum makan. nyeri sisi kanan dada. Sesak dada yang
dialami mulai terasa sejak 1 minggu yang
- H = Isoniazid, R = Rifampisin, Z =
lalu. Pasien diketahui merokok dan memiliki
Pirazinamid, E = Etambutol. riwayat penyakit hipertensi dan Chronic
- Efek samping : Malaise, fatigue, urin obstructive pulmonary disease (CODP).
berwarna kemerahan, gangguan Diketahui pasien memiliki riwayat
penglihatan. penggunaan menggunakan antibiotik 3 bulan
- Tambahan : Piridoksin 50 mg/hari sebelumnya. Hasil pemeriksaan fisik yaitu
(mengurangi efek samping isoniazid) tekanan darah 140/80, tingkatan pernapasan
31, suhu 39.1°C dan berat badan 88 kg.
dan Vit.K 10 mg/hari Adapun hasil chest x-Ray lobus tengah dan
- Diberikan 4 tablet karena BB ibu kanan bawah dokter mendiagnosa pasien
tersebut adalah 55 kg (Lihat permenkes mengalami pneumonia.
No. 67 Tahun 2016)
Patofisiologi
YANG BEREAKSI DENGAN
• Agen infeksi masuk ke saluran nafas
KONTRASEPSI
bagian bawah melalui inhalasi atau
- Rifampisin aspirasi flora komersal dari saluran
- Kalau ingin menggunakan konteasepsi nafas bagian atas, dan jarang melalui
saat TB, gunakan yang non hormonal hematogen.
• Virus dapat meningkatkan
MONITORING kemungkinan terjangkitnya infeksi
saluran nafas bagian bawah dengan dimana eksudat digerna secara
mempengaruhi mekanisme enzimatik untuk selanjutnya
pembersihan dan respon imun. direabsorpsi dan dikeluarkan melalui
• Ketika mikroorganisme penyebab batuk.
pneumonia berkembang biak, • Apabila infeksi bakteri menetap dan
mikroorganisme tersebut meluas ke kavitas pleura, supurasi
menyebabkan kerusakan pada intrapleura menyebabkan terjadinya
membrane mucus alveolus, yang empynema.
dapat memicu perkembangan edema • Resolusi dari reaksi pleura dapat
paru dan eksudat yang mengisi berlangsung secara spontan, namun
alveoli sehingga mengurangi luas kebanyakan menyebabkan penebalan
permukaan alveoli untuk pertukaran jaringan ikat dan pembentukan
karbondioksida dan oksigen, perlekatan.
sehingga sulit bernafas
Gejala
• Inveksi bakteri ke parenkim paru
menimbulkan konsolidasi eksudatif
 Demam.
jaringan ikat paru yang bisa lobular  Berkeringat dan menggigil.
(bronkhopneumoni), lobar, atau  Batuk kering atau batuk dengan
intersisial. dahak kental berwarna kuning, hijau,
• Pneumonia bakteri dimulai dengan atau disertai darah.
terjadinya hiperemi akibat pelebaran  Sesak napas.
pembuluh darah, eksudasi cairan intra  Nyeri dada ketika menarik napas
alveola, penumpukan fibrin, dan atau batuk
infiltrasi neutrophil yang dikenal  Mual atau muntah
dengan stadium hepatitis merah.  Diare
• Konsolidasi jaringan menyebabkan  Selera makan menurun
 Lemas
penurunan compliance paru dan
 Detak jantung menjadi cepat
kapasitas vital. Peningkatan aliran
darah yang melewati paru yang
Diagnosis
terinfeksi menyebabkan terjadinya
pergeseran fisiologis (ventilation- a. Diagnosis CAP didapatkan dari
perfusion mismatching) yang anamnesis, gejala pemeriksaan fisis,
kemudian menyebabkan terjadinya foto toraks dan laboratorium.
hipoksemia. b. Uji mikrobiologi
• Selanjutnya denaturasi oksigen Uji sputum diharuskan pada pasien
menyebabkan peningkatan kerja CAP sedang dan berat,sedangkan
jantung. pada pasien CAP ringan sebaiknya
• Stadium berikutnya terutama diikuti pemeriksaan mikrobiologis harus
dengan penumpukan fibrin dan berdasarkan faktor-faktor klinis
disintegrasi progresif dari sel-sel
inflamasi (hepatitis kelabu).
• Pada kebanyakan kasus, resolusi
konsolidasi terjadi setelah 8-10 hari
Terapi bakteri dengan cara berikatan secara
reversible dengan ribosom subunit 50s.
PSSP (penisilin sensitive s. pneumoni)
1. Golongan Penisilin (v) 3. Golongan Fluorokuinolon
Dosis : 4 x 250-500 mg/hari (10hari) (Lerofloxacin)
Indikasi : infeksi pada mulut, otitis media, Dosis : 500mg/hari (7-14 hari)
demam rematik, profilaksis, infeksi Indikasi : infeksi sinusitis, maksikuis akut
pneumonia. pada bronchitis kronik.
Efek samping : diare, mual, vaginitis, ruam,
Kontraindikasi : Hipersensitifitas/alergi thd
nyeri abdomen, pusing, insomnia.
penisilin.
Mekanisme : Menghambat DNA gyrase.
Efek samping : alergi urtikaria, demam,
nyeri sendi, anafilaksis, angiodem. TERAPI UNTUK PASIEN
1. Levofloksasin
2. Golongan Sefalosforin (Sefadroksil
Dosis: 250 – 750 mg 1x sehari
500)
Indikasi: infeksi sinusitis maksilaris akut,
Dosis : 0,5-1g (2xsehari)
eksaserbasi bacterial akut pada bronchitis
Indikasi : infeksi bakteri gram -/+
kronik, infeksi saluran kemih kompleks, dan
Kontraindikasi : hipersensitifitas terhadap
pielonefritis akut
sefalosforin.
Kontraindikasi: hipersensitif terhadap
Efek samping : diare dan kolitis
levofloksasin dan antibiotic golongan
3. Amoxicilin kuinolon, epilepsy, riwayat ganggun tendon
Dosis :0,5-1g (3xsehari) terkait pemberian florokuinolon, anak atau
Indikasi : infeksi saluran nafas remaja, kehamilan, menyusui.
kontraindikasi : hipersensitivitas terhadap Efek samping : diare, mual, vaginitis,
penisilin. flatulens, pruritis, ruam, nyeri
Efek samping : diare, pusing, sakit kepala, abdomen, pusing, dispepsia, insomnia,
lemas, mual, muntah. gangguan pengecapan, muntah, anoreksia,
ansietas, konstipasi, edema, lelah, sakit
PRSP (penisilin resisten s. pneumoni) kepala.
1. Golongan β- lactam (Amoxicilin)
Dosis :0,5-1g (3xsehari) 2. Ibu profen
Indikasi : infeksi saluran nafas Dosis: 200-250 mg 3-4 kali sehari
kontraindikasi : hipersensitivitas terhadap Indikasi: Nyeri ringan sampai sedang, gejala
penisilin. arthritis rheumatoid, gejala osteoarthritis,
Efek samping : diare, pusing, sakit kepala, gejala juvenile artritis rheumatoid,
lemas, mual, muntah. menurunkan demam.
Kontraindikasi: kehamilan trimester akhir,
2. Makrolid (Eritromycin) pasien dengan ulkus peptikum,
Dosis : 1 x 500mg (1-2g/hari) selama 3 hari. hipersensitivitas, polip pada hidung,
Indikasi : Difteri, ISPB, ISPA, otitis media. angioedema, asma, rhinitis, serta urtikaria
Efek samping : Mual, muntah, diare, ruam, ketika menggunakan asam asetilsalisilat atau
gangguan jantung, nyeri dada. AINS.
Mekanisme : Menghambat sintesis protein
Efek samping : diare, sembelit, pusing, menelan, dan demam selama 2 hari. Dokter
telinga berdenging. mendiagnosa pasien mengalami faringitis.

3. Nifedipine Patofisiologi
Dosis : 30-90mg/haro (2xsehari)
Indikasi : profilaksis dan pengobatan angina; Bakteri atau virus menginvasi mukosa faring
hipertensi. dan menyebabkan inflamasi.
kontraindikasi : syok kardiogenik; stenosis • Kuman menginfiltrasi lapisan epitel,
aorta lanjut; kehamilan (toksisitas pada studi lalu mengikis epitel sehingga jaringan
hewan); porfiria. limfoid superfisial bereaksi dan akan
Efek samping : pusing, sakit kepala, muka terjadi pembendungan radang. Pada
merah, letargi; takikardi, palpitasi; juga tahap awal terjadi hiperemis, lalu
edema kaki, ruam kulit edema dan sekresi meningkat.
• Awalnya eksudat bersifat serosa tapi
4. Ambroxol jadi menebal dan kering, juga dapat
Dosis : 30mg (1-2 x sehari) menempel pada dinding faring.
Indikasi : Sebagai sekretolitik pada Dengan keadaan hiperemis,
gangguan saluran nafas akut dan kronis pembuluh darah dinding faring akan
khususnya pada eksaserbasi bronkitis kronis melebar. Sumbatan berwarna kuning,
dan bronkitis asmatik dan asma bronkial. putih atau abu-abu akan didapatkan
kontraindikasi : Hipersensitif terhadap dalam folikel atau jaringan limfoid.
ambroksol. Folikel limfoid dan bercak-bercak
pada dinding faring menjadi
Efek samping : reaksi alergi (jarang); reaksi
meradang dan membengkak.
alergi yang ditemukan: reaksi pada kulit,
• Jika virus bisa menyebabkan iritasi
pembengkakan wajah, dispnea, demam; sekunder pada mukosa faring akibat
Terapi non-farmakologi sekresi nasal

• Banyak minum air putih Gejala


• Tidak merokok • Sakit tenggorokan
• Makan makanan bernutrisi
• Olahraga ringan
• Nyeri menelan
• Pemberian oksigen yang • Demam (3-5hari sembuh)
dilembabkan pada pasien yang • Sakit kepala, mual, muntah
menunjukkan tanda sesak, • Amandel
hipoksemia.
• Faring dengan/tanpa eksudat
• Pembesaran kelenjar getah bening
FARINGITIS • Uvula bengkak merah

Kasus Diagnosis
a. Swab tenggorokan & mulut
Seorang wanita berusia 25 tahun dengan BB
Kultur tenggorokan merupakan suatu
48 kg, datang ke klinik dokter mengeluhkan
nyeri pada tenggorokan, sakit ketika metode yang dilakukan untuk
menegaskan suatu diagnosis dari
faringitis yang disebabkan oleh Indikasi: infeksi tenggorokan, otitis
bakteri Group A Beta-Hemolytic media, endokarditis, penyakit
Streptococcus (GABHS). meningokokus, pnemonia, selulitis,
b. RADT (Rapid antigen detection antraks, profilaksis amputasi pada
testing) lengan atau kaki;
Group A Beta-Hemolytic Kontraindikasi: hipersensitivitas
Streptococcus (GABHS) rapid (alergi) terhadap penisilin.
antigen detection test merupakan Efek samping: reaksi alergi berupa
suatu metode untuk mendiagnosa urtikaria, demam, nyeri sendi,
faringitis karena infeksi GABHS. Tes angioudem, anafilaksis.
ini akan menjadi indikasi jika pasien
memiliki risiko sedang atau jika
seorang dokter memberikan terapi
antibiotik dengan risiko tinggi untuk
pasien. Jika hasil yang diperoleh
positif maka pengobatan diberikan 3. AMOXCILIN
antibiotik dengan tepat namun apabila Dosis:
hasilnya negatif maka pengobatan 50mg/kg (1xsehari)
antibiotik dihentikan kemudian 25mg.kg (2xsehari)
dilakukan follow-up. Indikasi : infeksi saluran nafas
kontraindikasi : hipersensitivitas
Terapi
terhadap penisilin.
1. PENISILIN V Efek samping : diare, pusing, sakit
Dosis: 250 mg 3-4 kali/hari atau 500 kepala, lemas, mual, muntah.
mg 2 kali/hari
Indikasi: terutama diindikasikan
JIKA ALERGI PENISILIN
untuk infeksi saluran napas; infeksi
pada mulut, tonsillitis akibat 1. CEFADROXIL
streptokokus, otitis media, erysipelas, Dosis: 30mg/BB (1xsehari) max
selulitis, demam rematik, profilaksis 300mg selama 10hari
infeksi pneumokokus Indikasi: infeksi bakteri gram positif
Kontraindikasi: heprsensitivitas dan gram negatif, lihat keterangan di
(alergi) terhadap penisilin atas.
Efek Samping: reaksi alergi berua Kontraindikasi: hipersensitivitas
utikaria, demam, nyeri sendi, terhadap sefalosporin.
angioudem, anafilaksis, Efek samping: diare dan colitis
serum sickness-like reaction. mual dan muntah, rasa tidak enak
pada saluran cerna, sakit kepala,
2. PENISILIN G reaksi alergi berupa ruam, pruritus,
Dosis: urtikaria.
BB <27kg 0,6 jt unit/kg (1xsehari)
BB >27kg 1,2 jt unit/kg (1xsehari) 2. PARACETAMOL
Dosis: oral 0,5–1 gram setiap fagositosis, sementara limfosit
4xsehari maksimum 4 gram per hari. spesifik-tuberkulosis menghancurkan
Indikasi: nyeri ringan sampai sedang, (melisiskan) basil dan jaringan
nyeri sesudah operasi cabut gigi, normal. Reaksi jaringan ini
pireksia. mengakibatkan terakumulasinya
Kontraindikasi: gangguan fungsi hati eksudat dalam alveoli yang
menyebabkan gangguan pertukaran
berat, hipersensitivitas.
gas.
Efek samping: hipersensitivitas, ruam  Infeksi awal biasanya dalam waktu 2-
kulit, kelainan darah (termasuk 10 minggu setelah terkena paparan
trombositopenia, leukopenia, bakteri. Interaksi Mycobacterium
neutropenia), hipotensi tuberculosis dan sistem kekebalan
tubuh pada masa awal infeksi
Terapi non- Farmakologi
membentuk massa jaringan baru
• Istirahat yang cukup disebut granuloma (Price dan WIlson,
• Minum air putih yang cukup 2006)
• Berkumur dengan air yang hangat
• Menjaga kebersihan mulut Gejala
• Batuk dahak terus menerus 3 minggu
TUBERCULOSIS 1
• Batuk darah (Pernah)
Kasus • Sesak nafas, nyeri dada
• Badan lemah
Seorang Bapak berumur 48 tahun dengan
• Nafsu makan
berat 65 kg dan tinggi 165 cm didiagnosis TB
• Bb turun
paru oleh dokter. Bapak tersebut telah
• Malaise, keringat malam
mengonsumsi obat TB yang diresepkan
• Demam meriang lebih dari 1 bulan
dokter selama 2 minggu, namun Bapak
tersebut tidak melakukan kontrol ke dokter Diagnosis
setelah 2 minggu karena dirasa telah sembuh.
 Pemeriksaan Fisik : Suara/bising
napas abnormal (suara bronkial, ronki
Patofisiologi basah), Pembesaran kelenjar limfa
dlm bbrp minggu disertai nyeri tekan,
 Infeksi awal dikarenakan terpapar Lesi di daerahvena jugularis,
oleh bakteri Mycobacterium belakang leher/ supra clavicula.
tuberculosis. Bakteri menuju alveoli  Pemeriksaan Bakteriologi : Memakai
lalu berkembang biak. dahak (sputum), cairan pleura, bilasan
 Basil menyebar melalui sistem limfa bronkus, bilasan lambung. Cara
dan aliran darah ke bagian tubuh lain pengumpulan -> Diambil dahak 3
(ginjal, tulang, dan korteks serebri) kali, tiap pagi berturut-turut/sewaktu
dan area lain dari paru-paru (lobus kunjungan ke dokter, dahak pagi
atas). (keesokan harinya)
 Selanjutnya sistem kekebalan tubuh  Pemeroksaan Mikroskopik :
memberikan respon dengan 1. Biasa -> Pewarnaan BTA (Bakteri
melakukan reaksi inflamasi. Neutrofil Tahan Asam) dgn pewarnaan Ziehl-
dan makrofag melakukan aksi Nielsen, Kinyoun Gabbett
2. Fluoresens -> Pewarnaan auramin- Indikasi: infeksi HIV progresif, dalam
rhodamin (khususnya untuk bentuk sediaan kombinasi dengan obat-obat
screening) antiretroviral lainnya
 Biakan dengan metode konvensional Kontraindikasi: wanita menyusui;
: Agar base media (Middle Brook) hipersensitif terhadap lamivudin.
 Pemeriksaan Radiologi : Foto toraks Efek Samping: infeksi saluran nafas bagian
(pemeriksaan standar), Foto atas, mual, muntah, diare, nyeri perut; batuk;
apikorlodotik, oblik, CT Scan sakit kepala, insomnia; malaise, nyeri
muskuloskelatal; gejala nasal; dilaporkan
 Pemeriksaan Penunjang adanya neuropati periferal; pankreatitis
1. PCR
2. Pemeriksaan Serologi : ELISA,
Mycodot Tenofovir
3. Pemeriksaan Darah (Laju Endap Dosis: 300mg (1xsehari)
Darah) -> Kurang spesifik Indikasi: tenofovir membantu mengurangi
4. Uji Tuberkulin (Mantoux) -> Untuk jumlah HIV pada tubuh sehingga membuat
screening TB kinerja sistem imun tubuh memingkat
 Pemeriksaan Uji Kepekaan Obat -> Kontraindikasi: Hipersensitivitas
Untuk menentukan ada/tidaknya pada Tenofovir
resistensi M. tuberculosis thdp OAT. Efek Samping: Muntah, Penyakit jaringan
 Adanya test cepat : GeneXpert otot, Masalah ginjal, Kadar kalium rendah,
Asidosis laktat, Masalah hati, Enzim hati
meningkat, Pankreatitis, Kelemahan otot,
Terapi
Kadar kreatinin meningkat
Untuk HIV (lini ke-1 ARV)

Evafirenz Untuk TB (lini ke-1 OAT)


Dosis: 600mg (1xsehari)
Indikasi: pengobatan infeksi HIV pada
Isoniazid
dewasa, remaja dan anak, dalam bentuk Dosis: 300 mg/hari, sekali sehari
kombinasi dengan obat antiretroviral lainnya. Aturan pakai: pada saat perut kosong, 1 jam
Kontraindikasi: wanita menyusui, sebelum makan atau 2 jam sesudah makan,
hipersensitif, pemberian bersamaan dengan dihabiskan
terfenadin, astemizol, cisaprid, midazolam, Indikasi: Terapi semua bentuk tuberkulosis
triazolam dan turunan ergot, gangguan fungsi aktif
hati berat.
Efek Samping: Sakit perut, diare, nausea, Kontraindikasi: hipersensitifitas, reaksi
muntah, ansietas, depresi, gangguan tidur, adversus seperti cedera hati, kerusakan hati
mimpi yang tidak normal,pusing, sakit akut
kepala, lelah, gangguan dalam konsentrasi Efek Samping: gangguan penglihatan,
kesemutan, sakit kepala, mulut kering, mual,
muntah, takikardia, dispenia, gangguan
Lamivudin fungsi hati
Dosis: 150 mg 2xsehari (sebaiknya tidak
Mekanisme Kerja: menghambat sintesis
bersama makanan)
asam mikoloat, komponen penting dari
dinding sel bakteri. Pada tingkat terapeutik
isoniazid bersifat bakteriosidal terhadap
organisme Mycobacterium tuberculosis yang Aturan pakai: dikonsumsi dengan makanan
tumbuh secara aktif dan intraseluler (Drugs, atau pada saat perut isi
2019). Indikasi: pengobatan tuberkulosis yang
disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis dalam kombinasi dengan obat
antituberkulosis lain
Kontraindikasi: hipersensitivitas terhadap
Rifampisin etambutol
Dosis: 600 mg/hari, sekali sehari Efek Samping: gangguan penglihatan, sakit
Aturan pakai: pada saat perut kosong, 1 jam kepala, mual, muntah, sakit perut
sebelum makan atau 2 jam sesudah makan Mekanisme Kerja: penghambatan sintesa
Indikasi: pengobatan tuberkulosis yang RNA pada bakteri yang sedang membelah,
disebabkan oleh Mycobacterium juga menghindarkan terbentuknya mycolic
tuberculosisdalam kombinasi dengan obat acid pada dinding sel.
antituberkulosis lain (Pionas, 2015).
Kontraindikasi: hipersensitifitas, pemberian
vaksin bakteri hidup secara bersamaan Terapi non-farmakologi
(Drugs, 2019).
 Kegiatan pemberian konseling
Efek Samping: mual, muntah, sakit kepala,
 Edukasi kesehatan dan motivasi pada
baal umum, gangguan penglihatan, ketulian,
pasien TB MDR dan anggota
diare, warna kemerahan pada urin
keluarga mereka tentang penyakit dan
Mekanisme Kerja: Mengganggu sintesis
perlunya pengobatan teratur sampai
RNA dengan menginhibisi suatu enzim
selesai
bakteri RNA-polimerase
 Dukungan psikososial kepada pasien
TB untuk tercapainya keberhasilan
Pirazinamid pengobatan
Dosis: 2 g/hari, sekali sehari  Penyuluhan khusus pada pasien
Aturan pakai: pada saat perut kosong, 1 jam mengenai etika batuk / higine
sebelum makan atau 2 jam sesudah makan respirasi : Menutup mulut dengan
Indikasi: pengobatan tuberkulosis yang tangan ketika batuk atau bersin
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis Menggunakan masker Mencuci
dalam kombinasi dengan obat tangan dengan sabun setelah batuk
antituberkulosis lain atau bersin.
Kontraindikasi: gangguan fungsi hati parah,
porfiria, hipersensitivitas
 Tidak boleh berhubungan badan dan
Efek Samping: mual, muntah, demam,
harus menggunakan alat kontrasepsi
anoreksia, gangguan fungsi hati
Mekanisme Kerja: Mengubah pirasinamid
inaktif menjadi asam pirazinoid oleh enzim INFLUENZA
pirazinamidase, dimana asam pirazinoid akan
mengganggu sintesis FSA I yang dibutuhkan
bakteri untuk membelah diri Kasus

Etambutol Seorang wanita berusia 29 tahun yang datang


ke Departemen Gawat Darurat dengan
Dosis: 15 mg/kgBB satu kali sehari dyspnea, mialgia, dan rhinorrhea. Gejala-
gejalanya mulai sekitar 1 hari yang lalu, terus 1. Rapid Influenza Diagnostic Test
menerus dan memburuk. Selain itu, dia
Merupakan serangkaian uji yang dapat
melaporkan adanya demam, lesu, sesak
dilakukan untuk membedakan tipe virus
napas, dan nyeri otot. Dia memiliki cairan
influenza A dan B. Sensitivitas RIDTs
hidung yang banyak dan sedikit batuk. Dia
berkisar antara 57%-90%. Hasil positif
tidak memiliki riwayat penyakit asma, dan
ditandai dengan adanya antigen (virus
tidak sedang menggunakan obat-obatan rutin.
influenza).
Dia melaporkan menerima vaksin flu 3 hari
yang lalu. Dia adalah seorang perokok tetapi 2. Rapid Molecular Assay
berhenti 4 tahun yang lalu. Pasien tersebut
didiagnosis menderita influenza. Pasien Tes diagnostik molekuler influenza untuk
dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan mendeteksi asam nukleat virus influenza
bantuan pernapasan dan mulai dengan pada spesimen saluran pernapasan atas
antiviral. Berikut adalah data lab pasien dengan sensitivitas tinggi (90%-95%) (CDC,
tersebut: 2018).
3. Immunofluoresence

PENGERTIAN Tes immunofluorescence merupakan tes


deteksi antigen yang umumnya
Influenza adalah penyakit yang diakibatkan membutuhkan penggunaan mikroskop
virus dengan tingkat kematian dan rawat inap fluorescent untuk mendapatkan hasil selama
yang tinggi diantara orang dibawah 65 tahun. 2-4 jam dengan sensitivitas sedang dan
Influenza musiman epidemik adalah akibat spesifisitas tinggi. Tes antibodi fluoresen
mutasi virus ini. Itu sebabnya vaksin langsung (DFA) dan tidak langsung (IFA)
influenza dilakukan setahun sekali. digunakan untuk mendeteksi antigen virus
GEJALA influenza A dan B pada spesimen saluran
pernapasan. Penggolongan lebih lanjut atau
1. Demam identifikasi lebih lanjut dari virus influenza A
2. Sakit kepala tidak mungkin dilakukan oleh tes
3. Sakit otot dan sendi immunofluorescence (CDC, 2018).
4. Sakit tenggorokkan
5. Batuk 4. RT-PCR
6. Hidung tersumbat Reverse Transcription-Polymerase Chain
7. Kelelahan Reaction (RT-PCR) dapat mengidentifikasi
CARA PENULARAN keberadaan RNA virus influenza atau asam
nukleatnya dalam sistem pernapasan dengan
Influenza ditularkan melalui air liur. sensitivitas dan spesifisitas sangat tinggi. Tes
Terutama dari tetesan air liur saat orang yang molekuler ini dapat mendeteksi dan
terinfeksi bersin atau batuk. Influenza bisa membedakan antara infeksi dengan virus
menular dari hari sebelum sampai beberapa influenza A dan B (CDC, 2018).
hari setelah gejala timbul.
5. Viral Culture
DIAGNOSIS
Kultur virus influenza memberi informasi Tanda Vital Normal Kasus
mengenai subtipe virus apa yang merupakan 97.8 F
penyebab terjadinya infeksi. Kekurangan dari (36.5°C) – 101.0 F
Suhu Tubuh
kultur virus adalah, untuk mendapatkan 99 F (38.3°C)
hasilnya butuh waktu yang cukup lama (37.2°C)
bahkan hingga mencapai 10 hari. Untuk 60 - 100
kelebihanya, kultur virus dapat digunakan Denyut nadi beats per 105 bpm
minute
untuk melakukan karakterisasi genetik yang
Tingkat 12 - 16
lebih detil (CDC, 2018).
pernapasan breaths per 22 bpm
6. Blood Culture (respirasi) minute
Tekanan
Kultur darah digunakan untuk 120/80 120/78
darah
mengidentifikasi adanya mikroorganisme 89% on
dalam darah (bacteremia). Spesimen yang 75 - 100 room air
Saturasi
digunakan adalah whole blood dengan (mm Hg) 100% on 2L
oksigen
menggunakan metode venipuncture 95 - 100 % nasal
(pengambilan spesimen darah dari pembuluh cannula
vena). Spesimen dapat diambil segera setelah
pasien mengalami demam, namun sebelum Normal Kasus
pemberian antibiotik (Medscape, 2014). Na⁺ 135 – 148 mEq/L 138
7. Sputum Culture K 3.5 – 5.5 mEq/L 5.6
Cl 96 – 112 mEq/L 105
Digunakan untuk membantu mendiagnosa HCO₃⁻ 18-22 mmol/L 26
infeksi bakteri di saluran pernapasan. Sampel BUN 6 – 23 mg/dL 24
yang digunakan adalah dahak. Prosedur Creatinine 0.6 – 1.0 mg/dL 1.0
pengetesan: diminta untuk mengeluarkan WBC 3.8 – 11.0 x 10³ / 14.2
dahak ke dalam cangkir khusus; atau swab mm³
khusus dapat digunakan untuk mengambil Hgb 11 – 16 g/dL 12.2
sampel dari hidung Anda (CDC, 2018). Hct 34 – 47% 38.4
Platelets 150-400 x 10⁹ /L 356
8. X-ray
X-ray adalah tes tanpa rasa sakit yang
menghasilkan gambar dari struktur di dalam
TUJUAN TERAPI & PENGOBATAN
tubuh, terutama tulang. Sinar X-ray
menembus tubuh, dan mereka diserap dalam 1. Oseltamivir (Antivirus) Inhibitor
jumlah yang berbeda tergantung pada neurominidase (Hal 1889 dipiro 8)
kepadatan material yang mereka lewati. 75 mg 2 x1 hari selama 5 hari
Bahan padat, seperti tulang dan logam, Efek samping : muntah, sakit perut,
tampak putih pada sinar X. Udara di paru- dispepsia, sakit kepala, insomnia,
paru muncul berwarna hitam. Lemak dan otot pusing.
muncul sebagai warna abu-abu (CDC, 2018). 2. Pseudoefedrin (Agar hidung tidak
tersumbat)
120 mg 2 x 1 hari
Efek samping : Mual, muntah, PATOFISIOLOGI
insomnia, sakit kepala
Infeksi VHB dapat terjadi apabila partikel
3. Ibuprofen (menurunkan demam)
utuh VHB berhasil masuk ke dalam
200-400 mg p.o. setiap 4-6 jam sesuai
hepatosit, kemudian kode genetik VHB akan
kebutuhan
Efek samping : reaksi alergi, hentikan masuk ke dalam inti sel hati dan kode genetik
bila : nyeri dada, sesak, masalah tersebut akan “memerintahkan” sel hati untuk
penglihatan, BB naik drastis, sulit membentuk protein-protein komponen VHB.
atau jarang buang air kecil, sakit Patogenesis penyakit ini dimulai dengan
kepala berat. masuknya VHB ke dalam tubuh secara
parenteral.
NON FARMAKOLOGI
GEJALA
1. Tidur yang cukup
2. Tidak banyak beraktivitas Tanda – tanda :
3. Minum yang hangat-hangat 1. Mudah lelah, malaise
4. Memakai masker 2. Asites (kondisi dimana terdapat
PENCEGAHAN cairan pada rongga perut, tepatnya
antara dinding perut bagian dalam
Vaksin influenza 1 tahun sekali
dan rongga perut)
3. Jaundice (penyakit kuning)
4. Pendarahan varises
5. Enselofati hati
6. Muntah dan kejang
7. Demam
HEPATITIS B 8. Nyeri otot dan sendi
9. Sakit kepala
10. Lemas
Kasus 11. Tidak nafsu makan
12. Perut kembung
Seorang wanita berusia 27 tahun sedang
13. Diare
hamil tua. Wanita tersebut datang ke Rumah
14. Urine berwarna gelap
Sakit karena mengalami keluhan berupa tidak
enak badan dan tidak nafsu makan, dia juga Fisik :
menyebutkan bahwa fesesnya menjadi lebih 1. Sklera, kulit, dan sekresi ikterik
pucat dan urinnya menjadi lebih gelap. 2. Asterixis
Morning sickness yang dialami juga menjadi 3. Spider angiomata (sekumpulan
lebih parah dari biasanya. Setelah dilakukan pembuluh darah abnormal dekat
pemeriksaan laboratorium, dokter permukaan kulit)
menyebutkan bahwa nilai HBsAg dari pasien
tersebut positif dan dia didiagnosis Hepatitis PENULARAN
B.
 transmisi transplasental dari HBV
dalam rahim
 transmisi natal selama persalinan
 transmisi pascanatal selama
perawatan atau melalui ASI
Penularan jarang terjadi pada trimester
pertama kehamilan.
CARA CEGAH PENULARAN KE BAYI
- Memberikan HbIg kepada bayi
selambat-lambatnya 12 jam setelah
persalinan.
- Melanjutkan dengan vaksinasi
Hepatitis B pada bulan ke 2,3, dan 4
VAKSINASI
Di Lampiran.
OBAT IBU
Tenofovir (300 mg, 1x1 hari)
Efek samping : Muntah, mual, nyeri otot,
sakit kepala

Anda mungkin juga menyukai