Lanjutann Infeksi
Lanjutann Infeksi
3. Nifedipine Patofisiologi
Dosis : 30-90mg/haro (2xsehari)
Indikasi : profilaksis dan pengobatan angina; Bakteri atau virus menginvasi mukosa faring
hipertensi. dan menyebabkan inflamasi.
kontraindikasi : syok kardiogenik; stenosis • Kuman menginfiltrasi lapisan epitel,
aorta lanjut; kehamilan (toksisitas pada studi lalu mengikis epitel sehingga jaringan
hewan); porfiria. limfoid superfisial bereaksi dan akan
Efek samping : pusing, sakit kepala, muka terjadi pembendungan radang. Pada
merah, letargi; takikardi, palpitasi; juga tahap awal terjadi hiperemis, lalu
edema kaki, ruam kulit edema dan sekresi meningkat.
• Awalnya eksudat bersifat serosa tapi
4. Ambroxol jadi menebal dan kering, juga dapat
Dosis : 30mg (1-2 x sehari) menempel pada dinding faring.
Indikasi : Sebagai sekretolitik pada Dengan keadaan hiperemis,
gangguan saluran nafas akut dan kronis pembuluh darah dinding faring akan
khususnya pada eksaserbasi bronkitis kronis melebar. Sumbatan berwarna kuning,
dan bronkitis asmatik dan asma bronkial. putih atau abu-abu akan didapatkan
kontraindikasi : Hipersensitif terhadap dalam folikel atau jaringan limfoid.
ambroksol. Folikel limfoid dan bercak-bercak
pada dinding faring menjadi
Efek samping : reaksi alergi (jarang); reaksi
meradang dan membengkak.
alergi yang ditemukan: reaksi pada kulit,
• Jika virus bisa menyebabkan iritasi
pembengkakan wajah, dispnea, demam; sekunder pada mukosa faring akibat
Terapi non-farmakologi sekresi nasal
Kasus Diagnosis
a. Swab tenggorokan & mulut
Seorang wanita berusia 25 tahun dengan BB
Kultur tenggorokan merupakan suatu
48 kg, datang ke klinik dokter mengeluhkan
nyeri pada tenggorokan, sakit ketika metode yang dilakukan untuk
menegaskan suatu diagnosis dari
faringitis yang disebabkan oleh Indikasi: infeksi tenggorokan, otitis
bakteri Group A Beta-Hemolytic media, endokarditis, penyakit
Streptococcus (GABHS). meningokokus, pnemonia, selulitis,
b. RADT (Rapid antigen detection antraks, profilaksis amputasi pada
testing) lengan atau kaki;
Group A Beta-Hemolytic Kontraindikasi: hipersensitivitas
Streptococcus (GABHS) rapid (alergi) terhadap penisilin.
antigen detection test merupakan Efek samping: reaksi alergi berupa
suatu metode untuk mendiagnosa urtikaria, demam, nyeri sendi,
faringitis karena infeksi GABHS. Tes angioudem, anafilaksis.
ini akan menjadi indikasi jika pasien
memiliki risiko sedang atau jika
seorang dokter memberikan terapi
antibiotik dengan risiko tinggi untuk
pasien. Jika hasil yang diperoleh
positif maka pengobatan diberikan 3. AMOXCILIN
antibiotik dengan tepat namun apabila Dosis:
hasilnya negatif maka pengobatan 50mg/kg (1xsehari)
antibiotik dihentikan kemudian 25mg.kg (2xsehari)
dilakukan follow-up. Indikasi : infeksi saluran nafas
kontraindikasi : hipersensitivitas
Terapi
terhadap penisilin.
1. PENISILIN V Efek samping : diare, pusing, sakit
Dosis: 250 mg 3-4 kali/hari atau 500 kepala, lemas, mual, muntah.
mg 2 kali/hari
Indikasi: terutama diindikasikan
JIKA ALERGI PENISILIN
untuk infeksi saluran napas; infeksi
pada mulut, tonsillitis akibat 1. CEFADROXIL
streptokokus, otitis media, erysipelas, Dosis: 30mg/BB (1xsehari) max
selulitis, demam rematik, profilaksis 300mg selama 10hari
infeksi pneumokokus Indikasi: infeksi bakteri gram positif
Kontraindikasi: heprsensitivitas dan gram negatif, lihat keterangan di
(alergi) terhadap penisilin atas.
Efek Samping: reaksi alergi berua Kontraindikasi: hipersensitivitas
utikaria, demam, nyeri sendi, terhadap sefalosporin.
angioudem, anafilaksis, Efek samping: diare dan colitis
serum sickness-like reaction. mual dan muntah, rasa tidak enak
pada saluran cerna, sakit kepala,
2. PENISILIN G reaksi alergi berupa ruam, pruritus,
Dosis: urtikaria.
BB <27kg 0,6 jt unit/kg (1xsehari)
BB >27kg 1,2 jt unit/kg (1xsehari) 2. PARACETAMOL
Dosis: oral 0,5–1 gram setiap fagositosis, sementara limfosit
4xsehari maksimum 4 gram per hari. spesifik-tuberkulosis menghancurkan
Indikasi: nyeri ringan sampai sedang, (melisiskan) basil dan jaringan
nyeri sesudah operasi cabut gigi, normal. Reaksi jaringan ini
pireksia. mengakibatkan terakumulasinya
Kontraindikasi: gangguan fungsi hati eksudat dalam alveoli yang
menyebabkan gangguan pertukaran
berat, hipersensitivitas.
gas.
Efek samping: hipersensitivitas, ruam Infeksi awal biasanya dalam waktu 2-
kulit, kelainan darah (termasuk 10 minggu setelah terkena paparan
trombositopenia, leukopenia, bakteri. Interaksi Mycobacterium
neutropenia), hipotensi tuberculosis dan sistem kekebalan
tubuh pada masa awal infeksi
Terapi non- Farmakologi
membentuk massa jaringan baru
• Istirahat yang cukup disebut granuloma (Price dan WIlson,
• Minum air putih yang cukup 2006)
• Berkumur dengan air yang hangat
• Menjaga kebersihan mulut Gejala
• Batuk dahak terus menerus 3 minggu
TUBERCULOSIS 1
• Batuk darah (Pernah)
Kasus • Sesak nafas, nyeri dada
• Badan lemah
Seorang Bapak berumur 48 tahun dengan
• Nafsu makan
berat 65 kg dan tinggi 165 cm didiagnosis TB
• Bb turun
paru oleh dokter. Bapak tersebut telah
• Malaise, keringat malam
mengonsumsi obat TB yang diresepkan
• Demam meriang lebih dari 1 bulan
dokter selama 2 minggu, namun Bapak
tersebut tidak melakukan kontrol ke dokter Diagnosis
setelah 2 minggu karena dirasa telah sembuh.
Pemeriksaan Fisik : Suara/bising
napas abnormal (suara bronkial, ronki
Patofisiologi basah), Pembesaran kelenjar limfa
dlm bbrp minggu disertai nyeri tekan,
Infeksi awal dikarenakan terpapar Lesi di daerahvena jugularis,
oleh bakteri Mycobacterium belakang leher/ supra clavicula.
tuberculosis. Bakteri menuju alveoli Pemeriksaan Bakteriologi : Memakai
lalu berkembang biak. dahak (sputum), cairan pleura, bilasan
Basil menyebar melalui sistem limfa bronkus, bilasan lambung. Cara
dan aliran darah ke bagian tubuh lain pengumpulan -> Diambil dahak 3
(ginjal, tulang, dan korteks serebri) kali, tiap pagi berturut-turut/sewaktu
dan area lain dari paru-paru (lobus kunjungan ke dokter, dahak pagi
atas). (keesokan harinya)
Selanjutnya sistem kekebalan tubuh Pemeroksaan Mikroskopik :
memberikan respon dengan 1. Biasa -> Pewarnaan BTA (Bakteri
melakukan reaksi inflamasi. Neutrofil Tahan Asam) dgn pewarnaan Ziehl-
dan makrofag melakukan aksi Nielsen, Kinyoun Gabbett
2. Fluoresens -> Pewarnaan auramin- Indikasi: infeksi HIV progresif, dalam
rhodamin (khususnya untuk bentuk sediaan kombinasi dengan obat-obat
screening) antiretroviral lainnya
Biakan dengan metode konvensional Kontraindikasi: wanita menyusui;
: Agar base media (Middle Brook) hipersensitif terhadap lamivudin.
Pemeriksaan Radiologi : Foto toraks Efek Samping: infeksi saluran nafas bagian
(pemeriksaan standar), Foto atas, mual, muntah, diare, nyeri perut; batuk;
apikorlodotik, oblik, CT Scan sakit kepala, insomnia; malaise, nyeri
muskuloskelatal; gejala nasal; dilaporkan
Pemeriksaan Penunjang adanya neuropati periferal; pankreatitis
1. PCR
2. Pemeriksaan Serologi : ELISA,
Mycodot Tenofovir
3. Pemeriksaan Darah (Laju Endap Dosis: 300mg (1xsehari)
Darah) -> Kurang spesifik Indikasi: tenofovir membantu mengurangi
4. Uji Tuberkulin (Mantoux) -> Untuk jumlah HIV pada tubuh sehingga membuat
screening TB kinerja sistem imun tubuh memingkat
Pemeriksaan Uji Kepekaan Obat -> Kontraindikasi: Hipersensitivitas
Untuk menentukan ada/tidaknya pada Tenofovir
resistensi M. tuberculosis thdp OAT. Efek Samping: Muntah, Penyakit jaringan
Adanya test cepat : GeneXpert otot, Masalah ginjal, Kadar kalium rendah,
Asidosis laktat, Masalah hati, Enzim hati
meningkat, Pankreatitis, Kelemahan otot,
Terapi
Kadar kreatinin meningkat
Untuk HIV (lini ke-1 ARV)