Anda di halaman 1dari 2

Kitab ini saya pandang sangat penting diajarkan secara luas

untuk para pelajar saat ini. Salah seorang santri At-Taqwa merasa
sangat beruntung bisa mengkaji kitab adab ini. Masalah-masalah
yang dirundung umat Islam hari ini ternyata ‘kunci pembuka’
jawabannya ada dalam masalah adab. Dan kandungan kitab Adabul
‘Alim wal Muta’allim  memberi jawaban.
Kitab Adabul ‘Alim wal Muta’allim rupanya disiapkan untuk pelajar
pemula. Kajiannya ringkas, bahasanya lugas dengan isi cukup
padat. Dalam kitab ini, dijelaskan tiga macam adab seorang pelajar
dan tiga macam adab seorang guru. Yaitu, adab kepada dirinya,
adab kepada ilmunya, dan adab kepada guru atau muridnya.Untuk
memperbaiki adab, seseorang harus memperbaiki ilmu.
Menempatkan ilmu sebagai sesuatu yang mulya dan memperbaiki
niat, juga bagian dari adab. Maka, Hāsyim ‘Asyarī menjelaskan,
orang berilmu adalah orang yang niat belajarnya karena mencari
rida Allah, bersih hatinya, dan wara’. Bukan bermaksud untuk
kepentingan duniawi, seperti untuk memperkaya, mendapatkan
jabatan dan memperbesar pengaruh di hadapan orang. Bahkan,
memperbanyak tidur dan makan bukanlah adab seorang pelajar
karena hal itu akan menghalangi ilmu. Niat yang benar dan
membersihkan hati merupakan adab pelajar terhadap dirinya.

Sudah semestinya, kitab Adabul ‘Alim wal Muta’allim dan Ta’lim


Muta’allim (karya Syeikh Zarnuji) menjadi pelajaran wajib pelajar
sekolah menengah. Tidak sekedar diajarkan membaca kitab, tetapi
dilatih atau di-drill adab nya dalam kehidupan sehari-hari. Melatih
adab itu sangat mendesak saat ini. Dengan drill itu, sudah
mengamalkan isi kitab. Metode ini sudah lebih dari pendidikan
karakter saat ini.

Sampai hari ini, masih banyak orang tua yang lebih senang anak-
anaknya dilatih subjek-subjek sains, daripada dilatih adabnya. Anak-
anak dikirim ke tempat kursus matematika dan IPA. Tapi rupanya
belum ditemukan yang mengirim anaknya untuk kursus adab atau
kursus kitab-kitab adab. Pesantren Shoulin At-Taqwa rupanya
menghidupkan kembali tradisi mulazamah dan talaqqi kitab-kitab
ulama dahulu supaya adabnya baik. Alangkah bagusnya bila pelajar
itu pintar sains sekaligus adabnya baik.
Apa pentingnya adab? KH. Hasyim ‘Asyari berpendapat bahwa segala
amalan ibadah, baik kecil atau besar, tidak memiliki arti apapun kecuali di
dalamnya terdapat adab. Termasuk amalan yang berkaitan dengan ilmu,
yang melibatkan sorang guru dan murid. Ilmu pengetahuan, kehebatan
seorang guru dan murid, tidak akan bermakna kecuali dihiasi dengan
adab. Dari Habib bin al-Syahid, ia berkata kepada anaknya: “Berkawanlah
dengan orang berilmu dan belajarlah adab kepadanya. Karena hal itu lebih
aku sukai daripada (menghafal) banyak hadith” (KH. Hasyim
Asy’ari,Adabul Alim wal Muta’allim,hal. 10).

KH. Hasyim ‘Asyari juga memberi pesan agar mencari guru yang memiliki
kredibiltas dan otoritas. Ia mengingatkan, pilihlah guru yang akhlaknya
baik, ilmu syariatnya sempurna, dan diakui otoritasnya. Janganlah berguru
pada orang yang tidak memiliki otoritas ilmu, dan belajar agamanya tidak
melalui guru.  

Menurut KH.Hasyim amal merupakan buahnya ilmu, jika ilmu diamalkan ia akan
mendapat kebahagian dunia akhirat, tapi jika tidak maka ia akan merugi. Ilmu
merupakan salah satu pembeda manusia dengan binatang, jadi ilmu juga merupakan
identitas dari manusia. Mencari ilmu itu penting untuk mencapai rasa
kemanusiaannya, hingga ia sadar siapa penciptanya, mengapa ia diciptakan, untuk
menjauhi larangan dan menjalankan perintahNya, sertan untuk berbuat kebaikan
sehingga pantas disebut bahwa manusia lebih mulia dari makhluk lain.19

Anda mungkin juga menyukai