Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Organisme multiseluler memerlukan mekanisme untuk komunikasi antarsel agar


dapat memberi respon dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan eksternal dan
internal yang selalu berubah.

Sistem Endokrin dan susunan saraf merupakan alat utama dimana tubuh
mengkomunikasikan antara berbagai jaringan dan sel.  Sistem saraf sering dipandang
sebagai pembawa pesan melalui sistem struktural yang tetap. Sistem endokrin dimana
berbagai macam ”hormon“ disekresikan oleh kelenjar spesifik lalu diangkut sebagai
pesan yang bergerak untuk bereaksi pada sel atau organ targetnya (definisi klasik dari
hormon). Kata hormon berasal dari istilah Yunani yang berarti membangkitkan
aktifitas

Hormon diturunkan dari unsur-unsur penting; hormon peptida dari protein,


hormon steroid dari kolesterol, dan hormon tiroid serta katekolamin dari asam amino.
Hormon-hormon ini bekerjasama dengan sistem saraf pusat sebagai fungsi pengatur
dalam berbagai kejadian dan metabolisme dalam tubuh. Jika hormone sudah
berinteraksi dengan reseptor di dalam atau pada sel-sel target, maka komunikasi
intraseluler dimulai. Untuk itu perlu diketahui mengenai proses pengaturan sekresi
hormon, pengikatan dengan protein transpor, pengikatan dengan reseptor dan
kemampuan untuk didegradasi dan dibersihkan agar tidak memberikan dampak
metabolisme yang berkepanjangan.

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang akan penulis bahas dalam makalah ini adalah :

1. Bagaimanakah menjelaskan pengertian Hormon


2. Bagaimanakah menjelaskan pengertian Enzim
3. Bagaimanakah menjelaskan mekanisme kerja Hormon
4. Bagaimanakah menjelaskan mekanisme kerja Enzim

1
C. TUJUAN
Adapun tujuan yang akan penulis bahas dalam makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian hormon
2. Untuk mengetahui pengertian enzim
3. Untuk mengetahui mekanisme kerja hormon
4. Untuk mengetahui mekanisme kerja Enzim
D. MANFAAT
Manfaat
Adapun manfaat yang ingin penulis dikemukakan dalam makalah ini yaitu :
a. Dapat menjadi referensi dan literatur bagi semua kalangan yang membutuhkan.
b. Dapat menambah ilmu pengetahuan, serta melatih penulis berpikir secara kritis,
analitik, dan logis dalam mengolah dan mengkaji data menjadi sebuah karya
ilmiah

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN HORMON
Hormon (dari bahasa Yunani, όρμή: horman - "yang menggerakkan") adalah
pembawa pesan kimiawi antarsel atau antarkelompok sel. Semua organisme
multiselular, termasuk tumbuhanmemproduksi hormon.

Hormon merupakan senyawa kimia organik yang dihasilkan oleh kelenjar


endokrin dan mempunyai fungsi tertentu. Kelenjar endokrin disebut juga kelenjar
buntu karena tidak mempunyai saluran tersendiri. Kelenjar endokrin adalah kelenjar
dalam tubuh manusia yang tidak memiliki saluran untuk mengeluarkan cairan yang
dihasilkannya. Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin diedarkan melalui
darah.

Sekresinya disebut sekresi internal. Hormon yang dihasilkan dikembalikan ke


darah dan beredar mengikuti aliran darah menuju organ target. Hormon tersebut akan
mempengaruhi jaringan, organ sasaran atau organ target. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa system endokrin dapat berkomunikasi dengan jaringan atau organ-
organ target yang letaknya jauh dari kelenjar. Pengaruh hormone berjalan lambat.
Meskipun demikian, karena hormone mempengaruhi metabolisme sel maka pengaruh
hormone pada jaringan dan organ bersifat menetap. Hormon berfungsi memacu kerja
sel hingga berfungsi maksimum.

B. PENGERTIAN ENZIM
Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis (senyawa
yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu reaksi kimia
organik. Molekul awal yang di sebut substrat akan dipercepat perubahannya menjadi
molekul lain yang di sebut produk. Jenis produk yang akan di hasilkan bergantung
pada suatu kondisi atau zat yang di sebut promoter. Semua proses biologis sel
memerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan cukup cepat dalam suatu arah
lintasan metabolisme yang di tentukan oleh hormon sebagai promoter.
Enzim bekerja dengan cara bereaksi dengan molekul substrat untuk menghasilkan
senyawa intermediat melalui suatu reaksi kimia organik yang membutuhkan energi

3
aktivasi lebih rendah, sehingga percepatan reaksi kimia terjadi karena reaksi kimia
dengan energi aktivasi lebih tinggi.
Meskipun senyawa katalis dapat berubah pada reaksi awal, pada reaksi akhir
molekul katalis akan kembali kebentuk semula.
Sebagian besar enzim bekerja secara khas, yang artinya setiap jenis enzim hanya
dapat bekerja pada satumacam senyawa atau reaksi kimia. Hal ini disebabakan
perbedaan struktur kimia tiap enzim yang bersifat tetap . sebagai contoh,enzim a-
amilase hanya dapat digunakan pada proses perombakan pati menjadi glukosa.

C. MEKANISME KERJA HORMON

Hormon adalah bahan kimia yang dilepaskan oleh sel atau kelenjar di salah satu
bagian tubuh yang mengirim pesan dan yang mempengaruhi sel-sel di bagian lain dari
organisme.

Hormon yang Terkait Dalam Kebutuhan Nutrisi :

1. Hormon Insulin
a) Pengertian

Insulin adalah hormon yang mengatur pusat untuk metabolisme


karbohidrat dan lemak dalam tubuh. Insulin menyebabkan sel-sel di hati,
otot, dan jaringan lemak untuk mengambil glukosa dari darah,
menyimpannya sebagai glikogen di hati dan otot. Insulin menghentikan
penggunaan lemak sebagai sumber energi dengan menghambat pelepasan
glukagon. Dengan pengecualian dari diabetes mellitus dan sindrom gangguan
metabolisme Metabolik, insulin diberikan dalam tubuh dalam proporsi
konstan untuk menghilangkan kelebihan glukosa dari darah, yang sebaliknya
akan menjadi racun. Ketika kadar glukosa darah turun di bawah tingkat
tertentu, tubuh mulai menggunakan gula disimpan sebagai sumber energi
melalui glikogenolisis, yang memecah glikogen yang tersimpan di hati dan
otot menjadi glukosa, yang kemudian dapat dimanfaatkan sebagai sumber
energi. Seperti tingkat adalahekanisme metabolisme pusat kontrol, statusnya
juga digunakan sebagai sinyal kontrol untuk sistem tubuh lainnya (seperti
penyerapan asam amino oleh sel-sel tubuh). Selain itu, memiliki beberapa
efek anabolik lain di seluruh tubuh.

b) Fungsi
Fungsi insulin yang mengikat  :
1) Aktivitas hormon
2) Binding protein
3) Proses metabolisme glukosa

4
4) generasi metabolit prekursor dan energi
5) respons fase-akut
6) permukaan sel reseptor transduksi sinyal terkait
7) sel-sel sinyal
8) kematian sel
9) glukosa transportasi
10) negatif dari proses regulasi protein katabolik
11) positif regulasi dari proses biosintesis oksida nitrat
12) negatif regulasi vasodilatasi
13) positif regulasi vasodilatasi
14) alpha-beta sel T aktivasi
15) regulasi sekresi protein
16) positif regulasi sekresi sitokin
17) positif regulasi nitrat oksida sintase kegiatan
c) Mekanisme kerja/fisiologi

Mekanisme kerja insulin dimulai dengan berikatnya insulin dengan


reseptor glikoprotein yang spesifik pada permukaan sel sasaran. Reseptor ini
terdiri dari 2 subunit yaitu:

1) Subunit α yang besar dengan BM 130.000 yang meluas ekstraseluler


terlibat pada pengikatan molekul insulin.
2) Subunit β yang lebih kecil dengan BM 90.000 yang dominan di dalam
sitoplasma mengandung suatu kinase yang akan teraktivasi pada
pengikatan insulin dengan akibat fosforilasi terhadap subunit β itu
sendiri (autofosforilasi). Kelainan reseptor insulin dalam jumlah, afinitas
ataupun keduanya akan berpengaruh terhadap kerja insulin. Down
Regulation adalah fenomena dimana jumlah ikatan reseptor insulin jadi
berkurang sebagai respon terhadap kadar insulin dalam sirkulasi yang
meninggi kronik, contohnya pada keadaan adanya korsitol dalam jumlah
berlebihan. Sebaiknya jika kadar insulin rendah, maka ikatan reseptor
akan mengalami peningkatan. Kondisi ini terlihat pada keadaan latihan
fisik dan puasa
d) Pengaturan  sekresi

Sekresi insulin terutama di atur oleh konsentrasi glukosa darah. akan


tetapi asam amino darah dan faktor-faktor lain juga memengang peranan
penting. seperti kita akan lihat.

Perangsang Sekresi Insulin Oleh Glukosa Darah. Kadar glukosa darah


normal waktu puasa adalah 80 sampai 90 mg/100 ml kecepatan sekresi
insulin minumun. Waktu konsentrasi glukosa darah meningkat di atas 100
mg/100 ml darah, kecepatan sekresi insulin meningkat cepat mencapai
puncaknya yaitu 10 sampai 20 kalitingkat basal konsentrasi glukosa darah
antara 300 dan 400 ml,jadi peningkatan sekresi insulin akibat rangsangan

5
glukosa adalah dramatis dalam kecepatan dan sangat tingginya kadar sekresi
yang di capai. selanjutnya penghentian sekresi  insulin hampir sama cepat
terjadi dalam beberapamenit setelah pengurangan konsentrasi glukosa darah
kembali ke tingkat puasa.

e) Kelainan sekresi/ efek

Jika disuntikkan dosis yang cukup besar dari insulin sintetis itu terjadi
penurunan pada tingkat gula dalam tubuh-jadi, ia mulai mengganggu hipo-
glicemic, yang ditandai dengan kelemahan total, kaki gemetar, kebocoran
konsentrasi, berlebihan keringat. Itu mungkin memiliki efek hilangnya hati
nurani yang dapat menyebabkan koma. Penelitian ini membuktikan bahwa
dalam kasus administrasi yang benar dari insulin, dikombinasikan dengan
hormon lain, meningkatkan perubahan energi pada hal itu mempercepat
membangun kembali, itu adalah meningkatkan kapasitas asimilasi makanan
dan nafsu makan.

Pada bentuk glicemic hipo-dimoderasi, dalam tubuh manusia


berlangsung reaksi-defensif mengintensifkan dalam sekresi hormon tumbuh.
Dalam beberapa kasus tingkat bisa meningkat hingga 5-7 kali dibandingkan
dengan tingkat normal. Penggunaan steroid anabolik mengintensifkan aksi
insulin sintetik: itu adalah sintesis matriks intensifyed protein, AND dan
ARN. Ini adalah mempercepat tindakan siklus pentophosphatyc, di mana
sintesis protein terjadi.

2. Hormon Glukagon
a. Pengertian

Glukagon adalah suatu hormon yang dikeluarkan oleh pankreas,


meningkatkan kadar glukosa darah. Glukosa disimpan dalam hati dalam
bentuk glikogen, yang merupakan pati-seperti polimer rantai terdiri dari
molekul glukosa. Sel-sel hati (hepatosit) memiliki reseptor glukagon. Ketika
glukagon mengikat pada reseptor glukagon, sel-sel hati mengubah glikogen
menjadi polimer molekul glukosa individu, dan melepaskan mereka ke dalam
aliran darah, dalam proses yang dikenal sebagai glikogenolisis. Seperti toko-
toko menjadi habis, glukagon kemudian mendorong hati untuk mensintesis
glukosa tambahan oleh glukoneogenesis. Glukagon mematikan glikolisis di
hati, menyebabkan intermediet glikolisis akan shuttled untuk
glukoneogenesis.

b. Fungsi

Fungsi molekul reseptor yang mengikat :

1) Aktivitas hormon
2) glukagon reseptor yang mengikat
3) Komponen seluler

6
4) ekstraseluler wilayah
5) ekstraseluler wilayah
6) ruang ekstraseluler
7) fraksi larut
8) sitoplasma
9) membran plasma
10) membran plasma
11) Proses biologis
12) proses metabolisme cadangan energi
13) sinyal transduksi
14) G-protein reseptor ditambah protein signaling jalur
15) G-protein signaling, ditambah dengan utusan cAMP kedua nukleotida
16) perilaku makan
17) proliferasi sel
18) negatif pengaturan nafsu makan
19) regulasi sekresi insulin
20) seluler respon terhadap stimulus glukagon
c. Mekanisme kerja/ fisiologi

Berperan menaikkan kadar gula yang rendah, dan cara kerja hormon ini
merupakan kebalikan hormon insulin. Hormon yang dikeluarkan oleh
pankreas yang berguna untuk meningkatkan kadar glukosa darah. Glukagon
memiliki efek yang berkebalikan dengan insulin. Insulin dikenal sebagai
hormon yang menurunkan kadar glukosa darah. Pankreas melepaskan
glukagon bila kadar gula darah (glukosa) terlalu rendah. Glukagon
menyebabkan hati mengubah cadangan glikogen menjadi glukosa yang
kemudian dilepaskan ke aliran darah. Glukagon dan insulin merupakan
bagian dari sistem umpan balik yang membuat kadar glukosa darah berada
pada tingkatan yang stabil

d. Pengaturan sekresi

Peningkatan sekresi glukagon disebabkan oleh:

1) Penurunan glukosa plasma (tidak langsung)


2) Peningkatan katekolamin - norepinefrin dan epinefrin
3) Asam amino plasma Peningkatan (untuk melindungi dari
hipoglikemia jika  semua protein-makanan dikonsumsi)
4) Sistem saraf simpatis
5) Asetilkolin
6) Cholecystokinin

Penurunan sekresi (penghambatan) dari glukagon disebabkan oleh:

7
1) Somatostatin
2) Insulin (melalui GABA) 
3) Peningkatan asam lemak bebas dan asam keto ke dalam darah
4) Peningkatan produksi urea
e. Kelainan sekresi/efek

Efeknya adalah berlawanan dari insulin, yang menurunkan kadar


glukosa darah . Pankreas melepaskan glukagon ketika gula darah (glukosa)
tingkat jatuh terlalu rendah. Glukagon menyebabkan hati untuk mengubah
glikogen yang disimpan menjadi glukosa, yang dilepaskan ke dalam aliran
darah. Kadar glukosa darah yang tinggi merangsang pelepasan insulin.
Insulin memungkinkan glukosa yang akan diambil dan digunakan oleh
jaringan tergantung insulin. Jadi, glukagon dan insulin adalah bagian dari
sistem umpan balik yang membuat kadar glukosa darah pada tingkat yang
stabil. Glukagon milik keluarga beberapa hormon lain yang terkait.

1. Hormon Pertumbuhan (Growth Hormone)


a. Pengertian

Hormon pertumbuhan (GH) adalah hormon peptida yang merangsang


pertumbuhan, reproduksi sel dan regenerasi pada manusia dan hewan lainnya.
Hormon pertumbuhan adalah asam 191-amino rantai polipeptida tunggal yang
disintesis, disimpan, dan disekresi oleh sel-sel somatotroph dalam sayap lateral
kelenjar hipofisis anterior. Somatotropin (STH) mengacu pada hormon
pertumbuhan 1 diproduksi secara alami dalam hewan, sedangkan somatropin
merujuk pada hormon pertumbuhan yang diproduksi oleh teknologi DNA
rekombinan.

b. Fungsi

Hormon pertumbuhan digunakan sebagai obat resep dalam pengobatan untuk


mengobati gangguan pertumbuhan anak dan defisiensi hormon pertumbuhan
dewasa.

c. Mekanisme kerja/fisiologi

Hormon pertumbuhan manusia (HGH) adalah hormon yang bertanggung


jawab atas pertumbuhan manusia sejak dari kecil sampai dia tumbuh besar. Setelah
manusia sudah bertumbuh besar, bukan berarti hormon ini tidak berguna, akan
tetapi hormon ini bertugas untuk menjaga agar organ tubuh tetap pada kondisi yang
prima. Kelenjar yang bertanggung jawab untuk memproduksi HGH adalah kelenjar
pituitary.

HGH yang dihasilkan oleh kelenjar pituitary pertama-tama mengalir melalui


pembuluh darah menuju ke organ hati. Di dalam hati, HGH dirubah menjadi IGF 1
(insulinlike Growth Factor 1). Lalu melalui peredaran darah pula, IGF 1 dialirkan
keseluruh organ-organ yang ada di tubuh manusia. IGF 1 inilah yang bertanggung

8
jawab untuk memelihara seluruh organ-organ di dalam tubuh manusia. Oleh karena
terpeliharanya organ-organ di dalam tubuh manusia, maka system imunisasi di
dalam tubuh manusia juga ikut terpelihara. Tidak heran mengapa seseorang pada
usia muda yang dimana produksi HGH-nya masih banyak, mereka lebih tahan
terhadap serangan penyakit dan hampir tidak dijumpai adanya penyakit-penyakit
yang biasa ditemukan pada orang yang sudah berumur cukup tua.

Hormon Pertumbuhan Manusia akan berkurang seiring dengan pertambahan


usia. Pada umur 60 tahun volume Hormon Pertumbuhan hanya tinggal sebesar
25% jika dibandingkan dengan usia 21 tahun. Faktor-faktor yang membuat proses
penuaan manusia jauh lebih cepat dari yang seharusnya adalah factor pola hidup
yang tidak sehat. Ramuan alami yang berfungsi untuk merangsang Kelenjar
Pituitary agar terus memproduksi Hormon Pertumbuhan, sehingga terjadi
perbaikan system metabolisme tubuh, regenerasi sel, maka akan terjadi Pembalikan
Usia Biologis serta juga meningkatkan aktivitas seksual serta stamina, dan juga
meningkatkan kekebalan tubuh.

2. Hormon Kortisol (Cortisol)


a. Pengertian

Kortisol (hidrokortison) adalah hormon steroid, lebih khusus glukokortikoid,


yang diproduksi oleh kelenjar adrenal. Hal ini dirilis dalam respon terhadap stres
dan tingkat rendah glukokortikoid darah.

b. Fungsi

Fungsi utama dalam tubuh :

1) Meningkatkan gula darah melalui glukoneogenesi


2) Menekan sistem kekebalan tubuh
3) Membantu dalam metabolisme lemak, protein, dan karbohidrat
3. Hormon SS somatostatin
a. Pengetian

Somatostatin (SS) adalah peptida yang dihasilkan oleh beberapa jaringan


tubuh, termasuk hipotalamus. Somatostatin menghambat pelepasan hormon
pertumbuhan dalam menanggapi peningkatan GHRH dan faktor-faktor stimulasi
lain seperti konsentrasi glukosa darah rendah.

b. Fungsi
1) Mekanisme kerja/fisiologi
2) Pengaturan sekresi
3) Kelainan sekresi / efek
a) Efek pada kelenjar hipofisis

9
Somatostatin bernama untuk efek menghambat sekresi hormon pertumbuhan dari
kelenjar pituitari. Eksperimental, semua rangsangan yang dikenal untuk sekresi
hormon pertumbuhan yang ditekan oleh administrasi somatostatin

b) Efek pada Pankrea

Memiliki efek dalam sekresi eksokrin pankreas menekan, menghambat enzim


oleh sekresi cholecystokinin-dirangsang dan secretin-dirangsang sekresi bikarbonat

c) Efek pada saluran pencernaan

Somatostatin disekresikan oleh sel-sel epitel tersebar di GI, dan oleh neuron
dalam sistem saraf enterik. Ini telah ditunjukkan untuk menghambat sekresi dari
banyak hormon GI lain, termasuk gastrin, cholecystokinin, secretin dan peptida usus
vasoaktif. Selain efek langsung menghambat sekresi hormon GI lainnya, somatostatin
memiliki berbagai efek penghambatan lain pada saluran pencernaan, yang mungkin
mencerminkan efek pada hormon lainnya, ditambah beberapa efek langsung
tambahan. Somatostatin menekan sekresi asam lambung dan pepsin, menurunkan laju
pengosongan lambung, dan mengurangi kontraksi otot polos dan aliran darah di dalam
usus. Secara kolektif, kegiatan ini tampaknya memiliki efek keseluruhan penurunan
tingkat penyerapan gizi.

d) Efek pada Sistem Saraf

Somatostatin sering disebut sebagai memiliki aktivitas neuromodulatory dalam


sistim saraf pusat, dan tampaknya memiliki berbagai efek kompleks pada transmisi
saraf.Somatostatin dan analog sintetik yang digunakan secara klinis untuk mengobati
berbagai neoplasma. Hal ini juga digunakan dalam untuk mengobati gigantisme dan
akromegali, karena kemampuannya untuk menghambat sekresi hormon pertumbuhan.

4. Hormon Epinefrin/ Norepinefrin


a. Pengertian

Norepinefrin (INN) (disingkat norepi atau NE) adalah nama AS untuk


noradrenalin (BAN) (disingkat NA atau NAD), sebuah katekolamin dengan peran
ganda termasuk sebagai hormon dan neurotransmitter. Daerah tubuh yang
menghasilkan, atau yang dipengaruhi oleh norepinefrin digambarkan sebagai
noradrenergik. Noradrenalin istilah (dari bahasa Latin) dan norepinefrin (berasal
dari bahasa Yunani) yang dipertukarkan, dengan noradrenalin menjadi nama umum
di sebagian besar dunia.

b. Fungsi

  sebagai neurotransmitter dilepaskan dari neuron simpatis yang


mempengaruhi jantung. Peningkatan norepinefrin dari saraf simpatik
meningkatkan laju kontraksi

10
  Sebagai hormon stres, norepinefrin mempengaruhi bagian otak, seperti
amigdala, di mana perhatian dan tanggapan dikendalikan

  Ketika norepinefrin bertindak sebagai obat, sehingga meningkatkan tekanan


darah dengan meningkatkan tonus vaskular (ketegangan otot) melalui α-adrenergik
reseptor aktivasi, hal ini menyebabkan refleks kompensasi yang mengakibatkan
penurunan denyut jantung

c. Mekanisme kerja/ fisiologi

  Mengurangi kecepatan absorbsi dari anestesi lokal sehingga reaksi toksis


yang serius oleh karena kadar maximum obat anestesi lokal di dalam darah yang
sangat tinggi dapat dicegah.

  Menyebabkan penyerapan obat anestesi lokal terjadi secara perlahan,hal ini


dapat memperpanjang masa kerja anestesi lokal dan juga dapat meningkatkan
frekuensi keberhasilan blokade saraf.

  Menghentikan perdarahan kapiler akibat pembedahan

d. Pengaturan sekresi

Epinefrin disekresikan di bawah pengendalian sistem persarafan simpatis.


Dapat meningkat dalan keadaan dimana individu tidak mengetahui apa yang akan
terjadi. Pengeluaran yang bertambah akan meningkatkan tekanan darah untuk
melawan shok yang disebabkan oleh situasi darurat. Sekresi hormon ini terjadi
dengan meningkatan kerja sistem pernafasan yang mengakibatkan paru-paru
bekerja ekstra untuk mengambil oksigen lebih banyak hingga meningkatkan juga
peredaran darah di seluruh bagian tubuh mulai dari otot-otot hingga ke otak, dan
peningkatan tersebut disebutkan beberapa riset bisa naik mencapai 300% melebihi
batas normal. Akibatnya, bukan jantung saja yang dapat terasa berdebar, namun
keseluruhan sistem tubuh termasuk pengeluaran keringat juga akan meningkat
dengan cepat. Aliran darah di kulit akan berkurang untuk dialihkan ke organ lain
yang lebih penting sehingga orang-orang yang menghadapi stress biasanya
gampang berkeringat, dimana dalam pengertian awam sering disebut keringat
dingin. Sekresi ini menaikkan konsentrasi gula darah dengan menaikkan kecepatan
glikogenolisis di dalam liver. Rangsangan sekresi epinefrin bisa berupa stres fisik
atau emosional yang bersifat neurogenik.

e. Kelainan sekresi / efek

Hormon ini pun memicu reaksi terhadap efek lingkungan seperti suara derau
tinggi atau intensitas cahaya yang tinggi. Reaksi yang sering dirasakan adalah
frekuensi detak jantung meningkat, keringat dingin dan keterkejutan/shok. Hormon
ini pun memicu reaksi terhadap efek lingkungan seperti suara derau tinggi atau
intensitas cahaya yang tinggi. Reaksi yang sering dirasakan adalah frekuensi detak
jantung meningkat, keringat dingin dan keterkejutan/shok.

11
D. MEKANISME KERJA ENZIM
1. TEORILCK AND KEY (GEMBOK-KUNCI)

Teori gembok kunci dikemukakan oleh Emil Fischer pada tahun 1894. Beliau
menyatakan bahwa substrat yang mampu berikatan dengan enzim ialah substart yang
memiliki bentuk yang serupa dengan sisi aktif enzim (sisi pengikatan enzim). Teori ini
dapat digambarkan sebagai gembok dan kunci, dimana hanya kunci yang sesuai dengan
bentuk lubang gembok yang mampu membuka gembok tersebut. Namun teori ini gagal
untuk menjelaskan kestabilan enzim saat peralihan titik reaksi enzim. Teori gembok
kunci dikemukakan oleh Emil Fischer pada tahun 1894. Beliau menyatakan bahwa
substrat yang mampu berikatan dengan enzim ialah substart yang memiliki bentuk yang
serupa dengan sisi aktif enzim (sisi pengikatan enzim). Teori ini dapat digambarkan
sebagai gembok dan kunci, dimana hanya kunci yang sesuai dengan bentuk lubang
gembok yang mampu membuka gembok tersebut. Namun teori ini gagal untuk
menjelaskan kestabilan enzim saat peralihan titik reaksi enzim.

12
2. TEORI INDUKSI (INDUCED FIT THEORY)
Teori ini dikemukakan oleh Daniel Koshland pada tahun 1958. Ia
mengajukan teori induksi sebagai model baru cara kerja enzim yang merupakan
modifiksi dari model gembok kunci. Menurut teori ini enzim memiliki sisi aktif
yang fleksibel yang dapat mengalami perubahan bentuk sesuai dengan bentuk yang
dimiliki oeh substrat. Hal ini tentu berbeda dengan teori gembok kunci yang mana
dalam teori ini menyatakan bahwa sisi aktif enzim bersifat kaku, statis, sangat
spesifik. Meskipun sisi aktif enzim bersifat fleksible (dalam teori induksi), namun
tidak semua senyawa kimia dapat menjadi substrat enzim yang dapat berikatan
membentuk komplek enzim substrat. Kriteria substrat yang mampu berikatan
dengan enzim ialah memiliki titik ikatan yang sesuai dengan enzim. Sehingga
meskipun bentuk sisi aktif enzim dan substrat tidak sama, jika substratmemiliki
titik ikatan yang sesuai dengan enzim maka hal ini akan menginduksi sisi aktif
enzim yang menyebabkan enzim merubah bentuk sesuai dengan bentuk enzim.
Teori yang dikemukaan Koshland inilah yang diterima untuk menjelaskan cara
kerja enzim dalam suatu reaksi kimia.

13
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

  Enzim adalah biokatalisator organik yang dihasilkan organisme hidup di dalam


protoplasma, yang terdiri atas protein atau suatu senyawa yang berikatan dengan
protein, berfungsi sebagai senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis
bereaksi  dalam suatu reaksi kimia.

Hormon (dari bahasa Yunani, όρμή: horman - "yang menggerakkan") adalah


pembawa pesan kimiawi antarsel atau antarkelompok sel. Semua organisme
multiselular, termasuk tumbuhanmemproduksi hormon.
B. SARAN

Dalam pembuatan makalah, membutuhkan bahan yang cukup banyak sehingga


cukup sulit untuk memahami materi sebagai bahan makalah. Dan dengan mempelajari
makalah yang singkat ini diharapkan kita dapat mengetahui bagaimana mekanisme
kerja hormon dan enzim

14
DAFTAR PUSTAKA

http://www.ebiologi.net/2016/01/cara-kerja-enzim-menurut-teori-lock-and.html

file:///D:/Akuliah%20babang/BIOMEDIK%20DASAR/hormon%20dan%20enzim/BIOLOGI
%20CHIBI__%20enzim%20dan%20hormon.html

file:///D:/Akuliah%20babang/BIOMEDIK%20DASAR/hormon%20dan
%20enzim/MAKALAH%20KEPERAWATAN_%20Konsep%20Metabilisme%20Enzim
%20dan%20Hormon.html

15
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1

1. Latar Belakang...........................................................................................................1
2. Rumusan Masalah......................................................................................................1
3. Tujuan........................................................................................................................2
4. Manfaat......................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................3

1. Pengertian Hormon....................................................................................................3
2. Pengertian Enzim.......................................................................................................3
3. Mekanisme Kerja Hormon.........................................................................................4
4. Mekanisme kerja Enzim.............................................................................................12

BAB III PENUTUP..............................................................................................................14

1. Kesimpulan................................................................................................................14
2. Saran...........................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................15

16
MAKALAH

“MEKANISME KERJA HORMON DAN ENZIM”

HESTI ALVAENATUN
NIM P00620218012

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN BIMA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2018

17
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
karunia-nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “ILMU BIOMEDIK DASAR”
tentang “Mekanisme kerja hormon dan enzim” dengan tepat waktu tanpa apapun.
Diharapkan makalah ini dapat memberikan wawasan dan informasi kepada pembaca
tentang perkembangan obat dalam kehidupan sehari-hari Bagaimana pun kami telah berusaha
membuat makalah ini dengan sebaik - baiknya, namun tidak ada kesempurnaan dalam karya
manusia.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini.Oleh karena
itu, kritik dan saran sangat kami harapkan untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah
ini akan menjadi ilmu yang bermanfaat bagi kita semua.

Penulis

18

Anda mungkin juga menyukai