Kopling Tetap PDF
Kopling Tetap PDF
2.1 Pendahuluan
Kopling berasal dari kata couple yang artinya menggabungkan. Dua poros
(penggerak dan yang digerakkan) digabungkan atau dihubungkan satu sama lain
dengan maksud untuk meneruskan daya. Kopling dibedakan menjadi 2 (dua) macam
tipe, yaitu : kopling tetap (permanent coupling), dan kopling tak tetap seperti clutch.
Keterangan :
T = Torsi (Nmm)
D = Diameter Bus / Sleeve = 2d + 13 (mm)
d = Diameter poros (mm)
L = Panjang Pasak (mm) = 3,5 d
Gambar 2.1 : Kopling Bus (Sleeve / Muff Coupling) t = Tebal pasak (mm)
D4 d 4
T g g D 3 (1 k 4 ) g Tegangan geser izin (N/mm2)
16 D 16
d
L 3,5 d k
l D
2 2
d
T l . w . g . (Geser pada pasak)
2
t d
T l . . c . (Tekanan bidang pada pasak)
2 2
8
Contoh :
Rencanakan sebuah kopling bus (muff coupling) yang digunakan untuk menghubungkan
dua buah poros dan untuk mentransmisikan daya sebesar 40 (Kw) pada putaran 350
(rpm). Bahan poros dan pasak dari baja karbon dengan tegangan geser dan tekanan
bidang yang diizinkan masing-masing 40 (Mpa) dan 80 (Mpa). Bahan kopling bus dari
baja tuang dengan tegangan geser izin 15 (Mpa).
Penyelesaian :
P = 40 (Kw) = 40.000 (Watt), n = 350 (rpm), c = 40 (Mpa) = 40 (N/mm2), cr = 80 (Mpa)
a. Perencanaan Poros
P 60 40 x 10 3 60
T 1.100 ( Nm) 1.100.000 ( Nmm)
2 n 2 350
3 3
1.100.000 d g d 40 7,86 d 3
16 16
d 3 140.000 d 52 55 (mm)
b. Perencanaan Bus
D = 2d + 13 (mm) = 2 x 55 + 13 (mm) = 123 ≈ 125 (mm)
L = 3,5 d = 3,5 x 55 (mm) = 192,5 ≈ 195 (mm)
Cek terhadap keamanan penggunaan bahan :
D4 d 4 125 4 55 4
T g 1.100.000 g Bus 370.000 . g Bus
16 D 16 125
g Bus 2,97 ( N / mm 2 ) < 15 (N/mm2) - jadi amam
c. Perencanaan Pasak
10
tf = Tebal flens = 0,5 d (mm)
d1 = Diameter baut pada flens (mm)
D4 d 4 d
T g g D 3 (1 k 4 ) k
16 D 16 D
b. Perencanaan pasak :
Perencanaan pasak = perencanaan sebelumnya (diambil dari tabel pasak),
kemudian cek terhadap geser dan tekanan bidang :
d
T l . w . g . (Geser pada pasak)
2
t d
T l . .c . (Tekanan bidang pada pasak)
2 2
c. Perencaan Flens :
T kell. naf x tebal flens x teg . geser flens x jari jari naf
D D2
T D . t f . g Flens . . t f . g Flens
2 2
d. Perencanaan Baut :
Dari tabel apabila diketahui diameter (d), maka banyak baut (n) dapat
ditentukan.
D1 1,6 . d
2 D
T . d 1 . g Baut . n . 1
4 2
Dari rumus tersebut diameter baut (d1) dapat ditentukan.
Cek terhadap tekanan bidang pada baut ( c ) :
D1
Torsi T (n . d1 . t f . c ) .
2
Dari persamaan tersebut, tegangan akibat tekanan bidang dapat dicek.
11
2.5 Kopling Flens tipe Marine (pada Kapal)
Banyak baut dapat ditentukan berdasarkan tabel berikut :
Contoh :
Rencanakan kopling flens tipe proteksi yang digunakan untuk mentransmisikan daya 15
(kW) pada putaran 200 (rpm). Bahan kopling dan poros dari besi tuang dengan tegangan
geser izin 40 (Mpa). Tegangan geser yang terjadi pada poros dan pasak tidak boleh
melebihi 30 (Mpa). Asumsikan bahwa bahan yang digunakan untuk poros dan pasak
adalah sama dan tegangan akibat tekanan bidang dua kali tegangan gesernya. Torsi
maksimum dihitung 25% lebih besar dari torsi rata-rata. Tegangan geser pada flens = 14
(Mpa).
12
Penyelesaian :
Diketahui : P = 15 (kW), n = 200 (rpm), g flen poros = 40 (Mpa) = 40 (N/mm2),
g baut pasak = 30 (Mpa), ck = 2 . g = 60 (N/mm2), Tmaks = 1,25 . T rata-rata , g = 14 (Mpa)
= 14 (N/mm2).
a. Perencanaan naf (hub) :
60 . P 60 . 15.000
Trata rata 716 ( Nm) 716.000 ( Nmm)
2 . . n 2 . . 200
Tmaks 1,25 . Trata rata 1,25 . 716.000 895.000 ( Nmm)
Tmaks . d 3 . c . d 3 . 40 7,86 . d 3
16 16
895.000
d3 113.868
7,86
d 48,4 50 (mm)
Jadi ukuran lain dapat ditentukan :
Diameter bus D 2 . d 2 . 50 100 (mm)
D4 d 4 100 4 50 4
895.000 . c . . c . 184.100 . c
16 D 16 100
895.000
c 4,86 ( N / mm 2 )
184.100
Tegangan yang terjadi akibat tekanan bidang = 4,86 (N/mm2) < 14 (N/mm2)
(Tegangan izin akibat tekanan bidang), jadi perencanaan bus (hub) aman.
D2 4 . d 4 . 50 200 (mm)
Tebal pelindung flens = t p 0,25 . d .25 . 50 12,5. (mm)
14