Anda di halaman 1dari 1

Nama : Indah Tirta Utami

Nim : 20180730064

Kelas : Fiqh Muamalah B

Kesimpulan dari Akad Wadi’ah

Wadi’ah berarti menetapkan atau meninggalkan sesuatu barang yang yang


bukan pada pemiliknya. Rukun wadi’ah dibagi menjadi emat, yaitu pemilik barang
yang dititipkan, orang yang dititipkan barang, barang yang dititipkaan, ijab dan
qabul. Adapun syarat dalam akad wadi’ah untuk kedua belah pihak seperti tidak
boleh anak kecil yang belum berakal, orang gila, orang yang dalam keadaan mabuk,
hilang akal, tidak harus balig secara umur dan lain-lain. penjagaan barang harus
dilakukan sendiri oleh orang yang dititipi, dia tidak diperkenankan untuk
meninggalkan barang kepada siapapun biarpun kepada istri dan anak, terkecuali
atas ijin dari penitip.

Akad wadi’ah dibagi menjadi dua yaitu wadi’ah amanah dan wadi’ah
dhamanah. Dalam akad wadia dapat terputus apabila Pengembalian barang oleh
orang yang dititipi kepada penitip baik diminta atapun tidak, Ketika terjadi “hajr”
atau legal restriction yang terjadi pada penitip seperti hilang kompetensi, dan pada
pihak orang yang dititipi bangkrut atau pailit, maka akad titipan terputus dan masih
yang lain sebagainya. Pada bank syariah akad wadi ’ ah memang ditujukan untuk
mereka yang uangnya hanya dititipkan dan bank tidak berhak untuk memberikan
bagi hasil yang mana biasa diberikan pada akad mudharabah.

Anda mungkin juga menyukai