Anda di halaman 1dari 9

TOPIK III

ISOLASI KERING

A. Dasar Teori
Fauna tanah merupakan salah satu organisme penghuni tanah yang berperan
sangat besar dalam perbaikan kesuburan tanah. Proses dekomposisi dalam tanah tidak
akan mampu berjalan dengan cepat bila tidak ditunjang oleh kegiatan fauna tanah.
Fauna tanah mempunyai peranan penting dalam dekomposisi bahan organik tanah
dalam penyediaan unsur hara. Fauna tanah menurut tempat hidupnya dibagi menjadi
dua yaitu epifauna dan infauna (Ross, 1965). Epifauna yaitu hewan yang hidup di
permukaan tanah. Infauna yaitu hewan yang hidup didalam tanah.
Variasi faktor abiotic pada lingkungan menyebabkan perbedaan komposisi dan
jenis infauna antara tanah di lingkungan satu dengan tanah di lingkungan lain. Jenis-
jenis infauna pada suatu lokasi dapat diketahui melalui isolasi kering. Isolasi kering
adalah salah satu metode untuk mendapatkan hewan tanah terutama untuk jenis
infauna. Metode ini memiliki kelebihan pada kesederhanaan pengoperasiannya. Selain
itu, hewan tanah yang diperoleh memiliki struktur tubuh yang utuh, sehingga
identifikasi lebih mudah dilakukan. Prinsip utama dalam metode isolasi kering adalah
adanya respon positif dan negative hewan tanah terhadap sinar. Intensitas cahaya
matahari menyebabkan perubahan suhu lingkungan, sehingga merangsang hewan
tanah untuk bergerak (Suin, 1989).

B. Tujuan
a) Mengetahui spesies hewan infauna yang ditemukan di kebun Biologi Universias
Negeri Malang
b) Mengetahui nilai indeks keanekaragaman, kemerataan, dan kekayaan jenis hewan
infauna di kebun Biologi Universias Negeri Malang
c) Mengetahui pengaruh faktor abiotik terhadap nilai H,E,R jenis hewan tanah yang
ditemukan di kebun Biologi Universias Negeri Malang
C. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:
Alat Bahan
a. Soil survey instrumen a. Plastik
b. Termometer tanah b. Alkohol 70%
c. Set modifikasi Barless eco 12 c. Kertas Label
d. 5 Botol seranga/kelompok d. Gelas aqua 5/kelompok
e. Bak Plastik/ember
f. Cetok
g. Mikroskop stereo
h. Animal chamber
i. Jarum pentul
j. Kuas kecil
D. Langkah Kerja
Prosedur dari isolasi kering
1. Diambil sampel tanah sebanyak 1 ember lalu dihomogenkan
2. Tiap kelompok mengambil sampel tanah sebanyak 1 gelas air mineral (± 100 ml)
3. Diletakkan set Barless Tulgren pada tempat terbuka [terpapar cahaya matahari]
4. Diletakkan sampel tanah pada set Barless dan diratakan secara perlahan
5. F.abiotik di ukur pada jam 07.00, 09.00, 12.00 WIB
6. Dibawa ke lab
7. Mengamati spesimen pada animal chamber dibawah mikroskop
8. Mengidentifikasi spesies yang ditemukan
9. Menghitung jumlah hewan yang didapatkan

E. Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis
Shannon-Wiener. Pada analisis Shanon-Wiener mencari indeks kemerataan (H),
indeks keragaman (E), dan indeks kekayaan jenis (R).
1. Indeks keanekaragaman Shannon – Wiener (H1)

H1 = - ∑ (Pi lnPi) pi=n/N


H1 = Indeks keragaman Shannon – Wiener
Pi = Kelimpahan proporsional
n= total individu per spesies
N= total semua individu
Keterangan:
H’<1 menunjukkan keanekaragaman jenis rendah
1<H’<3 menunjukkan keanekaragaman jenis sedang
H’>3 menunjukkan keanekaragaman jenis tinggi.
2. Nilai kemerataan / Evenness (E)
H1
E = ln S
E = Evenness / Kemerataan
H = Indeks Keanekaragaman
S = Banyaknya spesies
Keterangan:
E = 0.4 menunjukkan kemerataan rendah,
0.4 < E < 0.6 menunjukkan kemerataan sedang,
E ≥ 0.6 menunjukkan kemerataan tinggi.
S−1
3. Nilai kekayaan / Richness (R) = ln N

R = Richness/kekayaan
S = Banyaknya spesies
N = Total semua jenis individu dalam komunitas

Keterangan:
R < 2,5 menunjukkan tingkat kekayaan jenis yang rendah
2,5 > R > 4, menunjukkan tingkat kekayaan jenis yang sedang
R > 4 menunjukkan tingkat kekayaan jenis yang tinggi.

F. Tabel Data

Nama Sampel
Spesies T1 T2 T3 T4 T5
Ʃ Ʃ Ʃ Ʃ Ʃ

Total
Nama T1
Spesies pi ln pi pi ln pi H’ E R

T1 T2 T3 T4 T5
Faktor
abiotik P SSi Si Pi SS Si Pi SS Si Pi SSi Si Pi SS Si
i i i i

Intensitas
cahaya

Ph

Suhu

Kelembapan

Keterangan:
Pi = pagi SSi = Setengah siang Si = Siang
TOPIK IV
ISOLASI BASAH

A. Latar belakang
Fauna tanah merupakan salah satu komponen ekosistem tanah yang berperan
dalam memperbaiki struktur tanah melalui penurunan berat jenis, peningkatan ruang
pori, aerasi, drainase, kapasitas penyimpanan air, dekomposisi bahan organik,
pencampuran partikel tanah, penyebaran mikroba, dan perbaikan struktur agregat
tanah (Witt, 2004). Walaupun pengaruh fauna tanah terhadap pembentukan tanah dan
dekomposisi bahan organik bersifat tidak langsung, secara umum fauna tanah dapat
dipandang sebagai pengatur terjadinya proses fisik, kimia maupun biokimia dalam
tanah (Hill, 2004).
Keberadaan hewan tanah di suatu tempat dapat dipengaruhi oleh faktor abiotik
di lingkungan. Faktor lingkungan yang paling esensial bagi kesuburan dan
perkembangan hidup hewan tanah adalah temperatur, cahaya, kelembaban dan jumlah
makanan yang tersedia. Cahaya memiliki peranan yang sangat penting dalam
perkembangan hidup hewan tanah dan merupakan faktor yang sangat vital
berhubungan dengan perilaku untuk memberikan variasi morfologi dan fisiologi pada
hewan tanah (Suwondo, 2007). Kondisi lingkungan yang beragam di berbagai tempat
menyebabkan variasi keberadaan jenis hewan tanah.
Fauna tanah berdasarkan ukuran tubuhnya, dibagi menjadi mikrofauna,
mesofauna dan makrofauna. Mikrofauna berukuran 20-200 mikron, mesofauna
berukuran 200 mikron- 1 sentimeter dan makrofauna berukuran lebih dari 1
sentimeter (Suin, 2012). Untuk mengetahui jenis hewan tanah terutama infauna
berukuran mikro dan meso, dapat dilakukan melalui isolasi basah. Isolasi basah
adalah salah satu metode koleksi hewan tanah dengan cara pencucian (washing).
Keuntungan metode ini adalah memerlukan waktu sebentar tetapi harus dilakukan
dengan teliti dan sabar.
B. Tujuan
d) Mengetahui spesies hewan infauna yang ditemukan di kebun Biologi
Universias Negeri Malang
e) Mengetahui nilai indeks keanekaragaman, kemerataan, dan kekayaan jenis
hewan infauna di kebun Biologi Universias Negeri Malang
f) Mengetahui pengaruh faktor abiotik terhadap nilai H,E,R jenis hewan tanah
yang ditemukan di kebun Biologi Universias Negeri Malang

C. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
1. Alat 2. Bahan
k. Soil surve instrument e. Plastik
l. Termometer tanah f. Alkohol 90%
m. Saringan bertingkat g. Kertas Label
n. Nampan tinggi
o. Bak Plastik/ember
p. Cetok
q. Mikroskop stereo
r. Botol plakon
s. Animal chamber
t. Jarum pentul
u. Kuas
v. Sprayer

D. Langkah Kerja
Prosedur dari isolasi basah
1. Diambil sampel tanah sebanyak 1 gelas/tanah
2. Dimasukkan tanah kedalam nampan
3. Dimasukkan air kedalam ember dengan perlahan- lahan
4. Air diaduk perlahan-lahan
5. Ditunggu sampai tenang
6. Ambil air saring dengan saringan bertingkat (endapan jangan sampai ikut)
7. Dibilas hasil saringan menggunakan semprotan sprayer tadahi dengan nampan
8. Ulangi no 6 dan 7 (lihat sikon)
9. Sampel dipindah ke botol plakon
10. Diulangi no 4-no 8 sebanyak 2 kali Pengamatan
11. Dituangkan sampel kedalam animal chamber
12. Diletakkan animal chamber dibawah mikroskop
13. Diidentifikasi hewan yang ditemukan
14. Dihitung jumlah hewan yang didapatkan

E. Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis
Shannon-Wiener.Pada analisis Shanon-Wiener mencari indeks kemerataan (H),
indeks keragaman (E), dan indeks kekayaan jenis (R).
4. Indeks keanekaragaman Shannon – Wiener (H1)

H1 = - ∑ (Pi lnPi) pi=n/N


H1 = Indeks keragaman Shannon – Wiener

Pi = Kelimpahan proporsional

n= total individu per spesies

N= total semua individu

Keterangan:

H’<1 menunjukkan keanekaragaman jenis rendah

1<H’<3 menunjukkan keanekaragaman jenis sedang

H’>3 menunjukkan keanekaragaman jenis tinggi.

5. Nilai kemerataan / Evenness (E)


H1
E = ln S

E = Evenness / Kemerataan

H = Indeks Keanekaragaman

S = Banyaknya spesies
Keterangan:
E = 0.4 menunjukkan kemerataan rendah,
0.4 < E < 0.6 menunjukkan kemerataan sedang,
E ≥ 0.6 menunjukkan kemerataan tinggi
S−1
6. Nilai kekayaan / Richness (R) = ln N
R = Richness/kekayaan

S = Banyaknya spesies

N= Total semua jenis individu dalam komunitas

Keterangan:
R < 2,5 menunjukkan tingkat kekayaan jenis yang rendah
2,5 > R > 4, menunjukkan tingkat kekayaan jenis yang sedang
R > 4 menunjukkan tingkat kekayaan jenis yang tinggi.
F. Tabel Data
Nama Sampel
Spesies T1 T2 T3 T4 T5
Ʃ Ʃ Ʃ Ʃ Ʃ

Total

Nama T1
Spesies pi ln pi pi ln pi H’ E R

T1 T2 T3 T4 T5
Faktor
abiotik P SSi Si Pi SS Si Pi SS Si Pi SSi Si Pi SS Si
i i i i

Intensitas
cahaya

Ph

Suhu
Kelembapan

Keterangan: Pi = pagi SSi = Setengah siang Si = Siang

Anda mungkin juga menyukai