Makalah PMP
Makalah PMP
MAMMOMONOGAMIASIS
KELAS A/2013
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
Banyak spesies dari cacing yang merupakan parasit pada tanaman dan
geografis spesies yang secara spesifik tergantung pada kondisi ekologi dan iklim
tiap daerah.
Sebagian cacing parasit hidup dalam organ-organ internal dari hospes mereka
(paru-paru, jantung, ginjal, hati, usus, lambung dan lain-lain) dan karena itulah
endoparasit. Cacing parasit disebut Helminth dan infestasi cacing parasit dapat
Cacing parasit sangat disesuaikan dengan cara hidup mereka dalam hospes
parasit obligat, yaitu mereka tidak dapat menyelesaikan siklus hidup mereka tanpa
yang mampu menyelesaikan siklus hidup mereka hanya pada spesies hospes
tertentu (misalnya Toxocara vitullorum hanya pada ternak, atau Chabertia ovina,
yang infests hanya domba dan kambing). Spesies lain dapat berkembang pada
banyak spesies hospes yang berbeda (misalnya cacing hati, Fasciola hepatica).
Berdasarkan taksonomi, cacing parasit atau helminth dibagi menjadi
berbentuk bulat panjang atau seperti benang. Lebih dari 16.000 spesies nematoda
yang hidup sebagai parasit tumbuhan dan hewan, termasuk sapi, domba, kambing,
babi, unggas, anjing, kucing dan juga banyak hewan liar dan domestik lainnya,
manusia dan juga tanaman. Nematoda dalam ilmu veteriner termasuk dalam
parasit obligat, yaitu parasit tidak dapat berkembang secara lengkap tanpa menjadi
parasit dari hospes mereka. Diantara berbagai genus dari nematoda, satu
makalah ini.
Beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah :
cacing Mammomonogamus.
PEMBAHASAN
2.1 Mammomonogamus
umum untuk sapi, kambing, domba, rusa, kucing, orangutan, dan gajah, kadang-
karena itu cacing tersebut memiliki kepentingan klinis tersendiri. Infeksi yang
disebabkan M. laryngeus pada manusia sangat jarang terjadi dengan hanya sekitar
100 kasus yang dilaporkan di seluruh dunia, sebagian besar dari Kepulauan
Cacing ini biasanya mendiami pada daerah saluran pernapasan atas seperti
di trakea, bronkus, atau laring sehingga dapat menimbulkan batuk kronis dan
gejala seperti asma. Salah satu kasus yang terjadi baru-baru ini di Thailand
sedikitnya jumlah informasi yang tersedia mengenai parasit ini didalam literatur.
2.2 Taksonomi dan Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Nematoda
Class : Secernentea
Order : Strongylida
Family : Syngamidae
Genus : Mammomonogamus
mereka memiliki kerabat dekat dengan cacing tambang dan nematoda lainnya.
Parasit manusia
karakteristik yang berbeda dari cacing jantan dan betina yang bertindak sebagai
satu kesatuan melalui cacing jantan yang selalu menempel saat kopulasi permanen
pada bagian tengah tubuh betina. Beberapa spesies dalam genus ini adalah
Mammomonogamus laryngeus, Mammomonogamus nasicola, dan
"Y" yang terbentuk ketika cacing jantan bergabung dengan cacing betina saat
kopulasi. Cacing jantan yang tubuhnya lebih kecil menggunakan bursa posterior
untuk melekatkan diri ke vulva betina yang terletak di sisi dekat tengah cacing
formasi "Y" saat mereka menetap di epitel mukosa laring, trakea atau bronkus.
membuka pada ujung anterior. Terletak jauh di dalam buccal cavity terdapat 8
sampai 10 gigi yang belum diketahui digunakan untuk melekat pada mukosa.
Seperti nematoda lain, tubuh mereka ditutupi dengan kutikula, yang fleksibel tapi
agak keras. Cacing tersebut tidak memiliki tanda-tanda eksternal dari adanya
segmentasi. Mereka memiliki sistem pencernaan tubular dengan dua lubang, yaitu
mulut dan anus. Mereka juga memiliki sistem saraf tetapi tidak ada organ ekskresi
dan tidak ada sistem peredaran darah, karena tidak terdapat hati atau pembuluh
darah. Ovarium dari cacing betina ukurannya besar dan uteri berujung di sebuah
lubang yang disebut vulva dan terbuka dekat ujung posterior. Cacing jantan
ditemukan cacing jantan dengan panjang mulai dari 3-6.3 mm dan lebar 360-380
μm. Cacing betina dewasa memiki ukuran lebih besar dengan panjang sekitar 8.7-
23.5 mm dan lebar 550-570 μm. Cacing betina juga memiliki ujung posterior
runcing dengan ekor yang panjang atau pendek. Cacing betina saat kopulasi
80 μm, tidak mempunyai operculum dan biasanya memiliki kulit (albumin) lebih
2.4 Penyebaran
manusia namun sering menjadi parasit pada hewan secara umum. Hanya 100
kasus manusia dari M. laryngeus telah dilaporkan sejauh ini. Hospes dari
adalah hewan ternak, kucing, orangutan, ruminansia dan hewan ungulates lainnya.
Oleh karena itu, manusia adalah hospes accidental, di mana infeksi yang paling
mungkin terjadi adalah karena paparan dekat dengan sapi atau kucing yang
terinfeksi.
berembrio, larva atau hospes perantara. Dari berbagai laporan kasus, daerah
endemis termasuk Martinique, Brasil, Puerto Rico, Dominika Hindia Barat, Santa
telah mendalilkan bahwa cacing tersebut mengadopsi siklus hidup yang mirip
dengan Syngamus trachea, yaitu cacing parasit umum pada burung yang awalnya
mengenai siklus hidup yang ada yang akan membantu diagnosa medis, terutama
Hipotesis #1
infektif bermigrasi ke laring atau trakea dan melekat pada dinding mukosa.
Reproduksi seksual terjadi di organ tersebut, dan betina mulai bertelur di wilayah
saluran pernapasan bagian atas. Telur tidak berkembang pada suhu tubuh dan
akan dikeluarkan dalam sputum atau tertelan kembali dan selanjutnya dikeluarkan
melalui feses.
Hipotesis #2
Agen infektif dapat berupa telur berembrio atau larva infektif, dan infeksi
akan disebabkan oleh mengonsumsi makanan, air, atau hospes perantara yang
siklus paru, dimana larva berkembang menjadi cacing dewasa dalam sebuah
proses yang bisa memakan waktu 7 hari. Setelah mencapai usia dewasa,
atau bronkus, dimana reproduksi seksual akan terjadi. Produksi telur dimulai
sekitar 3 minggu kemudian, dan telur akan dibatukkan oleh hospes sehingga akan
keluar melalui dahak atau kotoran. Larva dapat menetas dari telur berembrio di
hidup, tetapi mungkin muncul pemikiran bahwa bentuk larva dan dewasa dapat
menjadi infektif. Salah satu kasus baru-baru ini dilaporkan telah menemukan
Ada kemungkinan bahwa cacing dewasa mungkin telah dibatukkan dan kembali
siklus paru pada fase larva. Meskipun hospes perantaranya tidak sepenuhnya
hospes perantara untuk genus Syngamus, parasit pada burung), siput, atau
Gejala biasanya mulai muncul 6-11 hari setelah infeksi awal, dimulai
dengan demam dan batuk. Kebanyakan kasus yang dilaporkan tedapat gejala
darah). Cacing di wilayah bronkial dapat memicu batuk kronis dan gejala seperti
asma karena obstruksi saluran napas oleh cacing. Gejala tersebut dapat muncul
bersamaan dengan demam ringan yang dapat berlangsung selama beberapa bulan
jika pada awal kejadian tidak didiagnosis dengan benar. Sebuah sensasi seperti
ada yang menggaruk atau merangkak dapat dirasakan di tenggorokan jika cacing
Pasien mengeluh nyeri dada, haematemesia, melena, perut kembung, tetapi tidak
ada gejala pernapasan. Meskipun tidak ada penjelasan yang meyakinkan, terdapat
kemungkinan bahwa cacing dewasa yang keluar dari laring, kembali tertelan dan
2.7 Diagnosis
terangkat jika melekat erat pada dinding bronkus. Telur Mammomonogamus yang
ditemukan di dahak atau feses adalah tanda pasti lain dari adanya infestasi
Mammomonogamus.
Gambar 8 Gambar endoscopic dari M. laryngeus pada bronkus (kiri) dan Mammomonogamus yang telah
diangkat dari pasien (kanan)
Gambar 9 Telur saat pembelahan 4 sel ditemukan pada feses (kiri) dan telur yang ditemukan pada sputum
(kanan)
secara manual atau bronchoscopic telah dilaporkan berhasil. Meskipun tidak ada
Sejauh ini belum terdapat vaksin yang sesuai untuk melawan Mammomonogamus
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
umum untuk sapi, kambing, domba, rusa, kucing, orangutan, dan gajah, kadang-
adalah bentuk "Y" yang terbentuk ketika cacing jantan bergabung dengan cacing
pengawasan dalam pakan dan air yang dicurigai terdapat kontaminasi telur atau
larva Mammomonogamus.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson R.C., Chabaud A.G., dan Willmott S. CIH keys to the nematode
Beaver P.C., Jung R.C., dan Wayne E. Clinical parasitology. Philadelphia: Lea
Costa, J.C., Delgado, M.L., Vieira, P., Afonso, A., Conde, B., dan Cross, J.H.
2005. www.cdc.gov/eid.