Anda di halaman 1dari 16

IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENGENDALIANNYA

(Laporan Praktikum Geomagnetik)

Oleh
Muhammad Budzar Alghifarry
1855051006

LABORATORIUM TEKNIK GEOFISIKA


JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2020
Judul Praktikum : Identifikasi Bahaya dan Pengendaliannya

Tanggal Praktikum : 27 Maret 2020

Tempat Praktikum : Gedung L Teknik Geofisika

Nama : Muhammad Budzar Alghifarry

NPM : 1855051006

Fakultas : Teknik

Jurusan : Teknik Geofisika

Kelompok : 4 (Empat)

Bandar Lampung, 19 Maret 2020


Mengetahui,
Asisten

Muhammad Alfin
NPM. 1515051042

iv
IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENGENDALIANNYA

Oleh
Muhammad Budzar Alghifarry

ABSTRAK

Menurut KBBI bahaya adalah segala sesuatu yang dapat menyebabkan kerugian,
potensisumber cidera atau ketidakamanan. Sementara resiko adalah sebuah ukuran
tentangpenting atau tidaknya suatu potensi kerugian.Dalam melakukan
identifikasi atau pengenalan bahaya, perlu diperhatikan beberapa interaksi seperti
orang yang melakukan pekerjaan, pekerjaan yang dilakukan, peralatan yang
terlibat dan konseling di sekeliling lokasi kerja. Dari hasil identifikasi tersebut.
Kemudian dilakukan penilaian resiko yang berisi tentang proses bermetode untuk
mengevaluasi dan menghitung resiko yang berkaitan dengan aktivitas
terkait.Pengendalian resiko dilakukan setelah dilakukannya analisis resiko dan
evaluasi resiko dari kemungkinan resiko yang terjadi. Jika resiko dari kondisi
berbahaya berada pada tingkat resiko high dan extreme maka, harus segera
dikendalikan dengan tujuan menurunkan tingkat resiko yang terjadi. Tindakan
pengendalian resiko yang digunakan adalah hirarki pengendalian yang meliputi:
eliminasi, subtitusi, engineering, administrasi, dan APD. Melakukan komunikasi
dan konsultasi dengan pengambil keputusan internal maupun eksternal terkait
dengan proses manajemen resiko secara keseluruhan. Sehingga dilakukannya
praktikum ini, praktikan dapat memahami serta dapat mengendalikan bahaya
ketika akuisisi metode geomagnetik.

v
DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i

ABSTRAK..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang........................................................................................1

B.Tujuan Percobaan....................................................................................1

II. TEORI DASAR

III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Alat Dan Bahan.....................................................................................3

B. Prosedur Praktikum.............................................................................. 3

C. Diagram Alir..........................................................................................3

IV. PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan.................................................................................4

B. Pembahasan..........................................................................................4

V. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vi
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1...............................................................................................................3

vii
DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 1...............................................................................................................

Tabel 2...............................................................................................................

viii
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada dasarnya saat kita ingin melakukan sebuah aktivitas atau pekerjaan kita
harus dapat mempersiapkan berbagai hal guna untuk mencegah kemungkinan
buruk yang akan terjadi pada saat kita melakukan aktivitas tersebut. Hal itu
dapat berupa bahaya ataupun resiko ketika kita melakukan sebuah aktivitas
atau kegiatan, yang mana dapat kita minimalisir dengan cara melakukan
identifikasi mengenai bahaya ataupun resiko tersebut. Salah satu aktivitas
tersebut adalah pada saat kita melakukan pengukuran di lapangan yang salah
satunya dengan menggunakan metode geomagnetik. Metode Geomagnetik
sendiri merupakan salah satu metoda di geofisika yang memanfaatkan sifat ke
magnetan bumi. Dalam menggunakan metoda ini diperoleh kontur yang
menggambarkan distribusi susceptibility batuan di bawah permukaan pada
arah horizontal. Dari nilai susceptibility selanjutnya dapat dilokalisir /
dipisahkan batuan yang mengandung sifat kemagnetan dan yang tidakada.
Maka dalam hal ini kita memerlukan tindakan untuk mengidentifikasi bahaya
dan resiko pada saat melakukan pengukuran di lapangan baik itu resiko
ataupun bahaya kepada alat ukur maupun kepada orang yang melakukan
pengukuran, agar aktivitas tersebut dapat berjalan secara optimal dan untuk
mencegah terjadinya kecelakan dalam bekerja.

B. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:

1. Mahasiswa dapa mengetahui makna dari resiko, bahay dan


pengendalian dari suatu aktivitas yang dilakukan
2. Mahasiswa dapat menganalisis resiko dan mengetahui besar kecilnya
resiko dari suatu aktivitas
3. Mahasiswa mengetahui bahaya dan besarnya dampak yang terjadi jika
bahaya tersebut terjadi
4. Mahasiswa mampu membuat perencanaan mengenai pengendalian
bahaya setelah menganalisis bahaya dan resiko
II. TEORI DASAR

𝜔=2πf dengan f adalah frekuensi dalam satuan Hz dan π = 3,14. Pengukuran rata-
rata medan magnet bumi yang bernilai 45000 nT memiliki frekuensi bernilai 1916
Hz. Pengukuran frekuensi membutuhkan waktu sekitar 2-3 detik. Resolusi
pengukuran dengan PPM mencapai 0,1 hingga 0,01.Komponen yang penting dari
magnetometer initer diri dari sumber proton, medan magnet yang berpolarisasi
lebih kuat dari medan magnet yang berpolarisasi terhadapbumi dan mengarah
normal terhadapnya (arah dari medan ini hilang pada 45˚), kumparan pickup yang
terpasang kencang dengan sumber, dan penguat untuk memperkuat tegangan
terinduksi pada kumparan, serta alat pengukur frekuensi. Pengoperasian pada
rentang audio karena (dari persamaan (2),𝜈 =2130 Hz untuk F = 50000 nT) hal
tersebut harus dapat mengindikasikan beda frekuensi disekitar 0,4 Hz untuk setiap
sesitivitas sensor 10 nT (Ruhunusiri, 2008).

Potensi bahaya atau yang disebut hazard terdapat hampir di seluruh tempat kerja.
Keberadaan bahaya ini dapatmengakibatkan terjadinya kecelakaan atau insiden
yang membawa dampak terhadap manusia, peralatan, material danlingkungan
(Ramli, 2010).Identifikasi Bahaya (Hazards Identification), Penilaian Risiko (Risk
Assessment) dan Pengendalian Risiko (RiskControl) atau yang disingkat HIRARC
merupakan suatu elemen pokok dalam sistem manajemen Keselamatan
danKesehatan Kerja yang berkaitan dengan upaya pencegahan dan pengendalian
bahaya. HIRARC dilakukan pada seluruhaktivitas organisasi untuk menentukan
kegiatan organisasi yang mengandung potensi bahaya dan menimbulkan
dampakserius terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Keseluruhan proses
dari HIRARC yang disebut juga denganmanajemen risiko (risk management),
kemudian akan menghasilkan dokumen HIRARC yang sangat berguna
untukmencegah terjadinya kecelakaan kerja (Ramli, 2010).

Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubungan dengan kerja,


termasuk termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja, demikian pula
kecelakaan yang terjadi didalam perjalanan ke dan dari tempat kerja. Secara
umum, terjadinya kecelakaan disebabkan oleh faktor fisik dan manusia.
(Buntarto, 2015).
3

Bahaya atau hazard merupakan segala sesuatu baik itu benda, bahan, kegiatan,
atau kondisi yang dapat menimbulkan kecelakaan, cedera, kerusakan, kerugian,
atau penyakit.Maka dari itu, diperlukan suatu metoda analisis dalam pengendalian
resiko terhadap pekerjaan tersebut dengan melakukan identifikasi bahaya, serta
dapat mengetahui kemungkinan resiko yang akan terjadi, level resiko, dan
pengendalian resiko yang dapat membantu kelancaran proses produksi serta
mengurangi dan menghilangkan kerugian langsung maupun tak langsung terhadap
produksi. Sehingga, pekerjaan berjalan dengan lancar, aman dan nyaman tanpa
hambatan serta selalu eksis dalam industri pertambangan (Arifin, 2006).

Identifikasi bahaya adalah untuk menyorot operasi kritis tugas, yang berisiko
signifikan bagi kesehatan dan keselamatan karyawan serta menyoroti bahaya yang
berkaitan dengan peralatan tertentu. Bahaya dapat dibagi menjadi tiga kelompok
utama, bahaya kesehatan, bahaya keamanan, dan bahaya lingkungan.Beberapa
pengertian risiko yaitu kesempatan sesuatu terjadi yang akan berdampak pada
tujuan. Bahaya yang mempunyai potensi dan kemungkinan menimbulkan dampak
atau kerugian, kesehatan maupun yang lainnya biasanya dihubungkan dengan
risiko (risk). Berdasarkan pemahaman tersebut, risiko dapat diartikan sebagai
kemungkinan terjadinya suatu dampak atau konsekuensi. Pada umumnya program
K3 yang dilakukan diperusahaan dapat digolongkan atas dua bagian besar yaitu
Sistem Manajemen K3 dan Program Teknis Operasional (Novianto, 2010).

Metode magnetic adalah salah satu metode yang baik digunakan untuk
mengetahui jenis permukaan bawah tanah dan strukturnya. Proses pengambilan
data dengan menggunakan magneto meter. Instrumen ini mengukur besarnya
magnitude medan magnet total tanpa memandang arah vektornya. Anomali medan
magnetik total bumi merupakan medan magnet yang dibangkitkan oleh anomaly
atau batuan termagnetisasi pada kerak bumi sebagai akibat adanya induksi medan
utama magnetic bumi. Anomali ini dihitung dari pengukuran medan magnet total
dikurangi medan utama magnetic bumi tersebut. Medan utama magnetic bumi
(main field) BM dan medan magnet benda penyebab anomaly medan magnet BA
memberikan sumbangan dalam medan magnet total bumi sehingga medan magnet
total bumi pun berubah (Nugroho, 2017)
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini yaitu sebagai
berikut :
1. Alat Tulis
2. Laptop

B. Diagram Alir

Mulai

Penjelasan Tentang Identifikasi Bahaya dan


Pengendaliannya

Menganalisa resiko, bahaya, dan dampak dari suatu


kegiatan

perencanaan mengenai pengendalian bahaya

Selesai

Gambar 1. Diagram Alir Praktikum


IV. DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. DATA PENGAMATAN

Tidak ada data pengamatan apapun yang didapatkan melalui praktikum ini

B.PEMBAHASAN

Bahaya adalah segala sesuatu yang dapat menyebabkan kerugian,


potensisumber cidera atau ketidakamanan. Resiko adalah sebuah ukuran
tentangpenting atau tidaknya suatu potensi kerugian. Resiko mempunyai dua
elemen yaitu kemungkinan terjadinya sesuatu dan konsekuensi atas dampak
jika hal itu terjadi. Dalam setiap kegiatan harus dianalisis terlebih dahulu
mengenai potensi bahaya yang dapat terjadi, seberapa besar bahaya tersebut
dan juga akibat dari bahaya yang terjadi. Karena itu, untuk mencegah adanya
dampak kemungkinan buruk yang disebabkan oleh bahaya, perlu aada tindakan
yaitu pengendalian yang dirancang untuk meminimalisasi atau menghilangkan
dampaknya. Dalammelakukan identifikasi atau pengenalan bahaya, perlu
diperhatikan beberapainteraksi : orang yang melakukan pekerjaan, pekerjaan
yang dilakukan,peralatan yang terlibat dan konseling di sekeliling lokasi kerja.
Dari hasilidentifikasi tersebut. Kemudian dilakukan penilaian resiko yang
berisi tentangproses bermetode untuk mengevaluasi dan menghitung resiko
yang berkaitandengan aktivitas terkait.

Cara mengidentifikasi bahaya dapat terdiri dari 5 langkah : kejadian apayang


dapat terjadi, mengenali penyebab kejadian yang menyebabkan
kejadiantersebut, bagaimana kejadian tersebut terjadi, dampak yang
diakibatkan dancara pengendalian. Dalam melakukan aktivitas perlu
diperhatikan kondisilingkungan bekerja, alat yang digunakan, material, cara
bekerja dan kebersihan.

Beberapa tahapan manajemen resiko yaitu penetapan konteks, melakukan


identifikasi, penilaian resiko, pengendalian resiko, melakukan pemantauan dan
tinjauan ulang , komunikasi dan onsultasi. Penetapan konteks, konteks yang
dimaksud adalah latar belakang dari kegiatan manajemen resiko yang akan
dilakukan atau parameter dasar yang akan menentukan resiko apa yang harus
dikelola. Melakukan identifikasi, tahapan manajemen resiko yaitu
mengidentifikasi resiko dari bahaya yang mungkin terjadi pada aktivitas
tersebut.Penilaian resiko menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: Per.
05/Men/1996 adalah proses untuk menentukan prioritas pengendalian terhadap
tingkat resiko kecelakaan danenyakit akibat kerja.

Pengendalian resiko dilakukan setelah dilakukannya analisis resiko dan


evaluasi resiko dari kemungkinan resiko yang terjadi. Jika resiko dari kondisi
berbahaya berada pada tingkat resiko high dan extreme maka, harus segera
dikendalikan dengan tujuan menurunkan tingkat resiko yang terjadi. Tindakan
pengendalian resiko yang digunakan adalah hirarki pengendalian yang
meliputi:eliminasi, subtitusi, engineering, administrasi, dan APD.Melakukan
komunikasi dan konsultasi dengan pengambilkeputusan internal maupun
eksternal terkait dengan proses manajemen resiko secara keseluruhan.
Misalnya disini ada seorang engginer yang sedang mempersiapkan
pengambilan dats lapangan tapi lengah dalam hal pengendalian bahaya karena
kurang memperhatikan adanya salah satu klasifikasi sumber bahaya yaitu
biological, dan juga kurang melakukan interaksi konseling disekeliling lokasi
yang mana disaat pengambilan data terdapat gangguan yang membahayakan
dari biological sekitar, dalam kasus ini pengambil data diserang oleh hewan
buas yang mengakibatkan gagalnya pengambilan data tersebut, bahaya seperti
ini sebenarnya bias dikendalikan dengan menerapkan hierarki pengendalian
eleminasi yaitu dengan membunuh subject biological berbahaya tadi, atau
dengan rekayasa ulang yaitu dengan cara menangkap atau memerangkap
subject biological berbahaya itu, atau dengan memasang pelindung disekeliling
area pengambilang data.
V. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan praktikum kali ini adalah:

1. Bahaya adalah segala sesuatu yang dapat menyebabkan kerugian, potensi


sumber cidera atau ketidakamanan.
2. Resiko adalah sebuah ukuran tentang penting atau tidaknya suatu potensi
kerugian.
3. Mengidentifikasi bahaya dapat dilakukan dengan beberapa langkah yaitu
kejadian apayang dapat terjadi, mengenali penyebab kejadian yang
menyebabkan kejadiantersebut, bagaimana kejadian tersebut terjadi,
dampak yang diakibatkan dancara pengendalian.
4. Pengendalian resiko dilakukan setelah dilakukannya analisis resiko dan
evaluasi resiko dari kemungkinan resiko yang terjadi.
DAFTAR PUSTAKA

Buntarto. 2015. Panduan Praktis Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk


Industri. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Nugroho, H., Sari, D. K., dan Hernawati, R. 2017. Pemodelan Permukaan Digital
Data Magnetik Survei Geofisika Udara Menggunakan Metode Geostatistika
Untuk Eksplorasi Mineral: Reka Geomatika. Jilid 2017, No. 2.

Ruhunusiri, W. D. S., dan Jayananda, M. K. 2008. Construction of a Proton


Magnetometer, Proceedings of the Technical Sessions, 24. Institute of
Physics: Sri Lanka.

Novianto, F. 2010. Analisis Kecelakaan dan Kesehatan Kerja dan Upaya


Pencegahannya di Bagian Flooring dengan Pendekatan Risk Assesment PT.
Dharma Satya Nusantara. Surabaya .Skripsi: FakultasTeknologi Industri.

Arifin, Thaib. 2006. Manajemen Bahaya. Bandung : Pusdiklat Teknologi Mineral


dan Batubara.

Ramli, Soehatman. 2010.Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja


OHSAS 18001. Jakarta: Dian Rakyat.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai