Dosen Pengampu:
Elsa Rizkiya Kencana, S.T., M.Sc.
Trika Agnestasia Br Tarigan, S.Kel., M.T.
Disusun Oleh:
Kelompok 4B
Debora Maria Parulian Panjaitan 119300068
Muhamad Esa Samudro 119300060
Choirul Amri Anachfa 119300058
Dyera Achmad Fardhan 119300067
Debora Kezia Siahaan 119300066
Mazmur Jesa Juva Sinaga 119300070
EdiWiyata MulyaHandoyo CK 119300075
Fernando Alfiandi 119300073
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
RINGKASAN EKSEKUTIF
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Adapun tujuan pada laporan ini, adalah:
1) Untuk menentukan risiko bencana pada suatu daerah.
2) Untuk mengetahui arah kebijakan pembangunan dan pemanfaatan ruang di
Tanjungsari dapat sesuai dengan daya dukung lingkungan serta menjadi rujukan
bagi penyelenggara penanggulangan bencana, meliputi pra bencana, saat
3
1.5. Pengertian
Pengertian-pengertian kata dan kelompok kata sebagai berikut :
1) Banjir merupakan limpasan air yang melebihi tinggi muka air normal, sehingga
melimpas dari palung sungai menyebabkan adanya genangan pada lahan rendah
di sisi sungai.
2) Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik
oleh faktor alam dan/atau non alam maupun faktor manusia sehingga
mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
3) Bahaya/Ancaman (hazard) adalah suatu situasi atau kejadian atau peristiwa
yang mempunyai potensi dapat menimbulkan kerusakan, kehilangan jiwa
manusia, atau kerusakan Lingkungan.
4) Kapasitas Daerah adalah kemampuan daerah dan masyarakat untuk melakukan
tindakan pengurangan tingkat ancaman dan tingkat kerentanan daerah akibat
bencana.
6
BAB V. Penutup, berisi tentang kesimpulan dari hasil penyusunan proyek yang
telah disusun.
8
BAB II
KONDISI KEBENCANAAN
Pada grafik terlihat terdapat beberapa kebencanaan yang intens terjadi setiap
tahun, yaitu banjir.Banjir di kecamatan tanjungsari terjadi dikarenakan curah hujan
tinggi, serta ada pembelokkan sungai yang mengakibatkan air dari sungai masuk ke
area warga. Berdasarkan data yang diperoleh banjir di kecamatan tanjungsari terjadi
di tahun 2013,2017,2019.
9
BAB III
PENGKAJIAN RISIKO BENCANA
3.1. Metodologi
Proses Pengkajian Risiko Bencana, sesuai dengan Perka BNPB Nomor 2
tahun 2012, merupakan sebuah proses yang tersusun dari pembuatan Peta Risiko
Bencana dan Tingkat Risiko Bencana. Dalam menentukan kedua hal tersebut,
empat indeks haruslah dicari terlebih dahulu, yaitu:
1) Indeks Ancaman;
2) Indeks Kerugian;
3) Indeks Penduduk Terpapar; dan,
4) Indeks Kapasitas.
Kombinasi keempat indeks yang disebutkan di atas akan menghasilkan Peta
Risiko Bencana dan Tingkat Risiko Bencana.
Gambar 3.1. Metode Penyusunan Peta Risiko dan Tingkat Risiko Bencana
Untuk indeks ancaman, jenis bencana dan tingkat ketersediaan data sangat
mempengaruhi metode yang digunakan. Sedangkan untuk Indeks-Indeks lainnya,
peraturan yang berlaku menjadi penentu dalam metode yang digunakan, karena
hampir semua dokumen dasar hukum seperti Perka BNPB dan Buku Risiko
Bencana Indonesia milik BNPB menjelaskan metodologi dari penentuan keempat
11
indeks tersebut. Dalam lingkup Provinsi Lampung, ada enam jenis bencana yang
berpotensi salah satunya bencana banjir.
Kedalaman analisis bencana hanya di tingkat kecamatan, dimana
rekapitulasi pengkajian akan dihimpun dalam peta risiko bencana. Dalam
pengumpulan data untuk pengkajian ancaman, kerentanan dan kapasitas dilakukan
survei data primer dan data sekunder yang dilaksanakan di beberapa instansi.
berikut merupakan dokumentasi survei ke Kantor Kecamatan Tanjung Sari.
banjir adalah faktor hujan yang terjadi. Parameter yang digunakan dalam
menghitung ancaman banjir adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1. Parameter Ancaman Banjir
Kepadatan Penduduk
Kecamatan Kelas Skor Bobot
(Jiwa/Km2)
Tanjung Sari 310 Rendah 0,33 0,673704254
Rasio Jenis Kelamin
Kecamatan Kelas Skor Bobot
10%
Tanjung Sari 105,6 Rendah 0,33 0,033
Rasio Kelompok Umur Rentan
Kecamatan Kelas Skor Bobot
10%
Tanjung Sari 0,169494807 Rendah 0,33 0,033
Rasio Penduduk Miskin
Kecamatan Kelas Skor Bobot
10%
Tanjung Sari 14,19 Tinggi 0,67 0,067
Rasio Penduduk Cacat
Kecamatan Kelas Skor Bobot
10%
Tanjung Sari 0,001 Rendah 0,33 0,033
kategori kelas tinggi. Dan parameter fasilitas kritis didapatkan skor 0,67 dengan
bobot 0,201 masuk ke kelas tinggi. Nilai dari ketiga parameter tersebut kemudian
ditotalkan dan didapatkan skor kerentanan fisik 0,67 dengan kategori kelas tinggi.
Bersumber dokumen Kajian Risiko Bencana (KRB) Provinsi Lampung tahun 2019-
2024 skor kerentanan fisik Kecamatan Tanjung Sari sebesar 0,76 yang termasuk
kategori kelas tinggi. Hal tersebut setara dengan data yang telah diperoleh dan
dianalisis secara langsung.
3) Komponen Kerentanan Ekonomi
Untuk kerentanan ekonomi indikator yang digunakan adalah luas lahan
produktif dalam rupiah (sawah, perkebunan, lahan pertanian dan tambak) dan
PDRB. Luas lahan produktif dapat diperoleh dari peta guna lahan dan buku
kabupaten atau kecamatan dalam angka dan dikonversi kedalam rupiah, sedangkan
PDRB dapat diperoleh dari laporan sektor atau kabupaten dalam angka. Pengkajian
komponen kerentanan ekonomi menggunakan parameter sebagai berikut:
Tabel 3. 8.Parameter Kerentanan Ekonomi
Kepadatan Penduduk
Rendah 0,33 60%
Banjir (Jiwa/km2)
Dimana
R = Indeks Risiko (Risk)
H = Indeks Bahaya, ancaman (Hazard): Frekuensi (kemungkinan) bencana
tertentu cenderung terjadi dengan intensitas tertentu pada lokasi tertentu
V = Indeks Kerentanan (Vulnerability): Kerugian yang diharapkan (dampak)
di daerah tertentu dalam sebuah kasus bencana tertentu terjadi dengan
intensitas tertentu.
C = Indeks Kapasitas (Adaptive Capacity): Kapasitas yang tersedia di daerah
itu untuk pulih dari bencana tertentu. Namun demikian, untuk
menghindari nilai R yang sangat tinggi akibat nilai pembagi.
Untuk Indeks risiko bencana terhadap bencana banjir terbagi menjadi
beberapa kategori yang dimana terdapat kategori rendah, sedang, dan juga tinggi
untuk masing - masing indeks risiko bencana di tiap desa pada kecamatan Tanjung
Sari. Untuk Indeks risiko bencana terhadap bencana banjir terbagi menjadi
beberapa kategori yang dimana terdapat kategori rendah, sedang, dan juga tinggi
untuk masing - masing indeks risiko bencana di tiap desa pada kecamatan Tanjung
Sari.
24
Tabel 3. 18
Tanjung Sari Nilai
Ancaman 0,66
Kerentanan 0,686681702
Kapastitas 0,602272727
Risiko 0,564887018
Kelas Sedang
Sumber : Hasil Perhitungan
BAB IV
REKOMENDASI DAN KEBIJAKAN MITIGASI BENCANA BANJIR
untuk setiap bencana, kecuali indeks kapasitas daerah yang berlaku sama untuk
seluruh wilayah.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kecamatan Tanjung Sari yang memiliki 8 Desa yang memiliki komoditas
masyarakatnya yaitu karet, sapi dan tanaman jeruk. Bencana yang terjadi di
kecamatan tanjungsari salah satunya ialah banjir, dengan bencana banjir terparah
pada tahun 2019, disebabkan oleh rusaknya tanggul pada salah satu desa. Tingginya
intensitas hujan membuat peningkatan di aliran di sungai, yang menyebabkan
kebocoran pada tanggul di Desa Kertosari. Akibat kebocoran ini menyebabkan
banjir hampir di seluruh wilayah Desa Kertosari dan di Desa Mulyosari.
Parameter yang digunakan dalam menentukan risiko bencana adalah
ancaman, kerentanan, dan kapasitas. Nilai yang didapatkan dari masing-masing
parameter adalah ancaman yang bernilai 0,66 masuk ke kelas sedang. Nilai tersebut
didapatkan dari kedalaman banjir yang terjadi. Untuk nilai kerentanan didapatkan
nilainya sebesar 0,68 masuk ke kelas tinggi yang didapatkan dari nilai kerentanan
total (kerentanan sosial, kerentanan ekonomi, kerentanan fisik, dan kerentanan
lingkungan). Dan nilai kapasitas didapatkan sebesar 0,60 masuk ke kelas sedang
yang diperoleh dengan menggunakan 22 parameter dari kerangka aksi Hyogo
dengan 88 pertanyaan yang diberikan kepada pihak Kecamatan Tanjung Sari. Dari
hasil Indeks Risiko Bencana dinyatakan bahwa Kecamatan Tanjung Sari
mengalami tingkat risiko bencana sedang, peta risiko bencana didapatkan dari hasil
perhitungan indeks risiko bencana yang memiliki skor 0,564.
5.2. Saran
Dukungan terhadap upaya pengurangan risiko bencana sangat diperlukan
terkait keterlibatan seluruh pihak terkait dalam penyusunan kajian risiko bencana
ini. Pihak tersebut adalah pemerintah, pemangku kepentingan, instansi terkait di
Kecamatan Tanjung Sari. Bentuk dukungan tersebut berupa adanya legalitas dan
dijadikan sebagai dasar dalam pengambilan kebijakan daerah sehingga kajian risiko
bencana ini dapat dijadikan acuan dalam upaya penanggulangan bencana
khususnya di Kecamatan Tanjung Sari.
35
DAFTAR PUSTAKA
DOKUMENTASI