Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRAKTIKUM

WATAK DAN SIFAT TANAH

Nama : Indah Lianatus Sholeha


NIM : 19/445741/PN/16256
Golongan /Kelompok : A2.1 / 1
Kelas :B
Asiten Koreksi : Hamidah Widyastusi

LABORATORIUM TANAH UMUM


DEPARTEMEN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2020
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
WATAK DAN SIFAT TANAH
ACARA II
STRUKTUR TANAH

Nama : Indah Lianatus Sholeha


NIM : 19/445741/PN/16256
Golongan /Kelompok : A2.1 / 1
Kelas :B
Asiten Koreksi : Hamidah Widyastusi

LABORATORIUM TANAH UMUM


DEPARTEMEN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2020
A. Hasil dan Pembahasan

Tabel 2.1 Hasil Perhitungan Kadar Lengas dan Struktur Tanah

Jenis KL (%) BJ BV (g/𝑐𝑚3 ) Poro


Tanah (g/𝑐𝑚3 ) sitas
0,5 2 mm bongkah asli Ring Lilin
(%)
mm

Vertisol 11,2 11,155 11,02 41% 2,25 1,21 1,46 35%

Mollisol 12,435 11,35 11,85 47,9% 2,13 1,01 1,31 35%

Ultisol 8,45 7,77 7,71 48,4% 2,18 1,12 1,42 35%

Alfisol 7,73 6,6 6,44 34,48% 2,23 1,36 1,04 53,36%

Entisol 1,9 2,45 2 29% 2,56 1,32 1,38 46%

Perhitungan

1. Porositas rata-rata BV lilin


𝐵𝑉
n = (1 - ) x 100%
𝐵𝐽

1,46
= (1 – 2,25) x 100%

= (1-0,65) x 100%

= 0,35 x 100%

= 35%

2. Porositas BV lilin 1
𝐵𝑉
n = (1 - ) x 100%
𝐵𝐽

1,82
= (1 – 2,25) x 100%

= (1-0,81) x 100%

= 0,19 x 100%

= 19%
3. Porositas BV lilin 2
𝐵𝑉
n = (1 - ) x 100%
𝐵𝐽

1,10
= (1 – 2,25) x 100%

= (1-0,49) x 100%

= 0,51 x 100%

= 51%

B. Tinjauan Puastaka/ Teori

Tanah merupakan media tanam yang sangat berpengaruh bagi


pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tanah yang subur adalah tanah
yang memiliki kadar hara tinggi, kadar pH netral, terdapat organisme tanah
serta memiliki pori tanah yang berperan besar dalam menentukan
pergerakan air dalam tanah dan mempengaruhi kemampuan tanah dalam
meretensi air (Masria et al., 2018). Tanah yang baik adalah tanah yang
memiliki nilai porositas besar sehingga memudahkan perakaran tanaman
menembus tanah (Irawan & Yuwono, 2016). Akan tetapi, tanah yang
memiliki nilai porositas sangat tinggi juga tidak baik karena air akan
langsung turun ke lapisan tanah berikutnya.

Porositas merupakan persentase volume ruang pori total dalam


tanah. Sedangkan ruang pori total adalah volume tanah yang ditempati oleh
air dan udara (Foth, 1998). Kandungan bahan organik pada tanah
memegang peranan besar dalam proses tanah (Mouhamad et al., 2015).
Selain itu, porositas juga dipengaruhi oleh tekstur dan struktur tanah.
Porositas yang baik dapat memicu pertumbuhan akar tanaman yaitu dengan
cara pemberian vermikompos dan pengembalian residu yang
dikombinasikan dengan pupuk kandang (Surya et al., 2017).

Pada umumnya terdapat dua macam teori dalam tanah, yaitu pori
makro dan pori mikro. Pori makro menunjukkan lalu lintas udara dan
perkolasi air. Sedangkan pori mikro dapat menghambat lalu lintas udara
dan pergerakan air sangat dibatasi (Buckman & Brady, 1982). Selain itu,
penanaman terus-menerus pada tanah dapat mengurangi jumlah pori dalam
tanah. Hal tersebut erat kaitannya dengan penurunan kandungan bahan
organik dalam tanah. Oleh karena itu, porositas tanah sangat penting
diketahui karena menyatakan karakteristik tekstur dan kualitas material
tanah (Astuti et al., 2018).

C. Pembahasan

Praktikum yang dilaksanakan pada hari Selasa 18 Februari 2020


bertujuan untuk menghitung porositas total tanah (n). Pengambilan sampel
tanah dilakukan di sebuah lahan persawahan yang terletak di kabupaten
Gunung Kidul. Pada kelompok satu, kami melakukan tiga kali pembelian
lahan. Hal ini dilakukan karena tanah yang diambil sebelumnya belum bisa
mewakili sebagai sampel tanah. Metode yang dipakai dalam praktikum ini
adalah metode ring dan metode lilin untuk mengukur berat volume (BV)
tanah. Sedangkan untuk mengukur berat jenis (BJ)tanah menggunakan
metode piknometri karena cocok digunakan pada rentang suhu dan tekanan
yang luas (Lorefice et al., 2014)

Hal pertama yang dilakukan adalah meletakkan ring sampel pada


tanah, lalu pukul ring sampel dengan dilapisi papan sampai ring sampel
terbenam dalam tanah. Penggunaan papan bertujuan agar ring sampel yang
dilakukan tidak pecah apabila dipukul dengan palu. Untuk mengangkat ring
sampel tanah dengan tidak mengganggu atau merusak keadaan tanah di
dalam sampel, digunakan skrob secara perlahan dan hati hati. Karena
apabila ruang pori tanah pada hari sampel tanah terganggu, maka
pengambilan sampel tanah harus diulang untuk menghasilkan data yang
baik. Untuk metode lilin, digunakan tanah jenis Vertisol yang sudah
disediakan dengan dua kali pengulangan.

Dari pengamatan di atas, diperoleh hasil porositas rata-rata BV


lilin sebesar 35%. Sedangkan porositas BV lilin 1 sebesar 19% dan
porositas BV lilin 2 sebesar 51%. Menurut Utomo (2016) dalam
penelitiannya diperoleh porositas tanah Vertisol antara 54,39-61,25%. Hal
ini hampir sama dengan porositas yang kami peroleh pada BV lilin ulangan
kedua.

Perbedaan hasil porositas ini disebabkan oleh kandungan bahan


organik yang terkandung pada tanah. Penambahan bahan organik dapat
memperbaiki agregasi tanah sehingga dapat meningkatkan pori tanah.
Tanah yang memiliki struktur mampat mempunyai porositas total
cenderung rendah dibandingkan dengan tanah yang memiliki porositas
tinggi maka strukturnya akan lemah, seperti tanah berpasir.

Tanah Vertisol memiliki nilai porositas yang baik untuk


pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Akan tetapi, kondisi tanah
Vertisol yang didominasi tekstur liat akan mengalami retak pada musim
kemarau dan mengembang pada musim hujan. Retak dan mengembang
inilah yang menyebabkan permukaan tanah Vertisol bergelombang. Selain
itu, kandungan kapur yang terletak pada lapisan dalam tanah Vertisol juga
dapat mengganggu pertumbuha dan perkembangan tanaman. Jadi, secara
umum dapat disimpulkan bahwa tanah ini memiliki sifat-sifat fisik yang
kurang mendukung untuk kegiatan budidaya pertanian (Utomo, 2016).

Manfaat mengetahui struktur tanah dalam bidang pertanian sangat


banyak, diantara lain untuk mengetahui kandunan bahan organik, mineral,
serta kebutuhan air dalam pengolahan tanah di bidang pertanian . Hal
tersebut dapat diketahui dengan melihat nilai Berat Jenis (BJ), Berat
Volume (BV) dan porositas total tanah tersebut, sehingga juga dapat
menentukan tanaman yang cocok pada lahan tersebut serta melakukan
perencanaan tentang bagaimana cara merawat lahan agar tetap subur dan
produktif.
D. Daftar Pustaka

Astuti, N.H., N.A. Wibowo, M.R.S.S.N. Ayub. 2018. The porosity


calculation of various types of paper using image analysis. Jurnal
Pendidikan Fisika Indonesia. Vol 14 : 47.

Buckman H.O., N.C. Brady. 1982. Ilmu Tanah. Jakarta : Bhratara Karya
Aksara

Foth H.D. 1998. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Terjemahan Endang Dwi


Purbayanti. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Irawan, T., S.B. Yuwono. 2016. Infiltrasi berbagai tegakan hutan di


Aroretum Universitas Lampung. Vol 4 : 24.

Lorefice, S., R. Romeo, M. Santiano, A. Capelli. 2014. Original


pycnometers for volatile liquid density over wide ranges of
temperature and pressure : practical example. Bureau International des
Poids et Mesures. Vol 51: 154.

Masria, C. Lopulisa, H. Zubair, B. Rasyid. 2018. Karakteristik pori dan


hubungannya dengan permeabilitas pada tanah vertisol asal Jenepoto
Sulawesi Selatan. Vol 1 : 1-2.

Mouhamad, R., A. Atiyah, R. Mouhamad, M. Iqbal. 2015. Decomposition


of organic matter under different soil textures. Vol 1 : 22-25.

Surya, J.A., Y. Nuraini,Widianto. 2017. Kajian porositas tanah pada


pemberian beberapa jenis bahan organik di perkebunan kopi robusta.
Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan. Vol 4 : 464.

Utomo, D.H. 2016. Morfologi profil tanah vertisol di Kecamatan Kraton,


Kabupaten Pasuruan,. Jurnal Pendidikan Geografi. Vol 21 : 47-55.
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
WATAK DAN SIFAT TANAH
ACARA III
NILAI PERBANDINGAN DISPRESI TANAH (NPD)

Nama : Indah Lianatus Sholeha


NIM : 19/445741/PN/16256
Golongan /Kelompok : A2.1 / 1
Kelas :B
Asiten Koreksi : Hamidah Widyastusi

LABORATORIUM TANAH UMUM


DEPARTEMEN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2020
A. Hasil dan Perhitungan
Tabel 3.1 Hasil Perhitungan NPD
No Jenis Tanah NPD (%)
1. Vertisols 6,30
2. Mollisols 5,641
3. Alfisols 6,92
4. Ultisols 15,395
5. Entisols 16,6

Perhitungan :
a. Ulangan 1
Diketahui :
Jenis tanah = Vertisol
a = 15 gr; b = 48,930 gr; c = 48,971 gr; KL = 11,155
Ditanya :
NPD ?
𝑐−𝑏 1000
(D+L) aktual = ( ). . (100 + KL)%
𝑎 25
48,971−48,930 1000
=( ). . (100 + 11,155)%
15 25
0,041
=( 15
). 40. (111,155) %
182,294
= %
15

= 12,153 %

(𝐷+𝐿)𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
NPD = (𝐷+𝐿)𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
x 100%
12,153
= x 100%
94,06

= 12,92 %
b. Ulangan 2
Diketahui :
Jenis tanah = Vertisol
a = 15 gr; b = 46,520 gr; c = 46,540 gr; KL = 11,155
Ditanya :
NPD ?
𝑐−𝑏 1000
(D+L) aktual = ( ). . (100 + KL)%
𝑎 25
46,540−46,520 1000
=( ). . (100 + 11,155)%
15 25
0,02
= ( 15 ). 40. (111,155) %
88,924
= 15
%

= 5,928 %
(𝐷+𝐿)𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙
NPD = (𝐷+𝐿)𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
x 100%
5,928
= 94,06 x 100%

= 6,30 %

B. Tinjauan Pustaka
Erosi merupakan suatu proses ketika tanah dihancurkan dan
dipindahkan ke tempat lain oleh angin, air, dan gravitasi. Erosi yang cukup
sering terjadi di Indonesia akan mempengaruhi kualitas tanah dimana fungsi
dan produktivitas tanah menurun. Hal ini mengakibatkan terganggunya proses
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Oleh karena itu, pemahaman baik
terhadap erodibilitas maupun erosi sangat penting untuk diketahui.
Ayuningtyas et al. (2018) mengungkapkan bahwa erodibilitas
tanah adalah faktor penentu kehilangan tanah. Erodibilitas tanah merupakan
indeks pengukur kerentanan tanah terhadap erosi air dan parameter penting
untuk prediksi erosi tanah (Zhang et al., 2018). Salah satu cara untuk
mengetahui tingkat erodibilitas tanah yaitu dengan melakukan perhitungan
nilai dispersi tanah (NPD).
NPD merupakan perbandingan antara partikel lempung dan debu
yang mudah berdispersi oleh air yang digunakan sebagai indikator erosi tanah.
Semakin tinggi nilai NPD semakin besar peluang erosi yang terjadi, begitu juga
sebaliknya (Ashari, 2013). Erosi akan mengakibatkan tanah kehilangan
kesuburan dan unsur hara di dalamnya (Buckman, 1982). Akibatnya,
kesuburan fisik tanah berkurang dan produktivitas menurun (Verity &
Anderson, 1990). Selain itu, kerusakan agregat dan dispersi tanah yang
disebabkan oleh tetesan air hujan atau peralatan yang digunakan untuk
pengolahan tanah dapat mempengaruhi porositas tanah, konduktivitas hidrolik,
infiltrasi air, serta tanah akan rentan terhadap erosi (Ribeiro et al., 2013).
C. Pembahasan
Praktikum ini bertujuan untuk mengukur kadar debu dan lempung
serta menilai kepekaan tanah terhadap erosi menggunakan metode
sedimentasi. Sesuai dengan hukum Stokes, kecepatan pengendapan
berbanding lurus dengan ukuran diameter partikel, semakin kecil diameter
maka kecepatan mengendap semakin lama. Oleh karena itu, sedimentasi
memberikan gaya sejauh mana debu dan lempung akan terdispersi.
Penambahan aquades melalui dinding tabung sedimentasi yang dimiringkan
bertujuan agar tidak merusak tekstur dan komponen pada tanah.
Dari pengamatan diatas, diperoleh hasil NPD ulangan pertama sebesar
12,92% dan ulangan kedua sebesar 6,30%. Menurut Handayani & Sunarmito
(2002) diversitas pada tanah Vertisol sebesar 14,67%. Hal ini sesuai dengan
harkat yang diperoleh dimana NPD kurang dari 15% tanah tahan terhadap
erosi; 15- 19% tanah agak peka terhadap erosi; sedangkan lebih dari 19%
tanah peka terhadap erosi. Jadi, jika diurutkan dari tanah yang sukar tererosi
ke tanah yang mudah tererosi diperoleh hasil Mollisol < Vertisol < Alfisol <
Entisol < Ultisol.
Tanah Vertisol memiliki kandungan lempung yang mengembang dan
menonjol selama musim kering. Adanya gaya kohesi yang tinggi antara
partikel tanah Vertisol membuat erodibilitas tanah Vertisol rendah. Selain itu,
pori dalam tanah Vertisol memiliki ukuran kecil sehingga dapat diperoleh nilai
NPD < 15%. Dengan kata lain, tanah Vertisol merupakan tanah yang sukar
mengalami erosi.
NPD merupakan perbandingan antara partikel lempung dan debu
yang mudah terdispersi oleh air. Faktor-faktor yang mempengaruhi NPD di
antara lain tekstur tanah, bahan organik, struktur tanah, dan permeabilitas
tanah (Kalaati et al., 2019). Tekstur, bahan organik, ukuran, dan porsi
partikel tanah mempengaruhi bentuk dan tipe tanah. Tanah mempunyai tiga
unsur yaitu pasir, debu, lempung. Unsur-unsur organik yang terakumulasi
pada permukaan tanah dapat menghambat kecepatan aliran air sehingga
menurunkan potensi erosi pada tanah. Permeabilitas tanah merupakan
kemampuan tanah dalam meloloskan air. Dengan impermeabilitas tinggi, maka
laju infiltrasi juga akan naik. Struktur tanah mempengaruhi kemampuan tanah
dalam menyerap air yang erat kaitannya dengan kandungan bahan organik
dalam tanah.
Tanah yang memiliki kandungan lempung paling stabil merupakan
tanah yang tahan terhadap erosi. Hal ini dikarenakan tanah yang tahan terhadap
erosi memiliki struktur dan kapasitas penampungan air yang tinggi. Oleh
karena itu, nilai perbandingan dispersi (NPD) tanah digunakan untuk
mengetahui tingkat ketahanan tanah terhadap erosi sehingga akan sangat
bermanfaat di bidang pertanian. Selain itu, nilai perbandingan dispersi tanah
dapat menentukan tanaman yang cocok ditanam pada setiap jenis tanah, serta
mengetahui tingkat kesuburan tanah.
Dari hasil praktikum diatas dapat disimpulkan bahwa nilai
perbandingan dispersi (NPD) pada tanah Vertisol diperoleh sebesar 6,30%.
Berdasarkan harkat NPD, maka tanah Vertisol dapat dikategorikan tanah yang
sukar erosi. Semakin tinggi nilai NPD semakin besar peluang erosi terjadi.
D. Daftar Pustaka
Ashari, A. 2013. Kajian tingkat erodibilitas beberapa jenis tanah di pegunungan
baturagung desa Putat dan Nglanggeran Kec. Patuk Kab. Gunungkidul. Vol 39
: 15.
Ayuningtyas, E.A.,A.F.N.Ilma, R. B. Yudha. 2018. Pemetaan erodibilitas tanah dan
korelasinya terhadap karakteristik tanah di DAS Serang, Kulonprogo. Jurnal
Nasional Teknologi Terapan. Vol 2 : 37.
Buckman H.O.,N.C. Brady.1982. Ilmu Tanah. Jakarta :BhrataraKaryaAksara.
Handayani, S., B.H. Sunarminta. 2002.Kajian struktur tanah lapis olah. Jurnal Ilmu
Tanah dan Lingkungan. Vol 3: 10-17.
Kalaati, I., Ramlan, A. Rachman. 2019. Tingkat erodibilitas tanah pada beberapa
tingkat kemiringan lahan di desa Labuan Toposo Kec. Labuan Kab. Donggala.
Vol 2 : 173.
Ribeiro, B.T., J.M. de Lima, N. Curi, G.C. de Oliveira. 2013. Aggregate breakdown
and dispersion of soil samples amended with sugarcane vinasse. Vol : 7 No.6.
Verity, G.E., D.W. Anderson. 1990. Soil erosion effects on soil quality and yield.
Canadian Journal of Soil Science. Vol 70 : 471.
Zhang, K.L., A.P. Shu, X.L. Xu, Q.K. Yang, B.Yu. 2008. Soil erodibility and its
estimation for agricultural soil in China. Journal of Arid Environments. Vol 72
: 1002.
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
WATAK DAN SIFAT TANAH
ACARA VI
BAHAN ORGANIK TANAH

Nama : Indah Lianatus Sholeha


NIM : 19/445741/PN/16256
Golongan /Kelompok : A2.1 / 1
Kelas :B
Asiten Koreksi : Hamidah Widyastusi

LABORATORIUM TANAH UMUM


DEPARTEMEN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2020
A. Hasil dan Perhitungan
Tabel 6.1 Hasil Perhitungan Bahan Organik
No Jenis Tanah Bahan Organik
1. Vertisol 3,14 %
2. Mollisol 6,4 %
3. Ultisol 1,82%
4. Alfisol 2,60 %
5. Entisol 1,68 %

Perhitungan
a. Ulangan 1
Diketahui :
KL = 11,2
𝑉𝑎 = 3,4
𝑉𝑏 = 24,3 – 2,3 = 1,3
𝑁𝐹𝑒𝑆𝑂4 = 0,2
𝑎 = 1 gr
Ditanya :
BO ?
Jawab :
(100+𝐾𝐿)(𝑉𝑎− 𝑉𝑏 )𝑁𝐹𝑒𝑆𝑂4 50 100
C = . 3. . . 100 %
100.1000. 𝑎 5 7
(100+11,2)(3,4−1,3)0,2 100
= . 3. 10 . . 100 %
100.1000. 1 7
111,2 𝑥 2,1 𝑥 0,2 𝑥 3 100
= . 10 . . 100 %
100000 7
140,112
= . 10 . 1,3 . 100%
100000

= 1,82%
100
BO = 1,82 x %
58

= 3,14 %
b. Ulangan 2
Diketahui :
KL = 11,2
𝑉𝑎 = 3,4
𝑉𝑏 = 25,6 -24,3 = 1,3
𝑁𝐹𝑒𝑆𝑂4 = 0,2
𝑎 = 1 gr
Ditanya :
BO ?
Jawab :
(100+𝐾𝐿)(𝑉𝑎− 𝑉𝑏 )𝑁𝐹𝑒𝑆𝑂4 50 100
C = . 3. . . 100 %
100.1000. 𝑎 5 7
(100+11,2)(3,4−1,3)0,2 100
= . 3. 10 . . 100 %
100.1000. 1 7
111,2 𝑥 2,1 𝑥 0,2 𝑥 3 100
= . 10 . . 100 %
100000 7
140,112
= . 10 . 1,3 . 100%
100000

= 1,82%
100
BO = 1,82 x %
58

= 3,14 %

B. Tinjauan Pustaka / Teori


Tanah merupakan salah satu media tanam yang paling sering
digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai usaha untuk budidaya tanaman.
Tanah yang baik yaitu tanah yang mengandung unsur hara yang cukup untuk
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Salah satu cara untuk menjaga
ketersediaan unsur hara dalam tanah yaitu dengan penambahan bahan organik
pada tanah yang dapat mengembalikan dan meningkatkan kesuburan tanah.
Selain itu, bahan organik juga dapat mengembalikan sifat fisik tanah yang
meliputi struktur, konsistensi, porositas, daya mengikat air, serta dapat
meningkatkan ketahanan terhadap erosi. Oleh karena itu, perlu diketahui kadar
bahan organik dalam tanah untuk menentukan tanah yang cocok untuk
budidaya tanaman.
Menurut Hasibuan (2015), bahan organik merupakan setiap bahan
yang berasal dari sisa-sisa tumbuhan dan/ atau hewan yang dapat
meningkatkan kandungan C-Organik dan unsur hara dalam tanah. Sumber
utama bahan organik adalah jaringan tumbuhan. Tanah yang mengandung
banyak humus biasanya terletak pada tanah lapisan atas. Hal ini dikarenakan
sebagian besar tumbuhan dapat dipanen kemudian sisa-sisanya akan
ditinggalkan di lahan. Lalu, sisa-sisa tumbuhan tersebut akan di dekomposisi
oleh mikroorganisme tanah (Buckman, 1982).

C. Pembahasan
Praktikum ini bertujuan untuk mengukur kadar karbon (C) organik
tanah; kadar bahan organik (BO) tanah; menghitung nisbah C/N tanah; serta
pengharkatan kadar bahan organik tanah. Metode yang digunakan yaitu metode
Walkley and Black. Menurut Matus et al (2009), metode Walkley and Black
merupakan metode yang paling ekonomis untuk menetukan kadar C organik
dalam tanah.
Bahan organik yaitu bahan yang berasal dari sisa-sisa tumbuhan dan/
atau hewan yang dapat meningkatkan kandungan C-O organik dan unsur hara
dalam tanah (Hasibuan, 2015). Penggunaan khemikalia seperti K2Cr2O7 1 N
berfungsi untuk mengoksidasi tanah yang kemudian dibantu dengan panas
yang dihasilkan ketika dicampur dengan H2SO4. Lalu ditambahkan difenilamin
sebagai indikator. Dikromat yang tersisa kemudian dititrasi dengan
menggunakan besi sulfat. Titer ini akan berbanding terbalik dengan jumlah C
yang terdapat pada sampel tanah.
Dari pengamatan di atas diperoleh hasil sebesar 3,14% untuk tanah
Vertisol. Hasil ini sudah sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Everest
& Ozcan (2016) yaitu berkisar 1-6%. Karakteristik pada tanah Vertisol dapat
dilihat dari perbedaan warna hitam-merah pada tanah tersebut. Tanah merah
mengandung banyak besi kristal oksida sedangkan tanah hitam mengandung
banyak oksida besi amorf dan oksida mangan. Untuk tanah berwarna overlay
terkadung banyak oksida besi dan aluminium yang terikat dengan C-organik
(Juita et al., 2016 )
Kandungan bahan organik tanah menjadi salah satu faktor penting
terhadap tingkat kesuburan tanah. Semakin tinggi bahan organik yang
terkandung semakin tinggi pula ketersediaan unsur hara dalam tanah. Bahan
organik dapat memperbaiki sifat-sifat fisik tanah seperti agregasi tanah,
kapasitas air tanah, dan aerasi tanah. Selain itu, bahan organik juga
mempengaruhi peningkatan Kapasitas Tukar Kation (KTK) (Basuki, 2007).
Faktor-faktor yang mempengaruhi bahan organik tanah yaitu
pemupukan, iklim mikro, dan tipe lahan. Iklim mikro berpengaruh dalam hal
memacu atau menghambat laju dekomposisi sedangkan tipe lahan berpengaruh
dalam penyediaan sumber bahan organik. Tipe lahan dimana terdapat banyak
naungan pohon mengakibatkan kondisi tanah lebih lembab sehingga sangat
berpengaruh pada pembentukan bahan organik tanah karena faktor
dekomposisi (Dwiastuti et al., 2016).
Kandungan bahan organik dalam tanah sangat penting di bidang
pertanian karena mempengaruhi tingkat kandungan unsur hara di dalamnya.
Semakin besar kandungan bahan organik pada tanah semakin tinggi pula unsur
hara yang terkandung di dalam tanah tersebut. Ketersediaan unsur hara dalam
tanah akan memperlancar proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
D. Daftar Pustaka
Basuki, T.M., D. R. Indrawati, B. Haryadi. Penggunaan bahan organik untuk
perbaikan produktivitas lahan bekas tambang kapur. Vol 4 : 2.
Buckman H.O.,N.C. Brady.1982. Ilmu Tanah. Jakarta :Bhratara Karya Aksara.
Dwiastuti, S., M. Suwarno, D. Puspitasari. 2016. Bahan organik tanah di lahan
marjinal dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Vol 13 : 748-750.
Everest, T., H. Ozcan. 2016. The properties and comaparison of the vertisol
soils formed on different physiographis. International Journal of Science
and Research. Vol 72 : 150.
Hasibuan, A.S.Z. 2015. Pemanfaatan bahan organik dalam perbaikan beberapa
sifat tanah pasir pantai selatan Kulon Progo. Planta Tropika Journal of
Agro Science. Vol 3 : 38.
Juita, N., Iskandar, Sudarsono. 2016. Characteristic and genesis of black and
red soil vertisol in Jeneponto Regency. Vol 21 : 127.
Matus, J.F., M. Escudey, J.E. Forster, M. Gutierrez, A.C. Chang. 2009. Is the
walkley-black method suitable for organic carbon determination in
chilean volcanic soils. Vol 40 : 1870.
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
WATAK DAN SIFAT TANAH
ACARA VIII
REAKSI (PH) TANAH

Nama : Indah Lianatus Sholeha


NIM : 19/445741/PN/16256
Golongan /Kelompok : A2.1 / 1
Kelas :B
Asiten Koreksi : Hamidah Widyastusi

LABORATORIUM TANAH UMUM


DEPARTEMEN ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2020
A. Hasil dan Perhitungan
Jenis Tanah Ulangan pH meter pH stick
H2 O KCl H2 O KCl
Vertisol 1 7,53 6,16 6,0 5,5
2 7,97 6,38
Mollisol 1 7,93 6,69 5,5 5,5
2 7,82 6,56
Ultisol 1 6,20 3,40 5,2 5,0
2 5,96 3,39
Alfisol 1 7,65 5,98 5 5,5
2 7,36 5,95
Entisol 1 6,89 5,08 5 5
2 7,05 5,10

B. Tinjauan Pustaka / Teori


Tanah yang subur adalah tanah yang memiliki struktur gembur;
kandungan unsur hara tinggi; pH 6,0-6,5; dan tidak terdapat faktor pembatas
dalam tanah untuk pertumbuhan tanaman. Salah satu faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman adalah kadar pH
tanah. Kadar pH tanah menunjukkan sifat keasaman atau konsentrasi ion H+
dan OH– dalam tanah. Tanah yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan
tanaman yaitu tanah yang memiliki pH yang sesuai dengan kebutuhan
tanaman. Oleh karena itu, maka perlu dilakukan praktikum reaksi tanah untuk
mengetahui tingkat kemasaman tanah yang berkaitan erat dengan pH tanah
yang sangat penting bagi tumbuhan.
Reaksi tanah menunjukkan tentang status atau keadaan kimia yang
terkandung di dalam tanah dan merupakan faktor yang mempengaruhi proses-
proses biologis pada pertumbuhan tanaman. Lahan yang memiliki sifat kimia
yang baik dapat dicirikan dengan pH yang cenderung netral (6,59), C-organik
(5,16%), N-total (0,53%), P-tersedia (27,05%), dan KTK yang lebih tinggi
(24,80%) (Putri et al., 2019). Sumber kemasaman tanah dapat berasal dari Al
dan Fe oksida, Al-dd, alumino silikat serta dekomposisi bahan organik. Al, Fe
oksida, serta Al-dd mengalami hidrolisis akan melepaskan ion H+ ke larutan
tanah sehingga tanah akan lebih masam. Dekomposisi bahan-bahan organik
akan menghasilkan gugus-gugus karboksil dan fenolik. Gugus-gugus ini bila
terdisosiasi akan melepaskan H+ ke larutan tanah. Selain itu, kemasaman tanah
juga dapat terjadi dikarenakan penggunaan pupuk organik dalam dosis tinggi
secara terus menerus (Wijanarko & Taufiq, 2004).

C. Pembahasan
Praktikum rekasi tanah ini bertujuan untuk mengukur kemasaman aktual
(pH H2O) tanah dan mengukur kemasaman potensial (pH KCl) tanah dengan
menggunakan metode kalorimetri dan elektrometri. Reaksi tanah merupakan
parameter tanah yang dikendalikan oleh sifat elektrokimia koloid-koloid tanah
yang menunjukkan pada tingkat kemasaman dan kebasaan tanah dimana
derajatnya ditentukan oleh kadar ion hidrogen. Nilai pH menunjukkan
konsentrasi ion H+ yang dinyatakan sebagai log [H+] dan konsentrasi ion OH-
yang dinyatakan sebagai [log OH-] dalam larutan tanah (Rahmah et al., 2014).
Dari pengamatan di atas diperoleh hasil pH tanah pada H2 O sebesar 7,53
pada ulangan pertama dan 7,97 pada ulangan kedua. Sedangkan pada KCl
diperoleh 6,16 untuk ulangan pertama dan 6,38 untuk ulangan kedua
menggunakan pH meter. Pada pH stick diperoleh hasil H2 O sebesar 6,0 dan
KCl sebesar 5,5. Hal ini sudah sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Everest & Ozcan (2016), tanah Vertisol memiliki pH yang berkisar 7,65
dampai 8,19. Pada penggunaan laturan KCl, pH tanah menjadi turun
dikarenakan KCl dapat mendesak ion H + pada tanah sehingga tanah lebih
masam.
pH tanah merupakan faktor kunci yang mengontrol ketersediaan nutrisi
tanah, aktivitas mikroba tanah, serta pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Menurut Zhang et al (2019), faktor utama yang mempengaruhi pH tanah yaitu
suhu dan curah hujan. Suhu atau temperatur mempengaruhi laju pelapukan
batuan sedangkan curah hujan sebagian besar berpengaruh pada aliran material.
Selain itu, iklim juga dapat mempengaruhi proses reaksi kimia tanah sehingga
dapat mempengaruhi pH tanah.
Kesediaan unsur hara makro dan mikro pada tanah sangat dipengaruhi
oleh pH tanah (Kadarwati, 2016). Mikroorganisme tanah hanya dapat hidup
pada pH dalam tanah. Mikroorganisme ini membantu dalam hal penyediaan
unsur hara mikro sehingga dapat digunakan oleh tanaman. Tingkat kemasaman
tanah dapat ditentukan melalui pH (H2O) dan pH (KCl). pH (H2O) atau pH
aktual yaitu pH yang menunjukkan konsentrasi H+ dalam larutan tanah.
Sedangkan pH (KCl) atau pH potensial adalah pH yang menunjukkan nilai pH
tanah setelah H+ dalam tanah di desak keluar dan digantikan oleh kation K+
(Amran et al., 2015).
Dalam usaha untuk menyesuaikan pH tanah diperlukan langkah-langkah
khusus baik menurunkan atau meningkatkan pH tanah. Menurut Koesrini
(2015), pengapuran dapat meningkatkan pH tanah dan meurunkan kejenuhan
Al. Sedangkan untuk menurunkan kadar pH dapat dilakukan dengan cara
penambahan bahan organik asam atau penambahan bahan kimia seperi
rhododendron, azaleas, dan ferosulfat (Buckman, 1982). Dalam bidang
pertanian pH tanah dapat digunakan untuk memonitor pengolahan pertanian
terhadap penggunaan bahan kimia dan mengetahui dampak terhadap
lingkungan.
D. Daftar Pustaka

Amran, M.B., K.E. Sari, D.A. Setyorini, Y Wahyu, D. Widiani, D.


Irnameira. 2015. Analisis kualitas tanaah pantai sewarna
kabupaten Lebak Provinsi Banten. Prosiding Imposium Nasional
dan Pembelajaran Sains. Hal 850.
Buckman , H.O., N.C. Brady. 1982. Ilmu Tanah. Bhratara Karya Aksara :
Jakarta.
Everest, T., H. Ozcan. 2016. The properties and comparison of the vertisol
soils formed on different physiographies. International Journal
of Science and Research. Vol 72 : 158
Kadarwati, F.T. 2016. Evaluasi kesuburan tanah untuk pertanman tebu di
Kabupaten Remban, Jawa Tengah. Jurnal Litri. Vol 22 : 58
Koesrini, K. Anwar, E. Berlian. 2015. Penggunaan kapur dan varietas
adaptif untuk meningktkan hasil kedelai di lahan sulfat masam
aktual. Hal 156
Putri, O.H., S.R. Utami, S. Kurniawan.2019. Sifat kimia tanah pada
berbagai penggunaan lahan di UB forest. Jurnal Tanah dan
Sumberdaya Lahan. Vol 6 : 1076
Rahmah, S., Yusran, H. Umar. 2014. Sifat kimia tanah pada berbagai tipe
penggunaan lahan di Desa Bobo Kecamatan Palolo Kabupaten
Sigi. Vol 2 : 91
Wijanarko, A., A. Taufiq. 2004. Pengelolaan kesuburan lahan kering
masam untuk tanaman kedelai. No 7 & 8 : 40-41.
Zhang, Y., W. Wu, H. Liu. 2019. Factors affecting variations of soil pH in
different horizins in hilly regions. Vol 14 : 9

Anda mungkin juga menyukai