Anda di halaman 1dari 10

KEPERAWATAN KOMUNITAS III

HASIL REVIEW JURNAL ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN


CHILDBEARING DAN PRESCHOOL

FASILITATOR:
Retno Indarwati, S. Kep. Ns., M. Kep.

Disusun oleh:
Kelompok 3 / Kelas A2
Fitria Kusnawati 131511133038
Alfi Rahmawati Mufidah 131511133041
Umi Nafiatul Hasanah 131511133053
Lilik Choiriyah 131511133064
Alfian Gafar 131511133121

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2018
Jurnal 1

Judul Jurnal : Problem Pernikahan dan Strategi Penyelesaiannya: Studi


Kasus pada Pasangan Suami Istri dengan Usia Perkawinan
di Bawah Sepuluh Tahun

Penulis : Satih Saidiyah dan Very Julianto

Penerbit : Jurnal Psikologi Undip Vol.15 No.2

Tahun Terbit : Oktober 2016, 124-133

N Masalah Pernikahan pada Metode pendekatan dan


o pasangan baru menikah strategi
1 Perubahan kondisi pernikahan  Konsep penguatan
. banyak terjadi setelah memasuki pernikahan sangat di
usia pernikahan lima tahun ke perlukan dalam prevensi
atas. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan pasangan suami
dalam kehidupan pernikahan istri. Dari hasil review
setalah lima tahun pasangan literatur, ditemukan ada 13
suami-istri mengalami program penguatan
guncangan dan beberapa pernikahan. Empat program
permasalahan. Penelitian Doss, diantaranya efektif, tiga
dkk. (2009) meng- ungkapkan mendekati efektif dan enam
bahwa 36% dari 213 pasangan belum teruji keefektifannya.
mengalami masa sulit dan Telaah penelitian dari tahun
mencari penyelesaian dari buku- 1970 sampai 2003
buku mengenai hubungan menemukan program PREP
pasangan suami istri, 41 (The Prevention and
pasangan mengikuti workshop Relationship Enhancement
dan 49 pasangan membaca Program) sebagai program
buku-buku tema meningkatkan penguatan pernikahan.
hubungan. Program tersebut
menggunakan pendekatan
yang berorintasi pada
ketrampilan berdasarkan
faktor-faktor penyebab
kegagalan pernikahan.
Terdapat empat tujuan
pelatihan, yaitu
mengajarkan pasangan
komunikasi yang lebih baik,
strategi menejemen konflik
dan memberi contoh kepada
pasangan masing-masing
dalam mengklarifikasi dan
evaluasi yang diharapkan,
mempromosikan
pemahaman dan refleksi
komitmen yang di pilih, dan
menguatkan ikatan dalam
hubungan. Pelatihan ini
diagendakan selama 12 jam
atau enam sesi dengan dua
jam tiap sesinya dan tiap
pasangan di gabungkan
dalam kelompok. Hasil dari
PREP menunjukkan
peningkatan efektifitas
dalam komunikasi pada
pasangan dibanding pada
kelompok yang tidak
memperoleh pelatihan.
 Program lainnya yaitu The
Couple Communication
Program (CCP) bertujuan
untuk meningkatkan
kesadaran diri dan
pasangan, hubungan, peran
konflik, dan komunikasi yang
terbuka pada pasangan.
Program ini dilakukan
selama dua jam setiap
minggu selama empat
minggu, berdampak pada
kepuasan, komunikasi dan
kualitas pernikahan.
 Program selanjutnya yang
dinilai efektif adalah
Strategic Hope-focused
Enrichment yang ditujukan
untuk mempromosikan
cinta, keyakinan pada
pasangan dan bekerja sama
untuk memotivasi pasangan
dalam pernikahan.
 Hasil yang paling mendekati
efektif adalah Couple Care:
Couple Commitment and
Relationship Enhancement,
hampir sama dengan PREP
ACME atau Association for
Couple in Marriage, program
ini di gunakan untuk
meningkatkan hubungan
sebuah pernikahan yang
menggunakan format proses
belajar dari pasangan.
 CCET atau Couple Coping
Enhancement Training
adalah program prevensi
pada masalah pernikahan
yang meng- kombinasikan
Terapi Kognitif dan Perilaku
dengan teori stres, coping,
dan pertukaran sosial.
Tujuan program atau
pelatihan ini membantu
pasangan mendapatkan
ketrampilan baru yang dapat
meningkatkan komunikasi
dalam pernikahan, problem
solving, manajemen stres,
coping, dan pasangan
memiliki kepekaan pada isu
kesetaraan/keadilan dalam
relasi.
2 Masalah ekonomi dan adaptasi
 Strategi yang harus
. baik dengan pasangan dan
dipersiapkan dalam
keluarga menjadi hal yang perlu
menghadapi masalah di atas
diperhatikan di lima tahun awal
adalah dengan membangun
pernikahan.
kesiapan dalam bekerja
khususnya pada laki-laki dan
perempuan (saat ada
kesempatan dan kesepakan
dengan suami).
3 Adapun masalah yang terjadi di  Strategi yang harus
. lima tahun kedua yaitu 6-10 dilakukan untuk menguatkan
tahun pada informan pernikahan adalah dengan
menunjukkan bahwa suami di- membuka komunikasi yang
PHK sehingga istri menjadi lebih positif, menyatukan
pencari nafkah tunggal, kembali dengan pasangan
perbedaan pendapat dalam dengan mengembalikan
pengasuhan anak, dan kebiasaan kebiasaan positif di awal
positif istri atau suami yang pernikahan. Hal tersebut
mulai hilang dengan berjalannya akan mudah apabila kedua
waktu. Kebiasaan istri mencium pasangan dapat berusaha
tangan saat suami pergi, dan dan menjalankan bersama,
suami berpamitan saat akan juga adanya keterbukaan
meninggalkan rumah. dengan apa yang disukai
dan tidak disukai.
4 Hasil tambahan yang menarik dari penelitian ini adalah adanya
. masukan kepada bagian kepenghuluan untuk menambah jam sesi
konseling sebelum pernikahan, memahami latar belakang
pengantin, karakter dan kebiasaan serta bagaimana mengatasi
masalah yang terjadi setelah pernikahan. Hal ini tentunya dapat
bekerjasama dengan pihak lain untuk memberikan konseling. Selain
itu pasca pernikahan diperlukan adanya penguatan pernikahan
dengan cara konseling kelompok untuk menyatukan kembali
pasangan dan mengatasi masalah seperti seksual, pengasuhan
anak dan mengembalikan kebiasaan positif pasangan.

Jurnal 2

Judul Jurnal : Model Multisensori: Solusi Stimulasi Literasi Anak Prasekolah


Penulis : Lisnawati Ruhaena
Penerbit : Jurnal Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Vol.42,
No.1
Tahun Terbit : April 2015

Masalah Metode Pendekatan dan Strategi


 Masalah yang dihadapi oleh  Model yang dirancang
para orang tua adalah menggunakan pendekatan
kurangnya keterampilan untuk mulisensori dengan tujuan agar
memilih dan melakukan potensi sensori auditif, visual
aktivitas literasi anak yang maupun kinestetik semua
sesuai kebutuhan. Karena difungsikan demi tercapainya
masih banyaknya orang tua perkembangan kemampuan
yang menggunakan cara literasi yang optimal. Dalam
mengajar dan bukan bermain model ini orang tua di rumah
sambil belajar dalam melakukan dipandang bernilai strategis
stimulasi kemampuan literasi sebagai pendidik, aktivis bermain
anak prasekolah. Hal ini yang bernilai strategis sebagai proses
menimbulkan kurangnya minat belajar, dan literasi sebagai
anak untuk mengikuti stimulasi. materi belajar, serta pendekatan
 Hasil metaanalisis yang multisensori sebagai stimulasi
dilakukan oleh National Early kemampuan literasi anak sejak
Literacy Panel (NELP) pada dini.
tahun 2008 menunjukkan  Model multisensori mengajarkan
bahwa kemampuan literasi orang tua agar mengajak bicara
anak prasekolah memprediksi saat makan, mandi, berpakaian
kemampuan literasi selanjutnya kemudian membacakan buku
pada tingkat sedang sampai cerita bergambar, merangsang
tinggi. Sedangkan di Indonesia anak menggambar kejadian dan
belum muncul gerakan tokoh dalam buku, juga bermain
pemerintah ataupun program sambil mengajak berbicara,
intervensi pemberdayaan menyanyi, dan melakukan
keluarga dalam membimbing manipulasi alat tulis dan kertas
anak prasekolah menguasai atau melakukan permainan
kemampuan literasi anak drama/bermain peran.
prasekolah.  Keterampilan yang dibutuhkan
orangtua saat membantu
anaknya belajar baca tulis adalah
metalingual utterance yaitu
mengarahkan anak untuk
memperhatikan bahasa yang
dipakai (Deckner dkk., 2006),
verbal scaffolding yaitu
memberikan penjelasan konsep
objek (Dieterich dkk., 2006)
Jurnal 3

Judul Jurnal : Pengaruh Pemberdayaan Keluarga Terhadap Peningkatan


Pengetahuan Ibu Mengenai Pengasuhan Anak Usia Prasekolah
Penulis : Tita Hasanah, Euis Sunarti, MS., dan Diah Krisnatuti, MS.
Penerbit : Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol.13, No.1
Tahun Terbit : Juni 2014

Masalah Metode Pendekatan dan Strategi


 Tingkat pengetahuan yang  Salah satu upaya untuk
dimiliki orangtua berhubungan meningkatkan pengetahuan
dengan harapan pencapaian orangtua ialah dengan
perkembangan anak, memberikan intervensi
menciptakan lingkungan pemberdayaan keluarga yakni
pengasuhan yang sesuai, serta upaya untuk meningkatkan
stimulasi dan penyediaan harkat dan martabat keluarga
sarana untuk mengoptimalkan untuk mencapai tujuan kehidupan
perkembangan anak sesuai berkeluarga.
dengan usianya.  Intervensi Pemberdayaan
 Hasil penelitian BKKBN pada Keluarga Intervensi
tahun 2009 terhadap 35.478 pemberdayaan keluarga yang
keluarga mengenai dilakukan dalam penelitian ini
pengetahuan keluarga tentang yaitu membahas mengenai peran
cara pengasuhan dan tumbuh ekspresif orangtua dengan
kembang anak dari aspek fisik, meningkatkan pengetahuan ibu
jiwa, dan sosial di 33 provinsi di mengenai pengasuhan anak.
Indonesia menunjukkan rata- Kegiatan diberikan dengan
rata nilai indeks komposit menggunakan metode ceramah,
tumbuh kembang anak secara diskusi, simulasi/game, dan tanya
nasional mencapai 55,5 dengan jawab. Berbagai bentuk ice
rentang 1 – 100 (Iswarati 2010). breaking pun direncanakan
Penelitian ini menunjukkan sesuai dengan tema. Fungsi ice
bahwa pengetahuan keluarga breaking selain sebagai pemecah
tentang pola pengasuhan dan suasana juga menjadi pengantar
tumbuh kembang anak belum atau penguat materi. Pertemuan
seperti yang diharapkan, kegiatan dilakukan sebanyak
sebagaimana termaktub dalam delapan kali dengan durasi waktu
Undang Undang nomor 23 90 menit per pertemuan.
tahun 2002 tentang  Modul intervensi disusun dan
perlindungan anak mengenai dikembangkan dengan mengacu
kewajiban dan tanggung jawab pada tiga buah buku pengasuhan
orang tua dan keluarga, antara populer karya Euis Sunarti, yaitu:
lain menyangkut mengasuh, 1. Mengasuh dengan Hati (2004);
memelihara, mendidik, dan 2. Ajarkan Anak Keterampilan
melindungi anak serta Hidup Sejak Dini (2005a); dan
menumbuh kembangkan anak 3. Menggali Kekuatan Cerita:
sesuai dengan kemampuan, Panduan Bagi Orangtua dalam
bakat dan minatnya. Membentuk Karakter Anak
Sejak Dini Melalui Cerita
(2005b).
Bahan acuan lainnya ialah skor
lingkungan pengasuhan yang
diperoleh sebelum kegiatan
intervensi pemberdayaan
keluarga dilakukan. Materi
intervensi dirancang sedemikian
rupa sehingga selain
meningkatkan pengetahuan
peserta juga memperoleh
keterampilan dalam menerapkan
cara yang efektif dalam
pengasuhan (Huang et al. 2005),
karena itu bahan presentasi
diperkaya dengan berbagai
video/ film pendek yang sesuai
dengan tema yang diunduh dari
Youtube. Materi dicetak dalam
bentuk modul untuk
memudahkan peserta
memahami dan mengulang
kembali tentang isi materi di
rumah.

Anda mungkin juga menyukai