Anda di halaman 1dari 11

MODUL PERKULIAHAN

Perancangan
Arsitektur Dasar
Unsur Rupa - Garis

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh


Teknik Arsitektur W121700003 Mona Anggiani, ST, MT

10

Abstract Kompetensi
Mahasiswa dapat memahami, unsur- Mahasiswa dapat memahami di dalam
unsur rupa dalam bentuk garis di merancang sebuah produk arsitektur
dalam perancangan arsitektur terdapat unsur-unsur rupa berupa gairs
yang harus dibuat.
General
Tujuan pembelajaran
Mahasiswa memahami materi yang pada nantinya digunakan di dalam men-desain sebuah
produk arsitektur, yaitu unsur rupa yang berupa garis

Manfaat pembelajaran
Mahasiswa dapat memahami dan menggunakan unsur-unsur rupa yang dibuat di dalam
merancang sebuah produk arsitektur.

Garis
Garis merupakan unsur rupa yang paling utama. Hal ini disebabkan apabila kita ingin
mengambar ataupun mendesain, wujud yang pertama kali ditorehkan adalah sebuah garis.
Terdapat beberapa penertian yang dikemukakan oleh para ahli mengenai sebuah garis,
diantaranya adalah:
 Hubungan antara dua titik secara lurus
 Kumpulan titik-titik yang berderet lurus
 Suatu titik yang diperluas menjadi sesuatu yang mempunyai panjang, kedudukan, dan
arah.

Gambar 1 – (Kiri) Titik-titik yang ditarik dan diperluas; (Kanan) Titik menjadi garis

Sebuah garis adalah unsur penting dalam pembentukan setiap konstruksi visual. Sebuah
garis dapat membantu untuk:
1. Mempertemukan, menggabungkan, mendukung, mengelilingi atau membagi unsur-
unsur visual lainnya.
2. Menjelaskan adanya sisi-sisi bidang dan membantuk rupa bidang-bidang.
3. Menyatakan sifat-sifat permukaan bidang.

‘18 Perancangan Arsitektur Dasar Pusat Bahan Ajar dan eLearning


2 Mona Anggiani, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
Bentuk garis terdiri dari tiga macam, yaitu:
1. Garis organis
Garis organis merupakan bentuk aris yang mengadopsi bentuk-bentuk garis yang
terdapat di alam. Garis-garis organis memiliki bentuk yang lebih bebas.

Gambar 2 – Garis organis

2. Garis jadian-geometris,
Garis jadian-geometris merupakan garis yang terbentuk melalui suatu proses dan alat.
Apabila kedua ujungnya ditautkan, akan tercipta raut yang secara geometris
membentuk sebuah bidang.

Gambar 3 – Garis Jadian-Geometris

3. Garis batas.
Garis batas merupakan garis yang terbentuk karena ada dua bidang atau permukaan
yang warna atau nada warnanya berbeda atau pertemuan yang berbeda
kedudukannya.

Gambar 4 – Garis Batas

Konsepsinya sebuah garis hanya memiliki satu dimensi, agar dapat dilihat oleh mata garis
harus memiliki tebal tertentu. Sesuatu akan tampak sebagai aris jika ukuran panjangnya
sangat dominan dibandingkan dengan lebarnya. Sifat suatu garis entah lurus atau bengkok,
tegas, atau samar-samar atau tidak, ditentukan oleh persepsi mata kita.

‘18 Perancangan Arsitektur Dasar Pusat Bahan Ajar dan eLearning


3 Mona Anggiani, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
GOLONGAN GARIS

Garis-garis dapat digolongkan menjadi ke dalam beberapa kategori, yaitu:

Garis Sebagai Outline


Garis sebagai outline merupakan siluet atau garis pinggir gambar bayangan dari sebuah
benda atau manusia.

Gambar 5 – Garis Siluet Manusia

Garis Sebagai Kontur


Garis sebagai kontur merupakan garis-garis yang menghubunkan titik-titik yang mempunyai
ketinggian sama pada suatu area lansekap.

Gambar 6 – Garis Kontur

‘18 Perancangan Arsitektur Dasar Pusat Bahan Ajar dan eLearning


4 Mona Anggiani, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
Garis Sebagai Kaligrafi
Garis sebagai kaligrafi merupakan keindahan garis yang berbasis pada huruf Arab.
Pengertian keindahan ini berkembang pada huruf-huruf latin, huruf kanji, dan lainnya.

Gambar 7 – Kaligrafi Arab dan Kaligrafi Kanji

Garis Ekspresif
Garis ekspresif merupakan garis yang seolah-olah dicoretkan secara spontan yang
mempunyai kesan gerak dan arah yang dinamis.

Gambar 8 – Gambar Garis Ekspresif

UNSUR LINIER DALAM ARSITEKTUR

Unsur-unsur linier vertikal seperti tugu, obelisk dan menara telah diperunakan sepanjang
sejarah sebagai peringatan terhadap peristiwa besar dan menciptakan titik tertentu di dalam
ruang. Unsur-unsur garis vertical dapat juga dipergunakan untuk membentuk suatu ruang
transparan di dalam sebuah ruang. Contoh-contoh bangunan yang membentuk bidang-bidang
pembagi.

‘18 Perancangan Arsitektur Dasar Pusat Bahan Ajar dan eLearning


5 Mona Anggiani, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 9 – Hagia Sophia (Menara menjadi bidang pembagi)

Gambar 10 – Katsura Castle (unsur linier pada bangunan)

Sebuah garis adalah sesuatu yang bersifat khayal, bukannya suatu unsur kasat mata dalam
arsitektur. Sebagai contoh adalah sumbu, merupakan sebuah garis yang menghubungkan
dua buah titik di dalam ruang yang menjadi pedoman bagi unsur-unsur lainnya agar terletak
secara simetris.

Gambar 11 – Rumah 10 (unsur linier pada denah)

‘18 Perancangan Arsitektur Dasar Pusat Bahan Ajar dan eLearning


6 Mona Anggiani, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
Walaupun ruang arsitektur ada dalam bentuk tiga dimensi, ruang tersebut dapat berbentuk
linier sebagai lorong jalan melalui suatu bangunan yang menghubungkan satu ruang dengan
yang lainnya.

Pada skala yang lebih kecil, garis-garis mempertegas sisi dan permukaan bidang serta ruang-
ruang. Garis-garis tersebut dapat merupakan pertemuan-pertemuan di dalam atau di antara
bahan bangunan rangka-rangka jendela atau pintu-pintu, atau grid pada struktur kolom dan
balok. Sejauh mana unsur-unsur linier tersebut mempengaruhi tekstur permukaan suatu
bidang, tergantung pada bobot secara visualnya, arah dan jaraknya.

Gambar 12 – Gedung Seagram karya Mies van Der Rohe dan Philip Johnson (unsur linier)

DARI GARIS MENJADI BIDANG

Dua buah garis yang sejajar dapat memperlihatkan sebuah bidang. Suatu membrane
transparan dapat dibentangkan diantara kedua ggaris tersebut untuk menunjukkan hubungan
visual yang ada. Semakin dekat jarak garis-garis tersebut semakin tampak jelas bidang yang
ditunjukkannya. Dengan adanya pengulangan sederetan garis-garis sejajar akan memperkuat
persepsi kita terhadap bidang yang dibentuknya.

‘18 Perancangan Arsitektur Dasar Pusat Bahan Ajar dan eLearning


7 Mona Anggiani, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 13 – Unsur Linier membentuk sebuah bidang

Apabila garis-garis ini ditarik di sepanjang bidang yang ditunjukkannya, bidang yang telah ada
menjadi nyata, dan kekosongan diantara garis-garis yang ada seolah-olah merupakan jeda
pada permukaan bidang datar.

Gambar 14 – Museum Altes (Contoh Garis Menjadi Bidang)

Sederetan tiang-tiang sudah sering digunakan untuk membentuk bidang depan atau fasade
bangunan, khususnya bangunan-bangunan umum yang menghadap ke tempat umum utama.
Fasade dengan tiang-tiang mudah dimasukin, memberikan perlindungan tertentu dari unsur-
unsurnya dan menciptakan layar yang semi transparan – suatu wajah umum yang
menyatukan bentuk-bentuk bangunan yan berbeda di belakangnya.

‘18 Perancangan Arsitektur Dasar Pusat Bahan Ajar dan eLearning


8 Mona Anggiani, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 15 – Stoa Attalos (Unsur Linier Membentuk Sebuah Bidang)

Gambar 16 – Masjid Istiqlal (Unsur Linier Membentuk Sebuah Bidang)

Batang-batang linier terbentang horizontal di sebelah atas dapat memberikan definisi


sederhana dan kesan terlindungi untuk ruang-ruang luar, di samping masih membiarkan
cahaya dan udara menembusnya. Unsur-unsur vertikal dan horizontal secara bersama-sama
dapat menentukan suatu volume ruang seperti solarium yang digambarkan pada gambar di
bawah ini. Perlu dicatat bahwa bentuk ruang ditentukan semata-mata oleh adanya konfigurasi
unsur-unsur linier.

‘18 Perancangan Arsitektur Dasar Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 Mona Anggiani, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 17 – Unsur-unsur liniervertikal dan horizontal bersamaan

‘18 Perancangan Arsitektur Dasar Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 Mona Anggiani, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Ching, D.K. Bentuk, Ruang dan Susunannya. 2013. Jakarta : Erlangga
Irawan, Bambang. Dasar-Dasar Desain. 2013. Jakarta: Griya Kreasi.

‘18 Perancangan Arsitektur Dasar Pusat Bahan Ajar dan eLearning


11 Mona Anggiani, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai