Referat Fraktur Tulang Panjang PDF
Referat Fraktur Tulang Panjang PDF
LATAR BELAKANG
A. PENDAHULUAN
B. TUJUAN PENULISAN
Untuk mengetahui berbagai macam fraktur tulang panjang yang biasa terjadi
dan gambaran radiologisnya.
C. MANFAAT PENULISAN
A. ANATOMI
Pada anak-anak antara epifisis dan metafisis terdapat lempeng epifisis sebagai
daerah pertumbuhan kongenital. Lempeng epifisis ini akan menghilang pada dewasa,
sehingga epifisis dan metafisis ini akan menyatu pada saat itulah pertumbuhan
memanjang tulang akan berhenti.3
Tulang panjang terdiri dari : epifisis, metafisis dan diafisis. Epifisis
merupakan bagian paling atas dari tulang panjang, metafisis merupakan bagian yang
lebih lebar dari ujung tulang panjang, yang berdekatan dengan diskus epifisialis,
sedangkan diafisis merupakan bagian tulang panjang yang di bentuk dari pusat
osifikasi primer.3
Seluruh tulang diliputi oleh lapisan fibrosa yang disebut periosteum, yang
mengandung sel-sel yang dapat berproliferasi dan berperan dalam proses
pertumbuhan transversal tulang panjang. Kebanyakan tulang panjang mempunyai
arteria nutrisi. Lokasi dan keutuhan dari pembuluh darah inilah yang menentukan
berhasil atau tidaknya proses penyembuhan suatu tulang yang patah.3
B. DEFINISI
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan
atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa. Trauma yang
menyebabkan tulang patah dapat berupa trauma langsung, misalnya benturan pada
lengan bawah yang menyebabkan patah tulang radius dan ulna, dan dapat berupa
trauma tidak langsung, misalnya jatuh bertumpu pada tangan yang menyebabkan
tulang klavikula atau radius distal patah.2
Akibat trauma pada tulang bergantung pada jenis trauma, kekuatan dan
arahnya. Trauma tajam yang langsung atau trauma tumpul yang kuat dapat
menyebabkan tulang patah dengan luka terbuka sampai ke tulang yang disebut patah
2
tulang terbuka. Patah tulang di dekat sendi atau mengenai sendi dapat menyebabkan
patah tulang disertai luksasi sendi yang disebut fraktur dislokasi.2
C. KLASIFIKASI
Fraktur menurut ada tidaknya hubungan antara patahan tulang dengan dunia
luar dibagi menjadi dua, yaitu fraktur tertutup dan fraktur terbuka. Fraktur tertutup
jika kulit diatas tulang yang fraktur masih utuh, tetapi apabila kulit diatasnya
tertembus maka disebut fraktur terbuka.4 Patah tulang terbuka dibagi menjadi tiga
derajat yang ditentukan oleh berat ringannya luka dan berta ringannya patah tulang.
Derajat Luka Fraktur
I Laserasi <2 cm Sederhana, dislokasi fragmen
minimal
II Laserasi >2 cm, kontusi otot disekitarnya Dislokasi fragmen jelas
III Luka lebar, rusak hebat, atau hilangnya Kominutif, segmental, fragmen
jaringan di sekitarnya tulang ada yang hilang
Tabel 1. Klasifikasi Fraktur terbuka menurut Gustillo dan Anderson (1976).2
Tipe Batasan
I Robekan kulit dengan kerusakan kulit otot, luka bersih, kurang dari
1 cm panjangnya
II Panjang luka > 1 cm tanpa kerusakan jaringan lunak yang berat.
Seperti grade I namun disertai memar kulit dan otot, luka lebih luas
III Kerusakan jaringan lunak yang berat dan luas, fraktur segmental
3
fraktur yang lebih dari 8 jam setelah kejadian.
Klasifikasi lanjut fraktur terbuka tipe III (Gustillo dan Anderson, 1976) oleh Gustillo,
Tipe Batasan
IIIC Disertai kerusakan arteri yang memerlukan repair tanpa melihat tingkat
Fraktur tidak selalu disebabkan oleh trauma yang berat, trauma yang ringan
saja dapat menimbulkan fraktur bila tulangnya sendiri sudah terkena penyakit
tertentu. Oleh karena itu dikenal juga berbagai jenis fraktur5 :
1. Fraktur disebabkan trauma yang berat
2. Fraktur patologik : Fraktur yang terjadi pada tulang yang sebelumnya telah
mengalami proses patologik, misalnya tumor tulang primer atau sekunder,
mieloma multipel, kista tulang, dan osteomielitis sehingga trauma ringan
saja sudah dapat menimbulkan fraktur.
3. Fraktur stress : Fraktur ringan yang terus menerus, misalnya fraktur march
pada metatarsal, fraktur tibia pada penari balet, dan fraktur fibula pada
pelari jarak jauh.
4
Menurut garis frakturnya, patah tulang dibagi menjadi fraktur komplet atau
inkomplet (termasuk fisura dan greenstick fracture), transversa, oblik, spiral,
kompresi, simpel, kominutif, segmental, kupu-kupu, dan impaksi (termasuk impresi
dan inklavasi.
Gambar 2. Jenis Patah tulang. Fraktur komplet : (a) Transversal; (b) Segmental; (c)
Spiral. Fraktur inkomplete : (d) Buckle/torus/melengkung; (e,f) greenstick.4
5
o Location Menjelaskan mengenai lokasi tulang dimana terjadinya
fraktur
o Displacement
1 - Avulsion fracture
2 - Complete fracture
3 - Comminuted fracture
1 - Simple
7
2 - Crush/depression
3 - Comminuted - split depression
1 - Simple
2 - Crush/depression
3 - Comminuted - split depression
a. Greenstick, yaitu fraktur dimana satu sisi tulang retak dan sisi lainnya bengkok.
8
c. Spiral, yaitu fraktur yang mengelilingi tungkai/lengan tulang.
d. Obliq, yaitu fraktur yang garis patahnya miring membentuk sudut melintasi tula
a. Complet, yaitu garis fraktur menyilang atau memotong seluruh tulang dan fragmen
c. Fraktur kompresi, yaitu fraktur dimana tulang terdorong ke arah permukaan tulang
lain.
bagian.
g. Fraktur dengan perubahan posisi, yaitu ujung tulang yang patah berjauhan dari
h. Fraktur tanpa perubahan posisi, yaitu tulang patah, posisi pada tempatnya yang
9
normal.
i. Fraktur Complikata, yaitu tulang yang patah menusuk kulit dan tulang terlihat.
I. Epifisis dan cakram epifisis lepas dari metafisis tetapi periosteumnya masih utuh.
II. Periost robek di satu sisi sehingga epifisis dan cakram epifisis lepas sama sekali
dari metafisis.
10
III. Patah tulang cakram epifisis yang melalui sendi
IV. fragmen patah tulang yang garis patahnya tegak lurus cakram epifisis
12
Ada jenis fraktur yang patahnya tidak disebabkan oleh trauma, tetapi
disebabkan oleh adanya proses patologis, misalnya tumor, infeksi, atau osteoporosis
tulang. Ini disebabkan oleh kekuatan tulang yang berkurang, dan disebut fraktur
patologis.
Ada juga fraktur, yang biasanya berbentuk fisura, yang disebabkan oleh beban
lama atau trauma ringan yang terus menerus yang disebut fraktur kelelahan. Hal ini
misalnya terjadi pada tungkai bawah di tibia atau tulang metatarsus pada tentara,
penari, atau olahragawan yang sering berbaris atau berlari. Akan tetapi, fisura tulang
lebih sering disebabkan cedera.
Sehubungan dengan patofisiologi dan perjalanan penyakitnya, fraktur juga
dibagi atas dasar usia pasien, yaitu fraktur pada anak-anak, fraktur pada orang
dewasa, dan fraktur pada orang tua. Pola anatomis kejadian fraktur dan
penanganannya pada ketiga golongan umur tersebut berbeda. Orang tua lebih sering
menderita fraktur pada tulang yang osteoporotic, seperti vertebra atau kolum femur;
orang dewasa lebih banyak menderita fraktur tulang panjang, sedangkan anak jarang
menderita robekan ligament. Penanganan fraktur pada anak membutuhkan
pertimbangan bahwa anak masih tumbuh. Selain itu, kemampuan penyembuhan anak
lebih cepat dan karena itulah pemendekan serta perubahan bentuk akibat patah lebih
13
dapat ditoleransi pada anak. Pemendekan dapat ditoleransi karena pada anak terdapat
percepatan pertumbuhan tulang panjang yang patah. Perubahan bentuk dapat
ditoleransi karena anak mempunyai daya penyesuaian bentuk yang lebih besar.
Satu bentuk fraktur yang khusus pada anak adalah fraktur yang mengenai
cakram pertumbuhan. Fraktur yang mengenai cakram epifisis ini perlu mendapat
perhatian khusus karena dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan. Fraktur cakram
epifisis ini dibagi menjadi lima tipe. 8
Tipe 1 Epifisis dan cakram epifisis lepas dari metafisis, tetapi
periosteumnya masih utuh
Tipe 2 Periosteum robek di satu sisi sehingga epifisis dan cakram epifisis
lepas sama sekali dari metafisis
Tipe 3 Fraktur cakram epifisis yang melalui sendi
Tipe 4 Terdapat fragmen fraktur yang garis patahannya tegak lurus
cakram epifisis
Tipe 5 Terdapat kompresi pada sebagian cakram epifisis yang
menyebabkan kematian dari sebagian cakram tersebut
ETIOLOGI
Fraktur terjadi bila ada suatu trauma yang mengenai tulang, dimana trauma tersebut
Ekstrinsik meliputi kecepatan dan durasi trauma yang mengenai tulang, arah
14
Trauma langsung akibat benturan akan menimbulkan garis fraktur transversal
dan kerusakan jaringan lunak. Benturan yang lebih keras disertai dengan
Trauma tidak langsung mengakibatkan fraktur terletak jauh dari titik trauma
dan jaringan sekitar fraktur tidak mengalami kerusakan berat. Pada olahragawan,
penari dan tentara dapat pula terjadi fraktur pada tibia, fibula atau metatarsal yang
Selain trauma, adanya proses patologi pada tulang seperti. tumor atau pada
penyakit Paget dengan energi yang minimal saja akan mengakibatkan fraktur.
Sedang pada orang normal hal tersebut belum tentu menimbulkan fraktur.9
PATOFISIOLOGI FRAKTUR
keterbatasan gerak dan ketidakseimbangan berat badan. Fraktur yang terjadi dapat
berupa fraktur tertutup ataupun fraktur terbuka. Fraktur tertutup tidak disertai
kerusakan jarigan lunak seperti otot, tendon, ligamen, dan pembuluh darah.10
karena dapat menyebabkan fragmen tulang keluar menembus kulit sehingga akan
15
untuk terjadinya infeksi. Keluarnya darah dari luka terbuka dapat mempercepat
otot pada daerah fraktur menyebabkan disposisi pada tulang, sebab tulang berada
16
BAB III
KESIMPULAN
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan
atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa. Fraktur menurut ada
tidaknya hubungan antara patahan tulang dengan dunia luar dibagi menjadi dua, yaitu
fraktur tertutup dan fraktur terbuka. Fraktur diklasifikasikan Berdasarkan garis patah
tulang yaitu greenstick, transversal, spiral, dan obliq. Berdasarkan bentuk patah
Penyebab fraktur ini dapat berupa trauma langsung, tak langsung, maupun penyakit
yang menyertai. 4, 8
17
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Watampone. 2007
18