Struktur Baja Ii Bagian 1
Struktur Baja Ii Bagian 1
Kontrak Kuliah
SYARAT IKUT FINAL = MIN KEHADIRAN 75 %
1. Kehadiran = 10%
2. Tugas = 25%
3. Quis = 30%
4. Final Test = 35%
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS 1
MODUL 1
KOMPONEN STRUKTUR LENTUR
Capaian Pembelajaran :
- Mahasiswa dapat melalukan analisis dan desain komponen struktur lentur yang
terkekang lateral secara menerus pada bagian sayap tekan
- Mahasiswa dapat memahami perilaku balok akibat lentur dua arah
- Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami mengenai tegangan geser pada balok,balok
memikul beban terpusat
A. Pendahuluan
Komponen struktur lentur adalah komponen stuktur yang menggabungkan batang
tarik dan batang tekan dengan suatu separasi. Besar separasi tersebut dapat bersifat tetap
atau berubah sebagai fungsi dari posisi. Untuk penampang komponen struktur lentur
yang memiliki satu sumbu simetri atau lebih dan terbebas dari semua jenis tekuk serta
dibebani pada pusat gesernya, tegangan lentur dapat ditentukan dengan cara berikut ini,
Mx My
S x Sy
Mx .cy My .cx
Ix Iy
dimana:
Sx, Sy adalah modulus penampang masing-masing terhadap sumbu –x dan sumbu –y,
Ix, Iy adalah momen inersia masing-masing terhadap sumbu –x dan sumbu –y,
cx, cy adalah jarak dari garis netral terhadap serat-serat ekstrim masing-masing terhadap
sumbu –x dan sumbu –y,
STRUKTUR BAJA 2
SURYANTI RAPANG TONAPA, ST., MT
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS 2
cy cy
cx
x x y y x x
Ix Iy Ix
Sx Sy Sx
cy cx cy
Untuk balok dengan pengaku lateral yang memenuhi syarat dan kelangsingan
elemen-elemen penampangnya lebih kecil daripada λp, berlaku berikut ini,
cy
z
M
z
Kondisi 1:
cy
cy
M .z.dA z2 .dA .Ix .Sx fy
cy
z fy fy
2: M fy . .z.dA z2 .dA .Ix fy .Sx Myx
cy cy cy
STRUKTUR BAJA 2
SURYANTI RAPANG TONAPA, ST., MT
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS 3
Mpx Mp Zx
Dengan demikian faktor penampang x adalah: x
Myx My Sx
Faktor penampang terhadap sumbu –x, ηx, dari profil IWF bervariasi antara 1,09 ~ 1,18.
Sedangkan terhadap sumbu –y, ηy, dapat mencapai 1,5.
Contoh: Tentukan faktor penampang terhadap sumbu –y, ηy, dari profil IWF berikut:
tf tf
tw
b
y y
b b t t
Zy 2.2. .t f . (d 2.t f ). w . w .2
2 4 2 4
1 1
Zy .t f .b2 .(d 2.t f ).t 2w
2 4
1 1
Iy .t f .b3.2 .(d 2.t f ).t 3w
12 12
1 1
Iy .t f .b3 .(d 2.t f ).t 3w
6 12
Iy 1 1 d 2.t f 3
Sy 1 .t f .b2 .( ).t w
2
.b 3 6 b
Zy 2 f
1 .t .b2 1 . d 2.t .t 2
f w 3
x 4 1,5
2 d 2. t
Sy 1 .t .b 1 .
3 f 6 b
f
.t3w 2
C. Sendi Plastis
Bila tahanan lentur plastis penampang balok telah tercapai maka penampang
balok tersebut akan berdeformasi secara plastis tanpa memberikan tambahan tahanan
lentur, keadaan ini disebut balok telah membentuk sendi plastis. Diagram momen-
kelengkungan (M – ) dari suatu penampang balok yang telah mengalami plastifikasi
STRUKTUR BAJA 2
SURYANTI RAPANG TONAPA, ST., MT
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS 4
yp u
Agar suatu penampang dapat mencapai u , maka harus dipenuhi tiga persyaratan
yaitu kekangan lateral balok, b/t pada flens tekan, dan hw/tw pada web.
Syarat tahanan,
b.Mn ≥ Mu
dimana, b = 0,9 adalah faktor tahanan,
Mnadalah tahanan nominal,
Muadalah momen lentur terfaktor.
Kompak, < p
pelat)
STRUKTUR BAJA 2
SURYANTI RAPANG TONAPA, ST., MT
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS 5
Mr
(= b/t)
0 p r
yang mana adalah kelangsingan penampang balok (flens dan web), λp, λr lihat
Peraturan Baja Indonesia atau SNI Baja.
Untuk penampang balok hibrida dimana fyf > fyw, maka perhitungan Mr harus
berdasarkan pada nilai yang lebih kecil dari (fyf – fr) dan fyw.
Contoh:
Rencanakan balok berikut dengan beban mati D = 300 kg/m’ dan L = 1200 kg/m’.
Bentang balok adalah l = 10 m. Sisi tekan flens terkekang secara lateral.
Gunakan profil I dengan dua jenis baja masing-masing BJ 37 dan BJ 55.
STRUKTUR BAJA 2
SURYANTI RAPANG TONAPA, ST., MT
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS 6
Jawab:
qn
l = 10.0000 mm
b*Mn ≥ Mu
Mu 28,5
Atau Mn 31,7 t m
b 0,9
p r
b 170 370
Flens
2.t f fy fy fr
h 1680 2550
Web w
tw fy fy
b
y Zx = b. tf.(d – tf) + tw.(½.d – tf)2
tf
Zy = ½.tf.b2 + ¼.(d – 2.tf).tw2
hw = d – 2.(r0 + tf)
d x x
tw
STRUKTUR BAJA 2
SURYANTI RAPANG TONAPA, ST., MT
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS 7
I
Mr = (fy – fr).Sx fy fr . 1 x
2
.d
20,4.107
410 70. 1 = 46 t-m ………… Terlalu Kuat
2
.300
Coba IWF 250.250.9.14 (r0 = 16 mm) Ix = 10,8*107 mm4
p r
125
Flens 8,9 8,4 20 ………… Penampang tak kompak
14
190
Web 21 83 126
9
Zx = b. tf.(d – tf) + tw.(½.d – tf)2
= 250*14*(250 – 14) + 9*(½.250 – 14)2
= 936.889 mm3
Ix 10,8.107
Sx 1 1 864000 mm3
2
.d 2
.250
STRUKTUR BAJA 2
SURYANTI RAPANG TONAPA, ST., MT
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS 8
r p
Mn .Mp .Mr
r p r p
E. Lendutan Balok
l
M1 .l 2
s
16.EI
s
M1
q0
½.l S ½.l
s
5 q0 .l 4 5 1
.
384 EI 84
EI 48 EI
l 2 5 M .l 2
. 8 .q0 .l 2 . . 0
Dimana, M0 18 * q0 * l 2
a b
P
½.l S ½.l
P.b
s * (3.l 2 4.b2 ) b < ½.l
48.EI
STRUKTUR BAJA 2
SURYANTI RAPANG TONAPA, ST., MT
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS 9
q0
S
l
M1 M2
a 1 *q * l 2
0
8
M1
M2
M0 Ms
M1 M2
5 M0 .l 2 M1 .l 2 M2 .l 2
s .
84 EI 16.EI 16.EI
1 l2
s . * 5.M0 3.M1 3.M2
48 EI
M M2
Karena M0 Ms 1 Maka
2
1 l2
s
. * 5.Ms 52 .M1 52 .M2 3.M1 3.M2
48 EI
5 l2
s . * Ms 0,1.M1 0,1.M2
48 EI
Lendutan tersebut harus dibatasi sesuai dengan Bab 6.4.3 pada Tata cara Perencanaan
Struktur Baja untuk Bangunan Gedung di Indonesia.
dA
½.d
y
Garis netral
V
Dalam perencanaan dapat digunakan: v
d.t w
Dimana, d adalah tinggi total penampang,
tw adalah tebal web/badan.
atau Vn = τy.d.tw = 0,58.fyw.d.tw
0,6.fyw.d.tw ……………………. (*)
Dimana fyw adalah kuat leleh web.
h 1100
Persamaan (*) dapat digunakan bila persyaratan berikut ini dipenuhi,
tw fyw
Tahanan geser rencana adalah:
v.Vn ≥ Vu
yang mana v = 0,9
Vn adalah tahanan geser nominal,
Vu adalah gaya lintang terfaktor.
Contoh:
Tentukan tahanan geser rencana profil IWF 300.300.10.15
D = 300 mm BJ 37: fu = 370 MPa
tw = 10 mm fy = 240 MPa
tf = 15 mm
r0 = 18 mm
Jawab :
h = d – 2 (ro + tf) = 300 – 2 (18 + 15) = 234 mm
h 234 1100 1100
23,4 71
t w 10 fyw 240
∴ Vn = 0,6.fyw.d.tw = 0,6*240*300*10 = 43,2 ton
Vd = v.Vn = 0,9*43,2 = 38,9 ton
STRUKTUR BAJA 2
SURYANTI RAPANG TONAPA, ST., MT
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS 11
Tekuk Vertikal
tf
stiffener las stiffener
Tepi
terbuka
j b
Pu
Pu
STRUKTUR BAJA 2
SURYANTI RAPANG TONAPA, ST., MT
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS 12
Dimana, = 0,75
355 bila j > ½.d
= 3. Nd bila N/d 0,2
175 bila j ½.d
4d.N 0,2 bila N/d 0,2
(a) (b)
a) Sisi tekan flens fixed terhadap rotasi pada posisi bekerjanya gaya Ru
STRUKTUR BAJA 2
SURYANTI RAPANG TONAPA, ST., MT
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS 13
h bf
Untuk 2,3 Maka
t w Lb
Cr .t 3w .t f h bf
3
Rn .1 0,4. . [=N]
h2 t w L b
h bf
Untuk 2,3 Rn
t w Lb
Solusi: Di tempat bekerjanya Ru dipasang
1. Bresing lateral lokal di flens tarik, atau
2. Sepasang pengaku vertikal atau pelat pengganda
b) Sisi flens tekan bebas terhadap rotasi pada posisi bekerjanya gaya Ru
h bf
Untuk 1,7 Maka
t w Lb
C r .t 3w .t f h bf
3
Rn .0,4. . [=N]
h2 t w Lb
h bf
Untuk 1,7 Rn
t w Lb
Solusi: Dipasang bresing lateral lokal di flens tarik dan tekan di tempat
bekerjanya Ru dipasang
Dimana Lb adalah jarak terbesar dari titik-titik yang tidak dikekang secara
lateral pada salah satu flens balok.
tw Tepi terbuka
Ru Ru j
STRUKTUR BAJA 2
SURYANTI RAPANG TONAPA, ST., MT
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS 14
t 3w
R n 10.750* * * fyw [=N]
h
Nu bcf
tcf
fy
Pelat terusan
tw
Pelat diagonal db
Pelat pengganda
dc
Nu
a) Bila tidak dilakukan analisis khusus daerah panel terhadap stabilitas struktur.
Nu ≤ 0,4.Ny, Vn = 0,60.fy.dc.tw
N
Nu > 0,4.Ny, Vn = 0,60.fy.dc.tw. 1,4 u
N y
b) Bila dilakukan analisis khusus daerah panel terhadap stabilitas struktur
3.bcf .t 2cf
Nu ≤ 0,75.Ny, Vn = 0,60.fy.dc.tw. 1
db .dc .t w
3.bcf .t 2cf 1,2.Nu
Nu > 0,75.Ny,
Vn = 0,60.fy.dc.tw. 1 1,9
db .dc .t w N y
STRUKTUR BAJA 2
SURYANTI RAPANG TONAPA, ST., MT
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS 15
dimana Ny = fy.Ag
Pengaku vertikal yang dipasang secara penuh dari flens atas hingga flens
bawah karena gaya tekan yang bekerja terhadap flens balok biasa atau balok
berdinding penuh harus direncanakan sesuai dengan persyaratan perencana-an
komponen struktur tekan dengan persyaratan tambahan berikut ini:
a) Panjang tekuk efektif 0,75.h;
b) Ada satu pasang pengaku vertical;
c) Bagian dari pelat badan selebar 25.tw untuk pengaku interior atau 12.tw
untuk pengaku exterior.
Pengaku
vertikal
Pengaku
tw tw vertikal
Pengaku
vertikal
25.tw 12.tw
Interior Exterior
8) Lain-lain
a) Pada ujung-ujung komponen struktur yang tidak merangka ke komponen
struktur yang lain, harus dipasang sepasang pengaku vertical penuh
setinggi balok.
b) Pelat pengganda harus direncanakan sesuai dengan Standar Struktur
Bangunan Baja Indonesia, Bab 12.
STRUKTUR BAJA 2
SURYANTI RAPANG TONAPA, ST., MT
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS 16
9) Contoh :
Pu1 = 50 ton Pu1 = 50 ton
300
fyw = 240 MPa
fyf = 240 MPa
700 13 k = 52 mm
N = 150 mm
24
(1) Leleh lokal pada web
Lapangan: .Rn = .(.k + N).fyw.tw
(j > d) = 1,0*(5*52 + 150)*240*13
= 128 ton > Pu1 (= 50 ton) OK
Tumpuan: .Rn = .(.k + N).fyw.tw
(j < d) = 1,0*(2,5*52 + 150)*240*13
= 87 ton < Pu1 + Pu2 (= 100 ton) → perlu pengaku
vertikal
Lapangan:
t
R u .R n ..t 2w .1 . tw
f
1,5 t
. fyw . t w
f
(j > ½.d)
3. Nd 3 * 150 9
700 14
= 355
N
d
3
14 0,21 0,2
4. Nd 0,2 0,66
700
h bf 2 * 2 52 300
* 2,75 2,3
t w Lb 13 5000
Rn OK
y
My
M
x
x
Mz
Garis Netral
P
My
My = M cos Mz
y tan
tan z
z
Mz Mz = M sin My
Bidang
Cat.: Arah vektor momen positif
ditentukan konsisten terhadap
asumsi tensor tegangan.
STRUKTUR BAJA 2
SURYANTI RAPANG TONAPA, ST., MT
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS 18
Bidang netral adalah suatu bidang dimana lenturan terjadi tegak lurus terhadap
bidang tersebut. Bidang netral dianggap bersudut α terhadap sumbu z. Berikut adalah
beberapa tinjauan untuk kasus α = 0, α = ½., dan α sembarang.
Kasus α = 0: (Lentur terjadi pada bidang xy)
Dalam kasus tersebut tegangan x dapat dinyatakan sebagai berikut:
x = –k1.y
Persamaan (1), (2), dan (3) menjadi:
∫x.dA = k1.∫y.dA = 0 ........................................ (4)
My = –∫x.z dA = ∫k1.yz.dA = k1.Iyz ........................................ (5)
Mz = –∫x.y dA = ∫k1.y2.dA = k1.Iz ........................................ (6)
Persamaan (4) menyatakan bahwa sumbu z adalah garis berat. Persamaan (5) dan (6)
memberikan
My Mz
k1
Iyz Iz
Mz I z
Atau, tan
M y I yz
Untuk sumbu yang bukan sumbu utama atau untuk sumbu yang bukan bagian dari
sumbu simetri, maka Iyz 0 dan ½., artinya garis netral tidak bidang kerja
beban. Untuk sumbu utama atau bagian dari sumbu simetri penampang dengan paling
tidak satu sumbu simetri maka Iyz = 0, = ½., dan My = 0, artinya garis netral bidang
kerja beban dan beban hanya bekerja // bidang xy.
Kasus = ½. : (Lentur terjadi pada bidang xz)
STRUKTUR BAJA 2
SURYANTI RAPANG TONAPA, ST., MT
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS 19
Mz Iyz
Atau, tan
My I y
Untuk sumbu yang bukan sumbu utama atau untuk sumbu yang bukan bagian dari
sumbu simetri maka Iyz ≠ 0 dan γ ≠ 0, artinya garis netral tidak tegak lurus bidang kerja
beban. Untuk sumbu utama atau bagian dari sumbu simetri penampang dengan paling
tidak satu sumbu simetri maka Iyz = 0, γ = 0, dan Mz = 0, artinya garis netral ⊥ bidang
kerja beban dan beban hanya bekerja sejajar bidang xz.
Kasus α sembarang:
Tegangan x dinyatakan sebagai superposisi (kasus elastis) dari dua kasus sebelumnya,
x = –k1.y – k2.z
My = k1.Iyz + k2.Iy
Mz = k1.Iz + k2.Iyz
My Iy Iyz k 2
Atau,
Mz Iyz Iz k1
k 2 1 Iz Iyz My
k 1 Iy .Iz Iyz Iyz I y Mz
2
STRUKTUR BAJA 2
SURYANTI RAPANG TONAPA, ST., MT
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS 20
Bila sumbu –y dan –z adalah dua sumbu utama yang saling tegak lurus atau
bagian dari sumbu simetri dari suatu penampang yang paling tidak memiliki satu sumbu
simetri, maka Iyz = 0 dan Persamaan (10) untuk tegangan menjadi,
M My
x z .y .z (pada sumbu utama)
Iz Iy
Bila pada serat-serat extreem dibatasi x ≤ fy, maka berlaku:
Mz My
1
fy .Sz fy .S y
adalah persamaan interaksi untuk Mz, My dan berlaku untuk daerah elastis linier
saja. Garis netral adalah tempat kedudukan titik material dengan tegangan x = 0.
Dengan me-nol-kan Persamaan (10) dan disusun kembali diperoleh,
M
y Iz Mz .Iyz I I . tan
y z yz
tan M
z z
.Iy Iyz Iy . tan I yz
My
Untuk sumbu utama atau bagian dari sumbu simetri penampang dengan paling
tidak satu sumbu simetri, maka Iyz = 0 diperoleh,
I 1
tan z .
I y tan
artinya bila = ½., ma ka = 0 terlepas dari nilai Iz dan Iy. Namun bila ½.,
maka nilai menjadi sangat bergantung kepada nilai Iz dan Iy; dalam hal ini bidang
beban tidak tegak lurus bidang netral. Khusus untuk penampang dengan Iz = Iy, seperti
STRUKTUR BAJA 2
SURYANTI RAPANG TONAPA, ST., MT
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS 21
penampang bujur sangkar, maka bidang beban senantiasa tegak lurus bidang netral.
Persamaan-persamaan yang dikembangkan di atas hanya berlaku untuk material
elastis linier (x < fy). Bila material telah mencapai daerah plastis seperti halnya untuk
perencanaan lapangan, maka persamaan berikut dapat digunakan untuk profil-profil yang
paling tidak memiliki satu sumbu simetri,
Muy Muz
1,0
b .Mny b .Mnz
Yang mana, Mu adalah momen terfaktor,
Mn adalah tahanan lentur nominal,
b = 0,9 adalah faktor tahanan.
STRUKTUR BAJA 2
SURYANTI RAPANG TONAPA, ST., MT
TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA PAULUS 22
I. DAFTAR PUSTAKA
a) Agus Setiawan,”Perencanaan Struktur Baja Dengan Metode LRFD (Berdasarkan SNI
03-1729-2002)”, Penerbit AIRLANGGA, Jakarta, 2008.
b) AISC Construction Manual, 2005.
c) AISC-2005 Specification for Structural Steel Buildings.
d) Canadian Institute of Steel Construction, 2002.
e) Charles G. Salmon, Jhon E. Johnson,”STRUKTUR BAJA, Design dan Perilaku”, Jilid 1,
Penerbit AIRLANGGA, Jakarta, 1990.
f) “PERATURAN PERENCANAAN BANGUNAN BAJA (PPBBI)”, Yayasan Lembaga
Penyelidikan Masalah Bangunan, 1984.
g) SNI 03 - 1729 – 2002. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung.
h) William T. Segui,”Steel Design”, THOMSON, 2007.
STRUKTUR BAJA 2
SURYANTI RAPANG TONAPA, ST., MT
TUGAS 01
STRUKTUR BAJA II KELAS I6 & M6
MARET 2020
a
fyw = 240 MPa
fyf = 240 MPa
b c k = 52 mm
N = 150 mm
d
Kerjakan seperti contoh, untuk profil baja diharapkan memilih dari table profil baja.
X = angka terakhir stambuk
Tugas ditulis tangan dan difoto/discan
Dikirim email pebrinarrianisangle@gmail.com
Nama filenya SB2I6abcde01
abcde=lima angka terakhir stambuk Kode kelas
Kode tugas
contoh 6160505170026
penulisan filenya
SB2I67002601
Kode mata
kuliah
Lima angka
terakhir stambuk