Anda di halaman 1dari 2

Analisis struktural puisi “Percakapan di Suatu Desa” karya D.

Zawawi
Imron.

PERCAKAPAN DI SATU DESA

Nanti malam, apa jadi engkau ke rumah?


Istriku membuat dodol biji mangga
Kita makan di halaman
Berdua kita pecaahkan
Besok lusa, tolonglah aku menyabit lalang
Buat pengganti atap gubukku
Ajaklah Sidun, aku senang padanya
Lantaran ketawanya yang menggelegar
Dapat mengganjal jiwaku yang sedang lapar
Nanti malam, apa jadi engkau ke rumah?
Di bawah bulan yang mulai sembuh dari gerhana
Sambil menunggu gerhana bulan
Bagaimana bisa kutebus
Sawah ladangku yang masih tergadai

Analisis puisi:

Puisi “Percakapan di Suatu Desa” karya D. Zawawi Imron memanfaatkan sarana


pertanyaan retoris /nanti malam, apa jadi engkau ke rumah?/. pertanyaan retoris ini juga
sekaligus mengalami repetisi atau pengulangan dengan kalimat yang sama persis. Hal itu
mengandung makna sebuah pertanyaan yang penuh harapan. Yaitu harapan penulis agar
tokoh kau datang untuk saling berbagi suka dan duka bersama. Diksi “dodol biji mangga”
menggambarkan sesuatu yang enak atau sebuah kebahagiaan sedangkan diksi “jiwaku yang
sedang lapar” menggambarkan sebuah kesengsaraan. Hal ini tentu menegaskan makna
harapan penulis akan kedatangan tokoh kau dengan alasan untuk berbagi suka dan duka.
Rima pada puisi ini jika dilihat dari segi bunyi terdapat Rima paruh, seperti yang
terdapat pada kata /halaman/ dengan kata /pecahkan/ juga terdapat pada kata
/menggelar/dan /lapar/. Berdasarkan posisi kata juga terdapat Rima dalam yang ada pada
baris ketiga yaitu /makan/ dan /halaman/. Bunyi asonansi juga mendominasi terbukti dari
dominasi huruf /a/, /i/, /u/, serta /e/. Efoni juga nampak jelas dalam puisi ini dimana bunyi
yang merdu dan memudahkan dalam pembacaannya membuktikan hal tersebut. Zawawi
Imron menggunakan citraan auditif (pendengaran) yang terdapat pada kalimat /lantaran
ketawanya yang menggelegar/, bahasa kias personifikasi dibuktikan dengan kalimat /..bulan
yang mulai sembuh../, serta simbol “gerhana bulan” untuk menggambarkan suasana. Wujud
visual dari puisi karya Zawawi Imron ini memiliki ketidakteraturan dalam segi baris. Dimana
hanya terdapat satu bait memanjang dengan jumlah baris 14, yang juga menggambarkan
suasana penuh harap.

Puisi “Percakapan di Suatu Desa” ini memiliki makna harapan tokoh aku akan
kedatangan tokoh kau untuk berbagi cerita suka dan duka yang dialaminya. Tokoh aku
sedang mengalami kesulitan dan membutuhkan bantuan tokoh kau untuk melewati masalah
tersebut dan menenangkan hatinya.

Anda mungkin juga menyukai