Oleh
1914241001
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Kelompok : kelompok 4
NPM : 1914241001
Jurusan : Peternakan
Fakultas : Pertanian
Mengetahui,
Asisten Dosen
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan kesehatan
sehingga penulis bisa menyelesaikan laporan dengan judul “” ini dengan tepat waktu.
Shalawat serta salam tak lupa kita sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
kita nantikan syafaatnya di yaumil akhir nanti
Saya menyadari, laporan yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini. Terimakasih dan semoga bermanfaat.
Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ I
KATA PENGANTAR.................................................................................... II
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................... 2
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 14
I.PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pakan memegang peran penting bagi produktifitas ternak. Pakan yang diberikan pada
ternak khususnya pada ternak ruminansia adalah pakan yang mengandung serat,
protein serta zat nutrisi lain yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup ternak,
oleh sebab itu pakan haruslah tetap tersedia. Akan tetapi, makanan ternak berisi zat
nutrisi dengan kandungan yang berbeda-beda sehingga perlu dilakukan analisis untuk
mengetahui kualitas dan kuantitas zat gizi yang dibutuhkan oleh ternak. Kualitas
bahan pakan dan komponennya ini dapat dinilai melalui tiga tahapan penilaian, yaitu
secara fisik, kimia, dan biologis. Salah satu tahapan dari penilaian ini dapat dilakukan
melalui analisis proksimat.
Analisis proksimat bermanfaat dalam menilai dan menguji kualitas suatu bahan pakan
atau pangan dengan membandingkan nilai standar zat makanan atau zat pakan dengan
hasil analisisnya. Dengan demikian analisis proksimat ini dapat bermanfaat bagi
dunia peternakan, terutama dalam pemberian nutrisi yang dapat memenuhi kebutuhan
ternak. Maka dari itu Berdasarkan uraian di atas, praktikum tentang analisis
proksimat ini penting untuk dilakukan untuk menunjang pengetahuan tentang cara
untuk mengetahui kadar nutrisi dalam suatu pakan.
B.Tujuan
Analisis proksimat adalah analisisterhadap suatu bahan yang menyangkut air, protein,
lemak, abu dan serat(Adila,2007).
Analisa proksimat merupakan uji analisa suatu bahan pakan yang telah lama ada dan
dapat digunakan untuk menduga nilai nutrien dan nilai energi dari bahan atau
campuran pakan yang berasal dari bagian komponen bahan pakan tersebut (NRC,
1994). Analisa proksimat dibagi ke dalam enam fraksi zat makanan yaitu kadar air,
abu, protein kasar, lemak, serat kasar dan bahan ekstrak tanpa nitrogen (Amrullah,
2004).
Indikator dari daya cerna dan bulkiness suatu bahan pakan merupakan inti utama dari
serat kasar (Barry, 2004).
Sifat-sifat lemak yaitu tidak larut dalam air dan lemak adalah campuran trigliserida
dalam bentuk padat dan terdiri dari suatu fase padat dan fase cair (Buckle, 2005).
Serat kasar terdiri dari selulosa, hemiselulosa dan lignin. Selulosa dan hemiselulosa
merupakan komponen dinding sel tumbuhan dan tidak dapat dicerna oleh ternak
monogastrik. Hewan ruminansia mempunyai mikroorganisme rumen yang memiliki
kemampuan untuk mencerna selulosa dan hemiselulosa (Chandra, 2001).
Di tiap bahan pakan yang paling kering sekalipun,masih terdapat kandungan air
walaupun dalam jumlah yang kecil (Defano, 2000).
Zat anorganik yang tertinggal di dalam pemanasan dengan tanur disebut dengan
abu(ash) (Halim, 2006).
Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan yang dinyatakan
dalam satuan persen. Kadar air juga merupakan karakteristik yang sangat penting
dalam bahan pangan karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, serta ikut
menentukan kesegaran dan daya awet bahan pangan tersebut. Kadar air menyebabkan
mudahnya bakteri, kapang dan khamir untuk berkembang biak sehingga akan terjadi
perubahan pada bahan pangan. Kadar air adalah perbedaan antara berat bahan
sebelum dan sesudah dilakukan pemanasan. Setiap bahan bila diletakkan dalam udara
terbuka kadar airnya akan mencapai keseimbangan dengan kelembaban udara
disekitarnya. Kadar air ini disebut dengan kadar air seimbang (Haryanto, 2002).
Serat kasar merupakan kemudahan bagi makluk hidup untuk mendapatkan zat-zat
yang dibutuhkan oleh tubuh. (Herman, 2005).
Analisis proksimat memiliki manfaat sebagai penilaian kualitas pakan atau bahan
pangan terutama pada standar zat makanan yang seharusnya terkandung di dalamnya
(Jossemariee, 2010)
Pemanasan di dalam tanur adalah dengan suhu 400-600 derajat Celcius (Karra, 2007).
Lemak kasar yang dihasilkan dari penentuan lemak kasar adalah ekstraksi dari
klorofil, xanthofil, dan karoten (Khairul, 2009)
Penentuan kadar abu yaitu usaha untuk mengetahui kadar abu, dalam analisis secara
umum ditentukan dengan membakar bahan pakan biasanya hanya zat-zat organik
selanjutnya ditimbang, sisanya disebut abu (M. Syarif, 2000).
Analisis kadar serat kasar adalah usaha untuk mengetahui kadar serat kasar dalam
bahan baku pakan pelaksanaan dilaboratorium biasanya dilakukan secara kimiawi
dengan metode mendell (Mulyono, 2000).
Serat kasar adalah semua zat organik yang tidak larut dalam H2SO40,3 N dan dalam
NaOH 1,5 N yang berturur-turutdimasak selama 30 menit. Kandungan serat kasar
yang tinggidalam makanan akan menurunkan koefisiensi cerna dalam bahan pakan
tersebut, karena serat kasar megandung bagian yang sukar untuk dicerna. (Poetra,
2005).
Bahan ekstrak tanpa nitrogen adalah kandungan zat makanan dikurangi persentase
air, abu, protein kasar, lemak kasar, dan serat kasar. Kadar Bahan Ekstrak Tanpa
Nitrogen dihitung sebagai nutrisi sampingan dari protein (Susi, 2001)
Protein merupakan komponen penting yang terdapat dalam makanan, dari hasil
penelitian bahwa protein sangat berkualitas tinggi (Sutardi, 2009)
Kandungan air dalam bahan makanan ikut menentukan acceptability, kesegaran dan
daya tahan bahan itu. Selain merupakan bagian dari suatu bahan makanan, air
merupakan pencuci yang baik bagi bahan makanan tersebut atau alat-alat yang akan
digunakan dalam pengolahannya. Kandungan air dalam bahan makanan
mempengaruhi daya tahan bahan makanan terhadap serangan mikroba yang
dinyatakan dengan Aw yaitu jumlah air bebas yang dapat digunakan oleh
mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Dari dua pernyataan yang disampaikan
bahwa KA sangat mempengaruhi kualitas pakan (Winarno, 2004).
Kandungan yang ada pada lemak kasar merupakan bukanlah lemak murni melainkan
campuran dari beberapa zat yangterdiri dari klorofil, xantofil dan karoten (Yunus,
2008).
III.METODE PRAKTIKUM
Alat yang digunakan yaitu cawan, oven, desikator, tanur, wadah porselen, penjepit
cawan, timbangan anallitis. Bahan yang digunakan yaitu bahan praktikum
C.Cara Kerja
- wadah cawan yang dipanaskan hingga mencapai berat konstan hal ini diperlukan
untuk menghilangkan air yang mungkin masih menempel pada cawan
- cawan berisi bahan diletakkan dalam tanur tidak menempel pada dinding oven agar
tidak terjadi pemanasan tidak merata
- mengeluarkan cawan dari oven dengan menggunkan penjepit cawan dan dinginkan
- menimbang kadar abu dihitung dengan persamaan
-Ditimbang 2 gr sampel diletakkan pada kertas saring lalu dibentuk dalam bentuk
gulungan
-Masukkan labu kedalam tabung sokhkleat untuk diekstrasi selama 6 jam dengan
menggunakan larutan heksana sebanyak 150 gr
-Lemak yang terekstrasi dimasukkan kedalam oven dengan suhu 105℃ hingga
beratnya konstan
-Menggunakan 0,25 gr sampel yang dimasukan dalam labu kjeldahl 100ml kemudian
diberikan campuran 2 gr k2so4 dan 4o ml hgo
- Setelah dingin kedalam sampel ditambahkan 50ml aqudest dan NAOH 40% lalu di
destilasi . hasil destilasi atau destilat ditampung dalam labu erlenmayer yang berisi
campuran 10ml h3bo3 4% dan 2 tetes indicator methilane blue
- Destilasi dihentikan dan destilat dititrasi dengan HCL 0,02 N sampai berwarna ungu
- menghasilkan warna biru yang merupakan kompleks Antara amilum dan larutan
benedict yang terbentuk
- pemanasan bahan dalam oven pada 105℃ hingga mencapai berat konstan
VI. PEMBAHASAN
Analisis proksimat adalah istilah yang digunakan untuk menentukan kadar gizi suatu
bahan dengan cara yang paling mudah dan cepat yang dapat memberikan nilai
perkiraan yang mendekati kandungan gizi yang ada dalam bahan pangan.
Analisis bahan
Analisis kadar abu bahan
Analisis kadar lemak bahan
Analisis kadar protein bahan
Analisis kadar karbohidrat bahan
Lalu istilah GLP ( good laboratory practice ) merupakan aturan , prosedur, dan
praktek di laboratorium yang benar dan dapat menjamin mutu dan integritas data
analisis yang dihasilkan Maka dari itu glp perlu di pahami calon penganalisis pangan
yang akan melakukan pemeriksaan pangan di laboratorium
Terhadap beberapa analisis pangan dapat dilakukan analisis proksimat dari bahan
pangan yang banyak mengandung air seperti semangka hingga keripik kering maupun
bahan yang banyak mengandung minyak ,untuk analisis bahan pangan penentuan
kadar air suatu bahan dapat dilakukan dengan pengeringan oven destilasi ekstasi dan
teknik fisika kimia lainnya
Pengeringan dengan menggunakan oven didasarkan pada sifat air yang mudah
menguap jika dipanaskan berdasarkan EOEC 1993 penentuan kadar air
menggunakan metode oven , metode oven ini memiliki perangkat oven yang
dilengkapi dengan thermometer untuk mengatur suhu dan timbangan analitik wadah
porselin penjepit porselin dan desikator sebelum digunakan wadah cawan dipanaskan
terlebih dahulu dengan oven hingga mencapai berat konstan hal ini digunakan untuk
menghilangkan air yang masih menempel pada cawan
Prinsip analisis peentuan kadar air yaitu pemanasan bahan dalam oven pada 105℃
hingga mencapai berat konstan
Metode oven
Kadar air = berat sampel (segar – kering / berat sampel segar x 100%
Abu merupakan residu anorganik hasil proses pembakaran atau oksidasi komponen
organic bahan pangan . Kadar abu dari suatu bahan menunjukan total mineral yang
terkandung alam bahan tersebut abu dalam bahan dibedakan menjadi abu total dan
abu terlarut dan abu tak terlarut dan untuk peralatan yang digunakan untuk anallisis
abu terdiri atas : timbangan analitis wadah porsellen penjepit cawan dan desikator
serta tanur . untuk penentuan kadar abu dapat dilakukan dengan pengabuan kering
dan pengabuan basah berdasarkan eoec 1984
Pada anlisis kadar abu ini menggunakan pemanas tanur yang dapat mengabukan
bahan dengan suhu yang cukup tingggi yaitu 600℃ dan dilengkapi alat pengatur
suhu pengabuan kemudian , cawan porselen dan timbangan anallitis sebelum
digunakan wadah cawan yang dipanaskan hingga mencapai berat konstan hal ini
diperlukan untuk menghilangkan air yang mungkin masih menempel pada cawan .
cawan berisi bahan diletakkan dalam tanur tidak menempel pada dinding oven agar
tidak terjadi pemanasan tidak merata alat lain yang digunakan adalah penjepit cawan
dan desikator yang digunakan saat mengeluarkan cawan dari oven dan untuk
mendinginkan cawan sebelum di timbang
Selanjuutnya analisis kadar minyak atau lemak bahan pangan pengukuran kadar
lemak menurut eoec 1993 dapat digunakan dengan metode soksoet pada anlisis lemak
dengan metode sokhlet
Untuk pengukuran kadar protein menurut eoec 1993 dapat dilakukan dengan metode
njheldal metode ini menggunakan peralatan : timbangan analitis perangkat peralatan
untuk metode njeldhal ,perlengkapan peralatan titrasi dan ruang asam
Prinsip analisis penentuan kadar protein dengan metode kjeldahl yaitu ekstrasi
nitrogen total bahan dengan penghancuran bahan yang kemudian dilakukan titrasi
asam HCL
(kadar karbohidrat)%
Lalu penentuan karbohidrat suatu bahan pangan dalam bentuk amilum dapat
dilakukan dengan menggunakan larutan benedict dengan meneteskan larutan benedict
pada bahan yang di periksa akan menghasilkan warna biru yang merupakan kompleks
Antara amilum dan larutan benedict yang terbentuk
Contoh :
Kadar abu = 2%
Mengetahui cara kerja analisis proksimat bahan pakan yaitu analisis kadar air, kadar
abu, kadar lemak, kadar protein, kadar karbohidrat
DAFTAR PUSTAKA
Defano. 2000 . Ilmu Makanan Ternak. Gajah Mada University Press Fakultas
Herman. 2005. Ilmu Makanan Ternak Umum. Gadjah Mada University Press.
Jogjakarta.
https://youtu.be/DwHdVNPikus