Anda di halaman 1dari 3

Pengaruh Struktur Tanah Terhadap Ketahanan Tanah

Dwi Puspitasari

Jurisan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang


Jalan Semarang 5, Malang
Email: dwipuspita4433@gmail.com

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh struktur tanah terhadap


ketahanan tanah pada bencana erosi. Sampel tanah diambil dari Desa Tegalwaru
Kecamatan Dau. Penelitian dilakukan di laboratorium tanah jurusan geografi
Universitas Negeri Malang pada bulan April 2018. Struktur tanah dibedakan
menjadi enam yaitu: lempeng, prisma, tiang, gumpal, granular, dan remah. Struktur
tanah yang memiliki agregat stabil akan tahan terhadap erosi. Sedangkan tanah
remah dan memiliki agregat yang tidak stabil akan rawan terhadap longsor dan erosi.
Kata Kunci: Pengaruh, Struktur tanah, Ketahanan tanah

Perkernbangan jumlah penduduk sangat cepat sehingga mengakibatkan peningkatan


kebutuhan hidup, baik secara kuantitas maupun kualitas, sedangkan ketersediaan sumberdaya
lahan, semakin berkurang dan sangat terbatas. Keadaan ini saling bertentangan tersebut akan
meningkatkan tekanan terhadap sumberdaya lahan. dipaksa untuk berproduksi setinggi-
tingginya, tanpa berfikir akibat yang akan ditimbulkan. Tekanan penggunaan lahan yang
melebihi daya dukung lahan ini menyebabkan terjadinya kerusakan lahan diantaranya erosi
(Rahim, 2000).
Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah. Gumpalan ini terjadi
karena butir-butir pasir, debu, dan liat terikat satu sama lain oleh suatu perekat seperti bahan
organik, oksidaoksida besi, dan lain-lain. Struktur tanah mempunyai bentuk, ukuran, dan
kemantapan yang berbeda-beda. Ketahanan tanah merupakan salah satu faktor penentu
besarnya erosi. Struktur tanah dibedakan menjadi enam yaitu: lempeng, prisma, tiang,
gumpal, granular, dan remah. Selin strukturnya yang berbeda tetapi juga kemantapan agregat
tanah juga berbeda-beda dan terdapat beberapa kriteria seperti: stabil, kurang stabil atau
bahkan tidak stabil.

METODE
Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium tanah Jurusan Geografi Universitas Negeri
Malang. Sampel tanah yang digunakan ini diambil dari Desa Tegalwaru Kecamatan Dau pada
hari sabtu, 3 Maret 2018. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan April 2018. Peralatan yang
digunakan yaitu: timbangan, kuas, pengayak otomatis. Timbangan digunakan untuk
menimbang sampel tanah yang digunakan untuk penelitian. Pengayak otomatis digunakan
untuk memisahkan tanah yang memiliki ukuran besar dan kecil. Bahan yang digunakan untuk
penelitian meliputi kertas saring yang digunakan untuk meletakkan sampel tanah. Bahan yang
kedua adalah sampel tanah.
Studi pustaka dilakukan untuk mempelajari penelitian yang dilakukan, mengumpulkan
data dan informasi mengenai lokasi penelitian. Persiapan alah-alat serta perlengkapan yang
dibutuhkan untuk penelitian ini meninjau dari laboratorium Jurusan Geografi Universitas
Negeri Malang. Kegitan pengambilan sampel dilaksanakan di daerah yang memiliki
koordinat 0,7o 56’ 28,25” S dan 112o 33’ 52,53” E. Desa tegalwaru ini memiliki altitut 889 m
dan kemiringan lereng 17o 45’.

HASIL
a. Kriteria Tingkat Kemantapan Agregrat
DMR % DMR mm Kelas
>200 >2.00 Sangat stabil sekali
80-200 0,80-2.00 Sangat stabil
66-80 0,66-0,80 Stabil
50-66 0,50-0,66 Agak stabil
40-50 0,40-0,50 Kurang stabil
<40 <0,40 Tidak stabil

b. Perhitungan DMR

DMR = ∑ (Qi X Mpi)


∑MP

No Diameter (Qi) Berat Ayakan (Mpi) Qi.Mpi


1 2,00 mm 12,7 gram 25,4
2 1.00 mm 8,7 gram 8,7
3 0,5 mm 9,3 gram 4,65
4 0,2 mm 8,2 gram 2,05
5 0,106 mm 6,6 gram 0,69
6 0,053 mm 0,8 gram 0,04
Jumlah 46,39 gram 41,53

DMR = ∑ (Qi X Mpi)


∑ MP
= 41,53
46,3
= 0,896 atau 0,9 (sangat stabil)

PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil perhitungan dalam penelitian menentukan struktur tanah
menggunakan metode ayakan kering menghasilkan nilai DMR sebesar 0,9 mm. Pada tabel
kriteria kemantapan agregat angka 0,9 mm termasuk pada kategori kemantapan agregat yang
sangat stabil. Agregat yang stabil akan menciptakan lingkungan fisik yang baik untuk
perkembangan akar tanaman melalui pengaruhnya terhadap porositas aerasi dan daya
menahan air. Selain itu tingkat kemantapan agregat juga sangat menentukan tingkat kepekaan
tanah terhadap erosi.
Ayakan tanah pertama memiliki massa 12,7 gram, ayakan kedua 8,7 gram, ayakan
ketiga 9,3 gram, ayakan keempat 8,2 gram dan ayakan kelima 6,6 gram. Pada ayakan kesatu
hingga kelima memiliki struktur tanah yang sangat stabil terhadap terjadinya erosi. Tanah
seperti ini merupakan tanah jenis lempung yang mampu menahan erosi. Tanah di Desa
Tegalwaru ini tidak mudah meloloskan air karena memiliki tekstur dan kerapatan yang tinggi
sehingga tanah jenis ini mampu menahan air yang menggenang.
Pada ayakan keenam tanah ini memiliki massa sebesar 0,8 gram. Tanah jenis ini sangat
rentan terhadap proses pengikisan oleh air ataupun pengikisan oleh udara. Hal ini
dikarenakan debu merupakan jenis tanah yang memiliki massa jenis ringan sehingga mampu
terbawa oleh angin maupun air. Secara perhitungan keseluruhan tanah yang berada di Desa
Tegalwaru Kecamatan Dau ini memiliki struktur tanah yang stabil. Tanah yang ada di desa
ini mampu menahan erosi dengan baik.

SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan terhadap struktur tanah disetiap tempat berbeda-beda.
Struktur tanah dibedakan menjadi enam yaitu: lempeng, prisma, tiang, gumpal, granular, dan
remah. Struktur tanah yang memiliki agregat sangat stabil akan tahan terhadap erosi karena
tanah ini tahan terhadap pukulan air. Sebaliknya jika tanah pada suatu daerah remah atau
memiliki agragat yang tidak stabil akan rawan terhadap longsor dan dapat terjadi erosi.
Faktor yang mempengaruhi pembentukan struktur tanah adalah bahan induk, bahan organik
tanah, tanaman, organisme tanah, waktu dan iklim suatu wilayah. Faktor struktur tanah sama
dengan faktor agregat tanah karena struktur tanah adalah gumpalan dari agregat.

DAFTAR RUJUKAN

Arifin, M. (2010). Kajian Sifat fisik tanah dan berbagai penggunaan lahan dalam
hubungannya dengan pendugaan erosi tanah. Mapeta, 12(2). (Online), (http://ejournal.
upnjatim.ac.id/index.php/mapeta/article/view/212/172). Diakses 20 November 2019.

Juarti. 2015. Petunjuk Praktikum Tanah. Malang : Universitas Negeri Malang.

Nurhayati. 2006. Bahan Ajar Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Malang: Universitas Islam Malang.
Halaman 53-56.

Sugiharyanto dan Nurul Khotimah. Diktat Mata Kuliah Geografi Tanah (PGF-207). (Online),
(http://staffnew.uny.ac.id/upload/132319826/pendidikan/diktat-geografi-tanah.pdf).
Diakses tanggal 2 April 2018.

Anda mungkin juga menyukai