Anda di halaman 1dari 2

Pandu Atri Saputra

Bab 9 Pengambilan Keputusan Isi Kurikulum


180511625540
9.2. Identifikasi Hambatan yang Berkaitan dengan Isi Kurikulum
a. Peserta didik
Pertimbangan pertama adalah pada karakteristik siswa baru (entering characteristics) yang
mencakup: tingkat kematangan siswa, motivasi dan minat untuk melanjutkan ke pendidikan
teknologi dan kejuruan, kesanggupan belajar dan informasi-informasi lain yang dipandang perlu
sebagai dasar pertimbangan pemilihan isi kurikulum.
b. Pendidik dan Staf Pendukung Ketersediaan tenaga guru profesional yang sesuai dengan
program studi yang diselenggarakan bisa menjadi pendu- kung utama bagi keberhasilan sekolah,
tetapi dapat pula menjadi hambatan jika jumlah dan kualifikasi guru tidak memenuhi syarat.
c. Pengaturan Kurikulum Pengaturan kurikulum pada dasarnya berkaitan dengan: (1) cakupan
kurikulum; (2) ketersediaan sarana dan prasarana pembelajaran d pelatihan; dan (3) waktu
pembelajaran dan pelatihan untuk mencapai tingkat kompetensi lulusan yang dipersyaratkan,
baik berdasar Peraturan Mendiknas No. 23 Tahun 2006 maupun persyaratan yang berlaku dalam
dunia industri dan dunia kerja pada umumnya.
d. Tatanan Ketenagakerjaan Talanan ketenagakerjaan (employment setting) berkaitan dengan
pengaturan stratifikasi tenaga kerja dan persyaratan kompetensi dan pengalaman untuk setiap
jenjang pekerjaan. Apabila isi kurikulum ditetapkan tanpa mengacu persyaratan yang berlaku
dalam dunia industri dan dunia usaha, maka para lulusan akan mengalami kesulitan untuk
mendapatkan pekerjaan yang setara dengan tingkat pendidikannya.

9.3. Pengkajian Isi Kurikulum Versus Hambatan


pengkajian itu dapat dilakukan oleh para guru mata pelajaran (selaras dengan penerapan rekayasa
kurikulum yang dibahas dalam Bab V); selanjutnya hasil kajian itu secara berkala dibahas dalam
forum Komite Sekolah, Dewan Sekolah atau Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).
Apabila terdapathambatan baru yang dinilai menjadi kendala pencapaian kompe- tensi lulusan,
misalnya kurangnya sarana praktikum, maka Kepala Sekolah dan Komite Sekolah atau Dewan
Sekolah wajib mengajukan kebutuhan tersebut kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
untuk dianggarkan. Kesulitan tersebut dapat pula diatasi dengan membuka kerjasama dengan
sekolah sejenis yang memiliki fasilitas lebih lengkap.
9.4. Kerangka Struktur Kurikulum Kerangka struktur kurikulum (curriculum framework)
dikermbangkan untuk menjembatani kesenjangan pengertian kurikulum dalam arti yang luas
dengan pembelajaran (instruction) dalam artian yang terbatas seperti yang tertuang dalam silabus
atau Garis-garis Besar Program Pembelajaran(GBPP) menurut istilah lama.
disusun sejumlah muatan kurikulum yang potensial untuk diberikan ke- pada para peserta didik.
Selanjutnya dikelompok-kelompokkan ke dalam o kelompok mata pelajaran sebagai berikut: 1.
Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia. 2. Kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian. 3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.
4. Kelompok mata pelajaran estetika. 5. Kelompok mata pelajaranjasmani, olahraga dan
kesehatan. 6. Kelompok mata pelajaran bahasa (ref. U.U. No. 20 Tahun 2003. Pasal 37, butir c)
9.5 Pengambilan Keputusan Isi Kurikulum
a.Pendekatan DACUM
DACUM adalah singkatan dari Developing A Curriculum
Aspek khusus dari pendekatan DACUM adalah pada cara penyajian isi kurikulum pada a single-
sheet skills profile untuk menunjukkan semua keterampilan dari suatu pekerjaan (occupation);
dengan demikian mencegah terjadinya pembahasan satu elemen keterampilan terpisah dari
elemen-elemen keterampilan lainnya dari suatu pekerjaan
.Langkah-langkah pengembangan DACUM adalah sebagai berikut: 1. Menelaah deskripsi
tertulis dalam kondisi tertentu. 2. Mengidentifikasi kecakapan umum dalam suatu pekerjaan. 3.
Mengidentifikasi keterampilan atau perilaku khusus dari kecakapan dalam suatu pekerjaan. 4.
Menyusun struktur keterampilan ke dalam urutan pembelajaran yang bermakna (meaningful
learning sequence). 5. Menetapkan tingkat kecakapan (kompetensi) untuk setiap keterampilan
sesuai dengan keadaan nyata dalam perindustrian.
b. Analisis pekerjaan
kegiatan analisis pekerjaan adalah mengidentifikasi dan mendeskripsikan secara sistematik,
komprehensif namun ringkas tentang: 1. Apa yang dikerjakan oleh karyawan dalam
melaksanakan fungsinya. 2. Bagaimana pekerjaan itu dilakukan, mencakup metode atau proses
serta sarana yang digunakan. 3. Hasil dari pekerjaan berupa barang yang dihasilkan atau layanan
yang diberikan, dan material yang digunakan. 4. Karakteristik karyawan, mecakup keterampilan,
pengetahuan, kesanggupan dan adaptabilitas dalam melaksanakan pe- kerjaannya. 5. Konteks
pekerjaan, mencakup kondisi tempat kerja dan faktor- faktor organisasi yang berkaitan dengan
tanggung-jawab dan akuntabilitas.

9.6. Format Struktur Kurikulum


Format struktur kurikulum lazimnya telah dipolakan oleh Kementerian Pe. didikan Nasional
(Kemendiknas) dari setiap Negara. Demikian pula bag pendidik- an di Indonesia, kerangka
struktur kurikulum dari setiap satuan pendidikan wajib mengacu pada buku Panduan Penyusunan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah (2006) yang
disusun oleh BSNP. Khu- sus untuk pendidikan menengah kejuruan, telah pula dikeluarkan buku
Bahan Bimbingan Teknis Penyusunan KTS. dan Silabus Sekolah Menengah Kejuruan (2006)
oleh Direktorat Pembira Sekolah Menengah Kejuruan, Kemendiknas.

Anda mungkin juga menyukai