BAB IV
PENGATURAN BEBAN BELAJAR
A. SISTEM PAKET
Beban belajar dengan sistem paket sebagaimana diatur dalam struktur kurikulum
setiap satuan pendidikan merupakan pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata
pelajaran yang terdapat pada semester ganjil dan genap dalam satu tahun ajaran.
Beban belajar pada sistem paket terdiri atas pembelajaran tatap muka, penugasan
terstruktur, dan kegiatan mandiri.
Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri pada satuan pendidikan
yang menggunakan Sistem Paket yaitu 0%-60% untuk SMK dari waktu kegiatan
tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut
mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi.
a. SMK Negeri 1 Kodi menggunakan sistem paket. Beban belajar yang diatur pada
ketentuan ini adalah beban belajar dengan menggunakan sistem paket. Sistem
Paket adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya
diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang
sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang
berlaku pada satuan pendidikan.
b. Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh
peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka,
penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu
dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan dengan memperhatikan
tingkat perkembangan peserta didik.
a. Beban belajar tatap muka setiap jam pembelajaran adalah 45 menit. Waktu
untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur maksimum
60 % dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang
bersangkutan. Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran
yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang
b. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan
sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Walaupun pengaturan alokasi
waktu untuk setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester ganjil dan
genap dalam satu tahun pelajaran dapat dilakukan secara fleksibel,
menetapkan alokasi waktu yang sama setiap semesternya yakni 48 dari 44 jam
pelajaran per minggu. Jumlah jam pembelajaran baik kelas XI, XII dengan
KTSP 2006 adalah 44 jam perminggu sedangkan kelas X dengan Kurikulum
2013 adalah 48 jam.
d. Bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat luar biasa
dapat diberikan program percepatan. Sementara bagi peserta didik dengan
kondisi rata rata tetap menggnakan sistem paket 3 tahun.
e. Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah setara
dengan satu jam tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara dengan
satu jam tatap muka.
C. PRAKERIN / PKL
Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) diberlakukan untuk siswa kelas XI dan
dilaksanakan pada semester ganjil. Waktu pelaksanaan 3 bulan dimulai dari bulan
September s/d November 2019. Dimana siswa melaksanakan Praktek Kerja Industri di
perusahaan/instansi yang telah bekerja sama dengan SMK Negeri 1 Kodi
Adapun tujuan pelaksanaan Prakerin / PKL antara lain :
1. Meningkatkan mutu dan SDM dari peserta didik sehingga memiliki suatu
keteramplan yang profesional, yang merupakan calon tenaga kerja yang memiliki
tingkat pengetahuan, ketrampilan dan etos kerja sesuai dengan tuntutan pasar kerja.
2. Mempererat hubungan kerja dan pendidikan antara lembaga sekolah dan industri.
3. Meningkatkan efisiensi pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas
profesional.
4. Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari
proses pendidikan.
Disamping itu Prakerin / PKL juga banyak memberikan manfaat baik untuk Peserta
Didik, Sekolah Maupun Dunia Kerja
b. Adanya masukan yang positif dan konstruktif dari SMK untuk perkembangan
DUDI.
c. Dunia kerja/DUDI dapat mengembangkan proses dan atau produk melalui
optimalisasi peserta PKL.
d. Mendapatkan calon tenaga kerja yang berkualitas sesuai dengan kebutuhannya.
e. Meningkatkan citra positif DUDI karena dapat berkontribusi terhadap dunia
pendidikan sebagai implementasi dari Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016.
Berikut ini adalah digram pelaksanaan program kegiatan Prakerin / PKL
a. Sebagai acuan bagi seorang guru untuk menilai kompetensi peserta didik sesuai
dengan Kompetensi Dasar (KD) suatu mata pelajaran atau Standar Kompetensi (SK)
b. Sebagai acuan bagi peserta didik untuk mempersiapkan diri dalam mengikuti
pembelajaran
c. Sebagai target pencapaian penguasaan materi sesuai dengan SK/KD – nya
d. Sebagai salah satu instrumen dalam melakukan evaluasi pembelajaran
e. Sebagai “kontrak” pedagogik antara pendidik, peserta didik dan masyarakat
(khususnya orang tua dan wali murid)
Langkah-Langkah Penetapan KKM dilakukan oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran
adalah sebagai berikut:
KKM KKM
Indikator KD
KKM KKM
MP SK
2. Hasil penetapan KKM indikator berlanjut pada KD, SK hingga KKM mata
pelajaran;
3. Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran disahkan oleh
kepala sekolah untuk dijadikan patokan guru dalam melakukan penilaian;
4. KKM yang ditetapkan disosialisaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan,
yaitu peserta didik, orang tua, dan dinas pendidikan;
5. KKM dicantumkan dalam LHB pada saat hasil penilaian dilaporkan kepada orang
tua/wali peserta didik.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penentuan kriteria ketuntasan minimal adalah:
1. Tingkat kompleksitas, kesulitan/kerumitan setiap indikator, kompetensi dasar, dan
standar kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik.
Untuk memudahkan analisis setiap indikator, perlu dibuat skala penilaian yang disepakati
oleh guru mata pelajaran. Contoh:
Jika indikator memiliki kriteria kompleksitas tinggi, daya dukung tinggi dan intake
peserta didik sedang, maka nilai KKM-nya adalah:
1 + 3 + 3
x 100 = 77,8
9
Nilai KKM merupakan angka bulat, maka nilai KKM-nya adalah 77,8.
KBM / KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
Kelompok A (Wajib)
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 75 75 75 75 75 75
4 Matematika 75 75 75 75 75 75
5 Sejarah Indonesia 75 75
6 Bahasa Inggris 75 75 75 75 75 75
Kelompok B (Wajib)
7 Seni Budaya 75 75
8 Kewirausahaan 75 75 75 75
11 Fisika 75 75
12 Kimia 75 75
14 Pemrograman Dasar 75 75
KBM / KELAS
MATA PELAJARAN X XI XII
1 2 1 2 1 2
18 Administrasi Server dan Keamanan 75 75 75 75
Jaringan
19 Teknologi Layanan Jaringan 75 75 75 75
c. Cukup ( 56 ≤ N ≤ 69 )
d. Kurang ( 0 ≤ N < 55 )
3. Kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan ditentukan oleh sekolah
berdasarkan rapat dewan guru.
4. Kelulusan peserta didik ditetapkan dan diumumkan setelah sekolah
menerima hasil UN peserta didik yang bersangkutan.
5. Peserta didik dinyatakan lulus jika sudah memenuhi kriteria kelulusan yang
telah ditetapkan oleh sekolah berdasarkan Nilai Sekolah ( NS) dengan KKM
= 70 .
6. Kriteria kelulusan peserta didik untuk ujian praktik kejuruan ditetapkan oleh
Dinas Pendidikan Provinsi melalui rapat bersama dengan Dinas pendidikan
Kabupaten / Kota.
7. Nilai Sekolah ( NS) sebagaimana dimaksud pada nomor 5 diperoleh dari :
a. Gabungan antara nilai US dan nilai rata – rata raport dari semester I
sampai semester V dengan pembobotan 50 % untuk nilai ujian sekolah
dan 50 % untuk nilai rata – rata raport untuk semua mata pelajaran.
b. Nilai US adalah gabungan antara nilai harian dengan bobot 60 %
dengan nilai UAS dengan bobot 40 % ( Nilai UAS terdiri nilai praktik
dengan bobot 70 % dan nilai teori dengan bobot 30 % khusus mata
pelajaran Penjas dan Kejuruan, sedangkan yang lain dengan bobot 70 %
nilai teori dan 30 % nilai praktik)*.
*( untuk mata pelajaran yang tidak terdapat ujian praktik maka nilai US
gabungan dari 60 % nilai harian dengan 40% nilai UAS).
c. Nilai sekolah ( NS ) untuk mata pelajaran; Bahasa Indonesia, Bahasa
Inggris, Matematika dan Kejuruan dikirimkan ke panitian UN tingkat
kabupaten / kota untuk diverivikasi dan dicantumkan di SKHU siswa.
8. Nilai US dan NS kompetensi kejuruan adalah :
a. Terdiri dari nilai Praktik Kejuruan dan Nilai Teori Kejuruan Sekolah
dengan bobot 60% untuk nilai praktik dan 40% untuk nilai teori kejuruan
sekolah (US).
b. Nilai sekolah ( NS) kejuruan adalah gabungan antara nilai rata – rata
raport dari semester I sampai dengan semester V dengan bobot 50 % dan
nilai US kejuruan dengan bobot 50 % dengan nilai minimal / KKM = 70.
9. Pembulatan nilai sekolah yang merupakan gabungan dari nilai US dan nilai
rata – rata rapor dinyatakan dalam rentang 0 sampai dengan 100 dengan
ketelitian satu angka di belakang koma.
secara serentak mengikuti jadwal dari dinas pendidikan. Ujian Nasional di SMK Negeri
1 Kodi sudah menggunakan sistem Computer Based atau sering disebut dengan Ujian
Nasional Berbasis Komputer (UNBK) secara mandiri.
- Target Lulusan SMK Negeri 1 Kodi dan Upaya Pencapaian Target kelulusan
Tahun pelajaran 2017 / 2018 SMK Negeri 1 Kodi berusaha mencapai target lulusan
sebesar 100 % dari seluruh calon peserta dengan rata – rata nilai UN minimal 5, 5 dan
meningkat dari tahun sebelumnya yang mentargetkan kelulusan hanya 99 % dari seluruh
peserta UN tahun pembelajaran 2016 / 2017.
Untuk meningkatkan kualitas lulusan SMK Negeri 1 Kodi telah melakukan
beberapa terobosan, baik kualitass dalam bidang akademik sehingga lulusan SMK dapat
diterima di perguruan tinggi jika siswa ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi, selain itu juga dalam bidang keterampilan sehingga siswa dapat diserap di
dunia usaha dan industri atau pun mendirikan usaha secara mandiri. Antara lain kiat –
kiat tersebut adalah:
1. Memberikan jam tambahan pada sore hari untuk persiapan menghadapi rangakian
kegiatan UN.
2. Memperbanyak perbendaharaan buku – buku bank soal mata pelajaran yang di UN
kan untuk dapat dibahas dan dipelajari dengan didampingi oleh guru mata pelajaran.
3. Menjalin kerja sama dengan dunai usaha dan industri untuk dapat memfasilitasi
persiapan kegiatan UKK.
4. Menambah jumlah peralat praktik dan media pembelajaran praktik / alat peraga.
Meskipun demikian kemungkinan adanya siswa yang belum lulus dalam Ujian Nasional
masih tetap ada maka sekolah melakukan beberapa langkah – langkah sebagai antisipasi
paska ujian nasional adalah:
1. Mendaftarkan kembali bagi siswa yang belum lulus UN, bagi siswa yang ingin
mengulang memperbaiki nilai UN yang belum lulus.
2. Memberikan kesempatan kembali bagi siswa yang belum lulus Ujian Kompetensi
kejuruan, untuk mengikuti ujian kembali tiga hari setelah Nilai UKK di umumkan
oleh sekolah.
3. Melakukan remidial bagi siswa yang belum lulus Ujian Sekolah ( US ) waktu
pelaksanaannya satu minggu setelah Ujian dilaksanakan.
a. Leger
Leger merupakan buku yang berisi informasi pencapaian hasil belajar peserta
didik dalam satu kelas, yang memberi gambaran secara rinci tentang kemampuan
prestasi akademik maupun catatan pribadi dalam kurun waktu satu tahun
Rapor adalah buku laporan hasil belajar peserta didik yang secara administratif
harus dilaporkan setiap satu semester untuk semua mata pelajaran yang
ditempuhnya. Format dan isi laporan disesuaikan dengan karakteristik program
keahlian. Bentuk rapor dan tata cara pengisiannya dapat dilihat pada Panduan
Penyusunan Laporan Hasil Belajar Peserta Didik SMK.
b. Transkip
Paspor keterampilan atau skill passport adalah dokumen rekaman pengakuan atas
kompetensi yang telah dikuasai oleh pemiliknya.
e. Ijazah
f. Sertifikat Kompetensi