Anda di halaman 1dari 11

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “Gymnospermae” ini. Sholawat dan salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang
sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.

Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas biologi
dengan judul “Gymnospermae”. Disamping itu, kami mengucapkan banyak terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu kamu selama pembuatan makalan ini
berlangsung sehingga dapat terealisasikanlah makalah ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya
dapat kami perbaiki. Karena kami sadar, makalah yang kami buat ini masih banyak terdapat
kekurangannya.
2

Gymnospermae (dari bahasa Yunani: gymnos (telanjang) dan sperma (biji) atau tumbuhan
berbiji terbuka merupakan kelompok tumbuhan berbiji yang bijinya tidak terlindung dalam
bakal buah (ovarium). Pada tumbuhan berbunga (Angiospermae, atau Magnoliophyta), biji
atau bakal biji selalu terlindungi penuh oleh bakal buah sehingga tidak terlihat dari luar.
Pada Gymnospermae, biji terekspos langsung atau terletak di antara daun-daun penyusun
strobilus atau runjung. Pada melinjo misalnya, pêntil nya (yaitu bijinya) sejak dari "kroto"
hingga melinjo masak dapat dilihat, sementara pada tusam biji terletak pada runjungnya.

Gymnospermae telah hidup di bumi sejak periode Devon (410-360 juta tahun yang lalu),
sebelum era dinosaurus. Pada saat itu, Gymnospermae banyak diwakili oleh kelompok yang
sekarang sudah punah dan kini menjadi batu bara: Pteridospermophyta (paku biji),
Bennettophyta dan Cordaitophyta. Anggota-anggotanya yang lain dapat melanjutkan
keturunannya hingga sekarang. Angiospermae yang ditemui sekarang dianggap sebagai
penerus dari salah satu kelompok Gymnospermae purba yang telah punah (paku biji).

Pengertian Gymnospermae

Tumbuhan dibagi menjadi dua, yaitu tumbuhan tak berpembuluh (non vaskuler) dan
tumbuhan berpembuluh (vaskuler). Tumbuhan tak berpembuluh yaitu lumut, sedangkan
tumbuhan berpembuluh terdiri atas tumbuhan tak berbiji, yaitu paku dan tumbuhan berbiji.
Sedangkan tumbuhan berbiji sendiri dibagi dalam tumbuhan berbiji terbuka (gymnospermae)
dan tumbuhan berbiji tertutup (angiospermae).

Ciri-Ciri Gymnospermae

Gymnospermae memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

● Bakal biji tidak terlindungi oleh daun buah.


● Pada umumnya perdu atau pohon, tidak ada yang berupa herba. Batang dan akar
berkambium sehingga dapat tumbuh membesar. Akar dan batang tersebut selalu
mengadakan pertumbuhan menebal sekunder. Berkas pembuluh pengangkutan
kolateral terbuka. Xilem pada gymnospermae hanya terdiri atas trakeid saja
sedangkan floemnya tanpa sel-sel pengiring.
● Mempunyai akar, batang, dan daun sejati.
● Bentuk perakaran tunggang.
● Daun sempit, tebal dan kaku.
● Tulang daun tidak beraneka ragam.
● Tidak memiliki bunga sejati.
● Alat kelamin terpisah, serbuk sari terdapat dalam strobilus jantan dan sel telur
terdapat dalam strobilus betina.
● Struktur perkembangbiakan yang khas adalah biji yang dihasilkan bunga ataupun
runjung. Setiap biji mengandung bakal tumbuhan , yaitu embrio yang terbentuk oleh
suatu proses reproduksi seksual. Sesudah bertunas embrio ini tumbuh menjadi
tumbuhan dewasa.
3

● Sperma atau sel kelamin jantan menuju kesel telur atau sel kelamin betina melalui
tabung serbuk sari hanya terdapat pada tumbuhan berbiji.
● Tumbuhan biji mempunyai jaringan pembuluh yang rumit. Jaringan ini merupakan
saluran menghantar untuk mengangkut air, mineral, makanan dan bahan – bahan
lain.
● Tumbuhan berbiji terbuka memiliki pigmen hijau (klorofil) yang penting untuk
fotosintesis yaitu suatu proses dasar pembuatan makanan pada tumbuhan.
● Gymnospermae memiliki batang yang tegak lurus dan bercabang-cabang. Daunnya
jarang yang berdaun lebar, jarang yang bersifat majemuk, dan system pertulangan
daunnya tidak banyak ragamnya. Hal ini sangat berbeda dengan karakteristik daun
yang terdapat pada angiospermae yang sistem pertulangannya beraneka ragam.

Siklus Hidup Gumonospermae

Generasi yang di dominan pada gumnospermae adalah sporofit. Pohon pinus merupakan
sporofit yang ber kromosom diploid (2n). Gymnosermae bereproduksi secara generatif (
seksual ) Dengan membentuk biji. Alat reproduksi berupa strobilus terbentuk ketika
tumbuhan sudah dewasa. Penyerbukan pada umumnya terjadi dengan bantuan angin​ (
anemigami ). ​Gymnospermae mengalami​ pembuahan tunggal.
Siklus hidup tumbuhan berbiji terbuka, misalnya pinus, dijelaskan sebagai berikut.
1. Pohon pinus (sporofit) berkromosom diploid (2n) Yang sudah dewasa membentuk
dewasa membentuk strobilus jantan (konus serbuk sari) dan strobilus betina (konus
yang berovulasi)
2. Strobilus jantan memiliki sporofil berupa daun reproduktif kecil yang mengandung
ratusan mikrosporangia. Sel-sel di dalam mikrosporangia mengalami pembelahan
meiosis menghasilkan gametofit jantan berupa butir serbuk sari yang haploid(n).
3. Stribilus betina memiliki sporofil berbentuk sisik. Setiap sisik memiliki dua bakal biji.
Masing-masing bakal biji memiliki megasporangium ( nuselus ) yang terlindungi oleh
lapisan integumen, dengan sebuah bulaaan berbentuk lobang kecil yang disebut
mikrofil.
4. Penyerbukan terjadi bila serbuk sari jatuh pada strobilus betina, kemudian terisap
masuk ke dalam bakal biji melalui mikropil. Namun proses pembuahan ovum oleh sel
sperma baru akan terjadi sekutar satu tahun setelah terjadinya penyerbukan.
5. Di dalam strobilus betina terjadi pembelahan meiosis sel induk megaspora (2n) yang
terdapat didalam nuselus; dihasilkan empat sel haploid (n). Namun demikian, hanya
satu sel yang bertahan hidup dan tumbuh menjadi megaspora (n), sedangakan tiga
sel lainnya mengalami reduksi, lalu mati.
6. Megaspora (n) membelah secara mitosis berulang-ulang dan tumbuh menjadi
jaringan gametofit betina (n). Jaringan gametofit betina yang berdekatan dengan
mikrofil akan membentuk arkegonium. Arkegonia yang terbentuk berjumlah dua atau
tiga yang masing-masing mengandung satu ovum.
7. Semntara itu, serbuk sari yang jatuh pada liang bakal biji (mikrofil) akan
berkecambah membentuk tabung atau buluh serbuk sari, menembus nuselus
menuju ke ruang arkegonium. Di dalam buluh serbuk sari terdapat satu sel gemeratif
yang membelah menjadi dua sel, yaitu ​sel steril ​(dislokator) dan ​sel spermatogen.
Sel spermatogen membelah menjadi dua sel spermatozoid dengan ukuran yang
4

berbeda (satu sel menjadi dua sel spermatozoid dengan ukuran yang berbeda ( satu
sel berukuran besar dan satu sel berukuran kecil). Saat mencapai ovum, sel steril (
diskolator ) dan sel spermatozoid yang berukuran kecil mati, sedangkan sel
spermatozoid (n) yang berukuran besar membuahi salah satu ovum (n) sehingga
terbentuk zigot (2n).
8. Zigot (2n) akan tumbuh menjadi embrio (2n) yang merupakan sporofit baru. Embrio
tersebut memiliki akar yang belum sempurna dengan beberapa daun embrionik.
Embrio mendapatkan makanan dari jaringan gametofit (n). Embrio (2n) dan
cadangan makanan (n) dikelilingi oleh selaput biji (2n) yang berasal dari intigumen
sporofit induk. Jadi, sebuah biji Gymnospermae terdiri atas tiga generasi, yaitu dua
generasi sporofit (2n) dan satu generasi gametofit (n).

Klasifikasi Gymnospermae

Gymnospermae terdiri dari beberapa divisi baik yang sudah punah maupun yang masih ada
sampai sekarang, yaitu mencakup 3 divisi yang telah punah dan 4 divisi yang masih
bertahan.Tumbuhan Gymnospermae yang sudah punah, Tiga divisi yang sudah punah
adalah:

Bennetophyta
Cordaitophyta
Pteridospermophyta
sudah punah namun dianggap sebagai moyang Angiospermae.
Divisi Cycadophyta, yang mempunyai daun menyerupai palem, agak menyerupai tumbuhan
Cycas yang sekarang. Kelompok ini (Bennetitales) juga mengikuti garis evolusi yang sama
seperti tumbuhan berbiji yang ada sampai sekarang. Namun terdapat perbedaan, yaitu sifat
biseksualisme pada strobilusnya dan aspek lainnya. Kelompok yang menyerupai Cycas ini
hidup pada jaman Jura dan Creta.

Tumbuhan Gymnospermae yang masih ada sampai sekarang

Empat divisi Gymnospermae yang masih bertahan adalah:

● Ginkgophyta
Ginkgo merupakan genus tunggal dari salah satu divisio anggota tumbuhan berbiji terbuka
yang pernah tersebar luas di dunia. Pada masa kini tumbuhan ini diketahui hanya tumbuh
liar di Asia Timur Laut, tetapi telah tersebar luas di berbagai tempat beriklim sedang lainnya
sebagai pohon penghias taman atau pekarangan. Bentuk tumbuhan modern ini tidak banyak
berubah dari fosil-fosilnya yang ditemukan. Evolusi genus ini berjalan lambat. Hampir semua
spesiesnya punah pada akhir zaman Pliosen. Satu-satunya spesies yang masih hidup,
Ginkgo biloba, hanya bisa ditemukan secara liar di Tiongkok, tetapi telah dibudidayakan di
seluruh dunia. Hubungan antara ginkgo dan kelompok tumbuhan lain belum diketahui
sepenuhnya.
5

● Cycadophyta
Cycadophyta adalah divisi dari anggota Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka).
Tumbuhan ini merupakan tumbuhan biji yang primitif, hidup di daerah tropis dan subtropis.
Di Indonesia kita kenal pakis haji (Cycas rumphii) merupakan tanaman hias, akarnya
bersimbiosis dengan ganggang biru (Anabaena) yang dapat mengikat nitrogen (Anabaena
cycadae). Daunnya tersusun dalam roset batang, menyirip atau berbagi menyirip. Strobilus
jantan dan betina terdapat di ujung batang pada pohon yang berbeda (berumah dua).[1]
Tumbuhan yang termasuk dalam divisi Cycadophyta memiliki ciri khas bentuk yang
menyerupai palem. Batang tidak memiliki cabang dengan tangkai daun yang mendukung
daun majemuk menyirip. Struktur reproduksi berupa strobilus. Ada juga yang menamakan
Cycadophyta sebagai palem sagu.Ciri-ciri Cycadophyta adalah bakal biji tidak dilindungi
bakal buah. Alat perkembangbiakan berupa runjung atau strobilus. Pembuahan tunggal
yaitu terjadi satu kali pembuahan antara sperma dan ovum. Berumah dua artinya jenis
kelamin (jantan dan betina) terpisah dalam beda pohon. Daun majemuk dan kaku.

● Coniferophyta​ atau dapat disubut ​Pinophyta


Tetumbuhan runjung atau konifer (Pinophyta atau Coniferae) adalah sekelompok tumbuhan
berbiji terbuka (Gymnospermae) yang memiliki runjung ("cone") sebagai organ pembawa
biji. Kelompok ini sekarang ditempatkan sebagai divisio tersendiri setelah diketahui bahwa
pemisahan Gymnospermae dan Angiospermae secara kladistik adalah polifiletik.

Kurang lebih ada 550 spesies anggotanya, dengan bentuk berupa semak, perdu, atau
pohon. Kebanyakan anggotanya memiliki tajuk berbentuk kerucut dan memiliki daun yang
memanjang (lanset) atau berbentuk jarum (sehingga dikenal juga sebagai tumbuhan
berdaun jarum). Bentuk daun semacam ini dianggap sebagai adaptasi terhadap habitat
hampir semua anggotanya yang banyak dijumpai di wilayah bersuhu relatif sejuk, seperti
sekeliling kutub (circumpolar) atau di dataran tinggi.
Tumbuhan runjung kebanyakan tersebar di daerah beriklim sedang. Bentuk daunnya yang
sempit sangat adaptif dengan suhu yang rendah yang menjadi ciri khas daerah tersebut.

Di daerah tropika hanya beberapa jenis yang tumbuh di alam dan secara alami menyukai
daerah pegunungan yang sejuk. Di Indonesia terdapat beberapa perwakilannya, seperti
tusam (Pinus merkusii), sejumlah Araucariaceae seperti damar (Agathis alba)dan damar
laki-laki (Araucaria cunninghamii), serta beberapa Podocarpus.

● Gnetophyta
Gnetophyta adalah divisi dari anggota Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka). Di
Indonesia contohnya adalah tumbuhan melinjo (Gnetum gnemon) yang merupakan anggota
dari kelompok ini. Daunnya tunggal, duduknya berhadapan. Batangnya berkayu tanpa
saluran resin. Bunga majemuk berbentuk bulir, keluar dari ketiak daun. Buah dan daun
muda melinjo dapat disayur, bijinya dibuat emping; dan serabut kulitnya untuk pembuatan
jala. Gnetophyta merupakan divisi yang dianggap paling maju di antara keempat divisi pada
6

gymnospermae. Struktur anatomi yang mendekati angiospermae menjadi pertimbangan hal


tersebut. Kemiripan tersebut terletak pada struktur pembuluh. Gnetophyta tersebar dari
daerah gurun hingga daerah dekat hutan hujan tropis. Genus Welwitschia merupakan
semak gurun yang cukup populer di Afrika. Melinjo (Gnetum gnemon) sepintas tidak
berbeda dengan angiospermae.
Gnetophyta (Kelas Gnetopsida) adalah kelompok tanaman yang sangat membingungkan.
Gnetophyta hanya terdiri dari tiga genera, yang sangat bervariasi dalam keseluruhan
morfologi dan distribusinya. Mungkin tanaman teraneh di planet ini adalah welwitschia
(Welwitschia mirabilis).
Ini dianggap sebagai fosil hidup dengan kebiasaan pertumbuhan yang sangat aneh. Setelah
berkecambah, kedua kotiledon (daun biji) memunculkan dua daun sejati. Daun-daun itu
terus tumbuh sepanjang umur tanaman mencapai hingga 6 meter, dan tidak ada daun baru
yang diproduksi.
Gnetophyta Welwitchia mirabilis
Tidak seperti gymnospermae lainnya, Gnetophyta memiliki elemen pembuluh. Elemen
pembuluh adalah jaringan pembuluh yang jauh lebih efisien dalam mengangkut air daripada
trakeid. Sementara semua tanaman vaskular memiliki trakeid, hanya gnetofita dan tanaman
berbunga (Angiospermae) yang memiliki elemen pembuluh. Kesamaan dalam morfologi ini
menyebabkan para ahli botani awal berasumsi bahwa tanaman bunga adalah semua
keturunan gnetophyta. Mirip dengan tanaman berbunga, beberapa spesies gnetophyta (mis.
Welwitschia) diserbuki oleh serangga yang tertarik pada nektar pada strobili jantan dan
betina. Semua gymnospermae lainnya diserbuki oleh angin. Namun, analisis genetik
modern menunjukkan bahwa gnetophyta tidak terkait erat dengan angiospermae, terlepas
dari hubungan morfologis dan ekologis ini.
Tiga famili Gnetophyta yang berbeda masing-masing memiliki genus tunggal – Gnetum,
Ephedra dan Welwitschia. Mereka dapat tumbuh sebagai pohon, semak atau tanaman
merambat dan ditemukan di berbagai daerah di seluruh dunia meskipun banyak spesies
memiliki jangkauan terbatas.

Keanekaragaman dan taksonomi

Saat ini ada sekitar 70 spesies gnetofit yang hidup di Bumi dan semuanya kecuali satu
berasal dari genus Gnetum dan Ephedra. Ada lebih banyak spesies yang punah selama 100
juta tahun terakhir.

Gnetophyta berada di dalam kelas Pinopsida yang mencakup semua tanaman


gimnospermae dan termasuk dalam sub-kelas Gnetidae. Sub-kelas Gnetidae memiliki tiga
famili: Gnetaceae, Ephedraceae dan Welwitschiaceae; dan setiap famili memiliki genus
tunggal: Gnetum, Ephedra, dan Welwitschia.

Bentuk pertumbuhan

Gnetofit tumbuh dalam sejumlah bentuk termasuk sebagai pohon, semak dan liane. Spesies
tanaman Ephedra tumbuh secara umum sebagai semak dengan banyak, batang ramping
panjang yang jarang, daun kecil. Tanaman dari genus Gnetum sebagian besar tumbuh dan
7

tanaman kayu merambat yang dikenal sebagai lianes tetapi beberapa spesies juga tumbuh
sebagai pohon dan semak.

Spesies tunggal dari genus Welwitschia memiliki salah satu bentuk pertumbuhan paling
tidak biasa di kingdom tumbuhan. Ini memiliki dua daun raksasa, sukulen yang dapat
tumbuh hingga 9 m panjang dan tidak ada batang tetapi batang besar yang tetap hanya
sedikit di atas permukaan tanah.

Distribusi gnetophyta

Tanaman Gnetophyta tersebar di banyak bagian dunia terutama di daerah beriklim tropis
dan sedang. Genus Gnetum memiliki distribusi tropis seperti yang ditemukan di Asia
Tenggara, Amerika Selatan bagian utara, Pasifik Selatan, dan Afrika bagian barat.

Tanaman Ephedra biasanya ditemukan di daerah beriklim sedang di semua benua kecuali
Antartika dan Australia. Welwitschia hanya hidup di sepanjang pantai barat daya Afrika di
lingkungan gurun yang keras.

Evolusi gnetophyta

Gnetofit berpotensi berevolusi pada Zaman Permian atau Trias lebih dari 200 juta tahun
yang lalu. Namun, fosil-fosil pasti paling awal yang telah ditemukan dan gnetofit berasal dari
Zaman Kapur antara 145-66 juta tahun yang lalu.

Di dalam gnetofita, Welwitschiacae dan Gnetaceae lebih terkait erat satu sama lain daripada
famili Ephedraceae. Spesies tanaman ini diperkirakan hampir tidak berubah dalam 100 juta
tahun terakhir dan menjadi peninggalan flora kuno di mana mereka jauh lebih kompetitif dan
umum.

Evolusi gnetofit ditempatkan berdampingan dengan kelompok gymnospermae lainnya dan


mereka dianggap lebih dekat hubungannya dengan tumbuhan runjung daripada tanaman
apa pun meskipun mereka menunjukkan sejumlah sifat angiospermae. Ada kemungkinan
angiospermae berevolusi dari gnetofit.

Macam Jenis Gymnospermae

● Coniferophyta (konifer)
Coniferophyta adalah divisi dengan anggotanya yang masih bisa dijumpai hingga sekarang.
Tumbuhan konifer biasanya tidak mengalami gugur daun, daunnya berbentuk seperti jarum,
berupa pohon, mempunyai strobilus yang berbentuk seperti kerucut. Strobilus pada
tumbuhan konifer ada 2, yakni strobilus jantan serta strobilus betina. Strobilus jantan dapat
menghasilkan serbuk sari yang mengandung sperma serta strobilus betina yang
menghasilkan sel telur.
8

Penyerbukan tumbuhan konifer tersebut biasanya dibantu oleh angin, dimana angin
menyebabkan serbuk sari dari strobilus jantan akan jatuh serta menempel pada bakal biji
yang ada pada sisik strobilus betina. Kemudian, sel sperma yang ada di dalam serbuk sari
akan bertemu dengan sel telur yang ada di dalam bakal biji dengan bantuan buluh serbuk.
Selanjutnya, terjadilah fertilisasi yang membentuk biji dengan sayap tipis serta biji tersebut
bisa diterbangkan oleh angin kemana saja. Kalau biji itu jatuh di tempat yang sesuai atau
tepat maka biji itu akan tumbuh menjadi kecambah, serta akan berkembang menjadi
tumbuhan baru.

Salah satu contoh dari tumbuhan konifer ialah pohon pinus (Pinus merkusii). Biasanya,
tumbuhan pinus selalu berumah satu (ykani strobilus jantan dan strobilus betina ada pada
satu pohon). Biasanya, strobilus jantan ada di ujung ranting serta strobilus betina ada di
dekat pangkal cabang. Pada strobilus betina banyak ada sisik yang tersusun secara spiral.
Bakal biji ada diantara sisik tersebut. Kulit dari tumbuhan tersebut biasanya bisa
menghasilkan terpentin.
Contoh tumbuhan dari conifer adalah: Pinus, Cupressus, Araucaria, Agathis, Sequoia,
Juniperus, Taxus.

Cycadophyta (sikas)
Cycadophyta adalah anggota divisi yang paling lama dari anggota lainnya. Tumbuhan
tersebut banyak ditemukan di daerah tropis sampai sub-tropis. Ciri yang paling khas dari
tumbuhan ini ialah batangnya yang tidak bercabang, dan mempunyai daun yang majemuk
(di dalam satu tangkai daun ada banyak daun atau lebih dari satu). Hampir semua anggota
dari tumbuhan tersebut berumah 2 atau alat kelamin jantan serta kelamin betina ada di
pohon yang berbeda. Pohon betina membentuk daun buah yang menyerupai tangkai serta
agak pipih, pada tepinya ada lekukan-lekukan yang berisi bakal biji. Sementara, pada pohon
jantan terdapat kantung yang berisi serbuk sari.

Salah satu contoh tumbuhan dari divisi ini ialah Cycas rumphii (pakis haji). Pakis haji adalah
tanaman yang dijadikan tanaman hias, juga akar tanaman tersebut bersimbiosis dengan
anabaena (ganggang biru) yang berfungsi guna mengikat nitrogen. Selain itu, tumbuhan ini
adalah sumber bahan kertas, kayu lunak, bahan bangunan, bahan plastik, pernis, terpentin,
damar, serta tinta cetak.

Ginkgophyta​ (ginkgo)
Anggota dari divisi Ginkgophyta yang masih ada ialah Ginkgo biloba (Ginkgo). Tumbuhan
ginkgo berasal dari cina. Tumbuhan ginkgo berupa pohon besar, yang mana ketinggiannya
bisa mencapai > 30 meter. Daunnya bertangkai panjang serta lebar menyerupai kipas,
dengan belahan yang berlekuk pada bagian dalam. Tulang daun menggarpu Tumbuhan
ginkgo berumah 2 atau alat kelamin jantan serta betina tidak berada dalam satu pohon.

Tumbuhan ini mempunyai biji yang berkulit keras, berwarna kuning, berukuran kira-kira
sebesar kelereng, serta mempunyai aroma yang tidak enak. Pada bijinya ada kulit luar yang
9

keras dan berdaging yang biasanya dimanfaatkan sebagai obat asma, mengatur tekanan
darah serta bisa dijadikan ramuan guna suplemen menjernihkan daya ingat.
Ciri-ciri ginkophyta

Mempunyai daun yang berbentuk seperti kapas dengan lebar 5 sampai 10 sentimeter dan
tinggi batang mencapai 30 meter. Selain itu, daunnya juga ada yang berbentuk mirip daun
paku kelompok suplir.

Ketika musim penyerbukan tiba, tanaman ini mengeluarkan bau yang kurang sedap dan
dijauhi oleh manusia. Habitus pohon tinggi lebih dari 1000 kaki, daun berubah warna dan
menggugurkan daunnya pada musim rontok.

Tumbuhan berumah dua (diesis)

Gamet jantan motil, penyerbukan di air.


Daun muda menggulung, melebar bentuk kipas, daun terbagi dua simetris karena lekukan
yang dalam, mengalami perkembangan.
Strobilus jantan berbentuk kerucut; strobilus betina dngan 2 ovuli yang berbeda
kematangannya; ovulum mempunyai pembungkus berdaging yang dapat berubah warna.
Lembaga mempunyai 2 cotyledon.

Gnetophyta​ (gnetum/melinjo)
Divisi gnetophyta mempunyai strobilus jantan yang tersusun secara majemuk, daunnya
berhadapan. Seluruh pembuluh ada pada kayu sekunder serta tidak ada saluran resin.
Contoh dari divisi ini ialah Gnetum gnemon atau melinjo. Alat kelaminnya ada pada satu
pohon atau berumah satu, namun letak bunga jantan dan bunga betina terpisah. Bijinya
berbentuk bulat telur serta biasanya akan berwarna merah bila sudah masak. Bagian daun
muda, biji dan bunga melinjo bisa dimanfaatkan sebagai sayur. Bijinya juga bisa dijadikan
kerupuk emping. Kulit kayunya dapat dimanfaatkan sebagai bahan kertas.

Struktur Gymonspermae

Tumbuhan Gymnospermae ialah tumbuhan berkayu dengan bentuk tubuh pada umumnya
ialah pohon besar. Bagian kayu tersebut adalah berkas pembuluh angkut kolateral terbuka.
Ketika batang dipotong secara melintang atau penampang melintang batang tumbuhan
Gymnospermae, berkas angkut tersebut akan terlihat seperti tersusun dalam suatu
lingkaran. Batang pun mengalami penebalan atau pertumbuhan sekunder, karena batang
pada tumbuhan Gymnospermae mempunyai kambium.

Salah satu ciri tumbuhan Gymnospermae ialah mempunyai berkas pengangkut yakni berupa
xylem serta floem. Tapi, xylem pada Gymnospermae tidak mempunyai pembuluh kayu
melainkan hanya trakeid saja. Trakeid ialah sel xylem yang berfungsi sebagai penunjang.
Sementara, floem pada tumbuhan Gymnospermae tak ada sel pengiring.

Reproduksi Tumbuhan Gymnospermae


10

Tumbuhan Gymnospermae tidak memiliki bunga seperti halnya Angiospermae. Ada dua
macam reproduksi pada tumbuhan Gymnospermae yaitu secara seksual atau generatif, dan
secara aseksual atau vegetatif.

● Reproduksi Generatif
Reproduksi generatif atau seksual Tumbuhan Gymnospermae memiliki alat reproduksi
seksual (generatif) yang disebut strobilus atau runjung. Alat reproduksi ini dilindungi oleh
sisik. Strobilus ada 2 macam yaitu, strobilus betina dan strobilus jantan. Pada strobilus
jantan terdapat mikrosporangium atau ruang-ruang spora. Di dalam sporangia sel-sel akan
mengalami pembelahan meiosis dan menghasilkan mikrospora (spora jantan). Mikrospora
akan membentuk serbuk sari.

Sedangkan pada strobilus betina tersusun dari banyak megasporofil (daun penghasil
megaspora). Setiap megasporofil mengandung megasporangium (kotak spora). Sel dalam
megasporangium akan mengalami pembelahan meiosis dan menghasilkan megaspora
(spora betina). Inti megaspora akan mengalami mitosis membentuk sel telur. Dan inti
mikrospora akan mengalami mitosis membentuk spermatozoid. Kemudian sel telur dan
spermatozoid bertemu dan mengalami pembuahan menjadi Zigot, tumbuh menjadi embrio.
Setelah itu akan membentuk biji.

● Reproduksi Vegetatif
Reproduksi vegetatif atau aseksual Tumbuhan Gymnospermae dapat bereproduksi dengan
aseksual atau vegetatif. Reproduksi ini seperti tumbuhan pakis haji dan pinus. Tumbuhan
pakis haji dapat bereproduksi menggunakan tunas yang disebut bulbil. Dan tumbuhan pinus
dapat berkembang biak secara vegetatif dengan menggunakan tunas akar.

Proses Penyerbukan dan Pembuahan


● Proses Penyerbukan
Penyerbukan yang terjadi pada tumbuhan berbiji terbuka selalu dengan cara anemogami
(penyerbukan dengan bantuan angin). Serbuk sari jatuh langsung pada bakal biji. Selang
waktu antara penyerbukan sampai pembuahan relatif panjang.

● Proses Pembuahan
Pembuahan yang terjadi pada gymnospermae disebut pembuahan tunggal (setiap inti
generatif melebur dengan inti sel telur). Mikropil terdedah ke udara bebas. Pembuahan pada
gymnospermae disebut pembuahan tunggal, karena tiap-tiap inti sperma membuahi satu sel
telur.

Manfaat Gymnospermae :

Manfaat gymnospermae yaitu untuk industri kertas dan korek api (Pinus dan Agathis), untuk
obat-obatan (Pinus, Ephedra, Juniperus), untuk makanan (Gnetum gnemon), tanaman hias
(Thuja, Cupressus, Araucaria).

Bahan bangunan : Pinus silveltris dan Thuya (cemara)


Bahan baku ukiran : Texus baccata
11

Bahan baku kertas : Beberapa jenis cemara


Penghasil getah : Pinus merkusii
Bahan obat – obatan : Ginkgo biloba dan Abis balsamea
Bahan makanan atau minuman : Juniver dan melinjo

Anda mungkin juga menyukai