Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MAKALAH FARMAKOTERAPI

TENTANG

ONKOLOGI

Di Susun Oleh :

1. Siti Nur Asiah (NIM 02020034)


2. Teti Nuryanti (NIM 02020035)
3. Umi Mukaromah (NIM 02020036)

SEKOLAH TINGGI FARMASI YAYASAN PENDIDIKAN


IMAM BONJOL CIREBON
PROFESI APOTEKER
TAHUN 2020
ONKOLOGI

A. Definisi Penyakit Onkologi


Onkologi merupakan cabang ilmu kedokteran yang berfokus pada penyakit
kanker. Onkologi terbagi menjadi beberapa subspesialisasi, yaitu onkologi
medis, radiasi, bedah, ginekologi, anak, dan hematologi.
Kanker terjadi karena pertumbuhan sel-sel abnormal yang tidak terkendali,
yang menyebabkan penyusupan dan penghancuran jaringan tubuh normal.
Pada dasarnya, tubuh manusia terdiri dari triliunan sel yang tersebar di setiap
organ dan bagian.  Sel-sel ini nantinya akan terus tumbuh dan berkembang
menjadi sel baru. Sementara sel-sel yang sudah tua, tidak sehat, dan tidak
berfungsi lagi akan mati secara alamiah. Pada sel kanker, sel ini lahir jika ada
kesalahan pada sistem sehingga sel yang rusak tidak mati dengan sendirinya.
Sel tersebut justru terus menggandakan dan memperbanyak diri sebanyak-
banyaknya hingga jumlah yang sudah tak bisa dikendalikan lagi. 
Dibandingkan dengan sel tubuh, sel kanker memiliki banyak sekali
perbedaan. Sel ini dapat tumbuh secara agresif dan menyebar ke bagian tubuh
lainnya guna membentuk sebuah jaringan baru. Sel tersebut juga tidak bisa
mati dan rusak dengan sendirinya. 
Berdasarkan tindakan pengobatan yang diberikan, onkologi terbagi menjadi
onkologi medis, onkologi bedah, dan onkologi radiasi. Onkologi medis
merupakan ilmu onkologi yang berfokus pada pengobatan dan perawatan
kanker menggunakan kemoterapi, terapi hormon, terapi target, dan
imunoterapi. Sedangkan onkologi bedah adalah cabang ilmu onkologi yang
berfokus pada penanganan kanker melalui prosedur bedah, dan onkologi
radiasi berfokus pada penanganan kanker melalui terapi radiasi.
B. Faktor Resiko Penyakit Onkologi
Ada banyak faktor yang meningkatkan risiko Anda terkena penyakit ini,
seperti :
 Usia
Penyakit ini bisa memerlukan waktu puluhan tahun untuk tumbuh. Oleh
karena itu, kebanyakan orang yang didiagnosis penyakit ini berusia 65
tahun atau lebih. Meski begitu, penyakit ini bukanlah penyakit eksklusif
untuk orang dewasa. Pasalnya, penyakit ini juga dapat didiagnosis pada
usia berapa pun.
 Kebiasaan buruk
Merokok, konsumsi alkohol berlebihan, paparan sinar matahari
berlebihan, obesitas, dan seks yang tidak aman bisa jadi faktor penyebab
kanker.
 Riwayat keluarga
Dalam banyak kasus, penyakit ini sifatnya menurun. Maka, Anda harus
menjalani tes genetik untuk pencegahan lebih lanjut. Meski begitu,
dengan memiliki mutasi genetik yang diturunkan bukan berarti Anda
akan terkena penyakit ini.
 Kondisi kesehatan
Beberapa kondisi kesehatan kronis seperti ulcerative colitis dapat dengan
nyata meningkatkan risiko tumbuhnya penyakit ini jenis tertentu.
 Lingkungan
Bahan kimia berbahaya seperti asbes dan benzena di rumah atau tempat
kerja bisa menjadi faktor yang meningkatkan risiko penyakit ini.
Meskipun Anda tidak merokok, Anda bisa menghirup asap rokok jika
berada di sekitar orang yang merokok atau tinggal dengan seseorang
yang merokok

C. Etiologi
Sel sehat normal diatur secara ketat, dengan sinyal stimulasi dan
penghambatan dalam keseimbangan yang halus. Untuk sel-sel normal
menjadi sel kanker, diyakini bahwa agen fisik, kimia atau biologis harus
merusak sel dan menyebabkan perubahan genetik atau epigenetik yang
kemudian diperbanyak selama pembelahan sel. Sel-sel kanker akhirnya
mendapatkan beberapa perubahan dan perubahan ini menyebabkan
pertumbuhan, invasi, dan metastasis yang tidak terbatas.

Diperkirakan
kasus baru*

Laki- Betina
laki
Prostat 180.89 21% Payudara 246. 29%
0 660
Paru-paru dan 117.92 14% Paru-paru dan 106. 13%
bronkus 0 bronkus 470
Usus besar dan 70.820 8% Usus besar dan 63.6 8%
rektum rektum 70
Kandung kemih 58.950 7% Corpus uterus 60.0 7%
50
Melanoma pada 46.870 6% Tiroid 49.3 6%
kulit 50
Limfoma non- 40.170 5% Limfoma non- 32,4 4%
Hodgkin Hodgkin 10
Ginjal dan 39.650 5% Melanoma pada 29.5 3%
panggul ginjal kulit 10
Rongga mulut 34.780 4% Leukemia 26.0 3%
dan faring 50
Leukemia 34.090 4% Pankreas 25.4 3%
00
Saluran empedu 28,410 3% Ginjal dan panggul 23.0 3%
hati dan ginjal 50
intrahepatik
Semua situs 841.39 100 Semua situs 843. 100
0 % 820 %

Diperkirakan
kematian
Laki-laki Betina

Paru-paru dan 85.920 27% Paru-paru dan 72.1 26%


bronkus bronkus 60
Prostat 26.120 8% Payudara 40,4 14%
50
Usus besar dan 26.020 8% Usus besar dan 23.1 8%
rectum rektum 70
Pankreas 21,450 7% Pankreas 20.3 7%
30
Saluran empedu 18.280 6% Indung telur 14.2 5%
hati dan 40
intrahepatik
Leukemia 14.130 4% Corpus uterus 10.4 4%
70
Kerongkongan 12.720 4% Leukemia 10.2 4%
70
Kandung kemih 11.820 4% Saluran empedu hati 8,89 3%
dan intrahepatik 0
Limfoma non- 11.520 4% Limfoma non- 8,63 3%
Hodgkin Hodgkin 0
Otak dan sistem 9,440 3% Otak dan sistem 6,61 2%
saraf lainnya saraf lainnya 0
Semua situs 314.29 100 Semua situs 281. 100
0 % 400 %

Gambar 1  Diperkirakan kejadian kanker 2016 (atas) dan kematian (bawah)


di Amerika Serikat untuk pria dan wanita. * Perkiraan dibulatkan ke 10
terdekat dan mengecualikan kanker kulit sel basal dan sel skuamosa serta
karsinoma in situ kecuali kandung kemih. (Direproduksi dengan izin dari
Siegel R, Naishadham D, statistik Jemal A. Cancer, 2016. CA Cancer J Clin
2016; 66: 7-30.)
D. Patofisiologi

Sel-sel kanker menunjukkan beberapa karakteristik yang differenti-makan


mereka dari sel-sel normal. Ciri-ciri ini termasuk pertumbuhan tak terbatas di
mana siklus sel tidak lagi diatur secara ketat. Genetik altera-tions
mengizinkan aktivasi beberapa onkogen dan penindasan berbagai gen
supresor tumor, melepaskan sel-sel kanker dari peraturan ketat diamati
dengan sel-sel sehat. Sel-sel kanker sub-sequently menjalani beberapa divisi
sel, memungkinkan ukuran tumor meningkat secara eksponensial. Sel-sel
kanker juga menolak program kematian sel dengan menghambat apoptosis
dan penuaan. terakhir, sel-sel kanker menumbuhkan pembuluh darah baru,
menyerang jaringan lokal baru, dan menyebar ke situs yang jauh.

E. Tujuan Terapi

Pengobatan kanker bergantung pada jenis atau tipe kanker yang diderita,
darimana asal kanker tersebut atau pola penyebarannya. Umur, kondisi
kesehatan umum serta sistem pengobatan juga mempengaruhi proses
pengobatan kanker.
Pengobatan yang umumnya diberikan adalah melalui :
1. Pembedahan atau operasi, di mana tumor diambil bila memungkinkan
2. Kemoterapi dengan obat-obatan sitostatika (obat membunuh sel kanker)
3. Radioterapi (menggunakan sinar radiasi).
4. Terapi hormonal
5. Terapi biologik (molekuler atau menggunakan obat non-sitstatika
khusus)
Secara umum biasanya digunakan lebih dari satu macam cara pengobatan di
atas, misalnya pembedahan yang diikuti oleh kemoterapi, bahkan seringkali
ketiga cara pengobatan tersebut di atas digunakan.
Tujuan utama operasi adalah mengangkat kanker secara keseluruhan,
karenanya hanya dapat sembuh kalau yang belum menjalar ketempat lain.
Sedangkan kemoterapi dan radiasi bertujuan untuk membunuh sel kanker atau
menghentikan pertumbuhan sel kanker atau paling tidak memperlambat
perkembangan sel kanker baru. Sesuai dengan  keadaannya.
Jadi kanker dapat disembuhkan secara total melalui pengobatan kemoterapi
dan radiasi atau setidaknya pengobatan tersebut dapat berfungsi untuk
mengurangi gejalanya.
Konsep modern saat ini adalah bahwa penatalksanaan terhadap kanker tidak
dapat berjalan secara sendiri-sendiri atau terpisah melainkan komprehensif
dan multidispliner, dimana setiap cabang ilmu kedokteran terkait bergerak
bersama, saling diskusi dan berinteraksi, sejak menetapkan penyakit
(diagnosis), pengobatan (terapi) hingga rawat lanjut (follow-up dan
rehabilitasi). Untuk menunjang konsep tersebut maka banyak pusat-pusat
pelayanan di luar maupun dalam negeri memberikan pelayanan berupa klinik
onkologi (onkologi adalah ilmu yang membidangi kanker).
Tujuan kemoterapi adalah untuk mengobati atau memperlambat pertumbuhan
kanker atau mengurangi gejalanya.
1. PENGOBATAN Beberapa jenis kanker dapat disembuhkan secara
tuntas dengan satu jenis kemoterapi atau dengan kombinasi beberapa
jenis kemoterapi.
2. KONTROL Kemoterapi ada yang hanya bertujuan untuk mengontrol
perkembangan kanker agar tidak bertambah besar atau menyebar ke
jaringan lain sehingga memungkinkan pasien hidup secara normal.
3. MENGURANGI GEJALA  Bila kemoterapi tidak dapat menghilangkan
kanker, maka kemoterapi yang diberikan bertujuan untuk mengurangi
gejala yang timbul akibat kanker tersebut, pada pasien seperti
meringankan rasa sakit dan memberi perasaan lebih baik serta
memperkecil daerah tubuh yang terserang kanker (memperkecil ukuran
kanker pada daerah tubuh yang terserang).
Kemoterapi dapat diberikan sesudah atau sebelum proses pengobatan utama
yaitu pembedahan. Pemberian sebelum operasi biasanya menggunakan obat-
obatan yang bertujuan memperkecil ukuran kanker sehingga hasil pengobatan
utama akan lebih efektif, dikenal sebagai kemoterapi neoadjuvan. Sedang
pemberian kemoterapi setelah pengobatan utama bertujuan untuk membunuh
sisa sel kanker yang tertinggal atau yang dapat berkembang lagi kemudian,
dikenal sebagai kemoterapi adjuvan.
Pada akhirnya, kemoterapi merupakan upaya bersama, suatu “joint
effort”. Keluarga, kerabat, atasan beserta rekan kerja amat perlu untuk
mendukung dan berperan dalam proses. PASIEN ADALAH TOKOH
UTAMA dalam proses ini, dituntun oleh tim dokter-perawat trampil dan
biasa menghadapi pasien kanker serta menguasai perihal obat-obatan
antikanker serta efek samping. Namun, keberhasilan menjadi tanggungjawab
semua orang disekeliling pasien, karena di ujung jalan akan tampak bahwa
pasien akan berhasil dengan dukungan orang-orang disekitarnya. 
Prinsip Terapi Kanker
1. Mengenal fase pembedahan dan sirkulasi sel dan kegiatan sel pada
masing-masing fase

2. Aksi dari gen kemoterapi


Golongan Proses yang Agen kemoterapi Inhibisi
diganggu fase sel
Antimetabolit Sintesis purin Analog folat (metotreksat), S
dan pirimidin purin analog (pirimidin
(asam Nukleat) analog, adenosine analog)
Agen alkilasi DNA sintesis Nitrosurea (carmustine), Cell-cycle-
dan golongan dan binding platina (carboplatina, nonspecific
lainnya cipslatin), dll (doxorubicin, agent
etoposide)
Alkaloid Vinka Sintesis Vinblastin, vinkristin M
mikrotubul
Agen Sintesis Paklitaksel, docetaxel M
Mikrotubul mikrotubul

3. Antibodi monoklonal
Mengikat antigen spesifik dari kanker dan memberikan respon imun
untuk membunuh sel (contoh: transtuzumab, rituximab)
4. Terapi endokrin
Untuk kanker yang terkait dengan perubahan hormonal seksual (contoh:
antiestrogen untuk kanker payudara)
5. Gen terapi
Kanker yang disebabkan oleh adanya perubahan susunan genetic, dapat di
terapi dengan mentransfer material genetic yang normal untuk
membentuk selular fenotif normal yang permanen.

Jenis Obat Kanker


Jenis Contoh Tatalaksana
Imunosupresan Transplantasi dan untuk pengobatan
Antiproliferatif beberapa kondisi autoimun, umumnya
(Sitotoksik) Azitioprin bila penggunaan kortikosteroid
tunggal tidak memberikan hasil yang
cukup baik
Profilaksis penolakan akut pada
Mikofenolat transplantasi ginjal/jantung jika
mofetil kombinasi dengan siklosporin dan
kortikostraroid
Kombinasi dengan siklosporin
mikromulsi dan kortikosteroid untuk
Asam
profilaksis penolakan transplantasi
Mikofenolat
akut pada pasien yang menerima
transplantasi ginjal alogenik
Siklofosfamid Pengobatan autoimun dan antikanker
Metotreksat Mencegah penolakan transplantasi,
pengobatan autoimun dan antikanker
serta lini kedua rheumatid artritis
Meringankan gejala penyakit kanker
Prednisolon stadium akhir, meningkatkan nafsu
makan dan memberikan perasaan sehat
Kortikostreroid Leukemia limfositik akut dan kronis,
limfoma Hodgkin dan non-hodgkin,
Deksametason
karsinoma payudara, terapi paliatif dan
suportif pada anak
Mencegah reaksi penolakan setelah
transplantasi sumsum tulang, ginjal,
Siklosporin hati, jantung, pancreas, dan jantung-
paru serta untuk profilaksis dan terapi
penyakit graft-versus-host
Penghambat
Dengan kortikosteroid adrenal dan
kalsineurin
mikofenolat mofetil pada pencegahan
penolakan organ pada penerima
Takrolimus
transplantasi hati dan ginjal, allograft
yang gagal diatasi dengan
imunosupresan lain
Profilaksis penolakan akut pada
Basiliksimab
transplantasi ginjal allogenik
Pengobatan limfoma folikular lanjut
yang telah resisten terhadap
Antibodi
kemoterapi dan untuk difusi limfoma
Monoklonal
Rituksimab non-hodgkin sel B besar dikombinasi
dengan kemoterapi lain, bersifat
kardiotoksik

Imunosupresan Remitting Multiple Sclerosis (RRMS)


lainnya pada pasien dengan gejala penyakit
yang berat yang tidak teratasi dengan
Fingolimod
minimal satu jenis terapi lainnya untuk
menahan perburukan dan mengurangi
frekuensi kambuh
Interferon alfa Kambuhan atau metatstasis karsinoma
sel ginjal, limfoma sel T kutan yang
progresif, limfoma non Hodgkin
folikuler, sarcoma Kaposi, hairy cell
leukemia, hepatitis B kronik aktif,
hepatitis C kronik aktif, leukemia
myeloid kronis
Tidak boleh digunakan pada pasien
penyakit depresi berat ( atau memiliki
keinginan bunuh diri), pada pasien
Interferon beta
epilepsy yang tidak cukup terkontrol,
atau pada gangguan fungsi hati
terdekompensasi
Pengobatan hepatitis C kronis pada
pasien 18 tahun keatas dengan
penyakit hati yang sudah dipastikan
Timosin alfa
(compensated) dan repilikasi virus
hepatitis B (HBV) (serum HBV DNA
positif)

F. Mekanisme Kerja Obat


Mekanisme kerja obat kemoterapi adalah :

Obat Kemoterapi Mekanisme Kerja


Peritostatin Menghambat adenosin deaminase
6-Merkamptopurin, 6-Tioguanin, Menghambat biosintesis cincin purin,
Azatioprin menghambat interkonversi
nukleotida
Metotreksat Menghambat reduksi dihidrofolat,
memblok sintesis TMP ( Timidin
Monofosfat) dan Purin
Kamtotesin, Etoposid, Teniposid, Memblok fungsi topoisomerase
Daunorubisin, Doksorubisin,
Mitoksantron
PALA ( N-Fosfonoasetil-L-Aspartat) Menghambat biosintesis Pirimidin
Hidroksiurea Menghambat ribunukleotida
reduktase
5-Fluorourasil Menghambat sintesis TMP
Gemsitabin, Sitarabin, Fludarabin, 2- Menghambat sintesis DNA
klorodeoksiadenosin
Analog Platinum, Bahan Pengalkilasi, Membentuk kompleks inklusi dengan
Motimisin, Cisplatin, Prokarbazin, DNA
Dakarbazin
L- Asparaginase Mendeaminasi asparagin,
menghambat sintesis protein
Paklitaksel, Alkaloid Vinca, Kolkisin Menghambat fungsi mikrotubulus

Anda mungkin juga menyukai