Anda di halaman 1dari 128

Keganasan pada

Rongga Toraks

Dr. Irvan Medison. SpP


TUMOR RONGGA TORAKS
• Tumor paru
• Tumor jinak ( Benign Neoplasma)
• Tumor ganas / kanker ( Malignant
Neoplasma )
• Primer
• Metastase
• Tumor mediastinum
• Mesotelioma
• Tumor dinding dada
( sarcoma dll)
Definisi Kanker
• Kanker
• Proliferasi abnormal dari sel jaringan tubuh
manusia dengan kecenderungan menyebar
ke tempat-tempat di luar tempat asal
sel/jaringan tubuh tadi
KANKER PARU
Klasifikasi Tumor Paru
1. Tumor ganas (kanker paru) Tumor yang jarang sekali menjadi ganas
1. Carcinoma Bronchus 1.Hamartoma
2. Alveolar cell Carcinoma
-Bronchiolar carcinoma a. cartilaginous
-Pulmonary Adenamatosis b. Fibroleiomyomatous
-Pulmonary lymphomata 2. Chndroma of bronchus
-Reticulosis
a. Hodgkin`s disease = 3. Cystadenoma of bronchus
lymphadenoma 4. Fibroma
b. Lymphosarcoma
c. Reticulum cell sarcoma 5. Myxoma
d. Leukemias 6. Lipoma
2. Tumor yang sedikit keganasannya atau 4. Tumor yang tak pernah tampak ganas
kadang kadang menampakan keganasan
1. Bronchial adenoma 1. Pulmonary arteriovenous fistula
a. Carcinoid tumor
=Pulmonary angioma
b. Cylindroma
= Vascular hamartoma
c. Mucoepidermoid tumor
2. Histiocytoma
d. Mixed tumor
2. Myoblastoma
3. Neurofibroma and neugenik carcinoma
4. Pappiloma of trachea or bronchus
5. Plasma cytoma
6. Sarcoma
7. Haemangiopericytoma
Klasifikasi Kanker Paru
berdasarkan jenis sel
 SCLC ( Small Cell Lung Carsinoma) /
Kanker Paru Jenis Karsinoma Sel Kecil
(KPKSK)

 NSCLC ( Non Small Cell Lung Carcinoma) /


Kanker Paru Jenis Bukan Karsinoma Sel
Kecil (KPBKSK)
• Adenocarcinoma
• Squamous cell carcinoma (SCC)
• Large cell carcinoma (LCC)
• Carcinoid, etc
Epidemiologi
Kanker paru :
•Sudah dikenal sejak abad ke 15
•Meningkat lebih ½ abad yang lalu
•Bersifat fatal 5` SR < 10 %
•Insiden ♂ : ♀ = 5 : 1
•Umur : 40 –70 tahun

Data statistik di berbagai negara menunjukan angka


kejadian kanker paru cendrung meningkat

Jan 28, 2021 1


2003 Estimated US Cancer Cases*
Men Women
675,300 658,800 32% Breast
Prostate 33%
Lung & bronchus14% 12% Lung & bronchus
Colon & rectum 11% 11% Colon & rectum
Urinary bladder 6% 6% Uterine corpus
Melanoma of skin 4% 4% Ovary
Non-Hodgkin lymphoma 4% 4% Non-Hodgkin
Kidney 3% lymphoma
Oral Cavity 3% 3% Melanoma of skin
Leukemia 3% 3% Thyroid
Pancreas 2% 2% Pancreas
All Other Sites 17% 2% Urinary bladder
20% All Other Sites

*Excludes basal and squamous cell skin cancers and in situ carcinomas except urinary bladder.
Source: American Cancer Society, 2003.
2003 Estimated US Cancer Deaths*
Men Women
Lung & bronchus31% 285,900 270,600 25% Lung & bronchus
Prostate 10% 15% Breast
Colon & rectum 10% 11% Colon & rectum
Pancreas 5% 6% Pancreas
Non-Hodgkin 4% 5% Ovary
lymphoma 4% Non-Hodgkin
Leukemia 4% lymphoma
Esophagus 4% 4% Leukemia
Liver/intrahepatic 3% 3% Uterine corpus
bile duct 2% Brain/ONS
Urinary bladder 3% 2% Multiple myeloma
Kidney 3% 23% All other sites
All other sites 22%

ONS=Other nervous system.


*Excludes basal and squamous cell skin cancers and in situ carcinomas except urinary bladder.
Source: American Cancer Society, 2003.
 Epidemiologi
• Di dunia
 Kanker paru di Jepang penyebab kematian utama
keganasan pada laki-laki
• Indonesia
• Data nasional belum ada
• RS persahabatan
• Urutan ke 3 dari 10 penyakit keganasan
R.S.Persahabatan Jakarta

Terjadi peningkatan kakus Kanker paru dari tahun ke tahun

 Tahun 1970-1976 6,6 thn


Sebanyak 382 kasus ( 63,5 / tahun )
 Tahun 1984-1988 4 thn
Sebanyak 666 kasus ( 166,5 / tahun )
 Tahun 1992 1 thn
Sebanyak 228 kasus ( 228 / tahun )
180

150

120

90

60

30

0
1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003

Number of lung cancer patients, Outpatient Department,


Persahabatan Hospital, 1997-2001
www.kankerparu.org
rumah sakit Jml kasus %
Patogenesis Kanker Paru
• Etiologi dan patogenesis kanker ?
• Teori-teori
• Herediter
• Vairal carcinogenesis ( hepatitis B )
• Ketidak seimbangan antara tumor gen supresor dan gen proto-
onkogen
• Proto onkogen adalah gen yg berperan terjadinya dysregulasi
atau mengasilkan protein abnormal sehingga terjadi gangguan
perkembangan sel normal menjadi proses keganasan
• Gen protoonkogen ( K-ras, c-myc, bel-2)
• Gen supresor adalah gen yang merubah/mengontrol sehingga
tidak terjadi pembentukan sel yang abnormal
• Gen supresor (Rb, P53, 3p LOH)
Onkogen normal Gen tumor
supresor
K Ras
C myc P53
Rb

Proliferasi Apoptosis

Siklus sel Siklus sel


faktor pertumbuhan p53
bcl2
Cancer
Jan 28, 2021
Proses perubahan dari sel normal sampai metastasis ada beberapa
tahap :
• hyperplasia,
• dysplasia,
• metaplasia,
• carcinoma in situ,
• invasive cancer, dan
• metastase jauh.
Pertumbuhan tumor di nilai dengan menggunakan istilah doubling
time
• Adeno carcinoma 183 hari
• Squmous sel 100 hari
• Large sel 100 hari
• Small sel 30 hari
Faktor risiko
 Laki-laki : perempuan ( 3-5 : 1)
 Usia > 40 th
 Work place exposure
 Nickel, arsenic, asbes, beryllium dll
 Urban residents 1.5-2 kali rural resident
 Polusi udara
 Ada riwayat keluarga kanker paru
 Perokok pasif
 Perokok resiko kanker meningkat 26%
• Kira kira 85-90% insiden kanker
paru pada orang perokok
Karsinogen dalam Asap Rokok
• Fase Partikulat :
Netral fraksi : Benzpyrene
Dibenzanthracene
Benzofluoranthenes

Basik fraksi :Nitrosamines


Asidik fraksi :Tumor promoting agent
Residual fraksi :Nikel, cadmium,
Polonium 210

• Fase uap : : Nikel karbonyl


Hydrazin
Vinyl chlorida
Nitrogen oksida
Nitrosodiethylamine

Jan 28, 2021


Risiko merokok untuk terjadinya kanker paru

Merokok 1 -10 batang / hari


meningkatkan risiko 15 kali dibanding
orang tanpa merokok
Penghentian merokok :
Akan menurunkan risiko setelah 3 thn
berhenti merokok
Akan sama dengan resiko orang tanpa
merokok setelah 10-13 th berhenti
merokok
DIAGNOSIS

TUJUAN
 Menentukan jenis histopatologi
 Menentukan derajat kanker paru
 Menentukan lokasi tumor
 Menentukan performan status
 Menentukan terapi yang akan dipilih
DIAGNOSIS CA PARU
1. Gambaran klinis ( Anamnesis ;gejala klinis,
Pemeriksaan Fisik )
2. Radiologis ( torak PA/ Lat, CT Scan torak)
3. Patologi anatomi (Sitologi sputum, bilasan
bronkus, TTB, BAJH, sitologi cairan pleura,
biopsi pleura )
4. Tumor marker P53,
5. Bronkoskopi ( diagnosis dan terapi )
Gejala klinik
1. Terhadap saluran nafas
 Iritasi dan gangguan mekanik
 batuk-batuk kronis
 hemoptysis
 Infeksi / pneumonitis berulang
 Obstruksi – sesak nafas—atelektasis

2. Penekanan sekitar / infiltrasi


 Vena cava superior sindroma
 Dispagia ( gangguan menelan )
 Kelumpuhan diaphragma
 Kelumpuhan pita suara
 Kelumpuhan N. brachialis
 Deviasi Trachea
3. Gejala Metastase
 KGB hilus / mediastinum
 Tulang
 Otak
 Dll
4. Non metastase extra pulmonary manifestation of
bronchogenic carcinoma
 Hypertropic osteo atropaty
 Neurophati
Diagnosa
 Anamnesa :
 Keluhan Utama
 Riwayat penyakit sekarang
 Riwayat penyakit dahulu
 Riwayat penyakit keluarga
 Riwayat kebiasaan ( merokok, dll)
 Riwayat pekerjaan ( berhubungan dengan polusi)
 Pemeriksaan :
- Keadaan umum
- Gejala klinik
- Radiologi PA / Lat / Tomografi
- Laboratorium : rutin
sitologi sputum
1. GAMBARAN KLINIS
Anamnesis
 Batuk-batuk ( kering, sputum, darah )
 Nyeri dada  Destruksi iga/ ddg dada
 Sesak nafas pada tumor paru dapat disebabkan
oleh;
Penekanan pada sal nafas parsial atau total
( atelektasis )
Efusi pleura
Kelumpuhan N Frenikus
Anemia
kombinasi
GAMBARAN KLINIS
Anamnesis
 Suara serak kelumpuhan N laringeus/Recuren
 Sulit / sakit menelan  penekanan Esopagus
 Sembab muka 
 Sindroma Vena kava Superior penekanan oleh massa tumor
pada vena kava superior sehingga terjadi gangguan aliran
darah balik menuju ventrikel kanan.
Gejala klinis lainnya, sesak nafas, JVP meningkat, venektasis
di dinding dada
 Sindroma neoplastik ( gejala tumor paru bukan oleh
karena efek langsung oleh masa tumor )
Anamnesis
Riwayat sakit, riwayat pengobatan
• Mangunnegoro:
43% pasien kanker paru didiagnosis
sebagai Tb paru

• Taufik:
38% pasien kanker paru telah diobati sebagai Tb
paru ketika diagnosis kanker paru ditegakkan
Pemeriksaan Fisik

 Inspesi
 Palpasi
 Perkusi
 Auskultasi
Superior Vena
Cava Syndrome
Horner’s Syndrome
& Brachial Plexus
Syndrome
Pemeriksaan Fisik Tumor Paru
1. Inspeksi
Statis
Normal
Flat / mengecil ( atelektasis )
Cembung ( massa tumor, efusi pleura )
Dinamis
Normal
Gerakan tertinggal
2. Palpasi
Normal
Premitus melemah ( atelektasis, efusi pleura )
Premitus meningkat ( massa tumor)
Pemeriksaan Fisik Tumor Paru

3. Perkusi
1. Normal - Pekak / redup
4. Auskultasi
Normal - Suara nafas melemah / hilang
Pemeriksaan Fisik tumor paru dipengaruhi oleh:
• Besar massa tumor
• Ada tidaknya komplikasi
• Luasnya kelainan
• Pengalaman pemeriksa
Pemeriksaan penujang
1.Radiologis
• Ro/ toraks PA
• Gambaran masa tumor baru jelas bila diameter > 1 cm
• Perselubungan dengan batas tegas
• Destruksi iga
• Diapragma letak tinggi
• Efusi pleura
• Atelektasis
• Ro/ pa lateral
• Posisi / lokasi tumor
• Ct scan toraks
• Ukuran massa tumor < 1cm
• Mengetahui KGB hilus
Massa radioopak di puncak paru,
destruksi iga I
RONTGEN
TORAKS

• Riwayat tumor di
tempat lain

• Secara radiologis
gambarannya
multiple nodul
Tumor sekunder

• Riwayat tumor di
tempat lain

• Secara radiologis
gambarannya multiple
nodul
ATELEKTASIS
2. CT SCAN TORAK
3. Patologi Anatomi
 Sitologi sputum
Cara pengambilan sputun yang baik yaitu sputum pagi hari/habis
bangun tidur, kumur-kumur, tarik nafas dalam baru di batukan
 BAJH atau biopsi daniel( KGB ) supra klavikula
BAJH yaitu dengan menggunakan jarum
Biopsi Daniel yaitu dengan mengangkat sebagian masa kelenjar

 TTB ( Trans torakal biopsi )


Hati hati kalau tumor di central oleh karena banyak pembuluh
darah besar
Tumor dekat dinding dada/ Tumor di perifer
Lebih aman dilakukan apabila di bantu dengan menggunakan
CT-Scan
Komplikasi TTB yang sering Pneumotorak

 Bilasan/ sikatan / biopsi bronkus/ TBNA


Klasifikasi Jenis Kanker Paru dari hasil
Pemeriksaan Patologi anatomi
( menurut WHO 1999)
1. Squamous cell carcinoma (epidermoid)
2. Small cell carcinoma
3. Adeno carcinoma
4. Large cell carcinoma

Minimal untuk melakukan terapi secara PA


harus membedakan non small cell ca atau bukan
non small cell ca
4. Tumor marker

Belum di sepakati
Cyfra 21.1, NSE , SCC
• Baru di gunakan sebagai follow up
pengobatan
5. Bronkoskopi
• Diagnosis
• Diagnosis makroskopis/penampakan
• Dapat melihat sumber perdarahan
• Mengambil bahan dengan bilasan, sikatan, biopsi
trasbronkial
• Menentukan derajat tumor ( T )
• Terapoitik
• Pemasangan sten
• Mengambil korpus alienum
Bronkoskopi
BRONKOSKOPI
Diagnosa dini
• Tujuan :
• Menemukan kanker paru dini
• Terbatas epitel bronkus
= Ca insitu

• Resiko tinggi
• ♂ umur ≥ 40 tahun
• Perokok berat / sedang
• Terpapar zat karsinogen

Jan 28, 2021 1


Diagnosa dini kanker paru
Tumor 1 cm ( 10 mm) -- 25 - 30 Doubling time
-- 7 - 590 hari
-- 60 -- 70 % umur nya

Ikeda :
Tumor < 20 mm 0,9 % metastase ke KGB
Tumor 20 – 30 mm 35 % metastase ke KGB

Kesimpulan : Tumor ukuran 1 cm masih dini

Jan 28, 2021


Pemeriksaaan saringan
sitologi Pemeriksaan sputum tiap 4-6
bulan
- curiga +

Foto Curiga TDK TDK Evalusai


toraks derajat/
tiap 6 obat
bulan
Mungkin ganas TDK TDK TDK
tapi perlu DD

Tidak Pem saringan TDK TDK


mencurigakan di atas
diteruskan

Jan 28, 2021


TDK : Tindakan Diaknostik Khusus 1
Penderajatan kanker paru
Stage T N M
Occult cancer Tx No Mo

Derajat 0 Tis No Mo

Derajat IA T1 No Mo
Derajat IB T2 No Mo
Derajat II A T1 N1 Mo

Derajat II B T2 N1 Mo

Jan 28, 2021


Penderajatan kanker paru
Stage T N M

Derajat III A T1 N2 Mo
T2 N2 Mo
T3 N1 Mo
T3 N2 Mo

Derajat III B Sembarang T N3 Mo


T4 Sembarang N Mo

Derajat IV Sembarang T Sembarang N M1


Jan 28, 2021
Kategori T , N , M
Kanker paru
• T : Tumor primer
• To : Tumor primer ( - )
• Tx : Tumor ( - ), sitologi ( + )
• Tis : Karsinoma insitu

• T1 : Tumor < 3 cm, dalam bronkus lobus

• T2 : Tumor > 3 cm, dalam bronkus utama


lebih 2 cm dari carina mengenai pleura
visceral, atelektasis dan pneumonitis
Jan 28, 2021
• T3 : Semua ukuran , mengenai dinding dada,
diafragma, bronkus utama < 2cm dari
carina, atelektasis dan pneumonitis seluruh
paru

• T4 : Semua ukuran , mengenai mediastinum,


jantung, carina, efusi pleura ganas,
trakea, esofagus
Jan 28, 2021
N : Kelejer getah bening ( KGB )
regional

• Nx : Kelenjer tidak dapat dinilai


• No : Kelenjer tidak terlihat / tidak didapatkan
• N1 : Didapatkan KGB peribronkus dan
atau KGB hilus ipsi lateral
• N2 : Didapatkan KGB mediastinum ipsi lateral
dan sub carina
• N3 : Didapatkan KGB hilus atau mediastinum
kontra lateral , skalenus , supraklavikula
Jan 28, 2021
M : Metastase / anak sebar jauh

• Mx : Metastase tidak dapat dinilai

• Mo : Metastase / anak sebar ( - )

• M1 : Metastase / anak sebar ( + )

Jan 28, 2021


TERAPI

• Macam-macam terapi
• Kemoterapi
• Operatif
• Radioterapi
• Imunoterapi
• Terapi Hormon
• Terapi gen
• Suportif
• Combined modality therapy
• Pemilihan terapi tergantung ke pada
 Jenis cell kanker
 Derajat kanker paru
 Tumor primer atau metastase
 Performan status ( tampilan klinis)
 Non medis ( fasilitas RS, Ekonomi
penderita)
Tampilan menurut skala WHO dan Karnofsky

WHO Karnofsky Ket


0 90-100 Aktif normal
1 70-80 Keluahan +, dapat mengurus
diri sendiri
2 50-60 Cukup aktif, kadang
memerlukan bantuan
3 30-40 Kurang aktif, perlu perawatan
4 10-20 Hanya di tempat tidur
- 0-10 Tidak sadar
OPERATIF
• Syarat operatif
• Non small cell carcinoma
• Stad < IIb
• Toleransi/ faal paru yang tinggal
• Pneumonektomi resiko ringan jika VEP1 > 60% dan KVP N
• Pneumonektomi resiko sedang VEP1 > 60% dan KVP > 35%
• Performan status
• Karnofsky ( 70-80 )
• WHO (1)

• Jenis operasi
• Segmentek tomi
• Lobektomi
• pneumonektomi
OPERATIF
• Paliatif/suportif
• Dapat dilakukan pada stad > IIB untuk tujuan
mengecilkan masa tumor untuk
• mengurangi sesak
• Mengurangi tekanan
• Non small cell ca
KEMOTERAPI
• Prinsip pemilihan jenis kemoterapi Kanker
• Tentukan jenis sel ( small atau non small )
• Platinum based therapy ( sisplatin,
carboplatin )
• Tidak toksisitas
• Respon objektif 1 obat > 15%
• Tidak menggunakan satu macam obat saja
• Combined modality therapy
Definisi Kemoterapi

adalah pengobatan untuk penyakit kanker


dengan menggunakan bahan kimia yang
spesifik, atau obat obatan yang bekerja
merusak sel kanker secara selektif

(The american heritage dictionary)


Kemoterapi sangat efektif untuk kanker
tumbuh sangat cepat ( leukemia, limfoma),
namun kurang efektif untuk kanker tumbuh
lambat ( kanker paru, kanker saluran cerna)
Manfaat Kemoterapi

 Menghalangi pertumbuhan sel kanker


 Mencegah metastasis
 Menghilangkan gejala yang ditimbulkan
 Mengecilkan/ menghilangkan massa kanker
Syarat untuk kemoterapi
 Performan status non small sel ca > 6o
 Performan status small sel ca > 50
 Hb > 10
 Leukosit 4000-10000
 Trombosit > 100.000
 Jantung fgs normal
 Fungsi ginjal Clearent creatinin > 60
 Fungsi hati normal
 bilirubin, SGOT, SGPT
• Macam kemoterapi pada non small cel carcinoma

• CAP II ( Cisplatin, Adriamicin,


Cyclophosphamide )
• Carboplatin, Etoposide
• Cisplatin, Etoposide
• Paclitaxel, Carboplatin
• Paclitaxel, Cisplatin
• Gemcitabine, Carboplatin
• Gemcitabin, Cisplatin
Small sel karsinoma
• CAV
• Cyklofosfamid
• Adriamicin
• Vinkristin
• Interval 3-4 minggu
• Syarat kemoterapi
Evaluasi hasil kemoterapi
• Respon subjektif
• keluhan
• Respon semi subjektif
• Tampilan, BB
• Respon objektif sec radiologis
• CR tumor hilang 4 minggu
• PR tumor berkurang > 50 %
• SD tumor berkurang < 50 %
• PD terjadi perburukan/ massa tumor tambah besar
RADIO TERAPI
• Radiosensitiv
• Small sel ca, adeno ca, large sel ca,
• squamous sel ca ( radio resisten
• Paliatif
• Mengurangi sesak
• Mengurangi nyeri tu destruksi iga
• hemoptoe
• Kuratif
• 5000-6000 cm rad
• 5 minggu
Syarat radio terapi
• Hb > 10 gr %
• Trombosit > 100 000
• Leukosit 5000 – 10 000
• PS > 60
Kemoradioterapi
• Sekuensial
• Alternating
• Konkuren
 Cara Pemberian radio-kemoterapi
 Konkuren
 Pemberian secara berbarengan
 Alternating
 Bergantian, radiasi diberikan diantara siklus
kemoterapi
 Sekuensial
 Kemoteapi > 2 siklus , lalu dilanjutkan dengan
radiasi
 Radiasi dulu lalu dilanjutkan dengan kemoterapi
Terapi kanker yang baru

• Targeted terapi
• Obat bekerja langsung kepada el yang mengalami
mutasi
Angka harapan hidup 5 tahun
berdasarkan stadium

Stadium 0 (n: 3) = 100%


Stadium I (n: 796) = 68,5%
Stadium II (n: 304) = 46,9%
Stadium IIIA (n: 719) = 26,1%
Stadium IV (n: 327) = 11,2%
Stadium IIIB (n : 233) = 9,0%
(Naruke et.al, 1997)
Pencegahan

 Primer :
• Menghentikan Merokok
• Mencegah menjadi perokok
• Pekerjaan ( profesional exposure )
 Arsen, asbes, nickel, cromium
• Vit A
• Anti oksidan
 Beta karoten
 VIT C
• VIT E
 Sekunder :
• Penemuan kasus dini
Hasilnya tidak positif
Tumor
Mediastinum
TUMOR MEDIASTINUM
Rongga mediastinum
• Rongga yang terdapat antara
paru kiri dan kanan
• Berisi;
• jantung
• pembuluh darah (arteri
dan vena)
• Trakea
• Kelenjer timus
• Kel enjer getah bening
dan salurannya
• Syaraf
• Jaringan ikat
• Tumor mediastinum
• Tumor yang terdapat di dalam
rongga mediastinum

• Rongga mediastinum sempit


• Tumor  menekan organ
sekitar mengancam jiwa
• Sebagian besar tumor
mediastinum tumbuh lambat 
• pasien datang setelah
tumor cukup besar
Anatomi mediastinum
 Mediastinum secara anatomi dibagi
atas 4 bagian
1. Mediastinum superior:
 Mulai pintu atas rongga dada
sampai ke vertebre torakal ke
5 dan bagian bawah sternum
2. Mediastinum anterior
 Dari garis batas mediastinum
superior ke diafragma de
depan jantung
3. Mediastinum posterior
 Dari garis batas mediastinum
superior ke diafragma
dibelakang jantung
4. Mediastinum medial ( tengah)
 Dari garis batas mediastinum
superior ke diafragma
diantara mediastinum
anterior dan posterior
Klasifikasi tumor mediastinum
 Didasarkan atas organ/ jaringan asal tumor atau jenis
histopatologisnya  oleh Rosenberg
• Neurogenic •Lymphoma
•Berasal dari saraf ferifer •Hodgkin.s
•Neurofibroma •Histiocytic lymphoma
•Neurilemoma( Schwanoma) •Undifferentiated
•Neurosarcoma
•Berasal dari ganlion simpatis •Germ Cell Tumors
•Ganglioneuroma •Seminoma
•Ganglioneuroblastoma •Non seminomatous tumors
•Neuroblastoma •Pure embryonal cell
•Berasal dari paraganglion •Mixed embryonal cell
•Pheochromocytoma •Whith seminomatous elements
•Chemodectoma •With trophoblastic element
(Paraganglioma) •With teratoid elements
•Thimic •With ektodermal sinus elements
•Thymoma ( yolk sac tumors)
•Carcinoid •Teratoma , benign
•Thymolipoma
Sambungan
•Aneurysms •Endocrine Tumor
•Mesenchymal Tumor •Thyroid
•Fibroma and fibrosarcoma •Parathyroid
•Lipoma and liposarcoma •Cysts
•Myxoma •Pericardial
•Mesothelioma •Broncogenic
•Leiomyoma and •Enteric
leiomyosarcoma •Thymic
•Rhabdomiosarcoma •Thoracic duct
•Xanthogranuloma •Meningoceles
•Mesenchymoma
•Hemangioma •Hernias
•Hemangioendothelioma •Hiatal
•Hemangiopeicytoma •Margagni
•Lymphangioma
•Lymphangiomyoma •Lymphadenopathy
•Lymphangiopericytoma •Implamatory
•Granulomatous
•Sarcoid
Berdasarkan lokasi
DIAGNOSIS
• Untuk melakukan prosedur diagnostik harus
diperhatikan apakah pasien datang dengan
kegawatan ( napas , kardiovakuler atau saluran
cerna)
• Pasien datang dengan kegawatan napas sering
membutuhkan tindakan emergensi atau semi
emergensi. Prosedur diagnostik ditunda dulu sampai
keadaaan gawat teratasi.
Klinis
 Anamnesis
 Tumor mediastinum sering tidak memberikan gejala dan
terdeteksi saat dilakukan foto toraks
 Keluhan biasanya timbul apabila tumor sudah menekan atau
menginvasi struktur mediastinum
 Gejala dan tanda yang timbul tergantung organ yang terlibat
 Batuk, sesak napas atau stridor ditemukan apabila terjadi ;
penekanan pada trakea atau bronkus utama
 Disfagia ; akibat penekan / invasi ke eosofagus
 Sindroma vena cava superior ( SVKS); penekan Vena cava
superior
 Suara serak dan batuk kering; nervus laringeus terlibat
 Paralisis diafragma; penekanan nervus frenikus
 Nyeri dinding dada ; pada tumor neurogenik/ tumor
menekan sisitem saraf
Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan fisik akan memberikan imformasi sesuai
dengan lokasi, ukuran dan keterlibatan organ lain, misal
data klinis lain dapat dijadikan informasi tambahan
seperti
• Adanya mistenia gravis ------ timoma
• Limfadenopati ---------------- limfoma.
Pemeriksaan penujang
 Radiologi
 Foto toraks
 Dari foto toraks PA / lateral sudah dapat ditentukan lokasi
tumor; apakah di anterior, medial atau posterior ( untuk tumor
dengan ukuran yang besar sulit menentukan lokasi pastinya).
• Tomografi
• Sudah jarang dilakukan
• CT scan toraks dgn kontras
• Dapat menentukan lokasi tumor --- perkiraan
jenis
• Menentukan stage ---sudah adanya invasi
sekitar atau belum
• Membantu dalam pengambilan bahan sitologi
• Untuk menentukan luas radiasi
sambungan
• Angiografi
• Mendeteksi aneurisma aorta ( lebih sensitif dari
flouroskopi dan ekokardiografi
sambungan
• Floroskopi
• Untuk melihat kemungkinan aneurisma aorta
• Ekokardiografi
• Untuk mendeteksi fulsasi pada tumor yang
diduga aneurima aorta
• Oesopagografi
• Melihat adanya penekan atau invasi pada
oesopagus
• USG, MRI dan kedokteran nuklir
Prosedur endoskopi
 Bronkoskopi
 Dilakukan bila ada indikasi operasi
 Dapat mem,berikan informasiadanya penekanan /
pendorongan
 Apakah sudah terjadi invasi ke saluran napas
 Bronkoskopi sering dapat membedakan tumor paru
dgn tumor mediastinum
 Eosopagoskopi
 Mediatinoskopi
 Untuk tumor yang berlokasi di mediastinum anterior
 Torakoskopi diagnostik
Prosedur patologi anatomi
 Pemeriksaan sitologi
 Prosedur diagnostik untuk memperoleh bahan pemeriksaan
sitologi adalah;
 Biopsi Jarum Halus (BJH ) / Fine Needle aspirasi biopsy
(FNAB) ---- jika pembesaran KGB/ tumor superfisial
 Punksi pleura----- efusi pleura
 Bilasan sikatan bronkus
 Biopsi jarum halus --- masa intra bronkial
 Biopsi trans torakal / transthoracal biopsy ( TTB) lokasi tumor
tidak dekat pembuluh darah atau tidak ada kecuriga aneurisma
aorta. Jika massa < 3 cm memiliki banyak pembuluh darah TTB
dilakukan dgn guiding flouroskopi atau USG atau CT scan
 TBNB ( tran bronchial Nidle Biopsi) dengan guideing USG
transbronkial
Pemeriksaan histologi

• Bila BJH tidap dapat menentukan jenis sel dapat


dilakukan
• Pengangkatan jaringan KGB --prosedur biopsi
Daniels
• Biopsi mediastinal
• Biopsi ekisisi pada tumor yang besar
• Torakoskopi diagnostik
• VATS (Vidio asisted Thoracic surgery)
Real-time Endobronchial Ultrasound- Guided Transbronchial Needle Aspiration of Mediastinal and
Hilar Lymph Nodes*

Figure 1. Top, A: tip of the ultrasonic puncture bronchoscope (CP-EBUS; model XBF-UC260F) with the linear curved-
array ultrasonic transducer. Bottom, B: the balloon attached to the tip of the bronchoscope is inflated with normal saline
solution, and a dedicated TBNA needle is inserted through the working channel.
Pemeriksaan Laboratorium
• Uji tuber kulin ---curiga Limfadenitis TB
• T3 T4--- bila curiga tumor tiroid
• α - fetoprotein dan β - HCG dilakukan untuk golongan
tumor sel germinal, jika ada keraguan antara
seminoma dengan non seminoma.
• Pada seminoma -----α - feto protein dan β – HCG
tinggi.
PENATALAKSANAAN
• Penatalaksanaan untuk
• tumor mediastinum jinak ---- pembedahan
• Tumor mediastinum ganas ----tergantung jenis sel
• Jenis limfoma hodgkin’s dan non hodgkin’s
---sesuai protokol
• Jenis non limfoma --- multi modaliti
• PEMBEDAHAN, saja untuk tumor yang
resisten kemoterapi dan radiasi .
• KEMOTERAPI
• RADIASI
• Syarat untuk tindakan bedah elektif.
• Pemeriksaan spirometri– fungsi paru
• Analisa gas darah, tekanan O2 arteri dan saturasi
oksigen > 90 %
• Syarat untuk kemoterapi dan radioterapi:
• Hb > 10 %
• Leukosit > 4.000 / dl
• Trombosit > 100.000/dl
• Tampilan ( performance status) > 70 Karnofsky
 Cara Pemberian radio-kemoterapi
 Konkuren
 Pemberian secara berbarengan
 Alternating
 Bergantian, radiasi diberikan diantara siklus
kemoterapi
 Sekuensial
 Kemoteapi > 2 siklus , lalu dilanjutkan dengan
radiasi
 Radiasi dulu lalu dilanjutkan dengna kemoterapi

 Pemantauan
 Efek samping obat / toksisitas, sepert;
 Melosupresi.
Timoma

Strollo, Chest 1997; 112: 514


Timoma
• Epithelial neoplasms
• Most are surrounded by fibrous capsule,
but may invade vital structures
• Metastasis is rare
• Can seed the pleural space but effusion is
rare
• Goal is complete resection, with XRT for
incompletely excised tumors and
consideration of cisplatin based chemoTx
Klasifikasi Tumor timus
(histologis)
• Timoma ( klasifikasi Muller Hermelink)
• Tipe medular
• Tipe campuran
• Tipe kortikal predominan
• Tipe kortikal
• Karsinoma timik
• Derajat rendah ( low grade)
• Derajat tinggi ( High grade)
• Karsinoid timik dan Oat cell Carcinoma
Staging berdasarkan sistem Masaoka
dan penatalaksaan berdasarkan stage
Stage Keterangan Penatalaksanaan

Stage I makroskopik berkapsul , ETT (extended thymo


secara mikroskopik tidak thymecthomy) saja
tampak invasi ke kapsul

Stage Invasi secara makroskopik ke ETT, dilanjutkan dengan radiasi,


II jaringan lemak sekitar pleura harus diperhatikan batas bats tumor
mediastinal atau invasi ke seperti terlihat pada CT scan
kapsul secara mikroskopik sebelum operasi
Stage III invasi secara makroskopik ke ETT dan extended
organ sekitar resectiodilanjutkan radiasi dan
kemoterapi
Stage IV Penyebaran ke pleura atau Debulking dilanjutkan dengan
A pericard kemoterapi dan radioterapi
Stage IV Metastase linfogen atau Kemoterapi dan radioterapi
B hematogen dilajutkan dengna debulking
Penatalaksanaan Timoma
• Penatalaksanaan timomo tipe medular

Stage I – II lebih dahulu dibedah , selanjutnya kemoterapi

Stage III Kemo / radioterpi neoadjuvant


Stage IV A Kemoradioterpi adjuvant 2 siklus dilajutkan radiasi 4000
cGy, diikuti dengan debulking dan kemoterapi siklus
berikutnya

Stage IV B Bersifat paliatif, kemoterpi dan radioterpi paliatif

 Penatalaksanaan timomo tipe campuran


 Penatalaksaan disesuaikan dengan tipe
histologik yang dominan.
 Penatalaksanaan karsinoma timik
 Multimodaliti
 Sama dengan penatalaksaan kanker paru

 Penatalaksanaan karsinoid timik dan Oat Cell Carsinoma


 Pembedahan
 Radiasi pascabedah, untuk kontrol lokal karena sering
invasif
 Kemoterapi, karena sering metastasis.
 Kemoterapi yang diberikan sama dengan kemoterpi
untuk kanker paru jenis sel kecil, yaitu ; sisplatin +
etoposid --- 6 siklus

 Oat Cell carsinoma mediastinum mempunyai


prognosis lebih baik dari Oat Cell carsinoma paru
• Pada setiap kasus timoma, sebelum pembedahan
harus di cari tanda miestenia gavis atau myestinic
reaction
• Bila ada --- dilakukan plasmafaresis untuk
mencuci antibody pada plasma penderita, paling
cepat seminggu sebelum operasi.
• Kesan myesthenic reaction --- diobati dahulu
sebagai miestenia gravis sebelum operasi
Tumor sel germinal
 Klasifikasi histologi
 Seminoma
 Non senminoma
 Karsinoma embrional
 Koriokarsinoma
 Yolk sac carsinoma
 Teratoma
 Jinak ( benigna)
 Ganas ( malignant)
 Dengan unsur sel germinal
 Dengan unsur non germinal
 Imatur
• Penatalaksanaan seminoma
• Seminoma , adalah tumor yang sensitif terhadap
radiasi dan kemoterapi
• Tidak ada indikasi bedah untuk tumor jenis ini
• Kemoterapi diberikan setelah radiasi selesai,
tetapi respon terapi lebih baik dengan cara
kombinsi radio-kemoterapi
• Bila ada kegawatan napas. Radiasi cito. Dilajutkan
dengan kemoterapi ( sisplatin based)
• Penatalaksanaan tumor mediastinum Nonseminoma
• Bersifat radioresisten, radiasi tak dianjurkan
• Pilihan terapi adalah kemoterpi 6 siklus
• Evalusi dilakukan setelah 3-4 siklus menggunakan
• marker tumor (α - feto protein dan β – HCG )
• Foto torak PA dan lateral
- gunaka bagan berikut
Nonseminoma

• 8Strollo, Chest 1997; 112:


51
Penatalaksanaan tumor sel germinal non
seminoma
 Penatalaksanaan Teratoma Jinak
 Penatalaksanaan teratoma jinak adalah
pembedahan, tanpa adjuvant
 Pemeriksaan batas reseksi harus menyeluruh agar
tidak ada tumor yang tertinggal dan kemungkinan
akan berkembang menjadi ganas

 Penatalaksanaan Teratoma ganas


 Multi modaliti ( kemoterapi, radioterapi,
pembedahan) memberika hasil yang lebih baik
 Pemilihan terapi didasarkan pada unsur yang
terkandung dan kondisi penderita.
 Teratoma dengan unsur germinal – penatalaksanan
sama dengan seminoma.
• Pada teratoma, perlu diingat
1. Teratoma matur pada orang tua tidak selalu berarti
jinak
2. Teratoma imatur pada anak-anak tidak selalu ganas
3. Teratoma matur pada anak-anak sudah pasti jinak
4. Teratoma imatur pada orang tua sudah pasti ganas
Tumor Neurogenik
 Klasifikasi Histologik
 Berasal dasi saraf tepi
 Neurofibroma
 Neurilemonma ( Schwannoma)
 Neurosarcoma
 Berasal dari gangglion simpatik ( symphathetic
gangglia)
 Ganglioneuroma
 Ganglioneuroblastoma
 Neuroblastoma
 Berasal dari jaringan para ganglionok
 Fakreomasitoma
 Kemodektoma ( paraganglioma)
Neurofibroma

Strollo, Chest 1997; 112: 1353


• Penatalaksanaan, semua tumor neurogenik adalah
pembedahan,
• kecuali Neuroblastoma ----- karena radiosensitif.
pemberian kombinasi radio-kemoterapi
memberikan hasil yang baik.
Tumor mesenkimal dan tumor
endokrin

• Jarang ditemukan
• Penatalaksanaan sangat spesifik
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai