Anda di halaman 1dari 3

PEMBERIAN TRANSFUSI DARAH

RSU XX

Jl. No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :

SPO / PP / 013 / IX / 2016 A 1/3

Ditetapkan oleh
Tanggal Terbit : Direktur RSU XX

SPO 04-09-2016

dr.

Transfusi darah adalah proses menyalurkan darah atau produk berbasis


PENGERTIAN darah dari satu orang ke sistem peredaran orang lainnya. Transfusi darah
berhubungan dengan kondisi medis seperti kehilangan darah dalam jumlah
besar disebabkan trauma, operasi, syok dan tidak berfungsinya organ
pembentuk sel darah merah.

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk:


TUJUAN 1. Meningkatkan volume darah sirkulasi (setelah pembedahan, trauma
dsb)
2. Meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk mempertahankan
kadar hemoglobin pada pasien anemia.
3. Memberikan komponen seluler tertentu sebagai terapi sulih (misalnya:
faktor pembekuan untuk membantu mengontrol perdarahan pada pasien
hemofilia)
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum XX Nomor : 017 / PP / SK /
KEBIJAKAN DIR / IX / 2016 tentang Pelayanan Darah Rumah Sakit Umum XX.

1. Tentukan indikasi transfusi dengan jelas dan tepat.


PROSEDUR 2. Pilih darah / komponen darah yang akan diberikan.
3. Hitung jumlah volume darah yang akan ditransfusikan
4. Informed Consent kepada pasien atau orang tua / wali pasien.
5. Ambil contoh darah untuk uji laboratorium (golongan darah, uji silang
serasi / cross match).
6. Isi formulir Permintaan Darah untuk Transfusi ke PMI dengan lengkap.
7. Cocokkan darah yang datang dari Bank Darah / PMI (nama pasien,
nomor rekam medis, jenis darah).

RSU XX

Jl. PEMBERIAN TRANSFUSI DARAH

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :


SPO / PP / 013 / IX / 2016 A 2/3

8. Prosedur di ruang rawat:


PROSEDUR a. Perawat dan dokter sudah mengetahui rencana transfusi.
( Lanjutan ) b. Darah yang datang dicek ulang dan periksa kebocoran kantong
darah.
c. catat waktu mulai dan selesai transfusi dilakukan.
9. Persiapan transfusi darah:
a. Siapkan peralatan infus : tiang penyangga, set transfusi, ukuran
abocath (sebaiknya no.18-20) tergantung kondisi, alcohol swabs.
b. Bekerja secara aseptik (lihat SPO Mencuci Tangan dengan
Handwash dan Handrub)
c. Cara pemasangan akses tranfusi
1) Pilih vena yang besar, lurus dan tidak pada persendian
2) Aseptik dan antiseptik daerah insersi.
3) Masukkan abocath, kemudian hubungkan dengan set transfusi
4) Berikan pertama kali NaCl 0,9% sebelum darah atau komponen
darah lainnya
d. Persiapkan labu darah:
1) Perhatikan dengan teliti: nama penderita, golongan darah, hasil
silang serasi, nomor labu darah / label, ada atau tidaknya
gumpalan darah
2) Labu darah jangan dikocok, cukup dibolak-balik 2-3 kali segera
sebelum diberikan, labu darah dihangatkan mendekati suhu
tubuh
e. Temperatur darah harus dijaga. Untuk transfusi yang diberikan
secara cepat (>100 ml/menit), jaga suhu jangan sampai hipotermia
(dapat mengakibatkan aritmia hingga henti jantung). Bila darah
tidak segera digunakan, simpan dulu di lemari pendingin.
f. Tidak diperkenankan menambah obat apapun kedalam labu darah
g. Kecepatan infus tergantung kasus yang dihadapi: kehilangan darah
akut, kecepatan > 100 ml / menit sampai tekanan sistolik 100
mmHg
h. Anemia kronis, tiap unit darah diberikan dalam waktu 4 jam (tidak
melebihi 2 ml / menit)
i. Penderita penyakit jantung, paru dan ginjal bila harus mendapatkan
lebih dari 2 unit darah lebih aman diberikan dalam 2 kali secara
terpisah.
j. Tranfusi darah lengkap dan PRC dimulai dalam waktu 30 menit
setelah labu darah dikeluarkan lebih dari 4 jam

RSU XX

Jl. PEMBERIAN TRANSFUSI DARAH

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :

SPO / PP / 013 / IX / 2016 A 3/3


k. Transfusi trombosit dimulai sesegera mungkin setelah produk darah
PROSEDUR diterima, diberikan dalam waktu 20 menit.
( Lanjutan ) l. Transfusi FFP dimulai dalam 30 menit setelah kantong darah
dikeluarkan dari lemari pendingin, diberikan dalam waktu 20
menit.
m. Transfusi kriopesipitat dan faktor VIII tidak lebih dari 10 ml/menit
n. Pada PRC atau darah yang sedikit kandungan plasmanya,
viskositasnya tinggi sehingga kecepatan aliran akan berkurang,
perlu dicampur dengan NaCl fisiologis (50-100 ml/unit)
o. Selesai proses transfusi darah, labu darah dan tranfusi set dibuang
di tempat sampah infeksius.
10. Pemantauan
Pemantauan pasien dilakukan sebelum, selama dan sesudah selesai
transfusi:
a. Pantau kecepatan tetesan dan reaksi transfusi darah pada 15-30
menit pertama transfusi
b. Pantauan rutin adalah tanda vital, diuresis, lokasi jalur infus (reaksi
inflamasi dan ekstravasasi), terjadinya reaksi transfusi
c. Bila ada risiko overload dapat diberikan diuretik kuat (furosemid)
intravena, pantauan dilanjutkan sampai 12-24 jam pasca transfusi
11. Evaluasi akhir
a. Setelah darah dan komponen darah yang ditransfusi habis, kantung
transfusi diganti dengan infus NaCl 0,9%.
b. Lepas jarum infus, cek sekitar lokasi, bila ada tanda radang segera
tekan dan tutup dengan kassa steril
c. Bila ditemukan tanda radang, kirim ujung kateter ke laboratorium
bakteriologi
d. Pantau kembali akan kemungkinan terjadinya reaksi transfusi
e. Pemeriksaan darah ulang pasca transfusi

UNIT TERKAIT 1. Unit Rawat Inap


2. Unit Rawat Intensif
3. Unit Kamar Operasi
4. Unit Kamar Bersalin
5. Unit Laboratorium

Anda mungkin juga menyukai