Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH KOLKISIN TERHADAP JARINGAN AKAR KACANG

HIJAU (Vigna radiata L) SECARA IN VITRO


Ayu Apriyani1, Dini Nurhaliza2, Irpan Hariansyah 3, Nafi’ah Salsabila4, Nanda
Aprilia5, Maghfiro Gita Romadina6, Rosa Damayanti7, Yulantia Lorenza8, Wiwin
Sundari9
Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
Fakultas Sains dan Teknologi
Prodi Biologi

ABSTRAK
Kolkhisine (C22H25O6N) merupakan suatu alkaloid yang berasal dari umbi dan
biji tanaman crocus (Colchicum autumnale Linn.). Kolkhsine mempunyai
pengaruh yang istimewa dalam menghentikan aktivitas benang-benang pengikat
kromosom (spindle), sehingga kromosom yang sudah membelah tidak
memisahkan diri dalam anafase dari pembelahan sel tanaman tanpa pembentukkan
dinding sel. Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh kolkisin terhadap
jaringan akar kacang hijau secara in vitro. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana pengaruh kolkisin terhadap jaringan akar tanaman kacang
hijau (Vigna radiata) yang dilakukan secara in vitro dengan menggunakan 3
perlakuan yaitu perlakuan kontrol, perlakuan kolkisin 0,1 ppm dan perlakuan
kolkisin 0,3 ppm. Parameter yang diamati adalah untuk melihat ukuran sel pada
masing-masing perlakuan. Hasil penelitian yaitu pada perlakuan kontrol ukuran
sel-sel sangat rapat dan tidak terjadi perubahan pada sel-sel akar sehingga pada
perlakuan kontrol tidak memberikan pengaruh apapun. Pada perlakuan pemberian
kolkisin 0,1 ppm sel-sel mulai mengalami perubahan pada ukuran tetapi
perubahannya tidak terlalu besar sehingga sel-sel masih rapat dan ukurannya tidak
terlalu besar. Pada perlakuan kolkisin 0,3 ppm terlihat ada beberapa celah kosong
diantara sel-selnya yang memperlihatkan bahwa sel mengalami penggandaan
kromosom.

Kata Kunci: Kolkisin, Kacang Hijau (Vigna radiata), Ukuran sel, Pembelahan Sel

I. Pendahuluan

Kacang hijau (Vigna radiata) vexillata, adalah tanaman merambat


diyakini berasal dari wilayah India- yang tumbuh liar di kaki pegunungan
Burma di Asia Tenggara, kemudian Himalaya dan bagian utara India,
diintroduksikan ke wilayah lain dunia. tetapi kadang-kadang juga
Tanama kacang hijau liar Vigna dibudidayakan. Namun, bentuk liar V.
radiate belum pernah ditemukan lokal yang produksinya rendah yaitu
walaupun spesies moyang liarnya sekitar 0,5 ton/ha, padahal varietas
telah diidentifikasi di India, yang unggul dapat mencapai produksi 2,5-
merupakan daerah produksi utama. 2,8 ton/ha (Haryanti, 2009).
Sampai saat ini perhatian masyarakat
Salah satu program pemuliaan
terhadap kacang hijau masih kurang.
tanaman yang dapat digunakan untuk
Kurangnya perhatian ini mendapatkan kultivar atau varietas
diantaranya disebabkan oleh hasil unggul adalah dengan teknik
yang dicapai per hektarnya masih pemuliaan mutasi. Penggunaan teknik
rendah. Di samping itu, panen kacang mutasi dalam program pemuliaan
hijau ini harus dikerjakan beberapa tanaman dilakukan untuk
kali. Peningkatan produksi kacang mendapatkan tanaman poliploidi.
hijau dilakukan dengan cara Poliploidi dapat menghasilkan
memperbaiki kultur teknis petani, perubahan- perubahan hebat pada
mendapatkan varietasvarietas yang perbandingan genetik dan interprestasi
produksinya tinggi dan masak data. Pada poliploidi terjadi
serempak, serta peningkatan usaha penggandaan sel kromosom.
pasca panen (Rukmana, 1997). Perbandingan ini dapat terjadi karena
adanya lokus yang diperbanyak pula,
Pengembangan kacang hijau saat
seperti terbukti dengan terjadinya
ini menempati urutan ketiga setelah
kasusu alopoliploidi segmental .
kedelai dan kacang tanah. Permintaan
kacang hijau dari tahun ketahun Kolkisin dipakai luas di bidang
semakin meningkat melebihi jumlah biologi/pertanian untuk menghasilkan
produksi nasional. Untuk memenuhi sel-sel poliploid buatan, karena
kebutuhan tersebut pemerintah pemisahan set kromosom terganggu
mengimpor kacang hijau hingga dan sel-sel memiliki set kromosom
sebesar 20 ribu ton per tahun, untuk yang berlipat. Tumbuhan poliploid
itu produksi kacang hijau harus terus seringkali memiliki ukuran yang lebih
ditingkat kan. Namun demikian petani besar daripada tumbuhan normal
sebagai produsen utama kacang hijau sehingga disukai oleh petani maupun
umumnya masih menanam varietas konsumen. Kolkhisin merupakan
alkaloid toksik dan karsinogenik yang mnegetahui pengaruh kokisin terhadap
diperoleh dari ekstrak tumbuhan pertumbuhan kacang hijau dengan
Colchicum autumnale dan beberapa berbagai konsentrasi, dibuat 3
anggota suku Colchicaceaelainnya. perlakuan yaitu perlakuan kontrol,
kolkisin 0,1 % dan kolkisin 0,3 %.
Tanaman poliploidi memiliki pola
pertumbuhan, ciri morfologi, anatomi,
genetis, fisiologi dan produktivitas
II. Bahan dan Metode
yang berbeda dibandingkan dengan
Penelitian dilakukan di
tanaman diploidnya. Namun demikian,
Laboratorium Fakultas Sains dan
menurut Allard (1992) tanaman
Teknologi Universitas Islam Negeri
poliploidi tidak selamanya
(UIN) Raden Fatah Palembang mulai
menguntungkan karena banyak
November sampai 12 Desember 2019.
tanaman poliploidi lebih lemah dari
Penelitian dilakukan secara in vitro
tanaman diploidnya. Perunahan sifat
dengan metode kultur jaringan dengan
tanaaman akibat menggandanya
3 kali pengulangan
jumlah kromosom bersifat khas untuk
Adapun bahan yang digunakan
setiap jumlah tanaman.
dalam penenlitian yaitu benih kacang
hijau (Vigna radiata), Kolkhisin,
Penggunaan kolkhisin pada
Media MS, Alkohol 96%, Aquades,
tanaman kacang hijau dengan
Deterjen, Agar, Gula
konsentrasi dan lama perendaman
Adapun alat yang digunakan
yang digunakan diharapkan terjadinya
dalam penenlitian yaitu Botol kultur,
mutasi pada tanaman kacang hijau
Cawan petri, Bunsen, Tabung reaksi,
sehingga terbentuk tanaman yang
Pinset , Glassbeaker, gelas ukur, Pipet
poliploidi dan dapat menghasilkan
tetes, Aluminium foil, Spatula,
polong yang lebih besar dari pada
Laminar Air Flow (LAF), Autoclaf,
polong yang dihasilkan dari tanaman
TDS, Jarum Ose
normal sehingga dapat meningkatkan
Karakter yang diamati adalah
produksi.
untuk melihat perbesaran sel akar
Berdasarkan hal tersebut dengan memberikan 3 perlakuan yaitu
penelitian ini bertujuan untuk perlakuan kontrol, kolkisin 0,1 ppm
dan kolkisin 0,3 ppm Gambar 3. Jaringan akar
perlakuan kolkhisin 0,3 ppm

Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian
III. Hasil dan Pembahasan yang telah dilakukan mengenai
Hasil pengaruh kolkisin terhadap
jaringan akar kacang hijau (Vigna
radiata) secara in vitro yang
diamati ialah untuk melihat
ukuran sel sesuai dengan
perlakuan yang diberikan yaitu
perlakuan kontrol, kolkhisin 0,1
%ppmdan kolkhisin 0,3 ppm.
Gambar 1. jaringan akar Setelah diamati dibawah
perlakuan kontrol mikroskop, pada perlakuan
kontrol ukuran selnya kecil-kecil
dan sel-selnya rapat sedangkan
pada perlakuan pemberian
kolkhisin 0,1 ppm terlihat sel-
selnya agak membesar dari ukuran
perlakuan kontrol tapi sel-selnya
tetap rapat dan pada perlakuan
Gambar 2. jaringan akar yang terakhir yaitu pada perlakuan
perlakuan kolkhisin 0,1 ppm kolkhisin 0,3 ppm ukuran sel-
selnya sama seperti pada
perlakuan kolkisin 0,1 ppm tetapi
sel-selnya tidak merapat dan
terlihat ada beberapa celah kosong
diantara sel-selnya.
Pada perlakuan kontrol
ukuran sel-sel sangat rapat dan
tidak terjadi perubahan pada sel- disebut C-mitosis, dan hasilnya
sel akar sehingga pada perlakuan adalah sel-sel yang mengandung
kontrol tidak memberikan genom dua kali lipat dari jumlah
pengaruh apapun genom semula. Jika pengaruh
Pada perlakuan pemberian kolkisin pada konsentrasi krisis ini
kolkisin 0,1 ppm, sel-sel mulai dibiarkan berlanjut, maka
mengalami perubahan pada kromosom akan mengganda
ukuran tetapi perubahannya tidak seperti deret ukur 4n, 8n, 16n, 32n
terlalu besar sehingga sel-sel dan seterusnya
masih rapat dan ukurannya tidak Suryo (1995) mengemukakan
terlalu besar bahwa larutan kolkisin efektif
Pada perlakuan kolkisin 0,3 pada konsentrasi 0,001-1,00%
ppm memperlihatkan bahwa sel dengan lama perlakuan 3-24 jam,
yang sudah mengalami tetapi pada benih yang berkulit
penggandaan kromosom. keras seperti benih kacang-
Sulistianingsih (2004) kacangan, jagung,dan sebagainya
menjelaskan bahwa pemberian konsentrasi 0,2% lebih
kolkisin dapat meningkatkan luas dianjurkan. Eigsti dan Dustin
permukaan sel menjadi 1.7 - 3.4 (1957) menunjukkan bahwa
kali sel semula. Pemberian kolisin konsentrasi 0,2% yang lebih
dapat meningkatkan jumlah umum dipakai untuk semua
kormosom pada sel. Peningkatan tanaman dengan lama perlakuan
jumlah kromosom ini dapat antara 24-96 jam.
menekan dinding sel ke arah luar Konsentrasi kolkisin 0,01%
sehingga semakin lama akan dengan lama perendaman 6 jam
membuat sel semakin membesar. pada akar dilaporkan efektif
Menurut Suryo (1995), menggandakan kromosom
Sheeler dan Bianchi (1957) bawang putih (Suryatinah, 1998).
larutan kolkisin pada konsentrasi Pada jagung manis konsentrasi
kritis tertentu akan menghalang 0,25% dengan lama perlakuan
Pembelahan sel secara mitosis selama 6 jam mampu
yang mengalami modifikasi ini menginduksi tanaman menjadi
tetraploid (Aili, 2016). mencegah tersusunnya dimmer
Selanjutnya larutan kolkisin tersebut menjadi mikrotubula.
dengan konsentrasi 0,02% dan Apabila dimmer yang terhalangi
lama perlakuan 2 jam, atau penyusunannya adalah
konsentrasi 0,04% dengan lama mikrotubula penyusun benang
perlakuan 1 jam mampu spindle pada mitosis, akan
menginduksi tanaman Stevia menyebabkan pembelahan sel
rebaudiana Bertonii M. menjadi terhambat dan kromosom yang
poliploid. telah mengganda selama interfase
Menurut Haryanti (2009), gagal memisahkan diri, sehingga
Apabila peningkatan jumlah membentuk sel yang poliploid.
kromosom terus terjadi, maka Selain menyusun benang-
dapat mneyebabkan dinding sel benang spindle, mikrotubula
pecah karena tidak mampu bersama mikrofilamen dan
menampung jumlah kromosom filamen intermediet juga
yang terlalu banyak. Peningkatan menyusun rangka sel yang
ukuran sel akibat pemberian berperan dalam proses
kolkisin juga dapat dilihat dari transportasi intraseluler molekul
terjadi pembesaran pada ukuran kecil seperti air dan ion anorganik
akar tanaman kacang hijau namun pada sitoplasma (Kimball, 1995).
menjadi pendek. Oleh karena itu, selain
Pemberian Kolkisin menghalangi penyusunan dimmer
mempengaruhi pertumbuhan mikrotubula penyusun benang-
tanaman kacang hijau dengan benang spindle pada pembelahan
mempengaruhi penyusunan sel, kolkisin dapat menghalangi
mikrotubula dalam sel. Menurut perakitan mikrotubula penyusun
Sitompul (1995) setiap dimmer rangka sel dan mengacaukan tata
penyusun mikrotubula (gabungan letak beberapa protein pada
a dan b tubulin) mempunyai membran sel khususnya
tempat pengikat spesifik bagi glikoprotein yang diatur oleh
kolkisin. Dimmer yang telah mikrotubula dan mikrofilamen
berikatan dengan kolkisin akan yang berperan sebagai protein
reseptor dan pengikat milekul lain Penggunaan kolkhisine untuk
pada permukaan sel (Sinaga, membentuk poliploidi telah
2014). diterapkan pada ratusan spesies
Rusaknya formasi tanaman dan beberapa spesies
mikrotubula dalam sel hewan. Tanaman poliploid
menyebabkan gangguan seringkali menunjukkan
transportasi sel, sehingga keunggulan sifat dibandingkan
molekul-molekul dalam diploidnya.
sitoplasma tidak terdistribusi Tanaman poliploid memiliki
dengan baik. Oleh karena itu pola pertumbuhan, ciri morfologi,
pertumbuhan tanaman menjadi anatomi, genetik, fisiologi, dan
lambat setelah benih diperlakukan produktivitas yang berbeda
kolkisin pada konsentrasi tinggi dibandingkan dengan tanaman
Menurut Faturrahman (2011), diploidinya. Umumnya
Kolkhisine (C22H25O6N) kenampakan tanaman dan
merupakan suatu alkaloid yang produktivitasnya lebih baik,
berasal dari umbi dan biji tanaman sehingga secara ekonomis lebih
crocus (Colchicum autumnale menguntungkan.
Linn.). Kolkhsine mempunyai Namun dapat terjadi secara
pengaruh yang istimewa dalam alami karena pemisahan
menghentikan aktivitas benang- kromosom yang tidak teratur
benang pengikat kromosom selama mitosis sel-sel reproduksi
(spindle), sehingga kromosom yang tidak teratur pada metosis
yang sudah membelah tidak sehingga kromosom gagal
memisahkan diri dalam anafase memisah sempurna pada saat
dari pembelahan sel tanaman anaphase menghasilkan gamet
tanpa pembentukkan dinding sel. dengan pengurangan atau
Dengan terhentinya proses penambahan set kromosom, dan
pemisahan dalam metafase, maka yang sengaja dibuat dengan zat
pemberian kolkhisine ini penghambat mitosis misalnya
menyebabkan jumlah kromosom dengan perlakuan asenaften,
di dalam sel menjadi berganda.
kloralhidrat, sulfanilamide, tanaman secara keseluruhan yang
kolkisin, dll. lebih besar.
Berdasarkan asal kromosom Selain menyebabkan
yang mengalami penggandaan, perubahan morfologi, menurut
poliploid dibedakan menjadi Purwono (2005) peningkatan
autoploid apabila genom jumlah kromosom juga
yangmengganda berasal dari menyebabkan perubahan fisiologi
genom yang sama (genom itu pertumbuhan yang lambat, umur
sendiri yang mengalami berbunga yang lebih panjang,
penggandaan, misalnya (n1+ n1) peningkatan kandungan sel
dan allopolyploid, yaitu apabila (vitamin, protein, minyak
penggandaan kromosom berasal atsiri,dan sebagainya), tekanan
dari genom-genom yang berbeda osmotik sel meningkat, serta
(n1+ n2) berkumpul melalui munculnya sterilitas yang tinggi
hibridisasi (Suryo, 1995). akibat ketidakteraturan mitosis.
Pada tumbuhan, poliploid
dapat bertahan hidup dan IV. Kesimpulan
berkembang karena tidak adanya Berdasarkan pengamatan
kromosom. yang telah dilakukan, maka
Crowder (1990), didapatkan kesimpulan bahwa
mengungkapkan adanya ciri interaksi antara konsentrasi dan
morfologi yang berbeda pada lama perendaman kolkisin
tanaman poliploid dibandingkan berpengaruh nyata terhadap
tanaman diploidnya. Pada pertumbuhan dan perkembangan
tanaman poliploid, jumlah eksplan pada setiap perlakuan.
kromosom yang lebih banyak Pada perlakuan kontrol tidak
menyebabkan ukuran sel dan inti terjadi perubahan. Pada perlakuan
sel bertambah besar. Sel yang konsentrasi 0,1 ppm, ukuran sel
berukuran lebih besar akarnya mulai berkembang.
menghasilkan bagian tanaman Sedangkan pada perlakuan
seperti daun, bunga, buah maupun konsentrasi 0,3 ppm, ukuran sel
akarnya bertambah besar karna
jumlah kromosomnya yang Haryanti, Sri., Hastuti, Rini Budi.,
Setiari, Nintya., dan Banowo,
semakin banyak. Hal ini
Agung. 2009. Pengaruh
disebabkan karena pemberian Kolkisin Terhadap Pertumbuhan,
Ukuran Selmetafase dan
kolkisin pada ujung akar kacang
Kandungan Protein Biji Tanaman
hijau dapat mempengaruhi jumlah Kacang hijau (Vigna radiata (L)
Wilczek). Jurnal Penelitian
kromosom ujung akar kacang
Sains & Teknologi, Vol. 10 No. 2
hijau. Pemberian kolkisin tersebut : 112 - 120
juga dapat meningkatkan jumlah,
Kimball, J.W., 1995. Biologi. Jilid 2,
ukuran sel dan menyebabkan edisi ke-5, Penerjemah Siti
Soetarmi Tjitrosomo dan
variasi ploidi kromosom pada
Nawangsari Sugiri. Jakarta :
ujung akar kacang hijau. Penerbit Erlangga

Nasir, M., 2002. Bioteknologi Potensi


DAFTAR PUSTAKA dan Keberhasilannya Dalam
Bidang Pertanian. Raja Grafindo
Perkasa, Jakarta.
Allard, R.W., l992. Pemuliaan
Tanaman Jilid 2. Penerjemah
Purwono dan R. Hartono., 2005. Seri
Manna. Jakarta : Penerbit PT
Agribisnis: Kacang Hijau.
Rineka Cipta
Jakarta : Penerbit Penebar
Swadaya.Sitompul, S.M, dan B.
Aili, Evi Nur., Respatijarti dan
Guritno., l995. Analisis
Sugiharto, Arifin Noor. 2016.
Pertumbuhan Tanaman.
Pengaruh Pemberian Kolkisin
Yogyakarta : Gadjah
Terhadap Penampilan Fenotip
MadaUniversity Press
Galur Inbrida Jagung Pakan (Zea
Mays L.) Pada Fase Pertumbuhan
Rukmana, R., 1997. Kacang Hijau
Vegetatif. Jurnal Produksi
dan Budidaya Pasca Panen.
Tanaman. Vol. 4 No. 5. ISSN:
Yogyakarta : Kanisius.
2527-8452
Suryatinah, S., l998. Pengaruh
Crowder, L.V., 1990. Genetika
Pemberian Kolkisin Terhadap
Tumbuhan, penerjemah Lilik
Jumlah Kromosom , Distribusí
Kusdiarti. Yogyakarta : Penerbit
serta Usuran Stomata dan Kadar
Gajah Mada University Press
Minyak Atsiri pada Bawang Putih
(Alliumsativum). Skripsi. Fakultas
Fathurrahman. 2011. Peningkatan
Biologi Universitas Gadjah Mada
Produksi Kacang Hijau
Yogyakarta
(Phaseolus radiatus) Melalui
Perlakuan Kolkhisin Dan Lama
Suryo., l995. Sitogenetika.
Perendaman. Jurnal Ilmiah
Yogyakarta : Gadjah Mada
Agrobitek Fakultas Pertanian.
University Press
Vol. 5 No. 2 ISSN : 2086-250
Sinaga, Eka Juliyanti ., Bayu, Eva
Sartini., Hasyim, Hasmawi. 2014.
Pengaruh Konsentrasi
Kolkhisin Terhadap Pertumbuhan
Dan Produksi Kacang Hijau
(Vigna radiata L.). Jurnal Online
Agroekoteknologi. Vol.2, No.3 :
ISSN No. 2337- 6597

Sulistianingsih, R., Suyanto Z.A dan


Noer Anggia E. 2004.
Peningkatan Kualitas
Anggrek Dendrobium Hibrida
Dengan Pemberian Kolkhisin.
Fakultas Pertanian UPN
Veteran Yogyakarta. Jurnal Ilmu
Pertanian. 11 (1): 13-21.

Welsh, J.R., 1991. Dasar-dasar


Genetika dan Pemuliaan
Tanaman. Penerjemah Ir.
Johanis P. Mogea. Jakarta :
Penerbit Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai