Anda di halaman 1dari 55

MODUL ISBN: 978-602-1049-11-7

EKONOMI
MANAJERIAL

Oleh

Dr. Drs. H. Budi Supriyatno, MM.,MSi


Associated Profesor
EKONOMI MANAJERIAL

@CV. MEDIA BRILIAN


All right reserved

Author
Dr. Drs. H. Budi Supriyatno, MM., MSi

Desaign Cover
Lilik Hariawan

Perpustakaan Nasional catalog Dalam Terbitan (KTD)

ISBN: 978-602-1049-11-7

Publikasi Pertama September 2018

Penerbit
CV. Media Brilian
Judul : EKONOMI MANAJERIAL
Penulis : Dr. Drs. H. Budi Supriyatno, MM., MSi

Jumlah halaman : 50 halaman


Penerbit : CV. Media Brilian. mediabrilian@yahoo.com
Anggota Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI)
Desain Cover : Lilik Hariawan
Cover Type : Hard Cover
ISBN : ISBN: 978-602-1049-11-7
Perpustakaan Nasional catalog Dalam Terbitan (KTD)
Ukuran Buku :A4
Cetakan Pertama : September 2018
Penerbitan : Bahasa Indonesia.
Dr. H. Budi Supriyatno.MM., MSi. EKONOMI
MANAJERIAL

BAB 1

PENDA HU L UA N

1.1. Pengertian Ekonomi Manajerial


Ekonomi manajerial ialah teknik pengambilan keputusan manajemen
perusahaan berbasis teori ekonomi mikro, ekonomi makro, dan ekonomi politik. Teori
ekonomi mikro atau ekonomi perusahaan membahas tentang pengorbanan input
(sumber daya perusahaan) yang sekecil-kecilnya untuk memperoleh laba yang sebesar-
besarnya. Teori ekonomi makro atau ekonomi negara membahas tentang pengorbanan
input (sumber daya negara dan masyarakat) yang sekecil-kecilnya untuk memperoleh
kemakmuran yang sebesar-besarnya. Teori ekonomi politik membahas tentang sistem
ekonomi ditentukan oleh kekuasaan politik kemudian sistem itu membentuk kesadaran
sosial dan politik.
Ekonomi manajerial adalah pengetahuan yang menunjukkan adanya aplikasi
teori ekonomi dan analisis pengetahuan pengambilan keputusan yang menelaah
bagaimana organisasi dapat mencapai tujuan secara efisien. Ekonomi manajerial
(managerial economics) yaitu aplikasi (penerapan) teori ekonomi dan perangkat
analisis ilmu keputusan untuk membahas bagaimana suatu organisasi dapat mencapai
tujuan atau maksudnya dengan cara yang paling efisien.
Pusat perhatian ekonomi manajerial adalah konsep keuntungan, dimana
keuntungan merupakan selisih penerimaan perusahaan total dengan biaya total.
Ekonomi manajerial banyak menggunakan model dengan tujuan untuk pendidikan,
penjelasan, dan prediksi. Simbol yang digunakan dalam model dapat berupa variabel,
grafik, dan matematik. Analisis present value dilakukan dengan mendiskontokan aliran
kas masa sekarang dengan tujuan untuk pengambilan keputusan. Tingkat diskonto
yang cocok adalah opportunity interest rate yang merupakan tingkat penerimaan/hasil
yang paling baik dengan tingkat resiko yang sama. Analisis expected value bertujuan
untuk mengikhtisarkan distribusi probabilitas hasil secara tunggal yang kemudian
dibandingkan dengan nilai harapan (expected value) dari keputusan alternatif yang
lain. Expected value dari keputusan merupakan rata-rata tertimbang dari hasil-hasil

1
yang mungkin, dimana bobot dari setiap hasil adalah probabilitas masa lalu dari
terjadinya hasil tersebut. Analisis EPV mensyaratkan pendiskontoan EV keuntungan
untuk masa datang ke masa sekarang sebelum diagrepasikan untuk memperoleh EPV
untuk setiap keputusan alternatif.
Apabila perencanaan perusahaan demikian pendek sehingga time horizon
perusahaan berada pada periode sekarang, perusahaan akan memaksimumkan
keuntungan pada periode sekarang apabila perusahaan memperoleh informasi secara
penuh. Apabila perusahaan tidak memperoleh informasi secara penuh maka kondisi
yang dihadapi adalah situasi yang tidak pasti sehingga perusahaan berusaha untuk
memaksimumkan expected value pada saat sekarang. Sedangkan, apabila perencanaan
perusahaan lebih panjang sehingga time horizon perusahaan berada pada periode masa
yang akan datang maka perusahaan akan memaksimumkan present value aliran
kasnya, apabila perusahaan beroperasi dalam kondisi pasti (certainty), atau
memaksimum expected value keuntungannya apabila perusahaan beroperasi dalam
kondisi tidak pasti (uncertainty).
Berikut beberapa pengertian menurut para ahli mengenai ekonomi manajerial:
1. Mc Connel (1993) memberi pengertian ekonomi manajerial sebagai berikut:
Ekonomi manajerial adalah alat analisis yang sangat berguna bagi manajer
dalam pengambilan keputusan bisnis. Sesuai dengan namanya, ekonomi
manajerial merupakan hibrid dari ilmu ekonomi dan ilmu manajemen. Ilmu
ekonomi adalah studi tentang perilaku manusia dalam memproduksi,
mendistribusi dan mengkonsumsi barang dan jasa. Sedangkan sumber daya
yang tersedia untuk mewujudkannya.
2. Evan J. Douglas (1995) memberi pengertian ekonomi manajerial sebagai
berikut: Ekonomi manajerial adalah cabang ilmu pengetahuan yang berkaitan
dengan penerapan prinsip-prinsip metodologi ekonomi dalam proses
pengambilan keputusan perusahaan atau organisasi.
3. Dominic Salvatore (1996) memberi pengertian ekonomi manajerial sebagai
berikut: Ekonomi manajerial adalah pengetahuan yang menunjukkan adanya
aplikasi teori ekonomi dan analisis pengetahuan pengambilan keputusan yang
menelaah bagaimana organisasi dapat mencapai tujuan secara efisien.
4. Budi Supriyatno (2015) Ekonomi manajerial adalah pengetahuan yang
menunjukkan adanya aplikasi teori ekonomi dan analisis pengetahuan
pengambilan keputusan yang menelaah bagaimana organisasi dapat
mencapai tujuan secara efisien.
Manajemen harus mampu mengolah data mikro ekonomi, makro ekonomi, dan
ekonomi politik untuk dijadikan informasi relevan sebagai bahan baku untuk
mengambil keputusan. Data mengenai ekonomi mikro meliputi pasar, produksi,
keuangan, dan buruh perusahaan atau sumber daya manusia. Data mengenai ekonomi
makro meliputi ekonomi internasional, ekonomi regional, ekonomi nasional
(pendapatan nasional, kebijakan perpajakan, dan kebijakan moneter). Data mengenai
ekonomi politik meliputi sistem ekonomi antara lain sistem ekonomi feodlisme,
kapitalisme, sosialisme, dan sistem ekonomi campuran.
Keputusan manajemen yang berbasis informasi ekonomi itu pada umumnya
terdiri dari keputusan stratejik untuk memperoleh laba jangka panjang (strategic profit
planning) dan keputusan taktis untuk memperoleh laba jangka pendek (tactical profit
planning). Keputusan laba stratejik berdimensi waktu jangka panjang yang berisiko
tinggi sedangkan keputusan laba taktis berdimensi waktu jangka panjang yang berisiko
tinggi sedangkan keputusan laba taktis berdimensi waktu jangka pendek yang berisiko
rendah. Kedua jenis keputusan itu mengandung risiko, oleh sebab itu manajemen harus
berpikir kritis mengenai hasil dan risiko, di mana setiap hasil yang diharapkan di
dalamnya mengandung resiko kegagalan. Makin tinggi hasil yang diharapkan, makin
tinggi resiko kegagalan yang diterimanya.
Di zaman modern, alat untuk memenuhi kebutuhan hidup yaitu barang dan jasa
diproduksi oleh suatu perusahaan baik perusahaan negara maupun perusahaan swasta.
Jika barang dan jasa diproduksi oleh perusahaan negara tujuannya adalah untuk
memenuhi kebutuhan rakyatnya dan mencari keuntungan, dan jika diproduksi oleh
perusahaan swasta tujuannya hanya mencari keuntungan. Dengan demikian
perusahaan swasta adalah tempat kaum kapitaslis untuk mencari keuntungan. Dalam
mencari keuntungan itu, perusahaan dikelola oleh tim manajemen. Oleh sebab itu
manajemen perusahaan ialah usaha untuk mendapatkan keuntungan melalui kerja
buruh.
Orang-orang dalam tim manajemen disebut manajer. Tugas manajer
perusahaan ialah mengambil keputusan berdasarkan untung/rugi (benefit cost ratio).
Dengan demikian ekonomi manajerial adalah berbagai keputusan manajer perusahaan
yang didasarkan pada informasi ekonomi. Informasi ekonomu yang digunakan sebagai
dasar keputusan manajemen perusahaan ialah informasi ekonomi mikro dan ekonomi
makro.
Hukum penawaran dan permintaan. Sebuah harga produk dibentuk oleh sisi
penawaran dan permintaan. Ada pun penjelasan tentang hukum permintaan dan
penawaran. Terkadang suatu harga telah mencerminkan nilai barang yang
sesungguhnya. Namun tidak jarang berlaku sebaliknya. Dikarenakan besarnya harga
telah ditambah oleh biaya-biaya tertentu di luar nilai barang, misal biaya marketing
atau promosi yang terlalu tinggi. Harga yang melekat pada produk tidak lagi
mencerminkan nilai barang yang sebenarnya. Sehingga perlu adanya peran pemerintah
sebagai pelaku ekonomi melakukan campur tangan (intervensi) untuk penentuan harga

3
suatu barang agar tidak merugikan pihak konsumen, juga untuk pengendalian tingkat
permintaan dan penawaran.
Konsumen. Optimalisasi konsumsi oleh konsumen membentuk suatu
permintaan individu, yang selanjutnya membentuk permintaan pasar. Dengan adanya
keanekaragaman perilaku konsumen dalam menentukan permintaannya, seorang
manajer dituntut untuk dapat melihat hal itu dari kacamata konsumen. Difungsikan
agar tidak terjadi alokasi sumber daya yang tidak efisien oleh konsumen atau
masyarakat. Untuk memahami hal ini, manajer perlu mengetahui teori perilaku
konsumen.
Produsen. Menempatkan diri sebagai pihak produsen (perusahaan), manajer
harus mampu mengoptimalkan sumber dayanya guna mengatasi law of deminishing
return,yaitu hukum pengembalian (penjualan) yang semakin berkurang dikarenakan
kemungkinan adanya titik kejenuhan terhadap produk.
Struktur pasar bersaing sempurna. Terdapat 4 kelebihan pasar persaingan
sempurna dalam perekonomian. Ia merupakan model standar ilmu ekonomi terbaik, di
mana produsen dan konsumen dapat bersaing secara sempurna. Tidak ada pihak yang
memonopoli atau pun termonopoli karena kondisi pasar memungkinkan adanya
alokasi sumber daya secara optimal. Konsumen mengoptimalkan peralatan dan
fasilitas yang diperolehnya, dan produsen mengoptimalkan keuntungannya. (Baca juga
: ciri pasar persaingan sempurna dan tidak sempurna)
Ilmu statistik. Statistika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana menarik
data, menganalisis, merangkum dan menampilkan data sehingga menjadi lebih
informatif. Hal tersebut menjadikan statistik sebagai bahan baku penelitian.
Konsep elastisitas. Nilai elastisitas merupakan faktor penting untuk
menentukan harga suatu produk. Konsep ini mengukur tentang respon perubahan suatu
variabel terhadap variabel lainnya. Elastisitas harga mengukur dampak permintaan
suatu barang jika harga barang tersebut berubah. Permintaan suatu produk juga
berubah karena perubahan pendapatan dan harga barang lain. Produsen yang telah
memiliki market power menggunakan nilai elastisitas harga untuk mengoptimalkan
keuntungannya. Nilai elastisitas dilakukan dengan estimasi.
Struktur pasar. Permasalahan yang mungkin terjadi adalah kegagalan pasar
yang dibentuk oleh kekuatan pasar, informasi yang asimetris, faktor-faktor eksternal
atau publik. Hal ini merupakan inti dari permasalahan ekonomi. Karena itu manajer
harus memiliki intuisi pasar, mengenal pelaku dan pemain-pemain pasar. Di samping
itu manajer harus mengetahui berbagai jenis pasar agar bisa mendistribusi produk
dengan tepat dan sesuai sasaran. (Baca juga : peran pasar dalam perekenomian.
Struktur biaya. Manajer harus mampu menganalisis informasi-informasi yang
terkandung dalam struktur biaya. Agar tidak terjadi pemakaian biaya yang berlebihan.
Analisis keuntungan. Tujuan utama suatu perusahaan adalah memperoleh
keuntungan. Kalau pun mengalami kerugian, hal tersebut harus diminimalisasi.
Manajer harus bisa melakukan analisis keuntungan dan kerugian tersebut yang
disesuaikan dengan asumsi law of deminishing return.
Penetapan harga. Manajer menentukan harga produk perusahaan secara
optimal. Untuk itu ia memerlukan informasi elastisitas konsumen yang bergantung
pada masing-masing konsumen, kelompok konsumen, waktu konsumsi dan akumulasi
konsumsi.
Capital Budgeting. Yaitu penentuan anggaran modal yang disesuaikan dengan
anggaran produksi. Agar tidak terjadi pengeluaran modal yang terlalu besar
(pemborosan) atau pun terlalu kecil sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan
produksi dan operasional.
Regulasi. Biasanya masing-masing daerah memiliki regulasi tertentu yang
berkaitan dengan bisnis. Seorang manajer harus tahu dan paham apakah keputusan
yang diambilnya tidak bertentangan atau melanggar regulasi tertentu yang telah
ditetapkan oleh pemerintah pusat maupun daerah. Jadi regulasi atau kebijakan
pemerintah memiliki peran penting, termasuk peran kebijakan moneter.

1.2. Konsep Biaya Produksi.


Konsep Biaya Produksi Pengertian Biaya Produksi, Konsep Biaya Produksi
Konsep Biaya Produksi
1. Pengertian Biaya Produksi. Proses produksi yang dilakukan produsen pasti
meinerlukan biaya, besarnya biaya proporsional dengan banyak barang dan
jasa yang dihasilkan. Tahukan kalian apa itu biaya produksi? Biaya produksi
tidak dapat dipisahkan dari proses produksi. Biaya produksi dapat
didefinisikan sebagai semua pengeluaran atau semua beban yang harus
ditanggung oleh perusahaan untuk menghasilkan suatu jenis barang atau
jasa.
Biaya produksi juga dapat didefinisikan sebagai semua pengorbanan yang
diperlukan untuk mendukung proses produksi barang atau jasa tertentu
yang dinyatakan dengan uang. Pengorbanan yang dimaksud adalah
pemakaian faktor-faktor produksi atau smnber-sumber ekonomi seperti bahan
baku yang digunakan, waktu dan tenaga yang terpakai, teknologi yang
digunakan, upah tenaga kerja yang terlibat dalam proses produksi, dan
sebagainya. Pengorbanan yang digunakan untuk mendukung proses produksi
harus dikuantitatifkan dan diukur dengan uang, hal tersebut dilakukan untuk
mempermudah perhitungan sehingga diketahui dengan pasti nominal modal
yang digunakan untuk proses produksi, harga yang layak dari produk yang

5
dihasilkan, mengendalikan pengggunaan dana sehingga efisiensi produksi
tercapai, dan membantu perhitungan laba yang akan dihasilkan.
2. Konsep Biaya Produksi. Terdapat lima konsep biaya produksi yang harus
kalian ketahui, kelima konsep biaya produksi tersebut sebagai berikut:
a. Biaya Tetap (fixed cost/FC). Biaya Tetap adalah biaya yang besarnya
tidak tergantung pada jumlah barang yang dihasilkan. Artinya, biaya yang
dikeluarkan tidak berubah berapapun jumlah barang yang dihasilkan
produsen. Contohnya biaya gaji, bunga utang bank, sewa tempat dan
sebagainya. Biaya tetap dapat dikelompokkan menjadi dua sebagai berikut.
1) Biaya tetap total (Total Fixed Cost/TFC)
2) Biaya tetap total adalah seluruh biaya yang tetap harus dikeluarkan
dalam jumlah yang sama selama memproduksi jumlah barang tertentu.
b. Biaya tetap rata-rata (Average Fixed Cost/AFC). Biaya tetap rata-rata
adalah biaya tetap yang harus dikeluarkan per unit barang. Rumus untuk
menghitung biaya tetap rata-rata adalah sebagai berikut. AFC = TFC/Q
Dimana Q adalah juinlah barang yang diproduksi. Untuk mempermudah
pemahaman. tentang konsep AFC, perhatikan tabel sebagai berikut :

Jumlah Produksi Total Fixed Cost Average Fixed Cost (Rp)


(Q) (Rp) AFC = TFC/Q)
5 30,000.00 6,000.00
10 30,000.00 3,000.00
15 30,000.00 2,000.00
20 30,000.00 1,500.00
25 30,000.00 1,200.00
30 30,000.00 1,000.00

Jika digambarkan dengan kurva, berikut gambaran kurva biaya tetap dan
biaya tetap rata-rata.

c. Biaya Variabel ( Variabel Cost/VC). Biaya variabel adalah biaya yang


besarnya tergantung kepada jumlah barang yang dihasilkan. Artinya,
besarnya biaya variabell dipengaruhi oleh jumlah barang yang diproduksi.
Semakin banyak barang yang diproduksi, semakin banyak biaya variabel.
Biaya variabel dapat dikelompokkan menjadi dua sebagai berikut.
1) Biaya variabel total (total variabel cost/TVC). Biaya variabel total
adalah seluruh biaya variabel yang harus dikeluarkan selama
memproduksi barang dalam jumlah tertentu.
2) Biaya variabel rata-rata (average variabel cost/AVC). Biaya variabel
rata-rata adalah biaya variabel yang harus dikeluarkan per unit barang
yang diproduksi. Rumus untnk menghitung biaya variabel rata-rata
adalah sebagai berikut.

Dimana Q adalah jumlah barang yang diproduksi Untuk


mempermudah pemahaman kalian tentang konsep AVC, perhatikan
tabel sebagai berikut.

Total Variable Average Variable Cost


Jumlah Produksi
Cost (TVC) AVC = TVC/Q
(Q)
(Rp) (Rp)
5 30,000.00 6,000.00
10 50,000.00 5,000.00
15 75,000.00 5,000.00
20 90,000.00 4,500.00
25 100,000.00 4,000.00
30 110,000.00 3,666.67

Jika digambarkan dengan kurva, berikut gambaran kurva biaya variebal total
dan biaya variabel rata-rat.

d. Biaya Total ( Total Cost/TC). Biaya total adalah jumlah seluruh biaya yang
dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang atau jasa yang dilakukan
produsen. Biaya total merupakan penjumlahan dari biaya tetap total (TFC)
dan biaya variabel total (TVC). Jika diformulasikan dalam persamaan
sebagai berikut.
TC = TFC + TVC

7
Jika digambarkan dengan kurva, berikut gambaran kurva biaya total dan
biaya total rata-rata sebagai berikut.

e. Biaya Rata-Rata (average cost! AC). Biaya rata-rata adalah biaya yang
dikeluarkan untUk setiap satu unit barang yang diproduksi oleh produsen.
Semakin banyak jumlah barang yang dihasilkan, maka biaya rata-rata (AC)
akan semakin menurun sampai mencapai titik terendah pada jumlah produksi
tertentu. Namun, jika jumlah produksi ditingkatkan lagi, AC bergerak naik
kembali.
Biaya Marginal (marginal cost/MC). Biaya marginal adalah perubahan biaya
total (ATC) jika produksi ditambah/dikurangi satu unit. Dengan kata lain, MC
adalah tambahan atau pengurangan biaya jika produsen menambah/mengurangi
satu unit produksi. MC mula-mula menurun, tetapi selanjutnya meningkat
sejalan dengan bertambahnya jumlah barang yang dihasilkan. Jika
diformulasikan dalam persamaan sebagai berikut.
1.3. Konsep Penerimaan (Revenue)
Penerimaan adalah pendapatan produsen atau pengusaha berupa uang yang
diperoleh dari hasil penjualan barang yang diproduksi selama periode tertentu.
Terdapat beberapa macam konsep penerimaan sebagai berikut.
1. Penerimaan Total (total revenue ITR). Penerimaan Total adalah seluruli
pendapatan yang diterima produsen dari hasil penjualan barang selama periode
tertentu. Jika diformulasikan dalam bentuk persamaan sebagai berikut:
TR = P x Q
Dimana:
TR = Total Penerimaan P = Harga barang Q = Jumlah Penjualan Barang.
2. Penerimaan Rata-rata (average revenue/AR). Penerimaan rata-rata adalah
pendapatan produsen epr unti barang yang berhasil dijualnya. Jika
diformulasikan dalam bentuk persamaan sebagai berikut.

Dengan demikian, AR nilainya sama dengan harga jual per unit barang.
3. Penerimaan Marginal (marginal revenue/MR). Penerimaan marginal adalah
kenaikan penerimaan total yang disebabkan oleh tambahan penjualan sebanyak
satu unit barang. Jika diformulasikan dalam bentuk persamaan sebagai berikut.

Penerimaan marginal adalah kenaikan penerimaan total yang disebabkan oleh


tambahan penjualan sebanyak satu unit barang. Jika diformulasikan dalam
bentuk persamaan sebagai berikut.

9
1.4. Konsep Dasar Pemikiran Ekonomi Manajerial
Ilmu ekonomi mempelajari bagaimana individu dan masyarakat membuat

I pilihan yang dibatasi oleh berbagai kendala. Berbagai pilihan perlu dibuat karena
adanya kelangkaan (scarcity). Kelangkaan menunjukkan terbatasnya sumber daya,
seperti terbatasnya tanah untuk mendirikan pabrik, bahan baku, tenaga kerja, dan
lainnya. Pengambilan keputusan atas berbagai pilihan yang dibuat oleh individu atau
perusahaan dipelajari dalam teori ekonomi mikro. Teori ekonomi mikro mempelajari
perilaku dan interaksi agen-agen ekonomi (perusahaan, konsumen, dan pemerintah).
Ekonomi mikro berkaitan dengan maksimisas keuntungan, maksimisaspendapatan
atau penjualan, minimasasi biaya, efisiensi produksi, struktur pasar, anggaran
perusahaan, perlindungan lingkungan, dan regulasi pemerintah. Ekonomi Manajerial
adalah aplikasi teori ekonomi untuk keputusan manajerial. Prinsip teori ekonomi
adalah optimalisasi atau efisiensi. Optimalisasi adalah memaksimumkan atau
meminimumkan sebuah fungsi tujuan, misalnya maksimisasi keuntungan atau
minimisasi biaya dengan kendala tertentu. Keputusan manajerial yang tepat akan
meningkatkan nilai perusahaan.
Berikut ini beberapa keputusan manajerial yang mendasarkan pada prinsip
teori ekonomi, terutama teori ekonomi mikro. Pegawai yang santai pada jam kerja
merupakan pilihan rasional bagi pegawai. Pilihan santai pada jam kerja
mengindikasikan bahwa sistem kompensasi dalam perusahaan tidak mendorong
pegawainya untuk giat bekerja. Sistem penggajian yang tetap menyebabkan kinerja
pegawai rendah. Fenomena ini mengindikasikan kinerja perusahaan juga rendah.
Sistem gaji yang dapat menstimulasi pegawai untuk memberikan usaha (efforts) yang
memadai bagi perusahaan adalah sistem penggajian yang mengaitkan gaji dengan
usaha pegawai. Gaji tetap ditambah gaji variabel yang dikaitkan dengan output yang
dihasilkan dapat menstimulasi pegawai untuk lebih produktif.
Contoh lain dalam pengambilan keputusan, Prentice Hall menjual buku di
Indonesia dengan harga yang lebih murah dibandingkan di Amerika. Prentice Hall
menyadari bahwa permintaan buku di Indonesia relatif elastis, sedangkan permintaan
buku di Amerika relatif inelastis. Kenaikan harga buku sebesar 1% menyebabkan
permintaan buku di Indonesia turun lebih besar dari 1% dan di Amerika turun kurang
dari 1%. Demikian pula, sebaliknya bila terjadi penurunan harga buku, naiknya
permintaan buku di Indonesia lebih tinggi dari permintaan di Amerika. Oleh karena
itu, Prentice Hall melakukan diskriminasi harga buku untuk meningkatkan
keuntungan.
Nick Leeson direktur Bank Baring mengambil keputusan untuk melakukan
spekulasi pada produk derivatif indeks Nikkei dengan skala besar untuk menutupi
akumulasi kerugian transaksi sebelumnya yang disembunyikan. Apabila indeks Nikkei
naik, Leeson untung. Namun, apabila indeks Nikkei turun, Leeson rugi. Gempa Kobe
membuat indeks Nikkei turun drastis. Leeson rugi sangat besar yang membuat Bank
Baring bangkrut. Seandainya, Bank Baring menerapkan manajemen risiko, Leeson
akan mengalami kesulitan untuk menyembunyikan kerugiannya. Manajemen risiko
juga tidak memungkinkan Leeson mengambil risiko yang amat besar. Penerapan
manajemen risiko akan mengurangi peluang risiko nilai perusahaan turun tajam.
Dalam mengaplikasikan prinsip-prinsip ilmu ekonomi untuk keputusan
manajerial memerlukan analisis kuantitatif, seperti statistika, prosedur peramalan,
optimasi, dan teori permainan (game theory). Misalnya, untuk mengestimasi nilai
elastisitas memerlukan regresi. Dengan menggunakan prinsip-prinsip ilmu ekonomi
dan menggunakan teknik kuantitatif dalam keputusan manajerial diharapkan tujuan
perusahaan tercapai. Tujuan perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan secara
berkesinambungan.

Ringkasan
1. Ekonomi manajerial adalah pengetahuan yang menunjukkan adanya aplikasi
teori ekonomi dan analisis pengetahuan pengambilan keputusan yang menelaah
bagaimana organisasi dapat mencapai tujuan secara efisien.
2. Manajemen harus mampu mengolah data mikro ekonomi, makro ekonomi, dan
ekonomi politik untuk dijadikan informasi relevan sebagai bahan baku untuk
mengambil keputusan.
3. Keputusan manajemen yang berbasis informasi ekonomi itu pada umumnya
terdiri dari keputusan stratejik untuk memperoleh laba jangka panjang
(strategic profit planning) dan keputusan taktis untuk memperoleh laba jangka
pendek (tactical profit planning).
4. Di zaman modern, alat untuk memenuhi kebutuhan hidup yaitu barang dan jasa
diproduksi oleh suatu perusahaan baik perusahaan negara maupun perusahaan
swasta.
5. Tugas manajer perusahaan ialah mengambil keputusan berdasarkan
untung/rugi (benefit cost ratio).
6. Hukum penawaran dan permintaan. Sebuah harga produk dibentuk oleh sisi
penawaran dan permintaan.

11
7. Capital Budgeting yaitu penentuan anggaran modal yang disesuaikan dengan
anggaran produksi.
8. Konsep Biaya Produksi Pengertian Biaya Produksi, Konsep Biaya Produksi.
Pengertian Biaya Produksi. Proses produksi yang dilakukan produsen pasti
meinerlukan biaya, besarnya biaya proporsional dengan banyak barang dan
jasa yang dihasilkan.
9. Konsep Biaya Produksi. Terdapat lima konsep biaya produksi yang harus
kalian ketahui, kelima konsep biaya produksi tersebut sebagai berikut: Biaya
Tetap (fixed cost/FC),Biaya tetap rata-rata (Average Fixed Cost/AFC), Biaya
Variabel ( Variabel Cost/VC,Biaya Total ( Total Cost/TC), dan Biaya Marginal
(marginal cost/MC).

Latihan
1. Jelaskan Pengertian Ekonomi Manajerial?
2. Konsep Biaya Produksi Pengertian Biaya Produksi, Konsep Biaya Produksi?
3. Biaya tetap rata-rata (Average Fixed Cost/AFC). Biaya tetap rata-rata adalah
biaya tetap yang harus dikeluarkan per unit barang. Rumus untuk menghitung
biaya tetap rata-rata adalah sebagai berikut. AFC = TFC/Q. Dimana Q adalah
jumlah barang yang diproduksi.
4. Gambarkan dengan kurva Biaya Total ( Total Cost/TC) dan biaya total rata-
rata.

Daftar Pustaka
1. Allen, Bruce, Neil, Doherty, Keith Weighlt, Edwin Mansfield. (2005).
2. Managerial Economics. Sixth Edition. New York: Norton.
3. Hirschey, M. (2003). Managerial Economics. Tenth Edition. Singapore:
Thomson.
4. Jorion, P. (2002). Value at Risk. Second Edition. Singapore: McGraw-Hill.
5. ----------------2005). Financial Risk Manager Handbook. New Jersey: John
Wiley.
6. Mansfield, E. (1993). Managerial Economics. 2nd Ed. New York: Norton
Newmann, J dan Oskar Morgernstern. (1944). Theory of Games and
7. Economic Behaviour. New York: Princeton University Press.
8. Salvatore, D. (1996). Managerial Economics: In a Global Economy. 3rd ed.
9. Singapore: McGraw Hill.
10. Stewart, B. (1991). The Quest for Value. HarperCollins. Sunaryo, T. (2001).
Ekonomi Manajerial. Jakarta: Erlangga. Varian, H. (1978). Economic Analysis.
New York: Setelah mempelajari modul ini.
ΩΩΩΩΩ
BAB 2

HUBUNGAN EKONOMI MANAJERIAL DAN


TEORI EKONOMI
2.1. Hubungan
Dalam teori ekonomi terdapat dua macam teori :
1. Mikroekonomi. Mikroekonomi ialah ilmu yang mempelajari tingkah laku
ekonomis secara individual sebagai unit pengambil keputusan seperti ;
konsumen individu, pemilik sumber daya, dan perusahaan bisnis didalam
sistem perdagangan bebas.
2. Makroekonomi. Makroekonomi sebaliknya yaitu ilmu yang membahas output,
konsumsi, pekerjaan, investasi, dan harga secara keseluruhan (agregat) di
perekonomian.

13
2.2. Keterkaitan Ekonomi Manajerial dan Pengambilan Keputusan
Teori ekonomi memprediksi dan menjelaskan prilaku ekonomi yang menjadi
faktor penentu yang paling penting atas pengambilan keputusan. Prinsip-prinsip
ekonomi manajerial pengambilan keputusan oleh manajer yang berkaitan dengan
mengalokasikan sumber-sumber daya yang langka secara efesien, antara lain: Man,
Money, Material, Methode,Machine.
Ekonomi manajerial merujuk pada aplikasi teori ekonomi dan perangkat ilmu
keputusan untuk menemukan solusi optimal dalam berbagai masalah kaputusan
manajerial. Ilmu Keputusan meliputi Matematika ekonomi dan Ekonometri
(Statistika).

2.3. Keterkaitan Ekonomi Manajerial dan Ilmu Keputusan


Ilmu keputusan terdiri dari perangkat matematika ekonomi dan ekonometri
(statistika) untuk membentuk dan mengestimasi model keputusan yang ditujukan
untuk menentukan prilaku optimum perusahaan yaitu mencapai tujuannya dengan cara
yang paling efisien. Matematika ekonomi juga dapat digunakan untuk memformulakan
(menggambarkan dalam bentuk persamaan) model ekonomi yang dipostulatkan dalam
teori ekonomi. Dan Ekonometri kemudian menerapkan peralatan ststistik (terutama
analisis regresi) pada data sunia nyata untuk mengestimasi model yang dipostulatkan
oleh teori ekonomi dan digunakan untuk peramalan (forecasting).
Tugas utama manajer adalah membuat keputusan yang mampu meningkatkan
performasi organisasi (bisnis):
a. Mengambil keputusan agar tujuan organisasi (perusahaan, bisnis) tercapai.
b. Perusahaan adalah organisasi yang dijalankan untuk merubah input menjadi
output yang berupa barang dan jasa yang dapat diperjualbelikan.
c. Tujuan perusahaan. Di bawah ini adalah pengambilan keputusan bisnis.

PILIHAN KONSUMEN

PERUSAHAAN

PEMERINTAH
PESAING

GAMABR 2.1. PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Hubungan antara masalah dan keputusan bisnis tergambar seperti di bawah ini.

KUANTITAITF PENGALAMAN BISNIS

MASALAH IMFORMASI KEPUTUSAN

KUANTITAITF PRODUKSI, BIAYA, SDM

GAMBAR 2.2. HUBUNGAN ANTARA MASALAH DAN


KEPUTUSAN BISIS

Pengambilan keputusan dengan melibatkan ekonomi manajerial tergambar seperti


berikut.
PERUSAHAAN

TUJUAN PERUSAHAAN DAN MASALAH

PERAN MANAJER DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN UNTUK MENGATASI MASALAH DAN UNTUK MENCAPAI TUJUAN

EKONOMI MIKRO EKONOMI MANAJERIAL TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

SOLUSI YANG OPTIMAL UNTUK MEMECAHKAN MASALAH

GAMBAR 2.3. PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN


MELIBATKAN EKONOMI MANAJERIAL

Proses yang terkait dengan semua pengambilan keputusan manajerial yaitu:


1. Menetapkan tujuan perusahaan atau organisasi.

15
2. Mendefinisikan masalah yang dihadapi untuk mencapai tujuan tersebut.
3. Mengidentifikasi berbagai solusi-solusi.
4. Memilih solusi terbaik dari berbagai solusi yang tersedia.
5. Megimplementasikan keputusan tersebut.

2.4. Keterkaitan Ekonomi Manajerial dengan Berbagai Fungsional


Ilmu Administrasi Bisnis
Hubungan antara ekonomi manajerial dengan area fungsional dari ilmu
administrasi bisnis menjadi latarbelakang bagi pengambilan keputusan. Area fungsi
administrasi itu meliputi akuntansi, keuangan, pemasaran, manajemen SDM, dan
produksi. Jadi ekonomi manajerial sebagai pelajaran yang menggabungkan teori
ekonomi, ilmu pengambilan keputusan, dan area fungsionl dari ilmu administrasi
pisnis, yang membahas bagaimana hal tersebut saling berinteraksi satu sama lain pada
perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan cara yang paling efisien.

2.5. Keterkaitan Ekonomi Manajerial dan Internet


Internet merupakan tempat yang bagus untuk memulai mencari informasi
tentang ekonomi majanerial. Sebagai contoh, anda dapat menemukan informasi
tentang ekonomi makro dalam hal inflasi, pertumbuhan, dan pengangguran, juga
informasi tentang ekonomi mikro tentang sektor tertentu, industri, dan perusahaan.
Seluruh dunia secara cepat akan menjadi kesatuan jalur informasi supercepat
(information super highway) lewat internet. Ini berarti individu, peneliti, perusahaan,
dan konsumen dapat berhubungan dengan perpustakaan, sumber data, serta informasi
pemasaran dan mendapatkan informasi yang luas yang tidak pernah merka dapatkan
sebelumnya hanya dengan seujung jari mereka. Melalui internet perusahaan juga dapat
memasarkan produk yang diproduksi yang dikenal dengan e-commerce.

2.6. Kerangka Kerja Internasional Ekonomi Manajerial


Menjadi global telah menjadi strategi persaingan yang penting. Banyak
perusahaan-perusahaan internasional yang membeli input dari luar negeri dan
kemudian menjual produknya ke luar negeri, dan bahkan mendirikan pabrik di banyak
negara. Sehingga perusahaan domestik menghadapi persaingan yang semakin besar
dari perusahaan luar negeri. Perusahaan global harus menjaga keseimbangan antara
fungsi sebagai suatu organisme global sambil menyesuaikan produknya dengan selera
konsumen lokal (pasar lokal). Para pemimpin perusahaan saat ini harus memiliki
keahlian selain keahlian dasar tradisional yaitu di bidang akuntansi, pemasaran, dan
keuangan.
Para eksekutif bisnis global dituntut untuk bisa menjadi seorang visioner bukan
hanya sebagai manajer semata, oleh karena itu ia harus memiliki beberapa hal berikut :
1. Mempunyai pandangan yang global, mengerti tentang sistem informasi dan
teknologi.
2. Dapat mempergunakan kesempatan dalam perbedaan dan ahli dalam kerja tim,
kreatif dan menunjukkan inisiatif, mampu memilah-milah berbagai pola dan
kesempatan dalam kekacauan dan mempunyai kemampuan untuk menyatukan
informasi ketimbang menganalisis saja.
3. Hal yang penting adalah dia harus mempunyai keahlian yang tinggi dalam
berhubungan dengan orang lain dan mampu berkomunikasi secara efektif.
4. Mempunyai kemampuan untuk mengkombinasikan berbagai keahlian yang
berlainan untuk memecahkan masalah.
5. Harus dapat mengkombinasikan kerja keras dan pemahaman yang mendalam
mengenai bisnis yang digelutinya dengan kemampuan memberi semangat
kepada orang lain untuk bekerja keras agar visi atau tujuan tersebut menjadi
kenyataan. Mempunyai pemahaman yang mendalam terhadap masalah-
masalah global dan berbagai aspek etika dalam keputusan bisnisnya.
Perusahaan yang ingin menjadi perusahaan global membutuhkan manajer yang
jenius, produk yang inovatif, kekuatan keuangan (modal), jangkauan global dan
ketaatan kapada pemegang saham.
Salah satu contohnya sisini adalak banyak dari komoditas yang kita konsumsi diimpor
dan berbagai perusahaan Amerika dengan membeli banyak input dari luar negeri,
menjual output yang semakin banyak ke negara-negara lain, dan menghadapi
persaingan yang semakin meningkat dari perusahaan asing yag beroperasi di Amerika
Serikat. Lebih jauh, aliran modal internasional, teknologi, dan tenaga ahli telah
mencapai dimensi yag tidak dibayangkan sebelumnya. Dengan melihat globalisasi
aktivitas ekonomi seperti itu, penting untuk memperkenalkan dimensi global ke dalam
pelajaran ekonomi manajerial.

Ringkasan
1. Dalam teori ekonomi terdapat dua macam teori: Mikroekonomi dan
Makroekonomi.
2. Keterkaitan Ekonomi Manajerial dan Pengambilan Keputusan.
Tugas utama manajer adalah membuat keputusan yang mampu meningkatkan
performasi organisasi (bisnis. Tujuan perusahaan. Di bawah ini adalah
pengambilan keputusan bisnis.
3. Keterkaitan Ekonomi Manajerial dengan Berbagai Fungsional Ilmu
Administrasi Bisnis.

17
4. Keterkaitan Ekonomi Manajerial dan Internet.
5. Kerangka Kerja Internasional Ekonomi Manajerial.

Latihan
1. Jelaskan tentang teori ekonomi terdapat dua macam teori: Mikroekonomi dan
Makroekonomi?
2. Jelaskan dan gambarkan Tujuan perusahaan dalam pengambilan keputusan
bisnis?
3. Jelaskan Keterkaitan Ekonomi Manajerial dengan Berbagai
Fungsional Ilmu Administrasi Bisnis?
4. Jelaskan Keterkaitan Ekonomi Manajerial dan Internet?
5. Jelaskan Kerangka Kerja Internasional Ekonomi Manajerial

Daftar Pustaka

1. Allen, Bruce, Neil, Doherty, Keith Weighlt, Edwin Mansfield. (2005).


2. Managerial Economics. Sixth Edition. New York: Norton.
3. Hirschey, M. (2003). Managerial Economics. Tenth Edition. Singapore:
Thomson.
4. Jorion, P. (2002). Value at Risk. Second Edition. Singapore: McGraw-Hill.
5. ----------------2005). Financial Risk Manager Handbook. New Jersey: John
Wiley.
6. Mansfield, E. (1993). Managerial Economics. 2nd Ed. New York: Norton
Newmann, J dan Oskar Morgernstern. (1944). Theory of Games and
7. Economic Behaviour. New York: Princeton University Press.
8. Salvatore, D. (1996). Managerial Economics: In a Global Economy. 3rd ed.
9. Singapore: McGraw Hill.
10. Stewart, B. (1991). The Quest for Value. HarperCollins. Sunaryo, T. (2001).
Ekonomi Manajerial. Jakarta: Erlangga. Varian, H. (1978). Economic Analysis.
New York: Setelah mempelajari modul ini,

ΩΩΩΩΩ
BAB 3

TEORI PERUSAHAAN

3.1. Perusahaan
Pemegang saham menanamkan dana mereka ke perusahaan.
Perusahaan tersebut mengelola dana pemegang saham untuk memproduksi
barang dan jasa yang menghasilkan aliran keuntungan secara periodik.
Keuntungan tersebut merupakan imbalan (reward) bagi pemegang saham
yang telah menginvestasikan dana mereka. Diasumsikan manajer
perusahaan bekerja untuk memaksimumkan keuntungan dalam jangka
pendek dan dalam jangka panjang tujuan utama perusahaan adalah
mengharapkan maksimisasi nilai perusahaan. Nilai sekarang dari harapan
keuntungan investasi di masa datang sama dengan kekayaan (wealth)
pemegang saham. Nilai ini disebut nilai perusahaan.
Untuk meningkatkan aliran keuntungan di masa datang, perusahaan
dapat menambah modal dengan cara menarik dana dengan menerbitkan
utang (debt). Aliran keuntungan perusahaan sekarang menjadi milik
pemegang saham dan pemegang surat utang (bond holders). Dengan adanya
surat utang maka nilai perusahaan yang baru terdiri dari nilai saham dan
nilai utang.

V=E+D

V : nilai perusahaan
E : nilai ekuiti (saham)
D : nilai utang
Nilai ekuiti sama dengan nilai sekarang aliran kas yang dihasilkan
perusahaan untuk pemegang saham. Apabila perusahaan mampu
memberikan harapan (ekspektasi) keuntungan secara berkesinambungan
maka nilai ekuiti akan lebih besar dibanding dana yang diinvestasikan oleh
pemegang saham. Nilai ekuiti ini tercermin pada harga ekuiti (saham) yang
tinggi.
Sebaliknya, nilai ekuiti akan lebih rendah dari dana awal yang
diinvestasikan oleh pemegang saham apabila diperkirakan perusahaan akan

19
menderita kerugian untuk waktu yang panjang di masa datang. Harga saham
perusahaan akan turun bila diperkirakan akan menderita kerugian di masa
datang.
Nilai bond sama dengan nilai sekarang dari aliran kas yang diberikan
perusahaan kepada pemegang bond. Nilai bond dapat turun apabila peluang
gagal bayar perusahaan terhadap kewajiban (komitmen) kepada pemegang
bond membesar. Sebaliknya, apabila peluang gagal bayar perusahaan
mengecil, nilai bond cenderung naik. Perusahaan yang menghasilkan
keuntungan secara berkesinambungan akan memperkecil peluang gagal
bayar terhadap pemegang bond sehingga tidak menurunkan nilai bond.
Perusahaan yang memberikan keuntungan secara berkesinambungan
meningkatkan nilai ekuiti dan tidak menurunkan nilai bond. Tujuan utama
perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan. Meningkatkan nilai
perusahaan berarti perusahaan menghasilkan keuntungan yang
berkesinambungan bagi pemegang saham dan pemegang bond.
Perusahaan dapat meningkatkan keuntungan sekarang dengan
mengorbankan keuntungan periode berikutnya. Misalnya, dengan cara
mengurangi gaji karyawan sekarang. Berkurangnya gaji yang berarti
mengurangi biaya akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar. Dalam
kasus ini tambahan keuntungan periode sekarang harus dibayar dengan
kerugian pada periode berikutnya, misalnya karyawan melakukan mogok
kerja pada periode berikutnya. Mogok kerja oleh karyawan menyebabkan
peningkatan biaya produksi sehingga mengurangi keuntungan. Strategi ini
tentu saja tidak sesuai dengan tujuan perusahaan, yaitu memaksimumkan
nilai perusahaan. Untuk meningkatkan nilai perusahaan, perusahaan harus
merealisasikan proyek-proyek yang menguntungkan secara periodik dan
berkesinambungan.

3.2. Nilai Perusahaan


Nilai perusahaan sama dengan nilai ekuiti ditambah dengan nilai
bond. Nilai ekuiti sama dengan nilai sekarang dari harapan aliran kas (cash
flows) di masa datang bagi pemegang ekuiti (saham). Nilai bond sama
dengan nilai sekarang dari aliran harapan kas di masa datang bagi pemegang
bond. Nilai sekarang dari aliran kas bagi pemegang saham dan pemegang
bond sama dengan nilai perusahaan.
Nilai saham ditambah nilai bond disebut nilai kapital (modal). Nilai
sekarang dari perusahaan bagi penyedia kapital sama dengan nilai
perusahaan. Setelah perusahaan membayar biaya operasi perusahaan dan
pajak (net operating profit after tax (NOPAT)), bagian yang tersisa menjadi
hak penyedia kapital. Jadi, nilai sekarang dari NOPAT sama dengan nilai
perusahaan. Nilai perusahaan adalah nilai kapitalisasi dari NOPAT.

𝑛
NOPAT1NOPAT2NOPAT1 NOPAT1 NOPAT1
𝑉= + + +⋯+ =∑ r1)
(1+r1)(1+r1)(1+r1) (1+r1) 𝑖=1

NOPATi : NOPAT pada periode i


r1 : discount rate pada periode i
Apabila diasumsikan nilai NOPAT dan discount rate sama untuk semua
periode dan diasumsikan bahwa n sama dengan tak terhingga maka nilai
perusahaan menjadi:

NOPAT1
𝑉= (1+r1)

3.3. Ilustrasi Penghitungan Nilai Perusahaan


Perusahaan menghasilkan NOPAT sebesar 10 sampai tak terhingga
waktunya. Discount rate NOPAT yang sesuai dengan risiko perusahaan
adalah 10%. Nilai perusahaan adalah:

NOPAT 𝟏𝟎
𝑉= = = 100
𝐫 𝟎,
𝟏

Sering kali tujuan perusahaan dinyatakan memaksimumkan


kekayaan (wealth) pemegang saham. Dalam hal ini, tujuan perusahaan
adalah memaksimumkan nilai ekuiti (saham). Tujuan perusahaan adalah
memaksimumkan aliran kas bagi pemegang saham. Aliran kas bagi
pemegang saham disebut free cash flows. NOPAT dikurangi bagian
pemegang bond sama dengan free cash flows. Nilai sekarang dari free cash
flows sama dengan nilai saham.
Apabila memaksimumkan nilai saham konsisten dengan memaksimumkan
nilai bond maka tujuan ini konsisten dengan tujuan perusahaan sebelumnya,
yaitu memaksimumkan nilai saham dan bond.

3.4. Mengoptimalkan Nopat Setiap Periode

Tujuan perusahaan adalah memaksimumkan nilai perusahaan. Untuk


mencapai tujuan tersebut, perusahaan harus menghasilkan NOPAT yang

21
optimal pada setiap periode. Apabila pajak dianggap sebagai faktor tetap
yang sudah ditentukan (given) maka tujuan perusahaan pada setiap periode
adalah memaksimumkan keuntungan. Keuntungan pada sebuah periode
adalah pendapatan dikurangi biaya operasi perusahaan pada periode
tersebut.
𝝅=𝐑−𝐂

𝝅 : keuntungan
R : pendapatan (revenue)
C : biaya (cost)

Pendapatan sama dengan jumlah produk dikalikan dengan harga


produk. Semakin banyak output yang dihasilkan, semakin tinggi pendapatan
perusahaan. Di lain pihak, secara umum biaya produksi marjinal semakin
naik. Akibatnya, biaya rata-rata produk meningkat. Pada tingkat produksi
yang terlalu tinggi, biaya produksi akan lebih tinggi harga jual produk.
Sebaliknya, pada tingkat produksi yang terlalu rendah, biaya produksi juga
lebih tinggi dibanding harga jual produk. Dalam hal ini, perusahaan perlu
menentukan jumlah produk yang memberikan keuntungan maksimal.
Perusahaan sering kali meminta karyawannya untuk kerja lembur
dalam upaya meningkatkan produksi. Karyawan yang sudah lelah bersedia
bekerja lembur apabila upahnya dinaikkan. Dalam hal ini, perusahaan
membayar upah karyawan lebih tinggi dengan produktivitas yang lebih
rendah. Lembur masih dapat meningkatkan keuntungan selama biaya
marjinal lebih rendah dari pendapatan marjinal. Artinya, tambahan biaya
untuk satu unit produk terakhir lebih rendah dari tambahan pendapatan
dengan unit tersebut.

3.5. Teknik Pengoptimalan

Pada dasarnya, setiap pengambilan keputusan dapat ditampilkan


sebagai maksimalisasi atau minimalisasi dengan kendala (constraints).
Untuk kasus memaksimumkan keuntungan, perusahaan memaksimumkan
pendapatan dengan kendala biaya. Nilai pendapatan bergantung pada jumlah
produk yang terjual. Biaya juga bergantung pada jumlah produk yang
diproduksi. Diasumsikan bahwa jumlah produk yang terjual sama dengan
jumlah produk yang diproduksi. Jadi, pendapatan dan biaya merupakan
fungsi jumlah produk. Fungsi keuntungan di atas dapat ditampilkan sebagai
berikut.
𝝅 (q)= 𝝅 R(q) −𝝅 C(q)

Permasalahan bagi perusahaan adalah berapa jumlah produk (q)


yang membuat keuntungan maksimum.
Teknik maksimalisasi matematika mengarahkan bahwa keuntungan
akan maksimum pada nilai produk (q) di mana turunan fungsi keuntungan
sama dengan nol.

ð𝜋 𝜋𝑅 ð𝑅
𝑉= − − = 10
ð𝐪 ð𝐪 ð𝐪

MR =MC

di mana:
𝜋𝑅 : turunan pertama pendapatan terhadap jumlah
= R = MR
ð𝐪 produk atau pendapatan marjinal (marginal
revenue)
ð𝜋 : turunan pertama keuntungan terhadap jumlah
= 𝜋 = MP
ð𝐪 produk ataukeuntungan marjinal (marginal profit)

ð𝐶 :turunan pertama biaya terhadap jumlah produk atau


= 𝐶 = MC
ð𝐪 biayamarginal (marginal cost).

Keuntungan maksimal terjadi apabila MR MC , pendapatan


marjinal sama dengan biaya marjinal. Pendapatan marjinal adalah tambahan
pendapatan apabila perusahaan menjual satu produk lagi. Apabila harga
diasumsikan konstan, tidak bergantung pada jumlah penjualan produk,
pendapatan marjinal sama dengan harga produk. Fungsi pendapatan adalah:

R = pq
P : harga produk
q: jumlah produk yang dijual atau permintaan produk
Apabila harga produk sama dengan 2, fungsi pendapatan sama dengan:

R = 2q.
Fungsi pendapatan ini adalah fungsi linier. Artinya, kenaikan pendapatan

23
sebanding dengan kenaikan jumlah produk terjual. Bentuk fungsi linier
adalah:

Gambar 3.1 Fungsi Pendapatan Linier


Turunan pertama fungsi pendapatan adalah R’= 2 Turunan pertama
fungsi pendapatan merupakan kemiringan (gradien/slope/tangen) fungsi
pendapatan tersebut. Kemiringan fungsi pendapatan tersebut adalah 2
(2 dibagi 1), lihat Gambar 1.1. Apabila perusahaan menambah penjualan
satu
produk, keuntungan perusahaan bertambah 2 (satuan diabaikan). Untuk
semua tingkat produk, kemiringan fungsi pendapatan sama dengan dua.
Keuntungan marjinal adalah tambahan keuntungan apabila
perusahaan menjual tambahan satu produk lagi. Keuntungan marjinal pada
awalnya tinggi (jumlah produk relatif sedikit) yang tampak pada lereng
fungsi keuntungan yang relatif tegak, kemudian semakin mendatar seiring
bertambahnya penjualan produk. Setelah mencapai batas maksimum akan
menurun. Contoh bentuk fungsi keuntungan ditampilkan dalam Gambar 1.2.

Gambar 3.2. Fungsi Keuntungan Marjinal


Biaya marjinal adalah tambahan biaya apabila perusahaan
memproduksi tambahan satu produk lagi. Biaya marjinal pada awalnya
rendah, kemudian menjadi semakin tinggi sejalan dengan bertambahnya
jumlah produksi. Gambar 1.3 menampilkan biaya marjinal.

Gambar 3.3 Fungsi Biaya Marjinal

3.6. Prinsip MC = MR

Perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang maksimal pada saat


pendapatan marjinal sama dengan biaya marjinal. Apabila pendapatan
marjinal sama dengan 2 dan biaya marjinal sama dengan 1 maka perusahaan
dapat menambah keuntungan dengan menambah produk. Perhatikan bahwa
fungsi biaya marjinal adalah fungsi naik dengan kenaikan yang meningkat
(lihat Gambar 1.3). Apabila biaya marjinal sama dengan 3, produk terakhir
ini membuat perusahaan rugi. Dengan mengurangi produk, kerugian yang
disebabkan oleh produk terakhir ini akan hilang sehingga meningkatkan
keuntungan.
Apabila pendapatan marjinal lebih tinggi dibanding biaya marjinal,
perusahaan dapat menambah keuntungan dengan menambah produk.
Sebaliknya, apabila pendapatan marjinal kurang dari biaya marjinal,
perusahaan dapat meningkatkan keuntungan dengan mengurangi produk.
Jadi, keuntungan maksimal akan tercapai pada saat tambahan pendapatan
produk terakhir sama dengan biaya marjinalnya.
Kondisi keuntungan maksimum dievaluasi pada produk terakhir,
yaitu dengan membandingkan pendapatan marjinal dan biaya marjinal
produk terakhir. Prinsip ini berlaku umum, misalnya untuk menentukan
berapa jam perusahaan mempekerjakan tenaga kerjanya dalam sehari.
Perusahaan akan menyewa tenaga kerja hingga nilai produk marjinalnya
sama dengan kenaikan tingkat upah yang ada. Prinsip membandingkan
pendapatan marjinal dan biaya marjinal produk terakhir ini disebut prinsip

25
marginalism atau MC = MR. Prinsip ini menjadi prinsip utama dalam ilmu
ekonomi yang sering digunakan dalam ekonomi manajerial.
Prinsip MC = MR ini menghasilkan keuntungan maksimal atau
kerugian minimal. Apabila prinsip MC = MR diaplikasikan pada fungsi
yang mempunyai nilai maksimum akan menghasilkan nilai maksimum.
Sebaliknya, apabila prinsip MC = MR diaplikasikan pada fungsi yang
mempunyai minimum, prinsip tersebut akan menghasilkan nilai minimum.

Ringkasan
1. Pemegang saham menanamkan dana mereka ke perusahaan.
2. Perusahaan tersebut mengelola dana pemegang saham untuk
memproduksi barang dan jasa yang menghasilkan aliran keuntungan
secara periodik. Keuntungan tersebut merupakan imbalan (reward)
bagi pemegang saham yang telah menginvestasikan dana mereka.
3. Untuk meningkatkan aliran keuntungan di masa datang, perusahaan
dapat menambah modal dengan cara menarik dana dengan
menerbitkan utang (debt). Aliran keuntungan perusahaan sekarang
menjadi milik pemegang saham dan pemegang surat utang (bond
holders). Dengan adanya surat utang maka nilai perusahaan yang
baru terdiri dari nilai saham dan nilai utang.
4. Nilai perusahaan sama dengan nilai ekuiti ditambah dengan nilai
bond. Nilai ekuiti sama dengan nilai sekarang dari harapan aliran kas
(cash flows) di masa datang bagi pemegang ekuiti (saham).
5. Perusahaan menghasilkan NOPAT sebesar 10 sampai tak terhingga
waktunya. Discount rate NOPAT yang sesuai dengan risiko
perusahaan adalah 10%.
6. Pada dasarnya, setiap pengambilan keputusan dapat ditampilkan
sebagai maksimalisasi atau minimalisasi dengan kendala
(constraints).
7. Prinsip MC = MR. Perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang
maksimal pada saat pendapatan marjinal sama dengan biaya
marjinal.

Latihan
1. Perusahaan. Pemegang saham menanamkan dana mereka ke
perusahaan. Perusahaan tersebut mengelola dana pemegang saham
untuk memproduksi barang dan jasa yang menghasilkan aliran
keuntungan secara periodik. Keuntungan tersebut merupakan
imbalan (reward) bagi pemegang saham yang telah
menginvestasikan dana mereka.
2. Untuk meningkatkan aliran keuntungan di masa datang, perusahaan
dapat menambah modal dengan cara menarik dana dengan
menerbitkan utang (debt).
3. Aliran keuntungan perusahaan sekarang menjadi milik pemegang
saham dan pemegang surat utang (bond holders).
4. Dengan adanya surat utang maka nilai perusahaan yang baru terdiri
dari nilai saham dan nilai utang.
5. Nilai perusahaan sama dengan nilai ekuiti ditambah dengan nilai
bond. Nilai ekuiti sama dengan nilai sekarang dari harapan aliran kas
(cash flows) di masa datang bagi pemegang ekuiti (saham).
6. Tujuan perusahaan adalah memaksimumkan nilai perusahaan. Untuk
mencapai tujuan tersebut, perusahaan harus menghasilkan NOPAT
yang optimal pada setiap periode.

Daftar Pustaka
1. Allen, Bruce, Neil, Doherty, Keith Weighlt, Edwin Mansfield.
(2005).
2. Managerial Economics. Sixth Edition. New York: Norton.
3. Hirschey, M. (2003). Managerial Economics. Tenth Edition.
Singapore: Thomson.
4. Jorion, P. (2002). Value at Risk. Second Edition. Singapore:
McGraw-Hill.
5. ----------------2005). Financial Risk Manager Handbook. New
Jersey: John Wiley.
6. Mansfield, E. (1993). Managerial Economics. 2nd Ed. New York:
Norton Newmann, J dan Oskar Morgernstern. (1944). Theory of
Games and
7. Economic Behaviour. New York: Princeton University Press.
8. Salvatore, D. (1996). Managerial Economics: In a Global Economy.
3rd ed.
9. Singapore: McGraw Hill.
10. Stewart, B. (1991). The Quest for Value. HarperCollins. Sunaryo, T.
(2001). Ekonomi Manajerial. Jakarta: Erlangga. Varian, H. (1978).
Economic Analysis. New York: Setelah mempelajari modul ini,

ΩΩΩΩΩ

BAB 4

KARAKTERISTIK FUNGSI DENGAN


NILAI MAKSIMUM

27
4.1. Fungsi Maksimum

Fungsi yang mempunyai maksimum adalah fungsi melengkung dan


menghadap ke bawah atau melengkung ke bawah (fungsi konkaf),
sedangkan fungsi yang mempunyai nilai minimum adalah fungsi yang
melengkung dan menghadap ke atas atau melengkung ke atas (fungsi
konveks).
Fungsi yang melengkung ke bawah diukur dengan turunan
keduanya. Fungsi yang melengkung ke bawah nilai turunan keduanya
negatif. Gambar 4.1. menunjukkan fungsi keuntungan yang berbentuk
melengkung ke bawah. Nilai turunan pertama fungsi keuntungan tersebut
positif sebelum q mencapai 30. Nilai turunan pertama fungsi keuntungan
pada q sama dengan 30 adalah nol. Untuk nilai q di atas 30, nilai turunan
pertamanya negatif. Perjalanan nilai turunan pertama ini mengindikasikan
bahwa fungsi keuntungan mempunyai turunan kedua negatif.

Gambar 4.1. Fungsi Konkaf

Contoh fungsi yang mempunyai nilai maksimum adalah:

y = 100 - (x - 30)2

Di mana : y adalah keuntungan (𝝅)


x adalah jumlah barang yang diproduksi (q)
Turunan pertamanya adalah:
y =-2(x 30)

Pada nilai x = 30 , turunan pertama y sama dengan nol.


Turunan ke dua menghasilkan:
y"” =-2

Turunan kedua negatif menunjukkan bahwa fungsi y konkaf. Fungsi y


mempunyai maksimum. Nilai maksimum terjadi pada nilai maksimum
fungsi y adalah:
y = 100 - (x - 30)2 = 100 (30 - 30)2 = 100

Keuntungan maksimum akan diperoleh bila memproduksi barang


sebanyak 30 unit dengan keuntungan sebesar 100.

4.2. Optimalisasi
Secara umum, permasalahan ekonomi adalah memaksimumkan atau
meminimumkan sebuah fungsi dengan kendala tertentu. Perusahaan
memaksimalkan jumlah produk dengan kendala sejumlah dana tertentu atau
perusahaan meminimumkan biaya untuk memproduksi sejumlah produk
tertentu. Memaksimumkan atau meminimumkan sebuah fungsi dengan
kendala tertentu disebut optimalisasi.
Misalnya, sebuah perusahaan menggunakan sejumlah dana tertentu
memproduksi sebuah produk dengan menggunakan dua input, tenaga kerja
dan kapital. Dalam hal ini, perusahaan akan mencari kombinasi jumlah
tenaga kerja dan kapital yang menghasilkan produk maksimum. Kondisi ini
disebut kondisi optimal.
Apabila pada kombinasi tertentu tenaga kerja (terakhir) memberikan
kontribusi lebih dibanding kapital maka perusahaan akan mengurangi
kapital dan menambah tenaga kerja. Sebaliknya, apabila kapital (terakhir)
memberikan kontribusi lebih dibanding tenaga kerja, perusahaan akan
mengurangi tenaga kerja dan menambah kapital. Kondisi optimal terjadi
apabila rupiah terakhir yang dialokasikan ke tenaga kerja harus sama
dengan apabila rupiah terakhir tersebut diaplikasikan ke kapital. Kondisi
optimal ini merupakan kombinasi input yang menghasilkan jumlah produk
yang maksimum untuk penggunaan sejumlah sumber dana tertentu. Kondisi
ini menjadi panduan perusahaan dalam menentukan jumlah produk yang
menghasilkan keuntungan maksimum.
Secara umum, dalam mengalokasikan sumber dananya, perusahaan
harus menggunakan konsep opportunity cost. Opportunity cost sumber daya
yang dialokasikan pada kapital adalah hasil yang tertinggi apabila dana
tersebut dialokasikan ke input lainnya. Misalnya, sebuah perusahaan
mengalokasikan sejumlah dana ke kapital dan menghasilkan produk dengan
nilai 10. Namun, apabila sejumlah dana tersebut dialokasikan ke tenaga
kerja menghasilkan produk senilai 15. Alokasi ini menunjukkan inefisiensi.

29
Perusahaan perlu mengurangi dana yang dialokasikan pada kapital untuk
dialihkan pada tenaga kerja.

4.3. Permintaan Produk

Dalam menentukan harga produknya, perusahaan memperhitungkan


karakteristik permintaan produknya di pasar. Perusahaan dapat menaikkan
harga produknya apabila kenaikan harga tidak mengurangi permintaan
terlalu besar. Apabila kenaikan harga diikuti oleh turunnya permintaan yang
cukup besar maka akan mengurangi keuntungan. Oleh karena itu,
perusahaan perlu memahami karakteristik permintaan produknya.
Karakteristik permintaan sebuah produk ditampilkan secara eksplisit
dengan fungsi permintaan (demand function). Fungsi permintaan adalah
hubungan antara permintaan produk dengan faktor-faktor yang
mempengaruhinya, yaitu harga barang itu sendiri, harga barang lain, dan
pendapatan konsumen. Parameter (karakteristik) fungsi permintaan adalah
sensitivitas penjualan karena perubahan faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan produk.
Nilai sensitivitas penjualan karena perubahan faktor-faktor yang
mempengaruhi disebut elastisitas. Elastisitas harga adalah sensitivitas
permintaan produk karena perubahan harga produk. Elastisitas harga
diperoleh dengan menghitung berapa persen perubahan barang yang diminta
konsumen akibat perubahan harga sebesar 1%. Apabila naiknya harga
sebesar 1% diimbangi dengan turunnya jumlah barang yang diminta <1%
ini disebut inelastis, sebaliknya bila jumlah barang yang diminta berkurang
>1% disebut elastis. Selain elastisitas harga juga perlu diperhatikan
elastisitas silang dan elastisitas pendapatan. Elastisitas silang adalah
sensitivitas permintaan produk karena perubahan harga produk lain. Contoh
elastisitas silang adalah naiknya harga minyak tanah mendorong naiknya
permintaan LPG, sedangkan elastisitas pendapatan adalah sensitivitas
permintaan produk karena perubahan pendapatan. Naiknya pendapatan
seseorang akan mendorong bertambahnya konsumsi atau jumlah barang
yang dibeli. Untuk barang pokok elastisitasnya kurang dari 1 (inelastis)
untuk barang mewah umumnya lebih dari 1 (elastis). Nilai elastisitas ini
dihitung dengan menggunakan regresi. Analisis regresi ini menggunakan
konsep-konsep statistika secara intensif.
Salah satu kegunaan dari elastisitas adalah untuk menentukan
strategi harga (pricing). Perusahaan dapat meningkatkan keuntungan dengan
menjual produknya dengan harga yang berbeda pada tempat yang berbeda.
Keuntungan perusahaan akan meningkat dengan menjual produk dengan

harga tinggi pada konsumen dengan elastisitas harga rendah.


Sebaliknya, perusahaan menjual produknya dengan harga rendah pada
konsumen yang memiliki elastisitas harga tinggi. Misalnya, texbook yang
dijual di Indonesia jauh lebih murah dibanding dengan yang dijual di
Amerika Serikat. Motivasi strategi ini bukan subsidi, namun bertujuan
memaksimumkan keuntungan. Sama halnya dengan harga karcis menonton
film yang relatif rendah bagi pelajar dibandingkan harga umum. Motivasi
perusahaan bukan pro pelajar, namun bertujuan memaksimumkan
keuntungan perusahaan yang menghasilkan strategi diskon bagi pelajar.

Ringkasan
1. Karakteristik Fungsi Dengan Nilai Maksimum. Fungsi yang
mempunyai maksimum adalah fungsi melengkung dan menghadap
ke bawah atau melengkung ke bawah (fungsi konkaf), sedangkan
fungsi yang mempunyai nilai minimum adalah fungsi yang
melengkung dan menghadap ke atas atau melengkung ke atas (fungsi
konveks).
2. Fungsi yang melengkung ke bawah diukur dengan turunan
keduanya. Fungsi yang melengkung ke bawah nilai turunan
keduanya negatif.
3. Secara umum, permasalahan ekonomi adalah memaksimumkan atau
meminimumkan sebuah fungsi dengan kendala tertentu.
4. Perusahaan memaksimalkan jumlah produk dengan kendala
sejumlah dana tertentu atau perusahaan meminimumkan biaya untuk
memproduksi sejumlah produk tertentu. Memaksimumkan atau
meminimumkan sebuah fungsi dengan kendala tertentu disebut
optimalisasi.
5. Secara umum, dalam mengalokasikan sumber dananya, perusahaan
harus menggunakan konsep opportunity cost.
6. Dalam menentukan harga produknya, perusahaan memperhitungkan
karakteristik permintaan produknya di pasar.
7. Perusahaan dapat menaikkan harga produknya apabila kenaikan
harga tidak mengurangi permintaan terlalu besar.

Latihan
1. Jalskan Fungsi yang mempunyai maksimum adalah fungsi
melengkung dan menghadap ke bawah atau melengkung ke bawah
(fungsi konkaf), sedangkan fungsi yang mempunyai nilai minimum
adalah fungsi yang melengkung dan menghadap ke atas atau
melengkung ke atas (fungsi konveks).
2. Fungsi yang melengkung ke bawah diukur dengan turunan
keduanya.
3. Jelaskan Dengan Gambar Fungsi Konkaf.

31
4. Jelaskan Perusahaan memaksimalkan jumlah produk dengan kendala
sejumlah dana tertentu atau perusahaan meminimumkan biaya untuk
memproduksi?

Daftar Pustaka
1. Allen, Bruce, Neil, Doherty, Keith Weighlt, Edwin Mansfield.
(2005).
2. Managerial Economics. Sixth Edition. New York: Norton.
3. Hirschey, M. (2003). Managerial Economics. Tenth Edition.
Singapore: Thomson.
4. Jorion, P. (2002). Value at Risk. Second Edition. Singapore:
McGraw-Hill.
5. ----------------2005). Financial Risk Manager Handbook. New
Jersey: John Wiley.
6. Mansfield, E. (1993). Managerial Economics. 2nd Ed. New York:
Norton Newmann, J dan Oskar Morgernstern. (1944). Theory of
Games and
7. Economic Behaviour. New York: Princeton University Press.
8. Salvatore, D. (1996). Managerial Economics: In a Global Economy.
3rd ed.
9. Singapore: McGraw Hill.
10. Stewart, B. (1991). The Quest for Value. HarperCollins. Sunaryo, T.
(2001). Ekonomi Manajerial. Jakarta: Erlangga. Varian, H. (1978).
Economic Analysis. New York: Setelah mempelajari modul ini.

ΩΩΩΩΩ
BAB 5

PERMASALAHAN PEMEGANG SAHAM

5.1. Prinsip Pemegang saham


Pemegang saham mendelegasikan manajer untuk mengelola
perusahaan. Manajer tentu saja lebih mengerti seluk-beluk perusahaan
dibandingkan pemegang saham. Pemegang saham mengharapkan bahwa
manajer mengelola perusahaan sesuai dengan kehendak pemegang saham.
Pemegang saham mengharapkan nilai perusahaan atau nilai saham mereka
meningkat secara berkesinambungan.
Pendelegasian ini dapat dianggap sebagai sebuah transaksi.
Pemegang saham membeli jasa tenaga kerja manajer dengan harga sebesar
gaji (upah) manajer. Upah manajer harus sama atau lebih dari gaji apabila
manajer tersebut bekerja di tempat lain (opportunity cost-nya).
Kinerja perusahaan ditentukan oleh seberapa besar usaha (efforts)
manajer dalam mengelola perusahaan. Semakin besar usaha manajer,
semakin tinggi kinerja perusahaan, dan semakin tinggi nilai perusahaan atau
harga saham perusahaan. Oleh karena itu, pemegang saham perlu membuat
struktur upah yang dapat menstimulasi manajer untuk bekerja lebih giat dan
lebih efisien.
Upah tetap artinya upah tidak bergantung pada usaha manajer.
Dengan upah tetap, manajer mempunyai pilihan memberikan usaha banyak
atau sedikit. Manajer cenderung memilih untuk memberikan usaha yang
lebih kecil untuk sejumlah upah tertentu. Perilaku manajer yang tidak
dikehendaki pemegang saham ini disebut moral hazard.
Moral hazard merupakan permasalahan dalam pendelegasian dari
pemegang saham (principal) kepada manajer (agent). Moral hazard ini
biasanya disebut principal agent problem. Dalam hal ini, yang perlu
diperhatikan adalah bahwa perilaku moral hazard adalah perilaku yang
rasional. Namun, perilaku rasional manajer ini tidak sesuai dengan
kehendak pemegang saham. Konflik kepentingan antara principal dan agent
ini perlu dikurangi.
Salah satu solusi principal agent adalah dengan membentuk struktur
upah yang menstimulasi manajer untuk memberikan usahanya yang lebih

33
banyak. Struktur upah manajer perlu dikaitkan dengan usaha manajer.
Namun, biaya untuk kontrol dan pengawasan manajer sangat tinggi
sehingga tidak ekonomis. Pemegang saham harus mencari variabel yang
berkaitan erat dengan usaha manajer, namun relatif mudah diobservasi.
Dalam statistika variabel ini disebut variabel instrumen (instrument
variables). Salah satu variabel instrumen usaha manajer adalah output atau
jumlah produk perusahaan.
Besarnya usaha manajer tercermin pada jumlah output perusahaan
yang mudah diobservasi. Untuk menstimulasi manajer supaya bekerja lebih
keras, pemegang saham perlu mengaitkan upah manajer dengan output.
Struktur upah yang populer adalah struktur upah yang terdiri dari komponen
upah tetap dan komponen upah variabel. Struktur upah tersebut dapat
ditampilkan sebagai berikut:
w = w= 𝒂𝒒
w : komponen upah tetap
w : upah total
𝒂 : koefisien yang menunjukkan upah marjinal
q : jumlah produk yang dihasilkan perusahaan

Struktur upah yang dikaitkan dengan jumlah produksi ini akan


mendorong manajer untuk bekerja lebih giat dalam meningkatkan produksi
karena akan menghasilkan upah yang lebih besar bagi dirinya.
Permasalahan hubungan principal dan agent banyak terjadi dalam
perusahaan. Moral hazard membuat inefisiensi. Moral hazard dalam
perusahaan dapat muncul dalam berbagai bentuk, misalnya pegawai santai
selama jam kerja, pegawai bekerja tidak teliti, dan manajer mempunyai
fasilitas berlebihan. Secara umum perilaku moral hazard menggunakan
sumber daya perusahaan secara tidak efisien atau tidak sesuai dengan tujuan
perusahaan.
Moral hazard merupakan permasalahan penggunaan input tenaga
kerja. Oleh karena itu, perusahaan sering mengarahkan operasinya pada
teknologi yang semakin padat modal atau padat mesin. Mesin tidak
memunculkan moral hazard. Moral hazard dapat membuat perusahaan
bangkrut, terutama apabila pegawai tingkat atas yang melakukannya. Bank
Baring di Inggris bangkrut karena perilaku moral hazard Nick Leeson. Oleh
karena itu, bank yang rentan terhadap perilaku moral hazard pegawainya
cenderung meminimalisasi risiko dengan menggunakan transaksi mesin.
Transaksi
dengan ATM diyakini mempunyai kesalahan yang relatif amat kecil dan
mesin tidak dapat melakukan “demo.” Mentransfer risiko ke manajer sendiri
artinya, manajer menanggung risiko perusahaan. Misalnya, gaji manajer
hanya bergantung pada kinerja manajer sendiri. Bayangkan pengusaha yang
mengelola perusahaannya sendiri, seperti petani. Hasil yang diperoleh
petani bergantung pada usahanya sendiri, apabila malas tentu hasilnya
sedikit.

5.2. Sumber Keuntungan


Investor tidak akan menginvestasikan dananya ke sebuah perusahaan
apabila perusahaan tidak menjanjikan imbalan (reward) yang lebih besar
atau sama dibanding dengan perusahaan lainnya atau instrumen setara
lainnya. Jadi, manajer harus mampu menggunakan kapital perusahaan lebih
baik dibanding dengan perusahaan lainnya atau perusahaan harus berupaya
untuk menghasilkan keuntungan di atas rata-rata (super normal profit).
Sektor usaha dengan super normal profit akan mengundang
perusahaan pendatang baru (entries) ke sektor tersebut dan menstimulasi
perusahaan untuk melakukan ekspansi. Pada masa krisis pada akhir 1990-
an, bisnis kafe sangat menguntungkan. Banyak kafe-kafe baru bermunculan.
Munculnya kafe baru tentu saja akan mengurangi keuntungan di atas normal
menjadi keuntungan normal. Pengusaha kafe pertama mampu menghasilkan
keuntungan di atas normal yang relatif besar sebelum munculnya kafe
pendatang baru. Dalam kasus ini, faktor menjadi yang pertama yang
memunculkan keuntungan. Keuntungan juga dapat muncul karena inovasi.
Inovasi tidak harus muncul dalam bentuk sebuah penemuan baru
yang sebelumnya belum pernah ada, seperti penemuan lampu listrik. Inovasi
dapat merupakan modifikasi dari temuan yang sudah ada. Mesin mobil baru
biasanya lebih baik dari yang sebelumnya. Cara kerja yang lebih efisien
(misalnya manajemen just in time) juga merupakan inovasi yang membuat
biaya rata-rata lebih rendah. Faktor ini dapat menghasilkan keuntungan di
atas rata-rata.
Pendatang baru mengikis keuntungan. Apabila pendatang baru dapat
dihambat maka keuntungan akan dapat bertahan lebih lama. Perusahaan
monopoli yang mampu menghambat pesaing untuk masuk ke sebuah
industri akan dapat mempertahankan status monopolinya. Monopoli dapat
menikmati keuntungan di atas normal lebih lama.

35
5.3. Risk And Return Trade-Off
Secara umum, keuntungan selalu ditemani dengan risiko. Perusahaan
dapat meningkatkan keuntungan dengan menerima risiko yang lebih besar.
Argumen ini adalah salah satu bentuk dari prinsip tidak ada sesuatu
(keuntungan) yang gratis. Perusahaan dapat membeli keuntungan dan
membayarnya dengan risiko atau perusahaan yang mengambil risiko
memperoleh imbalan (reward) keuntungan.
Investor dengan tingkat toleransi terhadap risiko (risk tolerance)
rendah (takut rugi) cenderung memilih deposito dengan ekspektasi imbal
hasil dan risiko kecil. Investor dengan tingkat toleransi terhadap risiko
tinggi cenderung memilih instrumen dengan risiko tinggi, seperti saham dan
produk derivatif. Produk derivatif, seperti futures dan opsi (option)
menjanjikan keuntungan besar dan tentu saja berisiko besar.
Perusahaan akan menambah keuntungan tertentu dengan risiko yang
minimal. Atau, perusahaan akan menerima risiko tertentu dengan imbalan
keuntungan yang terbesar. Perusahaan mempunyai insentif untuk
menghasilkan keuntungan yang besar. Namun, prinsip manajemen risiko
menyarankan bahwa perusahaan diharapkan tidak mengambil risiko yang
terlalu tinggi sehingga perusahaan tidak mampu menopangnya. Misalnya,
perusahaan sebaiknya tidak mengambil proyek yang dapat membuat
perusahaan bangkrut.
Untuk kasus Bank Baring, Nick Leeson seharusnya tidak mengambil
posisi produk derivatif yang berisiko amat tinggi. Nick Leeson mengambil
posisi short pada futures dan short opsi (option) pada Nikkei, indeks saham
Jepang. Kedua posisi ini mengakibatkan kerugian besar apabila indeks
Nikkei turun tajam. Kenyataannya, gempa di Kobe membuat indeks Nikkei
turun tajam. Kerugian yang amat besar karena indeks Nikkei turun tajam
secara tak terantisipasi ini membuat Bank Baring bangkrut.
Perusahaan dengan peluang bangkrut besar mempunyai nilai yang
rendah. Nilai ekuiti dan nilai bond perusahaan rendah. Oleh karena itu,
manajer yang mengambil risiko terlalu besar tidak sesuai dengan tujuan
perusahaan, yaitu meningkatkan nilai perusahaan secara berkesinambungan.
5.4. Manajemen Risiko
Sebelum tahun 1998, nilai tukar (Rupiah/USD) relatif stabil.
Menurut law of one price, salah satu teori keseimbangan nilai tukar, Rupiah
sudah terlalu mahal (overprice) sejak lama. Implikasinya, Rupiah akan
terdepresiasi tajam, tentu saja waktunya tidak diketahui. Pada saat itu,
pelaku ekonomi yang telah terbiasa dengan nilai tukar yang stabil cenderung
memperkirakan kestabilan akan berlanjut. Selama nilai tukar stabil,
meminjam dalam USD menjadi lebih murah dibanding dengan meminjam
dalam Rupiah. Banyak perusahaan mempunyai kewajiban (utang) dalam
USD. Kondisi ini menguntungkan perusahaan selama nilai tukar stabil.
Pada tahun 1998 terjadi krisis moneter yang menyebabkan rupiah
terdepresiasi secara tajam. Pemerintah tidak mampu menahan turunnya nilai
rupiah. Spekulan mendorong terjadinya depresiasi Rupiah terhadap USD
semakin tajam. Oleh karena basis pendapatan perusahaan dalam Rupiah
maka depresiasi Rupiah yang tajam membuat kewajiban perusahaan dalam
Rupiah menjadi 3 hingga 4 kali lipat dibanding nilai sebelumnya.
Membesarnya kewajiban atas utang membuat nilai ekuiti turun terkikis
hampir habis (lihat theory of the firm). Harga saham pun melorot tajam,
bahkan beberapa perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban utangnya
dalam bentuk USD. Banyak perusahaan gulung tikar.
“Malapetaka” bagi perusahaan di atas, membangkitkan perusahaan
untuk selalu memantau (memonitor) potensi kerugian atau risiko yang
dihadapi perusahaan. Utang dalam USD dengan penghasilan Rupiah
merupakan posisi yang amat berisiko. Posisi ini memberikan keuntungan
relatif sedikit, namun potensi kerugiannya dapat besar sekali. Peluang
kerugian besar sekali ini seharusnya terpantau dengan besarnya peluang
Rupiah terdepresiasi, seperti yang diindikasikan oleh law of one price.
Perilaku yang tidak antisipatif ini membuat perusahaan mempunyai risiko
besar, namun tidak teridentifikasi.
Banyaknya perusahaan yang tidak mampu menahan kerugiannya
menyadarkan semua perusahaan untuk melakukan manajemen risiko. Risiko
harus diidentifikasi, diukur kemudian dimanajemeni. Penyediaan cadangan
untuk menopang potensi kerugian (risiko) menjadi best practice dalam
manajemen risiko. Transfer risiko atau mengasuransikan risiko ke pihak
ketiga menimbulkan moral hazard. Perusahaan menjadi lebih berani
mengambil risiko tinggi karena sudah mengasuransikan risiko
perusahaannya. Seperti pengendara mobil yang cenderung menjadi ceroboh

37
setelah mengasuransikan mobilnya. Manajemen risiko harus
terinternalisasi dalam aktivitas keseharian perusahaan.
Saat ini manajemen risiko sudah menjadi kewajiban bagi
perusahaan, bahkan merupakan keharusan bagi perbankan. Perhatikan
bahwa perusahaan dengan risiko besar mempunyai nilai yang rendah.
Sebaliknya, perusahaan dengan risiko rendah akan mempunyai nilai yang
lebih tinggi. Jadi, manajemen risiko cenderung meningkatkan nilai
perusahaan.

5.5. Harga Nominal Dan Harga Riil


Dalam realita perusahaan menghadapi harga nominal. Suku bunga
pinjaman 10% per tahun adalah ukuran nominal. Suku bunga nominal terdiri
dari dua komponen, yaitu suku bunga riil dan ekspektasi inflasi. Apabila
ekspektasi inflasi tinggi, suku bunga juga tinggi. Pada tahun 1998, harga
USD dalam Rupiah (nilai tukar Rp/$) merangkak naik. Ekspektasi inflasi
amat tinggi. Suku bunga deposito mencapai 60%. Namun pada masa itu,
perekonomian tidak lambat bergerak. Jadi, pada masa itu, pertumbuhan riil
amat rendah. Suku bunga yang tinggi mencerminkan inflasi yang tinggi.
Meskipun yang diobservasi adalah angka nominal, namun dasar
untuk mengambil keputusan ekonomi adalah berdasarkan angka riil. Harga
riil biasanya dinyatakan dalam bentuk harga relatif. Harga sebungkus Nasi
Padang adalah 50.000 rupiah di Singapura, harga ini relatif murah apabila
harga tenaga kerja (upah per jam) di Singapura 20 bungkus Nasi Padang.
Harga riil dinyatakan dalam satuan riil. Harga Nasi Padang di Singapura
adalah seper dua puluh upah (harga tenaga kerja per satuan waktu). Harga
riil sebuah barang adalah harga barang tersebut dibanding harga barang lain.
Oleh karena itu, harga riil sering disebut harga relatif. Dalam mengambil
keputusan, perusahaan harus menggunakan harga relatif.

5.6. Teori Alokasi Harga


Dalam memproduksi sebuah produk, perusahaan menggunakan
beberapa (banyak) input. Untuk menentukan jumlah dari masing-masing
input, perusahaan memperhitungkan produktivitas dari masing-masing input
dan harga masing-masing input. Perusahaan akan cenderung menggunakan
input dengan produktivitas tinggi dan harganya relatif murah. Namun,
penggunaan input yang terlalu banyak mengakibatkan marjinal
produktivitas input tersebut menjadi semakin menurun. Fenomena ini adalah
salah satu bentuk dari law of diminishing returns. Kombinasi yang efisien
terjadi apabila satu rupiah terakhir yang dialokasikan pada input A harus
menghasilkan output yang sama apabila satu rupiah terakhir tersebut
dialokasikan ke input B. Alokasi ini dipandu dengan harga relatif, bukan
harga riil.
Definisi harga adalah signal kelangkaan sebuah barang (jasa).
Mengapa harga berlian tinggi karena berlian langka. Mengapa udara yang
amat berguna bagi kehidupan harganya nol (gratis) karena udara tersedia
berlebih. Di negara di mana tersedia banyak tenaga kerja maka upah
cenderung relatif rendah. Sebaliknya, negara dengan sedikit tenaga kerja,
upah cenderung tinggi. Perusahaan yang memproduksi produk dengan
teknologi padat karya (labor intensive) cenderung memilih lokasi dengan
upah rendah. Produsen pakaian dan sepatu cenderung memilih Cina sebagai
tempat produksi karena upah di Cina yang relatif rendah.
Perusahaan menggunakan harga (relatif) sebagai panduan dalam
mengalokasikan sumber dayanya secara efisien (optimal). Argumen ini
adalah salah satu fenomena dari teori alokasi harga. Teori alokasi harga
menyatakan bahwa harga dari pasar yang kompetitif mampu
mengalokasikan sumber daya secara optimal. Salah satu dari implikasi teori
alokasi harga adalah bahwa meskipun sebuah perusahaan dapat
menyediakan input sendiri, namun biaya penyediaan input tersebut lebih
tinggi dibanding harga pasar maka perusahaan seharusnya memilih membeli
input tersebut di pasar eksternal.

5.7. Eksternalitas
Dalam melakukan proses produksi, selain menghasilkan produk
yang diinginkan sering kali juga menghasilkan perusahaan sering kali juga
menghasilkan produk yang tidak diinginkan. Produk yang tidak diinginkan
ini disebut eksternalitas negatif. Salah satu bentuk dari eksternalitas negatif
adalah asap, suara bising atau bau tidak menyenangkan, atau secara umum
disebut polusi.
Polusi membuat masyarakat yang tinggal di sekitar tempat produksi
(pabrik) menjadi terganggu (kepuasan/utiliti masyarakat turun). Salah satu
prinsip ilmu ekonomi menyebutkan bahwa perusahaan (pelaku ekonomi)
harus memberikan kompensasi kepada masyarakat yang tinggal di sekitar
pabrik (pelaku ekonomi lain), apabila perusahaan membuat kesejahteraan
masyarakat di sekitar pabrik turun.
Apabila harga polusi diketahui, perusahaan dapat memberi sejumlah
tertentu polusi kepada masyarakat sekitar perusahaan dengan membayar
harga yang disepakati kedua belah pihak. Dengan demikian, perusahaan
mempunyai hak untuk memproduksi polusi dengan jumlah tertentu.
Bagaimana menentukan harga polusi?
Solusi untuk menentukan harga yang disarankan adalah bahwa harga

39
sebaiknya ditentukan oleh perusahaan dan masyarakat sekitar perusahaan
karena diasumsikan bahwa mereka mempunyai informasi yang lebih banyak
tentang polusi tersebut dibandingkan pihak ketiga, pemerintah misalnya.
Tentu saja diasumsikan bahwa proses pembentukan harga oleh perusahaan
dan masyarakat di sekitar pabrik relatif murah. Saran ini adalah saran dari
pemenang nobel ekonomi, Ronald Coase. Dengan demikian, pemerintah
tidak perlu melakukan intervensi dalam kasus eksternalitas apabila
perusahaan yang mengirim polusi dan pihak yang terkena polusi dapat
berunding untuk melakukan tawar menawar tentang harga polusi tersebut.
Namun, apabila biaya untuk menentukan harga polusi ini mahal karena
melibatkan banyak orang, intervensi pemerintah dapat menjadi alternatif.
Saran Ronald Coase ini tentu saja sesuai dengan prinsip transaksi
dalam ilmu ekonomi. Prinsip transaksi adalah bahwa setiap transaksi yang
dilakukan secara suka rela (voluntarily) akan meningkatkan kesejahteraan
(kepuasan/utiliti) semua pelaku transaksi. Tentu saja transaksi yang terjadi
secara tidak suka rela (terpaksa) akan menguntungkan salah satu pihak
transaksi dan merugikan pihak lainnya. Kasus penggusuran yang disertai
dengan keributan adalah salah satu fenomena transaksi yang dilakukan tidak
dengan suka rela.

Ringkasan
1. Pemegang saham mendelegasikan manajer untuk mengelola
perusahaan.
2. Manajer tentu saja lebih mengerti seluk-beluk perusahaan
dibandingkan pemegang saham. Pemegang saham mengharapkan
bahwa manajer mengelola perusahaan sesuai dengan kehendak
pemegang saham. Pemegang saham mengharapkan nilai perusahaan
atau nilai saham mereka meningkat secara berkesinambungan.
3. Investor tidak akan menginvestasikan dananya ke sebuah perusahaan
apabila perusahaan tidak menjanjikan imbalan (reward) yang lebih
besar atau sama dibanding dengan perusahaan lainnya atau
instrumen setara lainnya.
4. Secara umum, keuntungan selalu ditemani dengan risiko. Perusahaan
dapat meningkatkan keuntungan dengan menerima risiko yang lebih
besar.
5. Investor dengan tingkat toleransi terhadap risiko (risk tolerance)
rendah (takut rugi) cenderung memilih deposito dengan ekspektasi
imbal hasil dan risiko kecil.
6. Dalam memproduksi sebuah produk, perusahaan menggunakan
beberapa (banyak) input. Untuk menentukan jumlah dari masing-
masing input, perusahaan memperhitungkan produktivitas dari
masing-masing input dan harga masing-masing input.
7. Dalam melakukan proses produksi, selain menghasilkan produk
yang diinginkan sering kali juga menghasilkan perusahaan sering
kali juga menghasilkan produk yang tidak diinginkan.

Latihan
1. JelaskanpPemegang saham mendelegasikan manajer untuk
mengelola perusahaan.?
2. Jelaskan Pendelegasian dapat dianggap sebagai sebuah transaksi?.
3. Investor tidak akan menginvestasikan dananya ke sebuah perusahaan
apabila perusahaan tidak menjanjikan imbalan (reward) yang lebih
besar? Coba jelaskan?
4. Sektor usaha dengan super normal profit akan mengundang
perusahaan pendatang baru (entries) ke sektor tersebut dan
menstimulasi perusahaan untuk melakukan ekspansi.Coba Jelaskan?
5. Jelaskan secara umum, keuntungan selalu ditemani dengan risiko?.

Daftar Pustaka
1. Allen, Bruce, Neil, Doherty, Keith Weighlt, Edwin Mansfield.
(2005).
2. Managerial Economics. Sixth Edition. New York: Norton.
3. Hirschey, M. (2003). Managerial Economics. Tenth Edition.
Singapore: Thomson.
4. Jorion, P. (2002). Value at Risk. Second Edition. Singapore:
McGraw-Hill.
5. ----------------2005). Financial Risk Manager Handbook. New
Jersey: John Wiley.
6. Mansfield, E. (1993). Managerial Economics. 2nd Ed. New York:
Norton Newmann, J dan Oskar Morgernstern. (1944). Theory of
Games and
7. Economic Behaviour. New York: Princeton University Press.
8. Salvatore, D. (1996). Managerial Economics: In a Global Economy.
3rd ed.
9. Singapore: McGraw Hill.
10. Stewart, B. (1991). The Quest for Value. HarperCollins. Sunaryo, T.
(2001). Ekonomi Manajerial. Jakarta: Erlangga. Varian, H. (1978).
Economic Analysis. New York.

ΩΩΩΩΩ

41
BAB 6

PERMINTAAN DAN PENAWARAN

6.1. Permintaan
Pasar sebuah barang terdiri dari penyedia (penjual) dan pembeli
barang. Penjual akan cenderung menjual produk lebih banyak apabila harga
produk naik. Sebaliknya, pembeli akan membeli produk lebih banyak
apabila harga produk semakin turun. Gambar 6.1 menampilkan interaksi
antara penjual dan pembeli.

Gambar 6.1. Permintaan dan Penawaran

Pada harga sama dengan 10, produsen memproduksi produk


sebanyak 100. Pada harga sama dengan 10, pembeli membeli produk
sebanyak 100. Semua produk yang diproduksi perusahaan dibeli pembeli.
Harga sama dengan 10 ini disebut harga keseimbangan (equilibrium price)
atau clearing price. Titik (100, 10), titik E pada Gambar 1.6 disebut titik
keseimbangan atau titik ekuilibrium.
Pada harga di atas 10, perusahaan memproduksi produk lebih dari
100. Namun, pada harga lebih dari 10, pembeli membeli produk kurang dari
100. Akibatnya, terjadi persediaan barang berlebih (excess supply) di pasar.
Berlebihnya persediaan di pasar membuat harga turun. Harga turun hingga
kelebihan persediaan barang di pasar habis, yaitu pada saat harga produk
sama dengan 10.
Pada harga kurang dari 10, perusahaan memproduksi produk kurang
dari 100. Namun, pembeli ingin membeli lebih dari 100 produk. Akibatnya,
terjadi permintaan berlebih (excess demand). Berlebihnya permintaan ini
akan menaikkan harga hingga produsen terdorong untuk meningkatkan
produksinya. Harga terus naik sampai pada harga 10, pada saat itu terjadi
keseimbangan permintaan dan penawaran.
Apabila harga di atas 10, harga akan turun. Apabila harga di bawah
10, harga akan naik. Harga sama dengan 10 merupakan harga yang stabil
(ekuilibrium). Pada harga 10, tidak ada faktor yang membuat harga naik
atau turun. Kondisi pada saat harga sama dengan harga ekuilibrium disebut
kondisi long run. Kondisi bukan ekuilibrium disebut kondisi short run.

6.2. Perubahan Permintaan


Kurva penawaran dan permintaan ini menjadi alat untuk
menganalisis titik keseimbangan baru apabila kurva permintaan atau kurva
penawaran berubah (bergeser). Peningkatan permintaan digambarkan
dengan pergeseran kurva permintaan (D) ke kanan. Sebaliknya, penurunan
permintaan digambarkan dengan pergeseran kurva D ke kiri. Peningkatan
penawaran dicerminkan dengan pergeseran kurva penawaran (S) ke kanan.
Sebaliknya, penurunan penawaran dicerminkan dengan pergeseran kurva
penawaran (S) ke kiri.
Misalnya, pada masa lebaran permintaan baju meningkat.
Peningkatan permintaan terhadap baju ini digambarkan dengan pergeseran
kurva permintaan ke kanan, lihat Gambar 6.2.

Gambar 6.2. Peningkatan Permintaan

43
Titik keseimbangan baru adalah E2. Titik keseimbangan baru
menunjukkan bahwa peningkatan permintaan mengakibatkan harga naik
dari 10 ke 12 dan penjualan (jumlah produksi atau jumlah transaksi) naik
dari 100 menjadi 110. Perusahaan perlu memperkirakan terjadinya kenaikan
permintaan konsumen atas produknya. Perkiraan permintaan menjadi dasar
untuk perubahan jumlah input, misalnya dengan menambah jumlah tenaga
kerja atau melakukan lembur untuk meningkatkan stok baju yang akan
dijual pada saat permintaan pasar naik.
Penambahan tenaga kerja sering kali memerlukan waktu, kualifikasi
tenaga kerja yang diinginkan perusahaan sering kali tidak memenuhi
persyaratan, bahkan untuk menangani mesin khusus masih memerlukan
pelatihan. Dengan memprediksi waktu terjadinya peningkatan permintaan
atau pergeseran kurva permintaan maka dapat ditentukan kapan harus
menambah tenaga kerja baru. Perencanaan yang baik akan meningkatkan
keuntungan perusahaan.
Perubahan permintaan produk, seperti pakaian bersifat musiman
sehingga relatif mudah untuk diperkirakan. Beberapa industri berkembang
mengikuti perkembangan perekonomian. Misalnya, industri properti,
permintaan terhadap properti biasanya sejalan dengan perkembangan
perekonomian.
Perubahan permintaan produk juga dapat muncul karena munculnya
produk substitusi. Permintaan terhadap jasa kereta api Jakarta – Bandung
menurun karena pembukaan jalan tol Cipularang. Sebelum dibangunnya
jalan tol, kereta api merupakan angkutan darat tercepat Jakarta-Bandung.
Jalan tol mempersingkat perjalanan mobil pribadi maupun angkutan umum.
Tarif bis yang lebih murah dari tarif kereta api dan hampir tiap 15 menit ada
bis yang berangkat membuatnya lebih fleksibel. Akibatnya, banyak
penumpang kereta api beralih ke bis sehingga permintaan jasa angkutan bis
meningkat dan permintaan jasa kereta api turun.

6.3. Perubahan Penawaran

Kasus kurva penawaran bergeser ke kiri dapat terjadi apabila harga


input menjadi semakin mahal. Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM)
mengakibatkan sebagian nelayan tidak melaut. Akibatnya, penawaran
(persediaan) ikan menjadi lebih sedikit. Penurunan penawaran ini
digambarkan dengan pergeseran kurva penawaran (supply) ke kiri, lihat
Gambar 6.3.
Gambar 6.3 Dampak Penurunan Penawaran

Titik keseimbangan baru setelah terjadi penurunan persediaan


produk ada pada titik E2. Harga produk naik dari 10 menjadi 12 dan jumlah
produk yang terjual (diproduksi) turun dari 100 menjadi 90.
“Perekonomian biaya tinggi” mengakibatkan biaya produksi naik.
Perusahaan dapat merelokasi pabriknya ke tempat dengan “perekonomian
biaya rendah” dan menggeser kurva penawarannya ke kanan. Dengan
adanya otonomi daerah, pemerintah daerah mampu mengurangi
perekonomian biaya tinggi untuk mengundang investor masuk ke
daerahnya. Sebelum otonomi daerah, perizinan untuk mendirikan
perusahaan baru dalam skala besar melalui proses yang panjang yaitu dari
pemerintah pusat turun ke daerah. Proses yang panjang ini memerlukan
waktu panjang dan biaya tidak sedikit. Berlakunya otonomi daerah
memotong proses perizinan, izin dikeluarkan oleh pemerintah daerah,
diharapkan dengan kemudahan ini investor tertarik untuk menanamkan
modalnya.

6.4. Teori Permainan


Dalam realita sebuah perusahaan hampir selalu mempunyai pesaing.
Pola persaingan antarperusahaan ditampilkan dalam teori permainan (game
theory). Salah satu pola interaksi dua perusahaan yang menjual produk
yang sama adalah bahwa apabila salah satu perusahaan menaikkan harga,
perusahaan lainnya cenderung tidak mengikuti menaikkan harga, namun

45
apabila salah satu perusahaan menurunkan harga perusahaan yang lainnya
mengikuti menurunkan harga. Oleh karena itu, toko yang menjual produk
sejenis biasanya mengadakan diskon secara bersamaan.
Selain berkompetisi, dua (atau lebih) perusahaan yang menjual
produk sejenis dapat melakukan kolusi. Dealer mobil biasanya membuat
kesepakatan untuk menjual mobil tertentu dengan harga tidak boleh kurang
dari harga tertentu. Dengan demikian, keuntungan dealer dapat
dipertahankan tinggi. Seandainya sebuah dealer menjual mobilnya dengan
harga kurang dari harga kesepakatan, dealer masih menikmati keuntungan.
Apabila semua dealer mengikuti harga kesepakatan, keuntungan semua
dealer menjadi besar. Namun, kondisi untuk mengikuti kesepakatan tidak
dalam keseimbangan. Artinya, semua dealer mempunyai insentif untuk
menjual produknya dengan harga yang lebih rendah untuk mendapatkan
keuntungan yang lebih besar melalui jumlah penjualan yang lebih banyak.
Dealer dapat mengelabui pesaingnya dengan memberikan kuitansi
sesuai dengan harga kesepakatan, namun pembeli membayar lebih rendah
dari harga yang tertera dalam kuitansi tersebut. Dalam bahasa game theory,
dealer yang melanggar kesepakatan dikatakan melakukan cheating. Apabila
dealer berhasil melakukan cheating tentu saja dealer tersebut akan mampu
menarik banyak pembeli.
Tentu saja cheating tidak dapat diulang-ulang. Apabila cheating
diketahui oleh dealer lainnya, dealer lainnya juga akan melakukan hal yang
sama. Kesepakatan gagal. Para dealer akan berupaya meningkatkan
keuntungan dengan berlomba untuk menurunkan harga. Akhirnya,
keuntungan semua dealer menjadi rendah.
Pola interaksi dealer mobil ini merupakan salah satu aplikasi dari
game theory. Game theory sudah menjadi alat analisis standar kebijakan
strategis perusahaan. Keputusan perusahaan yang tidak tepat dalam
menentukan kebijakan strateginya akan mengurangi keuntungan.

6.5. Net Present Value

Untuk meningkatkan nilai, perusahaan setiap tahun mempunyai


beberapa (banyak) proyek jangka panjang. Proyek-proyek tersebut
diharapkan dapat menghasilkan keuntungan. Pembiayaan atau aliran kas
keluar (cash outflows) dan imbalan atau aliran kas masuk (cash intflows)
proyek investasi bersifat periodik dan jangka panjang. Nilai sebuah proyek
sama dengan penjumlahan nilai sekarang aliran dana masuk dikurangi
dengan nilai sekarang dari aliran dana keluar. Nilai sebuah proyek disebut
nilai sekarang neto (net present value (NPV)) proyek. Formula NPV sebuah
proyek adalah:
(CI1 − CO1) (CI2 − CO2) (CIT − COT)
𝑁𝑉𝑃 = +(1 + r)2 +⋯+
(1 + r) (1 + r)T

CI1 : aliran kas masuk periode 1.


CO1 : aliran kas keluar periode
1. T: periode akhir dari proyek .
r: discount rate proyek.

Discount rate proyek mencerminkan biaya dana proyek. Semakin


besar risiko proyek, semakin besar biaya proyek.
Aliran kas masuk dikurangi aliran kas keluar disebut aliran kas neto
(net cash flows). NPV adalah penjumlahan nilai sekarang dari aliran kas
neto. Proyek dengan NPV positif adalah proyek yang menguntungkan.
Semakin besar NPV sebuah proyek, semakin besar keuntungan proyek.
Proyek di peringkat berdasarkan NPV-nya. Perusahaan yang mempunyai
proyek dengan NPV positif nilainya cenderung tinggi.

Ringkasan
1. Pasar sebuah barang terdiri dari penyedia (penjual) dan pembeli
barang. Penjual akan cenderung menjual produk lebih banyak
apabila harga produk naik.
2. Sebaliknya, pembeli akan membeli produk lebih banyak apabila
harga produk semakin turun.
3. Kurva penawaran dan permintaan ini menjadi alat untuk
menganalisis titik keseimbangan baru apabila kurva permintaan atau
kurva penawaran berubah (bergeser).
4. Peningkatan permintaan digambarkan dengan pergeseran kurva
permintaan (D) ke kanan. Sebaliknya, penurunan permintaan
digambarkan dengan pergeseran kurva D ke kiri.
5. Kasus kurva penawaran bergeser ke kiri dapat terjadi apabila harga
input menjadi semakin mahal.
6. Dalam realita sebuah perusahaan hampir selalu mempunyai pesaing.
Pola persaingan antarperusahaan ditampilkan dalam teori permainan
(game theory).
7. Untuk meningkatkan nilai, perusahaan setiap tahun mempunyai
beberapa (banyak) proyek jangka panjang.
8. Proyek-proyek tersebut diharapkan dapat menghasilkan keuntungan.

47
Latihan
1. Coba Gambarkan pada masa lebaran permintaan baju meningkat.?
2. Coba Gambarkan penurunan penawaran ?
3. Coba jelaskan dalam realita sebuah perusahaan hampir selalu
mempunyai pesaing. Pola persaingan antarperusahaan ditampilkan
dalam teori permainan (game theory).

Daftar Pustaka

1. Allen, Bruce, Neil, Doherty, Keith Weighlt, Edwin Mansfield.


(2005).
2. Managerial Economics. Sixth Edition. New York: Norton.
3. Hirschey, M. (2003). Managerial Economics. Tenth Edition.
Singapore: Thomson.
4. Jorion, P. (2002). Value at Risk. Second Edition. Singapore:
McGraw-Hill.
5. ----------------2005). Financial Risk Manager Handbook. New
Jersey: John Wiley.
6. Mansfield, E. (1993). Managerial Economics. 2nd Ed. New York:
Norton Newmann, J dan Oskar Morgernstern. (1944). Theory of
Games and
7. Economic Behaviour. New York: Princeton University Press.
8. Salvatore, D. (1996). Managerial Economics: In a Global Economy.
3rd ed.
9. Singapore: McGraw Hill.
10. Stewart, B. (1991). The Quest for Value. HarperCollins. Sunaryo, T.
(2001). Ekonomi Manajerial. Jakarta: Erlangga. Varian, H. (1978).
Economic Analysis. New York.

ΩΩΩΩΩ
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Dr. Drs. H. BUDI SUPRIYATNO, MM.,MSi Lahir di Desa
Jetak, Pringanom, Masaran, Sragen, 6 Oktober 1959. Trah
Mojopaht, keturunan Joko Tingkir. Anak dari Almarhum Sersan
Mayor Dakir Santoso, Veteran/Pejuang 45.
PENDIDIKAN :
1 Universitas Sebelas Maret Surakarta 1980.
2 Lulus Sarjana Administrasi Negara di Universitas Krisnadwipayana
Jakarta pada 1988.
3 Lulus Magister Manajemen STIE Jakarta pada 1998.
4 Lulus Magister-Doktor Ilmu Manajemen Pemerintahan Universitas
Satyagama Indonesia pada 2005.
PENDIKAN PELATIHAN/TRAINING/ KURSUS:
1 Manajemen Proyek di Jakarta (1987).
2 Pelaksanaan Teknis Penanganan Proyek di Jakarta (1988).
3 Pejabat Inti Proyek di Jakarta (1989).
4 Urban Planning di Manila (1994).
5 Sewage Works Engineering di Jepang (1995).
6 Environmental Training Institute States di New York Amerika (1996).
7 Standar Kualifikasi Ketrampilan Bidang Manajemen Jakarta (1997).
8 Manajemen Proyek Jakarta (1998).
9 Manajemen Communication Skill di Singapura (1999).
10 Pelatihan Teknik Kehumasan di Bandung (1999).
11 Pelatihan Teknis Jabatan Fungsional Jakarta (2000)

PEKERJAAN :
1 Direktorat Tata Kota dan Tata Daerah, Direktorat Jenderal Cipta
Karya, Departemen PU (1982-1986).
2 Proyek Pemanfaatan dan Pengendalian Ruang, Cipta Karya (1986-
1990).
3 Pembinaan Perencanaan Tata Ruang Perkotaan, Cipta Karya (1990-
1994).
4 Proyek Perencanaan Tata Ruang Propinsi, Cipta Karya (1994-1996).
5 Direktorat Bina Teknik, Cipta Karya (1996-2000).
6 Deputi Meneg PU Bidang Sarana dan Prasarana Kawasan Terbangun
(2000-2001).
7 Biro Kepegawaian dan Organisasi Tata Laksana, Sekertaris Jenderal
Kementerian PU (2001-2010).
8 Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian PU
(2007-2010).
9 Pusat Penelitan dan Pengembangan Permukiman Bandung (2010-
Sampai 2013).

49
10 Calon Anggota Legislatif Daerah Pemilihan Jawa Tengah (Sragen,
Karanganyar, Wonogiri Tahun 2014).
DOSEN :
1 Dosen Universitas Krisnadwipayana (1992-2005).
2 Dosen Pasca Sarjana Universitas Satyagama Jakarta, (2005-
sekarang).
3 Dosen Universitas Jakarta (2010-sampai sekarang)

ORGANISASI :
1 Ketua Kelompok Perhimpunan Pakar Manajemen Pemerintahan
Indonesia.
2 Badan Penelitan dan Pengembangan Partai Gerindera (2013-2015).

SEMINAR/SIMPOSIUM:
1 Studi Management Case di Kualalumpur Malaysia (1993).
2 Urban Manajemen di Bangkok Thailand (1994).
3 Project Management Singapore (1995).
4 Institutional Development Manila (1998).
BUKU YANG SUDAH DITERBITKAN:
1 Tata Ruang dalam Pembangunan Nasional, Suatu Strategi dan
Pemikiran (1996).
2 Manajemen Pemerintahan (Plus Duabelas langkah Strategis) (2009).
3 Manajemen Tata Ruang. (2009)
4 Korupsi (2009).
5 Budaya Kerja Birokrasi (2010).
6 Sang Pmimpian Sejati (2013).
7 Job Analyisis (2013).
8 Human Resource Planing (2013).
9 Manajemen Sumber Daya Manusia (2013).
10 Human Resource Development (2014)
11 Career Management (2014).
12 Employee Promotion (2014).
13 Performance Evaluation (2014).
14 Employee Relation (2014).
15 Compensation (2014).
16 Human Resource Management (2014).
17 Filafat dan Etika Pemerintahan (2014).
18 Teori Pembangunan Dalam Pemerintahan (2015).
19 Civic Education (2015)
20 Pendidikan Kewarganegaraan (2015)
21 Teknik Supervisi (2016).
22 Government Management (2018) Cambridge Scholars Publishing.
London.
23 Juga Aktif meneliti dan menulis di Journal Internasional.
ΩΩΩΩΩ

51

Anda mungkin juga menyukai