RANGKUMAN
Contents
Ekonomi mikro .............................................................................................................................. 2
Filsafat ekonomi mikro.................................................................................................................. 3
Individualisme metodologis .......................................................................................................... 4
Konsep rasionalitas dalam konteks pengambilan keputusan ekonomi ......................................... 5
Teori produksi dan biaya ............................................................................................................... 6
Struktur pasar ............................................................................................................................... 9
1. Ekonomi mikro
Ekonomi mikro adalah cabang ekonomi yang mempelajari perilaku dan keputusan individu,
rumah tangga, dan perusahaan dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas. Fokus utama
ekonomi mikro adalah pada unit-unit ekonomi kecil dan interaksi antara mereka di pasar.
Dalam individualisme metodologis, individu dianggap sebagai entitas yang rasional, memiliki
preferensi, dan bertindak untuk mencapai tujuan pribadi mereka. Fokusnya adalah pada tindakan
dan keputusan individu yang dipengaruhi oleh motivasi, informasi, preferensi, dan keterbatasan
sumber daya yang mereka hadapi.
Individualisme metodologis juga berimplikasi pada pandangan bahwa perilaku dan keputusan
individu akhirnya membentuk perilaku dan keputusan agregat dalam ekonomi secara
keseluruhan. Dengan memahami motivasi dan tindakan individu, ilmu ekonomi dapat
menganalisis interaksi antara individu, permintaan dan penawaran di pasar, serta implikasi
kebijakan ekonomi.
1. Tujuan dan Preferensi: Rasionalitas ekonomi mengasumsikan bahwa individu memiliki tujuan
yang jelas dan preferensi yang konsisten. Individu dianggap mempertimbangkan tujuan mereka,
seperti memaksimalkan keuntungan atau utilitas, dan memiliki preferensi yang konsisten dalam
memilih tindakan yang paling sesuai dengan tujuan mereka.
3. Perhitungan dan Analisis: Rasionalitas ekonomi melibatkan pemikiran analitis dan perhitungan
dalam mengambil keputusan. Individu mempertimbangkan konsekuensi yang mungkin dari
berbagai tindakan yang mereka pilih, serta membandingkan manfaat dan biaya yang terkait
dengan setiap pilihan.
4. Konsistensi: Rasionalitas ekonomi juga mencakup asumsi bahwa individu memiliki preferensi
yang konsisten dan mengambil keputusan yang koheren dari waktu ke waktu. Artinya, jika
individu menghadapi situasi yang sama, mereka akan membuat keputusan yang sama atau
serupa berdasarkan preferensi mereka.
Asumsi rasionalitas dalam pengambilan keputusan ekonomi membentuk dasar dari banyak
model ekonomi dan teori perilaku konsumen. Namun, kritik juga telah diajukan terhadap asumsi
rasionalitas ini. Beberapa kritikus berpendapat bahwa individu mungkin terbatas dalam
rasionalitas mereka karena keterbatasan informasi, kognitif, atau faktor emosional. Pendekatan
alternatif, seperti psikologi perilaku dan ekonomi perilaku, telah muncul untuk
mempertimbangkan pembatasan dan bias dalam pengambilan keputusan manusia.
Teori Produksi:
Teori produksi berfokus pada hubungan antara input dan output dalam proses produksi. Konsep
utama dalam teori produksi adalah fungsi produksi, yang menggambarkan hubungan antara
input yang digunakan oleh perusahaan dan output yang dihasilkan. Fungsi produksi ini
mencerminkan bagaimana input seperti tenaga kerja, modal, dan bahan baku digunakan untuk
menghasilkan output.
Dalam teori produksi, ada beberapa konsep penting yang perlu dipahami:
1. Skala Produksi: Skala produksi mengacu pada ukuran perusahaan atau tingkat produksi yang
dilakukan. Skala produksi dapat berupa skala kecil (dimana output meningkat dengan
meningkatnya input) atau skala besar (dimana output meningkat dengan tingkat pertumbuhan
yang lebih lambat).
2. Hasil Marginal: Hasil marginal adalah perubahan output yang dihasilkan ketika satu unit input
tambahan digunakan. Konsep ini membantu perusahaan untuk menentukan seberapa banyak
input yang harus digunakan untuk mencapai hasil yang optimal.
3. Produk Rata-rata: Produk rata-rata adalah output per unit input yang digunakan dalam
produksi. Produk rata-rata dapat membantu perusahaan dalam mengevaluasi efisiensi
penggunaan input mereka.
4. Tingkat Elastisitas Produksi: Tingkat elastisitas produksi mengukur sejauh mana output
berubah sebagai respons terhadap perubahan input. Hal ini membantu perusahaan dalam
memahami seberapa responsif proses produksi terhadap perubahan input.
Teori Biaya:
Teori biaya berkaitan dengan pengukuran dan analisis biaya yang terkait dengan proses produksi.
Fokusnya adalah pada penghitungan biaya produksi dan pengaruhnya terhadap keputusan
perusahaan.
1. Biaya Total: Biaya total adalah jumlah total yang dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan
suatu output tertentu. Biaya ini mencakup biaya variabel (biaya yang berubah dengan tingkat
produksi) dan biaya tetap (biaya yang tidak berubah dengan tingkat produksi).
2. Biaya Marginal: Biaya marginal adalah biaya tambahan yang dikeluarkan perusahaan ketika
memproduksi satu unit output tambahan. Perusahaan menggunakan konsep biaya marginal
untuk membantu menentukan tingkat produksi yang optimal.
3. Biaya Rata-rata: Biaya rata-rata adalah biaya per unit output yang dihasilkan. Biaya rata-rata
terdiri dari biaya rata-rata variabel (biaya variabel per unit output) dan biaya rata-rata total (biaya
total per unit output).
4. Kurva Biaya: Kurva biaya mencerminkan hubungan antara tingkat produksi dan biaya yang
terkait. Kurva biaya termasuk kurva biaya total, kurva biaya marginal, dan kurva biaya rata-rata.
Teori produksi dan biaya digunakan oleh perusahaan untuk membuat keputusan produksi yang
optimal. Dengan memahami hubungan antara input, output, dan biaya, perusahaan dapat
mengoptimalkan penggunaan sumber daya dan mencapai efisiensi dalam produksi mereka.
6. Struktur pasar
Struktur pasar merujuk pada karakteristik dan sifat hubungan antara penjual dan pembeli di
pasar tertentu. Ini mencakup jumlah dan ukuran perusahaan yang beroperasi di pasar, tingkat
persaingan, serta pengaruh yang dimiliki oleh perusahaan dalam menentukan harga dan
kuantitas yang ditawarkan. Berikut adalah beberapa jenis struktur pasar yang umum:
1. Persaingan Sempurna: Persaingan sempurna adalah bentuk struktur pasar yang dianggap
sebagai model ideal. Dalam persaingan sempurna, terdapat banyak penjual dan pembeli, dengan
produk yang seragam dan mudah diperdagangkan. Tidak ada perusahaan yang memiliki kekuatan
pasar untuk mempengaruhi harga. Informasi lengkap tersedia untuk semua peserta pasar.
Contoh industri yang mendekati persaingan sempurna adalah pertanian, pasar saham, dan
sebagian kecil pasar barang konsumen.
2. Monopoli: Monopoli terjadi ketika satu perusahaan mengendalikan seluruh pasar tanpa
adanya pesaing yang signifikan. Dalam situasi ini, perusahaan monopoli memiliki kekuatan pasar
yang kuat dan dapat menentukan harga secara mandiri. Monopoli dapat terbentuk karena
pengendalian sumber daya kunci, hak paten, regulasi pemerintah, atau keunggulan lainnya.
Monopoli biasanya menghadapi peraturan dan pengawasan ketat karena risiko penyalahgunaan
kekuasaan monopoli.
3. Oligopoli: Oligopoli terjadi ketika beberapa perusahaan besar mendominasi pasar. Dalam
struktur oligopoli, setiap perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga dan
kuantitas pasar. Tindakan satu perusahaan dapat mempengaruhi tindakan pesaingnya, dan
perusahaan sering terlibat dalam strategi persaingan non-harga, seperti diferensiasi produk,
iklan, atau keunggulan teknologi. Contoh industri dengan struktur oligopoli termasuk
telekomunikasi, otomotif, dan produk konsumen berat.
4. Persaingan Monopolistik: Persaingan monopolistik adalah bentuk struktur pasar di mana ada
banyak penjual yang menawarkan produk yang sedikit berbeda secara substansial. Setiap
perusahaan memiliki sedikit kekuatan pasar dan menghadapi persaingan dalam menciptakan
preferensi konsumen. Dalam persaingan monopolistik, perusahaan dapat menggunakan strategi
pemasaran, inovasi produk, atau branding untuk membedakan diri mereka dari pesaing. Contoh
industri dengan persaingan monopolistik termasuk pakaian, restoran, atau produk elektronik.
5. Oligopsoni: Oligopsoni adalah bentuk struktur pasar di mana hanya ada beberapa pembeli
besar untuk produk atau jasa tertentu. Oligopsoni dapat memberikan kekuatan tawar yang kuat
kepada pembeli untuk mempengaruhi harga dan kondisi pembelian dari penjual. Ini sering terjadi
dalam hubungan antara produsen dan pengecer besar atau dalam hubungan antara produsen
dan pemerintah.
Setiap struktur pasar memiliki implikasi yang berbeda terhadap perilaku perusahaan, harga,
kuantitas, serta keuntungan dan kesejahteraan konsumen. Pengetahuan tentang struktur pasar
membantu dalam memahami dinamika pasar dan implikasi kebijakan ekonomi yang relevan.