Anda di halaman 1dari 10

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia sebagai Penegakan Hak

bangsa Indonesia

A. Piagam PBB dan Pengaruhnya bagi Kemerdekaan Indonesia


A. Lahirnya Piagam PBB
Setelah perang dunia I, perdamaian dunia dinaungi Liga Bangsa Bangsa (LBB).
Dalam perkembangannya LBB gagal menjalankan tugasnya sebagai lembaga yang
menaungi perdamaian dunia. Karena adanya keinginan jerman dan italia menginvasi
wilayah lain, maka Amerika dan Inggris sepakat membentuk Piagam Perdamaian.
Presiden Amerika, Franklin Delano Roosevelt dan Perdana Menteri Inggris, Winston
Churchill berupaya membentuk perdamaian dunia dengan mengadakan
musyawarah di Samudera Atlantik pada tanggal 14 agustus 1941. Pertemuan
tersebut menghasilkan Atlantic Charter.
Atlantic Charter memuat nilai nilai penting sebagai berikut:
a. Setiap bangsa tidak dibenarkan melakukan perluasan wilayah
b. Setiap bangsa berhak menentukan nasib sendiri
c. Setiap bangsa berhak ikut serta dalam perdagangan inetrnasional
d. Setiap bangsa menciptakan perdamaian dunia agar dapat hidup bebas dari
rasa takut dan kemiskinan.
Kesepakatan yang ada di Atlantic Charter ditindaklanjuti dengan diadakannya
konferensi di Washington, Amerika Serikat. Yang diadakan pada tanggal 1 Januari
1942. Konferesni tersebut menyepakati pembentukan lembaga yang bertugas untuk
menyelesaikan konflik internasional. Negara-negara tersebut kemudian
menyepakati dokumen yang dinamakan Declaration Of United Nations.
Pada awal Agustus 1944 didakan konferensi di Dumbarton Oaks. Konferensi
tersebut dihadiri wakil-wakil dari Amerika Serikat, Britania Raya DLL. Konferensi ini
membahas tentang pembentukan organisasi yaitu United Nation Organization
(UNO) atau Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Pada tanggal 25 April 1945 diadakan
konferensi di kota Fransisco, Amerika Serikat. Konferensi ini diprakarsa Amerika
Serikat, Inggris, Uni soviet, dan Tiongkok. Konferensi berlangsung dua bulan dan
dihadiri lima puluh negara. Konferensi ini berhasil merumuskan United Nation
Charter (Piagam PBB).
B. Isi Piagam PBB
Piagam PBB merupakan sebuah piagam yang berisi perjanjian dan menjadi landasan
konsttusi bagi kegiatan PBB. Secara umum isi Piagam PBB adalah pengakuan
terhadap hak setiap bangsa untuk menentukan nasibnya sendiri.
Piagam PBB terdiri atas dua bagian . Pertama, mukadimah (preambule) beserta poin
poinnya. kedua, isi Piagam PBB yang dibagi menjadi beberapa bab dan pasal.
Mukadimah Piagam PBB menyatakan cita-cita negara-negara anggota yang
membentuk organisasi PBB.
C. Pengaruh Piagam PBB bagi Kemerdekaan Indonesia
Pada Pembukaan UUD 1945 alinea pertama menunjukkan pernyataan bangsa
Indonesia adalah bangsa yang menentang segala bentuk penjajahan. Dalam Piagam
PBB memuat pengakuan hak setiap bangsa untuk merdeka. Selain itu, Piagam PBB
mendukung setiap bangsa-bangsa dunia untuk merdeka dan menentukan nasibnya
sendiri. Dengan demikian, Piagam PBB turut menjiwai perjuangan Kemerdekaan
bangsa Indonesia.
Selain dituangkan dalam Pembukaan UUD 1945, tekad bangsa Indonesia untuk
menentukan nasib sendiri dituangkan dalam naskah Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia. Pernyataan tersebut terdapat pada kalimat kedua “Hal-hal yang
mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara
saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya”. Jika dicermati dalam kalimat
tersebut ada kata “pemindahan” bukan “penyerahan”. Dengan kata lain Indonesia
dalam memproklamasikan kemerdekaan tidak memerlukan persetujuan dari pihak
Jepang ataupun pihak Belanda.
Piagam PBB juga memuat tujuan PBB yang bertekad menjaga perdamaian dunia.
Berdasarkan Pembukaan UUD 1945 alinea keempat juga terdapat nilai-nilai dalam
Piagam PBB yaitu melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan
dan mengusahakan perdamaian dunia. Dapat disimpulkan, Piagam PBB telah
mendasari dan mengilhami tujuan negara republik Indonesia.
Pada dasarnya PBB mengajak setiap negara untuk menjunjung tinggi hak asasi
manusia. Kesadaran untuk menjunjung tinggi hak asasi manusia tersebut dibuktikan
dengan dasar negara Indonesia, yaitu sila pertama dan kedua. Kedua sila tersebut
mencerminkan bahwa Indonesia tidak memaksakan salah satu agama kepada rakyat
serta menjamin kebebasan bagi setiap warga untuk memeluk agama tertentu.

B.Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


1. Peristiwa Penting Menjelang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
a. Janji Koiso
Sidang yang diselenggarakan pada 7 September 1944 di Tokyo, Perdana
Menteri Koiso menyatakan akan memberikan Kemerdekaan kepada bangsa
Indonesia. Jepang mengeluarkan janji Kemerdekaan kepada Indonesia karena
kedudukan Jepang yang semakin terdesak dalam perang pasifik sejak 1943.
Sejak dikeluarkannya janji koiso, pemerintah Jepang juga mengeluarkan
kebijakan yang juga menguntungkan Indonesia. Beberapa kebijakan tersebut :
a) Pemerintah jepang mengizinkan pengibaran bendera Merah Putih
berdampingan dengan bendera jepang (Hinomaru)
b) Pemerintah Jpenag mengizinkan bangsa Indonesia mengumandangkan
lagu “Indonesia Raya” setelah lagu kebangsaan Jepang (Kimigayi)
c) Pemerintah jepang menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa
pengantar di sekolah, kantor, pemerintahan, dan media massa.
b. Pembentukan BPUPKI
Mengahadapi situasi kritis, pada 1 Maret 1945 pemerintah militter Jepang yang
dipimipin oleh Letnan Jenderal Kumakichi Harada mengumumkan
pembentukan BPUPKI.
BPUPKI dibentuk dengan tujuan mempelajari dan menyelidiki permasalahan
penting yang berhubungan dengan pembentukan negara Indonesia merdeka
dan juga bertugas mempersiapkan segala hal yang terkait negara Indonesia
merdeka.
BPUPKI diketuai Radjiman Wedyodiningrat, R. P Soeroso, Ichibangse (tokoh
Jepang) sebagai wakil. Dan anggota terdiri atas 54 orang, 4 orang golongan
Tionghoa, 1 orang golongan Arab, 1 orang wakil Belanda, dan 7 orang wakil
Belanda. BPUPKI resmi didirikan pada tanggal 28 Mei 1945 .
c. Perumusan Dasar Negara dan UUD 1945
Pada siding pertama BPUPKI, Radjiman meminta pandangan para anggota
mengenai dasar negara Indonesia yang akan dibentuk. Ada empat tokoh yang
menyampaikan pandangannya yaitu Muh. Yamin, Ki Bagus Hadikusumo,
Soepomo, dan Soekarno.
Muh Yamin mengemukakan lima “asas dasar Negara Republik Indonesia”
sebagai berikut :
a) Peri Kebangsaan
b) Peri Kemanusiaan
c) Peri Ketuhanan
d) Peri Kerakyatan
e) Kesejahteraan Rakyat
Ki Bagus Hadikusumo menyampaikan pendapatnya bahwa dasar negara yang
terbaik untuk Indonesia adalah diambil dari ajaran Islam, karena berdasarkan
Indonesia mayoritas penduduk beragama Islam.
Pada 31 Mei 1945 Soepomo mengungkapkan bahwa Dasar Negara harus
mencakup nilai persatuan, kekeluargaan, keseimbangan lahir dan batin.
Adapun Soekarno menyampaikan gagasannya tentang dasar negara pada 1 Juni
1945. Soekarno menyampaikan lima prinsip Dasar Negara sebagai berikut:
a) Kebangsaan Indonesia
b) Internasionalisme dan perikemanusiaan
c) Mufakat atau demokrasi
d) Kesejahteraan social
e) Ketuhanan yang Maha Esa (ketuhanan yang berkebudayaan)
Sidang pertama BPUPKI tidak menghasilkan kesimpulan dasar negara.
BPUPKI dinyatakan memasuki masa reses selama 1 bulan lebih. Akan tetapi
BPUPKI membentuk panitia kecil yang beranggotakan 8 orang, panitia ini
bertugas menampung usul-usul, saran-saran, dan konsepsi-konsepsi para
anggotanya. Pada 22 Juni 1945 panitia kecil mengadakan pertemuan anggota
BPUPKI. Dalam pertemuan itu, dibentuk lagi Panitia Sembilan. Panitia Sembilan
bertugas menindaklajuti ide-ide tentang dasar negara dalam siding BPUPKI.
Panitia ini berhasil merumuskan dasar negara yang tertuang dalam Piagam
Jakarta. Rumusan dasar negara dalam Piagam Jakarta adalah sebagai berikut :
a) Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk-
pemeluknya
b) Kemanusiaan yang adil dan beradab
c) Persatuan Indonesia
d) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
e) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
BPUPKI kembali mengadakan sidang kedua pada 10-16 Juli 1945. Agenda utama
dalam sidang kedua kali ini adalah membahas rancangan undang-undang dasar.
Perumusan undang-undang dilakukan oleh Panitia Perancang Undang-Undang
Dasar. Panitia ini diketuai oleh Soekarno. Panitia Perancang Undang-Undang
Dasar menyetujui bahwa Pembukaan UUD diambil dari Piagam Jakarta.
Dalam sidang kedua ini kembali dibentuk panitia kecil perancang undang-
undang, yang diketuai soepomo. Tugas panitia kecil ini adalah
menyempurnakan dan menyusun kembali rancangan undang-undang dasar
hasil keputusan Panitia Perancang Undang-Undang Dasar.
Pada 14 Juli 1945 Soekarno melaporkan hasil kerja panitia perancang undang-
undang dasar di hadapan anggota BPUPKI, Rumusan undang-undang dasar yang
dihasilkan sebagai berikut :
a) Pernyataan Indonesia merdeka. Konsep ini diambil dari alinea pertama
Piagam Jakarta
b) Pembukaan undang-undang dasar. Konsep ini hamper seluruhnya
diambil dari alinea keempat Piagam Jakarta
c) Batang tubuh undang-undang dasar.
d. Pembentukan PPKI
Pada 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan oleh Jepang. BPUPKI dibubarkan
karena dianggap terlalu cepat mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Setelah
dibubarkan, tugas BPUPKI setelah dibubarkan dilanjutkan oleh Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). PPKI bertugas mempersiapkan segala
sesuatu yang mencakup masalah ketatanegaraan dan pemerintah setelah
Indonesia merdeka.
e. Kekalahan Jepang dan kekosongan pemerintah
6 Agustus 1945 dan 9 Agustus 1945 tanggal dimana Amerika Serikat
menjatuhkan bom di Kota Hiroshima dan Kota Nagasaki. Dari pengboman
tersebut Jepang semakin terdesak dalam perang Pasifik. Pada akhirnya jepang
menyerah kepada sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945. Golongan muda
menganggap kekalahan Jepang merupakan momentum paling tepat untuk
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia karena saat itu terjadi kekosongan
kekuasaan di Indonesia. Kekosongan kekuasaan tersebut terjadi kare Jepang
sudah menyerahkan semua kekuasaannya di indonesi kepada sekutu, namun
sekutu belum datang ke Indonesia.
f. Pertemuan Dalat
Rombongan Indonesia Soekarno, Moh. Hatta, dan Radjiman Wedyodiningrat
mengadakan pertemuan dengan Jenderal Terauchi. Jenderal Terauchi
mengatakan pemerintah Jepang memutuskan untuk memberikan kemerdekaan
kepada Indonesia. Jepang menginginkan Kemerdekaan Indonesia dilaksanakan
pada tanggal 24 Agustus 1945.
g. Peristiwa Rengasdengklok
Tanggal 15 Agustus 1945 golongan muda melakukan rapat di lembaga
Bakteriologi di Jalan Pegangsaan Timur, Jakarta. Dalam rapat tersebut
diputuskan bahwa kemerdekaan Indonesia harus diproklamasikan esok hari,
yaitu tanggal 16 Agustus 1945. Golongan muda yang radikal menginginkan
proklamasi segera diumumkan, sedangkan golongan tua masih menekankan
perlunya rapat PPKI sebelum Indonesia memproklamasikan kemerdekaan.
Golongan muda kembali melakukan rapat pada tengah malam menjelang
tanggal 16 Agustus 1945. Dalam rapat tersebut golongan muda memutuskan
membawa Ir. Soekarno dan Moh. Hatta keluar kota untuk menjauhkan mereka
dari pengaruh Jepang. Tugas membawa Ir. Soekarno dan Moh. Hatta diemban
oleh singgih dan Latief Hendraningrat. Selama satu hari penuh Ir. Soekarno dan
Moh. Hatta berada di rumah milik Djiaw Kie Song, salah satu warga di
Rengasdengklok. Di sana mereka berdua terus didesak golongan muda segera
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
2. Pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
a. Penyusunan Naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Naskah proklamasi dirumuskan oleh 3 pemimpin PPKI, yaitu Ir. Soekarno, Moh.
Hatta, dah Ahmad Soebardjo. Mereka menyusun naskah proklamasi di ruang
makan rumah Laksamana Maeda. Ahmad Soebardjo mengusulkan kalimat
pertamanya. Kalimat pertama naskah proklamasi harus berisi pernyataan
kemerdekaan Indonesia. Kalimat tersebut diambil dari isi piagam Jakarta. Moh.
Hatta mengusulkan kalimat kedua terkait dengan usaha pemindahan
kekuasaan. Bunyi kalimat yang diusulkan Moh. Hatta “hal-hal yang mengenai
pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara saksama dan
dalam tempo yang sesingkat-singkatnya”. Setelah naskah proklamasi disetujui
oleh seluruh hadirin, Ir. Soekarno meminta Sayuti Melik mengetik naskah
proklamasi yang masih dalam bentuk tulisan tangan. Saat naskah diketik terjadi
3 perubahan, yaitu kata “tempoh” diganti “tempo”, kata “wakil-wakil bangsa
Indonesia’ diganti “Atas nama Bangsa Indonesia”, dan “Djakarta, 17-8-05”
diganti “Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05”.
b. Pembacaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Proklamasi dilaksanakan di rumah Ir. Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur
Nomor 56, Jakarta pukul 10.00 WIB. Para pemuda banyak yang tidak
mengetahui hasil rapat PPKI di rumah Laksamana Maeda pada tanggal 17
Agustus 1945 dini hari. Dalam rapat tersebut diputuskan pelaksanaan
proklamasi kemerdekaan yang sebelumnya akan dilakukan di Lapangan Ikada
dipindahkan ke rumah Ir. Soekarno. Dalam pidatonya Ir. Soekarno
mengungkapkan bahwa hanya bangsa yang berani menentukan nasib ya sendiri
akan berdiri menjadi bangsa yang kuat. Kemudian dilanjutkan dengan
pembacaan teks proklamasi oleh Ir. Soekarno dan Moh. Hatta. Setelah
pembacaan teks proklamasi kemudian dilanjutkan dengan pengibaran bendera
Merah Putih. Bendera dikibarkan oleh Suhud dan Latief Hendraningrat. Para
hadirin secara spontan menyanyikan lagu “Indonesia Raya” mengiringi
pengibaran bendera Merah Putih. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
dilaksanakan dengan cara sangat sederhana, peristiwa ini adalah tonggak
perjalanan bangsa yang memberikan perubahan signifikan dalam kehidupan
bangsa Indonesia pada masa kini dan masa depan.
c. Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan
Sejak naskah proklamasi selesai diketik, Moh. Hatta sudah memerintahkan B.M.
Diah memperbanyak dan menyebarkan ke seluruh daerah. Semua alat
komunikasi digunakan untuk menyebarkan berita proklamasi, mulai dari
pamphlet hingga pengeras suara. Ribuan teks proklamasi dicetak dan ditempel
di tempat-tempat strategis. Selain melalui media cetak, berita proklamasi
disiarkan melalui siaran radio Domei. Waidan B. Panelewen memerintahkan F.
Wuz menyiarkan berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 3 kali berturut-
turut. Baru 2 kali menyiarkan, pasukan Jepang meminta F. Wuz menghentikan
siarannya. Jepang akhirnya menyegel kantor berita Domei pada tanggal 20
Agustus 1945. Surat kabar pertama yang menyiarkan berita Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia adalah Tjahaja di Bandung dan Soeara Asia di
Surabaya. Di Kalimantan Selatan berita proklamasi pertama kali dimuat dalam
harian Borneo Simboen yang mengutip berita dari siaran radio Domei.
d. Dukungan Rakyat Terhadap Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Setelah mendengar berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Sultan
Hamengku Buwono IX dari Kesultanan Yogyakarta mengirim telegram ucapan
selamat atas Proklamasi Kemerdekaan Indonesia kepada Soekarno, Moh. Hatta,
Dan Radjiman Wedyodiningrat. Bentuk dukungan Terhadap peristiwa
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di berbagai daerah pada umumnya
diwujudkan dengan pembentukan pemerintahan dan dan Komisi Nasional
(KNI). Pada tanggal 19 September 1945 pemuda Jakarta mengadakan rapat
besar di lapangan Ikada dalam rangka memperingati satu bulan Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia. Rapat besar tersebut dihadiri Soekarno, Moh. Hatta,.
Soekarno kemudian memberikan pesan singkat berisi bebrapa hal berikut:
a) Meminta dukungan dan kepercayaan rakyat terhadap pemerintah
Republik Indonesia
b) Menuntut rakyat untuk mematuhi kebijakan-kebijakan pemerintah
secara disiplin
c) Memerintahkan rakyat bubar dan meninggalkan lapangan dengan
tenang.
3. Makna Proklamasi terhadap Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
a. Proklamasi sebagai Puncak Perjuangan Bangsa
Proklamasi menjadi pintu gerbang kemerdekaan Indonesia. Proklamasi
kemerdekaan yang dikumandangkan oleh Soekarno-Hatta memiliki makna
bahwa bangsa Indonesia telah menyatakan kemerdekaannya, baik kepada
bangsa Indonesia sendiri maupun dunia luar. Dan juga mempunyai arti bahwa
bangsa Indonesia telah mengambil sikap untuk menentukan nasib dalam segala
aspek kehidupannya.
b. Proklamasi Menjadi Pintu Gerbang Menuju Masyarakat yang Adil dan
Makmur
Mengisi kemerdekaan dengan pembangunan merupakan salah satu jalan
menuju masyarakat yang adil dan makmur. Sikap kerja sama, persatuan,
toleransi, dan nasionalisme dari bangsa Indonesia sangat dibutuhkan untuk
mewujudkan kehidupan masyarakat yang adil dan makmur. Kemerdekaan
Indonesia menjadi awal terwujudnya mimpi membangun bersama negara yang
kita cintai demi kesejahteraan.
c. Proklamasi Kemerdekaan sebagai Titik Tolak Perubahan Hukum Kolonial
menjadi Hukum Nasional
Proklamasi Kemerdekaan berdampak pada perubahan konstitusi di Indonesia.
18 Agustus 1945 PPKI menetapkan dan mengesahkan Undang-Undang Dasar
1945 sebagai konstitusi pertama bangsa Indonesia.
Batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945 memuat pasal-pasal yang
menguraikan pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945. Pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 sebagai berikut :
1) Negara melindungi segenap bangsa Indonesiadan seluruh tumpah darah
Indonesia
2) Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
3) Negara yang berkedaulatan rakyat bedarsar atas kerakyatan dan permusya
waratan/perwakilan rakyat
4) Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.

C. Pembentukan Perangkat Kenegaraan


1. Pengesahan UUD 1945
Moh. Hatta yang merupakan wakil ketua PPKI meminta saran kepada golongan Islam
(H. Agoes Salim, K.H. Mas Mansyur, dan lain-lain) akan usulan penghapusan kata
“Islam” dalam pembukaan dan batang tubuh UUD. Golongan Islam tidak
mempermasalahkan usulan tersebut. PPKI menyetujui perubahan kalimat
“ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk pemeluknya”
menjadi “Ketuhanan yang maha esa”.
Pada sidang pertama PPKI menyepakati beberapa perubahan sebagai berikut:
a) Presiden harus beragama islam, mengingat sebagian rakyat Indonesia
beragama islam menjadi presiden adalah orang Indonesia asli
b) Jumlah wakil presiden ditetapkan dua orang berubah menjadi satu orang saja
c) Presiden republik Indonesia memegan kekuasaan berubah menjadi Presiden
Republik Indonesia memegan kekuasaan menurut undang-undang dasar
d) Kata “muqadimah” diganti menjadi “pembukaan”
2. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden
Pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI juga melantik Presiden dan Wakil Presiden RI.
Berdasarkan usul dari Otto Iskandardinata, pemilihan Presiden dan Wakil Presiden
dilaksanakan secara aklamasi. Pada hari itu Otto Iskandardinata secara spontan
mengajukan Ir. Soekarno sebagai Presiden Indonesia, sedangkan Mohammad Hatta
sebagai Wakil Presiden. Anggota PPKI yang mengikuti sidang secara serentak
menyetujui usulan tersebut.
3. Pembentukan Kelengkapan Negara
Sidang pertama pada tanggal 18 Agustus 1945 berhasil menetapkan UUD 1945
sebagai konstitusi negara dan memilih Soekarno-Hatta sebagai Presiden dan Wakil
Presiden.
Pada sidang kedua PPKI tanggal 19 Agustus 1945 membentuk lembaga kementrian
yang diikuti dengan pembentukan dua belas departemen, mengangkat empat
menteri negara, dan membagi wilayah Indonesia menjadi delapan Provinsi.
4. Pembentukan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP)
PEMBENTUKAN KOMITE NASIOAL Sebagai tindak lanjut dari sidang PPKI tanggal 22
agustus 1945 maka dibentuk Komite Nasionl Indonesia (KNI). Komite nasional
indonesia adalah badan yg akan berfugsi sebagai Dewan Perwakilan Rakyat sebelum
diseleggarkan Pemilihan Umum. KNIP diketuai oleh Mr. Singodimejo. Anggota KNIP
dilantik pad tanggal 29 agustus 1945. Tugas pertama KNIP adalah membantu tugas
kepresidenan. Namun, kemudian diperluas tidak hanya sebagai penasiht presiden,
tetapi juga mempuyai kewenangan legisltif. Wewenang KNIP sebagai DPR
ditetapkan dalam rapat KNIP tanggal 16 oktober 1945. dalam rapat tersebut Drs.
Moh. Hatta mengeluarkan Maklumat Pemrintah RI No.10 yg isinya meliputi hal-hal
berikut : KNIP sebelum DPR/MPR terbentuk diserahi kkuasaan legislatif untuk
mebuat undang undang dan ikut menetapkan garis-garis besar haluan negara
(GBHN) berhubungan gentingnya keadaan, maka pekrjaan sehari-hari KNIP dijalanka
ole sebuah badan pekerja KNIP yg diketuai oleh Sutan Syahrir. Komite Nasional
Indonesia disuun dari tingkat pusat sampai daerah. Pada tingkat pusat diseut
Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dan pada tingkat daerah yg disusun sampai
tingkat kawedanan disebut Komite Nasional Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai