Proklamasi Kemerdekaan Indonesia sebagai Penegakan Hak
bangsa Indonesia
A. Piagam PBB dan Pengaruhnya bagi Kemerdekaan Indonesia
A. Lahirnya Piagam PBB Setelah perang dunia I, perdamaian dunia dinaungi Liga Bangsa Bangsa (LBB). Dalam perkembangannya LBB gagal menjalankan tugasnya sebagai lembaga yang menaungi perdamaian dunia. Karena adanya keinginan jerman dan italia menginvasi wilayah lain, maka Amerika dan Inggris sepakat membentuk Piagam Perdamaian. Presiden Amerika, Franklin Delano Roosevelt dan Perdana Menteri Inggris, Winston Churchill berupaya membentuk perdamaian dunia dengan mengadakan musyawarah di Samudera Atlantik pada tanggal 14 agustus 1941. Pertemuan tersebut menghasilkan Atlantic Charter. Atlantic Charter memuat nilai nilai penting sebagai berikut: a. Setiap bangsa tidak dibenarkan melakukan perluasan wilayah b. Setiap bangsa berhak menentukan nasib sendiri c. Setiap bangsa berhak ikut serta dalam perdagangan inetrnasional d. Setiap bangsa menciptakan perdamaian dunia agar dapat hidup bebas dari rasa takut dan kemiskinan. Kesepakatan yang ada di Atlantic Charter ditindaklanjuti dengan diadakannya konferensi di Washington, Amerika Serikat. Yang diadakan pada tanggal 1 Januari 1942. Konferesni tersebut menyepakati pembentukan lembaga yang bertugas untuk menyelesaikan konflik internasional. Negara-negara tersebut kemudian menyepakati dokumen yang dinamakan Declaration Of United Nations. Pada awal Agustus 1944 didakan konferensi di Dumbarton Oaks. Konferensi tersebut dihadiri wakil-wakil dari Amerika Serikat, Britania Raya DLL. Konferensi ini membahas tentang pembentukan organisasi yaitu United Nation Organization (UNO) atau Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Pada tanggal 25 April 1945 diadakan konferensi di kota Fransisco, Amerika Serikat. Konferensi ini diprakarsa Amerika Serikat, Inggris, Uni soviet, dan Tiongkok. Konferensi berlangsung dua bulan dan dihadiri lima puluh negara. Konferensi ini berhasil merumuskan United Nation Charter (Piagam PBB). B. Isi Piagam PBB Piagam PBB merupakan sebuah piagam yang berisi perjanjian dan menjadi landasan konsttusi bagi kegiatan PBB. Secara umum isi Piagam PBB adalah pengakuan terhadap hak setiap bangsa untuk menentukan nasibnya sendiri. Piagam PBB terdiri atas dua bagian . Pertama, mukadimah (preambule) beserta poin poinnya. kedua, isi Piagam PBB yang dibagi menjadi beberapa bab dan pasal. Mukadimah Piagam PBB menyatakan cita-cita negara-negara anggota yang membentuk organisasi PBB. C. Pengaruh Piagam PBB bagi Kemerdekaan Indonesia Pada Pembukaan UUD 1945 alinea pertama menunjukkan pernyataan bangsa Indonesia adalah bangsa yang menentang segala bentuk penjajahan. Dalam Piagam PBB memuat pengakuan hak setiap bangsa untuk merdeka. Selain itu, Piagam PBB mendukung setiap bangsa-bangsa dunia untuk merdeka dan menentukan nasibnya sendiri. Dengan demikian, Piagam PBB turut menjiwai perjuangan Kemerdekaan bangsa Indonesia. Selain dituangkan dalam Pembukaan UUD 1945, tekad bangsa Indonesia untuk menentukan nasib sendiri dituangkan dalam naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Pernyataan tersebut terdapat pada kalimat kedua “Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya”. Jika dicermati dalam kalimat tersebut ada kata “pemindahan” bukan “penyerahan”. Dengan kata lain Indonesia dalam memproklamasikan kemerdekaan tidak memerlukan persetujuan dari pihak Jepang ataupun pihak Belanda. Piagam PBB juga memuat tujuan PBB yang bertekad menjaga perdamaian dunia. Berdasarkan Pembukaan UUD 1945 alinea keempat juga terdapat nilai-nilai dalam Piagam PBB yaitu melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan dan mengusahakan perdamaian dunia. Dapat disimpulkan, Piagam PBB telah mendasari dan mengilhami tujuan negara republik Indonesia. Pada dasarnya PBB mengajak setiap negara untuk menjunjung tinggi hak asasi manusia. Kesadaran untuk menjunjung tinggi hak asasi manusia tersebut dibuktikan dengan dasar negara Indonesia, yaitu sila pertama dan kedua. Kedua sila tersebut mencerminkan bahwa Indonesia tidak memaksakan salah satu agama kepada rakyat serta menjamin kebebasan bagi setiap warga untuk memeluk agama tertentu.
B.Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
1. Peristiwa Penting Menjelang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia a. Janji Koiso Sidang yang diselenggarakan pada 7 September 1944 di Tokyo, Perdana Menteri Koiso menyatakan akan memberikan Kemerdekaan kepada bangsa Indonesia. Jepang mengeluarkan janji Kemerdekaan kepada Indonesia karena kedudukan Jepang yang semakin terdesak dalam perang pasifik sejak 1943. Sejak dikeluarkannya janji koiso, pemerintah Jepang juga mengeluarkan kebijakan yang juga menguntungkan Indonesia. Beberapa kebijakan tersebut : a) Pemerintah jepang mengizinkan pengibaran bendera Merah Putih berdampingan dengan bendera jepang (Hinomaru) b) Pemerintah Jpenag mengizinkan bangsa Indonesia mengumandangkan lagu “Indonesia Raya” setelah lagu kebangsaan Jepang (Kimigayi) c) Pemerintah jepang menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di sekolah, kantor, pemerintahan, dan media massa. b. Pembentukan BPUPKI Mengahadapi situasi kritis, pada 1 Maret 1945 pemerintah militter Jepang yang dipimipin oleh Letnan Jenderal Kumakichi Harada mengumumkan pembentukan BPUPKI. BPUPKI dibentuk dengan tujuan mempelajari dan menyelidiki permasalahan penting yang berhubungan dengan pembentukan negara Indonesia merdeka dan juga bertugas mempersiapkan segala hal yang terkait negara Indonesia merdeka. BPUPKI diketuai Radjiman Wedyodiningrat, R. P Soeroso, Ichibangse (tokoh Jepang) sebagai wakil. Dan anggota terdiri atas 54 orang, 4 orang golongan Tionghoa, 1 orang golongan Arab, 1 orang wakil Belanda, dan 7 orang wakil Belanda. BPUPKI resmi didirikan pada tanggal 28 Mei 1945 . c. Perumusan Dasar Negara dan UUD 1945 Pada siding pertama BPUPKI, Radjiman meminta pandangan para anggota mengenai dasar negara Indonesia yang akan dibentuk. Ada empat tokoh yang menyampaikan pandangannya yaitu Muh. Yamin, Ki Bagus Hadikusumo, Soepomo, dan Soekarno. Muh Yamin mengemukakan lima “asas dasar Negara Republik Indonesia” sebagai berikut : a) Peri Kebangsaan b) Peri Kemanusiaan c) Peri Ketuhanan d) Peri Kerakyatan e) Kesejahteraan Rakyat Ki Bagus Hadikusumo menyampaikan pendapatnya bahwa dasar negara yang terbaik untuk Indonesia adalah diambil dari ajaran Islam, karena berdasarkan Indonesia mayoritas penduduk beragama Islam. Pada 31 Mei 1945 Soepomo mengungkapkan bahwa Dasar Negara harus mencakup nilai persatuan, kekeluargaan, keseimbangan lahir dan batin. Adapun Soekarno menyampaikan gagasannya tentang dasar negara pada 1 Juni 1945. Soekarno menyampaikan lima prinsip Dasar Negara sebagai berikut: a) Kebangsaan Indonesia b) Internasionalisme dan perikemanusiaan c) Mufakat atau demokrasi d) Kesejahteraan social e) Ketuhanan yang Maha Esa (ketuhanan yang berkebudayaan) Sidang pertama BPUPKI tidak menghasilkan kesimpulan dasar negara. BPUPKI dinyatakan memasuki masa reses selama 1 bulan lebih. Akan tetapi BPUPKI membentuk panitia kecil yang beranggotakan 8 orang, panitia ini bertugas menampung usul-usul, saran-saran, dan konsepsi-konsepsi para anggotanya. Pada 22 Juni 1945 panitia kecil mengadakan pertemuan anggota BPUPKI. Dalam pertemuan itu, dibentuk lagi Panitia Sembilan. Panitia Sembilan bertugas menindaklajuti ide-ide tentang dasar negara dalam siding BPUPKI. Panitia ini berhasil merumuskan dasar negara yang tertuang dalam Piagam Jakarta. Rumusan dasar negara dalam Piagam Jakarta adalah sebagai berikut : a) Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk- pemeluknya b) Kemanusiaan yang adil dan beradab c) Persatuan Indonesia d) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan e) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia BPUPKI kembali mengadakan sidang kedua pada 10-16 Juli 1945. Agenda utama dalam sidang kedua kali ini adalah membahas rancangan undang-undang dasar. Perumusan undang-undang dilakukan oleh Panitia Perancang Undang-Undang Dasar. Panitia ini diketuai oleh Soekarno. Panitia Perancang Undang-Undang Dasar menyetujui bahwa Pembukaan UUD diambil dari Piagam Jakarta. Dalam sidang kedua ini kembali dibentuk panitia kecil perancang undang- undang, yang diketuai soepomo. Tugas panitia kecil ini adalah menyempurnakan dan menyusun kembali rancangan undang-undang dasar hasil keputusan Panitia Perancang Undang-Undang Dasar. Pada 14 Juli 1945 Soekarno melaporkan hasil kerja panitia perancang undang- undang dasar di hadapan anggota BPUPKI, Rumusan undang-undang dasar yang dihasilkan sebagai berikut : a) Pernyataan Indonesia merdeka. Konsep ini diambil dari alinea pertama Piagam Jakarta b) Pembukaan undang-undang dasar. Konsep ini hamper seluruhnya diambil dari alinea keempat Piagam Jakarta c) Batang tubuh undang-undang dasar. d. Pembentukan PPKI Pada 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan oleh Jepang. BPUPKI dibubarkan karena dianggap terlalu cepat mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Setelah dibubarkan, tugas BPUPKI setelah dibubarkan dilanjutkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). PPKI bertugas mempersiapkan segala sesuatu yang mencakup masalah ketatanegaraan dan pemerintah setelah Indonesia merdeka. e. Kekalahan Jepang dan kekosongan pemerintah 6 Agustus 1945 dan 9 Agustus 1945 tanggal dimana Amerika Serikat menjatuhkan bom di Kota Hiroshima dan Kota Nagasaki. Dari pengboman tersebut Jepang semakin terdesak dalam perang Pasifik. Pada akhirnya jepang menyerah kepada sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945. Golongan muda menganggap kekalahan Jepang merupakan momentum paling tepat untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia karena saat itu terjadi kekosongan kekuasaan di Indonesia. Kekosongan kekuasaan tersebut terjadi kare Jepang sudah menyerahkan semua kekuasaannya di indonesi kepada sekutu, namun sekutu belum datang ke Indonesia. f. Pertemuan Dalat Rombongan Indonesia Soekarno, Moh. Hatta, dan Radjiman Wedyodiningrat mengadakan pertemuan dengan Jenderal Terauchi. Jenderal Terauchi mengatakan pemerintah Jepang memutuskan untuk memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Jepang menginginkan Kemerdekaan Indonesia dilaksanakan pada tanggal 24 Agustus 1945. g. Peristiwa Rengasdengklok Tanggal 15 Agustus 1945 golongan muda melakukan rapat di lembaga Bakteriologi di Jalan Pegangsaan Timur, Jakarta. Dalam rapat tersebut diputuskan bahwa kemerdekaan Indonesia harus diproklamasikan esok hari, yaitu tanggal 16 Agustus 1945. Golongan muda yang radikal menginginkan proklamasi segera diumumkan, sedangkan golongan tua masih menekankan perlunya rapat PPKI sebelum Indonesia memproklamasikan kemerdekaan. Golongan muda kembali melakukan rapat pada tengah malam menjelang tanggal 16 Agustus 1945. Dalam rapat tersebut golongan muda memutuskan membawa Ir. Soekarno dan Moh. Hatta keluar kota untuk menjauhkan mereka dari pengaruh Jepang. Tugas membawa Ir. Soekarno dan Moh. Hatta diemban oleh singgih dan Latief Hendraningrat. Selama satu hari penuh Ir. Soekarno dan Moh. Hatta berada di rumah milik Djiaw Kie Song, salah satu warga di Rengasdengklok. Di sana mereka berdua terus didesak golongan muda segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. 2. Pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia a. Penyusunan Naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Naskah proklamasi dirumuskan oleh 3 pemimpin PPKI, yaitu Ir. Soekarno, Moh. Hatta, dah Ahmad Soebardjo. Mereka menyusun naskah proklamasi di ruang makan rumah Laksamana Maeda. Ahmad Soebardjo mengusulkan kalimat pertamanya. Kalimat pertama naskah proklamasi harus berisi pernyataan kemerdekaan Indonesia. Kalimat tersebut diambil dari isi piagam Jakarta. Moh. Hatta mengusulkan kalimat kedua terkait dengan usaha pemindahan kekuasaan. Bunyi kalimat yang diusulkan Moh. Hatta “hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya”. Setelah naskah proklamasi disetujui oleh seluruh hadirin, Ir. Soekarno meminta Sayuti Melik mengetik naskah proklamasi yang masih dalam bentuk tulisan tangan. Saat naskah diketik terjadi 3 perubahan, yaitu kata “tempoh” diganti “tempo”, kata “wakil-wakil bangsa Indonesia’ diganti “Atas nama Bangsa Indonesia”, dan “Djakarta, 17-8-05” diganti “Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05”. b. Pembacaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Proklamasi dilaksanakan di rumah Ir. Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Jakarta pukul 10.00 WIB. Para pemuda banyak yang tidak mengetahui hasil rapat PPKI di rumah Laksamana Maeda pada tanggal 17 Agustus 1945 dini hari. Dalam rapat tersebut diputuskan pelaksanaan proklamasi kemerdekaan yang sebelumnya akan dilakukan di Lapangan Ikada dipindahkan ke rumah Ir. Soekarno. Dalam pidatonya Ir. Soekarno mengungkapkan bahwa hanya bangsa yang berani menentukan nasib ya sendiri akan berdiri menjadi bangsa yang kuat. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan teks proklamasi oleh Ir. Soekarno dan Moh. Hatta. Setelah pembacaan teks proklamasi kemudian dilanjutkan dengan pengibaran bendera Merah Putih. Bendera dikibarkan oleh Suhud dan Latief Hendraningrat. Para hadirin secara spontan menyanyikan lagu “Indonesia Raya” mengiringi pengibaran bendera Merah Putih. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dilaksanakan dengan cara sangat sederhana, peristiwa ini adalah tonggak perjalanan bangsa yang memberikan perubahan signifikan dalam kehidupan bangsa Indonesia pada masa kini dan masa depan. c. Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan Sejak naskah proklamasi selesai diketik, Moh. Hatta sudah memerintahkan B.M. Diah memperbanyak dan menyebarkan ke seluruh daerah. Semua alat komunikasi digunakan untuk menyebarkan berita proklamasi, mulai dari pamphlet hingga pengeras suara. Ribuan teks proklamasi dicetak dan ditempel di tempat-tempat strategis. Selain melalui media cetak, berita proklamasi disiarkan melalui siaran radio Domei. Waidan B. Panelewen memerintahkan F. Wuz menyiarkan berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 3 kali berturut- turut. Baru 2 kali menyiarkan, pasukan Jepang meminta F. Wuz menghentikan siarannya. Jepang akhirnya menyegel kantor berita Domei pada tanggal 20 Agustus 1945. Surat kabar pertama yang menyiarkan berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia adalah Tjahaja di Bandung dan Soeara Asia di Surabaya. Di Kalimantan Selatan berita proklamasi pertama kali dimuat dalam harian Borneo Simboen yang mengutip berita dari siaran radio Domei. d. Dukungan Rakyat Terhadap Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Setelah mendengar berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Sultan Hamengku Buwono IX dari Kesultanan Yogyakarta mengirim telegram ucapan selamat atas Proklamasi Kemerdekaan Indonesia kepada Soekarno, Moh. Hatta, Dan Radjiman Wedyodiningrat. Bentuk dukungan Terhadap peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di berbagai daerah pada umumnya diwujudkan dengan pembentukan pemerintahan dan dan Komisi Nasional (KNI). Pada tanggal 19 September 1945 pemuda Jakarta mengadakan rapat besar di lapangan Ikada dalam rangka memperingati satu bulan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Rapat besar tersebut dihadiri Soekarno, Moh. Hatta,. Soekarno kemudian memberikan pesan singkat berisi bebrapa hal berikut: a) Meminta dukungan dan kepercayaan rakyat terhadap pemerintah Republik Indonesia b) Menuntut rakyat untuk mematuhi kebijakan-kebijakan pemerintah secara disiplin c) Memerintahkan rakyat bubar dan meninggalkan lapangan dengan tenang. 3. Makna Proklamasi terhadap Kehidupan Berbangsa dan Bernegara a. Proklamasi sebagai Puncak Perjuangan Bangsa Proklamasi menjadi pintu gerbang kemerdekaan Indonesia. Proklamasi kemerdekaan yang dikumandangkan oleh Soekarno-Hatta memiliki makna bahwa bangsa Indonesia telah menyatakan kemerdekaannya, baik kepada bangsa Indonesia sendiri maupun dunia luar. Dan juga mempunyai arti bahwa bangsa Indonesia telah mengambil sikap untuk menentukan nasib dalam segala aspek kehidupannya. b. Proklamasi Menjadi Pintu Gerbang Menuju Masyarakat yang Adil dan Makmur Mengisi kemerdekaan dengan pembangunan merupakan salah satu jalan menuju masyarakat yang adil dan makmur. Sikap kerja sama, persatuan, toleransi, dan nasionalisme dari bangsa Indonesia sangat dibutuhkan untuk mewujudkan kehidupan masyarakat yang adil dan makmur. Kemerdekaan Indonesia menjadi awal terwujudnya mimpi membangun bersama negara yang kita cintai demi kesejahteraan. c. Proklamasi Kemerdekaan sebagai Titik Tolak Perubahan Hukum Kolonial menjadi Hukum Nasional Proklamasi Kemerdekaan berdampak pada perubahan konstitusi di Indonesia. 18 Agustus 1945 PPKI menetapkan dan mengesahkan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai konstitusi pertama bangsa Indonesia. Batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945 memuat pasal-pasal yang menguraikan pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai berikut : 1) Negara melindungi segenap bangsa Indonesiadan seluruh tumpah darah Indonesia 2) Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia 3) Negara yang berkedaulatan rakyat bedarsar atas kerakyatan dan permusya waratan/perwakilan rakyat 4) Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
C. Pembentukan Perangkat Kenegaraan
1. Pengesahan UUD 1945 Moh. Hatta yang merupakan wakil ketua PPKI meminta saran kepada golongan Islam (H. Agoes Salim, K.H. Mas Mansyur, dan lain-lain) akan usulan penghapusan kata “Islam” dalam pembukaan dan batang tubuh UUD. Golongan Islam tidak mempermasalahkan usulan tersebut. PPKI menyetujui perubahan kalimat “ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk pemeluknya” menjadi “Ketuhanan yang maha esa”. Pada sidang pertama PPKI menyepakati beberapa perubahan sebagai berikut: a) Presiden harus beragama islam, mengingat sebagian rakyat Indonesia beragama islam menjadi presiden adalah orang Indonesia asli b) Jumlah wakil presiden ditetapkan dua orang berubah menjadi satu orang saja c) Presiden republik Indonesia memegan kekuasaan berubah menjadi Presiden Republik Indonesia memegan kekuasaan menurut undang-undang dasar d) Kata “muqadimah” diganti menjadi “pembukaan” 2. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI juga melantik Presiden dan Wakil Presiden RI. Berdasarkan usul dari Otto Iskandardinata, pemilihan Presiden dan Wakil Presiden dilaksanakan secara aklamasi. Pada hari itu Otto Iskandardinata secara spontan mengajukan Ir. Soekarno sebagai Presiden Indonesia, sedangkan Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden. Anggota PPKI yang mengikuti sidang secara serentak menyetujui usulan tersebut. 3. Pembentukan Kelengkapan Negara Sidang pertama pada tanggal 18 Agustus 1945 berhasil menetapkan UUD 1945 sebagai konstitusi negara dan memilih Soekarno-Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden. Pada sidang kedua PPKI tanggal 19 Agustus 1945 membentuk lembaga kementrian yang diikuti dengan pembentukan dua belas departemen, mengangkat empat menteri negara, dan membagi wilayah Indonesia menjadi delapan Provinsi. 4. Pembentukan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) PEMBENTUKAN KOMITE NASIOAL Sebagai tindak lanjut dari sidang PPKI tanggal 22 agustus 1945 maka dibentuk Komite Nasionl Indonesia (KNI). Komite nasional indonesia adalah badan yg akan berfugsi sebagai Dewan Perwakilan Rakyat sebelum diseleggarkan Pemilihan Umum. KNIP diketuai oleh Mr. Singodimejo. Anggota KNIP dilantik pad tanggal 29 agustus 1945. Tugas pertama KNIP adalah membantu tugas kepresidenan. Namun, kemudian diperluas tidak hanya sebagai penasiht presiden, tetapi juga mempuyai kewenangan legisltif. Wewenang KNIP sebagai DPR ditetapkan dalam rapat KNIP tanggal 16 oktober 1945. dalam rapat tersebut Drs. Moh. Hatta mengeluarkan Maklumat Pemrintah RI No.10 yg isinya meliputi hal-hal berikut : KNIP sebelum DPR/MPR terbentuk diserahi kkuasaan legislatif untuk mebuat undang undang dan ikut menetapkan garis-garis besar haluan negara (GBHN) berhubungan gentingnya keadaan, maka pekrjaan sehari-hari KNIP dijalanka ole sebuah badan pekerja KNIP yg diketuai oleh Sutan Syahrir. Komite Nasional Indonesia disuun dari tingkat pusat sampai daerah. Pada tingkat pusat diseut Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dan pada tingkat daerah yg disusun sampai tingkat kawedanan disebut Komite Nasional Indonesia.