Anda di halaman 1dari 7

HUMANIORA

Kodiran, Pewarisan Budaya dan Kepribadian


VOLUME 16 No. 1 Februari 2004 Halaman 10 - 16

PEWARISAN BUDAYA
DAN KEPRIBADIAN
Kodiran*

ABSTRAK

Hubungan antara kebudayaan dan kepribadian sangat erat. Relasi ini ditunjukkan oleh
studi-studi antropologi dan psikologi yang dilakukan melalui penelitian secara empiris dengan
cara-cara observasi, tes-tes proyeksi, dan lifehistory dalam masyarakat dan kebudayaan
tertentu di berbagai kawasan di Eropa, Amerika, Asia, dan Pasifik. Hasil dari penelitian-
penelitian itu menyimpulkan bahwa konsep dan teori psikologi tentang masalah-masalah
kepribadian tidak berlaku umum. Ada aneka warna kepribadian dasar (base personality
structure) serta watak umum suatu bangsa (nationalcharacter) yang ditumbuhkembangkan
dari pola adat pengasuhan anak (childrearing) dan pendidikan yang diteruskan melalui proses
enkulturasi dan sosialisasi. Demikianlah, peranan latar belakang kebudayaan dalam
pembentukan watak dan kepribadian amat dominan.

Kata kunci : kebudayaan - enkulturasi - sosialisasi - kepribadian

PENGANTAR penerapan konsep dan teori psikologi dalam


penelitian berbagai suku bangsa dan
engkajian kebudayaan dan kepriba- masyarakat non Eropa-Amerika.
dian dalam kompleks disiplin ilmu Dalam pada itu, dari pengalaman
antropologi sudah berkembang kira- penelitian-penelitian serupa yang dilakukan
kira sekitar tahun 1920-an. Pada waktu itu di Afrika, Asia, dan Pasifik setelah tahun
banyak penelitian yang mempergunakan 1930-an, menunjukkan besarnya pengaruh
konsep dan teori psikologi. Hampir semua dan peranan kebudayaan sebagai faktor
penelitian tersebut dilakukan sehubungan pembentuk watak dan kepribadian.
dengan timbulnya perhatian terhadap
masalah-masalah kepribadian, nilai univer- PROSES PEWARISAN BUDAYA
sal dari konsep dan teori psikologi, generali-
sasi watak bangsa, dan kebutuhan naluriah Pada hakikatnya, kebudayaan adalah
manusia. warisan sosial. Dalam arti bahwa kebudaya-
Adapun keempat masalah itu sebelum- an diturunkan dari generasi ke generasi
nya pernah dipelajari dalam penelitian pada berikutnya melalui suatu proses pembelajar-
kelompok-kelompok etnis dan bangsa- an, baik secara formal maupun secara infor-
bangsa di Eropa-Amerika. Hasilnya berupa mal. Adapun proses pembelajaran formal itu
tulisan-tulisan etnografi berisi deskripsi umumnya dilakukan lewat program-program
tentang ciri-ciri watak bangsa dan kepribadi- pendidikan dalam berbagai lembaga pendidik-
an umum yang tidak jelas istilah-istilah yang an, seperti sekolah, kursus, akademi, per-
dipakai serta kurang cermat teknik analisis- guruan tinggi, dan lain-lain tempat pusat
nya. Kecuali itu ada kesangsian terhadap pelatihan kerja dan keterampilan. Di sini

* Staf Pengajar Jurusan Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

10
Kodiran, Pewarisan Budaya dan Kepribadian

semua wujud kebudayaan spiritual maupun Perlu diketahui bahwa proses sosialisasi
material yang berupa sistem gagasan, ide- dalam setiap masyarakat dan golongan
ide, norma-norma, aktivitas-aktivitas berpola, sosial lainnya amat berbeda-beda atau tidak
serta berbagai benda hasil karya manusia sama. Sebagai contoh, seseorang yang sejak
dikemas dalam mata pelajaran dan kurikulum bayi diasuh dalam keluarga kaum petani di
yang disusun serta diberikan secara sis- pedesaan di Indonesia akan lain proses
tematik. Sementara itu, proses pembelajar- sosialisasinya dengan seorang individu yang
an informal diselenggarakan melalui proses dilahirkan dalam golongan atau keluarga
enkulturasi (enculturation) dan sosialisasi kaum buruh di perkotaan di Inggris atau di
(socialization). Amerika.
Enkulturasi adalah proses penerusan Demikianlah, setiap individu dalam
kebudayaan kepada seseorang individu yang masyarakat yang berlainan akan mengalami
dimulai segera setelah dilahirkan, yaitu pada proses sosialisasi yang berlainan pula karena
saat kesadaran diri yang bersangkutan mulai proses ini lebih banyak ditentukan oleh sistem
tumbuh dan berkembang. Agar kesadaran budaya dan lingkungan sosial masyarakat
yang bersangkutan.
diri itu dapat berfungsi, seorang individu harus
dilengkapi dengan lingkungan sosialnya.
PENELITIAN PEWARISAN BUDAYA DAN
Mula-mula ia mengetahui objek-objek di luar
KEPRIBADIAN
dirinya. Obyek ini selalu dipahami menurut
nilai kebudayaan di tempat dia dibesarkan. Kebudayaan dan Kepribadian
Bersamaan dengan itu, individu tersebut
memperoleh orientasi yang bersifat ruang, J.W.M. Whiting dan I.L. Child (1953)
waktu, dan normatif. Dengan kata lain, dalam mengemukakan bahwa praktik pendidikan
proses enkulturasi ini seorang individu mem- anak bersumber pada adat kebiasaan pokok
pelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta masyarakat yang berhubungan dengan
sikap perilakunya dengan adat istiadat, pangan, tempat berteduh, dan perlindungan
sistem norma, dan peraturan-peraturan yang yang pada gilirannya menghasilkan kepri-
ada di dalam kebudayaannya. badian tertentu pada orang dewasa. Dalam
Dalam pada itu, dampak enkulturasi hal ini, korelasi antara keduanya tidak mem-
terhadap kepribadian ialah bahwa di dalam buktikan yang mana sebab dan yang mana
beberapa kebudayaan, kebiasaan mem- akibat.
besarkan dan mengasuh anak dengan cara- Eksistensi hubungan erat, kalau bukan
cara represif cenderung meningkatkan per- hubungan kausal, antara praktik pendidikan
tumbuhan kepribadian yang penurut, sedang- anak dan kepribadian, ditambah dengan
kan dalam kebudayaan lain, kebiasaan mem- adanya perbedaan-perbedaan dalam praktik
pendidikan anak antara kebudayaan yang
besarkan dan mengasuh anak yang permisif
satu dengan kebudayaan yang lain, menye-
tampaknya mempermudah terbentuknya
babkan perlunya dilakukan sejumlah usaha
kepribadian yang sebaliknya, yaitu kepri-
untuk menentukan karakteristik kelompok
badian yang bebas dan lebih percaya diri.
menurut jenis-jenis kepribadian tertentu. Ber-
Adapun pewarisan kebudayaan yang
dasarkan pemikiran empiris dapat diharap-
dilakukan melalui proses sosialisasi sangat
kan bahwa kepribadian yang ideal untuk
erat berkaitan dengan proses belajar kebudayaan yang satu mungkin tidak begitu
kebudayaan dalam hubungannya dengan cocok untuk kebudayaan yang lain.
sistem sosial. Dalam proses ini seorang Terhadap masalah ini telah diadakan
individu mulai dari masa kanak-kanak, masa bermacam-macam pendekatan, di antaranya
dewasa, hingga masa tuanya, belajar ber- ada yang pada suatu waktu tertentu sangat
macam-macam pola tindakan dalam interak- populer. Salah satu di antaranya ialah pen-
si dengan semua orang di sekitarnya yang dekatan Ruth Benedict. Pendekatan lain
menduduki bermacam-macam status dan dilakukan oleh A. Kardiner (1939), seorang
peranan sosialnya yang ada dalam kehidup- ahli psikoanalisis terlatih yang berminat
an masyarakat sehari-hari. membebaskan teori-teori Freud dari matrik

11
Kodiran, Pewarisan Budaya dan Kepribadian

etnosentris Eropa. Ia tidak menentukan tipe- kasus orang Yanomamo di Brasilia. Di antara
tipe kepribadian untuk kebudayaan-kebuda- mereka ada orang-orang laki-laki yang se-
yaan tertentu, tetapi ia membahas tingkat cara individual berusaha keras agar terkenal
perbedaan kepribadian yang terdapat di sebagai orang yang garang dan agresif dan
dalam suatu kebudayaan. Menurut cara ini, mereka sanggup mempertahankannya
tipe-tipe kepribadian yang digambarkan oleh dengan risiko apapun sampai luka parah dan
Ruth Benedict diganti dengan struktur kepri- mati. Meskipun demikian, di antara orang-
badian dasar (basic personality structure), orang Yanomamo itu ada yang lemah lembut
atau ciri-ciri yang terdapat pada hampir dan agak malu-malu. Dalam setiap pertemu-
semua anggota kelompok suatu masyarakat. an, orang-orang ini, yaitu yang tenang, terlalu
Sumber data etnopsikologi yang paling sukar mendapat perhatian orang luar karena
lengkap yang dianalisis oleh A. Kardiner hampir semua orang di baris depan berdesak-
berasal dari studi Cora Dubois tentang kebu- desakan dan minta perhatian. Perlu diketahui
dayaan Alor di Pasifik Selatan (Indonesia). bahwa di dalam masyarakat tradisional ada
Dari data-datanya dapat disimpulkan adanya sejumlah kepribadian yang tidak berbeda
kepribadian dasar yang agresif dan ego- banyak dengan kepribadian beberapa individu
sentris. Akan tetapi, yang menjadi masalah dalam masyarakat barat, yang bersifat man-
ialah bagaimana menghubungkan struktur diri serta rasional.
kepribadian individual dengan ciri-ciri kepri-
badian dasar. Di tempat yang satu A. Kardiner Kepribadian Umum
berbicara tentang kesulitannya untuk menen-
tukan sampai berapa jauh individu Alor ter- Setiap kebudayaan mempunyai kepri-
tentu itu merupakan tipe, tetapi kemudian ia badian umum atau modal personality struc-
menyebut individu yang sama itu “paling ture, yaitu sejumlah ciri watak yang kadang-
menggambarkan tipe,” dengan kepribadian- kadang secara keseluruhan dan ada kalanya
nya yang paling menyerupai struktur kepri- hanya sebagian dari ciri watak berada di da-
badian dasar. lam jiwa mayoritas warga suatu masyarakat.
Ukuran untuk menentukan perilaku yang Hal itu selain ditentukan oleh bakat masing-
normal dalam setiap kebudayaan ditentukan masing individu, juga dibentuk oleh latar be-
oleh kebudayaan itu sendiri. Dengan demi- lakang kebudayaan dan sub kebudayaan dari
kian, jelaslah bahwa tidak akan ada masya- lingkungan sosial tempat individu tersebut
rakat yang dapat membenarkan kalau diasuh dan dibesarkan (Linton, 1945).
membunuh tetangga dianggap sebagai Data tentang kepribadian umum ter-
perilaku yang normal. Namun, setiap kebu- sebut dikumpulkan melalui tes psikologi
dayaan menentukan sendiri syarat-syarat yang diberikan kepada suatu sampel dari
yang menyatakan membunuh tetangga itu populasi yang bersangkutan. Di antara yang
dapat diterima. Oleh karena itu, apa yang paling banyak digunakan ialah tes Rorschach,
dianggap sebagai pembunuh dalam masya- atau “noda tinta”, dan Thematic Appercep-
rakat yang satu mungkin dalam kebudayaan tion Test (TAT). Yang terakhir ini berupa
lain dianggap sebagai pengambilan nyawa gambar-gambar yang harus diterangkan oleh
yang dapat dibenarkan. Adapun perbuatan- orang yang dites yang menggambarkan apa.
perbuatan yang baik menurut akhlak ialah Juga ada jenis tes proyektif yang pada suatu
yang sesuai dengan ukuran-ukuran nilai waktu pernah digunakan. Semua ini mempu-
budaya tertentu mengenai baik dan buruk dan nyai kesamaan karena sifat menduanya yang
setiap kebudayaan menentukan ukuran itu disengaja sehingga orang yang dites harus
untuk dirinya sendiri. Jadi, akhlak didasar- menggambarkan situasinya terlebih dahulu
kan pada ciri-ciri yang ditentukan oleh kebu- sebelum menjawab. Maksudnya ialah agar
dayaan. kepribadiannya terproyeksikan ke dalam situ-
Sebagai contoh ada suatu kenyataan asi yang mendua itu. Bersama-sama dengan
bahwa kepribadian individu dalam masya- penggunaan tes-tes seperti itu, dilakukan
rakat tradisional jauh dari seragam, misalnya observasi untuk mengetahui frekuensi

12
Kodiran, Pewarisan Budaya dan Kepribadian

tindakan-tindakan tertentu, pengumpulan W.H.R. Rivers sebelumnya adalah seorang


dan penganalisiaan riwayat hidup dan mimpi, sarjana psikologi, yang pernah ikut serta
serta analisis kesusastraan lisan yang dalam ekspedisi ke selat Torres pada tahun
semuanya bermanfaat untuk memperoleh 1898 (The Cambridge Torres Straits Expedi-
data tentang kepribadian umum. Misalnya, tion). Seorang dokter peserta ekspedisi ini,
untuk studinya tentang orang-orang Alor, yaitu C.G. Seligman, juga adalah seorang
Cora Dubois tidak hanya menyandarkan diri psikolog yang kemudian menjadi seorang
pada analisis Kardiner tentang kepribadian antropolog. Karena itu, tidak mustahil apabila
dasar saja, tetapi ia juga mengadakan tes di dalam disiplin ilmu antropologi timbul
proyektif, dan memperlihatkan gambaran golongan penelitian baru yang kerapkali
anak-anak untuk dianalisis secara ahli dalam menerapkan metode penelitian dan analisis
usahanya untuk mengorek kepribadian modal psikologi. Penyelidikan semacam ini
di sana. terutama dilakukan oleh sarjana-sarjana
antropologi dari negara Amerika Serikat dan
Watak Bangsa (National Character) disebut penelitian watak dan kebudayaan
(culture and personality study). Kegiatan-
Pembahasan kepribadian kelompok kegiatan studi serta penelitian serupa ini pada
tidak akan lengkap tanpa memberi perhatian mulanya timbul karena terdapatnya cara-cara
pada watak bangsa, yang dalam pemikiran berpikir baru serta adanya kenyataan-
populer seringkali dianggap ada pada warga kenyataan dan beberapa masalah yang
negara di banyak negara yang berbeda. memerlukan pemecahan yang mendalam
Beberapa ahli antropologi beranggapan dan lebih eksak dan bukan hanya sekedar
bahwa studi-studi tentang watak bangsa hasil penelitian yang bersifat generalisasi
banyak persamaannya dengan pendekatan saja. Adapun kenyataan-kenyataan serta
kepribadian dasar A. Kardiner. Pada haki- masalah itu ialah sebagai berikut:
katnya mereka berusaha menemukan ciri- 1. suatu perhatian besar terhadap penting-
ciri kepribadian dasar dari warga bangsa- nya unsur individu dalam masyarakat
bangsa modern. Bersama-sama dengan itu dan kebudayaannya setelah perang
penekanan diletakkan pada praktik menga- dunia kedua,
suh dan mendidik anak sebagai faktor-faktor
2. suatu kebutuhan dari sarjana-sarjana
yang dalam teori menghasilkan watak
antropologi untuk menguji kembali, apa-
tersebut.
kah konsep-konsep psikologi yang
mulai dikembangkan dari kehidupan
SEJARAH PERKEMBANGAN STUDI
lingkungan masyarakat Eropa itu ber-
KEBUDAYAAN DAN KEPRIBADIAN
sifat universal,
Sebenarnya hubungan antara antro- 3. suatu kesadaran bahwa penggenerali-
pologi dengan psikologi jauh lebih luas dan sasian watak-watak bangsa yang kerap-
dalam jika dibandingkan dengan hubungan kali terdapat dalam kitab-kitab etnografi
antara antropologi dengan sosiologi, walau- kuno hanya berdasarkan kesan-kesan
pun hal ini kurang disadari oleh umum. Ini belaka sehingga membutuhkan peneliti-
terbukti dari banyaknya tokoh-tokoh antro- an dengan menggunakan metode-
pologi yang telah menggunakan teori-teori metode analisis yang jauh lebih tajam
atau konsep-konsep dan metode-metode 4. suatu anggapan bahwa kebudayaan itu
penelitian psikologi. Sebaliknya, para sarjana adalah suatu kompleks ide-ide serta
psikologi kerap kali memakai bahan-bahan kelakuan-kelakuan manusia yang timbul
etnografi dalam analisis mereka. Bahkan, untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
karena begitu tertariknya ahli-ahli psikologi nalurinya (Koentjaraningrat, 1990).
ini terhadap studi dan penelitian antropologi,
sampai beberapa di antaranya beralih Secara berturut-turut keempat hal di atas
keahliannya menjadi antropolog tersohor. hendak diuraikan berikut ini. Perhatian ter-
Misalnya seorang tokoh antropologi Inggris hadap peranan individu di dalam hubungan-

13
Kodiran, Pewarisan Budaya dan Kepribadian

nya dengan kebudayaan adalah suatu hal annya dengan lingkungan masyarakat di
yang relatif baru di kalangan ahli antropologi. Eropa, menyebabkan timbulnya penelitian-
Dalam penyelidikan dan penulisan etnografi penelitian yang antara lain dilakukan oleh B.
sampai belum lama berselang, perhatian Malinowski, seorang ahli antropologi dari
peneliti pada umumnya hanya tertuju kepada Inggris, di daerah Melanesia yang salah satu
kebudayaan yang lazim saja, yakni berkisar di antaranya menghasilkan buku berjudul
pada adat istiadat yang umum dan kelakuan- Sex and Repression In Savage Society
kelakuan manusia yang biasa dilakukannya (1955). Selanjutnya, disusul penyelidikan-
dalam masyarakat. Adapun studi dan pene- penyelidikan oleh seorang antropolog lain,
litian yang mengambil subjek individu sebagai yaitu Margaret Mead dari Amerika terhadap
pangkal dan yang mempengaruhi kebudaya- suku bangsa Manus di kepulauan Admiral
an serta lingkungan masyarakatnya, menim- City, yang menghasilkan buku berjudul So-
bulkan pemakaian metode pencatatan cial Organization of Manus (1930), serta
riwayat hidup (Life history approach). Metode penelitian di daerah Papua Nugini terhadap
ini mulai dipergunakan di dalam antropologi suku bangsa Arapesh, Mundugumor, dan
antara lain muncul karena terdapatnya Tsambuli yang hidup di aliran sungai Sepik.
karangan-karangan tentang riwayat hidup dari Penelitian ini kemudian diterbitkan menjadi
beberapa tokoh pada masyarakat orang In- sebuah buku berjudul Sex and Temperament
dian di negara Amerika Serikat sejak in Three Primitive Societies (135). Penelitian
permulaan abad ke-19 yang lalu, seperti yang yang lain ialah penelitian yang dilakukannya
ditulis oleh E.S. Ellis yang berisi riwayat di daerah Polinesia yang menghasilkan buku
hidup seorang kepala suku bangsa Indian berjudul Coming of Age in Samoa (1928).
bernama Pontiac yang hidup di sebuah desa Semua hasil studi dan penelitian ini
konsentrasi di negara bagian Oklahoma menunjukkan bahwa gejala-gejala ketegang-
berjudul The Life Pontiac; The Conspirator, an pada masa puber, seperti yang terjadi di
Chief of The Ottawa (1861). Selanjutnya kalangan masyarakat remaja di Eropa, yang
metode pencatatan riwayat hidup ini banyak banyak menjadi bahan pembicaraan serta
dipergunakan oleh para antropolog yang persoalan di dalam ilmu psikologi, ternyata
melakukan studi dan penelitian di berbagai tidak dijumpai pada kehidupan remaja dalam
daerah bagian di Amerika Serikat, misalnya masyarakat Melanesia, Papua Nugini, mau-
P. Radin pada suku bangsa Indian pun Polinesia. Jelasnya, bahwa berdasarkan
Winnebago di Nebraska (The Autobiography sumber-sumber keterangan yang diperoleh
of A Winnebago Indian, 1920), L. Simmons dari data-data penelitian “laboratorium”
terhadap seorang tokoh kepala suku bangsa masyarakat Eropa, para ahli psikologi ber-
Indian Pueblo Hopi di negara bagian Arizona kesimpulan bila hasrat-hasrat birahi atau
(Sun Chief, The Autobiographdy of A Hopi kelakuan seks yang berkembang, keinginan-
Indian, 1942), dan seorang antropolog wanita keinginan untuk maju, kemauan-kemauan
C. Du Bois pada orang Atimelang di pulau agresif, serta kegiatan-kegiatan dinamis yang
Alor (The People of Alor ; A Social-Psicho- sedang tumbuh memuncak dari para remaja
logical Study of East Indian Island, 1944). putra dan putri menjelang dewasa di masya-
Selain itu, dua orang ahli masing-masing ahli rakat ini banyak ditekan dan dihambat
sosiologi dan psikologi, bernama A. Davis terutama oleh lingkungan masyarakat orang-
dan J. Dollard menganalisis otobiografi 8 orang dewasa, yang mencoba membatasi
negara Negro Afrika yang hidup di lingkungan aktivitas kaum muda tersebut, dan meng-
masyarakat orang kulit putih di negara bagian anggap mereka belum cukup matang untuk
selatan negara Amerika, yang pada waktu melakukan tugas-tugasnya dalam masya-
itu terkenal sebagai tempat ras diskriminasi rakat orang dewasa. Tekanan-tekanan ini
(Children of Bondage, 1940). akhirnya menimbulkan gangguan-gangguan
Kesadaran para sarjana Antropologi psikologis antara lain berupa ketegangan-
bahwa konsep-konsep psikologi itu belum ketegangan batin, frustasi-frustasi, dan lain-
tentu bersifat ataupun berlaku umum karena lain yang membuat sepak terjang anak-anak
hal itu banyak dikembangkan dalam hubung- muda ini dikendalikan. Hal ini akan jauh

14
Kodiran, Pewarisan Budaya dan Kepribadian

berbeda dengan kehidupan pemuda-pemudi, bernama A. Kardiner. Dari analisis sarjana


misalnya di Tau (Kepulauan Samoa). Di sini terakhir ini kemudian diterbitkan buku berjudul
setiap peralihan masa kanak-kanak ke masa The Individual and His Society The Psycho-
dewasa tidak disertai dengan pembatasan dynamics of Primitive Social Organization
maupun pengekangan-pengekangan yang (1938). Ralph Linton sendiri menguraikan
memungkinkan timbulnya berbagai perasaan konsepnya tentang basic personality struc-
frustasi ataupun ketegangan-ketegangan ture di dalam buku Cultural Background of
batin seperti di atas. Jadi, sesungguhnya Personallity (1945).
segala ketegangan atau konflik-konflik masa Selain itu, masih ada metode yang dapat
pubertas itu tidak selalu berlaku dan bersifat dipakai untuk meneliti watak-watak umum
umum. Akan tetapi, hal ini banyak ber- di atas, yaitu yang disebut dengan metode
gantung pada lingkungan dan susunan adat-istiadat pengasuhan anak (child train-
kemasyarakatan tertentu. ing method). Metode ini pernah dipraktikkan
Kemudian hal yang berhubungan oleh Margaret Mead dalam penelitian-
dengan watak-watak umum dari sesuatu penelitian di beberapa daerah di Indonesia
bangsa yang sedang diselidiki, itu pun untuk menambah pengetahuan dan penger-
membutuhkan metode-metode penelitian tian si peneliti tentang watak-watak umum
serta analisis-analisis yang tajam dan lebih tersebut, misalnya karangan-karangan hasil
eksak. Di dalam kitab-kitab etnografi sekitar penelitian sarjana wanita ini, Children and
abad ke-19an, terutama yang ditulis oleh Ritual in Bali (1955), dan Growing up in New
golongan musafir dan penyiar Nasrani, sering Guinea (1930). Dalam hal ini, sarjana antro-
di dalamnya ditemui suatu bagian dari isi bab pologi yang dalam penelitian atau analisisnya
karangan yang memberikan keterangan banyak meminjam metode penelitian serta
tentang watak dari orang yang dilukiskannya analisis ilmu psikologi dinamakan aliran-aliran
itu. Dalam hal ini, sumber-sumber keterangan psikoanalisis, antropologi psikologi, atau
itu tampaknya didasarkan kesan-kesan serta etnopsikologi.
pandangan subjektif si penulis. Melihat Anggapan bahwa kebudayaan adalah
kelemahan-kelemahan etnografi klasik ini kompleks ide-ide dan kelakuan manusia
maka perlu diadakan penelitian memakai terhadap kebutuhan nalurinya, sebagaimana
metode analisis seobjektif mungkin. Salah disebutkan di muka, telah dikembangkan oleh
seorang ahli antropologi Amerika, Ralph mendiang B. Malinoswki. Dalam hal ini
Linton, pernah mengembangkan sebuah dikaitkan antara kebudayaan dengan hasrat-
konsep tentang suatu susunan dari sekum- hasrat naluri manusia (human needs). Pen-
pulan ciri-ciri watak yang terdapat pada dirian ini timbul sejak beliau berhubungan dan
sebagian besar individu dalam suatu bekerja sama dengan ahli-ahli psikologi dari
masyarakat (basic personality structure). Universitas Yale di Amerika Serikat yang
Watak-watak umum bisa diukur melalui melakukan penyelidikan berdasarkan prinsip-
metode analisis yang eksak dari ilmu prinsip learning theory.
psikologi, seperti metode projective test yang Dalam teori itu dinyatakan, tiap-tiap
banyak dipergunakan untuk menyelidiki dan makhluk hidup dalam suatu lingkungan men-
mengeluarkan isi jiwa dari para pasien di jadi pangkal dari segala tingkah kelakuan-
rumah sakit-rumah sakit jiwa. Dengan cara nya. Situasi pangkal ini berada di luar
ini, akan diketahui isi jiwa seorang penderita makhluk itu sendiri dan dinamakan stimulus
penyakit jiwa. Contoh metode-metode yang atau disingkat S. Dari sini akan tumbuh suatu
serupa dengan metode di atas ialah Ror- hasrat yang mendorong untuk melakukan
schach Test and Thematic Apperception perbuatan tertentu yang dinamakan drive atau
Test (T.A.T). Di sini Ralph Linton menerapkan dipendekkan D. Akhirnya timbulnya drive ini
metode Rorschach Test pada sampelnya, menyebabkan suatu reaksi atau response
orang Tanala di pulau Madagaskar. Hasil disingkat R, yang berupa perbuatan-
pengetesannya kemudian diolah bersama- perbuatan tertentu dari makhluk hidup tadi.
sama dengan seorang ahli psikologi terkenal Begitulah konsep dasar S-D-R yang telah

15
Kodiran, Pewarisan Budaya dan Kepribadian

diabtraksikan oleh ahli-ahli psikologi dari hasil SIMPULAN


penelitian di laboratorium dengan mengguna-
kan kelinci-kelinci dan tikus-tikus percobaan, Dari tinjauan tentang pewarisan budaya
dipandang berlaku pula pada kehidupan dan kepribadian di atas, disimpulkan bahwa
makhluk manusia. Karena para sarjana dalam penelitian kedua masalah tersebut
tersebut menitikberatkan seluruh kelakuan telah berkembang cara pengkajiannya yang
yang dipelajari sebelumnya (learned behav- memadukan pendekatan aspek-aspek
ior) melalui respon-respon yang tetap kebudayaan dengan teknik pengolahan data
terhadap suatu kompleks drives, mereka tes-tes proyeksi kejiwaan secara akurat.
dikenal sebagai aliran behaviorisme. Menu- Selanjutnya, pengidentifikasian ciri-ciri
rut konsep dasar teori ini dengan mendapat- watak dan pembentukan kepribadian ternyata
kan pengertian mengenai dasar-dasar belajar, tidak hanya berbasis pada unsur-unsur bio-
orang memperoleh pengertian tentang dasar- psikologi saja, melainkan juga ditentukan
dasar kebudayaan manusia. oleh lingkungan sosial-budaya berwujud pola
Kecuali sarjana B. Malinowski di atas adat pengasuhan dan pendidikan anak yang
juga ada tokoh-tokoh sebagai pengembang dilaksanakan melalui proses-proses pem-
aliran fungsionalisme kebudayaan, yaitu belajaran, peniruan, dan penyesuaian ter-
J.W.M. Whiting yang pernah mempelajari hadap perilaku serta tradisi masyarakatnya
masalah-masalah proses sosialisasi dan yang berlangsung berkelanjutan dan turun
enkulturasi anak-anak dalam masyarakat temurun dari generasi ke generasi.
Kwoma di Papua Nugini sebelah timur laut. Dengan demikian, pemakaian konsep
Studi serta penelitian di sini menghasilkan dasar, terutama lingkungan sosial dan kebu-
buku Becoming A Kwoma (1948). Kemudian dayaan itu, tidak lain adalah proses-proses
J.P. Gillin kelahiran daerah Amerika Selatan, pernyataan pewarisan budaya dan pemben-
menerapkan konsep learning theory ini tukan watak serta kepribadian. Oleh karena
secara luas seperti di dalam karyanya The itu, baik kalangan ahli antropologi maupun
Ways of Men (1948). Kiranya tidak dapat psikologi ketika menghadapi kenyataan itu
dilupakan dalam hubungannya dengan dapat melakukan studi dan penelitian menge-
konsep ini adalah seorang tokoh antropologi, nai hubungan timbal balik antara individu,
C.M. Kluchohn, yang menjadi dosen senior masyarakat, dan kebudayaan dengan meng-
di Universitas Harvard Amerika Serikat. gunakan analisis-analisis yang tajam.
Tokoh ini mengembangkan konsep untuk
mempertajam secara teknis masalah- DAFTAR RUJUKAN
masalah pengaruh kebudayaan terhadap
watak-watak manusia dan sebaliknya. Ahli Haviland, W.A. 1988. Antropologi. Jilid I,
antropologi ini bekerja sama dengan seorang terjemahan R.G. Soekardijo. Jakarta :
ahli psikologi, O.H. Mowrer, dan memper-
Penerbit Erlangga.
kenalkan kepada dunia ilmu pengetahuan
dalam sebuah karangan sendiri berjudul Cul- Kardiner, A. 1939. The Individual and His Society.
ture and Personality, A Conceptual Scheme New York : Columbia University Press.
(1941). Di sini dikemukakan bahwa watak- Koentjaraningrat. 1990. Sejarah Teori Antropologi
watak manusia itu sebenarnya merupakan I. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.
suatu rangkaian dari proses fungsional yang
berpusat kepada alam rohani di daerah otak
Linton, R. 1945. The Cultural Background of Per-
serta saraf si individu. Proses fungsional ini sonality. New York : Appleton.
sangat dipengaruhi oleh berbagai hal dalam Soelaeman, M. Munandar. 1993. Ilmu Budaya
lingkungan seseorang, yakni alam dan gejala Dasar. Bandung : Penerbit P.T. Eresco.
fisik sekitarnya, sesama manusia, kelompok- Whiting, J.W.M. dan I.L. Child. 1953. Child Train-
kolompok manusia sekelilingnya, benda- ing and Personality. New Haven : Yale Uni-
benda kebudayaan di sekitarnya, dan juga versity Press.
alam rohani subsadar.

16

Anda mungkin juga menyukai