ID Pewarisan Budaya Dan Kepribadian PDF
ID Pewarisan Budaya Dan Kepribadian PDF
PEWARISAN BUDAYA
DAN KEPRIBADIAN
Kodiran*
ABSTRAK
Hubungan antara kebudayaan dan kepribadian sangat erat. Relasi ini ditunjukkan oleh
studi-studi antropologi dan psikologi yang dilakukan melalui penelitian secara empiris dengan
cara-cara observasi, tes-tes proyeksi, dan lifehistory dalam masyarakat dan kebudayaan
tertentu di berbagai kawasan di Eropa, Amerika, Asia, dan Pasifik. Hasil dari penelitian-
penelitian itu menyimpulkan bahwa konsep dan teori psikologi tentang masalah-masalah
kepribadian tidak berlaku umum. Ada aneka warna kepribadian dasar (base personality
structure) serta watak umum suatu bangsa (nationalcharacter) yang ditumbuhkembangkan
dari pola adat pengasuhan anak (childrearing) dan pendidikan yang diteruskan melalui proses
enkulturasi dan sosialisasi. Demikianlah, peranan latar belakang kebudayaan dalam
pembentukan watak dan kepribadian amat dominan.
* Staf Pengajar Jurusan Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
10
Kodiran, Pewarisan Budaya dan Kepribadian
semua wujud kebudayaan spiritual maupun Perlu diketahui bahwa proses sosialisasi
material yang berupa sistem gagasan, ide- dalam setiap masyarakat dan golongan
ide, norma-norma, aktivitas-aktivitas berpola, sosial lainnya amat berbeda-beda atau tidak
serta berbagai benda hasil karya manusia sama. Sebagai contoh, seseorang yang sejak
dikemas dalam mata pelajaran dan kurikulum bayi diasuh dalam keluarga kaum petani di
yang disusun serta diberikan secara sis- pedesaan di Indonesia akan lain proses
tematik. Sementara itu, proses pembelajar- sosialisasinya dengan seorang individu yang
an informal diselenggarakan melalui proses dilahirkan dalam golongan atau keluarga
enkulturasi (enculturation) dan sosialisasi kaum buruh di perkotaan di Inggris atau di
(socialization). Amerika.
Enkulturasi adalah proses penerusan Demikianlah, setiap individu dalam
kebudayaan kepada seseorang individu yang masyarakat yang berlainan akan mengalami
dimulai segera setelah dilahirkan, yaitu pada proses sosialisasi yang berlainan pula karena
saat kesadaran diri yang bersangkutan mulai proses ini lebih banyak ditentukan oleh sistem
tumbuh dan berkembang. Agar kesadaran budaya dan lingkungan sosial masyarakat
yang bersangkutan.
diri itu dapat berfungsi, seorang individu harus
dilengkapi dengan lingkungan sosialnya.
PENELITIAN PEWARISAN BUDAYA DAN
Mula-mula ia mengetahui objek-objek di luar
KEPRIBADIAN
dirinya. Obyek ini selalu dipahami menurut
nilai kebudayaan di tempat dia dibesarkan. Kebudayaan dan Kepribadian
Bersamaan dengan itu, individu tersebut
memperoleh orientasi yang bersifat ruang, J.W.M. Whiting dan I.L. Child (1953)
waktu, dan normatif. Dengan kata lain, dalam mengemukakan bahwa praktik pendidikan
proses enkulturasi ini seorang individu mem- anak bersumber pada adat kebiasaan pokok
pelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta masyarakat yang berhubungan dengan
sikap perilakunya dengan adat istiadat, pangan, tempat berteduh, dan perlindungan
sistem norma, dan peraturan-peraturan yang yang pada gilirannya menghasilkan kepri-
ada di dalam kebudayaannya. badian tertentu pada orang dewasa. Dalam
Dalam pada itu, dampak enkulturasi hal ini, korelasi antara keduanya tidak mem-
terhadap kepribadian ialah bahwa di dalam buktikan yang mana sebab dan yang mana
beberapa kebudayaan, kebiasaan mem- akibat.
besarkan dan mengasuh anak dengan cara- Eksistensi hubungan erat, kalau bukan
cara represif cenderung meningkatkan per- hubungan kausal, antara praktik pendidikan
tumbuhan kepribadian yang penurut, sedang- anak dan kepribadian, ditambah dengan
kan dalam kebudayaan lain, kebiasaan mem- adanya perbedaan-perbedaan dalam praktik
pendidikan anak antara kebudayaan yang
besarkan dan mengasuh anak yang permisif
satu dengan kebudayaan yang lain, menye-
tampaknya mempermudah terbentuknya
babkan perlunya dilakukan sejumlah usaha
kepribadian yang sebaliknya, yaitu kepri-
untuk menentukan karakteristik kelompok
badian yang bebas dan lebih percaya diri.
menurut jenis-jenis kepribadian tertentu. Ber-
Adapun pewarisan kebudayaan yang
dasarkan pemikiran empiris dapat diharap-
dilakukan melalui proses sosialisasi sangat
kan bahwa kepribadian yang ideal untuk
erat berkaitan dengan proses belajar kebudayaan yang satu mungkin tidak begitu
kebudayaan dalam hubungannya dengan cocok untuk kebudayaan yang lain.
sistem sosial. Dalam proses ini seorang Terhadap masalah ini telah diadakan
individu mulai dari masa kanak-kanak, masa bermacam-macam pendekatan, di antaranya
dewasa, hingga masa tuanya, belajar ber- ada yang pada suatu waktu tertentu sangat
macam-macam pola tindakan dalam interak- populer. Salah satu di antaranya ialah pen-
si dengan semua orang di sekitarnya yang dekatan Ruth Benedict. Pendekatan lain
menduduki bermacam-macam status dan dilakukan oleh A. Kardiner (1939), seorang
peranan sosialnya yang ada dalam kehidup- ahli psikoanalisis terlatih yang berminat
an masyarakat sehari-hari. membebaskan teori-teori Freud dari matrik
11
Kodiran, Pewarisan Budaya dan Kepribadian
etnosentris Eropa. Ia tidak menentukan tipe- kasus orang Yanomamo di Brasilia. Di antara
tipe kepribadian untuk kebudayaan-kebuda- mereka ada orang-orang laki-laki yang se-
yaan tertentu, tetapi ia membahas tingkat cara individual berusaha keras agar terkenal
perbedaan kepribadian yang terdapat di sebagai orang yang garang dan agresif dan
dalam suatu kebudayaan. Menurut cara ini, mereka sanggup mempertahankannya
tipe-tipe kepribadian yang digambarkan oleh dengan risiko apapun sampai luka parah dan
Ruth Benedict diganti dengan struktur kepri- mati. Meskipun demikian, di antara orang-
badian dasar (basic personality structure), orang Yanomamo itu ada yang lemah lembut
atau ciri-ciri yang terdapat pada hampir dan agak malu-malu. Dalam setiap pertemu-
semua anggota kelompok suatu masyarakat. an, orang-orang ini, yaitu yang tenang, terlalu
Sumber data etnopsikologi yang paling sukar mendapat perhatian orang luar karena
lengkap yang dianalisis oleh A. Kardiner hampir semua orang di baris depan berdesak-
berasal dari studi Cora Dubois tentang kebu- desakan dan minta perhatian. Perlu diketahui
dayaan Alor di Pasifik Selatan (Indonesia). bahwa di dalam masyarakat tradisional ada
Dari data-datanya dapat disimpulkan adanya sejumlah kepribadian yang tidak berbeda
kepribadian dasar yang agresif dan ego- banyak dengan kepribadian beberapa individu
sentris. Akan tetapi, yang menjadi masalah dalam masyarakat barat, yang bersifat man-
ialah bagaimana menghubungkan struktur diri serta rasional.
kepribadian individual dengan ciri-ciri kepri-
badian dasar. Di tempat yang satu A. Kardiner Kepribadian Umum
berbicara tentang kesulitannya untuk menen-
tukan sampai berapa jauh individu Alor ter- Setiap kebudayaan mempunyai kepri-
tentu itu merupakan tipe, tetapi kemudian ia badian umum atau modal personality struc-
menyebut individu yang sama itu “paling ture, yaitu sejumlah ciri watak yang kadang-
menggambarkan tipe,” dengan kepribadian- kadang secara keseluruhan dan ada kalanya
nya yang paling menyerupai struktur kepri- hanya sebagian dari ciri watak berada di da-
badian dasar. lam jiwa mayoritas warga suatu masyarakat.
Ukuran untuk menentukan perilaku yang Hal itu selain ditentukan oleh bakat masing-
normal dalam setiap kebudayaan ditentukan masing individu, juga dibentuk oleh latar be-
oleh kebudayaan itu sendiri. Dengan demi- lakang kebudayaan dan sub kebudayaan dari
kian, jelaslah bahwa tidak akan ada masya- lingkungan sosial tempat individu tersebut
rakat yang dapat membenarkan kalau diasuh dan dibesarkan (Linton, 1945).
membunuh tetangga dianggap sebagai Data tentang kepribadian umum ter-
perilaku yang normal. Namun, setiap kebu- sebut dikumpulkan melalui tes psikologi
dayaan menentukan sendiri syarat-syarat yang diberikan kepada suatu sampel dari
yang menyatakan membunuh tetangga itu populasi yang bersangkutan. Di antara yang
dapat diterima. Oleh karena itu, apa yang paling banyak digunakan ialah tes Rorschach,
dianggap sebagai pembunuh dalam masya- atau “noda tinta”, dan Thematic Appercep-
rakat yang satu mungkin dalam kebudayaan tion Test (TAT). Yang terakhir ini berupa
lain dianggap sebagai pengambilan nyawa gambar-gambar yang harus diterangkan oleh
yang dapat dibenarkan. Adapun perbuatan- orang yang dites yang menggambarkan apa.
perbuatan yang baik menurut akhlak ialah Juga ada jenis tes proyektif yang pada suatu
yang sesuai dengan ukuran-ukuran nilai waktu pernah digunakan. Semua ini mempu-
budaya tertentu mengenai baik dan buruk dan nyai kesamaan karena sifat menduanya yang
setiap kebudayaan menentukan ukuran itu disengaja sehingga orang yang dites harus
untuk dirinya sendiri. Jadi, akhlak didasar- menggambarkan situasinya terlebih dahulu
kan pada ciri-ciri yang ditentukan oleh kebu- sebelum menjawab. Maksudnya ialah agar
dayaan. kepribadiannya terproyeksikan ke dalam situ-
Sebagai contoh ada suatu kenyataan asi yang mendua itu. Bersama-sama dengan
bahwa kepribadian individu dalam masya- penggunaan tes-tes seperti itu, dilakukan
rakat tradisional jauh dari seragam, misalnya observasi untuk mengetahui frekuensi
12
Kodiran, Pewarisan Budaya dan Kepribadian
13
Kodiran, Pewarisan Budaya dan Kepribadian
nya dengan kebudayaan adalah suatu hal annya dengan lingkungan masyarakat di
yang relatif baru di kalangan ahli antropologi. Eropa, menyebabkan timbulnya penelitian-
Dalam penyelidikan dan penulisan etnografi penelitian yang antara lain dilakukan oleh B.
sampai belum lama berselang, perhatian Malinowski, seorang ahli antropologi dari
peneliti pada umumnya hanya tertuju kepada Inggris, di daerah Melanesia yang salah satu
kebudayaan yang lazim saja, yakni berkisar di antaranya menghasilkan buku berjudul
pada adat istiadat yang umum dan kelakuan- Sex and Repression In Savage Society
kelakuan manusia yang biasa dilakukannya (1955). Selanjutnya, disusul penyelidikan-
dalam masyarakat. Adapun studi dan pene- penyelidikan oleh seorang antropolog lain,
litian yang mengambil subjek individu sebagai yaitu Margaret Mead dari Amerika terhadap
pangkal dan yang mempengaruhi kebudaya- suku bangsa Manus di kepulauan Admiral
an serta lingkungan masyarakatnya, menim- City, yang menghasilkan buku berjudul So-
bulkan pemakaian metode pencatatan cial Organization of Manus (1930), serta
riwayat hidup (Life history approach). Metode penelitian di daerah Papua Nugini terhadap
ini mulai dipergunakan di dalam antropologi suku bangsa Arapesh, Mundugumor, dan
antara lain muncul karena terdapatnya Tsambuli yang hidup di aliran sungai Sepik.
karangan-karangan tentang riwayat hidup dari Penelitian ini kemudian diterbitkan menjadi
beberapa tokoh pada masyarakat orang In- sebuah buku berjudul Sex and Temperament
dian di negara Amerika Serikat sejak in Three Primitive Societies (135). Penelitian
permulaan abad ke-19 yang lalu, seperti yang yang lain ialah penelitian yang dilakukannya
ditulis oleh E.S. Ellis yang berisi riwayat di daerah Polinesia yang menghasilkan buku
hidup seorang kepala suku bangsa Indian berjudul Coming of Age in Samoa (1928).
bernama Pontiac yang hidup di sebuah desa Semua hasil studi dan penelitian ini
konsentrasi di negara bagian Oklahoma menunjukkan bahwa gejala-gejala ketegang-
berjudul The Life Pontiac; The Conspirator, an pada masa puber, seperti yang terjadi di
Chief of The Ottawa (1861). Selanjutnya kalangan masyarakat remaja di Eropa, yang
metode pencatatan riwayat hidup ini banyak banyak menjadi bahan pembicaraan serta
dipergunakan oleh para antropolog yang persoalan di dalam ilmu psikologi, ternyata
melakukan studi dan penelitian di berbagai tidak dijumpai pada kehidupan remaja dalam
daerah bagian di Amerika Serikat, misalnya masyarakat Melanesia, Papua Nugini, mau-
P. Radin pada suku bangsa Indian pun Polinesia. Jelasnya, bahwa berdasarkan
Winnebago di Nebraska (The Autobiography sumber-sumber keterangan yang diperoleh
of A Winnebago Indian, 1920), L. Simmons dari data-data penelitian “laboratorium”
terhadap seorang tokoh kepala suku bangsa masyarakat Eropa, para ahli psikologi ber-
Indian Pueblo Hopi di negara bagian Arizona kesimpulan bila hasrat-hasrat birahi atau
(Sun Chief, The Autobiographdy of A Hopi kelakuan seks yang berkembang, keinginan-
Indian, 1942), dan seorang antropolog wanita keinginan untuk maju, kemauan-kemauan
C. Du Bois pada orang Atimelang di pulau agresif, serta kegiatan-kegiatan dinamis yang
Alor (The People of Alor ; A Social-Psicho- sedang tumbuh memuncak dari para remaja
logical Study of East Indian Island, 1944). putra dan putri menjelang dewasa di masya-
Selain itu, dua orang ahli masing-masing ahli rakat ini banyak ditekan dan dihambat
sosiologi dan psikologi, bernama A. Davis terutama oleh lingkungan masyarakat orang-
dan J. Dollard menganalisis otobiografi 8 orang dewasa, yang mencoba membatasi
negara Negro Afrika yang hidup di lingkungan aktivitas kaum muda tersebut, dan meng-
masyarakat orang kulit putih di negara bagian anggap mereka belum cukup matang untuk
selatan negara Amerika, yang pada waktu melakukan tugas-tugasnya dalam masya-
itu terkenal sebagai tempat ras diskriminasi rakat orang dewasa. Tekanan-tekanan ini
(Children of Bondage, 1940). akhirnya menimbulkan gangguan-gangguan
Kesadaran para sarjana Antropologi psikologis antara lain berupa ketegangan-
bahwa konsep-konsep psikologi itu belum ketegangan batin, frustasi-frustasi, dan lain-
tentu bersifat ataupun berlaku umum karena lain yang membuat sepak terjang anak-anak
hal itu banyak dikembangkan dalam hubung- muda ini dikendalikan. Hal ini akan jauh
14
Kodiran, Pewarisan Budaya dan Kepribadian
15
Kodiran, Pewarisan Budaya dan Kepribadian
16