Anda di halaman 1dari 18

PETUNGAN JAWA: WATAK DAN NASIB BAGI WANITA

BERDASARKAN WETON DALAM NASKAH SERAT SULUK WIRASAT

Bagus Wahyu Mohammad Zulva, Novenda Nurriyah Putri

bagus.18046@mhs.unesa.ac.id, novenda.18048@mhs.unesa.ac.id

ABSTRAK

Dalam kehidupan manusia tentunya menghasilkan banyak hal termasuk salah satunya yaitu
kebudayaan. Mengenai kebudayaan sendiri, tiap-tiap daerah mempunyai kekhasan yang
mereka miliki masing-masing. Kebudayaan dalam konteks ini adalah Kebudayaan Jawa.
Kebudayaan Jawa sendiri bermacam-macam bentuknya, ada bahasa, sistem pengetahuan,
sistem kemasyarakatan, sistem pekerjaan, sistem teknologi, sistem religi, dan kesenian.
Salah satu wujudnya adalah petungan. Petungan sendiri merupakan salah satu wujud sistem
pengetahuan masyarakat. Masyarakat Jawa memegang teguh hal tersebut untuk
memutuskan sesuatu hal yang dianggap penting dalam kehidupan. Penelitian ini merupakan
penelitian yang mengkaji petungan dalam suatu serat atau naskah bertuliskan aksara Jawa
untuk menentukan watak wanita berdasarkan weton. Metode penelitian yang digunakan
pada penelitian ini adalah metode kualitatif yaitu dengan menganalisis sebuah data
menggunakan deskripsi-deskripsi. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa
petungan tak selamanya kita yakini kebenarannya dan tak seluruhnya dapat kita percaya.
Banyak dari watak wanita Jawa yang telah tergambarkan dari naskah tersebut namun tidak
semuanya memiliki kebenaran yang utuh. Semua kembali kepada masyarakat bagaimana
cara menyikapinya. Hendaknya menyikapi dengan prasangka bahwa semua yang ada di
dunia sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa, petungan ini hanya sekedar pengetahuan untuk
masyarakat Jawa pada umumnya.

Kata Kunci : Budaya Jawa, Petungan, Watak Wanita


ABSTRACT

In the life in this world human can creates something, the one of them is culture. Culture in
each region in Indonesia have type each other, in these context is Javanese Culture. Javanese
Culture have own culture like language, knowledge system, social system, job system,
technology system, religion system, and art. The one form of that is Petungan. Petungan is
the one form of knowledge system in public. Javanese peoples use Petungan for deciding
something important in their life’s and they are believed it. In this research we analyze
Petungan in Javanese script that written with Javanese script for deciding Javanese women
character based of Weton. Research methods that we use is qualitative methods, in that
methods we analyze some data by using a descriptions. The result of the research revealed
that, we can’t believe Petungan forever and not of all we can believe too. Many of women
character had described in these script but not of all is true. All is back to people, how to
respond it. People should be respond that all of things in this world had handled by God,
these Petungan is knowledge to everyone and Javanese people generally.

Keywords: Javanese Culture, Petungan, Women Character


PENDAHULUAN

Negara Indonesia adalah negara yang tidak diragukan lagi keberagamannya.


Kebudayaan merupakan kesatuan wadah yang berisikan hukum, moral, kesenian, pengetahuan,
religi, serta kemampuan lain yang diperoleh seseorang sebagai salah satu anggota masyarakat
dan melestarikan kemampuan yang turun-temurun dipercaya tersebut.

Kehidupan memang selalu ada yang mengatur, dalam kebudayaan Jawa banyak sekali
hasil-hasil kebudayaannya. Menurut Koentjaraningrat, hasil kebudayaan Jawa meliputi 1)
bahasa 2) sistem pengetahuan 3) sistem organisasi 4) sistem teknologi 5) sistem kehidupan 6)
sistem religi dan 7) kesenian. Ketujuh unsur tersebut sangat berpengaruh dalam kehidupan kita,
salah satunya adalah perhitungan (pétungan) yang termasuk dalam salah satu unsur
kebudayaan yaitu sistem pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat Jawa. Dalam masyarakat
Jawa pada umumnya selalu memakai petungan atau hari yang dijumlahkan dengan pasaran
untuk hari atau tanda dalam melakukan suatu hal seperti perkawinan, pembangunan rumah,
khitanan, perayaan, dll.

Setiap hari dan pasaran dalam tradisi Jawa memiliki neptu masing-masing. Neptu dari
pasaran dan hari tersebut sudah ada dalam tradisi Jawa sejak jaman dahulu, neptu tersebut
antara lain :

a. Senin nilainya 4
b. Selasa nilainya 3
c. Rabu nilainya 7
d. Kamis nilainya 8
e. Jumat nilainya 6
f. Sabtu nilainya 9
g. Minggu nilainya 5.

Sedangkan neptu pasarannya adalah sebagai berikut :

a. Legi nilainya 5
b. Pahing nilainya 9
c. Pon nilainya 7
d. Wage nilainya 4
e. Kliwon nilainya 8
Neptu dalam tersebut dalam tradisi Jawa akan dijumlahkan sehingga muncul weton.
Menurut Djoko Sulaksono, weton berasal dari kata wetu + an yang bisa diartikan sebagai hari
kelahiran dalam tradisi masyarakat Jawa. Menurut Djoko Sulaksono weton dibuat berdasarkan
hari Saptawara, minggu-senin, dan pasaran.

Serat adalah karya sastra yang berisi tentang ajaran dari leluhur untuk sebuah kebaikan
yang kelak akan dilakukan oleh generasi penerusnya. Serat yang akan dibahas dalam makalah
ini adalah Serat Suluk Wirasat. Suluk memiliki pengertian yaitu citra yang dinyanyikan oleh
Ki Dalang dalam pakeliran wayang. Wirasat atau dalam bahasa Indonesia adalah firasat yang
berarti suatu kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk merasakan apa yang akan terjadi
di masa yang akan datang. Firasat juga dapat diartikan sebagai intuisi yaitu pengetahuan
bawaan lahir. Serat Suluk Wirasat ini ialah serat yang berisi tentang tuntunan atau pitutur hidup
utamanya tentang agama. Selain itu juga berisi tentang penggambaran hidup wanita di masa
depan berdasarkan perhitungan weton Jawa.

Dalam kasus ini kami akan mengidentifikasi weton-weton yang telah ada dalam naskah
Serat Suluk Wirasat yang menentukan sifat-sifat wanita yang memiliki weton tersebut. Weton
yang telah ada dalam naskah Serat Suluk Wirasat adalah bukti jika Tradisi Weton Jawa adalah
tradisi yang sudah dipegang turun temurun oleh masyarakat Jawa sejak jaman dahulu. Dalam
naskah Serat Suluk Wirasat disebutkan wanita yang lahir pada hari apa dan pasaran apa
cenderung akan memiliki sifat seperti apa. Keunikan itulah yang mendasari kami dalam
membuat artikel ini. Kami ingin mengulas lebih dalam weton yang telah dituliskan dalam
naskah Serat Suluk Wirasat tersebut.
METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang kami gunakan adalah penelitian kualitatif. Data-data penelitian
ini kami dapatkan melalui Serat Suluk Wirasat. Awalnya serat ini kami gunakan untuk
penelitian dari mata kuliah Membaca Jawa, mata kuliah ini memerlukan suatu serat untuk
proses pembelajarannya. Tiap kelompok harus mempunyai satu naskah untuk ditransliterasi,
diterjemahkan ke Bahasa Indonesia, kemudian dipresentasikan isinya kepada teman-teman
sekelas.

Naskah ini kami dapatkan dari website Perpustakaan Nasional. Pada awalnya naskah
ini merupakan naskah pribadi, namun naskah ini oleh pemiliknya yaitu W. S. Agung Seto DNR
diserahkan kepada Perpustakaan Nasional pada tanggal 20 November 2008 agar bisa dijadikan
bahan penelitian untuk masyarakat luas. Bukti naskah tersebut milik W.S Agung Seto DNR
adalah terdapatnya pencantuman nama beliau pada kolofon (bagian akhir) naskah tersebut.

Sumber data-data kami adalah melalui Serat Suluk Wirasat tersebut, dalam serat
tersebut terdapat pasaran atau hari-hari dalam Jawa. Tiap hari tersebut selalu mengandung arti
sendiri bagi kelahiran suatu wanita. Wanita yang memiliki hari lahir ini dan pasaran ini
memiliki sifat yang berbeda dengan hari dan pasaran yang berbeda. Pasaran dalam serat ini
terdapat pada bagian akhir naskah tersebut, lebih tepatnya pada 3 pupuh terakhir yaitu pupuh
Kinanthi, Mijil, Sinom.

Analisis data-data kami lakukan lewat proses terjemahan hasil transliterasi naskah
tersebut. Hasil transliterasi naskah adalah naskah yang ditulis menggunakan Aksara Jawa
kemudian kami alihaksarakan dalam huruf abjad, serta kami terjemahkan dalam Bahasa
Indonesia. Dengan proses tersebut, kami lebih mudah memahami apa yang dituliskan oleh
penulis dan apa yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca. Sebagai informasi bagian
pasaran pada naskah ini ditulis oleh R.N. Ranggawarsita. Proses analisis itulah yang kami
gunakan dalam menganalisis data-data yang ada, yang kemudian kami jabarkan dan kami
jelaskan maksudnya dalam bab selanjutnya yaitu dalam pembahasan.
PEMBAHASAN

Petungan merupakan suatu hasil dari proses kebudayaan yang dimiliki oleh orang Jawa.
Petungan merupakan wujud dari berkembangnya sistem pengetahuan yang dilestarikan oleh
masyarakat Jawa. Sampai saat ini tradisi Petungan ini masih memiliki kekuatan dalam
kepercayaan orang Jawa. Dalam menentukan hari baik untuk pernikahan, hari baik untuk
hajatan, begitupun sifat yang dimiliki seorang wanita yang merupakan bawaan lahir yang
digambarkan berdasarkan weton yang ia miliki. Weton merupakan hari lahir beserta pasaran
saat ia dilahirkan. Dari weton tersebut dapat dilihat bagaimana watak beserta nasib dari wanita
tersebut. Kepercayaan orang Jawa terhadap perhitungan weton ini masih sangat kuat. Mereka
memiliki keyakinan dalam perhitungan ini. Keyakinan akan tradisi ini merupakan salah satu
sikap baik dalam rangka melestarikan kebudayaan yang sudah ada sejak jaman dulu. Dalam
pembahasan ini akan terdapat penjabaran mengenai watak dan nasib wanita berdasarkan
perhitungan weton Jawa yang ada dalam isi Naskah Serat Suluk Wirasat.

a. Senin
1) Senin Pon
Wite becik pandadine juti / Weton senen epon / iku pasthi mindho ing lakine / nora
trima sapisan yen laki / rijekine mintir / Padon kendho pungkur / Lamun pinet
miribe sathithik / Lanang tuwin wadon / Suwe-suwe tan ana bedane / Iya lanang pan
iya pawestri / Padha bae kaki / ing wirasatipun.//
Dalam kutipan naskah tersebut dijelaskan bahwa, wanita yang memiliki hari
lahir Senin Pon cenderung memiliki watak yang gemar menikah tidak hanya satu
kali, dia memiiki suami lebih dari 2. Selain watak tersebut juga ada watak yang baik,
dia tidak gemar bertengkar dengan siapapun dan memiliki rejeki yang cenderung
lancar.
2) Senin Wage
Senen wage begjane sathithik / Pangucape doso / Nanging bisa momong wong
tuwane / Lantip pikir lan bekti ing laki / Sandhungane thithik / Sok adhemen
padu.//
Dalam naskah tersebut dijelaskan bahwa, wanita yang memiliki hari lahir Senin
Wage cenderung memiliki keberuntungan yang sedikit, sering berucap kedosaan, dan
gemar bertengkar. Tapi, wanita yang lahir pada hari tersebut bisa merawat orang
tuanya dengan baik dan bisa berbakti kepada suaminya, halangannya sedikit, serta
termasuk wanita yang mempunyai pikiran yang tajam.
3) Senin Kliwon
Jembar budi tunggale kakalih / Dene senen kliwon / Doyan mangan dremba imul saen
/ Rada kebluk kalawan besiwit / Kawirangan minter / wedi marang kakung.//
Untuk wanita yang mempunyai hari lahir Senin Kliwon, wanita tersebut
cenderung memiliki sifat yang jelek-jelek seperti, suka makan banyak makanan dan
dalam porsi yang banyak tanpa punya malu, malas dan suka berlaku nakal, serta malu
menunjukkan kepintarannya. Tapi juga ada sifat baiknya yaitu dia takut kepada
suaminya, intinya dia patuh kepada suaminya.
4) Senin Legi
Dene ingkang weton senen legi / Lemes tuwin doso / Kabrangasan pan rosa
tandange / Nora kena kungkulan sasami / Kudu angungkuli / marang samanipun /
Mring rame buyen luwung wedi sih / Yen bener ambengok / Mring lakine sathithik
wedine / Pan jinurung rejekine kedhik / Nanging nunggak semi / Padon kendho
mungkur.//
Untuk wanita yang memiliki hari lahir Senin Legi mempunyai sifat yang
cenderung banyak. Wanita tersebut cenderung memiliki sifat jelek antara lain,
malasan, sering berlaku dosa, bertingkah asal-asalan, tidak mau mengalah atau keras
kepala, bangga jika benar, kurang patuh pada suaminya, serta kurang lancar dalam
rejeki. Tapi orang tersebut juga memiliki sifat kuat dalam melakukan suatu hal, dan
tidak suka bertengkar dengan suaminya.
5) Senin Pahing
Dene ingkang weton senen pahing / Padune ing ganthol / Lemes rasa sugiyan
wateke / Kaeringan carobohing becik / Dina senen pahing / Kapetengan kalbu.//
Sedangkan yang terakhir Senin Pahing. Wanita yang memiliki hari lahir Senin
Pahing cenderung memiliki sifat yang gemar bertengkar, ingin kaya tapi mempunyai
sifat malas, sering ceroboh dalam bertindak, dan cenderung gelap hatinya.
b. Selasa
1) Selasa Pon
Dina senen wus jangkep winilis / Dene slasa pon / Pan angembang cempaka wateke
/ Yen wus sudya meneng bekti nglaki / Lila marang becik / Bosa cangkem karuk /
Ambeg wegig trampil marang ngelmi / Kabrangasan linyo / Mung punika cacade
alane / Yen ngawula den emong ing gusti / Yen gung regjaneki / sandhungan tan
tutug.//
Wanita yang lahir hari Selasa Pon, cenderung memiliki sifat yang baik-baik.
Wanita tersebut memiliki sifat yang baik bak bunga cempaka. Wanita tersebut
memiliki sifat patuh dan berbakti kepada suaminya, ikhlas dengan perbuatan yang
baik (suka berbuat baik), gemar menggunakan bahasa yang sopan, serta pintar dalam
berilmu. Tapi wanita tersebut juga memiliki sifat yang jelek seperti kalau melakukan
sesuatu cenderung asal-asalan tidak menaati aturan yang berlaku.
2) Selasa Wage
Slasa wage wirasate becik / Antuk sih ing nguwo / kadya wuni iku upamane / Yen
andulu warnane kang wuni / itheng semu abrit / Pinadal jengkertut / Keh kapencut
myarsa den nyangli / Wruh rasane mlengos / Mring lakine sathithik wedine / Sugeh
prentah begjane amintir / Lan tibengis nangi / Nora pinter padu / Ati gedhe begjane
sathithik / Awit saking dhoso / Dhemen ngiwa wong iku wateke / Sandhungane
karusakan piker / Rada murka kedhik / Padon kendho pungkur / Tarkadhangan sok
larangan siwi.//
Untuk wanita yang lahir pada hari Selasa Wage. Wanita tersebut cenderung
memiliki sifat-sifat antara lain, kurang berbakti dengan suaminya, kerap memerintah,
sedikit keberuntungannya, serta sering menyalahkan orang lain. Tapi juga memiliki
sifat yang baik seperti tidak senang bertengkar, mempunyai hati yang besar, dan tidak
suka marah-marah. Halangannya dalam hidup adalah kerusakan pikirnya dan
terkadang susah dalam mempunyai anak.
3) Selasa Kliwon
Weton slasa kliwon / Pan wus pasthi mindho ing lakine / Datan trima sapisan yen
laki / Kang tan kaping kalih / Iku pegat lampus.//
Dalam potongan nasakah tersebut, wanita yang lahir pada Selasa Kliwon hanya
sedikit disebutkan sifat-sifatnya. Wanita tersebut cenderung gemar menikah tidak
hanya satu kali, bercerai pun karena kematian.
4) Selasa Legi
Dene ingkang weton slasa legi / Pikire lir botoh / Nanging jembar budine wong
kuwe / Kabrangasan kawirangan minter / Tur begjane kedhik / Lumrah mring
sadulur.//
Dalam naskah ini disebutkan bahwa wanita yang memiliki hari lahir Selasa
Legi memiliki sifat seperti, suka beradu-adu, baik perilakunya, bertingkah asal-asalan
tak punya malu, sedikit keberuntungannya, dan baik kepada saudara-saudaranya.
5) Selasa Pahing
Dina slasa pahing watek neki / Lantib bengis dhoso / Nging sugiyan wong iku
wateke / Lair blabanging batine cethil / Weton slasa pahing / Rada dhemen padu.//
Sedangkan untuk wanita yang memiliki hari lahir Selasa Pahing, cenderung
memiliki watak seperti, kaku dalam menanggapi sesuatu, berwatak sengit gampang
marah, pelit dalam membagi sesuatu, dan sedikit suka bertengkar.
c. Rabu
1) Rabu Pon
Dina slasa wus jangkep den eling / Gantiya ing rebo pon / Drengkil imul krep
peteng atine / Nanging meneng nora darbe budi / Lamun gelem budi / Lar bledheg
kesandhung.//
Dalam potongan naskah tersebut disebutkan bahwa wanita yang memiliki hari
lahir Rabu Pon, cenderung memiliki sifat antara lain, suka makan, mempunyai hati
yang gelap, diam karena tak punya pengetahuan, sekali mempunyai pengetahuan
omongannya bak Guntur.
2) Rabu Wage
Rebo wage wateke abecik / Nanging laki pindho / Kaeringan sakpadha-padhane /
Juweh crobo lan bekti ing laki / Lila marang bukti / Bongsa cangkem karuk / Mung
padune sok ambuntut arit.//
Untuk wanita yang lahir pada Rabu Wage, memiliki sifat-sifat antara lain, suka
selingkuh, banyak omong, ceroboh, berbakti kepada suaminya, dan ikhlas dalam
sesuatu hal, serta jika bertengkar kadang-kadang berujung pada senjata atau
menggunakan senjata.
3) Rabu Kliwon
Rebo kliwon / Doyan mangan dremba sabarange / rada kebluk kalawan besiwit /
Lumuh barang kardi / sinom gancaripun.//
Dalam potongan naskah tersebut disebutkan bahwa, wanita yang lahir pada
Rabu Kliwon cenderung memiliki sifat yang suka makan banyak dan berwadah besar,
sedikit malas, suka berlaku nakal, dan malas melakukan sesuatu jika tidak disuruh.
4) Rabu Legi
Sinekaran roning kamal / Wirasate rebo legi / kakon aten ambeg wiring / mung
pikire kedhak-kedhik / Rosa tandangi reki / Kurang ajar sok bregundung / Tan kena
den ampahang / watak weton rebo legi / Lamun becik ya becik yen ala ala / Padune
jontra lumakya / Wani buri wedi rai / Pikire wikarem angiwa.//
Wanita yang memiliki hari lahir Rabu Legi, cenderung memiliki sifat seperti
mempunyai hati yang kaku, tidak suka berpikir, kuat dalam melakukan sesuatu,
kurang ajar, kadang kadang suka marah tidak jelas, hanya berani dibelakang tidak
berani didepan dengan maksud adalah sering mengolok-olok orang dibelakang, serta
sering menyalahkan orang lain.
5) Rabu Pahing
Dene weton rebo pahing / Lumuhan marang kardi / Lan tas budi kendho pungkur /
Sae nanging prasaja / Isinan sugih kakelir / Rebo pahing iku padha weruhana.//
Sedangkan wanita yang memiliki hari lahir Rabu Pahing, wanita tersebut
memiliki sifat-sifat seperti malas bertindak jika tidak disusuh, pemalu, baik, suka
berterus terang, serta mempunyai tingkah laku yang baik.
d. Kamis
1) Kamis Pon
Kemis pon wateke ala / Rada lumuh maring kardi / Drengkil imul datan prenah /
Nging wateke kang goleki / Jinurung marang eblis / Sandhungan juweh wong iku /
Jalukan tan wewehan / Karem ngiwa wong puniki / Bisa Sugih nanging nora bisa
lawas.//
Wanita dengan kelahiran Kamis Pon memiliki sifat yang cenderung tidak baik.
Dijelaskan melalui potongan terjemahan naskah diatas bahwa wanita yang lahir hari
Senin pasaran Pon sedikit pemalas dalam artian malas melakukan pekerjaan
rumah, meskipun pekerjaan itu sepele namun agak malas dalam melakukan
pekerjaan tersebut. Pemilik kelahiran Kamis Pon ini juga memiliki sifat iri dengan
keberuntungan yang dimiliki oleh orang lain dan sifat tersebut dianggap tidak
memiliki rasa malu, karena memiliki sifat iri terhadap keberuntungan orang lain
merupakan sifat yang kurang baik.
Dalam naskah tersebut juga dijelaskan bahwa sifat yang dimiliki kelahiran
Kamis Pon ini mengarah pada sifatnya iblis, seperti sifat suka mencaci maki orang
lain, mudah meminta tanpa memberi, dan memiliki kesenangan pada hal yang
kurang baik atau jalan yang kurang benar. Sifat terakhir yang diutarakan dalam
potongan naskah ini yaitu dapat memperoleh kekayaan duniawi, namun
kekayaannya tersebut tidaklah bertahan lama. Mungkin karena tidak suka memberi
menjadikan kekayaan yang dimiliki hanyalah kesemuan belaka.
2) Kamis Wage
Kemis wage watekira / Tarkadhang laki ping kalih / Ye nora mindho lakinya / Iku
angluwihi becik / Yen laki kaping kalih / Jinurung rusak kelantur / yekti wurung
dandanan / Yen sapisan banjur dadi / Iku pasthi kena ginawe gondhelane.//
Wanita yang dilahirkan pada weton Kamis Wage memiliki gambaran akan
menikah dua kali, namun jika sampai tidak menikah dua kali berarti wanita ini
memiliki takdir yang lebih baik. Dalam potongan naskah diatas juga dijelaskan
bahwa jika menikah sebanyak dua laki maka akan mengarah pada kerusakan masa
depan yang ia miliki. Pada intinya rumah tangga yang sudah dibangun, meskipun
memiliki masalah yang teramat berat, harus selalu dipertahankan keutuhannya.
3) Kamis Kliwon
Kalawan becik wong ika / Nanging mring kakung sru wani / mring wong tuwa
uga lantap / Nging rasa budi nireki / Sabarang pinter dadi / Endik kacisan dat
rampung / Sandhungan nora ika / Yen padon kendho ing buri / Gelem ngiwa
kemis kliwon witing tuwa.//
Penjelasan mengenai sifat yang dimiliki wanita kelahiran hari Kamis Kliwon ini
memiliki gambaran pribadi yang lumayan baik, namun tentu saja ada kekurangan
yang ia miliki. Kekurangan tersebut yaitu berani terhadap suaminya, kepada orang
tuanya pun juga suka memulai pertengkaran. Terdapat juga kebaikan dalam dirinya
yaitu jika melakukan apa saja berkemungkinan besar akan berhasil. Jika bertengkar
kuat diawal namun diakhir akan sedikit menurun dalam mempertahankan
argumennya. Terakhir, jika pemilik weton Kamis Kliwon ini bertindak ke jalan yang
salah maka akan lebih cepat menuju penuaan meskipun belum waktunya.
4) Kamis Legi
Dene ta kemis legi / Buta arepan wong iku / Lan gedhe melek ira / Sabarang
watak ngaruwil / Demen ngiwa padune akeh kang nakal / Iya iku wateg ira//.
Sedangkan weton Kamis Legi memiliki pikiran yang buruk terhadap suaminya,
yaitu selalu mengira bahwa suaminya menyukai wanita lain. Selain itu juga suka
menuju jalan yang kurang benar dan banyak melalui pertengkaran-pertengkaran
yang sebenarnya kurang baik untuk dilakukan.
5) Kamis Pahing
Dene weton kemis pahing / Drengkil imul tur saenan / Tarkadhang sok larang
siwi / Nanging bekti ing laki / Betah luwe wong puniku / Sepen marang pakaryan /
Ademen nglakoni nisthip / Ing wasana sami dipunrasakana.//
Pembahasan selanjutnya yaitu wanita kelahiran Kamis Pahing. Dalam potongan
naskah diatas dijelaskan bahwa wanita yang lahir pada weton tersebut memiliki sifat
iri terhadap keberuntungan orang lain dan tidak punya rasa malu. Terkadang juga
sulit mendapatkan anak, namun memiliki bakti kepada suaminya.
Selain itu wanita ini juga kuat menahan lapar dengan waktu yang agak lama.
Untuk masalah pekerjaan wanita ini agak susah untuk bekerja, dan sifat terakhir
yang digambarkan yaitu suka melakukan tindakan yang buruk atau nista. Namun
tidak dijelaskan secara rinci tindakan tercela tersebut berupa tindakan yang
bagaimana.
e. Jumat
1) Jumat Pon
Yen jemuwah pon wetonnya / Tan sabar kaku kang piker / Watake wani wong
tuwa / lan nora sinungan sugih / Nanging ana dayanipun / Lamun ana kang
nuturi / tan etang sabarang iya / Anjungkung rahina wengi / Tinekan sabarangira
/ Jinurung ana ing Hyang Widdhi.//
Berdasarkan perhitungan weton, wanita yang lahir di hari Jumat Pon memiliki
sifat tidak sabaran dan kaku dalam berpikir, berani kepada orang tuanya, serta
dijelaskan juga bahwa ekonominya tidak ditakdirkan dalam tingkatan kaya. Namun
terdapat kelebihan yang ia miliki yaitu memiliki keteguhan yang tak terhitung jika
sudah bersujud menghadap Tuhannya siang dan malam.
2) Jumat Wage
Jemuwah wage puniku / Tan pantes kinarya rabi / grabah nora amicara / Teka
gelem anglakoni / Marang panggawe angiwa / Tan ajeg pikir reki / Yen maksih
anyar ginunggung / Yen wus lawas den alaning / Jumuwah wage tarkadhang /
sandungane larang siwi / Nanging sok sinungan dunya / Jinurung pajeki reki.//
Wanita yang lahir pada hari Jumat Wage digambarkan tidak pantas untuk
menikah karena jika melakukan sesuatu wanita ini mengerjakan pekerjaan tersebut
dengan kasar dan tidak ikhlas dengan sepenuh hati. Ia melakukan pekerjaannya
hanya dengan berdiam tanpa ucap dikarenakan perasaannya yang kurang menyukai
melakukan sebuah pekerjaan tersebut, hanya mau menyelesaikan pekerjaan itu saja.
Intinya yang penting selesai, namun pada proses pengerjaannya tidak begitu
dipedulikan. Serta memiliki pikiran yang kurang berpendirian.
Dalam penggambaran watak wanita kelahiran Jumat Wage ini digambarkan
memiliki pemikiran terhadap sesuatu yaitu jika masih baru akan dipuja-puja, namun
jika sudah lama akan mencari keburukannya. Mengenai keturunan terkadang sulit
memiliki anak, namun memiliki rasa telah memiliki dunia ini meskipun susah
dalam mempunyai anak.
3) Jumat Kliwon
Jumuwah kliwon puniku / Kawruhana den nastiti / Rada wani mring wong lanang
/ Mituhu wuruk kang becik / Bisa momong mara tuwa / Kalawan betah sisirih.//
Watak yang dimiliki wanita kelahiran Jumat Kliwon ini memiliki sifat yang baik
yakni berpengetahuan yang baik dan sangat teliti dalam segala hal. Bisa
memperikan ajaran yang baik kepada siapa saja. Namun untuk penggambaran
rumah tangganya sedikit memiliki kebiasaan yang buruk yaitu agak berani pada
suaminya. Wanita ini bisa bersikap baik pada mertuanya yaitu mengayomi
mertuanya. Serta yang terakhir wanita ini betah puasa untuk bertirakat atau
mengurangi makan dan minum sementara.
4) Jumat Legi
Jumuwah legi puniku / Wirasate ala becik / Pikire sok kabrangasan / Nanging
nora miyatani / Gedhag-gedhig ing pratingkah / Amung lilan bongsa bekti / Lan
maninge wong puniku / Pasthi laki kaping kalih / Pikire nora antepan / Keneng
ngapa kendho buri / Wus tagdir ira Hyang Suksma / Kudu laki kaping kalih.//
Kelahiran Jumat Legi memiliki watak yang baik dan buruk, cara berpikirnya
terkadang kurang baik namun tidak begitu terlihat. Hanya nampak sedikit
bertingkah namun hanya menyimpan perasaan tulus ikhlas dalam berbakti.
Penggambaran rumah tangganya yaitu dipastikan menikah sebanyak dua kali dan
tidak berat dalam memikirkan rumah tangganya tersebut. Dalam potongan naskah
diatas digambarkan wanita ini jika berumah tangga dalam akhirnya akan
ditakdirkan oleh Tuhan harus menikah dua kali karena dia tidak dapat
mempertahankan rumah tangganya.
5) Jumat Pahing
Jumuwah pahing puniku / Imul yata kengaruwil / Saene open nora prenah /
kekelire harya becik / Ing lair temah isinan / Dadiya imul tan katawis.//
Wanita kelahiran Jumat Pahing digambarkan tidak punya rasa malu. Rasa tidak
punya malunya tersebut malah dibiarkan dan tidak menyadari bahwa dirinya
memiliki sifat buruk tersebut, padahal saat lahir ditakdirkan tidak seperti itu.
Namun ada saja yang menutupi kekurangannya tersebut sehingga sifatnya yang
buruk tersebut tidak terlihat.
f. Sabtu
1) Sabtu Pon
Yen setu pon wetonipun / iku watonnya nigari / Sabarang kan dipunrembag /
Petung kudu tuk bakthi / Tan asih kalawan priya / Padune jontra lumaris / Lumuh
ana ing lairipun / Kaprabeyan jroning ngati / Malah marang bapa biyang / Mring
kakung tan nganggo wedi / Dhatnyeng marang ing wong lanang / Wedi lan wani
keh wani.//
Sabtu Pon, digambarkan seperti sebuah karesidenan atau pemerintah. Segala hal
akan dirunding dan diperhitungkan secara tepat. Namun mengenai asmaranya tidak
begitu memiliki kasih sayang kepada seorang laki-laki padahal layaknya roda yang
berputar, laki-laki yang menginginkannya cukup banyak.
Ditakdirkan pemalas sejak lahir, yakni tidak mau melakukan pekerjaan rumah
meskipun yang sederhana. Ia sangat memikirkan materi finansial dalam hatinya.
Terhadap suaminya kelak tidak punya rasa takut, memiliki keinginan yang berubah-
ubah terhadap suaminya. Antara takut dan berani malah banyak beraninya.
2) Sabtu Wage
Weton setu wage niku / Wateke sok lepas budi / jrih asih marang wong lanang /
Sumingkir karya kang jati / Sandungane larang anak / Lan kerep peteng kang
ati.//
Penggambaran watak wanita kelahiran Sabtu Wage diawali dengan memiliki
perilaku yang baik, namun ia memiliki ketakutan untuk mencintai laki-laki.
Tersingkir semua tindakan baik yang sebenarnya diselipi niat buruk, ia tidak
memiliki sifat buruk tersebut. Namun untuk keturunan ia sulit mendapatkan anak,
serta terkadang hatinya suka gelap karena terlalu memikirkan sesuatu.
3) Sabtu Kliwon
Setu kaliwon puniku / Lumuh tanpa barang kardi / Lantipe nora prasaja / Mring
kakung tan nganggo wedi / Setu kaliwon watennya / Rada jail ambesiwit.//
Penggambaran watak wanita kelahiran Sabtu Kliwon dijelaskan agak pemalas
dalam melakukan pekerjaan. Cara pemikiran yang tajam tanpa ada celah sedikitpun
untuk bisa dielak. Dalam rumah tangga cukup berani terhadap suaminya, serta agak
jail dan tidak mau kalah dalam hal apapun.
4) Sabtu Legi
Setu legi watekipun / Nora sabar wimbuh bengis / Iya marang bapa biyang /
Nging rijekine tiniwa minter / Lan sinung wignya wong ika / Sandhungane larang
siwi.//
Watak wanita kelahiran Sabtu Legi diawali dengan sifatnya yang tidak sabaran
serta agak pemarah, begitupun kepada orang tuanya. Namun rejekinya cukup
lancar. Wanita ini memiliki kepintaran dan kecerdasan. Terakhir, digambarkan
halangannya yaitu agak sulit mempunyai keturunan.
5) Sabtu Pahing
Setu pahing watekipun / Yen becik ya langkung apik / Tur kapa mring ngelmu
ekak / Ananging sapuluh siji / Ingkang pasthi watekira / Metu dina setu pahing /
Lumuhanana dhemen padu / Nora sabar malah becik / Lawan nyudhakaken drajat
/ Mring wong lanang asru wani / Tan trima laki sapisan / Kudu laki kaping kalih /
Kadhang malah kaping telu / Yen wong mangkono puniki / kang tulus laki sapisan
/ Rada kapam marang ngelmi / Nanging tagdire Hyang Suksma / Lakine pegatan
mati.//
Penggambaran watak bagi wanita kelahiran Sabtu Pahing yaitu suka bertengkar
dan tidak memiliki kesabaran yang tinggi. Tidak mau agak menurunkan derajatnya,
malah berani terhadap suami. Digambarkan pula tidak menikah hanya satu kali,
namun dua kali, dan bisa saja tiga kali. Jika wanita seperti ini hanya mendapatkan
satu laki-laki tulus dalam hidupnya. Serta dituliskan juga bahwa takdir dari
Tuhannya bercerai dengan suaminya karena sebab kematian.
g. Minggu
1) Minggu Pon
Weton akad pon puniku / Kakon aten sarta bengis / Nging bisa momong wong
tuwa / Akad pon wateke becik / Cacade rada malarat / Awit begjane sathithik /
Bekti laki wong puniku / Sabarang tindak lestari.//
Wanita kelahiran Minggu Pon diggambarkan berwatak sengit dan hatinya kaku,
namun ia bisa mengayomi orang tuanya. Minggu Pon wataknya baik, hanya saja
takdir buruknya yaitu ekonominya bisa dikatakan miskin dan keberuntungannya
sedikit. Wanita ini berbakti pada suaminya dan melakukan apapun dengan
konsisten tidak mudah goyah.
2) Minggu Wage
Weton kad wage wateknya / Resikan sabarang kardi / Sumingkir panggawe ala /
tur tabekti marang laki / Datan prenah dasanipun/ Adoh begjane sathithik.//
Wanita dengan kelahiran Minggu Wage memiliki pribadi yang suka menjaga
kebersihan, jauh dari pekerjan yang kurang baik, dan juga berbakti pada suaminya.
Juga dituliskan keberuntungannya yang jauh sedikit, itu artinya keberuntungannya
ada di dekatnya.
3) Minggu Kliwon
Akad kliwon wateknya / Lumuhan sabarang kardi / Drengki imul tanpa prenah /
Saktemah kaku kang pikir / Demen ngiwa karyanipun / Adoh begjane wong
kuwi.//
Minggu Kliwon, dimulai dari sifat malas melakukan pekerjaan apapun. Wanita
kelahiran Minggu Kliwon ini juga digambarkan tidak punya rasa malu dan memiliki
sifat iri. Juga ditakdirkan memiliki pikiran yang cukup kaku. Tindakan yang ia
lakukan suka yang kurang benar sehingga keberuntungan menjauhinya.
4) Minggu Legi
Weton akad legi ika / wateke sok lepas budi / Ladak mantep nging lumuhan /
Candrane laki ya maning / Gedhe begjane wong iku / Ngungguhken drajating
laki.//
Wanita yang lahir pada Minggu Legi memiliki perilaku yang baik.
Pemikirannya sangat tajam namun ia malas dalam melakukan pekerjaan. Memiliki
keberuntungan yang besar dan ia dapat mengangkat derajat suaminya.
5) Minggu Pahing
Pratelane akad pahing / Kakon ates watekipun / Padone ambuntut arit / Jalukan
nora wewehan / Nanging banget angingkibi / Dhemen ngeleng tan kalongan /
Berboja krama ing lair / Nanging karsane Hyang ngagung / Rijekine sinung
minter / Cacad nora duwe bapa / dilalah drajate inggil / Krana dina iku awan.//
Pasaran yang terakhir yaitu Minggu Pahing, berhati kaku serta berwatak keras
kepala. Memiliki kebiasaan buruk suka meminta namun tidak suka memberi. Suka
menasehati namun ia tidak merasa kehilangan ilmunya. Senang menjamu para tamu
yang berkunjung ke rumahnya. Namun takdir dari Tuhan, rejekinya agak susah.
Memiliki nasib buruk yaitu tidak punya bapak, namun ia memiliki derajat yang
tinggi.
SIMPULAN
Pada dasarnya watak bawaan lahir yang dimiliki oleh wanita merupakan suatu anugerah
dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Semua itu merupakan pemberian Tuhan yang patut untuk
disyukuri. Terlepas itu watak yang baik maupun buruk. Oleh karena itu, dalam menjalani
kehidupan kita harus senantiasa berperilaku yang baik dan penuh dengan rasa optimisme.
Begitupun yang penulis naskah Serat Suluk Wirasat ini tuliskan. Dalam akhir pupuh tembang
dalam naskah ini, Raden Ngabehi Ranggawarsita menuliskan bahwa semua penggambaran
watak dan nasib dalam firasatnya yang kemudian dituliskan ke dalam bentuk naskah ini tidak
seutuhnya benar. Segala watak dan nasib yang begitu beragam tadi merupakan firasat yang
diperoleh oleh orang yang biasa, namun firasat itu menurut R. N Ranggawarsita merupakan
surat atau pesan dari Sang Maha Kuasa.
R. N Ranggawarsita juga memberi nasehat kepada para lelaki agar tidak
menyalahgunakan penggambaran weton ini terhadap para wanita dalam memilih pasangan
yang kelak akan menjadi istrinya. Sebab pada dasarnya jodoh itu sudah diatur oleh Tuhan Yang
Maha Kuasa. Semua orang tentu memiliki kelebihan dan kekurangan. Semua orang juga akan
menjalani takdir dan nasib hidup yang tentunya tidak selalu mulus. Sebagai manusia kita harus
senantiasa berjiwa positif dan memiliki semangat dalam menjalani kehidupan.
DAFTAR RUJUKAN
Rengganis, R. dkk. (1994). Menulis Ilmiah: Buku Ajar MPK Bahasa Indonesia. Surabaya:
Unipress.

Anda mungkin juga menyukai