Anda di halaman 1dari 19

PEMERIKSAAN

TEKANAN
INTRAOKULER (TIO)
LAILA NUR JANNAH
212.121.0011
Tekanan Intra Okuler (TIO)
• TIO ditentukan oleh keseimbangan antara jumlah
produksi akuos humor oleh badan siliar, resistensi dari
pengaliran akuos humor pada sudut bilik mata depan
menuju sistem ‘trabecular meshwork’- kanalis schlemm
dan level dari tekanan episklera.
• TIO pada mata normal berdasarkan statistik berkisar
antara 10 – 20 mmHg.
Tekanan Intra Okuler (TIO)
• Nilai TIO setiap individu dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain :
• Demografik  Usia, jenis kelamin, ras,
keturunan
• Sistemik  Variasi diurnal, variasi musim,
tekanan darah, obesitas, olah raga, neural,
hormonal, obat-obatan
• Okular  kelainan refraksi, pergerakan mata,
penutupan kelopak, inflamasi, operasi
Pemeriksaan Tekanan Intra Okuler (TIO)
• Tonometri merupakan cara pengukuran tekanan
intraokuler dengan memakai alat-alat terkalibrasi
yang melekukkan atau meratakan kornea.
• Dua jenis tonomteri : tonometer identasi dan
tonometer aplanasi.
• Tonometer identasi yang sering dipakai adalah
tonometer Schiotz  digunakan untuk mengukur
besarnya indentasi kornea yang dihasilkan oleh
beban atau gaya yang telah ditentukan. Dengan
gaya yang sama, makin lunak mata makin besar
lekukan yang diakibatkan oleh kornea dan makin
kencang mata makin berkurang lekukan kornea.
Pemeriksaan Tekanan Intra Okuler (TIO)
• Tonometri aplanasi menggunakan hukum Imbert-Fick
yaitu besar tekanan intraokuler sama dengan jumlah
energi yang digunakan untuk mendatarkan permukaan
sferik dibagi area yang terdatarkan (aplanasi). Jenis
tonometri aplanasi antara lain tonometer aplanasi
Goldmann, Perkins, Draeger, pneumatik, noncontact,
Tono-pen, dan lain-lain.
Tonometer Schiftz
• Tonometer Schiotz pertama kali diperkenalkan
tahun 1905 dengan berat dasar 16,5 gr.
• Tonometer Schiftz terdiri atas plunger metal yang
dapat bergeser melalui lubang pada alas metal
berbentuk konkaf. Berat beban dasar tonometer
Schiftz adalah 5,5 gr yang melekat pada plunger,
beban tonometer dapat ditambah menjadi 7,5; 10
atau 15 gr pada TIO yang lebih tinggi.
• Semakin besar indentasi kornea semakin besar
skala yang terbaca, artinya semakin rendah TIO.
Demikian pula sebaliknya, semakin kecil indentasi
kornea akan semakin kecil skala yang terbaca,
artinya semakin tinggi TIO.
Tonometer Schiftz
Tonometer Schiftz
• Faktor – faktor yang dapat menjadi sumber kesalahan
dalam pemeriksaan tonometer Schiftz adalah rigiditas
okular, perubahan volume darah, ketebalan kornea dan
efek Moses yang ditemukan pada tekanan mata yang
rendah. Pada rigiditas okular yang rendah tonometer
Schiftz tidak dapat digunakan demikian juga pada
penderita dengan infeksi mata, pasca operasi dan alergi
terhadap obat anestesi.
Teknik Pengukuran Tonometer Schiftz
• Pemeriksa menjelaskan teknik pemeriksaan dan
penggunaan anestesi topikal sehingga tidak akan terasa
sakit.
• Pasien berbaring dan difiksasi pada target di atas misalnya
lampu atau tanda di langit-langit atau dapat pula meminta
pasien untuk mengangkat tangannya lalu ibu jari dijadikan
sebagai titik fiksasi.
• Teteskan anestesi topikal misalnya propakain 0,5%.
• Kalibrasi tonometer pada plat yang sudah tersedia lalu
bersihkan tonometer tip dengan kapas alkohol dan
keringkan di udara.
• Pemeriksa membuka mata pasien tanpa menekan bola mata
lalu tonometer diletakkan di atas kornea. Tonometer harus
sejajar dengan apeks kornea. Selain itu pemeriksa harus
hati-hati tidak menekan bola mata dengan tonometer.
Teknik Pengukuran Tonometer Schiftz
• Nilai TIO yang terukur jika skala terbaca antara 0,25 unit.
Jika fluktuasi skala lebih besar maka nilai pengukuran
yang diambil adalah nilai tengah skala. Jika skala yang
terbaca kurang dari 3 maka digunakan beban yang lebih
berat.
• Pengukuran diulang 3 kali dengan perbedaan kurang dari
0,5 unit.
• Rata-rata skala yang terbaca dikonversi ke dalam
milimeter Hg menggunakan diagram konversi yang telah
tersedia.
Teknik Pengukuran Tonometer Schiftz
Tonometer Non Contatc (air-puff)
• Prototipe tonometer non contact pertama kali
diperkenalkan oleh Grolman tahun 1970. Tonometer ini
mengukur TIO tanpa menyentuh mata.
• Alat ini menggunakan udara untuk mendatarkan kornea
lalu mengukur waktu dan jumlah energi yang diperlukan
untuk mendeformasi kornea. Hasil dari alat ini sangat
bervariasi dan TIO kadang terukur lebih tinggi terutama
bila TIO > 20 mmHg, namun alat ini relatif mudah dipakai
sehingga dapat digunakan untuk memeriksa pasien
dalam jumlah banyak seperti pada skrining glaukoma.
Alat ini mempunyai kalibrasi internal.
Tonometer Non Contatc (air-puff)
• Tonometer non contact memiliki beberapa kelebihan
dibandingkan tonometer yang memerlukan kontak
dengan kornea yaitu dapat digunakan pada penderita
dengan aberasi kornea, alergi terhadap obat tetes topikal,
infeksi mata dan baru saja menjalani operasi.
• Tonometer non contact mengukur TIO dengan cepat
sehingga dapat terjadi variasi tiap kali pengukuran. Jika
pengukuran dilakukan segera setelah mengedip dan saat
puncak pulsasi okular atau siklus respirasi maka hasil
pengukuran akan tinggi. Oleh karena itu pengukuran
dengan menggunakan alat ini harus diulang 3 – 4 kali.
Tonometer Non Contatc (air-puff)
• Seluruh tonometer non contact menginterpretasi
pengukuran bardasarkan refleksi dari image kornea,
karenanya sulit mengukur TIO penderita dengan
permukaan kornea yang abnormal. Selain itu penderita
yang tidak dapat memfiksasi mata dengan baik misalnya
nistagmus tidak dapat diukur dengan alat ini.
Teknik Pemeriksaan Tonometer Non
Contatc (air-puff)
• Instrumen yang menghadap ke kornea dibersihkan
dengan antiseptik misalnya alkohol
• Pasien dalam posisi duduk lalu mata melihat ke depan
• Setelah didapatkan posisi yang tepat (sentral), tombol
pengukuran ditekan
• Pengukuran diulang beberapa kali
• Pemeriksa membaca hasil pemeriksaan pada hasil print
out.
Tonometer Non Contatc (air-puff)
Pengukuran TIO dengan palpasi
• Pengukuran TIO di daerah dengan fasilitas kesehatan
yang sederhana biasanya menggunakan tonometer
Schiftz atau bila tidak ada, dengan cara yang paling
sederhana yaitu palpasi atau digital atau finger tension.
• Namun keakuratan pengukuran TIO dengan palpasi
sangat tergantung pada pengalaman dokter dalam
menilai kekenyalan bola mata. Selain itu, nilai yang
didapat pada penilaian TIO dengan palpasi hanya bersifat
kualitatif. Meskipun demikian cara palpasi masih
bermanfaat pada keadaan yang tidak memungkinkan
penggunaan alat, misalnya konjungtivitis atau infeksi
kornea. Pada keadaan tertentu pengukuran dengan
palpasi masih memberikan hasil memuaskan misalnya
TIO sangat tinggi pada glaukoma akut atau absolut dan
sangat rendah seperti pada ablasio retina.
Cara Pengukuran TIO dengan palpasi
• Penderita dan pemeriksa duduk berhadapan
• Mata penderita melihat ke bawah tetapi tidak dipejamkan
• Kedua jari telunjuk pemeriksa diletakkan di kelopak mata
atas tepat di bawah rima orbita lalu ditekan hingga
permukaan sklera terasa.
• Satu jari telunjuk sebagai fiksasi dan telunjuk lainnya
ditekan, bergantian hingga keadaan tekanan bola mata
dapat dirabarasakan.

 Penilaian: N (normal), N+ (meningkat) dan N-


(menurun).
Terimakasih 

Anda mungkin juga menyukai