Anda di halaman 1dari 6

Ketika sebuah virus dengan risiko penularan tinggi menyebar, perusahaan perlu mengambil tindakan

pencegahan untuk melindungi karyawan mereka. Karyawan yang sakit atau berisiko terpapar virus harus
tinggal di rumah. Jika memungkinkan, perusahaan harus menawarkan peluang bai karyawan untuk
dapat bekerja dari rumah.

Karyawan dengan gejala akut penyakit pernapasan (misalnya, batuk atau sesak napas) atau mereka yang
tiba-tiba sakit pada hari itu harus segera dipisahkan dari karyawan lain dan diijinkan pulang.

Perusahaan harus menyediakan sistem ventilasi udara agar udara segar dapat terjaga di tempat kerja
maupun di ruang-ruang pertemuan sosial.

Perusahaan harus menyediakan fasilitas untuk kebersihan seperti air bersih, sabun dan handuk kertas.

Di dalam kantor, tisu pembersih dan desinfektan harus tersedia dan digunakan secara teratur.

Semua area kerja dan sekitarnya harus dibersihkan secara rutin.

Karyawan yang sehat namun memiliki keluarga sakit dengan COVID-19 harus memberi tahu atasan
mereka.

Para atasan harus mengidentifikasi posisi relevan dalam prose kerja sehingga penggantinya dapat diatur
sedemikian rupa. Dengan cara ini, karyawan yang absen tidak akan membahayakan atau mempengaruhi
fungsi seluruh organisasi.

Bekerja dari rumah

Setiap perusahaan diwajibkan untuk melakukan telecommuting atau konferensi video agar
memungkinkan karyawan bekerja dari rumah. Perhatian khusus harus diberikan kepada karyawan yang
lebih rentan terserang penyakit, misalnya karyawan yang berusia lebih tua, karyawan hamil dan
karyawan yang memiliki penyakit medis.

2. Mengurangi durasi dan kedekatan interaksi fisik

Jika terdesak dan wajib melakukan pertemuan fisik, pastikan jumlah peserta dapat dibatasi dan durasi
diperpendek. Karyawan juga dapat disebar ke lebih dari satu tempat pertemuan, dan dihubungkan
melalui konferensi video atau konferensi jarak jauh. Jika memungkinkan, perusahaan dapat
menyediakan ruang pertemuan yang lebih luas secara terpisah setidaknya satu meter dari ruang kerja
dan ruang rapat.
Social Distancing

3. Penyesuaian jam kerja

Perusahaan didorong untuk menyesuaikan ulang jam kerja karyawannya. Tindakan ini bertujuan untuk
mengurangi kemungkinan karyawan menumpuk di ruang-ruang umum seperti pintu masuk / keluar, lift,
dapur kecil / kantin dll. Selain itu cara ini juga menghindari karyawan yang menggunakan transportasi
umum untuk bepergian dari dan ke tempat kerja pada jam sibuk .4. Menunda atau mengurangi hal yang
kurang begitu penting

Perusahaan dapat mengurangi kegiatan yang kurang begitu penting seperti beberapa perayaan di kantor
seperti pesta ulang tahun kantor, syukuran atau banyak lainnya. Jika acara tersebut tidak dapat ditunda,
perusahaan harus membatasi acara ini tidak lebih dari 250 karyawan pada suatu titik waktu dan
menerapkan tindakan pencegahan seperti pemeriksaan suhu / kesehatan dan pendaftaran online.

Perusahaan juga harus mengurangi kepadatan peserta dan meningkatkan ventilasi udara selama acara
berlangsung. Misalnya dengan memberikan jarak satu meter pada setiap bangku karyawan. Disarankan
untuk menghindari kontak langsung dengan orang lain seperti berjabat tangan dan lain sebagainya.

5. Menerapkan atau meningkatkan pengaturan shift

Perusahaan dapat mempertimbangkan penempatan karyawan dalam shift, sambil memperpanjang jam
operasional untuk mempertahankan hasil produksi. Perusahaan harus mempertimbangkan pemisahan
karyawan secara jelas pada shift yang berbeda, layaknya menerapkan tindakan manajemen lalu lintas
manusia dan meningkatkan pembersihan area umum di setiap shift.

Sulitnya Berkomunikasi
Saat work from home diberlakukan maka yang terjadi adalah interaksi tatap muka hilang. Perusahaan
pun takut ini bisa menyebabkan kesulitan dalam berkomunikasi. Sebenarnya ada beragam jalan keluar
ketika interaksi tatap muka hilang. Misalnya dengan video call maupun conference call.

Hanya saja, tidak semua karyawan nyaman dengan cara tersebut.

Sulit Mengawasi Karyawan

Risiko karyawan work from home lainnya adalah sistem bekerja. Bekerja di kantor dengan di rumah
sangat berbeda terutama yang menyangkut soal pengawasan. Supervisor tak bisa langsung mengawasi
kinerja karyawan saat bekerja di rumah. Ini adalah tantangan bagi perusahaan untuk mengevaluasi
kinerja karyawannya.

Biasanya, perusahaan yang menggunakan cara lama tentu kesulitan mengawasi kinerja karyawannya
yang bekerja dari rumah. Perusahaan tidak tahu apakah karyawan tersebut memang bekerja di rumah
atau justru bepergian dan menghabiskan waktu di mal untuk berbelanja dan berkumpul bersama teman.

Berkurangnya Produktivitas dan Reliabilitas

Menerapkan work from home juga berisiko mengurangi produktivitas karyawan. Alasannya, tidak ada
pengawasan langsung dari perusahaan. Bisa saja perusahaan menganggap karyawan justru sibuk
bermain game, menonton film, hingga pergi bersenang-senang saat jam kerja. Ini dikhawatirkan
mengurangi produktivitas kerja.

Belum lagi ada anggapan, pekerjaan yang seharusnya bisa diselesaikan 1 jam di kantor justru bisa
memakan waktu hingga 5 jam saat dikerjakan dari rumah. Kepercayaan yang kuat diperlukan disini,
sehingga tidak ada lagi dugaan dari perusahaan kepada karyawannya

1. Kehilangan motivasi kerja

Setelah berbicara soal keuntungan work from home, kali ini Anda mesti tahu kerugian yang bisa saja
ditimbulkan.
Salah satu kerugian work from home adalah seseorang bisa kehilangan motivasi kerja. Alasannya cukup
beragam, misalnya suasana kerja tidak seperti yang diharapkan, suasana rumah tidak seperti kantor,
terdistraksi oleh media sosial dan hiburan lainnya, dan sebagainya.

Baca juga: Santai Libur Lebaran Tapi Tetap Produktif? Baca 5 Buku Inspiratif Ini

Ketika kehilangan motivasi kerja, sebaiknya Anda beristirahat sejenak dan tidak memaksakan diri.
Apabila Anda memaksakan diri, justru mood untuk bekerja akan semakin hilang.

Sejenak alihkan pikiran Anda pada hal-hal yang disukai. Pikirkan kembali soal apa yang ingin Anda raih
pada hari itu. Pelan-pelan selesaikan pekerjaan Anda. Jika sudah, tidak ada salahnya memberi reward
pada diri sendiri.

2. Biaya listrik dan internet di rumah membengkak

Ketika bekerja di kantor, perusahaanlah yang menanggung biaya listrik dan internet. Namun, berbeda
halnya ketika karyawan bekerja di rumah, karena kemungkinan biaya listrik dan internet akan
membengkak lantaran pemakaian terus-menerus.

Guna meminimalisir kerugian work from home ini, sebaiknya Anda memang memiliki budget khusus
supaya tagihan tidak membengkak.

3. Timbul masalah keamanan data

Koneksi W-Fi di rumah sangat lambat? Ya, dalam keadaan tertentu, mungkin Anda perlu untuk
menggunakan akses internet di area publik. Namun, sebaiknya berhati-hati, ya. Sebaiknya tidak
memberikan alamat email atau nomor ponsel ketika hendak mengakses Wi-Fi publik gratis karena dapat
menimbulkan masalah keamanan data.
Di sisi lain, ketika sedang work from home, kuncilah selalu laptop yang dimiliki dan berhati-hatilah ketika
membuka dokumen atau ketika sedang memasukkan kata sandi.

4. Komunikasi yang kurang lancar dengan rekan

Idealnya, meeting di kantor sering dilakukan dengan tatap muka di satu ruangan khusus. Akan tetapi,
ketika work from home, mau tak mau karyawan harus mengandalkan teknologi untuk berkomunikasi
dengan rekan lainnya.

Jangan khawatir, teknologi zaman sekarang sudah canggih dan dapat diandalkan. Jika ingin
berkomunikasi dengan rekan lain entah untuk diskusi, meeting, atau brainstorming, manfaatkanlah
social messenger atau Slack. Jika ingin conference call, andalkanlah Zoom, Skype, atau Google Hangouts.

Meminimalisir kerugian work from home ternyata tidak sulit, kan?

5. Stres karena tuntutan pekerjaan

Ketika meminta karyawan bekerja di rumah, bukan berarti perusahaan akan melepaskan karyawan
begitu saja. Ada perusahaan yang meminta karyawan mereka untuk menuliskan to do list mereka setiap
hari, lalu menuliskan output-nya ketika pekerjaan sudah selesai agar lebih mudah di-track.

Ini adalah salah satu cara yang bisa dilakukan setiap pebisnis untuk tetap memantau kinerja
karyawannya dari jarak jauh.

Nah, apabila Anda ingin memantau bisnis dari mana pun dan kapanpun, Andalkan saja aplikasi kasir
Moka. Kami menyajikan berbagai data penjualan yang bisa Anda manfatkan untuk menganalisis strategi
bisnis selanjutnya.

Baca juga: 6 Tips Kelola Waktu Cuti Libur Lebaran Para Karyawan Anda
Untuk menghindari kerugian work from home lainnya adalah Anda sebagai pemilik bisnis dapat
memberikan informasi secara transparan mengenai kondisi bisnis saat ini. Katakan kepada keryawan
bahwa Anda membutuhkan dedikasi dan kerja sama mereka agar kondisi bisnis yang sedang tidak
menentu semakin buruk.

6. Tidak semua pekerjaan bisa dilakukan dengan konsep ini

Pada kenyataannya, tidak semua perusahaan dapat menerapkan prinsip work from home, seperti yang
dianjurkan oleh pemerintah. Katakanlah, Anda memiliki kedai kopi. Tentu tidak mungkin menutup kedai
Anda karena hal tersebut hanya akan semakin mengurangi pendapatan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai