Anda di halaman 1dari 3

Andi Muhammad Farhan

XI.IPA 2
Tahun 2017
PELANGI SETELAH BADAI
Zahra dan Yunita adalah sahabat sejak kecil, sampai sekarang mereka selalu bersama.
Mereka bahkan tidak pernah berpisah sekolah sejak SD hingga bekerja. Kawan kawan
mereka bahkan menjulukinya dengan pasangan sejati. Meskipun mereka selalu bersama,
Zahra dan Yunita terlahir dari latar belakang yang berbeda dalam hal ekonomi. Zahra adalah
anak orang kaya sehingga kehidupannya tidak terlalu berliku, sementara Yunita adalah anak
yang berkehidupan serba cukup ayahnya telah meninggal sejak dia menempuh pendidikan
kuliah di IAIN Alauddin Makassar jurusan Bahasa Inggris dan Ibunya mengalami kecelakaan
yang mengakibatkan luka parah dikakinya sehingga tak bisa berjalan. Tentu ini menjadi
cobaan berat bagi Yunita untuk terus melanjutkan pendidikannya sambil menghidupi
keluarganya di kampung. Namun, Zahra tetap setia dengan Yunita meskipun mereka berbeda
latar belakang, mungkin ini salah satu nikmat tuhan yang diberikan untuk Yunita yaitu
kehadiran seorang sahabat yang selalu setia menemaninya.
Setelah menyelesaikan pendidikannya dan menjadi sarjana lulusan terbaik di
kampusnya, Yunita bermaksud untuk mencari pekerjaan sebagai seorang guru bahasa inggris
guna mencukupi kehidupan keluarga namun ini juga menjadi cita-cita Yunita yaitu menjadi
guru bahasa inggris. Tak mudah bagi Yunita untuk mendapatkan lowongan pekerjaan di kota
besar seperti Makassar, akhirnya Yunita memutuskan untuk kembali ke kampung halaman
untuk mengabdi dan mencari pekerjaan. Dengan semangat yang tinggi serta kerja keras,
akhirnya Yunita mendapat pekerjaan disalah satu sekolah besar di kota Sengkang yaitu
menjadi guru honorer pelajaran bahasa inggris. Walaupun menjadi honorer dengan gaji yang
tidak tetap Yunita sangat bersyukur dan menjalankan pekerjaan ini dengan giat agar dapat
memenuhi kebutuhan keluarga.
Yunita hidup bersama keluarganya yaitu Ibu dan ke 2 saudaranya. Yunita memiliki 4
saudara namun kedua kakaknya telah memiliki kehidupan baru bersama pasangannya di luar
kota. Keadaan seperti inilah yang membuat Yunita harus menghidupi Ibu dan kedua adiknya.
Dimana lagi Ibunya yang sakit sakitan dan setiap hari harus diobati melengkapi cobaan
Yunita dalam hidupnya. Namun semua itu dapat dilalui Yunita dengan penuh semangat dan
itu semua sudah menjadi kebiasaan Yunita karena telah dilakukan setiap hari. Namun, Yunita
juga memiliki kesulitan dalam mencukupi kehidupan keluarganya karena gaji yang
didapatkan sebagai honorer belum mampu mencukupi untuk biaya sekolah kedua adiknya
dan pengobatan Ibunya belum lagi makanan sehari-hari. Yunita bahkan mencari pekerjaan
sampingan sebagai tenaga pekerja tempat kursus bahasa inggris untuk mencukupi
kekurangannya.
Tidak puas dengan itu, Yunita juga mencoba keberuntungan untuk mendaftar calon
pegawai negeri sipil dan mengakhiri honornya. Namun, tidak semudah membalikkan tangan
untuk terpilih menjadi CPNS. Berawal ketika Yunita mengurus semua berkas berkas sebagai
syarat pendaftaran CPNS , Yunita akhirnya kembali ke kota Makassar untuk mengesahkan
semua berkas berkasnya tentu saja Yunita tidak sendirian dia ditemani sahabat sejatinya yaitu
Zahra dalam perjalananya mengurus semua kelengkapan berkas Yunita untuk mendaftar
CPNS. Setibanya di Makassar Yunita dan Zahra langsung pergi ke kantor untuk mengurus
pengesahan berkasnya hanya butuh waktu 3 hari untuk mengurus semua itu. Setelah
semuanya selesai Yunita dan Zahra memutuskan untuk kembali ke kota Sengkang untuk
mengumpul berkas-berkas pendaftaran CPNS Yunita tak lupa Yunita juga singgah ke toko
ole ole di Makassar dan membeli makanan makanan khas untuk adik dan Ibunya di rumah.
Zahra dan Yunita naik bus menuju ke Pangkep untuk menjenguk omnya yang selalu
menemani Yunita ketika kuliah untuk menjaga keamanan Yunita menaruh berkasnya di
sandaran kursi yang ia duduki dan barang barang bawaanya ditaruh dibagasi mobil. Setibanya
di Pangkep semua barang bawaan Yunita telah diturunkan dan bergegas menemui Omnya,
akan tetapi alangkah celakahnya Yunita lupa mengambil berkas yang ia telah urus berhari
hari untuk pendaftaran CPNS di bus yang ia tumpangi tadi tentunya keadaan seperti ini
menambah penderitaan Yunita. Yunita bahkan telah memerintahkan omnya untuk mencari
semua bus yang singgah di Pare Pare dan mencari berkas Yunita. Namun nasi sudah menjadi
bubur, berkas Yunita sudah hilang dan pupuslah sudah harapan Yunita menjadi PNS,
akhirnya Yunita pulang ke Sengkang dengan hati yang penuh kesedihan dan kekecewaan.
Yunita bahkan menangis dihadapan Ibunya dan meminta maaf karena harapannya menjadi
PNS telah hilang. Namun Ibunya selalu menyemangati Yunita untuk selalu semangat dan
yakin bahwa Takdir tidak akan lari kemana.
2 tahun kemudian, Yunita mendapat telpon dan tidak lain dari mantan pacar Yunita
sewaktu kuliah. Namanya adalah Rahmat, dia memberitahukan Yunita kabar gembira yaitu
dia melihat brosur yang menyatakan berita kehilangan berkas berkas atas nama Yunita.
Tentunya ini membuat hati Yunita senang dan kembali memunculkan harapan untuk menjadi
PNS. Maka bergegaslah Yunita menjemput berkasnya dengan membawa berbagai ucapan
terimakasih dan uang syukur untuk orang yang telah menemukan berkasnya.
Sepulangnya dari mengambil berkasnya maka muncullah semangat baru dan harapan
baru bagi Yunita untuk kembali mendaftar menjadi calon PNS di daerahnya. Setelah semua
sudah diurus dengan baik maka berangkatlah Yunita ke kantor pendaftaran untuk mengurus
registrasi dan pendaftarannya, namun apa yang terjadi Yunita harus kembali bersabar karena
dia tidak disambut dengan baik oleh pegawai kantor disana bahkan salah satu dari mereka
menuyuruh Yunita untuk menyerah saja menjadi PNS karena kemungkinannya sangatlah
kecil bagi Yunita untuk terpilih menjadi pegawai negeri. Namun karena tekad dan semangat
tinggi, akhirnya Yunita memberanikan diri untuk masuk ke dalam kantor untuk mengurus
pendaftaranya dan semua berkasnya diterima dengan baik oleh pegawai disana, tanpa
memikirkan hasilnya Yunita sudah merasa lega karena telah mengumpul berkasnya soal
hasilnya Yunita menyerahkannya kepada yang kuasa.

3 bulan kemudian keluarlah pengumuman hasil pendaftaran calon pegawai negeri dan
tak disangka oleh Yunita namanya ada disalah satu deretan nama yang terpilih menjadi calon
pegawai negeri, tentunya Yunita sangat bersyukur karena perjuangan dan tekadnya selama ini
untuk menjadi PNS berbuah baik. Ibu Yunita pun sangat bangga atas pencapaiannya anaknya.
Namun kebahagiaan itu hanya sebentar, duka baru kembali menghadiri Yunita. Ibu
kandungnya yang selama ini ia rawat dengan penuh kesabaran dan kasih sayang berpulang
kerahmatullah. Yunita sangat terpukul dengan kejadian tersebut karena ibunya tidak sempat
melihat anaknya menjadi PNS. Maka Yunita harus melanjutkan hidup bersama saudara
saudaranya tanpa Ibu dan Bapak. Hal tersebut sangat membuat hati Yunita sulit untuk
kembali semangat seperti sedia kala lagi.
Namun Yunita adalah wanita yang telah allah ciptakan dengan penuh semangat dan
tekad tinggi, setelah semua cobaan dan kesedihannya berakhir maka Yunita kembali
menjalani hidupnya seperti biasa dan sekarang dia sudah menjadi pegawai negeri yang siap
mengabdi sebagai tenaga pengajar untuk Indonesia. Yunita yakin dibalik dahsyatnya badai
yang menerpah selalu ada pelangi yang akan mewarnai akhirnya.

Anda mungkin juga menyukai