Anda di halaman 1dari 2

[Perjuangan Gadis Remaja]

[Sub Indonesia]

Ada sebuah cerita. Ada seorang gadis remaja, yang tinggal masih bersama orang tuannya di
pelosok desa. Sebut saja namanya si Minah. Minah adalah gadis pendiam, senyumannya menawan
dan menyejukkan, pancaran wajahnya sungguh mempesona, aura dalam dirinya sedikit menonjol
walau pun ada aura lain yang lebih kuat.
Minah gadis desa yang tumbuh di lingkungan yang dia rasakan tidak begitu menginspirasi,
menyenangkan, bahkan membuatnya betah. Lingkungan sekitar tempat tinggal Minah tidak begitu
memperhatikan pendidikan, apalagi untuk anak-anaknya, mereka seperti tidak memikirkan masa
depan untuk anaknya kelak. Rata-rata orang tua memberikan kebebasan sejak anak sudah lulus SD,
bahkan saat SD pun mereka tidak begitu senang mendampingi belajar atau pun memberikan
motivasi.
Minah seperti merasakan tekanan lingkungan dan psikologis, tapi Minah selalu memendam
sendiri perasaaanya sehingga menjadi semacam tekanan batin. Ketika kelas 4 SD dia ingin keluar
dari desanya menempuh pendidikan jauh dari rumah dan mendapatkan lingkungan baru. Sampai
akhirnya baru ke wujudkan saat sudah lulus SD. Minah melanjutkan pendidikannya di pondok
pesantren sampai lulus SMA/MAN sederajat.
Menjelang hari hari terakhir di sekolah menengah Minah mempunyai keinginan untuk bisa
lanjut ke perguruan tinggi, dan lingkungan nya pun ikut mendukung harapan itu, hanya saja
lingkungan sekitar rumah ingin menghentikan mimpi itu. Mereka menganggap anak perempuan
tidak perlu untuk mendapatkan pendidikan yang tinggi-tinggi karena unjung-ujungnya akan
berakhir di dapur dan mengurus keluarga.
Hambatan dan kurangnya dukungan dari keluarga terus saja ada, mereka ingin menghentikan
apa yang Minah inginkan, walaupun itu orang luar sekalipun. Mereka beranggapan bahwa sekolah
di perguruan tinggi selalu mengeluarkan uang yang cukup banyak, tidak setara dengan pendapatan
orang desa yang hanya bekerja sebagai petani dan kuli cangkul saja.
Kegigihan dan tidak mendengarkan ocehan tetangga Minah dapat melanjutkan studinya sampai
ke perguruan tinggi dengan beasiswa gratis sampai akhir.

Nb:
Dapat diambil kesimpulan bahwa kita sebagai anak perempuan tidak harus selalu berdiam diri di
rumah dan tidak mengenal dunia luar yang begitu hangat, kejam dan membosankan.

Untuk dapat menempuh pendidikan anak perempuan tidak boleh dipinggirkan, justru harus menjadi
yang terdepan.

Anda mungkin juga menyukai