ILMU BUDAYA
2
Lihat Robbins, Stephen P., Judge, Timothy A. (2008: 126-127), bahwa kepribadian adalah
keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Lihat
pula Agus Maladi Irianto dkk. (2005), bahwa kepribadian adalah suatu totalitas psikofisis
yang kompleks dari individu, sehingga nampak dalam tingkah lakunya yang unik. Lihat
juga Gerald (2009) Personality is defined as the characteristic set of behaviors, cognitions, and
emotional patterns that evolve from biological and environmental factors.
3
Lihat kata palariang, ilariang dan silariang dalam Gising (2009). Kata palariang mengan-
dung pengertian, seorang laki-laki membawa lari anak gadis, baik suka sama suka mau-
pun ada unsur paksaan (penculikan). Demikian pula dengan kata ilariang dapat diarti-
kan, seorang anak gadis dibawa lari oleh seorang laki-laki atas persetujuannya sendiri
atau ia diculik dan/atau dibawa paksa oleh seorang laki-laki. Sementara itu, silaring
adalah sebuah tindakan kabur oleh dua orang berbeda jenis dengan tanpa persetujuan
keluarga pihak perempuan.
6
Lihat Smith (1990: 62-63) ekologi budaya atau antropologi ekologi memusatkan per-
hatiannya pada hubungan antara populasi manusia dengan lingkungannya dan
menyiapkan seperangkat pembahasan tentang masyarakat dengan kebudayaannya
sebagai produk adaptasi dengan kondisi lingkungannya. Orlove (1980) menunjukkan,
bahwa isu sentral ekologi budaya adalah hubungan antara lingkungan, dinamika
kependudukan atau demografi dengan kebudayaan dan organisasi sosialnya.
alasan: 1) seolah-olah berbagai bentuk etnografi yang ada bukan sains dan 2) karena
istilah itu mengacu pada klasifikasi dan taksonomi-suku bangsa dianggap sebagai ilmu
pengetahuan (science). Kiranya, label etnosains cukup tepat sebagaimana label yang
diberikan kepada etnobotani, etnografi dan sebagainya.
8
Lembaga sosial (social intitutions) terdiri dari sekelompok orang yang telah berkumpul
untuk tujuan bersama. Institusi-institusi ini merupakan bagian dari tatanan sosial
masyarakat dan mereka mengatur perilaku dan harapan individu. Lihat juga Mali-
nowski (1948) mendefinisikan institusi sebagai sekelompok orang yang dipersatukan
oleh kepentingan bersama, diberkahi oleh peralatan material, mengikuti peraturan
tradisi atau kesepakatan mereka (piagam) dan berkontribusi terhadap karya budaya
secara keseluruhan. Menurut Barnard (2004) lembaga adalah sistem hubungan sosial
untuk memenuhi berbagai kebutuhan manusia.
yang digunakan oleh R. F. Benediet (dalam Koentjaraningrat, 2003: 57). Menurut Abu
Hamid (2003), etos adalah sifat, karakter, kualitas hidup, moral dan gaya estetik, serta
suasana hati seseorang atau masyarakat. Etos berada pada lingkaran etika dan logika
yang bertumpu pada nilai-nilai dalam hubungannya dengan pola-pola tingkah laku dan
rencana-rencana manusia. Etos memberi warna dan penilaian terhadap alternatif pe-
kerjaan baik atau buruk.
10
Belajar harus dibedakan dengan pelatihan. Belajar (learn) adalah proses dimana suatu
mahluk menginternalisasikan berbagai macam pola kelakuan yang diperlukan untuk
hidup. Bagi mahluk manusia proses belajar itu berarti juga proses sosialisasi dan proses
enkulturasi disamping proses internalisasi (Koentjaraningrat, 2003:). Pelatihan adalah suatu
proses untuk mengubah suatu bentuk kebiasaan (habit) menjadi kebiasaan lainnya untuk
mencapai kesempurnaan. Pembelajaran umumnya mengarah pada pemahaman simbol-
simbol (symbols), sedangkan pelatihan mengarah pada tanda-tanda (sign).
11
Lihat Kuran Timur (2007) bahwa, proses integrasi budaya dapat memicu ketegangan
sosial, seperti tercermin dalam kampanye gerakan anti-globalisasi. Gerakan ini menim-
bulkan persepsi, bahwa pengaruh lintas budaya mendukung penyebaran satu budaya
tertentu dengan mengorbankan orang lain.
12
Istilah paradigma pertama kali digunakan oleh Thomas Kuhn (1922-96) dalam buku The
Structure Of Scientific Revolution tahun 1962 untuk merujuk pada kerangka teoretis di
mana semua pemikiran dan praktik ilmiah beroperasi. Paradigma adalah persepsi atau
pandangan intelektual, yang diterima oleh individu atau masyarakat sebagai contoh,
model, atau pola yang jelas tentang bagaimana segala sesuatu bekerja di dunia
21
Etnosentrisme (Keesing, 1992: 250) memandang cara hidup bangsa lain berdasarkan
asumsi, kebiasan, dan nilai-nilai budaya sendiri. Haviland (1993: 355) melihat etnosen-
trisme sebagai kepercayaan, bahwa kebudayaan sendiri dalam segala hal lebih tinggi
daripada semua kebudayaan lain. Lawan dari etnosentrisme adalah relativisme budaya
(Keesing, 1992: 250) yaitu pandangan etis yang memperjuangkan, bahwa budaya hanya
dapat dipahami dan dinilai berdasarkan norma dan nilai-nilainya sendiri. Lihat pula
Haviland dan Soekardjo (1993: 355) tentang relatifisme kebudayaan.
24
Dogmatis adalah sikap atau perilaku seseorang yang didasari oleh kepercayaan tertentu
dengan sangat kuat dan tidak dapat diubah atau tidak dapat disesuaikan dengan Kenya-
taan yang ada, sehingga orang tersebut tidak toleran dan terbuka dengan keberadaan
ataupun pendapat yang berbeda dari orang lain atau lingkungan sekitarnya.
REFERENSI
Abu, Hamid. 2003. Metodologi Penelitian Sosial: Suatu Strategi, Teknik dan
Taktik Wawancara. Makassar: Program Pasca Sarjana Unhas.
______. 2003. Siri' & Pacce: Harga Diri Manusia Bugis. Makassar, Mandar dan
Tatot. Makassar: Pustaka Refleksi.
Adimihardja, Kusnaka. 2004. Dampak Teknologi Terhadap Kebudayaan di Indo-
nesia: Sistem Pengetahuan Lokal dan Pembangunan Masyarakat Desa.
Bandung (diakses Desember 2004).
______. 1999. Sistem Pengetahuan Lokal dan Pembangunan Masyarakat Desa Di
Indonesia, Jurnal Ekologi dan Pembangunan (Ecology and Develop-
ment) No 2 terbitan bulan Mei 1999 – Ekologi Industri: Menuju Pem-
bangunan Ekonomi Berkelanjutan (Industrial Ecology: Towards a
Sustainable Economic Development). Bandung: PPSDAL.
Agus Maladi Irianto. 2005. Pencarian Identitas dan Integrasi Kebudayaan pada
Masyarakat Multikultural. Seminar Internasional Keanekaragaman
Budaya Sebagai Perekat Keutuhan Bangsa Menuju Indonesia Baru.
Lustrum VIII Fakultas Sastra UNDIP di Semarang tanggal 8
September 2005.
Alan Barnard. 2004. History and Theory in Anthropology. United State of
America : Cambridge Press.
Al-Barry Yacub Dahlan, M.. 2000, Kamus Sosiologi dan Antropologi.
Surabaya: Indah.
Arensberg C. 1940. Theoretical Contribution of Industrial and Development
Studies. In Applied Anthropology in America, ed. E. M. Eddy and
W. Patridge, pp. 49-78 New York: Columbia University Press.
Arzaki Djalaluddin, dkk..2001. Nilai-Nilai Agama dan Kearifan Budaya Lokal:
Suku Bangsa Sasak dalam Pluralisme Kehidupan masyarakat. Nusa Teng-
gara Barat: Relawan untuk Demokrasi dan HAM (REDAM).
Benedict, Ruth. 1946. The Chrysanthemum and the Sword. Boston: Houghton
Mifflin.
Culture
Cultural
knowledge
Cultural
behavior
Cultural
artifact
26
Lihat Fox, Robin (1967: 30) sistem kekerabatan adalah jaringan hubungan sosial yang
membentuk bagian penting dari kehidupan semua manusia di semua masyarakat,
meskipun arti persisnya bahkan dalam disiplin ini sering diperdebatkan. Menurut Robin,
studi tentang kekerabatan adalah studi tentang apa yang dilakukan manusia dengan fakta-
fakta dasar kehidupan: pernikanan, reproduksi, kehamilan, orang tua, sosialisasi,
persaudaraan, dan sebagainya.
28
Penggunaan istilah kacamata elang di sini mengacu pada ketajaman penglihatan
seekor elang yang mampu mengindentifikasi mangsanya dalam jarak pandang yang
sangat jauh. Ketajaman penglihatan tersebut disebabkan oleh adanya kebebasan untuk
mem-bidik mangsanya dalam berbagai sudut. Sebaliknya, pemakaian istilah kacamata
bendi di sini dimaksudkan untuk menggambarkan pemahaman yang sempit dan hanya
satu arah oleh seseoang, seperti halnya seekor kuda yang dipasangi alat pembatas
penglihatan ketika sedang menarik gerobak yaitu hanya depan dan belakang saja.
29
Lihat Alan Barnard (2004: 196), cultural studies the discipline concerned with the study of
mass culture, popular culture, etc. Although it touches on anthropological interests, it has its
origins in and its most direct links with literary criticism and sociology.
REFERENSI
BAB III
MEKANISME PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN
33
Seleksi alam memiliki konsep: spesies yang berhasil beradaptasi dengan baik akan
terus bertahan hidup, sedangkan yang tidak dapat beradaptasi akan punah. Seleksi alam
yang dimaksud dalam teori evolusi adalah teori bahwa makhluk hidup yang tidak
mampu beradaptasi dengan lingkungannya lama kelamaan akan punah. Yang tertinggal
hanya-lah mereka yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Sesama makhluk
34
Evolusi divergen terjadi ketika dua spesies yang berbeda berbagi nenek moyang yang
sama tetapi memiliki karakteristik yang berbeda satu sama lain. Ini mungkin adalah
jenis evolusi yang pertama terlintas dalam pikiran ketika topik evolusi muncul.
Sebaliknya, Evolusi konvergen adalah proses organisme tidak berhubungan, dan
mengalami evolusi ciri yang mirip sebagai hasil beradaptasi dengan lingkungan.Ini
adalah kebalikan dari evolusi divergen, yang merupakan evolusi ciri yang berbeda.
35
Hak ulayat adalah kewenangan, yang menurut hukum adat, dimiliki oleh masyarakat
hukum adat atas wilayah tertentu yang merupakan lingkungan warganya, di mana
kewenangan ini memperbolehkan masyarakat untuk mengambil manfaat dari sumber daya
alam, termasuk tanah, dalam wilayah tersebut bagi kelangsungan hidupnya.
berbahaya bagi Hitler, selain orang Jews, orang Slavia dan kaum homoseksual.
37
Kesuburan tanah adalah kemampuan suatu tanah untuk menghasilkan produk tanaman
yang diinginkan, pada lingkungan tempat tanah itu berada. Kesuburan tanah adalah
terdapatnya cuku unsur hara tanah di dalamnya. Unsur hara adalah adalah beberapa
nutrisi yang sangat penting bagi tanaman yang meliputi unsur hara makro maupun mikro.
Unsur hara yang terkandung di dalam tanah akan memberikan nutrisi penuh, sehingga
tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik
38
Totem menurut William A Haviland (1993: 117) adalah lambang yang mengandung
arti religius, biasanya berupa binatang, tetapi kadangkadang, tumbuhan, unsur unsur
alam, atau benda alam. Lihat juga Koentjaraningrat (2003 238) totemisme sebagai suatu
sistem religi yang terdiri dari kelornpok-kelompok kekerabatan unilinea dan
berdasarkan keyakinan bahwa warga kelompok-kelompok unilineal tersebut keturunan
dewa-dewa nenek moyang dan sistem kekerabatan yang sama
40
Ekologi sosial (social ecology) menurut Koentjaraningrat (2003: 49) ekologi sosial adalah
ilmu yang mempelajari penduduk dengan lingkungan alamnya, teknologinya, dan
masyarakat manusianya.
41
Ekologi manusia (human ecology) menurut Koentjaraningrat (2003: 49) adalah ilmu yang
mempelajari proses adaptasi manusia terhadap lingkungannya sejak 1,5 juta tahun yang
lalu, yaitu sepanjang sejarah kehidupan homonimid.
45
Evolusi konvergen Evolusi konvergen adalah munculnya individu dengan bentuk
morfologi yang mirip walaupun berasal dari garis keturunan yang berbeda.
46
Evolusi paralel atau divergen adalah munculnya individu yang memiliki bentuk
morfologi berbeda walaupun berasal dari garis keturunan yang sama. Evolusi paralel
juga dapat diartikan sebagai kelangsungan terdapatnya perbedaan mantap dalam
evolusi ciri antara dua garis filogeni yang tidak berkerabat dan pemerolehan secara
terpisah sifat ciri turunan berasal dari leluhur bersama oleh dua atau lebih keturunan.
48
Banyak kuliner orang Jawa yang merasuk kemana-mana dibawah oleh para pedagang
kaki lima hingga kepelosok-pelosok tanah air. Berbagai macam produk, seperti bakso
tahu goreng (batagor), bakso tusuk (cilok), tahu isi, mie bakso, nasi goreng bakso,
pangsit, mie goren atau kuah, kwiteau, gado-gado, tempe goreng, pisang molen dan
sebagainya. Bahkan terakhir diperkenalkan beragam nasi: nasi kuning, nasi goreng
merah, nasi hijau, nasi uduk, nasi tumpeng, nasi bakar, nasi campur, nasi remes dan
sebagainya.
52
Lihat Haviland (1988: 263), bahwa adisi (additions) merupakan proses akulturasi yang
mengakibatkan terjadinya penambahan unsur-unsur atau kompleks-kompleks baru
dalam kebudayaan lainnya.
53
Lihat Haviland (1988: 263), bahwa substitusi dalam akulutrasi merupakan pergantian
atau unsur atau kompleks yang sudah ada oleh ynng lain ynng mengambil alih
fungsi, dengan perubahan struktur minimal.
54
Asimilasi (cultural assimilations) adalah pembauran dua kebudayaan yang disertai
dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaan baru.
Suatu asimilasi ditandai oleh usaha-usaha mengurangi perbedaan antara orang atau
kelompok. Untuk mengurangi perbedaan itu, asimilasi meliputi usaha-usaha mem-
pererat kesatuan tindakan, sikap, dan perasaan dengan memperhatikan kepentingan
serta tujuan bersama.
2. Enkulturasi
Menurut Smith (1990: 92), bahwa enkulturasi pertama kali diperkenal-
kan di Amerika Serikat, yang dalam antropologi budaya sebagai pengganti
atau alternatif dari pemakaian istilah sosialisasi (socialization). Sosialisasi
menurut Koentjaraningrat (2003: 221) merupakan prosese seorang individu
belajar berinteraksi dengan sesamanya di dalam suatu masyarakat menurut
sistem nilai, norma dan adat istiadat yang mengatur masyarakat yang ber-
sangkutan. Dalam aplikasinya, kedua istilah tersebut tidak terlalu menam-
pakkan perbedaan yang menyolok. Enkulturasi digunakan untuk menjaga
kelasiman dari konsep budaya di dalam antropologi Amerika Serikat
BAB IV
IIMU BUDAYA DAN KAJIAN INTERDISIPLINER
60
Lihat Garfinkel (1974) ethnomethodology adalah studi tentang metode yang digunakan
orang untuk memahami dan menghasilkan tatanan sosial di mana mereka tinggal. Ini
secara umum mencari alternatif dari pendekatan sosiologis arus utama. Dalam
bentuknya yang paling radikal, ia menimbulkan tantangan bagi ilmu-ilmu sosial secara
keseluruhan. Di sisi lain, penyelidikan awal mengarah pada pembentukan analisis
percakapan, yang telah menemukan tempatnya sendiri sebagai disiplin yang diterima di
dalam akademi. Menurut Psathas, adalah mungkin untuk membedakan lima
pendekatan utama dalam keluarga disiplin ethnomethodologi.
b) Politeisme-Gambaran Umum
Politeisme adalah kepercayaan dan penyembahan banyak dewa.
Biasanya, dewa-dewa ini dibedakan berdasarkan fungsi-fungsi tertentu dan
sering mengambil karakteristik manusia. Ini terutama berlaku di Yunani
dan Romawi kuno. Dalam budaya politeistik lainnya seperti Mesir kuno,
dewa mengambil bentuk dan karakteristik benda-benda yang ditemukan di
alam, termasuk pohon, ramuan suci, ternak, hewan dan hewan peliharaan
manusia.
Kepercayaan pada beberapa dewa adalah hasil dari kepercayaan
sebelumnya pada roh, mahluk gaib dan kekuatan supranatural lainnya.
Sistem kepercayaan ini mirip dengan animisme, pemujaan leluhur dan
totemisme. Akan tetapi, dalam politeisme, kekuatan-kekuatan supranatural
64
Fakta sosial (social fact) adalah sebuah fakta yang berkenaan dengan hakekat interaksi,
nilai dan proses sosial yang dapat diidentifikasikan (Al-Barry, 2000: 81). Koentjara-
ningrat dkk. (2003: 61) memandang fakta sosial sebagai fakta yang berhubungan dengan
gejala masyarakat.
67
Lihat Soerjani dkk. (2006: 6-7) tentang empat tingkatan yang harus dijaga untuk
kelangsungan hidup dibumi ini, yaitu: 1) Atmosfer yaitu ruang angkasa berisi ozon
yang menjaga sinar ultra violet matahari yang berbahaya bagi kehidupan ekosistem di
dunia, 2) ekosfer adalah alam jagad berupa bumi tempat manusia dan mahluk hidup
darat lainnya melangsungkan kehidupannya, 3) Hidrosfe yaitu dunia kehidupan di
dalam air tawar dan laut dan 4) Litosfer yaitu kehidupan di dalam tanah dan lapisan
pada bumi.
74
Orang Kajang merasa tidak lengkap atau tercela dalam pelaksanaan hajatan atau
upacara adatnya, apabila tidak satupun dari pemangku adat yang menghadirinya. Ia
pun mersa dikucilkan dalam pergaulan dengan sesama masyarakatnya. Bagi yang tidak
bertahan dengan sanksi sosial (social sanction) banyak diantara mereka yang melakukan
migrasi atau merantau keluar daerah lain, bahkan pindah ke Malaysia.
75
Ohang atau owang sejenis uang kerajaan Belanda sebesar 25 sen atau di Pasar Balagana
ohang tersebur diberi nilai Rp. 3000 per keping.
76
Menurut Smith (1990 : 97) studi etnoekologi menunjukkan, bahwa pengetahuan lokal
tentang ekologi sering komplek dan rumit sifatnya, misalnya, kasus di lingkungan
ekosistem hutan tropis di Amazon Basin dimana pengelolaan lahan dilakukan secara
tradisional dalam mempertahankan ekosistem hutan tropisnya selama ratusan tahun
yang lalu. Sistem ini sangat kontradiktif dengan hasil penghancuran yang dilkukan oleh
pendatang dalam kasus lingkungan yang sama pula.
80
Sibernetika (Cybernetics) adalah sekelompok sub-disiplin yang saling berhubungan
untuk mengolah informasi, pengendalian informasi, sistem umpan balik informasi, dan
seterusnya. Dalam artian umum, sibernetik adalah sebuah ilmu pengetahuan tentang
sistem komunikasi dan informasi, mengenai sistem biologis dan intelegensi buatan
(Keesing, 1999: 248-249). Fokus utama sibernetika adalah sistem kontrol, sistem
komunikasi dan sistem kontrol umpan balik informasinya (Lincoln, 1981 : 61).
81
Lihat Hari Poerwanto (2000: 32-33), bahwa pendekatan baru dalam etnografi dikenal
dengan metode 'ethnoscience'. Sekalipun demikian orang berpendapat, bahwa peng-
gunaan istilah tersebut kurang tepat untuk dua alasan: 1) seolah-olah berbagai bentuk
etnografi yang ada bukan sains dan 2) karena istilah itu mengacu pada klasifikasi dan
taksonomi suku bangsa dianggap sebagai ilmu pengetahuan (science). Kiranya, label
etnosains cukup tepat sebagaimana label yang diberikan kepada etnobotani, etnografi
dan sebagainya.
82
Lihat Ellen (2000: 2) tentang sistem pengetahuan lokal (local knowledge system). Istilah-
istilah seperti; sistem pengetahuan indigenus (indigenous knowledge) disingkat IK, sistem
pengetahuan teknik indigenus (indigenous technical knowledge) disingkat ITK dan sistem
pengetahuan lingkungan indigenus (indi-genous environmental atau ecological knowledge)
disingkat TEK tidak memperlihatkan perbedaan yang signifikan, karena sering
digunakan secara bersubstitusi.
Sintagmatis Semantis
83
Etos kebudayaan (cultural ethos) adalah sifat, nilai dan adat istiadat khas yang memberi
watak kepada kebudayaan suatu masyarakat. Etos berarti pandangan hidup yang khas
suatu golongan sosial. Etos sinonimi dengan konfigurasi (patterns culture) yang diguna-
kan R. F. Benediet (Koentjaraningrat, 2003 : 57). Menurut Abu Hamid (2003), etos adalah
sifat, karakter, kualitas hidup, moral dan gaya estetik, serta suasana hati seseorang atau
masyarakat. Etos berada pada lingkaran etika dan logika yang bertumpu pada nilai-nilai
dalam hubungannya dengan pola tingkah laku dan rencana manusia. Etos memberi
warna dan penilaian baik atau buruk pekerjaan. Etos kerja bisa diartikan sebagai suatu
sikap dan kehendak secara sukarela, tanpa dipaksa dan didorong oleh adanya ke-
untungan dan harapan. Etos berkaitan dengan moralitas, meskipun tidak identik. Sikap
moral mengarah pada orientasi terhadap norma-norma yang harus ditaati, sedang etos
kerja adalah sikap kehendak yang diperlukan untuk kegiatan tertentu.
84
Beberapa istilah dalam semiotika yang perlu dibedakan, yaitu: indeks mengacu pada
hubungan ekstensial antara signifier dengan signified (asap sebagai indeks dari api),
ikon mengacu pada hubungan kemiripan antara signifier dengan signified (dalam
onomatopea bunyi kokkotek untuk ayam betina), tanda adalah guratan yang tampak pada
permukaan bersifat konvensional (lampu merah, hijau dan kuning pada lampu
trafficlight), dan simbol mengacu pada konsep yang melatari tanda yang sifatnya abstrak,
misalnya harus berhenti ketika lampu merah menyala pada trafficlight.
Awareness
Reproduction
Ecology Core
Ecology
Production
REFERENSI
BAB VI
TOKOH DAN TEORI DALAM ILMU BUDAYA
91
Matrilineality adalah penelusuran keturunan melalui garis perempuan. Ini juga dapat
berkorelasi dengan sistem kemasyarakatan di mana setiap orang diidentifikasi dari garis
keturunan ibu. Segala bentuk pewarisan ditentukan berdasarkan ibu, sehingga matriline
adalah garis keturunan dari nenek moyang perempuan ke di mana individu dalam
semua generasi yang berkuasa adalah ibu. Dalam sistem keturunan matrilineal, seorang
individu dianggap sebagai kelompok keturunan yang sama dengan ibu mereka.
93
Menurut informasi data arkeologi, bahwa diduga gerabah pertama kali dikenal pada
masa neolitik (kira-kira 10.000 tahun SM) di daratan Eropa dan mungkin pula sekitar
akhir masa paleolitik (kira-kira 25.000 tahun SM) di daerah Timur Dekat. Menurut para
ahli kebudayaan, gerabah merupakan kebudayaan yang universal (menyeluruh), artinya
gerabah ditemukan di mana-mana, hampir di seluruh bagian dunia. Perkembangannya
bahkan juga penemuannya muncul secara individual di tiap daerah tanpa harus selalu
mempengaruhi. Mungkin juga masing-masing bangsa menemukan sendiri sistem
pembuatan gerabah tanpa adanya unsur peniruan dari bangsa lain.
95
Suku (tribe) adalah istilah yang didefinisikan secara longgar yang digunakan untuk
menunjukkan berbagai organisasi sosial yang ada di antara kelompok-kelompok
pencari-berburu.
97
99
Kepribadian (Jack David Eller, 2009) is the ways of thinking, feeling, and behaving
characteristic of a particular individual. Lihat juga Gising (2009), bahwa istilah persona-
lity berasal dari kata latin persona yang berarti topeng atau kedok, yang dipakai oleh
pemain-pemain panggung. Kedok tersebut menggambarkan perilaku, watak dan
pribadi seseorang. Bagi bangsa Roma, persona berarti bagaimana seseorang tampak pada
orang lain.
101
Child rearing dalam kamus Inggris (…….) disebutkan, the work of taking care of children
until they are old enough to take care of themselves. Lihat Brooks (posting 28 September 2012)
parenting or child rearing is the process of promoting and supporting the physical, emotional,
social, and intellectual development of a child from infancy to adulthood. Parenting refers to the
aspects of raising a child aside from the biological relationship.
102
Dorongan seks atau gairah sex (Basrah, 2017) adalah suatu energi yang timbul dalam
pikiran untuk menyalurkan hasrat birahi sebagai akibat dari adanya stimuls dari sesuatu
yang mampu meningkatkan libido.
103
Lihat penjelasan Reber Arthur S. dan Reber Emily S. (2001) tentang pendapat Freud
mengenai libido. Sigmund Freud mendefinisikan libido sebagai energi atau daya insting
yang terkandung dalam identifikasi yang berada dalam komponen ketidaksadaran. Ia
menunjukkan, bahwa dorongan libidinal ini dapat bertentangan dengan perilaku yang
beradab. Kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan masyarakat dan pengendalian
libido menyebabkan ketegangan dan gangguan dalam diri individu, mendorong untuk
digunakannya pertahanan ego untuk menyalurkan energi psikis dari kebutuhan yang
tidak terpenuhi, yang kebanyakan tidak disadari ini ke dalam bentuk lain. Penggunaan
berlebihan dari pertahanan ego menyebabkan neurosis (stress).
105
Functionalism (Smith, 1990: 126) sebuah perspektif yang menekankan fungsi pabean atau
institusi sosial. Dalam antropologi, hal ini terutama mengacu pada perspektif B. Mali-
nowski (dianggap fungsionalis murni) atau A. R. Radcliffe-Brown (seorang struktural
fungsionalis).
106
Istiah yang sama yaitu subsistanec fund (Kotak, 1991: 260) di seluruh dunia, orang
mencurahkan sebagian waktu dan tenaga untuk membangun dana subsisten (lihat juga
Wolf, 1996). Dengan kata lain, mereka harus bekerja untuk makan, untuk mengganti
kalori yang mereka gunakan dalam aktivitas sehari-hari. Orang juga harus berinvestasi
dana pengganti energei yang mereka telah keluarkan. Lihat Gising (2009), bahwa
ekonomi subsitaensi adalah produksi hanya dipergunakan untuk konsumsi sendiri. Jadi,
jenis ekonomi ini tidak berorientasi pasar.
107
Kontrol Sosial (Jack David Eller, 2009: 408) adalah fungsi sosial politik dan umum untuk
mendapatkan anggota kelompok, agar sesuai dengan harapan dan peraturan dan untuk
mematuhi otoritas. Termasuk menanamkan nilai sosial, sekaligus hukuman penyim-
pangan dari harapan. Lihat Martin Asher (2010) teori kontrol dalam sosiologi adalah
gagasan, bahwa dua sistem kontrol --- kontrol batin dan kontrol luar --- bekerja melawan
kecenderungan seseorang untuk melakukan penyimpangan.
108
Lihat Peace Dialogue yang diprakarsai UN News Center. UN, n.d. Web. 02 Jan. 2015,
bahwa integrasi sosial difokuskan pada kebutuhan untuk bergerak menuju masyarakat
yang aman, stabil dan adil dengan memperbaiki kondisi disintegrasi sosial dan
pengucilan sosial --- fragmentasi sosial, pengecualian dan polarisasi, serta dengan
memperluas dan memperkuat kondisi integrasi sosial --- menuju hubungan sosial yang
damai dengan koeksistensi, kolaborasi dan kohesi.
109
Solidaritas (Barnard dan Spencer, 2002: 569, 858 dan 916 adalah kesatuan (kelompok
atau kelas) yang menghasilkan kesatuan kepentingan, tujuan, standar dan simpati. Ini
mengacu pada ikatan dalam masyarakat yang mengikat orang bersama-sama menjadi
satu. Dalam masyarakat sederhana, hal itu mungkin terutama didasarkan pada
kekerabatan dan nilai bersama. Dalam masyarakat yang lebih kompleks ada berbagai
teori mengenai apa yang berkontribusi pada rasa solidaritas sosial.
110
Solidaritas mekanis (Barnard dan Spencer, 2002: 569, 858 dan 916) adalah versi
Durkheim tentang perpecahan besar antara tradisional dan modern. Masyarakat
berdasarkan solidaritas mekanis kuran mampu menguraikan kompleksitas internal dan
pembagian kerja, namun lebih berdaya guna dalam membahas kolektif kesadaran yang
mampu memperstukan keberagaman mereka. Masyarakat modern, sebaliknya, ditandai
oleh solidaritas organik (kebalikan solidaritas mekanik), yang disatukan berdasarkan
saling ketergantungan mereka.
111
Perdebatan tentang pengetahuan social telah terjadi jauh sebelumnya muncul tulisan
tentang social knowledge sejak tahun 1960-an hingga 1970-an. Penggunaan pengetahuan
sosial yang diperdebatkan tersebut ditengarai telah terkontaminasi dengan unsur-unsur
politik dan ekonomi (Alan Barnard and Jonathan Spence, 2002: 162 dan 932).
114
Cultural ecology (Alan Barnar, 2004) adalah studi tentang hubungan antara budaya dan
alam, terutama dalam perspektif teoretis Julian Steward.
P = ET
Note:
a. E adalah ukuran energi yang dikonsumsi per kapita per tahun.
b. T adalah Ukuran efisiensi dalam memanfaatkan energi yang dimanfaat-
kan.
c. P mewakili tingkat perkembangan budaya dalam hal produk yang diha-
silkan.
Dengan kata-katanya sendiri: the basic law of cultural evolution was
culture evolves as the amount of energy harnessed per capita per year is increased,
or as the efficiency of the instrumental means of putting the energy to work is
increased. Oleh karena itu, kita dapat mengatakan bahwa kemajuan dan
perkembangan kebudayaan dipengaruhi oleh peningkatan sarana mekanis
yang dengannya energi bisa dimanfaatkan seiring dengan peningkatan
jumlah energi yang digunakan. Meskipun White berhenti dengan harapan,
bahwa teknologinya adalah obat mujarab untuk semua masalah yang
mempengaruhi umat manusia, seperti yang dilakukan oleh para utopia
teknologi. Teorinya memperlakukan faktor teknologi sebagai faktor ter-
penting dalam evolusi masyarakat. Hal ini serupa dengan gagasan dalam
karya Gerhard Lenski, teori skala Kardashev astronom Rusia bernama
Nikolai Kardashev dan beberapa gagasan tentang singularitas teknologi.
Leslie A. White juga memberikan kontribusi penting dalam pemaham-
an kita terhadap sifat dan tujuan antropologi sebagai suatu aktifitas ilmiah.
Dia menemukan sebuah hukum dalam perkembangan ilmu pengetahuan.
Menurut hukum ini, ilmu pengetahuan mulai dan berkembang lebih pesat
dalam area dimana tindakan manusia pada prinsipnya tidak penting dan
menjadi lamban di dalam sebuah area dimana tindakan manusia menjadi
rumit. Astronomi adalah area pertama menjadi sebuah ilmu pengetahauan.
Ilmu budaya dimulai dan dikembangkan kemudian. Kulturologi, seperti
yang disebutkan oleh White sebagai ilmu budaya (science of culture) diang-
gapnya sebagai langkah terakhir alam ilmu evolusi. Kulturologi sebagai
studi kebudayaan, yang menurut White, dapat mengungkapkan lebih
banyak tentang perilaku manusia dibandingkan dengan cabang-cabang
ilmu lainnya, seperti sosiologi dan psikologi.
Reakasi pengikut Boas terhadap ahli-ahli komparatif dan teori evolusi
begitu kuatnya, sehingga selama lebih setengah abad lamanya tidak ada
teori evolusi yang dikembangkan di Amerika Serikat. Adalah White dengan
teori energinya dalam kaitannya dengan teknologi dan kebudayaan, yang
116
Etrocentrism (Jack David Eller, 2009: 397) is the attitude or belief that one’s own culture
is the best or only one, and that one can understand or judge another culture in terms of
one’s own.
117
Hermenuitika menurut Smith (1990: 136) adalah the original meaning of this term is the
interpretation of sacred texts. It has been extended within philosophy and the social sciences to
mean the interpretation of or the search for meaning in texts, in human existence, in society,
and so on. hle philosopher Martin Heidegger employed the term to mean the understanding of
the world as the object of human thougtu and action. Hans Georg Gadamer (1979) proposed
hermeneutics as a method for tile social sciences, in opposition to cientism.
ablineal relative A blood relative (e.g., a cousin) who is neither in ego’s line of descent nor
the brother or sister of one who is (cf. colineal relative, collateral relative).
action-centred approaches Approaches which emphasize social action over social struc-
ture, such as transactionalism.
action theory: A perspective within the process approach in which the focus is on the stra-
tegies of individuals for gaining and maintaining power.
age-area hypothesis Wissler’s notion that older culture traits tend to be those on the peri-
phery of a culture area, rather than in the centre. His hypothesis is based on the
idea that things are invented in the centre and diVuse outwards.
agenda hopping D’Andrade’s notion of researchers changing their interests when old
paradigms yield fewer and fewer insights (cf. Kuhnian)
age set A category of people united by common age, often those initiated into adulthood at
the same time.
age-set system: In some societies, all those who undergo puberty initiation at the same
time form a coherent group that passes through different statuses and roles toge-
ther. In tribal societies, this can be an important pantribal sodality that overrides
kinship loyalties and unites the wider group.
androcentric Male-centred.
animism A belief in a spiritual presence within things such as rocks and trees.